| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Katekismus: TIGA PENGERTIAN GEREJA


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 213

Seri Katekismus
TIGA PENGERTIAN GEREJA

Syalom aleikhem.
Kristus adalah terang bangsa-bangsa. Kristus adalah Kepala Gereja, dan Gereja adalah Tubuh Mistik-Nya. Karena itu, Gereja tidak punya terang selain terang Kristus. Para bapa Gereja suka menggambarkan keadaan itu dengan bulan yang terangnya adalah pantulan cahaya matahari.

Selain bergantung kepada Kristus, Gereja juga bergantung kepada Roh Kudus, sumber dan pemberi segala kekudusan. Gereja itu kudus karena dianugerahi kekudusan, dikuduskan oleh Roh Kudus. Karena itu, kepercayaan bahwa Gereja adalah satu, kudus, katolik, dan apostolik tak dapat dipisahkan dari kepercayaan akan Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Kata “gereja” berakar pada kata Yunani ekklesia (dari kata kerja ekkalein yang artinya ‘memanggil keluar’), kata ini pula yang biasa dipakai dalam Alkitab. Harafiah ekklesia berarti ‘pertemuan rakyat, terutama yang bersifat religius. Dalam Alkitab Perjanjian Lama bahasa Yunani (LXX), kata ini sering dikenakan bagi bangsa terpilih yang berkumpul di hadapan Allah, terutama dalam pertemuan di Sinai ketika umat Allah Perjanjian Lama, umat Israel, menerima hukum dan dijadikan bangsa kudus oleh Allah. Umat Kristen perdana, yaitu zaman Para Rasul, memandang diri pengganti pertemuan itu, dan karena itu menamakan diri “Gereja” (Ekklesia).

Dalam tradisi Kristen, kata “Gereja” bermakna ‘pertemuan liturgis’, juga ‘jemaat setempat’ atau ‘seluruh persekutuan kaum beriman’. Gereja dalam arti pertemuan liturgis dapat ditemukan pada 1Kor. 11:18. Rasul Paulus menyebutkan adanya pertemuan peribadatan zaman itu yang kini kita kenal dengan sebutan Misa. Gereja dalam arti jemaat setempat dalam dilihat pada 1Kor. 1:2. Rasul Paulus menyapa umat setempat, yaitu umat di kota Korintus, yang zaman sekarang dapat kita samakan (bandingkan) dengan suatu keuskupan. Gereja dalam arti seluruh persekutuan kaum beriman tercatat pada 1Kor. 15:9; pada masa sekarang dapat dibandingkan dengan Gereja Universal (Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik yang mencakup seluruh dunia).

Ketiga pengertian di atas tak terpisah satu dengan yang lain. Gereja adalah umat beriman di seluruh yang dihimpun oleh Allah (baca: umat Katolik seluruh dunia), yaitu umat yang terdiri atas jemaat-jemaat setempat (baca secara analogis: keuskupan-keuskupan) dan menjadi nyata wujudnya dalam pertemuan liturgis (baca: Misa dan perayaan sakramen-sakramen). Itulah Gereja.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 748 – 752

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

PS 857 - Mazmur Tanggapan Minggu Prapaskah IV Tahun C

Senin, 01 April 2019 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Senin, 01 April 2019
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Jikalau Tuhan itu cinta, maka cinta itu tidak ada batasnya, sebab Tuhan tidak dapat diukur dengan batas-batas. (St. Leo Agung) 
 
Antifon Pembuka (Mzm 31(30):7-8)

Aku berharap pada-Mu, ya Tuhan. Aku hendak bersorak dan bergirang atas kerahiman-Mu, sebab Engkau mengindahkan kehinaanku

As for me, I trust in the Lord. Let me be glad and rejoice in your mercy, for you have seen my affliction.


Doa Pembuka

Ya Allah, dunia Kauperbarui dengan karya penebusan-Mu yang mengagunkam. Semoga umat-Mu Kaulimpahi bantuan-Mu untuk menghadapi tugas-tugasnya di dunia dan mempersiapkan diri akan kebahagiaan surgawi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (65:17-21)
  
 
"Tidak ada kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erang."
  
Beginilah firman Allah, "Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru! Hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi di dalam hati. Bergiranglah dan bersorak-sorai untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan. Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorai, dan penduduknya penuh kegirangan. Aku akan bersorak-sorai karena Yerusalem dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan, dan bunyi erang pun tidak. Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk. Sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk. Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku
atau: Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas.
Ayat. (Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b; R: 2a)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihani oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan menjelang pagi ada sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari. Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian Allah akan menyertai kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (4:43-54)
 
"Lihat anakmu hidup."
 
Sekali peristiwa, Yesus berangkat dari Samaria dan pergi ke Galilea. Sebab Ia sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. Setelah Yesus tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan Yesus di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu. Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, yang anaknya sedang sakit. Ketika pegawai itu mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya, lalu meminta supaya Yesus datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. Maka kata Yesus kepadanya, "Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya." Pegawai istana itu berkata kepada-Nya, "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka, "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya, "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya. Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
   
Pada masa kini kiranya cukup banyak orang yang suka mencemarkan nama baik orang lain yaitu dengan 'ngrumpi atau ngrasani', bahkan mengaduk-aduk aib keluarga orang lain menjadi tontonan menarik. Misalnya, acara di TV infotainment. Banyak yang suka, padahal itu sering tidak mendidik.

Apa yang dibicarakan? Pada umumnya orang membicarakan kekurangan, kelemahan dan dosa orang lain. Orang yang berbuat demikian berarti merendahkan orang lain. Kita sering mendengar bisik kurang sedap, baik itu tentang suaminya, istrinya, mertua, kepala sekolah, pimpinan komunitas bahkan sampai pastornya dipergunjingkan.
 
"Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati" (Yes 65:17). Tuhan tidak akan mengingat-ingat lagi kesalahan dan dosa-dosa kita masa lalu, maka sebagai orang beriman kita dipanggil juga untuk tidak mengingat-ingat kesalahan, dosa dan kekurangan orang lain maupun diri kita sendiri, dengan kata lain di dalam hidup sehari-hari hendaknya kita senantiasa berpikiran positif. Semoga kebiasaan berpikir positif ini sedini mungkin ditanamkan atau diajarkan pada anak-anak di dalam keluarga dan tentu saja antara lain dengan teladan konkret dari orang tua atau bapak dan ibu. Apa yang telah dibiasakan di dalam keluarga tersebut hendaknya kemudian diperdalam dan diteguhkan di dalam sekolah-sekolah dan lingkungan-lingkungan Anda.     (RENUNGAN PAGI).
 
Antifon Komuni (Yeh 36:27)

Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

I will place my spirit within you and make you walk according to my laws;
and my judgments you shall keep and observe, says the Lord.
    
Percayalah! Orang yang sungguh-sungguh rendah hati akan diberi Tuhan hati yang damai dan pasrah, yang membuat mereka lebih bahagia dari orang yang diberi kenikmatan rohani. Sebab seringkali, Tuhan memperuntukkan kemanisan ini bagi jiwa-jiwa yang paling lemah. (Sta. Theresia dari Avila, Puri Batin, ruang ketiga I, 9)

Minggu, 31 Maret 2019 Hari Minggu Prapaskah IV

Minggu, 31 Maret 2019
Hari Minggu Prapaskah IV

Selama Masa Prapaskah, organ dan alat musik lainnya hanya boleh dimainkan untuk menopang nyanyian, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV) dan hari raya serta pesta yang terjadi dalam masa ini. (Pedoman Umum Misale Romawi, 313 D)
    
Antifon Pembuka (Yes 66:10-11)

Bersukacitalah bersama Yerusalem, dan berhimpunlah, kamu semua yang mencintainya; bergembiralah dengan sukacita, hai kamu yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak-sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu.

Lætare Ierusalem: et conventum facite omnes qui diligitis eam: gaudete cum lætitia, qui in tristitia fuistis: ut exsultetis, et satiemini ab uberibus consolationis vestræ.
   
Doa Pembuka

Ya Allah, dengan pengantaraan Sabda-Mu Engkau telah memulihkan hubungan damai dengan umat manusia secara mengagumkan. Kami mohon, berilah agar umat kristiani, dengan cinta bakti yang penuh semangat dan iman yang hidup, bergegas menyongsong hari-hari raya yang akan datang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yosua (5:9a.10-12)
 
"Umat Allah memasuki tanah yang dijanjikan, dan merayakan Paskah."
  
Sekali peristiwa, setelah Yosua selesai menyunatkan seluruh bangsa, berfirmanlah Tuhan kepada Yosua, “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir dari padamu.” Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho. Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga. Pada keesokan harinya, setelah mereka makan hasil negeri itu, manna tidak turun lagi. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul:9a)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:17-21)
 
"Allah mendamaikan kita dengan diri-Nya lewat Kristus."
 
Saudara-saudara, barangsiapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama telah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang. Semuanya ini datang dari Allah yang telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dengan perantaraan Kristus dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya lewat Kristus tanpa memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 15:18)
Baiklah aku kembali kepada bapaku dan berkata, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan bapa."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)
 
"Adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali."
  
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku’. Lalu ayahnya membagi-bagi harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya, ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’ Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya, ‘Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa.’ Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, kenakanlah kepadanya; pasanglah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan selamat.’ Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, “Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun untuk dia.’ Kata ayahnya kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
  
Dalam banyak kesempatan, saya sering (melihat ketika bertemu, mereka ada yang melambaikan tangan, atau memanggil nama, kemudian cipika-cipiki atau tepika-tepiki (tempel pipi kanan, tempel pipi kiri). Ada kalanya disertai senyum lebar, dan berlanjut dengan cerita sambil berjalan menuju ke tempat tertentu. Pada saat yang demikian itu, dialami kegembiraan, ketenangan, kepercayaan, kedekatan, atau bisa juga saat itu merupakan penemuan kembali seorang sahabat yang telah lama tidak berjumpa. Pertemuan/perjumpaan itu sering begitu berarti, sehingga duduk sambil bercerita meskipun sudah sekian jam, rasanya baru sekejap saja. Mereka tidak ingin segera berpisah atau pulang meninggalkan rekan/sahabat yang baru saja dijumpai itu. Situasi seperti itu diungkapkan melalui syair “kemesraan ini janganlah cepat berlalu”, dalam lagu “kemesraan”. Mereka merasa aman, damai dan penuh dengan persaudaraan. Mereka mengalami kemesraan.

Dalam bacaan Injil, kita menemukan keputusan si bungsu untuk berdamai. ia kembali ke rumah bapanya, karena dia rindu untuk mengalami “kemesraan” (aman, damai, dan penuh kasih persaudaraan). Dia mau didamaikan dengan Allah. Ayahnya pun sudah tidak sabar “lagi untuk menjemput dan menemukan anak itu. Dia berlari mendapatkan anak itu, lalu merangkul dan mencium dia. Ada kegembiraan dan sukacita. (Mgr. NAS/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019) 
 
  
LAMPIRAN BACAAN TAHUN A
 
Bacaan Injil tentang perempuan Samaria, orang yang lahir buta dan pembangkitan Lazarus yang disediakan untuk Minggu Prapaskah ke-3, ke-4, ke-5 Tahun A, juga dapat dibawakan pada Tahun B dan C, karena amat bermakna bagi inisiasi ke dalam Gereja, terutama di mana ada pelamar baptis. (Missale Romanum, Ordo lectionum Missae, ed altera, Praenotanda, n.97) [Perayaan Paskah dan Persiapannya, No. 24, diberikan di Roma di kedudukan Kongregasi Ibadat Ilahi 16 Januari 1988]
 
  
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (16:1b.6-7.10-13a)
 
  
"Daud diurapi menjadi raja Israel."
  
Setelah Raja Saul ditolak, berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Isilah tabung tandukmu dengan minyak, dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.” Ketika anak-anak Isai itu masuk, dan ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.” Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah berpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.” Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah semua anakmu?” Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan berfirman, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduknya yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:8-14)
  
"Bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu."
  
Saudara-saudara, memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang. Karena terang hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran. Ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya, telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebut saja apa yang mereka buat di tempat-tempat yang tersembunyi sudah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan, “Bangunlah, hai kamu yang tidur, dan bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku akan hidup dalam cahaya abadi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (9:1-41) (Singkat: Yoh 9:1.6-9.13-17.34-38).
  
"Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat."
   
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berjalan lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahir. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus, “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang. Akan datang malam, di mana tak seorang pun dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Sesudah mengatakan semua itu, Yesus meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam.” Siloam artinya “Yang Diutus”. Maka pergilah orang itu. Ia membasuh dirinya, lalu kembali dengan matanya sudah melek. Maka tetangga-tetangganya, dan mereka yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata, “Bukankah dia ini yang selalu mengemis?” Ada yang berkata, “Benar, dialah ini!” Ada pula yang berkata, “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata, “Benar, akulah dia.” Kata mereka kepadanya, “Bagaimana matamu menjadi melek?” Jawabnya, “Orang yang disebut Kristus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku, dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi, dan setelah membasuh diri, aku dapat melihat.” Lalu mereka berkata kepadanya, “Di manakah Dia?” Jawabnya, “Aku tidak tahu.” Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya, “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.” Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu, “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata, “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mukjizat yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu kata mereka pula kepada orang yang tadinya buta itu, “Dan engkau, karena Ia telah memelekkan matamu, apakah katamu tentang Dia?” Jawabnya, “Ia seorang nabi!” Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru sekarang dapat melihat. Maka mereka memanggil orangtuanya dan bertanya kepada mereka, “Inikah anakmu yang kamu katakan lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?” Jawab orang tua itu, “Yang kami tahu, dia ini anak kami, dan ia memang lahir buta. Tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu; dan siapa yang memelekkan matanya, kami juga tidak tahu. Tanyakanlah kepadanya sendiri,sebab ia sudah dewasa; ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.” Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengakui Yesus sebagai Mesias akan dikucilkan. Itulah sebabnya maka orang tua itu berkata, “Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.” Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu, dan berkata kepadanya, “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah: Kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.” Jawabnya, “Apakah Dia itu orang berdosa, aku tidak tahu! Tetapi satu hal yang aku tahu, yaitu: Aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” Kata mereka kepadanya, “Apakah yang diperbuat-Nya kepadamu? Bagaimana Ia dapat memelekkan matamu?” Jawabnya, “Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya. Mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?” Sambil mengejek, orang-orang Farisi berkata kepadanya, “Engkau saja murid orang itu, tetapi kami murid-murid Musa. Kami tahu bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu, kami tidak tahu dari mana Ia datang.” Jawab orang itu kepada mereka, “Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, padahal Ia telah memelekkan mataku. Kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Jawab mereka, “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa, dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar. Yesus mendengar bahwa orang itu telah diusir oleh orang-orang Farisi. Maka ketika bertemu dengan dia, Yesus berkata, “Pecayakah engkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya, “Siapakah Dia, Tuhan, supaya aku percaya kepada-Nya.” Kata Yesus kepadanya, “Engkau bukan saja melihat Dia! Dia yang sedang berbicara dengan engkau, Dialah itu!” Kata orang itu, “Aku percaya, Tuhan!” lalu ia sujud menyembah Yesus. Kata Yesus, “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat, dan supaya yang dapat melihat menjadi buta.” Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ, dan mereka berkata kepada Yesus, “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?” jawab Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa. Tetapi karena kamu berkata, ‘Kami melihat’, maka tetaplah dosamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 3:32-25


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 212

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 3:32-25

Syalom aleikhem.
Mrk. 3:32
Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.”
Et sedebat circa eum turba, et dicunt ei: “ Ecce mater tua et fratres tui et sorores tuae foris quaerunt te ”.

Karena begitu banyak orang di sekitar Tuhan Yesus mendengarkan pengajaran-Nya, Bunda Maria dan para kerabat-Nya sulit bertemu langsung dengan-Nya. Orang-orang di sekitar Tuhan itulah yang memberi tahu-Nya bahwa ibu dan para kerabat-Nya ada di luar, maksudnya di luar rumah tempat Tuhan mengajar. Ayat ini bicara mengenai keadaan nyata waktu itu, tidak lebih.

Terjemahan lain yang mungkin untuk ayat ini: “Pada waktu itu, banyak orang sedang duduk mengelilingi Yesus. Mereka berkata kepada-Nya, “Ibu dan saudara-saudara-Mu berada di luar rumah. Mereka ingin bertemu dengan-Mu.”

Mrk. 3:33
Jawab Yesus kepada mereka: “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?”
Et respondens eis ait: “ Quae est mater mea et fratres mei? ”.


Jawaban Tuhan malah berupa pertanyaan. Jangan heran, Tuhan Yesus bukan sedang bingung mengenai siapa mama-Nya dan para kerabat-Nya, Tuhan tak lupa ingatan. (Hehehe.) Sekilas membaca, orang bisa keliru mengartikan seperti itu, seakan-akan Tuhan Yesus tak kenal siapa ibu-Nya dan siapa para kerabat-Nya. Pertanyaan Tuhan ini justru memuat pengajaran. Kesempatan itu dimanfaatkan Tuhan Yesus untuk mengajarkan seperti apakah dan bagaimanakah orang-orang yang merupakan ibu-Nya dan para kerabat-Nya yang sejati.

Tuhan Yesus mengajarkan kesejatian keibuan dan kekerabatan bagi-Nya, bahwa hubungan rohani jauh melebihi hubungan lahiriah belaka. Ayat selanjutnya akan memperjelaskan hal ini.

Mrk. 3:34
Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!
Et circumspiciens eos, qui in circuitu eius sedebant, ait: “ Ecce mater mea et fratres mei.


Setelah bertanya, Tuhan Yesus memandang sekeliling, memandangi orang-orang yang mengerubungi. Kemudian, Tuhan menyatakan bahwa “ini” ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya. “Ini” di situ artinya “kalian”, yaitu mereka yang waktu itu duduk mengelilingi-Nya.

Mrk. 3:35
Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”
Qui enim fecerit voluntatem Dei, hic frater meus et soror mea et mater est ”.


Ayat ini memperjelas ayat 34. Jelaslah bahwa orang yang melakukan kehendak Allah adalah ibu dan saudara Yesus. Ayat ini bukan ayat yang mengecualikan Bunda Maria, seakan-akan ia “tak diakui” oleh Tuhan Yesus. Justru menegaskan. Bunda Maria melakukan kehendak Allah? Ya, bahkan lebih baik daripada kita. Makin jelaslah bahwa keibuan Maria atas Yesus bukan “hanya” lahiriah, melainkan rohaniah juga. Itu yang lebih penting.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 30 Maret 2019 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Sabtu, 30 Maret 2019
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

“Meskipun Kristus bebas dari dosa, namun Ia menderita. Ia menanggung kesengsaraan salib demi penebusan kita.” (St. Gregorius Agung)
   

Antifon Pembuka (Mzm 103:2-3)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dan jangan lupakan segala kebaikan-Nya. Karena Ia mengampuni segala kesalahan-Mu.

Bless the Lord, O my soul, and never forget all his benefits; it is he who forgives all your sins.


Doa Pembuka


Allah Bapa sumber belaskasih, dengan gembira kami rayakan masa tobat tahunan ini. Kami mempersiapkan diri untuk mengenangkan wafat dan kebangkitan Kristus. Semoga misteri Paskah itu sungguh berpengaruh di dalam hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
     
Bacaan dari Kitab Hosea (6:1-6)
  
 
"Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan."
    
Umat Allah berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia pasti muncul seperti fajar. Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Dan Tuhan berfirman, “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi. Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. Sebab Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=c; 4/4; PS No. 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
atau Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan.
Ayat. (Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
3. Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mzm 95:8ab)
Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.
       
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)
  
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah."
   
Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain. Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
  
   Dalam doanya, orang Farisi itu meninggikan diri sedangkan sang pemungut cukai itu, merendahkan dirinya. Orang Farisi tidak salah karena ia bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezina, dan bukan pemungut cukai. Ia berpuasa dua kali seminggu dan memberikan sepersepuluh dari segala penghasilannya. Lalu mengapa Tuhan tidak membenarkannya? Sebab orang itu meninggikan diri. Hati-hati dengan dosa meninggikan diri karena tidak kelihatan, tetapi efeknya sangat merusak. Tuhan mau kita bersikap rendah hati dan menjadikan sabda Tuhan sebagai tolok ukur menilai diri sendiri, bukan orang lain. Jangan bersyukur karena hidup kita lebih rohani atau lebih diberkati orang lain, tetapi bersyukurlah hidup kita diubah dan ditinggikan Tuhan karena kita merendahkan diri di hadapan-Nya. St. Agustinus berkata, “Kalau kamu memeriksa perkataannya [doa orang Farisi], kamu menemukan bahwa ia tak meminta apapun kepada Tuhan. Memang ia berdoa, tetapi bukannya meminta kepada Tuhan, ia memuji dirinya sendiri; dan bahkan menghina orang yang meminta. Sebaliknya, pemungut cukai itu, terdorong oleh hati nuraninya yang terluka berdiri jauh-jauh, dan oleh kesalehannya ia dibawa mendekat…. Tuhan dekat kepadanya dan mendengarkan dia. Sebab Allah ada di tempat tinggi, namun Ia mendengarkan orang yang rendah itu…. Hati nuraninya membebaninya, namun harapannya mengangkatnya, ia memukul dadanya sendiri, ia menjatuhkan penilaian atas dirinya sendiri. Karena itu Tuhan berkenan kepada orang yang menyesal itu. Kamu telah mendengar tuduhan orang yang sombong itu, dan kamu telah mendengar pengakuan yang rendah hati dari orang yang dituduh itu. Kini dengarkanlah keputusan Sang Hakim: Sungguh Kukatakan kepadamu, orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang yang lain itu tidak” (St. Augustine, Catena Aurea, Luk 18:9-14). 
   
Antifon Komuni (Luk 18:13)

Pemungut cukai berdiri di kejauhan, memukul dadanya dan berkata:
Ya Allah, kasihanilah aku, orang berdosa.

The tax collector stood at a distance, beating his breast and saying:
O God, be merciful to me, a sinner.

Doa Malam

Allah Bapa sumber kebahagiaan, kami bersyukur atas Sabda-Mu dan anugerah-Mu. Kami mohon, perkenankanlah kami menerima maut ataupun hidup sebagai tugas cinta kasih dengan hati yang jujur, seturut Hamba sekalian orang, yaitu Yesus Kristus. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau hidup dan berkuasa dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
 
RENUNGAN PAGI

Seri Liturgi MENGENAL BENTUK MISA (Bagian II)

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 211

Seri Liturgi
MENGENAL BENTUK MISA
Bagian II

Syalom aleikhem.
Dalam Misa Umat Tanpa Diakon, imam sendirian memimpin Kurban Misa. Tugas-tugas khas diakon dilaksanakan (dirangkap) oleh imam. Manakah tugas-tugas khas diakon?

Waktu berarak masuk pada awal Misa, diakon membawa Kitab Injil (Evangeliarium) yang berisi bacaan-bacaan Injil untuk Misa sepanjang tahun. (Nota: Edisi terbarunya dalam bahasa Indonesia berwarna merah, dihiasi tulisan dan gambar keemasan. Lumayan bagus!)

Tiap kali ada pendupaan, diakon membantu imam mengisikan dupa. Tugas lain diakon adalah membacakan Injil. Ini khas sekali sesuai dengan martabat diakonat sebagai pewarta Injil. Jadi, “aslinya” pembacaan Injil itu bukan oleh imam. Untuk gambaran, lihatlah Misa kepausan, selalu diakonlah yang membacakan Injil. Tak pernah Sri Paus sendiri (sebagai imam [sacerdos, bukan dalam arti presbyter] membacakan Injil, atau seorang uskup atau imam; selalu diakon karena memang itulah kekhasannya.

Selanjutnya, saat penyiapan persembahan, diakon menata bejana-bejana suci (piala, patena, sibori) di atas altar, mengisinya dengan anggur dan air, menyiapkan Buku Misa (Missale), dsb. Diakon juga menerimakan Komuni Suci kepada umat. Setelah itu, membereskan altar. Akhirnya, sesudah imam memberkati umat, diakon mengutus umat dengan ite missa est yang harafiahnya berarti ‘pergilah, diutus’. Dari sinilah kita memperoleh istilah “Misa”, nama lain Perayaan Ekaristi.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 29 Maret 2019 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Jumat, 29 Maret 2019
Hari Biasa Pekan III Prapaskah (Hari Pantang)

Gereja Katolik dengan jelas mengajarkan bahwa aborsi merupakan pelanggaran serius terhadap kehendak Allah. Sepanjang tahun saya sebagai Uskup Agung New York, saya telah mengulangi ajaran ini dalam khotbah, artikel, saat wawancara tanpa ragu-ragu atau kompromi apapun. --- Edward Michael Cardinal Egan (2 April 1932 – 5 Maret 2015)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 86(85):8-10)

Tiada dewa yang menyamai Engkau, ya Tuhan, sebab agunglah Engkau dan agunglah karya-Mu. Hanya Engkaulah Allah

Among the gods there is none like you, O Lord, for you are great and do marvelous deeds; you alone are God.


Doa Pembuka

Allah Bapa sumber segala rahmat, curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami. Kami ini sering lemah. Maka, bila kami menyeleweng, bimbinglah kami kembali, agar kami selalu setia kepada perintah-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. 
   

Bacaan dari Kitab Hosea (14:2-10)
   
 
"Kami tidak akan berkata lagi "Ya Allah kami" kepada buatan tangan kami."
    
Beginilah firman Allah, "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Akulah Tuhan, Allahmu, dengarkanlah suara-Ku.
Ayat. (Mzm 81:6c.8a.8bc-9.10-11ab.14.17)
1. Aku mendengar bahasa yang tidak kukenal, "Akulah yang telah mengangkat beban dari bahumu, dan membebaskan tanganmu dari keranjang pikulan; dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau.
2. Aku menjawab engkau dengan bersembunyi di balik badai, Aku telah menguji engkau dekat Meriba. Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, kiranya engkau mau mendengarkan Aku!
3. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah orang asing. Akulah Tuhan Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
4. Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu, Aku akan mengenyangkannya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (bdk. Mat 4:17)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)
  
"Tuhan Allahmu itu Tuhan Yang Esa, kasihilah Dia dengan segenap jiwamu."
   
Sekali peristiwa, datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya, "Perintah manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
   
Tuhan Yesus memberikan perintah utama kepada kita, yaitu perintah kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama (Luk 10:27), maka kita mengetahui bahwa prioritas utama bagi kita adalah mengasihi Allah dan baru kemudian kita mengasihi sesama demi kasih kita kepada Allah.
 
Mengasihi Tuhan "dengan segenap hati" berarti menempatkan segala perasaan, pikiran dan sikap hati kita di bawah kehendak Tuhan.  Mengasihi Tuhan "dengan segenap jiwa" berarti menundukkan segala emosi, aspirasi, dan dambaan kita pada kehendak Tuhan. Mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan artinya dengan kemauan yang sungguh-sungguh dan dengan sikap konsisten, beritikad baik dan berupaya untuk melaksanakan apa yang Tuhan perintahkan. 
 
 Yesus mengajak kita untuk melaksanakan hukum kasih ini, yakni mengasihi Tuhan dan sesama. Yesus sendiri telah melaksanakan hukum kasih ini dalam hidup-Nya. Dia sangat mengasihi Bapa-Nya, karena itu Ia sangat taat kepada kehendak Bapa-nya. Ia juga begitu mengasihi manusia bahkan sampai mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib demi keselamatan manusia. 
Antifon Komuni (Lih. Mrk 12:33)
 
Mencintai Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri sendiri jauh lebih utama daripada segala kurban. 
 
Doa Malam

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, hukum-Mu telah tertanam dalam hati kami dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Kami mohon, berilah kami Roh-Mu, Roh kebenaran dan kedamaian, agar kerajaan-Mu semakin berkembang di dalam diri kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
  
  
RENUNGAN PAG

Seri Katekismus: ROH KUDUS DIALIRKAN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 210

Seri Katekismus
ROH KUDUS DIALIRKAN

Syalom aleikhem.
Sejak awal mula sampai “genap waktunya”, kedua utusan Sang Bapa, yaitu Sang Sabda (Firman) dan Sang Roh, tinggal tersembunyi; keduanya belum dikenal secara jelas oleh umat manusia. Meski tersembunyi, keduanya berkarya nyata di tengah dunia. Dalam diri para nabi Perjanjian Lama, Roh Kudus memberikan inspirasi mengenai Sabda ilahi. Para nabi mengenal Allah dan perkataan-Nya melalui kuasa Roh Kudus yang “bersabda dengan perantaraan para nabi”. Menurut perkataan Allah melalui para nabi dinyatakan bahwa Roh Tuhan akan membarui hati manusia pada “saat-saat terakhir”.

Menjelang hadirnya Sang Mesias, Tuhan Yesus, di muka bumi ini kira-kira dua ribu tahun lalu, hadirlah Yohanes yang kemudian dijuluki Sang Pembaptis. Tokoh ini dipenuhi Roh Kudus sejak ia berdiam di dalam rahim perkandungannya. Ia bagai Elia Sang Nabi yang harus datang lebih dulu mempersiapkan kedatangan Sang Kristus pada “zaman akhir ini”. Karena itu, ia “lebih daripada para nabi”. Ia menyaksikan kuasa Roh Kudus memberitahukan siapa itu Sang Kristus yang pada waktu dibaptis belum dikenal oleh umat manusia, bahkan Yohanes sendiri belum mengenal manakah Sang Kristus itu. Ia pula yang menunjuk kepada Sang Mesias sebagai kurban penebus dosa: “Lihatlah Anak Domba Allah”.

Akhirnya, pada kepenuhan masa, Roh Kudus menyiapkan Sang Perawan Maria dengan rahmat-Nya agar layak menjadi rahim suci bagi Sang Putra ilahi. Dalam diri Perawan Maria, Roh Kudus melaksanakan keputusan Sang Bapa yang maharahim. Bersama dan oleh Roh Kudus, Perawan Maria mengandung dan melahirkan Sang Putra Allah. Dengan kekuatan Roh Kudus dan dengan kekuatan iman, keperawanannya menyediakan “taberkanel sejati” bagi Tubuh Sang Putra. Dalam diri Perawan Maria, Roh Kudus menyatakan Putra Bapa yang sekarang juga menjadi Putra Maria.

Semasa karya Sang Kristus di atas bumi ini, selama Beliau belum dimuliakan melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Beliau belum mewahyukan Roh Kudus secara penuh dan utuh. Barulah setelah saat kemuliaan-Nya tiba, Tuhan Yesus menjanjikan kedatangan Roh Kudus. Selanjutnya, pada hari Pentakosta, yaitu hari terakhir dari ketujuh Minggu Paskah, selesailah Paskah Kristus dalam curahan Roh Kudus kepada Para Rasul dan semua orang beriman.

Akhirnya, dari masa ke masa Roh Kudus dialirkan oleh Kristus Sang Kepala Gereja ke dalam anggota-anggota-Nya untuk membangun, menjiwai, dan menguduskan Gereja-Nya yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 702 – 747

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 28 Maret 2019 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Kamis, 28 Maret 2019
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Setan membujuk kita (dengan berpikir) bahwa kesombonganlah yang membuat kita ingin memiliki keinginan yang mulia dan mau meniru para kudus dan ingin menjadi martir. Setan juga menyebabkan kita berpikir, bahwa karena kita adalah orang berdosa, maka perbuatan-perbuatan para kudus boleh dikagumi akan tetapi bukan untuk ditiru. (Sta. Theresia dari Avila, Otobiografi, XIII, 4)

Antifon Pembuka

Tuhan bersabda, Akulah keselamatan umat-Ku. Dalam penderitaan mereka berseru kepada-Ku, dan Aku mendengarkan mereka. Dan Aku menjadi Tuhan mereka selama-lamanya.

I am the salvation of the people, says the Lord. Should they cry to me in any distress, I will hear them, and I will be their Lord for ever.

Doa Pembuka


Allah Bapa Mahamulia, hari raya Paskah semakin mendekat. Kami mohon dengan rendah hati, semoga kami semakin giat mempersiapkan diri untuk perayaan yang menyelamatkan itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (7:23-28)
   
 
"Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan."
    
Beginilah firman Tuhan, “Inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan punggungnya dan bukan mukanya. Sejak nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus menerus. Tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian; malahan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat daripada nenek moyang mereka. Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau. Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima pengajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah musnah dari mulut mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=es, 4/4, PS No. 854
Ref. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati.
atau Singkirkanlah penghalang sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yl 2:12-13)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:14-23)
  
"Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku."
     
Sekali peristiwa Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada Yesus untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap Kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah pasti runtuh. Jikalau Iblis itu terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi, jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Nah, merekalah yang akan menjadi hakimmu! Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagi rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

  

Lebih dari 200 orang luka parah dan 60 orang kehilangann nyawanya ketika Hotel LaSalle di kota Chicago, Amerika Serikat, terbakar pada dini hari tanggal 5 Juni 1947 lalu. Sepuluh orang di antaranya meninggal, karena melompat dari jendela kamar mereka di lantai atas.

Sebelum api mengamuk, seorang usahawan Chicago menelepon istrinya dari salah satu kamar hotel itu. Dia memberitahunya bahwa ia sedang bermain kartu dengan beberapa temannya. Istrinya menyuruhnya pulang. Namun usahawan itu keberatan. Ia tidak peduli atas permintaan istrinya itu. Usahawan itu mengatakan bahwa ia akan menyelesaikan satu putaran lagi baru kemudian pulang ke rumah. Tetapi beberapa menit sebelum permainan kartunya selesai, api berkobar. Usahawan itu mati dalam nyala api yang mengerikan itu.

Para regu penolong menyeret tubuhnya yang hangus dari reruntuhan hotel itu keesokan harinya. Semua itu menimpanya, karena dia tidak mau berhenti berjudi sampai satu putaran lagi.

Hidup manusia itu tidak diketahui kapan berakhir. Caranya berakhirnya hidup itu pun tidak pernah diketahui. Seolah-olah dalam hidup ini orang meraba-raba tentang hari esoknya. Orang tidak bisa memastikan apakah semenit kemudian dia masih hidup atau sudah meninggal.

Kisah di atas menunjukkan bahwa orang tidak peduli akan hidupnya. Orang hanya mencintai dirinya sendiri dengan mengikuti kesenangan pribadinya. Orang tidak peduli bahwa ada sesamanya yang membutuhkan kehadirannya. Kesenangan pribadi itu ternyata berakibat fatal terhadap hidupnya.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk terus-menerus hidup di bawah naungan Tuhan. Orang yang hidup di bawah naungan Tuhan itu senantiasa mendengarkan suara Tuhan. Tuhan berbicara lewat orang-orang yang ada di sekitar kita. Tuhan berbicara lewat tanda-tanda yang ada di sekitar kita. Karena itu, kita dituntut untuk peka terhadap suara Tuhan itu. Kita dituntut untuk peka terhadp tanda-tanda zaman di sekitar kita.

Setiap hari kita menerima banyak hal baik dari Tuhan dan sesama. Hal-hal itu merupakan tanda-tanda jaman di mana kita masih diberi perlindungan oleh Tuhan yang mahapengasih dan penyayang. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Tuhan senantiasa menyertai perjalanan hidup kita.

Karena itu, mari kita syukuri penyertaan Tuhan itu dan senantiasa mendengarkan suara-Nya dalam hidup kita. Tuhan memberkati. ** (Frans de Sales, SCJ - RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Mzm 119(118):4-5)

Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu!

Doa Malam

Allah Bapa pengasih dan penyayang, kami telah mendengar Sabda-Mu dan telah ikut serta dalam perjamuan-Mu. Kami mohon, semoga kami menjadi umat-Mu yang pantas, dan selalu menjadi tanda bahwa Engkau selalu hadir di dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 3:31 (Bagian II)


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 209

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 3:31
Bagian II

Syalom aleikhem.
Mrk. 3:31
Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia.
Et venit mater eius et fratres eius, et foris stantes miserunt ad eum vocantes eum.

Sejak zaman para Bapa Gereja awal, “saudara-saudara Yesus” dalam ayat ini diartikan “kerabat”, bukan saudara kandung. Para Bapa Gereja tentu tidak menafsirkan Alkitab begitu saja sesuai paham masing-masing, melainkan berpatokan dan berdasarkan penafsiran para pendahulu mereka yang terhubung dengan mata rantai sinambung tak terputus sejak zaman Para Rasul. Hal berikutnya, Alkitab sendiri dapat menjadi pijakan kuat bagi penafsiran ayat ini.

Ungkapan “saudara” dalam Alkitab luas maknanya. Pertama, untuk saudara seiman. Pada Kis. 1:15 dikatakan “saudara-saudara… seratus dua puluh orang”. Itu bukan saudara kandung, tapi sesama pengikut ajaran Kristus. Begitu pulalah Kis. 11:1: “Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea”. Itu bukan saudara kandung Para Rasul, tapi sesama pengikut ajaran Kristus. Sangat jelas, “saudara” pada beberapa nas dalam Kisah Para Rasul (1:15; 11:1; 15:3; 21:7) merujuk para “sesama pengikut Kristus”.

Kedua, untuk saudara sebangsa. Pada Kis. 7:23 disebutkan: “saudara-saudara, yaitu orang-orang Israel”. Itu merujuk pada orang sebangsa; jelas sekali perinciannya dengan kata “yaitu”. Ayat 26 kembali menegaskan perihal itu, juga Kis. 13:15.38; 22:1; 28:17.

Ketiga, untuk kerabat. Menurut Kej. 29:15, Laban memanggil Yakub “saudara”, padahal ia paman Yakub. Ayah Yakub itu Ishak, ibu Yakub adalah Ribka. Sesuai Kej. 25:20, Ribka itu saudara kandung Laban. Artinya, Laban adalah paman Yakub; sebaliknya, Yakub keponakan Laban. Tak terbantah sudah, “saudara” pada Kej. 29:15 berarti “kerabat”, bukan saudara kandung.

Dengan berbagai bukti dari Alkitab sendiri, langsung benderang bahwa “saudara” tak selalu bermakna “saudara kandung”.

Berikutnya makin terang bahwa “saudara” pada Mrk. 3:31 ini bukan saudara kandung. Mari lihat Mrk. 15:40. Ada para perempuan yang melihat dari jauh peristiwa penyaliban Tuhan Yesus; mereka adalah – Injil mengatakan “di antaranya” – Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, Salome. Ayat sejajarnya adalah Mat. 27:56 yang mencatat nama mereka sbb.: Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Yusuf, ibu Yakobus dan Yohanes (bin Zebedeus).

Mari cermati. Ada perempuan bernama “Maria”, ibu dari Yakobus Muda dan Yusuf (Yoses, ini nama aliasnya dalam bahasa Yunani). Maria yang ini berbeda dengan Maria Bunda Kristus (Santa Perawan Maria). Ini Maria “yang lain”. Siapa dia? Yoh. 19:25 menjawab teka-teki ini dengan merinci nama para wanita yang ada di dekat salib Tuhan: ibu-Nya (Santa Perawan Maria), saudara ibu-Nya yang bernama Maria juga (ibu dari Yakobus Muda dan Yoses tadi, yaitu istri Klopas), Maria Magdalena.

Mengacu pada semua bukti itu, kita tahu ada Maria lain yang adalah istri Klopas dan ibu dua bersaudara: Yakobus Muda dan Yoses alias Yusuf. Menurut Alkitab, Yakobus Muda dan Yoses itulah “saudara-saudara Yesus”; bukan dalam arti saudara kandung, melainkan kerabat. Kesimpulan, “saudara-saudara Yesus” pada Mrk. 3:31 bermakna “kerabat”. Clear!

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 27 Maret 2019 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Rabu, 27 Maret 2019
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Kalau timbul karat pada cermin, orang tidak dapat melihat gambaran wajah di dalamnya; begitulah kalau ada dosa pada manusia, ia tidak dapat melihat Allah. (St. Teophilus dari Antiokhia)


Antifon Pembuka (Mzm 119(118):133)

Teguhkanlah langkahku seturut janji-Mu, dan janganlah suatu kejahatan pun menguasai aku

Let my steps be guided by your promise; may evil never rule me.


Doa Pembuka


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, dalam masa Prapaskah ini kami Kaubimbing dan Kauajar dengan Sabda-Mu. Semoga dengan berpantang, kami berbakti kepada-Mu dengan sepenuh hati dan dalam doa bersatu sebagai umat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (4:1.5-9)
   
"Lakukanlah ketetapan-ketetapan itu dengan setia."
  
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, "Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu di mata bangsa-bangsa. Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi. Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum, yang kubentangkan padamu pada hari ini? Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidup. Beritahukanlah semuanya itu kepada anak-anakmu dan kepada cucu-cucumu serta cicitmu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah!
atau. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem!
Ayat. (Mzm 147:12-13.15-16.19-20; Ul: 12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari. Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-19)
  
"Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi."
   
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekali pun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

   
Yesus Kristus tidak datang untuk menghilangkan hukum taurat dan kitab para nabi. Musa telah menulis hukum taurat, hukum itu menjadi arah dasar dan roh pemersatu bangsa Israel agar selalu hidup sesuai kehendak Allah. Tanpa hukum itu tak mungkin mereka mencapai tanah terjanji. Demikianpun kitab para nabi ditulis untuk membangun pertobatan dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Namun penggenapan hukum Taurat tidak berarti bahwa seluruh hukum Taurat itu diberlakukan kembali dalam Perjanjian Baru  dengan cara yang sama seperti dalam Perjanjian Lama. Sebab maksud hukum Taurat itu adalah untuk diberlakukan sementara sampai kedatangan Kristus yang merupakan penggenapannya. Maka dengan kedatangan Kristus yang memuncak pada wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Surga Yesus Kristus menggenapi nubuat para nabi dan menyempurnakan Hukum Taurat atas dasar Perjanjian Baru, dengan korban tebusan darah-Nya sendiri. Kristus datang untuk memperbaharui hukum Taurat, dan pembaharuan itu mencakup mempertahankan hukum Taurat dalam hal moralitasnya (hukum moral dalam sepuluh perintah Allah), namun berbagai ketentuan lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan hukum moral itu, tidak diberlakukan lagi dengan cara yang sama dalam Perjanjian Lama.  
(RENUNGAN PAGI)
    
Antifon Komuni (Mzm 16(15):11)

Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

You will show me the path of life, the fullness of joy in your presence, O Lord.

Doa Malam

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau telah menunjukkan kepada kami, siapa yang telah menjalankan hukum-Mu dengan sempurna, ialah Yesus Kristus, yang penuh cinta kasih. Kami mohon, berilah kami kedamaian dalam mengikuti Dia, yang hidup dan berkuasa, sepanjang masa. Amin.

MENGHAYATI KEWAJIBAN HARI MINGGU

 
Oleh: Paus Benediktus XVI

SADAR akan asas hidup baru yang diberikan oleh Ekaristi  kepada orang Kristen, para Bapa Sinode menegaskan kembali pentingnya kewajiban Hari Minggu bagi semua orang beriman. Dalam hubungan dengan ini, para Bapa Sinode memandang Hari Minggu sebagai sumber kebebasan otentik yang memampukan mereka menghayati setiap hari sesuai dengan apa yang mereka rayakan pada ”Hari Tuhan".

Kalau kita tidak lagi mempunyai keinginan untuk ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi dan pengenangan kemenangan Paskah, kehidupan iman kita ada dalam bahaya. Bersama semua saudara dan saudari seiman, dalam jemaat liturgis Hari Minggu, kita merupakan satu tubuh dalam Yesus Kristus. Partisipasi dalam jemaat liturgis ini dituntut oleh kesadaran Kristen kita dan sekaligus membentuk kesadaran itu.

Kehilangan citarasa Hari Minggu sebagai Hari Tuhan, hari yang harus dikuduskan, adalah gejala hilangnya citarasa otentik akan kebebasan Kristen, kebebasan anak-anak Allah. Di sini pengamatan yang dilakukan oleh pendahulu saya yang terhormat Yohanes Paulus ll dalam Surat Apostoliknya Dies Domini (Hari Tuhan) tetap memiliki nilai yang tinggi.

Berbicara tentang aneka dimensi perayaan Kristen pada Hari Minggu, ia mengatakan bahwa hari ini adalah Dies Domini dalam kaitannya dengan karya penciptaan, Dies Christi (Hari Kristus) karena hari ini merupakan hari ciptaan baru dalam Kristus dan Hari Tuhan yang bangkit mengaruniakan Roh Kudus, Dies Ecclesiae (Hari Gereja) karena pada hari komunitas Kristen berhimpun untuk perayaan, dan Dies Hominis (Hari Manusia) karena hari ini merupakan hari sukacita, istirahat dan kasih persaudaraan antar manusia.

Dengan demikian, Hari Minggu tampak sebagai hari kudus utama, tatkala orang-orang beriman, di mana pun juga mereka, dapat menjadi duta dan penjaga makna hari yang sejati. Hari ini membangkitkan makna kehidupan Kristen dan memberikan cara baru dalam menghayati waktu, relasi, kerja,  kehidupan dan kematian. [Anjuran Apostolik Sacramentum Caritatis (Sakramen Cinta Kasih), No. 73] ‘

Mazmur 15 Tuhan siapa diam di kemah-Mu (PS 848)

Antifon Komuni Selasa Pekan III Prapaskah (Mzm 15(14):1-2; PS 848) 

Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya.

Selasa, 26 Maret 2019 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Selasa, 26 Maret 2019
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

“Kalau orang menginginkan orang lain berkorban bagi dirinya, ia sendiri harus berkorban.” (St. Petrus Krisologus)

Antifon Pembuka (Mzm 17(16):6-8)

Kepada-Mu aku berseru, ya Allah, dan Engkau mendengarkan daku. Condongkanlah telinga-Mu dan dengarkanlah suaraku. Jagalah aku, ya Tuhan, sebagai biji mata, dan lindungilah aku di bawah naungan sayap-Mu.

To you I call, for you will surely heed me, O God; turn your ear to me; hear my words. Guard me as the apple of your eye; in the shadow of your wings protect me.

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahasetia, kami mohon, janganlah Kautarik rahmat-Mu dari kami. Semoga dengan bantuan-Mu kami menjadi abdi-Mu yang setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
 Sesuai dengan petunjuk pada Misale Romawi Indonesia Buku Bacaan II (Lectionarium), terdapat manasuka yang dapat dipakai pada salah satu hari dalam pekan Prapaskah III, terutama dalam tahun B dan C, yaitu bila Injil tentang "Wanita Samaria" tidak dibacakan pada hari Minggu Prapaskah III. Bacaan-bacaan tersebut adalah Keluaran 17:1-7; Mazmur 95:1-2,6-7,8-9, Yohanes 4:5-42
     
Bacaan dari Nubuat Daniel (3:25.34-43)
 
"Semoga kami diterima balik karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah."
  
Tatkala dicampakkan ke dalam tanur api, Azarya berdiri dan berdoa; ia membuka mulut di tengah-tengah api itu, katanya, “Demi nama-Mu, ya Tuhan, janganlah kami Kautolak selamanya, dan janganlah Kaubatalkan perjanjian-Mu; janganlah Kautarik kembali dari pada kami belas kasihan-Mu, demi Abraham kekasih-Mu, demi Ishak hamba-Mu, dan demi Israel, orang suci-Mu, yang kepadanya Engkau telah berjanji memperbanyak keturunan mereka menjadi laksana bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Ya Tuhan, jumlah kami telah menjadi paling kecil di antara sekalian bangsa, dan sekarang kami pun dianggap rendah di seluruh bumi oleh karena dosa kami. Dewasa ini pun tidak ada pemuka, nabi atau penguasa, tiada kurban bakaran atau kurban sembelihan, kurban sajian atau ukupan; tidak ada pula tempat untuk mempersembahkan buah bungaran kepada-Mu dan mendapat belas kasihan. Tetapi semoga kami diterima baik, karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah, seolah-olah kami datang membawa kurban domba dan lembu serta ribuan anak domba tambun. Demikian hendaknya kurban kami di hadapan-Mu pada hari ini berkenan seluruhnya kepada-Mu. Sebab tidak dikecewakanlah mereka yang percaya kepada-Mu. Kini kami mengikuti Engkau dengan segenap jiwa dan dengan takwa kepada-Mu, dan wajah-Mu kami cari. Janganlah kami Kaupermalukan, tetapi perlakukanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu dan menurut besarnya belas kasihan-Mu. Lepaskanlah kami sesuai dengan perbuatan-Mu yang ajaib, dan nyatakanlah kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Atau. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9; Ul:10)
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab emuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Yl 2:12)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hati, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.   
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21-35)
 
"Jika kamu tidak mau mengampuni saudaramu, Bapa pun tidak akan mengampuni kamu."
  
Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan



Menghitung berturut-turut sampai tujuh (7) masih dimungkinkan, tetapi jika sampai 'tujuh puluh kali tujuh kali alias empat ratus sembilan puluh (490) rasanya jarang terjadi. Maka tanggapan Yesus atas pertanyaan Petrus perihal pengampunan tersebut berarti suatu ajakan atau perintah agar kita, murid-murid Yesus Kristus, senantiasa mengampuni tanpa kenal batas tempat dan waktu, di manapun dan kapanpun. Dalam Kitab Suci, angka “tujuh” adalah angka yang sempurna, sehingga “tujuh puluh kali tujuh kali” mau mengajarkan bagaiman kita harus mengampuni orang lain tanpa putus – putusnya, namun juga tegas. Mengampuni bukan berarti membiarkan kesalahan merajarela. Melainkan memberikan maaf setulus – tulusnya namun juga memberikan ketegasan dengan kasih kepada mereka yang berbuat salah, sehingga kita semua dapat saling memberikan didikan dan hikmat. Semoga, Injil hari ini memampukan kita untuk mengampuni orang lain tanpa putus, tidak hanya memberikan maaf di bibir, tetapi juga di hati, dengan tidak lagi bersungut – sungut dan mengungkit-ungkit kesalahan orang lain, yang terkadang memunculkan emosi baru dalam hidup kita, dan menghambat sukacita dalam hidup kita.   
  
Antifon Komuni (Mzm 15(14):1-2; PS 848)

Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,

Lord, who may abide in your tent, and dwell on your holy mountain? Whoever walks without fault and does what is just.

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 15)

Doa Malam

Allah Bapa sumber belas kasih, bila kami mau saling memaafkan, maka Engkau pun berbelas kasih kepada kami. Kami mohon, agar hati kami selalu terbuka terhadap sesama, agar dapat saling melayani dengan setia dan tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy