| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 04 Juni 2019 Hari Biasa Pekan VII Paskah

Selasa, 04 Juni 2019
Hari Biasa Pekan VII Paskah 
      
Sepatutnya umat beriman diberi kesempatan untuk menyambut hosti yang dikonsekrir dalam Misa itu juga. Tujuannya ialah supaya melalui tanda ini Komuni dengan lebih jelas merupakan partisipasi dalam Kurban yang sedang dirayakan. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI: Tentang Sejumlah Hal yang Perlu Dilaksanakan ataupun Dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 89)

   
DOA NOVENA ROH KUDUS LIHAT DI PUJI SYUKUR MULAI NOMOR. 90
       
Antifon Pembuka (Why 1:17-18)

Akulah awal dan akhir. Aku mati, namun kini hidup. Sungguh, Aku hidup selama-lamanya. Alleluya.

I am the first and the last, I was dead and am now alive. Behold, I am alive for ever and ever, alleluia.

Doa Pembuka


Allah Bapa Mahakuasa dan Maharahim, semoga Roh Kudus turun atas kami dan tinggal dalam diri kami, sehingga kami menjadi kenisah kemuliaan-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  

Paulus bersaksi di hadapan para penatua jemaat bahwa ia selalu bersaksi kepada orang Yahudi maupun Yunani agar mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Yesus Kristus. Ia bersaksi tentang Injil kasih karunia Allah kepada mereka.
 

Bacaan dari Kisah Para Rasul (20:17-27)
   
 
"Aku dapat mencapai garis akhir, dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus."
      
Dalam perjalanannya ke Yerusalem paulus menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus. Sesudah mereka datang, berkatalah Paulus kepada mereka: “Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. Sungguh pun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumahmu. Aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus. Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain apa yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. Sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah. Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih; aku tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa. Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah!
Ayat. (Mzm 68:10-11.20-21)
1. Hujan yang melimpah Engkau siramkan, ya Allah; tanah milik-Mu yang gersang Kaupulihkan, sehingga kawanan hewan-Mu menetap di sana; dalam kebaikan-Mu Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas.
2. Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung beban kita; Allah adalah keselamatan kita. Allah kita adalah Allah yang menyelamatkan, Allah, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:16)
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.
    
Yesus memohon agar Bapa mempermuliakan Anak-Nya dan supaya Yesus mempermuliakan Bapa. Yesus mempermuliakan Bapa di bumi dengan cara menyelesaikan pekerjaan yang dipercayakan Bapa kepada-Nya.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (17:1-11a)
   
"Bapa, permuliakanlah Anak-Mu."
     
Dalam perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa, “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Anak-Mu akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk Kulakukan. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku, dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka, dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu, dan segala milik-Mu adalah milik-Ku, dan milik-Ku adalah milik-Mu, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Aku tidak lagi ada dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

  
Yesus berdoa kepada Bapa supaya Bapa mempermuliakan Dia yang telah melakukan segala yang dikehendaki Bapa dalam perutusan-Nya. Kita sebagai pengikut Yesus adalah milik Bapa. Kita percaya kepada Yesus karena ditarik oleh Bapa (Yoh 6:44). Kita adalah milik Yesus dan Bapa. Yesus mendoakan kita karena kita masih di dunia. Doa Yesus menguatkan kita yang masih berjuang di dunia ini. Sadarkah aku bahwa aku adalah milik Yesus dan Bapa? Apa yang aku rasakan selama ini?

Antifon Komuni (Yoh 14:26)

Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu, demikianlah firman Tuhan. Alleluya.

The Holy Spirit, whom the Father will send in my name, will teach you all things and remind you of all I have told you, says the Lord, alleluia.

Doa Malam

Tuhan Yesus, karena cinta-Mu yang besar Engkau tak menghiraukan nyawa-Mu sendiri. Engkau menghendaki agar kami tetap tegar dalam menghadapi situasi di zaman ini. Semoga Engkau selalu membimbing tingkah laku kami dalam segala aktivitas kami hari ini. Nama-Mu kami puji, kini dan selamanya. Amin.
  

RUAH

Senin, 03 Juni 2019 Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga, dkk Martir

Senin, 03 Juni 2019 
Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga, dkk Martir

Kalau dalam daur tahunan, Gereja merayakan peringatan akan para martir dan para kudus yang lain, maka ia "mewartakan misteri Paska" di dalam mereka, "yang telah menderita dan dimuliakan bersama Kristus. Gereja menyajikan kepada kaum beriman teladan mereka, yang menarik semua orang kepada Bapa melalui Kristus, dan karena pahala-pahala mereka Gereja memohonkan karunia-karunia Allah" (SC 104) Bdk. SC 108 dan 111. (Katekismus Gereja Katolik, 1173)

  

Antifon Pembuka (Keb 3:6-7, 9)

Emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan korban bakaran. Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api berlari-larian di ladang jerami. Orang yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya.

As gold in the furnace, the Lord put his chosen to the test; as sacrificial offerings, he took them to himself; and in due time they will be honored, and grace and peace will be with the elect of God.


atau

Mereka itulah orang suci yang jaya berkat darah Anak Domba. Hidup tidak mereka sayangi, maut tidak mereka takuti. Sebab itu mereka jaya bersama Kristus selama-lamanya.

Pengantar


Karolus Lwanga adalah seorang pelayan di istana raja Muanga, di Uganda, Afrika. Sebagai seorang Katolik, Karolus giat membawa teman-temannya kepada Yesus. Aksinya ini, menyebabkan ia bersama 21 temannya dibunuh dengan dilemparkan ke dalam kobaran api pada 3 Juni 1886. Pada 6 Juni 1920 ia bersama teman-temannya dibeatifikasi dan pada 18 Oktober 1964 Paus Paulus VI menggelari mereka sebagai santo dan martir.

Doa Pembuka

Allah Bapa, Tuhan panenan, Engkau memberkati darah para saksi iman menjadi benih yang menumbuhkan umat baru. Semoga ladang Gereja-Mu di Afrika, yang sudah disiram dengan darah Santo Karolus Lwanga dan teman-temannya membuahkan panenan berlimpah. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
       
 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (19:1-8)
      
 
"Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" 
   
Ketika Apolos masih berada di kota Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman Asia, dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. Katanya kepada mereka, “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” Akan tetapi mereka menjawab dia, “Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.” Lalu kata Paulus kepada mereka, “Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?” Jawab mereka, “Dengan baptisan Yohanes.” Kata Paulus, “Baptisan Yohanes adalah baptisan tobat, dan Yohanes sendiri berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian daripadanya, yaitu Yesus.” Ketika mendengar hal itu, mereka memberi diri dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa Roh dan bernubuat. Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang. Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Lewat pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah.
Ayat. (Mzm 68:2-3.4-5ac.6-7ab)

1. Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah.
2. Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukaria. Bernyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi nama-Nya! Nama-Nya ialah Tuhan!
3. Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kol 3:1)
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
    

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:29-33)
 
    
"Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." 
  
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata bahwa akan tiba saat-Nya bahwa Ia tidak lagi berbicara dengan memakai kiasan. Maka para murid berkata kepada Yesus, “Lihat, sekarang Engkau berkata-kata terus terang dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.” Jawab Yesus kepada mereka, “Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan, masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan



Kepada para murid-Nya Yesus memberikan wejangan mengenai apa yang akan terjadi atas para murid-Nya, khususnya bagaimana mereka akan menderita karena menjadi pengikut-Nya. Bahkan ada pula murid yang menyatakan menjadi pengikut-Nya, namun akan meninggalkan Dia karena situasi sulit dan berat. Salah satu pengikut Kristus yang mengalami tantangan besar karena menjadi pengikut Kristus dan mewartakan Dia adalah Paulus. Namun demikian, usahanya tidak gagal. Di Efesus hidup dan pelayanannya membawa berkat berupa hasil yang baik. Banyak orang menjadi percaya akan Yesus.

Mengalami tantangan dan kesulitan karena menjadi pengikut Yesus adalah bagian dari hidup beriman. Tantangan itu datang bukan hanya dari luar, tetapi juga dari dalam diri. Selalu ada kecenderungan, entah kuat entah tidak untuk bersikap dan berlaku lain dari kehendak Tuhan. Tidak sedikit orang Katolik yang tahu tentang ajaran Gereja Katolik, namun tidak mampu melaksanakannya dengan baik dengan bermacam alasan. Mengungkapkan iman dengan mengikuti perayaan Ekaristi atau ibadat yang tidak sulit untuk dilakukan pun dirasa berat. Tidak sedikit orang Katolik yang tidak lagi dengan teratur mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu yang sebenarnya diwajibkan oleh Gereja. Tantangan lain adalah adanya kesenjangan yang jelas antara ketekunan beribadat dengan praktik hidup sehari-hari. Orang yang dikenal tekun beribadat dar! menampakkan kesalehan dalam hal itu, tetapi mengalami kesulitan dalam hidup bersama dan berelasi dengan sesama.

Berbagai tantangan baik yang jelas maupun samar-samar, berupa godaan yang menarik pada zaman ini, semakin menyulitkan banyak orang beriman Katolik untuk menghidupi imannya dengan tekun dan baik. Dunia yang mendewakan uang dan harta benda menggoda banyak orang untuk berfokus padanya. Segala usaha dan perjuangan hidup terarah pada pengumpulan uang dan harta benda demi kenyamanan hidup. Pendewaan uang itu akan menyuburkan kecenderungan mementingkan diri, sehingga kepentingan sesama, Gereja, dan masyarakat terabaikan.

Betapa makin banyaknya orang Katolik yang dengan mudah meninggalkan iman Katoliknya karena mendapat pasangan beda agama dan kepercayaan. Mengikuti agama calon pasangan lebih diutamakan daripada mengajak calon pasangan untuk mengikuti Kristus. Tidak sedikit pasangan yang diberi dispensasi menikah beda agama akhirnya tidak bisa mempertahankan imannya. Ada pula orang Katolik yang merasa terhambat kariernya karena imannya, akhirnya memilih untuk berpindah kepercayaan demi kelancaran kariernya.

Pengikut Kristus tidak bisa lepas dari tantangan. Karena itu, amat perlu bagi setiap orang beriman Katolik untuk selalu siap menghadapi tantangan baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Dengan demikian, ketika tantangan datang bisa segera mengenalinya sebagai konsekuensi dan bagian dari hidup beriman dan tahu apa yang mestinya dilakukan. Santo Karolus Lwanga dan teman-temannya menghadapi tantangan besar, namun tetap setia sampai mati sebagai martir. 
 
 


Antifon Komuni (Yoh 14: 18; 16: 22)

Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu, demikianlah firman Tuhan; Aku akan datang lagi, dan hatimu akan bersukacita, alleluya.

I will not leave you orphans, says the Lord; I will come to you again, and your heart will rejoice, alleluia.

Doa Malam


Tuhan Yesus, menderita dengan rela demi kebahagiaan di mana yang akan datang, tidaklah mudah. Namun, Engkau mengetahui isi lubuk hati kami yang paling dalam. Kuatkanlah hati kami agar mampu menerima kenyataan hidup ini dengan lapang hati sembari senantiasa terbuka akan penyertaan-Mu. Amin.
     

YH/INSPIRASI BATIN 2019

Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-53 (2 Juni 2019)




"Kita adalah sesama anggota" (Efesus 4:25)
Berawal dari Komunitas Jejaring Sosial Menuju Komunitas Insani

Saudara dan Saudari yang terkasih,

Sejak adanya internet, Gereja selalu berupaya mendorong pemanfaatannya untuk melayani perjumpaan dan membangun solidaritas antapribadi. Saya sekali lagi ingin mengajak Anda untuk merenungkan fondasi dan makna mendasar tentang keberadaan kita yang terbentuk melalui relasi. Dalam konteks komunikasi dewasa ini yang penuh tantangan, mari kita menemukan kembali hasrat terdalam pribadi manusia yang tidak ingin terpuruk dalam isolasi dan kesendirian.

Metafora Tentang Jejaring Dan Komunitas
Cakupan media dewasa ini sudah merambah dan menyebar dan menjadi semakin tidak terpisahkan dari ranah kehidapan sehari-hari. Internet dewasa ini menjadi sumber daya dan pengetahuan, serta relasi yang berkat teknologi mengakibatkan terjandinya tranformasi yang paling hakiki dan berdampak pada proses produksi, distribusi serta penggunaan konten.

Sejumlah ahli menyoroti faktor risiko yang mengancam pencarian, penerusan dan penyebaran informasi pada skala global. Meskipun internet pada satu sisi menyajikan sebuah kemungkinan yang luar biasa menyangkut akses pada pengetahuan, akan tetapi pada sisi lain, internet juga terbukti menjadi arena yang banyak terpapar informasi sesat, penyimpangan fakta dan distrosi relasi antarpribadi yang dilakukan sengaja untuk mendiskreditkan orang atau pihak tertentu.

Harus diakui bahwa jejaring sosial sungguh membantu kita untuk lebih mudah terhubung, saling membantu sama lain. Meskipun juga disadari bahwa di sisi lain, jejaring sosial menjadi sarana dimana mudah terjadi upaya memanupulasi data pribadi demi mendapatkan keuntungan politik atau ekonomi tanpa menaruh hormat pada pribadi seseorang, termasuk hak-haknya.

Data menunjukkan bahwa satu dari empat orang di kalangan kaum muda terlibat dalam kasus perisakan di dunia maya (cyber bullying). Dalam skenario yang kompleks ini barangkali bermanfaat untuk merenungkan kembali metafora tentang “net” atau jejaring, yang merupakan dasar dan pijakan awal agar internet dapat mulai menemukan kembali potensi positifnya. Gambaran tentang jejaring mengajak kita untuk merenungkan begitu banyaknya lini dan persimpangan yang menjamin stabilitas, meskipun tidak ada satu titik pusat, tidak ada satu struktur hierarkis, dan bahkan tidak ada satu bentuk organisasi yang bercorak vertikal di dalam jejaring.

Jejaring berfungsi justru karena semua elemen di dalamnya saling berbagi tanggung jawab. Dari sudut pandang antropologi, metafora tentang jejaring ini mengingatkan kita pada sebuah citra atau gambaran lain yang sarat makna, yaitu komunitas. Sebuah komunitas niscaya menjadi jauh lebih kuat apabila bercorak kohesif (melekat satu dengan yang lain) dan suportif (saling memberi dukungan dan semangat), apabila digerakkan oleh rasa saling percaya dan mengupyakan pencapaian tujuan-tujuan bersama. Komunitas sebagai jejaring solidaritas menuntut dilibatkannya elemen saling mendengarkan dan dialog, dilandasi dengan penngunaan Bahasa secara bertanggung jawab. Dalam skenario ini, kita semua dapat memahami bahwa berbagai kelompok jejaring sosial tidak selalu sama bentuknya dengan komunitas.

Sangat boleh jadi bahwa kelompok-kelompok di dalam dunia maya ini mampu menunjukkan kohesi dan solidaritas, tetapi seringkali tidak lebih daripada sekedar kelompok-kolompok individu yang yang saling mengenal karena memiliki minat yang sama atau kepedulian bersama yang dicirikan oleh ikatan-ikatan antarpribadi yang lemah. Lebih dari itu identitas atau jati diri dalam jejaring sosisal seringkali hanya didasarkan oleh adanya sikap pertetangan dengan pihak lain, yaitu pribadi pribdi di luar kelompok: kita mendefinisikan diri dengan mengawalinya dari apa yang memisahkan kita.

Alih-alih mengawali dari yang apa yang menkita, sehingga memunculkan kecrigaan dan terwujudkan dalam beragam jenis prasangka (etnis, jenis kelamain, agama dan lainnya). Kecenderungan ini mebiakkan kelompok-kelompok yang menafikan keberagaman, seedemikian rupa sehingga bahkan dalam dunia maya pun bertumbuh subur individualisme yang tidak terkendali dan tidak jarang berujung pada berkobarnya spiral kebencian.

Melalui cara demikian, apa yang seharusnya menjadi tingkap untuk melongok dunia, malah justru berubah menjadi tontonan di dunia maya untuk memerkan narsisme pribadi. Internet membuka peluang untuk memajukan perjumpaan dengan orang lain, tetapi dapat juga memperparah isolasi atau keterasingan diri, laksana perangkap yang dapat menjebak kita.

Kaum muda adalah kelompok yang paling terpapar dapa angan-angan atau ilusi bahwa jejaring sosial dapat sepenuhnya memuaskan mereka pada ranah relasional. Ini merupakan fenomena yang sangat berbahaya, bahwa anak-anak muda pelan-pelan menjadi seperti “petapa sosial” yang beresiko mengasingkan diri mereka sepenuhnya dari masyarakat. Situasi dramatis ini mengungkapkan sebuah keretakan serius dalam jalinan-jalinan relasional masyarakat, yang tidak dapat kita abaikan.

Realitas yang beragam dan berbahaya ini menimbulkan berbagai pertanyaan yang bersifat etis, sosial, yurudis, politis, dan ekonomis sekaligus juga menjadi tantangan bagi gereja. Para pemimpin negara sedang berupaya menyusun regulasi seputar dunia maya dan melindungi tujuan pertamanya tentang jejaring yang bebas, tebuka dan aman. Pada saat bersamaan kita semua sebagai gereja memiliki peluang dan tanggung jawab untuk mendorong pemanfaatan dunia maya secara positif.

Jelas bahwa tidaklah memadai untuk sekadar melipagandakan koneksi daring guna meningkatkan saling pengertian. Lalu, bagaimana kita dapat menemukan identitas komunitarian atau jadi diri kita dalam persekutuan yang sejati, seraya menyadari tanggung jawab kita antara satu terhadap yang lain dalam koneksi daring tersebut?

Kita Adalah Sesama Anggota
Suatu alternatif jawaban dapat dipetik dari metafora ketiga, yaitu tentang tubuh dan anggota-anggotanya. Gambaran ini digunakan oleh Santo Pulus untuk melukiskan hubungan timbal-balik diantara semua bagian yang menyatukan mereka. “Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota” Efesus 4:35). Menjadi sesama anggota adalah tujuan utama sesama anggota.

Santo Paulus mengajak kita utnuk membuang dusta dan berkata benar. Tuga untuk menjaga kebenaran muncul dari kebutuhan untuk tidak mengingkari hubungan timbal balik yang saling menguntugkan di dalam sebuah persekutuan. Kebenaran terungkap dalam sebuah persekutaan. Di sisi lain, dusta atau kebohongan adalah penolakan yang egois untuk mengakui bahwa kita adalah sesama anggota, bagian dari tubuh yang satu dan yang sama. Dusta atau kebohongan adalah penolakan kita untuk memberikan diri kepada sesama sehingga kita kehilangan satu-satunya cara untuk menemukan diri kita sendiri. Metafora tentang tubuh dan anggota-anggotanya mengantar kita untuk merenungkan jati diri kita, yang berlandaskan persekutuan dan kebinekaan.

Sebagai orang Kristiani, kita semua mengakui diri kita sebagai anggota dari tubuh yang satu dan sama dengan Kristus sebagai kepalanya. Pengakuan ini membantu kita untk melihat orang lain, bukan sebagai pesaing, melainkan sebaliknya mengangap musuh-musuh kita ssebagai pribadi. Kita tidak lagi membutuhkan musuh untuk mendefinisikan siapa diri kita. Tatapan yang merangkul semua orang seperti yang diteladani dari Kristus menuntun kita untuk menemukan kebinekaan atau perbedaan dengan cara baru, yaitu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan prasyarat mutlak bagi suatu hubungan dan kedekatan.

Kemampuan untuk memperoleh pemahaman dan komunikasi di antara pribadi-pribadi manusia berlandaskan persekutauan kasih dari antara Pribadi Ilahi. Allah itu bukan Kesendirian, melainkan Persekutuan: Ia adalah kasih dan karenanya komunikasi. Lantaran kasih selalu berkomunikasi. Bahkan kasih itu mengomunikasikan dirinya untuk menjumpai yang lain. Agar dapat berkomunikasi dengan kita dan untuk mengomunikasikan diriNya kepada kita, Allah bahkan menyesuaiakn diriNya dengan bahasa kita, seraya membangun dialog nyata dengan umat manusia di sepanjang bentangan sejarah (bdk. Konsili Ekomnenis Vatikan II, Konstitusi Dogmatis Dei Verbum art. 2).

Kita diciptakan seturut citra dan rupa Allah yang merupakan persekutuan yaitu Allah yang mengomunikasikan diriNya. Kita selamanya membawa serta di dalam hati kita suatu kerinduan untuk hidup dalam persektuan, untuk menjadi bagian dari dan tinggal di dalam sebuah komunitas. “Sesungguhnya, tidak ada yang lebih hakiki dan kodrat, kita sebagai manusia selain masuk ke dalam sebuah jalinan realasi satu sama lain, dan saling membutuhkan seorang terhadap yang lain”, kata Santo Basilius.

Konteks zaman ini mengajak kita untuk menyemai relasi dan menegaskan corak kemanusiaan kita yang interpersonal, termasuk di dalam dan melalui jejaring sosial. Terlebih lagi, sebagai orang Kristiani, kita dipanggil untuk mewujudkan persekutuan yang menjadi ciri khas jati diri kita sebagai kaum beriman. Sesungguhnya iman itu sendiri adalah sebuah relasi, sebuah perjumpaan. Dari bawah daya dorong kasih Allah, kita dapat berkomunikasi, menyambut dan memahami bakat atau talenta orang lain dan menanggapinya.

Persekutan seturut citra dan rupa Allah Tritunggal jutru adalah hal yang membedakan pribadi dari individu. Bertolak dari iman akan Allah yang adalah Tritunggal, maka jelas bahwa untuk menjadi diriku, aku membutuhkan orang lain. Aku benar-benar manusia, benar-benar pribadi, hanya jika aku berhubungan dengan orang lain. Sesunggunya kata “persona”atau pribadi menandakan manusia sebagai sebuah “wajah”. Wajah ini senantiasa terarah kepada orang lain, terlibat dan bertaut dengan orang lain.

Hidup kita menjadi lebih insani (manusiawi) hanya ketika memiliki sifat dasar yang kurang individual dan lebih personal. Kita melihat jalan autentik ini agar diri seseorang menjadi lebih insani (manusiawi) yang bergerak menjauhkan dirinya menjadi individual, ketika menganggap orang lain sebagai pesaing, dan bergerak menuju pemahaman sebagai seorang pribadi yang mengakui orang lain sebagi rekan seperjalanan.

Dari like ke Amin
Gambaran tentang tubuh dan anggota-anggotanya mengingatkan kita bahwa penggunaan “jejaring sosial” merupakan pelengkap bagi sebuah perjumpaan secara fisik, dan perjumpaan semacam itu menjadi kasatmata melalui tubuh, hati, mata, tatapan dan napas orang lain. Jika internet digunakan sebagai perpanjangan atau pengharapan serta kerinduan tentang perjumpaan semacam itu, maka gagasan asli tentang jejaring sosial dari tidak dikhianati dan tetap menjadi sebuah sumber daya bagi persekutuan.

Jika satu keluarga memakai intetnet agar semakin terhubung dan kemudian berkumpul di meja makan dan saling bertatap muka, maka internet menjadi sebuah sumber daya. Jika sebuah komunitas Gereja mengatur kegiatannya melalui internet dan kemudian merayakan Ekaristi bersama, maka internet menjadi sebuah sumber daya.

Jika internet menjadi wahana untuk berbagi aneka kisah dan pengalaman tentang keindahan atau penderitaan dari pribadi-pribadi yang secara fisik jauh dari kita, untuk berdoa bersama, dan bersama-sama mencari kebaikan untuk menemukan kembali apa yang menyatukan kita, maka internet menjadi sebuah sumber daya. Dengan cara ini kita dapat beralih dari sekedar teori menjadi sebuah aksi nyata dan tindakan konkret yang membuka jalan bagi terjadinya dialog, perjumpaan, tersenyum, dan mengungkapkan kelemah-lembutan.

Seperti itulah jejaring sosial yang kita idamkan yaitu sebuah jejaring yang diciptakan bukan unutk menjebak, melainkan untuk membebaskan, untuk melindungi persekutaan priabadi-pribadi yang merdeka. Gereja itu sendiri adalah sebuah jejaring yang diteguhkan bersama melalui Ekaristi, dimana persatuan tidak berdasarkan “like” tetapi dilandasi oleh kebenaran iman dan pernyataan “Amin”. Dengan demikian masing-masing anggota melekat erat pada Tubuh Kristus dan sekaligus terbuka menyambut orang lain.

Vatikan, 24 Januari 2019

PAUS FRANSISKUS

Minggu, 02 Juni 2019 Hari Minggu Paskah VII

Minggu, 02 Juni 2019
Hari Minggu Paskah VII -- Hari Minggu Komunikasi Sedunia

“Para malaikat hadir di sini. Para malaikat dan para martir berkumpul di sini pada hari ini. Jika kamu ingin melihat para malaikat dan para martir, bukalah mata imanmu dan lihatlah pemandangan itu. Sebab jika udara terbuka dipenuhi oleh para malaikat, maka betapa lebih banyak lagi malaikat di dalam gereja! Dan jika gereja dipenuhi oleh para malaikat, maka betapa lebih banyak lagi malaikat pada hari ini ketika Tuhan mereka naik ke surga! Seluruh udara di sekitar kita dipenuhi oleh para malaikat. Dengarkanlah ajaran sang rasul [Paulus], ketika ia meminta wanita untuk menudungi kepala mereka dengan kerudung oleh karena kehadiran para malaikat itu.” — St. Yohanes Krisostomus
    
  
DOA NOVENA ROH KUDUS LIHAT DI PUJI SYUKUR MULAI NOMOR. 90
 

Antifon Pembuka (Mzm 27:7-9)

Dengarlah, Tuhan, seruanku kepada-Mu, kasihanilah aku dan jawablah aku! Seturut sabda-Mu kucari wajah-Mu, wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku. Alleluya.

atau

Exaudi, Domine, vocem meam, qua clamavi ad te, alleluia: tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me, alleluia, alleluia.
Mzm. Dominus illuminatio mea, et salus mea: quem timebo?
 
 
              
Doa Pembuka

Ya Allah, meskipun Putra-Mu telah bersatu dengan Dikau di surga, kami percaya bahwa Ia senantiasa menyertai dan mendoakan kami. Kami mohon, berkatilah kami agar dapat selalu bersatu dengan umat-Mu dan memuliakan nama-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 
    
Bacaan dari Kisah Para Rasul (7:55-60)

"Aku melihat Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."

Di hadapan Mahkamah Agama Yahudi Srefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah para anggota mahkamah, dan sambil menutup telinga serentak menyerbu Stefanus. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku!” Dan sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuktanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1.2b.6.7c.9)
1. Tuhan adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya!
2. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya. Segala dewata sujud menyembah Allah.
3. Sebab Engkaulah ya Tuhan, Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi. Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Bacaan diambil dari Kitab Wahyu (22:12-14.16-17.20)
 
"Datanglah Tuhan Yesus!"
 
Aku, Yohanes, mendengar suara yang berkata kepadaku, “Sesungguhnya Aku datang segera, dan Aku membawa upah untuk membalas setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.” Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota yang turun dari surga, dari Allah. Aku mendengar pula suara yang berkata, “Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah Tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang gemilang.” Roh dan pengantin perempuan itu berkata, “Marilah!” Barangsiapa haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!” Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini berfirman, “Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
   
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:18)
Aku tidak meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku akan kembali kepadamu, dan hatimu akan bersukacita. 
 
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (17:20-26)
 
"Supaya mereka sempurna menjadi satu."
 
Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya, “Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga ada di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya di mana pun Aku berada mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, yakni mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka, dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

   
Sangat menarik bahwa Injil Lukas ditutup dengan kata-kata yang menggambarkan keadaan hati para murid yang bersukacita: “Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita” (Luk. 24:52). Suasana sukacita dan gembira ternyata mewarnai Injil Lukas sejak awal. Kepada Zakharia, malaikat mengatakan, “Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu” (Luk. 1:14). Dalam kidungnya, Maria menyatakan antara lain, hatiku bergembira karena Allah Juru Selamatku” (Luk. 2:47). Dalam Sabda Bahagia, Yesus mengajak para murid untuk “bersukacitalah dan bergembiralah” (Luk 6:23). Yesus pun ditampilkan sebagai yang bergembira dalam Roh Kudus (Luk. 10:20). Untuk melengkapi betapa sukacita menjadi warna Injil Lukas, silakan membaca juga Luk. 13:17; 15:6.7.9.10.23.32; 19:16.

Ketika merenungkan hal sukacita ini, saya teringat akan pengalaman saya ketika berjumpa dengan seorang anak SMP, yang lahir dari keluarga yang ibunya beriman bukan Katolik. Anak itu ingin sekali menjadi Katolik, tetapi tidak diizinkan oleh ibunya. Dia ingin sekali mempunyai buku nyanyian ibadah dan rosario seperti temantemannya, tetapi tidak diizinkan juga oleh ibunya. Pada suatu hari anak itu --yang sudah saya kenal sejak beberapa waktubertemu dengan saya dan dengan wajah yang sangat riang gembira mengatakan kepada saya, “Rama, sekarang ibu mengizinkan saya untuk belajar agama Katolik, menjadi calon baptis”. Sampai sekarang saya masih ingat wajah anak yang begitu riang gembira karena diizinkan untuk mengikuti pelajaran agama Katolik. Pada waktu itu, saya sebagai seorang imam bertanya dalam hati, “Pernahkah saya merasakan kegembiraan sebesar itu, karena saya sudah menerima baptisan sejak bayi?” Sejak saat itu, salah satu doa harian saya adalah mohon kegembiraan, bukan karena alasan-alasan lain, melainkan kegembiraan iman. Itulah yang selalu dirindukan oleh seorang beriman sebagaimana terungkap dalam doa pemazmur, “Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu." (Mzm 51:14).
 
 Salah satu tanda dari iman yang hidup adalah hidup yang bersukacita. Sukacita tidak sama dengan senang-senang. Sukacita sejati bersumber pada keyakanan akan keselamatan yang dianugerahkan melalui Yesus (bdk. Luk. 24:46). Sukacita karena keselamatan yang kita alami itu juga mewajibkan dan mendorong klta untuk menjadi saksi-saksi yang andal dan kreatif untuk zaman kita ini. Untuk semakin memahami apa arti sukacita yang bersumber pada keselamatan, Anda dapat membaca Anjuran Apostolik Paus Fransiskus, Sukacita Injil, 24 November 2013. ( IS/INSPIRASI BATIN 2019) 
 
 
   
Antifon Komuni (Yoh 17:22)

Aku mohon, ya Bapa, semoga mereka bersatu, sebagaimana Kita pun bersatu. Alleluya.

atau

Pater, cum essem cum eis, ego servabam eos, quos dedisti mihi, alleluia: nunc autem ad te venio: non rogo ut tollas eos de mundo, sed ut serves eos a malo, alleluia, alleluia.

Sabtu, 01 Juni 2019 Peringatan Wajib St. Yustinus, Martir

Sabtu, 01 Juni 2019
Peringatan Wajib St. Yustinus, Martir
   
“Meski kami orang Kristen dibunuh dengan pedang, disalibkan, atau di buang ke moncong-moncong binatang buas, ataupun disiksa dengan belenggu api, kami tidak akan murtad dari iman kami. Sebaliknya, semakin hebat penyiksaan, semakin banyak orang demi nama Yesus, bertobat dan menjadi saleh." --- St Yustinus
             
Antifon Pembuka (Mzm 119:85.46)
  
     Orang sombong menggali lubang bagiku, mereka tidak memedulikan perintah-Mu. Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para raja. Alleluya.      
The wicked have told me lies, but not so is your law:ispoke of your decrees before kings, and was not confounded. Alleluya.
 
Doa Pembuka

Allah Bapa sumber hikmat kebijaksanaan, dengan kebodohan salib Engkau telah mengajarkan kebijaksanaan Yesus Kristus, Putra-Mu, kepada Santo Yustinus, Martir. Pada hari peringatannya hari ini kami mohon, berilah kami agar sanggup menolak segala yang dapat menjauhkan kami daripada-Mu. Berilah pula kami rahmat-Mu agar selalu setia dalam iman.  Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.   
 
Apolos dapat menjadi teladan beriman yang berkobar-kobar dalam mewartakan Yesus dan yang terus menyempurnakan rahmat Tuhan dalam hidupnya.
    
Bacaan dari Kisah Para Rasul (18:23-28)
   
 
"Apolos membuktikan dari Kitab Suci, bahwa Yesus adalah Mesias."
    
Paulus meninggalkan Korintus dan kembali ke Kota Antiokhia di Siria. Setelah beberapa hari lamanya tinggal di Antiokhia, ia berangkat, dan menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid. Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Kota Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus; tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa Apolos ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Tuhan. Karena Apolos ingin menyeberang ke daerah Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya, Apolos oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 825
Ref. Allah telah naik diiringi sorak-sorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
Ayat. (Mzm 47:2-3.8-9.10; R: 6)
1. Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja agung atas seluruh bumi.
2. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan lagu yang paling indah! Allah merajai segala bangsa, di atas takhta-Nya yang kudus Ia bersemayam.
3. Para pemimpin bangsa-bangsa berdatangan bergabung dengan umat Allah Abraham. Sebab segala perisai di atas bumi adalah milik-Nya; sangat agunglah Dia!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 16:28)
Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; kini Aku meninggalkan dunia lagi dan pergi kepada Bapa
  
Yesus berpesan agar kita meminta segala sesuatu kepada Bapa dalam nama-Nya. Jika kita menerimanya, maka hati kita akan dipenuhi dengan sukacita. Santo Yustinus adalah seorang filsuf yang bertobat karena kesaksian hidup umat. Dalam kesaksian itu, ia menemukan kebenaran sejati yang telah lama ia cari. Kesaksian menuai kesaksian. Ia rela menerima hukuman mati sebagai saksi untuk membela umat dalam kebenaran ilahi.

      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:23b-28)
  
"Bapa mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya."
   
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. Semuanya ini kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Kukatakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; kini Aku meninggalkan dunia lagi dan pergi kepada Bapa.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

  

Apolos adalah seorang pengajar yang pandai bicara namun kurang pengetahuan tentang Yesus. Setelah diberi pengarahan oleh Piskila dan Akwila, ia pun percaya dan mampu membawa jemaat untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Ia bersama Paulus bahu-membahu mewartakan Yesus. Bila kita mau beriman dengan baik, jangan malu bertanya. Yesus minta kita untuk berdoa kepada Tuhan dalam nama-Nya. Ia menjamin bahwa permintaan kita pasti dikabulkan oleh Bapa. Mohonlah kepada Bapa dalam nama Yesus agar dapat mengenal Yesus dengan baik, supaya mantap di dalam pewartaan. 
 
 
        
Antifon Komuni (1Kor 2:2)
 
Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
 
I resolved to know nothing while i was with you except Jesus Christ, and him crucified 

   

RUAH

Jumat, 31 Mei 2019 Pesta SP Maria mengunjungi Elisabeth

Jumat, 31 Mei 2019
Pesta SP Maria mengunjungi Elisabeth
 
“Maria tahu bahwa dalam beredarnya waktu ia akan melahirkan Dia, yang diakuinya sebagai sumber keselamatan sejak dari kekal” (St. Beda Venerabilis)
          
Antifon Pembuka
    
Maria, dengarkanlah, hai kalian yang takwa, aku hendak mewartakan yang dikerjakan Allah bagiku. 
 
 
       
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan, tanpa Syahadat.
      
Doa Pembuka
 
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau telah mendorong Santa Perawan Maria, yang sedang mengandung Putra-Mu, untuk mengunjungi Santa Elisabet, saudarinya. Semoga kami pun senantiasa mentaati dorongan Roh Kudus. Maka bersama Santa Perawan Maria kami akan selalu dengan gembira memuji karya-Mu yang agung. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.      
 
Bacaan dari Kitab Nubuat Zefanya (3:14-18a)

  
"Tuhan, Raja Israel, ada di tengah-tengahmu."
   
Bersorak sorailah, hai puteri Sion, bergembiralah, hai Israel! Bersukacita dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu, Ia telah menebas binasa musuh-musuhmu. Raja Israel, yakni Tuhan, ada di tengah-tengahmu; Engkau tidak akan takut lagi kepada malapetaka. Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem, “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lunglai! Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bersukaria karena engkau, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, dan Ia bersorak gembira karena engkau seperti pada hari pertemuan raya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Atau 
              
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (12:9-16b)
  

"Bantulah orang yang kudus dalam kekurangannya, dan berusahalah selalu memberi tumpangan."
  
Saudara-saudara, kasihmu janganlah pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik! Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu berkurang, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah orang-orang kudus dalam kekurangannya, dan berusahalah selalu memberi tumpangan! Berkatilah orang yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan yang muluk-muluk, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 864
Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.
Ayat. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6; R: 6b)
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. Pada waktu itu kamu akan berkata, "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!"
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!
   
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 1:45) 
Berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.
        
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)
 
"Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"
  
Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan menceraiberaikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   

Renungan

   

Kaum ibu kalau berkunjung, atau menghadiri undangan perkawinan/undangan ulang tahun dll, sering kali membawa bingkisan. Bingkisan itu merupakan tanda kasih, dukungan atau pun tanda persaudaraan. Lebih dari itu, bingkisan itu merupakan tanda kehadiran dan kehidupan dari sang pemberi kepada orang itu. Bunda Maria, ketika mengunjungi Elisabeth, kemungkinan besarjuga membawa bingkisan, namun Lukas (penulis lnjll) tidak mencatat hal itu. Yang pasti adalah Maria membawa/menyampaikan/ memberi “salam” (tanda kasih, persaudaraan, dukungan, simpati, dan atau seluruh kehadiran dirinya) yang tulus, mendalam dan murni kepada Elisabeth. Salam itu merupakan simbol seluruh diri dan sukacitanya. Maka, Elisabeth pun bergembira, dan anak yang masih di kandungan pun bersorak kegirangan. Maria adalah utusan Allah (pahlawan) yang mengusir kesunyian dan kesedihan, dan menghantar mereka kepada kegembiraan.  
     
Antifon Komuni (Luk 1:48-49)
 
Mulai sekarang aku disebut "yang bahagia" oleh sekalian bangsa. Sebab karya agung dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa, kuduslah nama-Nya. 
   
Doa Malam
 
Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau memilih Maria menjadi Bunda penebus dalam hidup ini. Kami bersyukur kepada-Mu atas anugerah ini. Pun pula kami bersyukur atas penyertaan dan rahmat-Mu yang Engkau nyatakan kepada kami sepanjang bulan Mei ini, yang didedikasikan sebagai Bulan Maria. Semoga Bunda surgawi menuntun kami agar sampai kepada-Mu, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
       
“Sukacita merupakan kata kunci perjumpaan dengan Elisabet, di mana suara Maria dan kehadiran Yesus dalam rahimnya membuat Yohanes "melonjak kegirangan" (Luk 1:44). Sukacita juga memenuhi kawasan Betlehem ketika kelahiran Bayi Ilahi, Juruselamat dunia, diberitakan oleh nyanyian para malaikat dan dimaklumkan kepada para gembala sebagai "kesukaan besar" (Luk 2:10).” (Paus Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae, No. 20)
 

   Mgr Nas/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019

Kamis, 30 Mei 2019 Hari Raya Kenaikan Tuhan

Kamis, 30 Mei 2019
Hari Raya Kenaikan Tuhan
  
“Ia tidak meninggalkan surga, ketika Ia turun dari surga kepada kita; dan Ia tidak meninggalkan kita, ketika Ia naik lagi ke surga” (St. Agustinus)
 

Antifon Pembuka (Bdk. Kis 1:11; PS 531)

Hai orang-orang Galilea, mengapa takjub memandang ke langit? Sebagaimana kamu melihat Yesus naik ke Surga demikian Ia akan datang kembali, alleluya.

Viri Galilæi, quid admiramini aspicientes in cælum? alleluia: quemadmodum vidistis eum ascendentum in cælum, ita veniet, alleluia, alleluia, alleluia.
 
 

Doa Pembuka


Allah Yang Mahakuasa, semoga kami bersorak-sorai karena sukacita yang suci dan dengan gembira mengucap syukur. Sebab dalam diri Kristus yang naik ke surga kami ditinggikan, dan sebagai anggota Tubuh-Nya kami pun berharap akan turut serta dalam kemuliaan Kristus, Kepala Gereja, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (1:1-11)
   
   
"Mereka melihat Dia terangkat ke surga."
     
Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu, berkat kuasa Roh Kudus, Ia telah memberi perintah kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. Setelah penderitaan-Nya selesai, Ia menampakkan diri kepada mereka, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari, ketika makan bersama-sama dengan mereka, Yesus melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa yang “telah kamu dengar dari pada-Ku”. Sebab, beginilah kata-Nya, “Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ, “Tuhan, pada masa inikah Engkau mau memulihkan Kerajaan bagi Israel?” jawab-Nya, “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi, kamu akan menerima kuasa, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria, bahkan sampai ke ujung bumi.” Sesudah mengatakan demikian, terangkatlah Yesus disaksikan oleh murid-murid-Nya, sampai awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Yesus naik, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka, “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri menatap ke langit? Yesus yang terangkat ke surga meninggalkan kamu ini akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu lihat Dia naik ke surga.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 825
Ref. Allah telah naik, diiringi sorak-sorai. Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
Ayat. (Mzm 47:2-3.6-7.8-9; Ul:6)
1. Hai segala bangsa, bertepuk-tanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak sorai! Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja Agung atas seluruh bumi.
2. Allah telah naik diiringi sorak-sorai. Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah! Kidungkanlah mazmur bagi Raja kita, kidungkan mazmur!
3. Sebab Allah adalah Raja atas seluruh bumi, bermazmurlah dengan lagu yang paling indah! Allah merajai segala bangsa, di atas takhta-Nya yang kudus Ia bersemayam.
 
 
 
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (1:17-23)
  
"Allah mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya dalam surga."
    
Saudara-saudara, kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang Mahamulia, aku memohon supaya Ia memberi kamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar, supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya; yaitu betapa kaya kemuliaan yang dijanjikan-Nya untuk diwarisi oleh orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya. Kekuatan itu sesuai dengan daya kuasa Allah, yang bekerja dalam Kristus, yakni kuasa yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan Allah dalam surga. Di situ Kristus jauh lebih tinggi dari segala pemerintahan dan penguasa, kekuasaan dan kerajaan serta tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini melainkan juga di dunia yang akan datang. Segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan Allah kepada jemaat sebagai kepala dari segala yang ada. Jemaat itulah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Diri-Nya, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

atau

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (9:24-28; 10:19-23)
 
"Kristus masuk ke dalam surga sendiri."
  
Saudara-saudara, Kristus telah masuk ke dalam tempat kudus bukan yang buatan tangan manusia, yang hanya merupakan gambaran dari tempat kudus yang sejati, tetapi ke dalam surga sendiri untuk menghadap hadirat Allah demi kepentingan kita. Ia pun tidak berulang-ulang masuk untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagaimana Imam Agung setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus mempersembahkan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab kalau demikian, Kristus harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang ternyata, pada akhir zaman ini, Ia hanya satu kali saja menyatakan diri, untuk menghapuskan dosa lewat kurban-Nya. Seperti manusia ditetapkan Allah untuk mati hanya satu kali, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengurbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu, Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka yang menantikan Dia. Jadi, Saudara-saudara, berkat darah Yesus kita sekarang dapat masuk ke dalam tempat kudus dengan penuh keberanian, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir yang tidak lain adalah diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat, dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan akan harapan kita sebab Dia, yang menjanjikannya, adalah setia!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 28:19.20)
Pergilah dan ajarlah semua bangsa, firman Tuhan; Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.
 
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:46-53)
  
"Kristus masuk ke dalam surga sendiri."
    
Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada para murid. Kata-Nya kepada mereka, “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari atas.” Lalu Yesus membawa murid-murid itu ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga. Para murid menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam bait Allah dan memuliakan Allah.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
   
 
Renungan



Hari ini Gereja Katolik merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan. Itu artinya empat puluh hari setelah Paskah. Dan sepuluh hari lagi kita akan merayakan Hari Raya Pentakosta, turunnya Roh Kudus. Suatu renungan sederhana saya tawarkan.

“… dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, ..”
(ay. 47). Dua kata, pertobatan dan pengampunan, berjalan bersama. Artinya pertobatan mengandaikan pengampunan. Bagaimana bila ada orang yang bertobat tetapi tidak ada yang memberi pengampunan? Bertobat artinya kembali kepada Bapa. Dan ketika anak kembali kepada bapanya, tentu dia akan mendengarkan apa yang dikatakan oleh bapanya. Pengampunan akan diberikan oleh Bapa saat anaknya pulang kembali menjumpai Sang Bapa (ingat kisah Anak yang Hilang, Luk. 15:11 dst.). Sang Bapa tidak memaksa dan tidak menuntut apa-apa. Diajuga tidak mendengarkan “pengakuan dan sesal” anaknya. Bapa sudah tahu sejak awal apa yang akan dialami oleh anaknya yang minta warisan di kala Bapanya masih hidup.
 
 
Drama Luk. 15 ini mengingatkan kepada kita akan pentingnya pertobatan dan pengampunan. Bisa saja kita ingin bertobat. Orang lain sulit memberi pengampunan; ini pun butuh pertobatan. Sulit? Memang benar bila kita memakai kekuatan kita sendiri, Pertobatan dan pengampunan adalah karunia dari Allah. Maka kita bisa memohonnya. Kalau kita sulit bertobat atau sulit mengampuni, datanglah pada Bapa, seperti anak bungsu yang pulang kepada Bapanya. Dengan sikap rendah hati dan berserah, rahmat pertobatan dan pengampunan akan kita alami.

Hanya mereka yang mengalami pertobatan dan pengampunan akan dengan lantang mampu mewartakannya. Masa Paskah adalah masa Mistagogi, masa untuk endalaman iman kita. Saatnya kita mawas diri dan melihat perjalanan hidup kita di  hadapan Allah. Selamat hening dan merenung. Tuhan memberkati!    [JK/INSPIRASI BATIN 2019]


Antifon Komuni (Bdk. Mat 28:20)

Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman, alleluya.

Behold, I am with you always, even to the end of the age, alleluia.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy