| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 03 Februari 2020 Hari Biasa Pekan IV

Senin, 03 Februari 2020
Hari Biasa Pekan IV

Peringatan Fakultatif St. Blasius, Uskup dan Martir

  
“Siapa yang mempunyai talenta khusus harus mempergunakannya demi keuntungan orang lain yang membutuhkannya” (Katekismus Gereja Katolik, 1937)

     

Antifon Pembuka (Mzm 3:4)

Ya Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku. Engkaulah kemuliaanku, yang mengangkat kepalaku.

Doa Pembuka

Allah Bapa Maharahim, semoga kami Kaukasihi dan semoga Roh-Mu membuka hati kami, agar kami dapat mengimani Engkau dan Utusan-Mu yang mendatangi kami, ialah Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   

Raja Daud mengerti dengan tepat, apa artinya bertobat! Pertobatan membutuhkan silih. Dia membiarkan Simei bin Gera, orang Benyamin yang tinggal di Behurim itu, mengutuki dirinya. Bahkan, sebenarnya Raja Daud rela memberikan takhtanya kepada Absalom, si anak yang memberontak.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (15:13-14.30; 16:5-13a)
 
   
"Daud melarikan diri dari Absalom, dan Simei mengutuk dia sesuai dengan perintah Tuhan."
    
Waktu itu Absalom, putera Daud memberontak. Maka datanglah seseorang kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.” Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem, “Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, jangan sampai kita tidak dapat luput dari tangan Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia tidak dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita serta memukul kota ini dengan mata pedang!” Maka Daud mendaki bukit zaitun sambil menangis. Ia mengenakan selubung kepala, dan mereka mendaki sambil menangis. Ketika Raja Daud sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus menerus mengutuk. Daud dan semua pegawainya ia lempari dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya. Beginilah perkataan Simei pada waktu itu mengutuk, “Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! Tuhan telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja. Tuhan kini menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sungguh, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah.” Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja, “Mengapa bangkai anjing ini mengutuki Tuanku Raja?” Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya.” Tetapi kata raja, “Tak usahlah campur tangan, hai anak Zeruya! Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila Tuhan bersabda kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?” Kata Daud pula kepada Abisai dan kepada semua pegawainya, “Sedangkan anak kandungku saja ingin mencabut nyawaku, apalagi si orang Benyamin ini! Biarkanlah dia, dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhanlah yang telah bersabda kepadanya demikian. Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini, dan Tuhan membalasku dengan sesuatu yang baik sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.” Demikianlah Daud melanjutkan perjalanan bersama orang-orangnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangkitlah, ya Tuhan, selamatkanlah aku.
Ayat. (Mzm 3:2-3.4-5.6-7)
1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, “Baginya tidak ada pertolongan dari Allah.”
2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
3. Maka, aku dapat membaringkan diri dan tertidur; dan kemudian bangun lagi, sebab Tuhan menopang aku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru. Bangkitlah, ya Tuhan! Tolonglah aku, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Babi tak lebih berharga dariapda manusia, seburuk apa pun keadaannya. Di pekuburan Gerasa, Yesus mengusir legion (pasukan) roh jahat dan mengizinkannya pindah ke dalam sekumpulan babi. Keputusan Yesus tepat, walau Dia harus menanggung akibatnya: Yesus diusir keluar dari daerah itu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:1-20)
    
"Hai roh jahat, keluarlah dari orang ini!"
   
Sekali peristiwa, sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang Danau Galilea, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah kepada-Nya seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan. Orang itu diam di sana dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya, dengan rantai sekalipun! Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu. Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya. Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?” Jawabnya, “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana, di lereng bukit, sekawanan babi sedang mencari makan. Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, dan biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu, dan memasuki babi-babi itu. Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu! Mereka menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk; orang yang tadinya kerasukan legion itu, kini berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceritakan apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya. Yesus berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat Tuhan atasmu, dan ceritakan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala yang telah diperbuat Yesus atas dirinya, dan mereka semua menjadi heran.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 

Yesus menyembuhkan seorang yang kerasukan roh jahat. Setelah disembuhkan, ia ingin mengikuti Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya, malah mengutusnya untuk pergi ke tengah kaum keluarganya, dan kepada orang-orang sekampungnya. Ia diminta untuk mewartakan karya kebaikan dan cinta Tuhan yang telah dialaminya. Kita juga diutus untuk ambil bagian dalam hidup dan karya Yesus, dengan menyampaikan kasih dan kebaikan Tuhan yang telah kita alami kepada siapa saja yang kita jumpai dalam kehidupan kita.
 
  
Blasius adalah seorang Uskup Sebaste, Armenia (Turki). Ketika ia memberkati umat seorang ibu bergegas datang kepadanya. Ia memohon Uskup Blasius agar menyelamatkan anaknya yang hampir meninggal karena duri ikan yang tertelan di tenggorokannya. Ia segera mendoakan anak itu dan memberkatinya. Mukjizat pun terjadi. Nyawa anak itu dapat diselamatkan.

Pada hari ini kita dapat menerima "Berkat Santo Blasius". Caranya: Umat menghampiri imam seperti pada acara komuni. Sambil memegang dua batang lilin yang disilangkan pada leher umat. Kemudian imam berkata: "Semoga dengan berkat doa Santo Blasius, Uskup dan Martir, Allah membebaskan Saudara dari penyakit tenggorokan dan penyakit-penyakit lain. Dalam nama Bapa (+) dan Putra dan Roh Kduus. Amin." Uskup Blasius dibunuh pada tahun 316. Peringatannya dirayakan secara fakultatif pada 3 Februari. 
 
    

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahabaik, hari telah mulai malam. Tinggallah dalam hatiku agar kegelapan malam ini tidak menggelapkan hatiku. Buatlah agar hatiku senantiasa terang sehingga karya-Mu senantiasa dapat kuwartakan lewat kata dan perbuatanku. Amin.
  
RUAH

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:27-30


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 314

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:27-30

Mrk. 6:27
Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.

et statim misso spiculatore rex praecepit afferri caput eius. Et abiens decollavit eum in carcere

Yang dimaksud “raja” adalah Herodes, sementara “pengawal” diterjemahkan dari istilah untuk menyebut algojo, yaitu orang yang melaksanakan hukuman mati. Setelah mendengar permintaan anak Herodias, Herodes langsung memberikan perintah kepada si algojo. Di penjara, kepala Yohanes dipenggal. Gugurlah dia.

Mrk. 6:28
Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.

et attulit caput eius in disco; et dedit illud puellae, et puella dedit illud matri suae.

Algojo membawa kepala Yohanes yang terpancung di atas semacam piring kepada Herodes. Herodes ke si gadis, lalu si gadis ke Herodias. Puaslah Herodias, dendamnya terbalaskan.

Mrk. 6:29
Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

Quo audito, discipuli eius venerunt et tulerunt corpus eius et posuerunt illud in monumento.

Waktu itu, Yohanes punya banyak murid, bahkan sebelum Tuhan Yesus punya murid. Beberapa murid Tuhan, sebelumnya adalah murid Yohanes. Murid-murid Yohanes mendengar kabar bahwa Yohanes telah dihukum mati. Mereka datang ke penjara, mungkin secara resmi meminta kepada Herodes, sebagaimana kelak jenazah Tuhan Yesus diminta kepada Pilatus, agar murid-murid itu diizinkan mengurus jenazah Yohanes. Mereka memakamkan Yohanes secara layak. Apakah kepalanya ikut dimakamkan? Kiranya ya.

Mrk. 6:30
Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.

Et convenientes apostoli ad Iesum renuntiaverunt illi omnia, quae egerant et docuerant.

Ayat ini seperti bicara perihal lain secara tiba-tiba, padahal tidak. Perhatikan Mrk. 6:7-11, Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya menjadi rasul (utusan). Kemudian, lihat Mrk. 6:12-13, murid-murid melaksanakan perintah Tuhan. Murid-murid yang diutus itu disebut “rasul”, artinya ‘utusan’.

Dalam Injil Markus, istilah “rasul” digunakan khusus untuk menyebut dua belas murid yang dipilih secara istimewa oleh Tuhan (Mrk. 3:13-19). Kata “murid” dalam Injil Markus bermakna umum, yaitu semua orang yang mengikuti Tuhan ke mana-mana menjadi pengikut-Nya. Di antara murid-murid, ada orang-orang yang dipilih khusus, jumlahnya dua belas orang, inilah “rasul-rasul” (Mrk. 3:14). Ada perbedaan penggunaan kata “rasul” dan “murid” dalam seluruh Injil Markus.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Minggu, 02 Februari 2020 Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

Minggu, 02 Februari 2020
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

“Hanya dalam kebenaran-lah kasih bersinar terang, hanya dalam kebenaran kasih dapat dihidupi secara otentik. Kebenaran adalah terang yang memberi makna dan nilai kepada kasih.“ – Paus Benediktus XVI, Ensiklik Caritas in Veritate

PEMBERKATAN LILIN DAN PERARAKAN
(Pemberkatan lilin dan perarakan tersedia dalam dua cara, dengan perarakan atau perarakan masuk meriah, selengkapnya lihat Buku Misa Minggu dan Hari Raya)


Antifon

Ecce Dominus noster cum virtute veniet, ut illuminet oculos servorum suorum, alleluia.

Tengoklah! Tuhan akan datang dengan kekuatan besar, akan bersinarlah mata semua orang yang mengabdi kepada-Nya, alleluya.

Behold, our Lord will come with power, to enlighten the eyes of his servants, alleluia.

    
Pengantar
 
Pesta Yesus dipersembahkan di kenisah sudah sejak abad ke-5 dirayakan di kota Yerusalem (Ritus Timur), dan sejak abad ke-6 diperluas ke seluruh Gereja Barat. Di Roma pesta ini dirayakan dengan nada pertobatan, sedangkan di Perancis dengan pemberkatan meriah dan perarakan lilin, sehingga sekarang masih dikenal sebagai "Misa Terang". Sejak tahun 1960 perayaan ini ditetapkan sebagai "Pesta Tuhan", sebelumnya dikenal dengan "Pesta Maria". 
 
Pada hari ini kita memperingati peristiwa mulia Kanak-kanak Yesus dipersembahkan kepada Allah oleh orangtua-Nya pada hari ke-40 sesudah kelahiran-Nya, sesuai dengan peraturan Hukum Taurat yang berlaku bagi setiap anak laki-laki sulung. Dalam diri Anak itu, Simeon yang sudah tua mengenal Sang Mesias, yang disebutnya "Terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa". Secara tradisional pada hari ini diadakan Perarakan Lilin atau sedikitnya Pemberkatan Lilin untuk menyambut dan menghormati Yesus yang "datang ke kenisah-Nya sebagai Terang bagi bangsa-bangsa"
   
Doa Pemberkatan Lilin

KIDUNG PERARAKAN (atau Puji Syukur 478, Sekarang Tuhanku)

Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Sekarang Tuhan, perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi uamt-Mu Israel.
Sebab aku telah melihat keselamatan-Mu, ya Tuhan.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Yang Kausediakan di hadapan para bangsa.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.

atau

Lumen ad revelationem gentium, et gloriam plebis tuæ Israel.

Antifon Pembuka (Mzm 48:10-11)

Kami telah menerima kasih setia-Mu, ya Allah, dalam bait-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.

Suscepimus Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen tuum Dues, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera tua.
Mzm. Magnus Dominus, et laudablis nimis: in civitate Dei, in monte sancto eius.
(Mzm 48:10-11, 2)
    
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, hari ini Putra Tunggal-Mu yang telah menjadi manusia seperti kami, dipersembahkan kepada-Mu di kenisah. Di hadapan hadirat-Mu yang agung kami mohon dengan rendah hati, sucikanlah hati dan budi kami agar kami pun menjadi persembahan yang pantas bagi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:1-4)
   
"Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya."
    
Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.  
 
        

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10; R: 10b)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:14-18)
   
"Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai."
    
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian, Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah sebabnya dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan, yang setia kepada Allah utnuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
        

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40) (Singkat: 2:22-32)
    
"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."
    
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” [Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.]
InilahI Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

“Begitu banyak umat terbaptis kehilangan identitas dan keanggotaannya : mereka tidak tahu konten iman yang esensial atau mereka berpikir bahwa mereka bisa menumbuhkan iman terpisah dari perantaraan Gerejawi. Dan sementara banyak orang melihat dengan ragu pada kebenaran-kebenaran yang diajarkan Gereja, yang lainnya mereduksi Kerajaan Allah menjadi suatu nilai-nilai besar, yang tentu berhubungan dengan Injil, tapi tidak lagi berhubungan dengan inti iman Kristen…Dalam konteks ini, bagaimana kita menghidupi tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita oleh Tuhan?” – Paus Benediktus XVI

Renungan
    
Hari ini kita memperingati hari Yesus dipersembahkan di kenisah di Yerusalem, tepat empat puluh hari setelah kelahiran-Nya, yang juga bertepatan dengan waktu pentahiran. St. Yusuf dan Bunda Maria membawa Yesus untuk dipersembahkan kepada Allah, agar memenuhi hukum Taurat Musa, bahwa semua anak sulung, yaitu semua yang lahir terdahulu dari kandungan, baik manusia maupun hewan, adalah milik Allah (lih. Kel 13:2,12-13). Persembahan ini menjadi kenangan yang hidup, akan bagaimana Allah membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Mesir. Yaitu saat Allah membinasakan semua anak sulung dari bangsa Mesir, baik manusia maupun hewan, sedangkan anak- anak sulung dari bangsa Israel diselamatkan-Nya karena tanda darah kurban anak domba, yang dibubuhkan di ambang pintu-pintu rumah mereka. Setelah peristiwa ini, bangsa Israel selalu mempersembahkan anak binatang yang sulung sebagai kurban kepada Allah.  Sedangkan anak sulung mereka, mereka tebus dengan kurban, sebagai tanda bahwa anak itu adalah milik Tuhan (Kel 13:15). Untuk maksud inilah St. Yusuf dan Bunda Maria mempersembahkan sepasang burung tekukur dan dua ekor anak merpati, yaitu ketentuan kurban tebusan bagi umat yang miskin.
   
Di kenisah itulah, St. Yusuf dan Bunda Maria bertemu dengan Simeon dan Hana. Mereka menerima pernyataan dari Roh Kudus, sehingga mereka mengenali bahwa Anak yang dalam pelukan Bunda Maria itu adalah Mesias: keselamatan dari Allah, terang bagi bangsa-bangsa dan kemuliaan bagi umat Israel (lih. Luk 2:29-32). St. Bernardus mengatakan dalam salah satu khotbahnya tentang perayaan hari ini, yang sering ditandai dengan prosesi, demikian, “Hari ini Perawan Maria membawa ke kenisah, Sang Tuhan-nya kenisah….” St. Bernardus kemudian menyebutkan bahwa St. Yusuf, Bunda Maria, Simeon dan Hana, adalah empat orang pertama yang memulai prosesi sukacita, yang akan terus diperingati sampai ke ujung bumi. Prosesi ini kemudian dilanjutkan oleh Gereja dengan tradisi prosesi lilin yang melambangkan Kristus Sang Terang dunia. Kita membawa lilin-lilin untuk diberkati dan digunakan pada saat berdoa, lambang yang mengingatkan bahwa kitapun dipanggil untuk menjadi seperti Kristus yang mempersembahkan diri-Nya kepada Allah Bapa. Gereja mengajak kita untuk membawa Terang Kristus kepada dunia dan orang-orang di sekitar kita.
    
Hari ini, kita juga memperingati saat Bunda Maria mempersembahkan Puteranya, dan mempersembahkan dirinya sendiri kepada Allah. Bunda Maria memperbarui ketaatannya kepada Allah, “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu” (Luk 1:38), sebagaimana dikatakannya kepada malaikat yang menyampaikan Kabar Gembira dari Allah kepadanya. Maka, hari ini kitapun diundang untuk memperbarui ketaatan kita kepada Allah.  Yaitu, agar kita dapat mengikuti teladan Bunda Maria, mau mempersembahkan seluruh diri kita, pikiran dan karya kita, kepada Allah.  Sejujurnya, betapa sedikitlah yang dapat kita persembahkan kepada Allah, sebab segala sesuatu yang ada pada kita, toh sebenarnya juga dari Allah dan milik Allah. Persembahan sederhana Bunda Maria- sepasang tekukur dan merpati- menjadi sungguh istimewa, sebab disatukan dengan persembahan Kristus. Maka, mari kita juga mempersembahkan persembahan kita, dan kita satukan dengan persembahan Kristus, agar berkenan bagi Allah Bapa. Doa-doa, karya, bakat dan sejumlah berkat Allah yang kita terima dari Allah, kita persembahkan kembali kepada Allah, dan kita persatukan dengan kurban Kristus dalam Ekaristi kudus. Maka apa yang nampaknya tidak berarti menjadi begitu bernilai, sebab telah disatukan dengan kurban Kristus yang nilainya tiada terkira. Semoga Allah Bapa berkenan menerima persembahan kita sebagaimana Ia menerima persembahan St. Yusuf dan Bunda Maria.
   
Hari ini, mari kita berdoa bersama St. Alfonsus Liguori, “Hari ini, O Bundaku, aku juga mengikuti teladanmu, hendak mempersembahkan hatiku yang miskin kepada Allah… Persembahkanlah aku sebagai milikmu juga kepada Allah Bapa dan kepada Yesus, dan berdoalah kepada Bapa, supaya melalui jasa Kristus Putera-Nya, dan oleh doa-doamu, Ia dapat menerimaku dan menjadikan aku sebagai milik-Nya sendiri….”
 (Stefanus Tay - Ingrid Listiati www.katolisitas.org)

Antifon Komuni (Luk 2:30-31)
 
Mataku telah melihat keselamatan-Mu yang Kausediakan bagi segala bangsa.

Persembahan Yesus dalam kenisah Bdk. Luk 2:22-29. menunjukkan Dia sebagai Anak sulung, yang dipersembahkan kepada Tuhan Bdk. Kel 13:12-13.. Dalam Simeon dan Anna terjadilah pertemuan - demikianlah tradisi Bisantin menamakan pesta ini - seluruh pengharapan Israel dengan Penebus-Nya. Yesus dikenal sebagai Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan, sebagai "cahaya bangsa-bangsa" dan "kemuliaan Israel", tetapi juga sebagai "tanda pertentangan". Pedang dukacita, yang diramalkan untuk Maria, menandakan "persembahan" yang lain, yang sempurna dan yang satu-satunya, di salib, yang akan menganugerahkan keselamatan, "yang Allah persiapkan untuk segala bangsa". --- Katekismus Gereja Katolik, 529 
 
 

Seri Liturgi AMIN: KATA PERTAMA


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 313

Seri Liturgi
AMIN: KATA PERTAMA

Syalom aleikhem.
Apa kata pertama yang dilisankan umat dalam Perayaan Ekaristi? Benar, itulah “amin”. Kurban Misa dibuka dengan Tanda Salib yang diucapkan imam, lalu umat menjawab dengan amin.

Anda kiranya sudah paham, kata terakhir dalam Alkitab adalah amin (Why. 22:21). Kata ini juga bertebaran di sepanjang Alkitab, terutama pada bagian akhir doa-doa Perjanjian Baru.

Amin dalam bahasa Ibrani yang merupakan sumbernya, erat berhubungan dengan “iman” dalam bahasa yang sama. Amin dan iman punya akar kata yang sama yang bermakna ‘teguh, andal, setia’. Dengan demikian, menurut ajaran Gereja Katolik yang tersurat dalam Katekismus Gereja Katolik no. 1062, amin bermakna ganda: (1) kesetiaan Allah kepada kita, (2) kepercayaan kita kepada Allah.

Setiap kali “amin” muncul dari diri anda tiap-tiap Ekaristi, ingatlah bahwa ada dua makna: amin berarti Allah itu setia, amin berarti anda percaya. Maka kini kita tahu, amin tak hanya bermakna setuju sebagaimana dipahami kebanyakan orang.

Terakhir, Tuhan Yesus sendiri adalah “Sang Amin” (Why. 3:14). Karena itu, setiap kali berkata “amin”, secara rohani anda sedang menyebut “nama” Tuhan sendiri. Maka, tak usah sering ber-“amin-amin” di medsos, latah itu. Sering terlihat amin berhamburan tak terkendali di kolom komentar aneka media.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 01 Februari 2020 Hari Biasa Pekan III

Sabtu, 01 Februari 2020
Hari Biasa Pekan III

Hati manusia merindukan dunia di mana kasih bertahan, di mana karunia-karunia dibagikan, di mana kesatuan dibangun, di mana kebebasan menemukan maknanya dalam kebenaran, dan dimana identitas ditemukan dalam persekutuan yang saling menghormati. Iman kita dapat menanggapi pengharapan-pengharapan ini : semoga kamu menjadi pelopornya! (Paus Benediktus XVI - Pesan untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-43, 24 Mei 2009)
  
Antifon Pembuka (Mzm 51:12)

Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahakuasa, semoga Kristus tidak ditolak dunia, karena kekurangan kami yang menghadirkan-Nya dengan terlalu samar-samar. Semoga kami bersama Kristus, mempedulikan, melayani, serta mengilhami dunia ini, karena Roh Kristus yang hadir dalam diri kami, namun semoga kami sendiri tidak sampai terseret oleh roh duniawi. Kami percaya bahwa Engkau senantiasa menyertai dan membantu kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:1-7a.10-17)
   
 "Daud mengaku telah berdosa kepada Tuhan."
     
Pada waktu itu Daud melakukan yang jahat di hadapan Allah: ia mengambil isteri Uria menjadi isterinya; maka Tuhan mengutus Natan kepada Daud. Natan datang kepada Daud dan berkata kepadanya, “Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain seekor anak domba betina yang masih kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar bersama dengan anak-anak si miskin, makan dari suapannya, minum dari cawannya, dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. Pada suatu hari orang kaya itu mendapat tamu; ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing domba atau lembunya untuk dimasak bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Maka ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu. Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan, “Demi Tuhan yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena orang yang melakukan hal itu tidak kenal belas kasihan.” Kemudian berkatalah Natan kepada Daud, “Engkaulah orang itu! Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel: Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah sabda Tuhan:’Malapetaka yang datang dari kaum keluargamu sendiri akan Kutimpakan ke atasmu. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; dan orang itu akan tidur dengan isterimu di siang hari. Engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.’ Lalu berkatalah Daud kepada Natan, “Aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Dan Natan berkata kepada Daud, “Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati, karena dengan perbuatan itu engkau sangat menista Tuhan.” Kemudian pergilah Natan, pulang ke rumahnya. Tuhan mencelakakan anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah bagi anak itu; ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman ia berbaring di tanah. Maka datanglah para tua-tua yang ada di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:12-13.14-15.16-17)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu! Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:16)
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:35-41)
 
"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."
 
Pada suatu hari, ketika hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana lalu bertolak, dan membawa Yesus dalam perahu itu di mana Ia telah duduk; dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau, “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini? Angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 

Kadang-kadang kita menakuti terlalu banyak hal: jangan-jangan hari ini gagal lagi atau jangan-jangan orang yang hendak kita temui tidak bersikap ramah. Kita takut bukan saja akan hal-hal yang tampaknya besar; juga akan hal-hal yang tampaknya sepele dan tidak berarti.

Kita menyaksikan kejahatan dan bencana sepertinya tidak berkesudahan. Kadang-kadang kejahatan tampak lebih kuat daripada kebaikan. Perbaikan hidup seolah tidak terjadi. Kita mencemaskan rezeki atau bagaimana dapat memenuhi kebutuhan kita untuk bulan berjalan atau biaya pendidikan anak yang belum dibayar. Layaknya, kita mengayuh perahu di tengah gelombang yang terancam tenggelam. Kita takut dan kehilangan keyakinan, seolah kita sendirian.

Yesus tidak membiarkan kita sendirian. Dia datang menemui dan menguatkan kita dalam perahu kita masing-masing dan berkata, "Mengapa takut? Mengapa kehilangan keberanian dan kehilangan pegangan?"

Yesus menyapa kita bukan saja pada saat gembira dan saat semuanya berjalan lancar. Dia juga datang pada saat kita mulai kekurangan tenaga dan kehilangan semangat dalam hidup. Kita hanya perlu membuka mata dan telinga kita untuk menangkap seruan dan sapaan-Nya melalui peristiwa yang kita saksikan, orang yang kita temui, dan bahkan dalam pekerjaan yang sedang kita laksanakan.
(Ziarah Batin, Renungan Harian dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mrk 4:31)

Yesus bangun, menghardik angin dan berkata kepada danau, "Diam dan tenanglah!" Maka angin mereda dan danau menjadi tenang sekali.
 
 
 

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:24-26


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 311

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:24-26

Mrk. 6:24
Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!”

Quae cum exisset, dixit matri suae: “ Quid petam? ”. At illa dixit: “ Caput Ioannis Baptistae ”.

Syalom aleikhem.
Secara harafiah, kata yang diterjemahkan “pergi” berbunyi “keluar” (lihat Latinnya: exisset, ingat exit). Ini menandakan tempat tetamu pria terpisah dengan para wanita. Herodias berada di ruangan yang berbeda dengan Herodes. Si anak keluar dari ruangan Herodes dan para tamu lelaki, lalu masuk ke ruangan Herodias.

Si anak minta pendapat ibunya mengenai apa yang harus diminta kepada Herodes. Inilah kesempatan bagi Herodias melampiaskan dendam kepada Yohanes. Herodias minta kepala Yohanes, artinya ia minta Yohanes dipenggal.

Mrk. 6:25
Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!”

Cumque introisset statim cum festinatione ad regem, petivit dicens: “ Volo ut protinus des mihi in disco caput Ioannis Baptistae ”.

Masuk lagi si anak ke ruangan Herodes untuk menyampaikan permintaan yang sesungguhnya permintaan Herodias. Kata-kata si gadis sungguh tegas: “aku mau” menunjukkan kesungguhan dalam hal minta; “sekarang juga” menyiratkan permintaannya harus segera dipenuhi tanpa menunda-nunda.

Talam itu bahasa lama untuk baki alias tampan, alat untuk menaruh dan mengangkut peralatan makan. Herodias ingin melihat kepala Yohanes di sana supaya ia sungguh yakin bahwa Yohanes benar-benar mati. Dengan kepala ditaruh di atas baki, artinya jelas terpisah dari tubuhnya, orang – dalam hal ini: Herodias – yakin bahwa korban telah tewas sempurna.

Mrk. 6:26
Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.

Et contristatus rex, propter iusiurandum et propter recumbentes noluit eam decipere;

Permintaan mengenai matinya Yohanes membuat Herodes sedih. Sebab, sejatinya Herodes tak ingin membunuh Yohanes. Kini ia mengalami dilema, terjepit di tengah. Di satu sisi, Herodes tak berniat mematikan Yohanes; di sisi lain, ia telah bersumpah kepada si anak di hadapan semua tamu.

Herodes pilih ikuti sumpahnya, tak ingin menanggung malu. Raja bertitah sekali jadi, tak bisa ditarik kembali, begitulah kebiasaan masa itu. Tambah lagi, titah diujarkan di hadapan banyak orang penting. Frasa “ia tidak mau” adalah terjemahan harafiah yang maknanya ‘Herodes memutuskan untuk tak menolak permintaan si anak’. Herodes meluluskan permohonan si anak meski hatinya berkata lain.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 31 Januari 2020 Peringatan Wajib St. Yohanes Bosko, Imam

Jumat, 31 Januari 2020
Peringatan Wajib St. Yohanes Bosko, Imam


“Keberanian untuk berdiri kokoh dalam kebenaran adalah tuntutan yang tak terhindarkan dari mereka yang dikirim Tuhan sebagai domba diantara serigala. “Mereka yang takut akan Tuhan tidak akan takut”, kata kitab Sirakh (34:16). Takut akan Allah membebaskan kita dari takut akan manusia. Ia membebaskan.” (Paus Benediktus XVI)
   
Antifon Pembuka (Mat 5:19)

Siapa yang mengajarkan dan melakukan sabda Tuhan, dialah yang akan disebut besar dalam Kerajaan Surga.

Doa Pembuka


Ya Allah, Engkau telah mengobarkan hati Santo Yohanes Bosko, Imam-Mu, untuk menjadi bapa dan guru bagi kaum muda. Kami mohon, perkenankanlah agar dengan nyala api yang sama, kami pun mampu memperhatikan kaum muda, mencari jiwa-jiwa, dan mengabdi hanya kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (11:1-2.4a.5-10a.13-17)
  
“Daud menghina Allah dengan mengambil istri Uria menjadi istrinya.”
   
Pada pergantian tahun, raja-raja biasanya maju berperang. Pada waktu itu Daud menyuruh Yoab maju bersama orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bangsa Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, ia berjalan-jalan di atas sotoh istana. Maka tampaklah kepadanya dari atas sotoh itu seorang wanita sedang mandi; wanita itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang mengambil dia. Wanita itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Kemudian pulanglah wanita itu ke rumahnya. Lalu mengandunglah wanita itu, dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud: “Aku mengandung.” Lalu Daud mengirim utusan kepada Yoab mengatakan, “Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku.” Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud. Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. Kemudian berkatalah Daud kepada Uria, “Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu.” Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja. Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama hamba-hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya. Maka diberitahukanlah kepada Daud demikian: “Uria tidak pergi ke rumahnya.” Keeseokan harinya Daud memanggil Uria untuk makan dan minum dengannya dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring di tempat tidurnya bersama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya. Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. Ditulisnya dalam surat itu demikian: “Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang hebat, kemudian kamu mengundurkan diri padanya supaya ia terbunuh mati.” Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa. Ketika orang-orang itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kasihanilah kami, ya Tuhan, karena kami yang berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.6bcd-7.10-11)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2.Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Maka, Engkau adil bila menghukum aku, dan tepatlah penghukuman-Mu. Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
4. Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bangkit menari-nari! Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)
  
"Kerajaan Surga seumpama orang yang menabur benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu."
    
Pada suatu ketika Yesus berkata, "Beginilah halnya Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu! Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba". Yesus berkata lagi, "Dengan apa hendak kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam rimbunannya". Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan sabda kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan



Yohanes Melkior Bosko lahir pada tanggal 16 Agustus 1815 di Becchi, sebuah desa dekat dengan kota Torino, Italia. Ketika menanjak remaja, anak petani yang sederhana ini tidak diperkenankan masuk sekolah oleh orang tuanya karena diharuskan bekerja di ladang. Dalam situasi ini ia diajar oleh seorang imam yang baik hati. Jerih payah imam tua itu menyadarkan orang tua Bosko akan pentingnya nilai pendidikan. Oleh karena itu sepeninggal imam tua itu, ibunya menyekolahkannya ke Castelnuovo. Pendidikan di Castelnuovo ini diselesaikannya dalam waktu satu setengah tahun. Kemudian ia mengikuti pendidikan imam di seminari Chieri dan ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1841. Karyanya sebagai imam diabdikan seluruhnya pada pendidikan kaum muda. Ia membuka sebuah perkumpulan untuk menampung anak anak muda yang terlantar, buta huruf dan miskin. Cita citanya ialah mendidik para kawula muda itu menjadi manusia manusia yang berguna dan mandiri. Ia berhasil mengumpulkan 1000 orang pemuda dari keluarga keluarga miskin. Dengan penuh kesabaran, pengertian dan kasih sayang, ia mendidik mereka hingga mereka menjadi manusia yang baik dan bertanggung jawab. Salah seorang muridnya yang terkenal adalah Dominikus Savio, yang kemudian hari menjadi orang kudus.

Keberhasilannya ini terus membakar semangat untuk memperluas karyanya. Untuk itu ia mendirikan sebuah rumah yatim piatu dan asrama. Dengan demikian para pemuda itu dapat tinggal bersama dalam satu rumah untuk belajar dan melatih diri dalam ketrampilan ketrampilan yang berguna untuk hidupnya. Untuk pendidikan ketrampilan, Bosko merubah dapur di rumah ibunya menjadi sebuah bengkel sepatu dan bengkel kayu. Bengkel inilah merupakan Sekolah Teknik Katolik yang pertama. Sekolah ini tidak hanya menghindarkan pemuda pemuda dari kenakalan remaja, tetapi juga menciptakan pemimpin pemimpin di bidang industri dan teknik. Lebih dari itu, cara hidup Bosko sendiri berhasil membentuk kepribadian pemuda pemuda itu menjadi orang orang Kristen yang taat beragama bahkan saleh. Pada tahun 1859 atas restu Paus Pius IX (1846 - 1878), Bosko mendirikan sebuah tarekat religius untuk para imam dan bruder, yang dinamakan Kongregasi Salesian. Kemudian pada tahun 1872, bersama Santa Maria Mazzarello, Bosko mendirikan Serikat Puteri puteri Maria yang mengabdikan diri dalam bidang pendidikan kaum puteri. Bosko mendirikan banyak perkumpulan di sekolah. Ia dikenal sebagai perintis penerbitan Katolik dan rajin menulis buku buku dan pamflet. Ia pun mendirikan banyak gereja dan membantu meredakan pertentangan antara tahta Suci dengan para penguasa Eropa. Dalam karyanya yang besar ini, Bosko selalu menampilkan diri sebagai seorang imam yang saleh, penuh disiplin dan rajin berdoa. Ia menjadi seorang Bapa Pengakuan yang terpercaya di kalangan kaum remaja. Pada saat saat terakhir hidupnya, ia menyampaikan pesan indah ini: Katakanlah kepada anak anakku, Aku menanti mereka di surga. Ia meninggal dunia pada tahun 1888 dalam usia 72 tahun. Pada tanggal 2 Juni 1929, Yohanes Melkior Bosko dinyatakan sebagai Beato dan pada tanggal 1 April 1934 ia digelari Santo oleh teman dekatnya Paus Pius XI (1922 - 1939).
(Imankatolik.or.id)
 
      

Seri Katekismus BAHAGIA TERTINGGI & DEFINITIF


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 312

Seri Katekismus
BAHAGIA TERTINGGI & DEFINITIF

Syalom aleikhem.
Surga itu kebahagiaan tertinggi dan definitif. Tertinggi secara kiasan menyatakan kesempurnaan, tiada yang melebihi. Definitif artinya sudah pasti, bukan sementara. Surga itu kebahagiaan terus-menerus tanpa jeda tanpa akhir. Konkretnya? Entahlah. Katekismus – berbasis Alkitab dan Tradisi – bicara selalu memakai gegambaran.

Hidup di surga berarti “ada bersama Sang Kristus” sebagaimana telah Beliau nyatakan dalam Yoh. 14:3: “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”

Manusia yang jatuh ke dalam dosa sejak semula telah kehilangan martabat sebagai anak-anak Allah dan, dengan demikian, hak atas surga. Mudahnya, surga telah tertutup bagi manusia. Dan, manusia tak sanggup membukanya kembali karena telah terpisah dari Allah. Berkat wafat dan kebangkitan Kristus, surga dibuka kembali.

Buah penebusan oleh Kristus adalah terbukanya kembali surga bagi manusia. Siapa beriman kepada-Nya dan setia melakukan kehendak-Nya, turut ambil bagian dalam hak atas surga. Tentu saja, manusia tak berhak atas surga, namun karena ikut Kristus, diperkenankan ambil bagian dalam kehidupan-Nya di surga.

Diwahyukan Melalui Gegambaran

Bagaimana keadaan surga dan penghuninya tak terbayangkan oleh nalar yang paling canggih sekalipun. Pikiran manusiawi tak sanggup mencakup sepenuh wahyu mengenai surga, benak kita tak mampu menampungnya. Karena itu, wahyu ilahi senantiasa menggunakan gegambaran ketika memaparkan seperti apa surga.

Apa yang disampaikan Alkitab mengenai surga bukan perihal harafiah. Di sana digambarkan surga sebagai kehidupan, terang, perdamaian, perjamuan nikah, anggur kerajaan, rumah Bapa, Yerusalem surgawi, firdaus. Tak ada yang benar-benar harafiah seperti dinyatakan. Surga melebihi semua gambaran.

Jangan dibayangkan, contohnya, ada makan seperti halnya makan di dunia ini. Kalaupun – ingat, kalaupun – ada makan di surga, pasti tak sama dengan makan duniawi. Alkitab, 1Kor. 2:9, melukiskan surga: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Di surga, semua serba lain daripada apa yang di dunia ini.

Semua penghuni surga diperkenankan memandang Allah dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Allah mengizinkan manusia melihat misteri-Nya secara langsung. Pandangan itu disebut “pandangan membahagiakan”. Bahkan hanya dengan memandang Allah, kita bahagia selama-lamanya. Bagaimana konkretnya? Entahlah.

Di surga tiada bosan, tiada sedih, dan perihal negatif lainnya. Mengenai itu, Katekismus menyatakan: “mereka… memenuhi kehendak Allah dengan gembira.” Hanya ada sukacita kekal.

** Ikhtisar atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1025-1029

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 30 Januari 2020 Hari Biasa Pekan III

Kamis, 30 Januari 2020
Hari Biasa Pekan III
  
“Pengulangan dosa, juga dosa ringan, membawa kepada kebiasaan buruk, antara lain apa yang dinamakan dosa-dosa pokok” (Katekismus Gereja Katolik, 1875)

    

Antifon Pembuka (Mzm 25:1-2a/PS 444)

Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku: Allahku, kepada-Mu aku percaya.
 
     
Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakuasa, kami bersyukur karena Engkau memilih kami menjadi umat kesayangan-Mu. Berkatilah Gereja kudus-Mu agar selalu setia kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. .

Doa Daud meneguhkan kepercayaannya bahwa Allah dan segala firman-Nya adalah kebenaran semata. Iman Daud ini menjadikan kasih setia Allah tetap tinggal dalam keturunan Daud untuk selama-lamanya. Inilah berkat yang berlaku dalam keluarga Daud: Mesias harus lahir dari keturunan Daud, dan lahir di kota Daud.
  
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:18-19.24-29) 
      
"Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku?"
 
Pada waktu itu Nabi Natan menyampaikan sabda Allah kepada Daud. Sesudah mendengar seluruh sabda itu, masuklah Raja Daud ke dalam, kemudian duduk di hadapan Tuhan sambil berkata, “Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? Ini pun masih kurang di mata-Mu, ya Tuhan Allah! Sebab itu Engkau telah bersabda juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh, dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang! Engkau telah mengokohkan Israel menjadi umat-Mu untuk selama-lamanya, dan Engkau, ya Tuhan, menjadi Allah mereka. Dan sekarang, ya Tuhan Allah, tetaplah untuk selama-lamanya janji yang Kauucapkan mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluargaku, dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu. Maka nama-Mu akan menjadi besar untuk selama-lamanya, sehingga orang berkata: Tuhan semesta alam, Allah Israel, Engkau telah menyatakan kepada hamba-Mu ini, demikian: Aku akan membangun keturunan bagimu. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ini kepada-Mu. Oleh sebab itu, ya Tuhan Allah, Engkaulah Allah dan segala firman-Mu adalah kebenaran; Engkau telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hamba-Mu. Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab, ya Tuhan Allah, Engkau sendirilah yang bersabda, dan oleh karena berkat-Mu keluarga hamba diberkati untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya.
Ayat. (Mzm 132:1-2.3-5.11.12.13-14)
1. Ingatlah, ya Tuhan, akan Daud, dan akan segala penderitaannya. Ingatlah bagaimana ia telah bersumpah kepada Tuhan, dan telah bernazar kepada Yang Mahakuat dari Yakub.
2. ”Sungguh, aku tidak akan masuk ke dalam kemah kediamanku, dan tidak akan berbaring di ranjang petiduranku; aku tidak akan membiarkan mataku tertidur, atau membiarkan kelopak mataku terlelap; sampai aku mendapat tempat bagi Tuhan, kediaman bagi Yang Mahakuat dari Yakub.”
3. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya, “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu; Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka, akan duduk di atas takhtamu.”
4. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, “Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.

Semua misteri kehidupan akan disingkap dalam diri Yesus Kristus, bagaikan pelita yang harus ditempatkan di atas kaki dian. Maka diperlukan telinga yang peka untuk mencamkan sabda yang didengarnya. Buahnya, menjadi pola pikir yang kita kenakan untuk menilai sesama; dan akan dijadikan Allah untuk “mengadili” kita. Tanpa upaya tersebut, semua yang ada pada kita akan diambil-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:21-25)
   
"Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian. Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu."
        
Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-muridnya, “Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada suatu rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” Lalu Yesus berkata lagi, “Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan dikenakan pula padamu; dan malah akan ditambah lagi! Karena siapa yang mempunyai, akan diberi lagi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus mengajarkan bahwa ajaran-Nya tidak seharusnya disembunyikan. Ajaran-Nya diperuntukkan bagi semua manusia. Para murid dipanggil dan diutus untuk mewartakan amanat Injil Yesus. Mereka harus menjadi terang bagi sesamanya juga dengan hidup yang sesuai dengan amanat Injil. Itulah sebabnya, Yesus mengingatkan mereka untuk mendengarkan. Kita semua juga berkat rahmat baptis diundang untuk ambil bagian dalam tugas pewartaan. Tugas pewartaan ini bukan hanya dengan kata-kata, tetapi terlebih dengan cara hidup. Apakah cara hidup kita sudah sesuai dengan semangat hidup Injili?

Doa Malam

Ya Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu atas anugerah telinga. Melaluinya aku dapat mendengar banyak hal akan apa yang terjadi di sekitarku.Tajamkanlah pendengaranku agar aku mampu mendengarkan firman-Mu, merenungkannya dalam hati dan keheningan serta melaksanakannya dalam berbagai aktivitasku setiap hari. Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku sehingga aku dapat berjalan di jalan yang benar menuju keselamatan abadi. Ya Tuhan, menjelang istirahat malam ini aku hendak membangun niat untuk menjadi pelita bagi sesama di sekitarku. Amin.
 
    





RUAH

Seri Liturgi DUDUK DEKAT TUHAN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 310

Seri Liturgi
DUDUK DEKAT TUHAN

Syalom aleikhem.
Kebanyakan orang Katolik tahu Marta dan Maria dalam Injil. Marta sibuk melayani, Maria – demikian Luk. 10:39 – “duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya”.

Dalam setiap Kurban Misa, kita mengambil sikap seperti Maria dalam hal duduk dekat Tuhan dan mendengarkan firman-Nya. Sesungguhnya, hampir semua kata-kata dalam Misa dicuplik dari Alkitab, firman-Nya. Untuk itu, kita menaruh perhatian atas segala yang terjadi sepanjang Misa.

Perihal duduk, kita perlu menyadari bahwa duduk dalam Misa adalah “duduk liturgis”, berbeda dengan duduk di tempat dan acara lain. Duduk dalam Misa itu bagai duduknya Maria dekat kaki Tuhan untuk mendengarkan-Nya.

Mari perbaiki (sadari) cara duduk kita dalam Misa supaya menjadi duduk yang semacam itu. Mungkin ada yang berujar: “Duduk saja diatur! Misa bukan upacara penuh aturan!” Benar, Misa memang bukan upacara bendera, namun duduk yang teratur mempengaruhi hati agar terarah kepada Tuhan.

Tahun 1962 dan sebelumnya, duduknya imam diatur ketat agar hati terarah. Hal ini bisa kita ambil manfaatnya. Demikian caranya: kaki rapat menghadap ke depan, telapak tangan terletak di atas paha: tangan kiri pada paha kiri, tangan kanan pada paha kanan. Mari mengarahkan hati mulai dari cara duduk. Inti: duduk kita selayaknya menjadi “duduk dekat Tuhan untuk mendengarkan-Nya”.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 29 Januari 2020 Hari Biasa Pekan III

Rabu, 29 Januari 2020
Hari Biasa Pekan III

Melalui perumpamaan - satu bentuk mengajar-Nya yang khas - Yesus mengajarkan supaya masuk ke dalam Kerajaan-Nya Bdk. Mrk 4:33-34.. Lewat perumpamaan Ia mengundang ke perjamuan Kerajaan-Nya Bdk. Mat 22:1-14., tetapi menuntut juga keputusan yang radikal. Untuk memperoleh Kerajaan itu, orang harus melepaskan segala sesuatu Bdk. Mat 13:44-45.; kata-kata hampa tidak mencukupi; perbuatan sangat dibutuhkan Bdk. Mat 21:28-32.. Perumpamaan perumpamaan itu seakan-akan menempatkan sebuah cermin di depan manusia, dalamnya ia dapat mengerti: Apakah ia menerima kata-kata itu sebagai tanah yang berbatu-batu atau sebagai tanah yang baik? Bdk. Mat 13:3-9. Apa yang ia lakukan dengan talenta yang ia terima? Bdk. Mat 25:14-30. Yesus dan kehadiran Kerajaan di dunia adalah inti semua perumpamaan. Orang harus masuk ke dalam Kerajaan, artinya harus menjadi murid Kristus, untuk "mengetahui rahasia Kerajaan surga" (Mat 13:11). Untuk mereka yang "ada di luar (Mrk 4:11), segala sesuatu tinggal rahasia Bdk. Mat 13:10-15.. (Katekismus Gereja Katolik, 541)


Antifon Pembuka (Mrk 4:3.8)

Seorang penabur keluar menabur benih. Benih itu sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dengan suburnya dan menghasilkan buah.

Doa Pembuka


Allah Bapa Maha Penyayang, Engkau telah membangun dunia menjadi tempat tinggal-Mu melalui Yesus Tuhan kami. Kami mohon, semoga Ia sebagai batu sendi selalu menghimpun kami dan menjadikan kami umat kesayangan-Mu yang mengenal Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-17)
  
"Aku akan membangkitkan keturunanmu dan Aku akan mengokohkan kerajaannya."
   
Waktu itu Raja Daud ingin mendirikan rumah bagi Tuhan. Maka datanglah Tetapi pada sabda Tuhan kepada Natan, demikian: "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? Aku tidak pernah diam dalam rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman. Selama Aku mengembara bersama-sama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan firman kepada salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan menggembalakan umat-Ku Israel, demikian: Mengapa kamu tidak mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras? Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu, sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan Tuhan kepadamu: Tuhan akan memberikan keturunan kepadamu. Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." Tepat seperti perkataan ini dan tepat seperti penglihatan ini Natan berbicara kepada Daud.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bagi dia Aku akan memelihara kasih setia-Ku untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.27-28.29-30)
1. Engkau berkata, “Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku hendak bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya dan membangun takhtamu turun temurun.
2. Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.” Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi Yang Tertinggi di antara raja-raja bumi.
3. Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh. Aku akan menjamin kelestarian anak cucunya sepanjang masa dan takhtanya seumur langit.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:1-20)
  
"Seorang penabur keluar untuk menabur."
  
Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea. Maka datanglah orang yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia terpaksa naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh, lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu ada di darat, di tepi danau itu. Dan Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dalam bentuk perumpamaan. Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka, "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga benih itu tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dengan subur dan berbuah; hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat". Dan Yesus bersabda lagi, "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Ketika Yesus sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid menanyakan arti perumpamaan itu. Jawab-Nya, "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menangkap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, biar mereka jangan berbalik dan mendapat ampun". Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? Penabur itu menaburkan sabda. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar sabda, lalu datanglah iblis dan mengambil sabda yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi sabda itu tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, mereka segera murtad. Dan yang lain, yang ditaburkan di tengah semak duri, ialah yang mendengar sabda itu, tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain sehingga sabda itu tidak berbuah. Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat".
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 

Dengan berbagai cara Allah telah dan sedang berkarya dan bersabda kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya, terutama kepada manusia, citra-Nya. Karya dan sabda-Nya itu mencapai puncak dan kesempurnaannya daiam karya dan sabda Tuhan Yesus Kristus, Putra-Nya sendiri. Di dalam diri Putra, Bapa hadir bersama Roh-Nya.

Sayang, ada yang menolak karya-karya dan sabda-sabda-Nya mentah-mentah, sehingga mereka tidak mendapatkan buah apapun dari karya dan sabda ilahi itu. Ada juga yang menerima-Nya setengah-setengah saja, sehingga mereka hanya mendapat buah sedikit saja dari karya-karya dan sabda-sabda-Nya. Syukurlah, ada juga yang menerimanya dengan sepenuh hati, sehingga mereka memperoleh buah yang berlimpah-ruah. Kondisi hati orang saat menanggapi sabda Allah itu seperti kondisi tanah ketika menyambut benih baik yang ditaburkan oleh petani. Tanah yang berbatu-batu tidak memungkinkan benih itu tetap hidup iaiu bertunas dan bertumbuh. Tanah yang dipenuhi semak-semak memang masih memungkinkan benih itu bertunas tetapi tunas itu segera mati karena “kalah bersaing” dengan semak-semak. Tanah yang subur memungkinkan benih itu bertunas, bertumbuh, dan akhirnya berbuah banyak. Namun, bagaimanapun juga sikap para tamu, perjamuan makan tersebut tidaklah sia-sia. Allah itu Maha Besar dan Mahakuasa. Karena itu, karya dan sabda-Nya pasti berhasil. Allah tidak dapat digagalkan oleh makhluk-makhluk ciptaan-Nya.

Contemplatio:

Bayangkanlah diri anda adalah seorang petani yang sedang menabur benih. Bagaimana perasaan anda kemudian, ketika anda melihat bahwa semua benih itu menumbuhkan tunas? Bagaimana perasaan anda ketika melihat ada tunas yang cepat mati?

Oratio:


Ya Bapa, bantulah aku dengan rahmatMu, agar aku dapat menjadi lahan yang subur bagi benih itu, sehingga aku ikut menghasilkan buah banyak di dalam “kebun anggur”-Mu. Amin.. (APH/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2020) 
 
  

Antifon Komuni (Lih. Mrk 8:15)

Berbahagialah orang yang menyambut Sabda Allah dalam hati yang tulus dan jujur dan menghasilkan buah dengan sabar.

Seri Katekismus SURGA KINI SURGA NANTI


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 309

Seri Katekismus
SURGA KINI SURGA NANTI

Syalom aleikhem.
Betapa sering terdengar istilah “surga”, namun apa artinya menurut ajaran Katolik? Katekismus mengajarkan, surga adalah kehidupan (setelah kematian) yang sempurna; artinya tak ada cacat cela sedikit pun maupun kekurangan sekecil apapun.

Tak berhenti di situ, surga adalah kehidupan sempurna bersama Allah Tritunggal yang penuh cinta, bersama dengan Santa Perawan, para malaikat, dan para kudus. Surga adalah kehidupan dalam kebahagiaan tertinggi dan definitif. Bagaimana itu dibayangkan? Tak mudah, namun bayangkan kita bahagia tanpa jeda dan selama-lamanya, bahagia tanpa putus dan tanpa akhir.

Persis setelah orang meninggal dunia, ia langsung diadili dan mendapat keputusan final mengenai keadaan abadinya. Ada tiga keadaan: (1) langsung ke surga, kebahagiaan kekal; atau (2) ke surga melalui penyucian; atau (3) masuk ke pengutukan diri, yaitu neraka alias penderitaan abadi.

Orang yang mati dalam rahmat dan persahabatan dengan Allah dan suci sepenuhnya akan langsung masuk surga. Ketika seseorang meninggal dunia dan diadili dan kedapatan layak langsung masuk surga, ia masuk surga saat itu juga. Namun, sebelum kedatangan kedua Kristus pada akhir zaman, orang yang masuk surga berada di sana hanya dengan jiwa – badannya masih ada di dunia sebagai badan jasmani yang dapat rusak oleh penyebab alamiah.

Contoh: si A meninggal dunia. Jiwanya diadili dan kedapatan layak masuk surga. Maka, jiwanya langsung masuk surga, sementara badannya dikuburkan dan membusuk di dunia menanti kebangkitan badan pada akhir zaman untuk disatukan kembali dengan jiwanya.

Apakah itu berarti para kudus di surga kini berada di sana hanya dengan jiwa mereka? Ya, sampai saatnya hari kiamat, tubuh semua orang dibangkitkan, dan para kudus mendapatkan kembali tubuh mereka dalam tubuh rohani, begitu pula semua orang. Ada pengecualian dalam hal ini, yaitu Bunda Allah yang kini sudah di surga dengan jiwa dan raganya.

Surga Sepenuhnya

Apakah kini para kudus berada di surga yang belum sepenuhnya? Sudah sepenuhnya. Katekismus, mengutip pernyataan doktriner Sri Paus Benediktus XII sebagaimana dicatat dalam Denzinger no. 1000 dan dikutip dalam Lumen Gentium no. 49, mengajarkan bahwa jiwa para kudus yang kini berada di surga sudah melihat dan sungguh melihat hakikat ilahi dengan pandangan langsung dari muka ke muka tanpa pengantaraan makhluk apapun.

Artinya, kini, yaitu sebelum Pengadilan Terakhir, para kudus sudah benar-benar di surga, bukan setengah surga atau icip-icip surga. Bedanya, kini mereka di sana hanya dengan jiwanya, namun kelak setelah Pengadilan Terakhir dengan jiwa dan raganya sebagaimana telah terjadi pada diri Sang Theotokos.

Ringkas simpelnya, surga kini dan surga nanti setelah hari kiamat itu surga yang sama. Yang berbeda adalah para kudus kini di sana dengan jiwa saja, kelak setelah akhir zaman barulah dengan jiwa dan raga. Selebihnya, sama.

** Penjelasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1023-1024

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy