| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 18 Februari 2021 Hari Kamis sesudah Rabu Abu


Kamis, 18 Februari 2021
Hari Kamis sesudah Rabu Abu
 
“Setelah jatuh, segeralah bangkit kembali! Jangan biarkan dosa di dalam hatimu bahkan untuk sejenak!” – St. Yohanes Maria Vianney
        
Antifon Pembuka (Mzm 55:17.20.23)

Ketika aku berseru kepada Tuhan, Ia mendengarkan daku dan membebaskan daku dari musuh-musuhku. Serahkanlah nasibmu kepada Tuhanku dan Dia akan menolong engkau.

When I cried to the Lord, he heard my voice; he rescued me from those who attack me. Entrust your cares to the Lord, and he will support you.

Doa Pembuka

Allah Bapa pangkal dan tujuan kehidupan kami, terangilah hati dan budi kami dalam merencanakan pekerjaan kami. Dampingilah kami dalam melaksanakannya dan berikanlah rahmat-Mu untuk menyelesaikannya dengan baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)    
    
"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."
  
Di padang gurun di seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, “Ingatlah, pada hari ini aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan. Karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan serta peraturan-Nya. Dengan demikian engkau hidup dan bertambah banyak, dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu, di negeri yang kau masuki untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, apalagi jika engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka pada hari ini aku memberitahukan kepadamu bahwa pastilah kamu akan binasa, dan tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi Sungai Yordan, untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau tidak mati, baik engkau maupun keturunanmu, yaitu dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya. Sebab hal itu berarti hidup bagimu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
atau Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang di tanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mat 10:7)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)
  
"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."
  
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat lalu dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari ketiga. Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
  
     Kata "hari ini" bisa terdengar biasa atau signifikan, tergantung bagaimana kata itu digunakan dalam konteksnya.

Apalagi jika ditandaskan, maka kata tersebut memiliki makna yang kuat dan dalam.

Dalam bacaan pertama, kata "hari ini" muncul tiga kali di bagian itu, dan semuanya di bagian penting.

Kata dalam perikop itu memiliki urgensi; Ini menyiratkan bahwa saat ini adalah sekarang, keputusan harus segera dibuat, dan diperlukan komitmen.

Semua urgensi itu bukan tentang tenggat waktu atau tentang kecepatan dan ketergesaan. Ini tentang hidup dan mati, kepatuhan dan pembangkangan, berkat dan kutukan.

Dalam Injil, Yesus bahkan akan menekankan urgensi itu dengan memberi tahu kita untuk memikul salib kita setiap hari dan mengikuti Dia.

Jadi artinya setiap hari akan ada salib.

Tetapi kita harus memutuskan apakah itu akan menjadi salib atau dunia bagi kita.

Ya, kita harus memutuskan, hari ini dan setiap hari.
(RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Mzm 51:12)

Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku.

Create a pure heart for me, O God; renew a steadfast spirit within me.

 

Rabu, 17 Februari 2021 Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang


 
 

Rabu, 17 Februari 2021
Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang
   
“Puasa rohani dan suci ini, sebaiknya kita kaitkan dengan pemberian sedekah, yang meliputi berbagai macam perbuatan kasih yang terpuji.” (St. Leo Agung)
 
Antifon Pembuka (Keb 11:24.25.27)
  
Engkau mengasihi segala yang ada, ya Tuhan, dan tidak membenci apa pun yang telah Kauciptakan. Engkau tidak lagi memperhitungkan dosa manusia apabila mereka bertobat. Engkau berbelas kasih kepada mereka sebab Engkaulah Tuhan, Allah kami.
  
Miseris omnium, Domine, et nihil odisti eorum quæ fecisti, dissimulans peccata hominum propter pænitentiam, et parcens illis: quia tu es Dominus Deus noster.
  
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 57)

Doa Pembuka

Ya Allah, bantulah kami umat kristiani untuk memulai puasa suci ini. Semoga dengan pengendalian diri, kami memperoleh kekuatan untuk mengalahkan kelesuan rohani. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yoel (2:12-18)
  
"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
      
“Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.” Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: “Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 813
Ref. Mohon ampun kami orang berdosa.
Atau Kasihanilah, ya Tuhan, karena kami telah berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-6a.12-14-17; Ul: 3a)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:20 - 6:2)
   
"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."
   
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebab teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Jangan kautegarkan hatimu; dengarkanlah suara Tuhan pada hari ini.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
   
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."
      
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
   
   Hari ini saat kita memulai masa Prapaskah dengan Rabu Abu, kita diingatkan tentang beberapa kebenaran mendasar.

Pertama, kita diingatkan tentang kefanaan kita, dan itulah sebabnya abu ditaburkan di kepala kita. Itu adalah pengingat yang dalam sekaligus suram bahwa kita adalah debu dan pada akhirnya menjadi debu kita akan kembali.

Kedua, kita diingatkan tentang siapa Pencipta kita dan bahwa kita adalah ciptaan-Nya. Dan sebagai makhluk, tidak ada yang bisa kita banggakan sebagai pencapaian atau pencapaian kita sendiri. Sama seperti kita akan berubah menjadi debu, semua prestasi dan pujian kita seperti debu di hadapan Tuhan, Allah kita.

Dan akhirnya, kita diingatkan bahwa kita adalah orang berdosa tetapi Tuhan itu penyayang, penyayang dan pengampun. Dia memanggil kita untuk kembali kepada-Nya dan untuk bertobat dari dosa-dosa kita. Meskipun hati kita hancur oleh kesalahan kita, Tuhan akan menyembuhkan dan mengampuni hati yang rendah hati dan menyesal.

Itulah mengapa  masa Prapaskah datang dengan tiga disiplin spiritual yaitu doa, matiraga dan sedekah. Masa Prapaskah mengingatkan kita tentang siapa Tuhan dan siapa kita dan apa yang harus kita lakukan.

Marilah kita kembali kepada Tuhan Allah kita dengan segenap hati kita dan kita akan menemukan belas kasihan dan kasih sayang, pengampunan dan kesembuhan. 
(RENUNGAN PAGI)

Antifon Pembagian Abu (Bdk. Yl 2:13)

Marilah kita mengenakan karung dan menaburi kepala dengan abu. Marilah kita berpuasa dan meratap di hadapan Tuhan, karena Allah kita penuh belas kasihan; Ia akan mengampuni dosa-dosa kita.
 
Immutemur habitu, in cinere et cilicio: ieiunemus, et ploremus ante Dominum: quia multum misericors est dimittere peccata nostra Deus noster.

atau (Bdk. Yl. 2:17; Est 4:17)

Di balai depan dan altar para imam meratap dan berkata: Sayangilah, ya Tuhan, sayangilah umat-Mu, janganlah Engkau bungkam mulut orang yang memuji-Mu.

Iuxta vestibulum et altare plorabunt sacerdotes et levitæ ministri Domini, et dicent: Parce Domine, parce populo tuo: et ne dissipes pra calmantium ad te, Domine.

atau (Mzm 51:3)

Tuhan, hapuslah kesalahanku

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 51)

Antifon Persiapan Persembahan (Mzm 30:2-3)

Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. Tuhan, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.
  
Exaltabo te Domine, quoniam suscepisti me, nec delectasti inimicos meos super me: Domine clamavi ad te, et sanasti me.

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 30)

Antifon Komuni (Mzm 1:2-3)

Siapa saja yang merenungkan hukum Tuhan siang malam, akan menghasilkan buah pada waktunya.

Qui meditabitur in lege Domini die ac nocte, dabit fructum suum in tempore suo.

Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 1:1,2,3ab,3cd,4,5,6 atau Mazmur 60
     
Rabu Abu harus dijalani sebagai hari tobat dalam seluruh Gereja dengan pantang dan puasa. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 22)

 

Selasa, 16 Februari 2021 Hari Biasa Pekan VI

 


Selasa, 16 Februari 2021
Hari Biasa Pekan VI

“Janganlah makan terlalu banyak agar kamu tidak menjejali diri dan menjadi sakit. Jadi, makanlah dengan tetap merasa lapar.” (St. Bernardus)


Antifon Pembuka (Mzm 29:1a.2)

Sampaikanlah kepada Tuhan, hai penghuni surga, sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada-Nya dengan hormat dan khidmat.

Doa Pembuka


Allah Bapa sumber cahaya kehidupan, sembuhkanlah kebutaan mata dan dosa-dosa kami agar kami dapat memandang Putra-Mu, cahaya kami, yang didambakan oleh setiap orang dalam perjalanan menuju kepada-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Kejadian (6:5-8; 7:1-5.10)
     
 
"Aku akan menghapuskan manusia yang Kuciptakan dari muka bumi."
       
Tuhan melihat bahwa kejahatan manusia di bumi semakin besar, dan kecenderungan hati mereka selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Bersabdalah Tuhan, “Aku akan menghapuskan manusia yang Kuciptakan dari muka bumi, baik manusia maupun hewan, dan binatang-binatang melata maupun burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.” Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di hadapan Tuhan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Nuh, “Masuklah ke dalam bahtera, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. Dari segala binatang yang tidak haram, haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betina. Juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betina, supaya terpeliharalah keturunannya di seluruh bumi. Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya. Dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu.” Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Setelah tujuh hari datanglah air bah meliputi bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, la = fis, 2/4, PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat. (Mzm 29:1a.2.3ac-4.3b.9b-10; R:11b)
1. Sampaikanlah kepada Tuhan, hai penghuni surga, sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan!
2. Suara Tuhan terdengar di atas air, suara Tuhan mengguruh di atas air yang besar. Suara Tuhan penuh kekuatan, suara Tuhan penuh semarak.
3. Allah yang mulia mengguntur, di dalam bait-Nya setiap orang berseru, "Hormat!" Tuhan bersemayam di atas air bah, Tuhan bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:14-21)
   
"Awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."
     
Pada suatu hari murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya, “Berjaga-jaga dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Maka mereka berpikir-pikir, dan seorang berkata kepada yang lain, “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti.” Ketika Yesus tahu, apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata, “Mengapa kalian memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kalian memahami dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kalian mempunyai mata, tidakkah kalian melihat? Dan kalian mempunyai telinga, tidakkah kalian mendengar? Sudah lupakah kalian waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?” Jawab mereka, “Dua belas bakul.” Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?” Jawab mereka, “Tujuh bakul.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Masihkah kalian belum mengerti?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
  
   Saat telepon berdering, kita bisa melakukan dua hal.

Kita bisa menerima panggilan itu, atau kita bisa mengabaikannya.

Tapi satu hal yang pasti, kita tahu bahwa ada panggilan telepon.

Panggilan pertobatan dan pertobatan terus menerus diberikan oleh Tuhan.

Dia memanggil kita untuk berpaling dari keberdosaan kita dan kembali kepada-Nya.

Bacaan pertama mungkin terdengar kasar dan mungkin memberi kita kesan tentang Tuhan yang pendendam dan menghukum.

Tetapi ketika kita membaca keseluruhan cerita Nuh dan air bah, kita akan melihat bahwa Tuhan telah mengeluarkan panggilan demi panggilan, peringatan demi peringatan, kepada umat-Nya.

Jika hukuman datang, itu bukan karena Tuhan pendendam dan ingin menghapus ciptaan-Nya.

Itu karena makhluk-Nya tidak mengingat-Nya. Mereka lupa siapa Pencipta dan siapa makhluk.

Mereka tidak mengindahkan panggilan-Nya dan itu adalah dosa mereka sendiri yang menghukum mereka.

Karenanya faktor penting untuk pertobatan dan pertobatan adalah selalu mengingat ini.

Mengingat bahwa Tuhan adalah Pencipta dan penyedia kita.

Mengingat bahwa Tuhan itu maha pengasih dan pengampun.

Mengingat bahwa Dia memberi makan ribuan orang ketika mereka lapar.

Mengingat bahwa hanya ketika kita lapar dan haus akan Dia saja, maka Dia akan mengisi kita dengan kasih keselamatan-Nya.

 
Antifon Komuni (Mzm 29:10)
 
Tuhan bersemayam di atas air bah. Tuhan bersemayam sebagai raja untuk selama-lamanya. 
 
Doa Malam

Allah Bapa sumber kehidupan, kami bersyukur atas santapan anugerah-Mu berkat Yesus Putra-Mu dan Tuhan kami. Semoga kelaparan akan Dikau selalu Kaupuaskan dengan rezeki suci. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.


RENUNGAN PAGI

Senin, 15 Februari 2021 Hari Biasa Pekan VI


Senin, 15 Februari 2021
Hari Biasa Pekan VI
 
Janganlah menimbun terlalu banyak dari apa yang kamu miliki (St. Bernardus)
 
Antifon Pembuka (Mzm 50:14a.15)

Persembahkanlah puji syukur sebagai kurban kepada Allah! Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan dikau dan engkau memuliakan Daku

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Maharahim, semoga kami semakin mengenal diri kami, ajarilah kami saling membimbing dan mengasuh, sebagaimana putra dan putri se-Bapa, yang menyayangi umat ciptaan-Nya. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (4:1-15.25)
   
 
"Kain memukul Habel, adiknya, lalu membunuh dia."
   
Adam menghampiri Hawa, isterinya. Maka mengandunglah wanita itu, lalu melahirkan Kain; dan Hawa berkata, “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain. Habel menjadi gembala kambing domba, sedang Kain menjadi petani. Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai kurban persembahan. Habel juga mempersembahkan kurban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Maka Tuhan mengindahkan Habel dan kurban persembahannya itu. Tetapi Kain dan kurban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Sabda Tuhan kepada Kain, “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Masakan mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu. Dosa itu sangat menggoda engkau tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Pada suatu hari Kain berkata kepada Habel, adiknya, “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Sabda Tuhan kepada Kain, “Di mana Habel adikmu itu?” Jawab Kain, “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Sabda Tuhan pula, “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu. Engkau akan menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.” Berkatalah Kain kepada Tuhan, “Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi. Barangsiapa bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.” Sabda Tuhan kepadanya, “Sekali-kali tidak! Barangsiapa membunuh Kain, ia akan dibalas tujuh kali lipat.” Kemudian Tuhan menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh siapa pun yang bertemu dengan dia. Adam menghampiri pula isterinya. Lalu wanita itu melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamainya Set, sebab katanya, “Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Persembahkanlah puji syukur kepada Allah sebagai kurban.
Ayat. (Mzm 50:1.8.16bc-17.20-21; R: 14a)
1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Engkau duduk, dan menjelek-jelekkan saudaramu, engkau memfitnah saudara kandungmu. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Aku ini jalan, kebenaran, dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:11-13)
  
"Mengapa angkatan ini meminta tanda?"
   
Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, “Sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Dalam kompetisi apa pun, dikatakan bahwa menang bukanlah segalanya.

Meskipun ini bukanlah segalanya, beberapa orang akan memelintirnya dan berkata bahwa "menang bukanlah segalanya; itu adalah satu-satunya".

Ini sangat jelas dalam olahraga di mana sportivitas sering diuji dan banyak yang gagal.

Dalam bacaan pertama, kita mendengar bahwa Tuhan lebih menyukai persembahan Habel tetapi tidak menyukai Kain dan persembahannya.

Ini mungkin terdengar seperti persaingan di mana ada pemenang dan ada yang kalah dan jika kita pernah kalah sebelumnya, kita akan tahu bagaimana perasaan Kain.

Secara alami, Kain marah dan putus asa, dan Tuhan bahkan berbicara kepadanya mengatakan kepadanya untuk menjadi baik hati atau dosa kebencian dan kepahitan seperti binatang merunduk menunggu untuk melahapnya.

Tetapi Kain tidak mendengarkan Tuhan, dan membiarkan kemarahannya berkembang menjadi kebencian dan kepahitan, itu berubah menjadi tragedi ketika pembunuhan pertama dalam Alkitab dilakukan.

Tuhan selalu berbicara kepada kita tetapi apakah kita mendengarkan Dia? Jika saja kita menyadari emosi di dalam diri kita, tanda-tanda yang ada dalam diri kita, maka kita akan tahu bagaimana Tuhan berbicara kepada kita.

Ketika kemarahan berkobar dalam diri kita, kita hanya perlu melihat pada Kitab Suci dan melihat apa yang dikatakan di sana.

"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis."
(Efesus 4: 26-27)

Kita tidak perlu meminta tanda lagi. Kita hanya perlu melihat dan merasakan tanda-tanda di dalam diri kita. Di sanalah Tuhan Allah berbicara kepada kita. Tuhan memberkati.
(RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Kej 4:6-7)
 
Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Masakan mukamu tidak berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, maka dosa sudah mengintip di depan pintu.
 
 Doa Malam

Allah Bapa yang Mahabaik, Engkau telah memberikan tanda sekali untuk selamanya, ialah Yesus Kristus Putra-Mu. Berkenanlah membuka mata dan telinga kami, agar kami dapat belajar mendengarkan Sabda-Nya dan menyaksikan teladan-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

 

Minggu, 14 Februari 2021 Hari Minggu Biasa VI


 
 
Minggu, 14 Februari 2021
Hari Minggu Biasa VI
 
Sabda Tuhan itu bagaikan pohon hidup; semua cabangnya memberikan buah yang terberkati (St. Efrem dari Diatesaron)
 

Antifon Pembuka (Mzm 31:3-4-PS 658)
  
Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku.

Be my protector, O God, a mighty stronghold to save me. For you are my rock, my stronghold! Lead me, guide me, for the sake of your name.

Esto mihi in Deum protectorem, et in locum refugii, ut salvum me facias: quoniam firmamentum meum, et refugium meum es tu: et propter nomen tuum dux mihi eris, et enutries me.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami, kami brsyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan menderita. Semoga teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Imamat (13:1-2.44-46)
 
 
"Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan."
 
Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada Imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, yang adalah imam. Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian cabik-cabik, dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
(Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak.)
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.11; Ul: 7)

1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku." Maka Engkau mengampuni kesalahanku.
3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-gembiralah, hai orang-orang jujur!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 10:31-11:1)
  
"Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus."
   
Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Lukas 7:16; 2/4)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita dan Allah telah melawat umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:40-45)
   
"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."
   
Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
  
Jika penampilan tidak memberi kesan, atau tidak memberikan kesan apa pun, maka tidak perlu cermin.
 
Tetapi kenyataannya banyak orang mengeluh tentang penampilan mereka, tetapi hampir tidak ada yang mengeluh tentang otak mereka, meskipun wajah dan otak sangat dekat.

Dan yang lebih mendasar, Kitab Suci memberi tahu kita bahwa sebanyak manusia melihat penampilan luar, Tuhan melihat hati (1 Sam 16: 7).

Ya, Tuhan melihat hati, sedangkan kita cenderung terpikat oleh penampilan luar.

Jadi, kita mungkin mengagumi atau iri pada mereka yang berpenampilan baik dan mudah diterima. Tapi di saat yang sama, kita juga merasa kasihan pada mereka yang terlihat kurang polos atau biasa saja. Mereka sering terabaikan dan tersapu di bawah karpet.

Tetapi menjadi polos atau berpenampilan biasa tentu tidak seburuk penampilan menjijikkan yang ingin dihindari orang.

Begitulah kasus penderita kusta dalam Injil. Bagaimana dia tertular kusta, kita tidak diberi tahu. Tapi bacaan pertama memberitahu kita bagaimana hukum agama pada saat itu memandang penderita kusta.

Jika muncul bintik bengkak atau berkilau pada kulit pria, kasus kusta pada kulit patut dicurigai. Kemudian datang tindakan yang harus diambil - penderita kusta harus memakai pakaian robek, rambutnya acak-acakan, harus hidup terpisah dan di luar kamp, ​​dan berkeliling sambil berteriak “Najis, najis…”

Terlepas dari apakah itu menular atau tidak, penyakit itu telah membuat penderita kusta menjadi najis secara fisik maupun najis secara rohani. Itulah sebabnya penderita kusta dipisahkan dari umatnya, serta terpaksa dipisahkan dari Tuhan.

Bagi penderita kusta, bukan rasa sakit kusta yang menggerogotinya secara fisik. Itu adalah rasa sakit karena perpisahan dan penolakan yang menggerogoti dirinya secara spiritual.

Seolah-olah perpisahan dan penolakan bangsanya sendiri tidak cukup menyakitkan, dia harus mencari tahu apakah Tuhan juga menolaknya. Itu seperti pukulan terakhir yang akan menghancurkannya.

Apa pun yang dia ketahui atau percayai tentang Yesus, penderita kusta itu datang kepada-Nya dan memohon sambil berlutut,
“Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Itu benar-benar momen hidup atau mati bagi penderita kusta. Ini mungkin terdengar lebih seperti permintaan, tetapi sopan santun mungkin tidak diperlukan dalam masalah yang mendesak.

Ya, Yesus merasa kasihan padanya, mengulurkan tangan-Nya dan menyentuh dia, dan berkata, 
“Aku mau, jadilah engkau tahir.” 
     
Atas permintaan yang putus asa, Yesus menjawab dengan keputusan yang menuntut,  “Aku mau, jadilah engkau tahir.”
  
Ketika Yesus memandang si penderita kusta, Dia tidak sedang melihat kerusakan. Yesus melihat ke luar dan ke dalam hati penderita kusta, yang hancur oleh perpisahan dan penolakan, hati yang rusak oleh rasa sakit dan penolakan.

Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan apa yang hilang. Dia datang untuk yang sakit, bukan yang sehat. Dia datang untuk orang-orang berdosa, bukan orang-orang suci.
 
Apapun atau siapapun yang kita lihat di cermin, mungkin kita bisa berpikir tentang ini: Jika seluruh dunia buta, berapa banyak orang yang bisa kita impikan?
Jika dilihat dari penampilan, maka jawabannya sudah jelas.

Kita mungkin tidak menderita kusta, tapi sakit dan pedih kalau orang memandang kita kotor.

Rasa sakit dan sakitnya kusta karena penolakan dan perpisahan menggerogoti kita.

Saat itulah kita harus berpaling kepada Yesus dan memohon, 
“Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Dan Yesus akan menjawab, “Aku mau, jadilah engkau tahir.”
   
Dan Dia mengulurkan tangan-Nya di kayu salib dan mati untuk kita. Dengan luka-luka-Nya kita disembuhkan. Karena Yesus datang untuk menghilangkan rasa sakit kita dan Dia menanggung rasa sakit kita untuk kita.

Tetapi kita harus memiliki iman kepada Yesus bahwa Dia ingin melakukan itu untuk kita. Kita juga harus berlutut dan memohon kepada-Nya. Tapi kita harus beriman kepada-Nya.

Karena rasa sakit dan penolakan melihat ke belakang. Ketakutan melihat sekeliling. Tapi iman selalu melihat ke depan.

Ya, Yesus melihat kita, Dia melihat ke dalam kita sehingga kita dapat disembuhkan, sehingga kita dapat melihat ke depan dengan iman dan mewartakan keajaiban yang telah Dia lakukan untuk kita. (RENUNGAN PAGI)
    
Selama Masa Prapaskah, organ dan alat musik lainnya hanya boleh dimainkan untuk menopang nyanyian, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV) dan hari raya serta pesta yang terjadi dalam masa ini. (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 313)
   
Antifon Komuni (Mzm 78:29-30)

Mereka makan dan menjadi sangat kenyang. Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, tetapi mereka belum merasa puas.

They ate and had their fill, and what they craved the Lord gave them; they were not disappointed in what they craved.

Manducaverunt, et saturati sunt nimis, et desiderium eorum attulit eis Dominus: non sunt fraudati a desiderio sio.

 

Sabtu, 13 Februari 2021 Hari Biasa Pekan V

 

Sabtu, 13 Februari 2021
Hari Biasa Pekan V

“Dalam liturgi Gereja, dalam doanya, dalam persekutuan kaum beriman yang hidup kita mengalami kasih Allah, kita menyadari-Nya dan belajar mengenal kehadiran-Nya dalam hidup kita sehari-hari. Ia lebih dulu mengasihi kita dan terus mengasihi; maka juga kita dapat menanggapinya dengan kasih. Allah tidak menuntut perasaan, yang tidak bisa kita rasakan, dan karena dari "lebih dahulu" kasih Allah ini, dapatlah dalam diri kita bersemi kasih sebagai jawaban.”
(Paus Benediktus XVI, Ensiklik Deus Caritas Est, Allah adalah kasih, No. 17)

Antifon Pembuka (Kej 3:19)

Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali menjadi tanah asalmu; sebab engkau debu dan akan kembali menjadi debu.
     
Doa Pembuka


Allah Bapa Maharahim, orang lemah dan berdosa mendapat janji akan menerima pengampunan dan kesehatan berkat Yesus, Adam baru. Semoga kami tetap rendah hati karena ingat bahwa hanya kesetiaan-Mulah yang sanggup melestarikan hidup kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  

Bacaan dari Kitab Kejadian (3:9-24)
   
 
"Tuhan Allah mengusir manusia dari Taman Eden supaya mengolah tanah."
    
Pada suatu hari, di Taman Eden, Tuhan Allah memanggil manusia dan bersabda kepadanya, “Di manakah engkau?” Ia menjawab, “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Tuhan bersabda, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberikan buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian bersabdalah Tuhan kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu memperdayakan aku, maka kumakan buah itu.” Lalu bersabdalah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan. Dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah yang akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”Dan kepada perempuan itu Tuhan Allah bersabda, “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu;namun engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan berkuasa atasmu.” Lalu sabda-Nya kepada manusia itu, “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan buah pohon yang telah Kularang untuk kaumakan maka terkutuklah tanah karena engkau! Dengan bersusah payah engkau akan mencari rezeki dari tanah seumur hidupmu; semak duri dan rumput duri akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Bersabdalah Tuhan Allah, “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang, jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya. Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari Taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Tuhan Allah menghalau manusia itu, dan di sebelah timur Taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Atau: Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun-menurun.
Ayat. (Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13; R:1)
1. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.
2. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
3. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
4. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, -berapa lama lagi? – dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:1-10)
  
"Mereka semua makan sampai kenyang."
  
Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab, “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka, “Berapa roti yang ada padamu?” Jawab mereka, “Tujuh.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Yesus mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan. Dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka mempunyai juga beberapa ikan. Sesudah mengucap berkat atasnya, Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Banyak pertanyaan telah diajukan tentang dosa dan penderitaan.

Pertanyaan seperti: Apakah ada hubungan antara dosa dan penderitaan yang tidak bersalah?

Jadi, sejauh realitas dosa tidak disangkal, namun aspek penderitaan akibat dosa tidak serta merta diterima.

Terutama penderitaan orang yang tidak bersalah, atau sebagai akibat dari dosa orang lain.

Beberapa bahkan mungkin mempertanyakan warisan Dosa Asal, karena itu adalah dosa Adam dan Hawa, dan itu seharusnya tidak ada hubungannya dengan mereka.

Nah, kita akan selalu memiliki pertanyaan tentang dosa dan penderitaan.

Tapi marilah kita mendengarkan pertanyaan apa yang Tuhan tanyakan kepada kita.

Pada bacaan pertama, kita mendengar Tuhan menanyakan pertanyaan - Di manakah engkau?

Jadi meskipun Adam dan Hawa telah berdosa, Tuhan tidak meninggalkan mereka tetapi mencari mereka.

Dalam Injil, kita mendengar Yesus menanyakan pertanyaan lain -
“Berapa roti yang ada padamu?”
  
Yesus tidak melihat batasan; Dia lebih tertarik pada kemungkinan.

Tuhan menjangkau kita dengan pertanyaan-pertanyaan-Nya sehingga kita dapat melihat kembali pertanyaan-pertanyaan kita tentang kehidupan, tentang dosa dan tentang penderitaan.

Dan Yesus meminta kita untuk menyerahkan roti hidup kita dengan pertanyaan-pertanyaannya ke dalam tangan-Nya.

Dari tangan-Nya kita akan menerima Roti Hidup yang akan memberi kita iman dan harapan untuk terus berjalan dalam kasih, terlepas dan terlepas dari pertanyaan kita.

Contemplatio:


Untuk beberapa saat heninglah di hadapan Tuhan. Hadirkanlah suasana kerumunan orang yang membutuhkan makan. Masuklah dalam kerumunan orang banyak itu dan berikan roti-roti yang anda miliki. Biarkanlah mukjijat penggandaan roti itu terjadi. Sebagaimana Yesus membuat mukjizat; ulurkan dan berikan roti-roti di tanganmu kepada sesamamu.

Oratio:


Ya Tuhan aku mengucapkan limpah terima kasih untuk berkat-Mu yang boleh kuterima dalam beraneka macam ragam bentuk. Ajarilah aku untuk berani berbagi kepada sesamaku terutama kepada mereka yang membutuhkan bantuan dan pertolonganku. Amin.


Antifon Komuni (Mat 4:4b)

Manusia hidup bukan saja dari makanan, tetapi juga dari setiap sabda Allah.
 

RENUNGAN PAGI

Jumat, 12 Februari 2021 Hari Biasa Pekan V

 


Jumat, 12 Februari 2021
Hari Biasa Pekan V

Kita ini dilahirkan dalam dunia sekarang, tetapi dilahirkan kembali untuk dunia yang akan datang!. (St. Leo Agung)

Antifon Pembuka (Mzm 32:1)

Berbahagialah orang bila dosanya diampuni, dan kesalahannya dihapus oleh Tuhan.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang Maharahim, berkenanlah mengucapkan Sabda pengampunan-Mu, bila kami mengakui dan menyesali dosa kami. Jadikanlah kami orang yang penuh amal baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (3:1-8)
  
 
"Kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
  
Ular adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada wanita, “Tentulah Allah bersabda, ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya’, bukan?” Wanita itu menjawab, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah bersabda: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada wanita itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati, karena memberi pengertian. Maka ia mengambil buah itu, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara, dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang, yang pelanggarannya diampuni.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.6.7; R: 1a)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:31-37)
  
"Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."
  
Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan


Seorang tunarungu tidak mudah terlihat. Dia terlihat normal dan bahkan berperilaku normal. Sampai ketika seseorang berbicara kepadanya maka akan muncul kesadaran yang lambat bahwa orang tersebut tidak dapat memahami apa yang diucapkan karena dia tidak dapat mendengar sama sekali.

Meskipun seorang tuna rungu mungkin dapat melihat apa yang terjadi di sekitarnya, dia tidak akan dapat menafsirkan apa arti dari apa yang terjadi di sekitarnya karena dia tidak dapat mendengar sama sekali.

Ini seperti menonton film tanpa audio dan tanpa subtitle. Kita melihat banyak gambar dan orang-orang berbicara tetapi kami tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
   
Kebanyakan dari kita bisa mendengar, kita bisa berbicara, kita bisa melihat. Apa yang kita dengar, apa yang kita bicarakan, apa yang kita lihat?

Pada bacaan pertama, Hawa mendengarkan godaan iblis ketika dia seharusnya mendengarkan perintah Tuhan? Hal yang sama bisa dikatakan tentang Adam. Hasilnya adalah konsekuensi dosa yang menghancurkan.

Jadi marilah kita berhati-hati dengan apa yang kita dengarkan dan hati-hati dengan apa yang kita bicarakan. Marilah kita meminta Yesus untuk membuka telinga kita untuk mendengarkan Firman-Nya agar dapat menyampaikan Firman-Nya kepada orang lain.. (RENUNGAN PAGI)
 
 
Doa Malam

Allah Bapa yang Mahabaik, Putra-Mu telah menyebarkan kebaikan ke mana-mana: orang tuli dibuat-Nya mendengar, orang bisu berbicara. Kami mohon, semoga kami mewartakan nama-Mu kepada siapa pun di sekitar kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy