| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 13 Mei 2021 Hari Raya Kenaikan Tuhan

Kamis, 13 Mei 2021
Hari Raya Kenaikan Tuhan
  
“Ia tidak meninggalkan surga, ketika Ia turun dari surga kepada kita; dan Ia tidak meninggalkan kita, ketika Ia naik lagi ke surga” (St. Agustinus)
 

Antifon Pembuka (Bdk. Kis 1:11; PS 531)

Hai orang-orang Galilea, mengapa takjub memandang ke langit? Sebagaimana kamu melihat Yesus naik ke Surga demikian Ia akan datang kembali, alleluya.

Viri Galilæi, quid admiramini aspicientes in cælum? alleluia: quemadmodum vidistis eum ascendentum in cælum, ita veniet, alleluia, alleluia, alleluia.


Doa Pagi


Allah Yang Mahakuasa, semoga kami bersorak-sorai karena sukacita yang suci dan dengan gembira mengucap syukur. Sebab dalam diri Kristus yang naik ke surga kami ditinggikan, dan sebagai anggota Tubuh-Nya kami pun berharap akan turut serta dalam kemuliaan Kristus, Kepala Gereja, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (1:1-11)
   
"Mereka melihat Dia terangkat ke surga."
      
Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. Setelah penderitaan-Nya selesai, Ia menampakkan diri kepada mereka, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari, ketika makan bersama-sama dengan mereka, Yesus melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa yang telah kamu dengar daripada-Ku. Sebab --- beginilah kata-Nya --- "Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ, "Tuhan, pada masa inikah Engkau mau memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya, "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria, bahkan sampai ke ujung bumi." Sesudah mengatakan demikian, terangkatlah Yesus disaksikan oleh murid-murid-Nya, sampai awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Yesus naik, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka, "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri menatap ke langit? Yesus yang terangkat ke surga meninggalkan kamu ini akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu lihat Dia naik ke surga.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
    
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 825
Ref. Allah telah naik, diiringi sorak-sorai. Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
Ayat. (Mzm 47:2-3.6-3.8-9; Ul:6)
1. Hai segala bangsa bertepuk tanganlah, Elu-elukan Allah dengan sorak sorai. Sebab Tuhan, yang maha tinggi adalah dahsyat. Raja agung atas seluruh bumi.
2. Allah telah naik diiringi soraksorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, kidungkanglah mazmur bagi Raja kita, kidungkan mazmur.
3. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran! Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus.
  
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (1:17-23)
  
"Allah mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya dalam surga."
   
Saudara-saudara, kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mahamulia, aku memohon supaya Ia memberi Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar, supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya; yaitu betapa kaya kemuliaan yang dijanjikan-Nya untuk diwarisi oleh orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasanya bagi kita yang percaya. Kekuatan itu sesuai dengan daya kekuatan Allah , yang bekerja dalam Kristus, yakni kuasa yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan Allah dalam surga. Di situ Kristus jauh lebih tinggi dari segala pemerintahan dan penguasa, kekuasaan, dan kerajaan serta tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini melainkan juga di dunia yang akan datang. Segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan Allah kepada jemaat sebagai kepala dari segala yang ada. Jemaat itulah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Diri-Nya, yang memenuhi semua dan segala sesuatu. 
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 28:19.20)
Pergilah dan ajarlah semua bangsa, sabda Tuhan, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.
  
Inilah Injil Suci menurut Markus (16:15-20)
      
"Pergi ke seluruh dunia, beritakanlah Injil."
              
Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan Yesus ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Verbum Domini 
U. Laus tibi Christe
   
 

Renungan
   
 
Kenaikan Tuhan adalah hari raya yang penting dan hari raya wajib karena menunjuk pada satu aspek penting dari iman kita - Yesus telah naik ke surga untuk mempersiapkan tempat bagi kita sehingga di mana Dia berada kita juga akan berada.

Pada Kebangkitan-Nya, Dia mengalahkan dosa dan kematian dan membangkitkan kita untuk hidup. Dalam Kenaikan, hidup ini mengambil aspek yang lebih jelas dan lebih dalam - kehidupan kekal di surga bersama Yesus.

Itu seharusnya membuat kita menaruh hati kita pada hal-hal yang di atas dan bukan yang duniawi.

Tetapi apakah itu berarti bahwa kita tidak peduli tentang apa pun dan tidak melakukan apa pun tentang kehidupan kita di bumi ini?

Tentu saja tidak perlu menjawab pertanyaan itu. Namun di saat yang sama, kita juga perlu memahami bahwa kehidupan kita di bumi adalah persiapan untuk kehidupan surga yang kekal.

Jadi apa yang harus kita lakukan di bumi? Apa yang Yesus katakan kepada para rasul-Nya, Dia juga berkata kepada kita:
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk."
 
Yesus juga memberikan daftar tanda-tanda yang akan dikaitkan dengan orang beriman: mereka akan mengusir setan, memiliki berbicara dalam berbagai bahasa, mengambil ular di tangan mereka, dan tidak terluka jika mereka minum racun yang mematikan; mereka akan meletakkan tangan mereka atas orang sakit, dan akan sembuh.

Semua itu tampak agak tinggi dan bahkan mungkin sulit dipercaya. Bisakah kita melakukan semua itu? Sudahkah kita melakukan semua itu?

Tetapi sebelum kita mematahkan semangat diri kita sendiri dengan rentetan kata "Tidak" terhadap apa yang Yesus katakan, kita perlu mencari tahu apa tanda yang Yesus inginkan dari kita.

Dan di sinilah kita perlu kembali ke bacaan pertama ketika Yesus juga berkata bahwa kita akan menerima kuasa ketika Roh Kudus datang ke atas kita, dan kemudian kita akan menjadi saksi yang menjangkau sampai ke ujung bumi.

Jadi saat Yesus naik ke surga, Dia ingin kita mempersiapkan turunnya Roh Kudus, yang akan memberdayakan kita untuk menjadi saksi dan menjadi tanda.

Jadi sejauh kita menaruh hati kita pada hal-hal di atas, semoga kita juga menjadi saksi dan tanda bagi orang-orang di bumi. Kita harus menjadi tanda hidup untuk mengarahkan mereka ke surga.  [RENUNGAN PAGI)


Antifon Komuni (Bdk. Mat 28:20)

Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman, alleluya.

Behold, I am with you always, even to the end of the age, alleluia.

 


Rabu, 12 Mei 2021 Hari Biasa Pekan VI Paskah

 

Rabu, 12 Mei 2021
Hari Biasa Pekan VI Paskah
      
“Menatap Rosario tidak lain adalah menatap wajah Kristus bersama Maria” --- St. Yohanes Paulus II

   
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 18(17):30; 21:23)
   
Aku hendak memuji Engkau, ya Tuhan, dan mewartakan nama-Mu kepada saudara-saudaraku. Alleluya.
       
I will praise you, Lord, among the nations; I will tell of your name to my kin, alleluia.
      
Doa Pagi

     
Allah Bapa Maharahim, dengan gembira kami rayakan misteri kebangkitan Putra-Mu. Dengarkanlah doa kami, semoga kami dapat bergembira pula bersama semua orang kudus, bila Kristus datang kembali. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (17:15.22-18:1)   
       
 
"Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberikan kepada kamu."
         
Pada waktu itu terjadilah kerusuhan di kota Berea. Maka Paulus pergi dari sana. Orang-orang yang mengiringi Paulus menemaninya sampai di kota Atena, lalu kembali dengan pesan kepada Silas dan Timotius, supaya mereka selekas mungkin menyusul Paulus. Di Atena Paulus pergi berdiri di atas Aeropagus dan berkata, “Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia. Ia juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup, nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. Dari satu orang saja Allah telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi, dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka serta batas-batas kediaman mereka. Maksudnya supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah serta menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah dikatakan juga oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.” Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia. Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberikan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua orang harus bertobat. Karena Allah telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia dengan perantaraan seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan orang itu dari antara orang mati.” Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata, “Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu.” Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka. Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan Paulus dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Aeropagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka. Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.  
      
Mazmur Tanggapan
Ref. Surga dan bumi penuh dengan kemuliaan-Mu.
Ayat. (Mzm 148:1-2.11-12b.12c-14a.14bcd)
1. Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
2. Pujilah Tuhan, hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia. Pujilah Tuhan, hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
3. Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
4. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:16)
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.
   
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (16:12-15)
     
"Roh Kebenaran akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran."
      
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."
Verbum Domini 
U. Laus tibi Christe
      
Renungan

 
Setiap sekolah atau institusi pendidikan tinggi memiliki perpustakaan dan itu merupakan pusat sumber yang penting.

Walaupun ada internet dengan mesin pencari untuk mendapatkan informasi yang banyak, perpustakaan tetaplah suatu kebutuhan.

Kita mungkin tidak dapat mengingat semua informasi yang ada, tetapi ada dunia buku di perpustakaan yang dapat kita pelajari.

Pengetahuan yang terkandung di dalamnya hampir tidak ada habisnya.

Tetapi jika pengetahuan tidak ada habisnya, maka kebenaran tidak bisa dipadamkan.

Dengan tidak dapat dipadamkan, itu berarti mengatakan bahwa kebenaran sudah tertanam di hati kita dan kita hanya perlu membiarkan terang kebenaran tetap bersinar untuk kita.

Karenanya, pencerahan, dan realisasi, wawasan apa pun, hanyalah benih kebenaran di dalam hati kita yang menghasilkan buah.

Dan itu pasti pekerjaan Roh Kudus.

Itu juga yang Yesus maksudkan ketika Dia berkata bahwa Roh Kudus akan menuntun kita kepada kebenaran yang utuh.

Jadi untuk pertanyaan-pertanyaan dalam hidup dan tentang kehidupan yang tidak kita pahami dan tidak kita ketahui jawabannya, marilah kita berdoa kepada Roh Kudus memohon hikmat dan melanjutkan perjalanan dengan iman.

Suatu hari kita akan tahu, suatu hari kita akan mengerti, ketika kita membiarkan Roh membimbing kita.


Tuhan Yesus Kristus, utuslah Roh-Mu untuk membarui hidup, pelayanan, dan perutusanku sebagai murid-Mu. Amin.    


 


   
Antifon Komuni (Bdk. Yoh 15:16,19)

Aku telah memilih kamu dari dunia, demikianlah firman Tuhan, Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap. Alleluya.

I have chosen you from the world, says the Lord, and have appointed you to go out and bear fruit, fruit that will last, alleluia.
 
 RENUNGAN PAGI

Selasa, 11 Mei 2021 Hari Biasa Pekan VI Paskah


Selasa, 11 Mei 2021
Hari Biasa Pekan VI Paskah

“Kristus adalah ikatan, yang mempersatukan kita, karena Ia adalah Allah dan manusia” (St. Sirilus dari Aleksandria)


Antifon Pembuka (lih. Why 19:7.6)

Marilah kita bergembira dan memuliakan Tuhan, Raja yang Mahakuasa. Alleluya.

Let us rejoice and be glad and give glory to God, for the Lord our God the Almighty reigns, alleluia.

Doa Pagi

Allah Bapa kami di surga, kami umat-Mu selalu bergembira karena diangkat menjadi putra dan putri-Mu. Semoga kami dapat mengharapkan kebangkitan serta keselamatan abadi. 
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
       
Bacaan dari Kisah Para Rasul (16:22-34)
    
  
"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dan engkau akan selamat, engkau dan sisi rumahmu."
      
Ketika Paulus dan Silas ada di Kota Filipi terjadilah yang berikut ini: Orang-orang Filipi bangkit menentang Paulus dan Silas; lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah, dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Dan terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah. Seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya, “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini.” Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka keluar, sambil berkata, “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat supaya aku selamat?” Jawab mereka, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” Lalu Paulus dan Silas memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur-bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2b-3.7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, karena Engkau mendengarkan kata-kata mulutku. Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu, aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, Engkau akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 16:7,13)
Aku akan mengutus Roh kebenaran kepadamu, sabda Tuhan, dan Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.
    
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (16:5-11)
      
"Jikalau Aku tidak pergi, penghibur tidak akan datang kepadamu."
      
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi benar yang Kukatakan kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, penghibur tidak akan datang kepadamu; sebaliknya jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau penghibur itu datang, Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.”
Verbum Domini 
U. Laus tibi Christe

  
Renungan
   
  Kapanpun seseorang memberitahu kita bahwa mereka akan pergi ke luar negeri untuk liburan atau untuk tujuan lain, kita pasti sangat penasaran kemana tujuan mereka.

Pertanyaan itu, "Mau kemana?" seperti terbakar keluar dari mulut kita, meskipun kita berusaha menghormati privasi orang lain.

Meskipun demikian, kita selalu ingin tahu ke mana tujuan orang lain meskipun itu mungkin bukan urusan kita.

Tetapi di dalam Injil, ketika Yesus memberi tahu para murid-Nya bahwa Dia akan pergi, tidak ada murid-Nya yang bertanya kepada-Nya, "Ke mana Engkau akan pergi?"

Tentunya bukan karena mereka mencoba untuk bersikap sopan dan mengamati etiket. Tetapi ketika Yesus mengamati mereka sedih karena Dia meninggalkan mereka.

Jelas sekali, para murid tidak tahu ke mana Yesus pergi, namun mereka juga tidak tahu pertanyaan apa yang harus diajukan.

Adapun Paulus dan Silas pada bacaan pertama, mereka tidak memiliki indikasi yang jelas ke mana mereka akan menuju dan apa yang akan disimpan untuk mereka.

Jadi setelah dicambuk, mereka dijebloskan ke penjara. Tetapi di sanalah mereka mengalami keajaiban Tuhan yang luar biasa dan bahkan penjaga penjara dan keluarganya dipertobatkan.

Adapun diri kita sendiri, jika kita bertanya-tanya kemana tujuan kita, maka kedua bacaan tersebut memberi kita indikasi ini.

Kita sedang menuju Tuhan, dan hidup kita harus diarahkan kepada Tuhan. Ketika hidup kita sudah mengarah ke sana, maka tidak akan ada rasa ingin tahu atau kecemasan akan masa depan.


Antifon Komuni (Luk 24:46,26)

Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya. Alleluya. 
   
The Christ had to suffer and rise from the dead, and so enter into his glory, alleluia.
    
Doa Malam

Tuhan Yesus, buatlah seluruh hidupku menjadi jawaban atas panggilan kepada misi perutusan-Mu. Tunjukkan jalan-jalan yang harus kutempuh untuk mengikuti jejak-Mu. Ke mana Engkau pergi Tuhan, biarlah ke situ aku datang melaksanakan kehendak Bapa. Amin.


RENUNGAN PAGI

 

Penyesuaian berkaitan dengan Tata Perayaan Ekaristi - TPE 2020

 

Sehubungan dengan sudah dilakukan launching buku Tata Perayaan Ekaristi edisi 2020, maka kami akan memulai transisi penyesuaian kata-kata yang digunakan dalam renungan harian sesuai dengan TPE 2020 atau Missale Romanum 2008,  "dengan hadirnya TPE baru ini, maka buku TPE 2005 tidak digunakan lagi, dalam kesempatan peluncuran TPE baru ini", Ignatius Kardinal Suharyo selaku ketua Konferensi Waligereja Indonesia menyampaikan batas terakhir penggunaan TPE 2005 sampai 1 November 2021 mendatang. 

  Penerapan buku Tata Perayaan Ekaristi yang baru ini bukan sekadar beli buku baru, atau ganti buku, melainkan TPE ini menjadi wujud kesadaran kita bahwa Gereja itu satu.

 Perlu diketahui pada tahun 2008 takhta suci Vatikan menerbitkan Misale Romawi baru, sehingga KWI mengusahakan supaya TPE 2005 yang didasarkan pada Misale Romawi 2002 itu disesuaikan dengan Misale Romawi 2008, maka terbitlah TPE 2020. Mungkin ada yang bertanya, mengapa disebut TPE 2020? Karena TPE ini diselesaikan final pada tahun 2020, seperti halnya TPE bahasa Inggris diselesaikan pada tahun 2010 baru digunakan secara resmi pada hari Minggu Adven I tahun 2011 setahun kemudian.

  Anda yang berminat untuk membeli buku tersebut harus menunggu lebih sabar, karena TPE versi umat belum terbit (9 Mei 2021). Sementara untuk TPE 2020 versi lengkap untuk imam harus memesan dahulu melalui website www.obormedia.com . Pesan sekarang pun barang baru akan datang 2-3 bulan mendatang. 

   Memang tidak mudah, dalam kondisi pandemi ini kita harus menyesuaikan perubahan-perubahan ini. 

  Berkaitan dengan renungan di blog ini, aklamasi sesudah Injil kami akan menggunakan aklamasi dalam bahasa latin berdasarkan Missale Romanum 2008, sedangkan yang lain disesuaikan dengan yang ada di TPE 2020 hanya pada koridor bacaan-bacaan kitab suci.

Berikut kami lampirkan gambaran umum perbedaan TPE 2005 dengan TPE 2020.


  



Senin, 10 Mei 2021 Hari Biasa Pekan VI Paskah

Senin, 10 Mei 2021  

Hari Biasa Pekan VI Paskah

 “Kita tidak bisa mengubah arah dunia hanya dengan upaya kita sendiri. Bukan itu pekerjaan kita. Pekerjaan kita – dan khususnya pekerjaan anda sebagai pemimpin muda – adalah membiarkan Allah mengubah kita, dan melalui kita, Allah akan mengubah orang lain dan dunia. Kita memenangkan dunia dengan memenangkan satu jiwa pada satu waktu demi Yesus Kristus dan Gereja, dan hal ini dimulai dari diri kita…Cintailah Yesus Kristus seperti saudara dan Tuhanmu. Cintailah Gereja sebagai ibumu. Ketahui imanmu, ketahuilah dunia dan perjuangannya – dan kemudian bukalah hatimu. Biarkan Allah menggunakanmu untuk membawa orang lain menuju kesalamatan yang Allah tujukan bagi kita.” – Uskup Agung Charles J. Chaput

   
Antifon Pembuka (Rm 6:9)

Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi; maut tidak menguasai-Nya lagi. Alleluya

Christ, having risen from the dead, dies now no more; death will no longer have dominion over him, alleluia.

Doa Pagi

Allah Bapa Maharahim, semoga rahmat Paskah yang telah kami terima, menghasilkan buah berlimpah dalam hidup kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (16:11-15)
     
"Tuhan membuka hati Lidia, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus."
      
Setelah Paulus mendapat pesan dari Surga supaya menyeberang ke Makedonia, kami, Paulus dan Silas, bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake. Keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; dan dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari. Pada hari Sabat kami keluar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ. Setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang berkumpul di situ. Salah seorang dari perempuan-perempuan itu, yang bernama Lidia, turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, seorang yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Sesudah dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, Lidia mengajak kami, katanya, “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan kepada umat-Nya
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (bdk. Yoh 15:26b.27b)
Roh Kebenaran akan bersaksi tentang Aku, sabda Tuhan; tetapi kamu juga harus bersaksi.
 
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (15:26--16:4a)
    
"Roh kebenaran bersaksi tentang Yesus."
     
Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku. Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan; bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya, kamu ingat bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.” 
Verbum Domini 
U. Laus tibi Christe
  
Renungan
   
Berbicara tentang agama dengan seseorang bukanlah topik percakapan yang nyaman.

Lebih jauh lagi, membicarakannya dengan seorang Katolik lain mungkin tidak lebih mudah daripada membicarakannya dengan seorang non-Katolik.

Siapapun itu, kita lebih suka berbicara tentang seberapa panas cuacanya, di mana menemukan makanan terbaik, harga cabe atau apa pun.

Namun, salah satu cara paling mendalam bagi Tuhan untuk menggerakkan hati orang-orang adalah melalui berbagi pengalaman kita tentang Yesus.

Itu adalah salah satu cara bersaksi. Itulah yang dilakukan St. Paulus pada bacaan pertama.

Melalui pewartaan Injil dan berbagi pengalaman Yesus, Tuhan membuka hati Lydia untuk menerima apa yang dikatakan Santo Paulus.

Tentu saja tidak semua orang akan menerima apa yang kita katakan atau apa yang kita bagikan tentang Yesus.

Namun, jika orang mendengarkan, itu karena Tuhan telah membuka hati mereka, dan Roh kebenaran telah membimbing mereka.

Roh membutuhkan kita sebagai alat dan juru bicara-Nya.

Semoga Roh Kebenaran membuat kita rela membuka mulut agar orang lain mau membuka hati mereka.
. (RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Bdk. Yoh 20:19)

Yesus berdiri di tengah-tengah para murid-Nya dan berkata kepada mereka: Damai sejahtera bagi kamu, alleluya.

Jesus stood in the midst of his disciples and said to them: Peace be with you, alleluia.

Minggu, 09 Mei 2021 Hari Minggu Paskah VI

Minggu, 09 Mei 2021
Hari Minggu Paskah VI

Bagaimana kita dapat memilih, kalau kita tidak lebih dahulu dipilih? Kita tidak dapat mencinta kalau tidak lebih dahulu dicinta. Kalau kamu mencari alasan, mengapa manusia mencintai Allah, kamu tidak akan menemukan alasan sama sekali, selain bahwa Allah lebih dahulu mencintai manusia. (St. Agustinus).

Antifon Pembuka (lih. Yes 48:20)

Beritakanlah kabar sukacita supaya didengar, siarkanlah sampai ke ujung bumi: Tuhan telah menebus umat-Nya, alleluya.

Vocem iucunditatis annuntiate, et audiatur, alleluia: nuntiate usque ad extremum terræ: liberavit Dominus populum suum, alleluia, alleluia.

Proclaim a joyful sound and let it be heard; proclaim to the ends of the earth: The Lord has freed his people, alleluia.


Doa Pembuka


Allah Bapa Yang Maha Pengasih, curahkanlah Roh Kudus-Mu kepada kami agar kami dapat hidup bersatu sebagai sahabat-sahabat Putra-Mu. Kami mohon, semoga dengan daya Roh-Mu itu, kami juga dapat menghasilkan buah-buah iman dan cinta kasih dalam hidup kami sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan I: Kisah Para Rasul (10:25-26.34-35.44-48)
     
  
"Karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga."
     
Sekali peristiwa, ketika sampai di kota Kaisarea, Petrus masuk ke rumah Kornelius. Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur dekat kaki Petrus, ia menyembahnya. Tetapi Petrus menegakkan dia serta berkata, "Bangunlah, aku hanya manusia biasa." Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Allah dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Ketika Petrus sedang berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang beriman dari golongan bersunat yang waktu itu menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga. Sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu Petrus bertanya, "Bolehkah mencegah orang-orang ini dibaptis dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?" Maka Petrus menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian orang-orang itu meminta kepada Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama mereka.   
     
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; Ul:4b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib, keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan, yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya, di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
  
Bacaan II: Surat Pertama Rasul Yohanes (4:7-10)
  
"Allah adalah kasih."
   
Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa kita.
  
Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Bacaan Injil: Yohanes (15:9-17)
   
"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."
    
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Ini perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
    
Renungan
     

Perbedaan antara manusia dan mesin adalah bahwa tidak peduli seberapa banyak kecerdasan buatan dan program dan perangkat penginderaan yang dimiliki mesin atau robot, ia tidak memiliki perasaan seperti manusia. Atau setidaknya belum.

Untuk membedakan masalah ini lebih jauh, mesin dan robot lebih dapat diprediksi dan lebih mudah ditangani. Manusia lebih temperamental karena perasaan mereka.

Misalnya, jika kita pergi ke toko elektronik untuk membeli laptop, kita akan melihat-lihat dan mencoba berbagai model yang dipamerkan. Model mana pun yang akhirnya kta pilih, model ini tidak akan menunjukkan kegembiraan, dan model lain tidak akan menampilkan kekecewaan. Ini bisnis seperti biasa dan itu cukup bisa diprediksi.

Tidak demikian halnya bagi manusia. Menemukan penerimaan dan menghadapi penolakan akan menghasilkan spektrum emosi dan perasaan.
  
Ini cukup terbukti dalam lamaran pekerjaan. Jika kita dipanggil untuk wawancara, kita akan merasa senang karena kita dianggap cocok. Saat kita pergi untuk wawancara, kita akan merasa tegang dan cemas karena itu akan menjadi ujian bagi nilai kita.

Setelah wawancara, hanya dua hal yang bisa terjadi: penerimaan atau penolakan.

Jika kita diterima untuk pekerjaan itu, maka kita akan merasa bahagia dan senang dengan diri kita sendiri karena nilai kita diakui. Tetapi jika kita ditolak, kita mungkin merasa sedih dan sedih dan bahkan mungkin tertekan.

Jadi singkatnya, dapat dikatakan bahwa seringkali kebahagiaan kita bergantung pada penerimaan dan pengakuan atas harga diri kita. Di sisi lain, kesedihan kita adalah hasil dari perasaan ditolak dan kita melihat diri kita tidak berguna dan tidak berharga.

Tapi benarkah begitu? Apakah martabat dan harga diri kita bergantung pada bagaimana orang lain melihat kita dan apakah mereka menerima atau menolak kita?

Kabar buruknya adalah kita tidak bisa membuat orang menyukai kita, mencintai kita, memahami kita, menerima kita atau bersikap baik kepada kita. Kabar baiknya adalah hal itu sebenarnya tidak terlalu penting.

Tetapi lebih dari itu, jika kita hidup untuk penerimaan orang, maka kita akan mati karena penolakan mereka. Martabat dan harga diri kita tidak bergantung pada penilaian orang lain.

Tetapi kabar baiknya adalah apa yang Yesus katakan kepada kita dalam Injil:
"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu."
   
Dan untuk menambah kabar baik ini adalah bahwa Yesus memilih untuk mencintai kita. Jadi Yesus tidak hanya menerima kita dalam keadaan berdosa kita yang tidak layak, Dia memilih untuk mencintai kita dengan kasih yang sama seperti Tuhan Bapa mengasihi Dia.

Yesus memberi tahu kita ini sehingga sukacita kasih-Nya ada di dalam kita dan itu akan membuat cinta dan sukacita kita lengkap.

Jadi ketika kita menyadari bahwa Yesus memilih untuk mencintai kita, bahwa kasih Tuhan diberikan kepada kita sepenuhnya, dan bahwa kasih-Nya membuat sukacita kita lengkap, maka kita akan menyadari siapa kita sebenarnya, dan bahwa kita ingin tetap dalam kasih Tuhan.

Maka kita tidak akan hidup berdasarkan penerimaan orang lain dan kita tidak akan mati karena penolakan mereka. Kasih Tuhan sudah cukup bagi kita dan kita hanya ingin tetap di dalam kasih-Nya.

  
Ada seorang ibu yang tragis dalam hidupnya. Ia membesarkan dua orang anaknya hingga mereka memiliki pekerjaan yang baik. Tanpa suami yang sudah lama pergi entah ke mana, ibu itu berusaha sekuat tenaga untuk masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya. Ia mendidik mereka dengan disiplin yang keras. Ia sering mengomeli mereka, kalau mereka malas belajar atau bergadang sampai larut malam.

Omelan-omelan dan cara mendidiknya yang disiplin itu membuahkan hasil. Kedua anaknya lulus sarjana dalam waktu bersamaan. Begitu lulus, keduanya pamit untuk mencari kerja di kota yang lebih besar. Mereka juga berpikir untuk menjauh dari sang ibu, agar mereka memiliki kebebasan dalam bergaul.

Setelah mendapatkan pekerjaan yang layak, kedua anak itu memutuskan untuk tinggal di kota dengan mengontrak sebuah rumah. Mereka juga berjanji untuk tidak menghubungi ibu mereka. Bahkan nomor telephon genggam sang ibu pun mereka buang. Artinya, mereka tidak mau berhubungan lagi dengan sang ibu yang begitu mencintai mereka.

Sang ibu selalu berusaha untuk menghubungi mereka, tetapi selalu gagal. Bahkan sering ia mendapatkan jawaban yang tidak mengenakkan. Anak bungsunya berkata, “Tidak perlu cari-cari kami lagi. Kami bukan siapa-siapa. Kami tidak ingin diganggu.” Ibu itu menangis mendengar kata-kata anaknya yang pedas itu. Batinnya terasa sangat menderita. Suatu hari ibu itu meninggal dunia dengan minum racun tikus.

Ia meninggalkan sebuah pesan yang sangat indah, “Anak-anakku, kalian memang bukan siapa-siapa. Tetapi kalian bisa menjadi orang seperti sekarang ini berkat cinta seorang perempuan tak berguna ini. Saya tetap mencintai kalian berdua.”
 
Air susu dibalas air tuba. Rasanya begitulah yang bisa kita ungkapkan tentang kisah di atas. Kasih seorang yang dengan tulus mendidik dan membesarkan anak-anaknya, ternyata dibalas dengan pengkhianatan. Tentu saja hal ini terasa sakit dan menyakitkan. Inilah suatu tragedi dalam kehidupan manusia, ketika manusia tidak bisa mensyukuri kebaikan sesamanya.

Kasih seorang ibu begitu indah. Kasihnya sepanjang perjalanan hidup manusia, namun manusia yang dikasihinya sering lupa. Tidak mau menerima dengan baik kasih itu. Mereka menanggapinya secara negatif. Bukan menjadi semangat yang membangkitkan diri untuk terus-menerus berjuang dalam kehidupan ini.

Tetapi kasih tetap hidup. Kasih tetap bertahan hingga akhir zaman. Kasih tak pernah lekang oleh karatnya zaman. Karena itu, apa yang mesti dibuat oleh manusia demi hidup ini? Yang mesti dibuat adalah terus-menerus mengasihi, meski orang yang dikasihi itu menolak kasih itu. Yang penting kita mengasihi dengan memberikan perhatian dan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Kasih yang tanpa pamrih akan membahagiakan sesama kita.
  
Hidup dalam kasih akan memberi kita kekuatan untuk tetap melakukan hal-hal yang baik dan berguna bagi diri dan orang lain. Kita harus tetap berada di dalam kasih Tuhan agar kita dapat menghasilkan buah cinta bagi orang lain untuk menerima kasih Tuhan dan mengetahui siapa mereka.

Yesus memilih kita dan Dia mengasihi kita. Marilah kita pada gilirannya menghasilkan buah kasih bagi orang lain sehingga mereka mau membuka hati mereka kepada Yesus dan sukacita mereka menjadi lengkap.
(RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Yoh 14:15-16)

Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku, sabda Tuhan. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, Alleluya.

If you love me, keep my commandments, says the Lord, and I will ask the Father and he will send you another Paraclete, to abide with you for ever, alleluia.

Ego vos elegi de mundo, ut eatis, et fructum afferatis: et fructus vester maneat, alleluia.

 

Sabtu, 08 Mei 2021 Hari Biasa Pekan V Paskah


Sabtu, 08 Mei 2021
Hari Biasa Pekan V Paskah
 
Pada perayaan-perayaan Liturgi setiap anggota, entah pelayan (pemimpin) entah Umat, hendaknya dalam menunaikan tugas hanya menjalankan, dan melakukan seutuhnya, apa yang menjadi perannya menurut hakekat perayaan serta kaidah-kaidah Liturgi. (Sacrosanctum Concilium, No. 28)
 

Antifon Pembuka (lih.Kol 2:12)

Kita dikubur bersama Kristus dalam pembaptisan dan dibangkitkan bersama dengan Dia, berkat iman kita akan kuasa Allah, yang telah membangkitkan kita dari alam maut. Alleluya.

You have been buried with Christ in Baptism, through which you also rose again by faith in the working of God, who raised him from the dead, alleluia.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, dalam Sakramen Pembaptisan Engkau telah menganugerahkan hidup surgawi kepada kami sehingga maut tidak menguasai kami lagi. Bimbinglah kami agar dapat mencapai kemuliaan sepenuhnya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan I: Kisah Para Rasul (16:1-10)
     
"Menyeberanglah ke Makedonia, dan tolonglah kami"
          
Sekali peristiwa Paulus datang ke Derbe dan Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium. Paulus mau, supaya Timotius itu menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia demi orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani. Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman, dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya. Paulus dan Silas melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengijinkan mereka. Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan; ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya katanya, “Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami!” Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.   
   
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!
Atau Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 100:1-2.3.5, R:3c)
1. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai.
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
  
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kol 3:1)
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah.
     
Bacaan Injil: Yohanes (15:18-21)
   
"Kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia."
    
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia; maka dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.”
 
Renungan
  
Dalam hidup, kita sering dihadapkan pada dua cara memutuskan dan bertindak.

Ada cara dunia, yang selalu lebih populer dan juga lebih mudah diikuti.

Tetapi refleksi yang lebih dalam akan memberi tahu kita bahwa cara dunia pasti merupakan pendekatan yang egois dan egois yang tidak membawa banyak kebaikan.

Cara lainnya adalah cara Yesus. Ini jelas merupakan cara yang lebih sulit, tetapi cara yang menuntun kita untuk menemukan makna hidup dan keajaiban cinta.

Saat ini, dunia berbicara tentang pembalasan, balas dendam, untuk memikirkan diri kita sendiri dan menjadi No. 1 bahkan dengan segala cara.

Cara Yesus menunjukkan kepada kita pengorbanan, kerendahan hati, cinta dan perhatian untuk orang lain.

Mengikuti jalan Yesus bisa menghasilkan cemoohan dan penghinaan. Orang lain akan melihat kita lemah dan lembut dan bahkan akan menyebut kita pecundang.

Namun pada akhirnya, cara Yesus terbukti lebih lembut namun lebih kuat yang membawa keindahan dan makna cinta.


Tuhan Yesus Kristus, teguhkanlah selalu panggilan-Mu dalam diriku agar aku mampu mewartakan nilai-nilai Kerajaan Allah: Kebenaran, Keadilan, Sukacita dan Damai Sejahtera. Amin.
          
RENUNGAN PAGI

 

Jumat, 07 Mei 2021 Hari Biasa Pekan V Paskah


Jumat, 07 Mei 2021
Hari Biasa Pekan V Paskah
     
Liturgi merupakan doa yang didoakan sepanjang sejarah gereja, maka liturgi tidak dapat diubah-ubah sesuka hati. Selain itu, liturgi merupakan doa seluruh Gereja yang tersebar di segala penjuru dunia: setiap orang Kristiani, terlepas dari tempat tinggalnya, setiap kali memasuki sebuah gereja untuk merayakan liturgi seharusnya merasa berada di rumah sendiri. Kita mesti merayakan liturgi yang tidak boleh kita ubah sesuai dengan selera kita, melainkan sebagai sebuah realitas yang lebih besar dari diri kita, sebagaimana sering dikatakan oleh Bapa Suci Benediktus XVI. (Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi, Duta Besar Takhta Suci untuk Indonesia)


Antifon Pembuka (Why 5:12)

Anak Domba yang telah dikurbankan patut menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan, dan kehormatan

Worthy is the Lamb who was slain, to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor, alleluia.
  
Doa Pembuka

Allah Bapa pangkal keselamatan manusia, kami telah Kautebus dalam misteri Paskah Kristus yang kami rayakan dengan gembira. Semoga kami dilindungi dan diselamatkan oleh daya kekuatan Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (15:22-31)
 
      
"Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu."
            
Pada akhir sidang pemuka jemaat di Yerusalem yang membicarakan soal sunat, rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas. Yang terpilih yaitu Yudas yang disebut Barnabas, dan Silas. Keduanya adalah orang yang terpandang di antara saudara-saudara itu. Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: "Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu, kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tidak mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. Jadi kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan tertulis ini juga kepada kamu. Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu, yakni: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari pencabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat." Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka. Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku mau bersyukur kepada-Mu, Tuhan, di antara bangsa-bangsa.
Ayat. (Mzm 57:8-9.10-12)
1. Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah hai gambus dan kecapi, mari kita membangunkan fajar!
2. Tuhan, aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa. Sebab kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi!
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 15:15b)
Aku menyebut kamu sahabat, sabda Tuhan, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:12-17)
        
"Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah orang akan yang lain."
       
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
   
Renungan

  
Dikatakan bahwa kasih lebih dari sekedar emosi; cinta adalah keputusan.

Jatuh cinta mungkin lebih merupakan emosi daripada keputusan. Tapi tetap kasih adalah keputusan.

Saat kita memikirkan cinta pada tingkat manusia, maka kita akan melihat bahwa cinta sejati adalah ketika kita menginginkan yang terbaik untuk orang lain, apakah itu yang terbaik termasuk kita atau tidak.

Memang, cinta adalah keputusan dan itu adalah keputusan sehari-hari karena itu adalah komitmen.

Keputusan dan komitmen seperti itulah yang kita takuti karena membutuhkan pengorbanan, dan pengorbanan itu selalu untuk orang lain, dan tidak pernah untuk diri kita sendiri. Cinta sejati membutuhkan pengorbanan.

Kasih Tuhan bagi kita tidak pernah gagal, karena itu bukanlah emosi; itu adalah keputusan. Jika kasih Tuhan adalah sebuah emosi, maka ketika kita berbuat dosa dan melakukan apa yang tidak menyenangkan Tuhan, maka Dia tidak akan mencintai kita lagi.

Tetapi kasih Tuhan adalah keputusan dan komitmen, dan keputusan dan komitmen itu terlihat di kayu Salib.

Yesus adalah keputusan dan komitmen Allah, dan di dalam Injil, Yesus memberi kita perintah kasih itu. Jadi itu adalah perintah dan perintah tidak memberi kita pilihan.

Ketika kita tidak mencintai seperti yang Yesus perintahkan kepada kita, maka yang akan terjadi akan seperti itu pada bacaan pertama, ketika beberapa anggota komunitas Kristen mengganggu orang lain dengan tuntutan mereka dan menciptakan kebingungan dan perpecahan.

Tetapi ketika kita mengasihi sebagaimana Yesus telah mencintai kita, maka akan ada damai dan persatuan. Kasih kita untuk orang lain akan memberi mereka kegembiraan dan dorongan.

Jadi perintah kasih membutuhkan keputusan. Dan itu harus menjadi keputusan sehari-hari.

Antifon Komuni
   
Yang Tersalib bangkit dari antara orang mati dan telah menebus kita, alleluya.

The Crucified is risen from the dead and has redeemed us, alleluia.

 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy