| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”

Kamis, 17 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV

Yes 26:7-9.12.16-19; Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21; Mat 11:28-30

"Enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”

Ketika membaca dan merenungkan Injil ini, saya ingat akan para guru dan dosen yang setiap kali selalu membuat soal dan menguji para murid atau mahasiswanya. Hal ini pun juga saya lakukan ketika menjadi guru dan dosen. Guru dan dosen, kalau menguji para murid atau mahasiswanya, tentu harus membuat soal. Berhadapan dengan soal-soal tersebut, tidak jarang para murid atau mahasiswa mengalami persoalan dan kesulitan. Harus belajar, mengingat, menghafal, memahami supaya bisa memberikan jawaban yang benar. Ada juga murid dan mahasiswa yang gelisah dan takut ketika harus ujian, bahkan sampai berdampak ke fisik dan psikis, misalnya: sariawan, asam lambung meningkat, sering kencing, dll. Ada juga yang sampai semaput di ruang ujian.

Ujian yang dibuat oleh para guru dan dosen, tentu tidak pernah dibuat untuk menjadikan para murid atau mahasiswa sengsara dan menderita. Bahwa mereka mengalami berbagai kesulitan dan sepertinya terbebani, mungkin iya. Namun tidak pernah dimaksudkan demikian. Ujian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan, kemampuan dan keterampilan murid atau mahasiswa yang bersangkutan sehingga layak dinyatakan berhasil atau tidak, sudah bisa lanjut ke level selanjutnya atau belum, tamat/lulus atau tidak. Dengan kata lain, ujian merupakan salah satu instrumen untuk membantu para murid atau mahasiswa untuk meningkatkan kualitas mereka.

Tuhan pun kadang juga sengaja memasang kuk di pundak kita. Ia memberi kita beban dan ujian sehingga tidak kjarang kita mengalami kesulitan dan keletihan. Namun, hal itu tidak dimaksudkan oleh Tuhan agar kita sengsara tetapi agar kita sungguh-sungguh teruji dan semakin berkualitas dalam iman. Toh, seandainya kita kepayahan, Tuhan selalu hadir dan menolong serta memberi kelegaan. Asal kita mau datang kepada-Nya dan belajar dari pada-Nya, tidak malah meninggalkan Dia dengan pelarian-pelarian yang justru semakin membuat kita terpuruk. Per aspera ad astra. Dengan bekerja keras (berjerih payah) menggapai bintang-bintang.

Doa: Tuhan, ajarilah kami untuk menerima dan menikmati betapa enaknya kuk yang Kaupasang dalam pundak kami dan semoga melalui kuk-kuk tersebut kami semakin memiliki iman yang mendalam dan tangguh. Amin. -agawpr-

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy