Jumat, 21 November 2025
Peringatan Wajib SP. Maria Dipersembahkan kepada Allah
Allah Putra …. telah lahir sempurna dari Maria yang suci dan tetap Perawan oleh Roh Kudus…. (St. Epifanus, 374)
Antifon Pembuka (Ydt 13:23-25)
Diberkatilah engkau, Santa Perawan Maria, oleh Allah yang Mahatinggi melebihi semua wanita. Namamu diharumkan oleh Tuhan dan dimasyhurkan orang senantiasa.
Doa Pagi
Allah Bapa, sumber segala rahmat dan kurnia, peringatan Santa Perawan Maria kami rayakan. Semoga berkat doa dan permohonannya kami dipenuhi dengan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Allah Putra …. telah lahir sempurna dari Maria yang suci dan tetap Perawan oleh Roh Kudus…. (St. Epifanus, 374)
Antifon Pembuka (Ydt 13:23-25)
Diberkatilah engkau, Santa Perawan Maria, oleh Allah yang Mahatinggi melebihi semua wanita. Namamu diharumkan oleh Tuhan dan dimasyhurkan orang senantiasa.
Doa Pagi
Allah Bapa, sumber segala rahmat dan kurnia, peringatan Santa Perawan Maria kami rayakan. Semoga berkat doa dan permohonannya kami dipenuhi dengan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Makabe (4:36-37.52-59)
"Mereka menahbiskan mezbah dan dengan sukacita mempersembahkan kurban."
Pada waktu itu Yudas Makabe serta saudara-saudara berkata, “Musuh kita sudah hancur. Baiklah kita pergi mentahirkan bait Allah dan mentahbiskannya kembali.” Setelah seluruh bala tentara dihimpun berangkatlah mereka ke Gunung Sion. Dalam tahun 148, pada tanggal dua puluh lima bulan ke-9, yaitu bulan Kislew, pagi-pagi benar seluruh rakyat bangun untuk mempersembahkan kurban sesuai dengan hukum Taurat di atas mezbah kurban bakaran baru yang telah mereka buat. Tepat pada jam dan tanggal yang sama seperti waktu orang-orang asing mencemarkannya, mezbah itu ditahbiskan dengan kidung yang diiringi gambus, kecapi dan canang. Maka meniaraplah segenap rakyat dan sujud menyembah, serta melambungkan pujian ke surga, kepada Dia yang memberi mereka hasil yang baik. Delapan hari lamanya perayaan pentahbisan mezbah itu dilangsungkan. Dengan sukacita dipersembahkanlah kurban bakaran, kurban keselamatan dan kurban pujian. Bagian depan bait Allah dihiasi dengan karangan-karangan keemasan dan utar-utar. Pintu-pintu gerbang dan semua balai diperbaharui dan pintu-pintu dipasang padanya. Segenap rakyat diliputi sukacita yang sangat besar. Sebab penghinaan yang didatangkan orang-orang asing itu sudah terhapus. Yudas serta saudara-saudaranya dan segenap umat Israel menetapkan sebagai berikut, ‘Perayaan pentahbisan mezbah itu tiap-tiap tahun harus dilangsungkan dengan sukacita dan kegembiraan delapan hari lamanya, tepat pada waktunya, mulai tanggal dua puluh lima bulan Kislew.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Kidung Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, kami memuji nama-Mu yang agung.
Ayat. (MT 1Taw 29:10.11abc.11d-12a.12bcd)
1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah Israel leluhur kami dari kekal sampai kekal.
2. Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya milik-Mulah segala yang ada di langit dan di bumi, ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan.
3. Engkaulah yang tertinggi melebihi segala-galanya, kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.
4. Engkaulah yang menguasai segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (19:45-48)
"Rumah-Ku telah kalian jadikan sarang penyamun."
Pada waktu itu Yesus tiba di Yerusalem dan masuk ke bait Allah. Maka mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ. Ia berkata, “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun!” Tiap-tiap hari Yesus mengajar di bait Allah. Para imam kepala dan ahli Taurat serta orang-orang terkemuka bangsa Israel berusaha membinasakan Yesus. Tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Salah satu sikap yang paling sulit dihadapi, baik sebagai remaja maupun dewasa, adalah tekanan teman sebaya.
Jika kita ingin tetap berada di dalam dan bersama orang banyak, jika kita ingin diterima oleh yang lain, jika kita tidak ingin menjadi orang yang berbeda, maka kita harus tunduk pada tekanan teman sebaya.
Dan itu mungkin berarti tetap diam dan tidak melakukan apa pun bahkan ketika kita melihat ketidakadilan, penindasan, korupsi, dan amoralitas terjadi di depan kita.
Ketika Yesus memasuki Bait Suci hari itu, Ia sudah tahu bahwa ada harga yang harus dibayar; nyawa-Nya dipertaruhkan.
Itu adalah hari di mana Ia seharusnya bersikap tenang, berdiam diri, dan tidak melakukan apa pun terhadap skandal, ketidaksopanan, dan kekejian yang terjadi di sekitar-Nya. Tetapi itu terjadi di Bait Suci, di rumah Bapa-Nya!
Bait Suci yang sama yang kita dengar dalam bacaan pertama itulah yang diresmikan kembali dengan begitu penuh hormat dan sukacita setelah orang-orang kafir menajiskannya.
Umat bersujud menyembah dan memuji Tuhan karena telah menyertai mereka kembali, karena Bait Suci melambangkan kehadiran Tuhan di antara mereka.
Maka, ketika Yesus menyucikan Bait Suci pada hari itu dengan mengusir orang-orang yang berjual beli dan memanfaatkan Bait Suci untuk keuntungan mereka, Ia tidak hanya mengusir ketidakadilan dan korupsi dari tempat kudus.
Ia juga memulihkan Bait Suci ke martabatnya yang kudus sebagai tempat kediaman Tuhan, tempat perlindungan bagi mereka yang berada dalam kesulitan dan membutuhkan, serta tempat kudus kehidupan dan kasih.
Jika kita ingin tetap berada di dalam dan bersama orang banyak, jika kita ingin diterima oleh yang lain, jika kita tidak ingin menjadi orang yang berbeda, maka kita harus tunduk pada tekanan teman sebaya.
Dan itu mungkin berarti tetap diam dan tidak melakukan apa pun bahkan ketika kita melihat ketidakadilan, penindasan, korupsi, dan amoralitas terjadi di depan kita.
Ketika Yesus memasuki Bait Suci hari itu, Ia sudah tahu bahwa ada harga yang harus dibayar; nyawa-Nya dipertaruhkan.
Itu adalah hari di mana Ia seharusnya bersikap tenang, berdiam diri, dan tidak melakukan apa pun terhadap skandal, ketidaksopanan, dan kekejian yang terjadi di sekitar-Nya. Tetapi itu terjadi di Bait Suci, di rumah Bapa-Nya!
Bait Suci yang sama yang kita dengar dalam bacaan pertama itulah yang diresmikan kembali dengan begitu penuh hormat dan sukacita setelah orang-orang kafir menajiskannya.
Umat bersujud menyembah dan memuji Tuhan karena telah menyertai mereka kembali, karena Bait Suci melambangkan kehadiran Tuhan di antara mereka.
Maka, ketika Yesus menyucikan Bait Suci pada hari itu dengan mengusir orang-orang yang berjual beli dan memanfaatkan Bait Suci untuk keuntungan mereka, Ia tidak hanya mengusir ketidakadilan dan korupsi dari tempat kudus.
Ia juga memulihkan Bait Suci ke martabatnya yang kudus sebagai tempat kediaman Tuhan, tempat perlindungan bagi mereka yang berada dalam kesulitan dan membutuhkan, serta tempat kudus kehidupan dan kasih.
Yesus juga ingin menyucikan Bait Suci yang ada di dalam hati kita. Hati kita adalah tempat kediaman Tuhan. Semoga kita senantiasa menjaganya tetap kudus dan suci, murni, dan dipenuhi dengan kasih Tuhan.. (RENUNGAN PAGI).
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Antifon Komuni (Luk 1:49)
Besarlah perbuatan Yang Mahakuasa bagiku, dan kuduslah nama-Nya.




