| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>
Facebook  X  Whatsapp  Instagram 

Senin, 15 Desember 2025 Hari Biasa Pekan III Adven

 
Senin, 15 Desember 2025
Hari Biasa Pekan III Adven

Saya tidak mampu melakukan hal-hal besar, tapi saya ingin melakukan segala sesuatu, bahkan hal-hal terkecil sekalipun, untuk kemuliaan Allah yang lebih besar.  (St. Dominico Savio)


Antifon Pembuka (Bdk. Yer 31:10; Yes 35:4)

Dengarkanlah sabda Tuhan, hai para bangsa, dan wartakanlah sampai ke ujung bumi: Janganlah takut! Lihatlah, Penebus kita datang.

 
Hear the word of the Lord, O nations; declare it to the distant lands: Behold, our Savior will come; you need no longer fear.
 
   
Doa Pagi
   
Allah Bapa sumber cahaya iman, dengarkanlah kiranya dengan rela doa-doa kami. Terangilah kegelapan hati kami dengan rahmat Putra-Mu yang datang mengunjungi kami. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus,  Allah, sepanjang segala masa. Amin.    
     

 
  Bacaan dari Kitab Bilangan (24:2-7.15-17a)       
   
"Sebuah bintang terbit dari Yakub."
   
Pada waktu itu Bileam memandang ke depan, dan ia melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka. Maka Roh Allah menghinggapi dia. Lalu ia mengucapkan sanjak, katanya, “Inilah tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya; tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap. Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel! Laksana lembah yang membentang luas, laksana taman di tepi sungai, laksana pohon gaharu yang di taman Tuhan, laksana pohon ara di tepi air. Seorang pahlawan tampil dari wangsanya memerintah bangsa yang tak terbilang banyaknya. Rajanya akan naik tinggi melebihi Agag, dan kerajaannya akan dimuliakan.” Kemudian diucapkannya lagi sanjaknya, “Inilah tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya, tutur kata orang yang mendengar firman Allah, dan yang memperoleh pengenalan akan Yang Mahatinggi, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa, sambil rebah, namun dengan mata tersingkap. Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang. Aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat: sebuah bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel; ia meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia, bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.6-7c.8-9)
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Dosa-dosaku pada waktu muda, dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu.
3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bait Pengantar Injil, do = c, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 85:8)
Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu ya Tuhan, dan berilah kami keselamatan-Mu.            
  
  Inilah Injil Suci menurut Matius (21:23-27)
   
"Dari manakah pembaptisan yang diberikan Yohanes?"
      
Pada suatu hari Yesus masuk ke bait Allah. Ketika Ia sedang mengajar, datanglah imam-imam kepala dan pemuka-pemuka bangsa Yahudi kepada-Nya; mereka bertanya, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?” Jawab Yesus kepada mereka, “Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu, dan jika kalian memberi jawabannya, Aku pun mengatakan kepada kalian dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Nah, dari manakah pembaptisan yang diberikan Yohanes? Dari surga atau dari manusia?” Mereka lalu berunding satu sama lain, “Jika kita katakan, ‘Dari surga’, Ia akan berkata kepada kita, ‘Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepadanya?’ Tetapi jika kita katakan, ‘Dari manusia’, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes itu nabi.” Mereka lalu menjawab, “Kami tidak tahu.” Maka Yesus pun berkata kepada mereka, “Jika demikian, Aku pun tidak mau mengatakan kepada kalian dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan 


 Tuhan berbicara kepada kita dengan berbagai cara, tetapi tentu saja bukan dengan cara orang lain berbicara kepada kita.

Setidaknya, bagi kebanyakan dari kita, Tuhan tidak berbicara kepada kita dengan cara seperti itu.

Namun, entah bagaimana kita juga tahu bahwa ketika Tuhan "berbicara" kepada kita, kita juga akan tahu bahwa itu adalah "suara" Tuhan. Karena itu adalah suara yang bukan untuk telinga kita.

Sebaliknya, itu adalah suara yang menembus jauh ke dalam hati kita dan kita tidak dapat mengabaikan suara itu.

Bagi nabi Bileam dalam bacaan pertama, suara Tuhan cukup keras sehingga ia dapat menyatakan kutukan-kutukannya atas Israel dan mengubahnya menjadi berkat.

Bagi para imam kepala dan tua-tua dalam Injil, suara Tuhan yang diucapkan oleh Yesus membuat mereka bingung dan tidak mampu menjawab pertanyaan dari Yesus.

Saat kita memasuki minggu Adven ketiga, marilah kita menyadari suara Tuhan yang berbicara ke dalam hati kita.

Marilah kita berdiam diri, sehingga kita dapat mendengarkan dan mengetahui apa yang Tuhan inginkan dari kita dan bagaimana cara mewujudkan keinginan-Nya bagi kita.

Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini

Senin Hari Biasa Pekan III Adven
Komentar hari ini
Paus Benediktus XVI, Angelus, 29 Januari 2012 

Wewenang ilahi bukanlah kekuatan alam. Wewenang adalah kekuatan kasih Allah yang menciptakan alam semesta dan, berinkarnasi dalam Putra Tunggal, turun ke dalam kemanusiaan kita, menyembuhkan dunia yang rusak karena dosa. Romano Guardini menulis: “Seluruh hidup Yesus adalah terjemahan dari kekuasaan ke dalam kerendahan hati... di sini ada kedaulatan yang merendahkan diri-Nya ke dalam bentuk seorang hamba” (Il Potere, Brescia 1999, 141-142).

Wewenang, bagi manusia, sering kali berarti kepemilikan, kekuatan, kekuasaan, dan keberhasilan. Sebaliknya bagi Allah, otoritas berarti pelayanan, kerendahan hati, dan kasih; Ini berarti masuk ke dalam logika Yesus yang membungkuk untuk membasuh kaki para murid-Nya (lih. Yoh 13:5), yang mencari kebaikan sejati manusia, yang menyembuhkan luka-luka, yang mampu memiliki kasih yang begitu besar sehingga Ia memberikan hidup-Nya, karena Ia adalah kasih. Dalam salah satu Suratnya, St. Katarina dari Siena menulis: “Penting bagi kita untuk melihat dan mengetahui, dalam kebenaran, dengan terang iman, bahwa Allah adalah kasih yang tertinggi dan kekal dan tidak menginginkan apa pun kecuali kebaikan kita” (Ep. 13 dalam: Le Lettere, vol. 3, Bologna 1999, 206).



Antifon Komuni (Mzm 105:4-5; Yes 38:3)
   
Datanglah, ya Tuhan, kunjungilah kami dengan damai-Mu, agar kami sebulat hati bersukacita di hadapan-Mu.  
 
  
 
 
 
RENUNGAN PAGI

 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id

renunganpagi.id 2025 -

Privacy Policy