Minggu, 19 Oktober 2025
Hari Minggu Biasa XXIX
Amanat misi. "Kepada para bangsa Gereja diutus oleh Allah untuk menjadi 'Sakramen universal keselamatan'. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan hakiki sifat katoliknya, menaati perintah Pendirinya, Gereja sungguh-sungguh berusaha mewartakan Injil kepada semua orang" (AG 1): "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:19-20). --- Katekismus Gereja Katolik, 849
Hari Minggu Biasa XXIX
Amanat misi. "Kepada para bangsa Gereja diutus oleh Allah untuk menjadi 'Sakramen universal keselamatan'. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan hakiki sifat katoliknya, menaati perintah Pendirinya, Gereja sungguh-sungguh berusaha mewartakan Injil kepada semua orang" (AG 1): "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:19-20). --- Katekismus Gereja Katolik, 849
Antifon Pembuka (Mzm 17:6.8)
Aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau mendengarkan daku, ya Allah. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah kata-kataku. Jagalah aku bagaikan biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.
To you I call; for you will surely heed me, O God; turn your ear to me; hear my words. Guard me as the apple of your eye; in the shadow of your wings protect me.
Ego clamavi, quoniam exaudisti me, Deus: inclina aurem tuam, et exaudi verba mea: custodi me, Domine, ut pupilam oculi: sub umbra alarum tuarum protege me.
Doa Pagi
Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah yang Mahaagung, dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
![]() |
| Karya: Grzegorz Zdziarski/istock.com |
"Apabila Musa mengangkat tangan, lebih kuatlah pasukan Israel."
Sekali peristiwa datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang
Israel di Rafidim. Musa berkata kepada Yosua, “Pilihlah orang-orang bagi
kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek! Aku sendiri, besok
akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di
tanganku.” Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya
dan berperang melawan orang Amalek; sedangkan Musa, Harun dan Hur naik
ke puncak bukit. Dan terjadilah hal berikut ini: Apabila Musa mengangkat
tangannya, lebih kuatlah pasukan Israel. Sebaliknya, apabila Musa
menurunkan tangannya, Amaleklah yang lebih kuat. Tetapi menjadi penatlah
tangan Musa. Maka Harun dan Hur mengambil sebuah batu, meletakkannya di
belakang Musa, supaya ia duduk di atasnya; lalu Harun dan Hur menopang
kedua belah tangan Musa, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang
lain, sehingga tangan Musa tidak bergerak sampai matahari terbenam.
Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 805
Ref. Pertolongan kita ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
Ref. Pertolongan kita ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
Atau Hanya Engkaulah Tuhan Allahku dan harapan untuk hidupku.
Ayat. (Mzm 121:1-2.3-4.5-6.7-8; R:lih. 2)
1. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolongan bagiku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
2. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sungguh, tidak akan terlelap dan tidak akan tertidur Penjaga Israel.
3. Tuhan penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak akan menyakiti engkau pada waktu siang, tidak pula bulan pada waktu malam.
4. Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. Tuhan akan menjaga keluar masukmu dan sekarang sampai selama-lamanya.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 3:14-4:2)
Ayat. (Mzm 121:1-2.3-4.5-6.7-8; R:lih. 2)
1. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolongan bagiku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
2. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sungguh, tidak akan terlelap dan tidak akan tertidur Penjaga Israel.
3. Tuhan penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak akan menyakiti engkau pada waktu siang, tidak pula bulan pada waktu malam.
4. Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. Tuhan akan menjaga keluar masukmu dan sekarang sampai selama-lamanya.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 3:14-4:2)
"Orang-orang kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik."
Saudaraku terkasih, hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman akan Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian orang-orang kepunyaan Allah diperlengkapi oleh setiap perbuatan baik. Di hadapan Allah dan di hadapan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Wartakanlah sabda Allah! Siap sedialah selalu, baik atau tidak waktunya. Nyatakanlah apa yang salah, tegur dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 4:12; 2/4)
Sabda Allah itu hidup, kuat dan tajam. Ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (18:1-8)
"Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya."
Sekali peristiwa Yesus menyampaikan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Ia berkata, “Di sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Dan di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, ‘Belalah hakku terhadap lawanku!’ Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya, ‘Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus-menerus datang dan akhirnya menyerang aku.” Lalu Tuhan berkata, “Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya, yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka! Akan tetapi, jika Anak manusia itu datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Salah satu hal dalam hidup yang sangat kita benci adalah menunggu. Menunggu selalu mengorbankan waktu kita, entah itu menunggu seseorang datang, atau menunggu sesuatu terjadi.
Menunggu adalah hal yang begitu umum sehingga seharusnya kita sudah terbiasa, tetapi kita masih saja mengeluh.
Oh ya, kita menghabiskan begitu banyak waktu dalam hidup untuk menunggu sehingga kita menjadi mati rasa.
Tentu saja, ketika kita harus menunggu seseorang yang terlambat, kita bisa marah karena waktu kita terbuang sia-sia.
Atau jika kita harus menunggu petugas servis, atau pengantar barang, atau nomor antrean kita dipanggil, kita bisa merasa kesal, jengkel, dan frustrasi, karena merasa terjebak.
Selain itu, kita sebenarnya menghabiskan banyak waktu menunggu kehidupan terjadi. Jadi, ketika kita masih anak-anak, kita tidak sabar untuk tumbuh dewasa, agar kita bisa mandiri dan memiliki kebebasan.
Kita tak sabar untuk mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang, namun setelah beberapa waktu, kita tak sabar untuk pensiun agar bisa bersantai dari stres.
Kita tak sabar untuk membeli rumah, bahkan mobil, lalu tak sabar untuk melunasi cicilan.
Dalam bacaan pertama, kita mendengar bahwa Yosua dan pasukannya berperang melawan orang Amalek, sementara Musa berdiri di puncak bukit dengan tongkat Allah di tangannya.
Selama Musa tetap mengangkat tangannya, Israel diuntungkan. Namun ketika ia menurunkan tangannya, Israel mulai kalah dalam pertempuran.
Musa bisa saja diam-diam berharap, sambil tetap mengangkat tangannya, agar Yosua dan pasukannya segera memenangkan pertempuran.
Namun ia menunggu dan lengannya pun lelah. Jadi, ia harus tetap mengangkat tangannya dan terus menunggu pertempuran berakhir.
Saat ia menunggu, dan lengannya mulai lelah, Musa menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan, sehingga Harun dan Hur datang membantunya untuk tetap mengangkat tangannya, dan dengan itu Israel memenangkan pertempuran.
Maka, dalam penantiannya itulah Musa menyadari bahwa Tuhan sedang memberitahunya sesuatu, bahwa ia tidak dapat melakukannya sendiri dan ia membutuhkan bantuan dari Harun dan Hur.
Dalam Injil, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan untuk mengajarkan tentang perlunya berdoa terus-menerus dan tidak pernah putus asa.
Dalam perumpamaan itu, sang janda mendesak hakim untuk mendapatkan keadilan, tetapi hakim tersebut menolak untuk waktu yang lama dan tidak terganggu.
Lalu entah bagaimana, akhirnya, ia menyadari bahwa akan lebih baik melakukan keadilan bagi janda itu.
Sang janda bertahan dan menunggu, dan dari situ kita belajar bahwa segala sesuatu terjadi pada waktu Tuhan.
Jadi, bahkan ketika kita berdoa untuk apa yang baik, benar, dan adil, kita harus siap untuk menunggu.
Santo Monika menunggu selama 30 tahun sebelum putranya, Santo Agustinus, bertobat. Dan Santa Monika menjadi teladan bagi semua ibu yang berdoa untuk pertobatan anak-anak mereka.
Umat Allah mengembara dan menunggu di padang gurun selama 40 tahun sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian, dan dari sana mereka belajar bagaimana menaati dan percaya pada pemeliharaan Allah.
Maka, dengan iman kita berdoa dan menunggu, dan dalam penantian itu, kita juga harus mendengarkan apa yang Allah katakan.
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
"Kita harus merangkul/dekat dan ramah kepada semua manusia; tapi apa yang datang dari musuh tidak bisa dan tidak boleh bergabung. Kalian tidak dapat menggabungkan Kristus dan Belial (pangeran kegelapan)!" (Kardinal Robert Sarah, Prefek Emeritus Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata-tertib Sakramen)
Antifon Komuni (Mzm 33:18-19)
Mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang mengharapkan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
Behold, the eyes of the Lord are on those who fear him, who hope in his merciful love, to rescue their souls from death, to keep them alive in famine.
Atau (Mrk 10:45)
Anak Manusia datang untuk memberikan nyawa-Nya memnjadi tebusan bagi banyak orang.
The Son of Man has come to give his life as a ransom for many.
RENUNGAN PAGI




