Minggu, 22 Februari 2015
Hari Minggu Prapaskah I
Masa Prapaskah tahunan adalah masa rahmat, karena kita mendaki Gunung
Suci hari raya Paskah. "Masa Prapaskah mempunyai tugas ganda,
mempersiapkan para katekumen dan kaum beriman untuk perayaan misteri
Paskah. Para calon diantar oleh perayaan pendaftaran, oleh perayaan
tobat dan pengajaran untuk menghayati Sakramen-sakramen Inisiasi; kaum
beriman harus lebih rajin mendengarkan Sabda Allah dan berdoa dan
mempersiapkan diri dengan tobat atas pembaruan janji baptis."
(Caeremoniale Episcoporum) [Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan
Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 6]
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 91:15-16)
Ia akan memanggil-Ku dan Aku akan mendengarkan dia. Aku akan meluputkan
dan memuliakannya. Dengan umur panjang akan Kupenuhi dia.
Invocabit me, et ego exaudiam eum: eripiam eum, et glorificabo eum: longitudine dierum adimplebo eum.
Doa Pagi
Allah Yang Mahakuasa, kami menjalankan masa Prapaskah ini sebagai tanda
pertobatan kami. Semoga kami semakin mengenali Kristus dan mampu
menghadirkan-Nya dengan hidup yang pantas. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (9:8-15)
"Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah."
Sesudah air bah berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anak Nuh
yang bersama-sama dengan dia, “Camkanlah, Aku mengadakan perjanjian
dengan kamu dan keturunanmu, dan dengan segala makhluk hidup yang ada
besertamu, yakni burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di
bumi, segala yang keluar dari bahteramu, segala binatang di bumi. Maka
Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak kini segala yang hidup
takkan dilenyapkan oleh air bah lagi dan tidak akan ada lagi air bah
untuk memusnahkan bumi.” Dan Allah berfirman, “Inilah tanda perjanjian
yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk hidup yang ada
sertamu turun temurun untuk selama-lamanya: Busur-Ku akan Kutempatkan di
awan sebagai tanda perjanjian antara Aku dan bumi. Apabila kemudian
Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku
akan mengingat perjanjian-Ku yang telah Kuadakan dengan kamu dan dengan
segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air
tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 25:4b-5ab.6-7ab.8-9)
1. Tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bawalah aku
berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang
menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih-setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya
itu sudah ada sejak purbakala. Tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan
kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang
yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum,
dan mengajarkan jalan-jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (3:18-22)
"Air itu melambangkan pembaptisan yang kini menyelamatkan kamu."
Saudara-saudaraku terkasih, Kristus telah mati satu kali untuk segala
dosa kita. Ia yang benar telah mati untuk orang-orang yang tidak benar,
supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia telah dibunuh dalam keadaan-Nya
sebagai manusia, tetapi dibangkitkan menurut Roh, dan di dalam Roh itu
juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,
yaitu roh-roh mereka yang pada masa Nuh tidak taat kepada Allah, ketika
Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan
bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang
diselamatkan dari air bah itu. Air itu melambangkan pembaptisan yang
kini menyelamatkan kamu, bukan dengan membersihkan kenajisan jasmani,
melainkan dengan memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah berkat
kebangkitan Yesus Kristus, yang telah naik ke surga dan kini duduk di
sebelah kanan Allah, setelah Ia menaklukkan segala malaikat, kuasa dan
kekuatan kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = d, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari roti, melainkan juga dari setiap sabda Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:12-15)
"Yesus dicobai oleh Iblis dan malaikat-malaikat melayani Dia."
Sekali peristiwa Roh memimpin Yesus ke padang gurun. Di padang gurun itu
Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai oleh Iblis. Yesus
berada di sana di antara binatang-binatang liar, dan malaikat-malaikat
melayani Dia. Sesudah Yohanes Pembaptis ditangkap, datanglah Yesus ke
Galilea memberitakan Injil Allah. Yesus memberitakan, “Waktunya telah
genap. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada
Injil!”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Pertobatan berarti perubahan sikap menjadi lebih baik. Perubahan yang
dimaksud adalah perubahan hati dan pikiran yang membawa diri semakin
dekat dengan Tuhan, dan kepada sesama yang ditampakkan lewat perbuatan.
Surga adalah tempat Allah tinggal. Ke sana semua orang beriman yang
bertobat, percaya dan setia akan dibawa. Jalan menuju ke Kerajaan Allah
(surga) ini adalah jalan hidup yang benar, baik, setia dan pertobatan
terus-menerus.
Banyak orang lebih mengandalkan pikiran dan perbuatannya dalam
menjalani masa Prapaskah atau masa tobat. Mereka berpikir bahwa dengan
berbuat baik dan berderma, pertobatan sudah terjadi. Akhirnya, mereka
merasa tidak perlu lagi pergi mengaku dosa atau merayakan Sakramen
Tobat. Ini adalah satu kekeliruan kecil yang berdampak besar. Derma dan
kebaikan yang sudah dilakukannya tidak salah, tetapi ada satu sisi
terpenting yang diabaikan dalam perbuatan tersebut, yaitu hati.
Ada pepatah mengatakan, “Kepala yang penuh pengetahuan tidak akan lebih
hebat daripada hati yang penuh iman.” Pikiran dan kebaikan akan membawa
kita ke depan pintu surga, tetapi hati yang bersih akan membawa kita
memasuki pintu surga. Apakah kita hanya mau sampai ke pintu surga saja?
Pencobaan yang dialami Yesus di padang gurun adalah pencobaan iman,
keteguhan dan ketulusan hati. Bayangkan suasana padang gurun! Kosong,
sepi, panas di siang hari dan dingin di saat malam. Pencobaan ini bukan
uji nyali seperti yang biasa kita lihat di televisi; bahwa orang dibawa
dalam kesepian dan kegelapan malam untuk melihat apakah dia berani atau
tidak. Padang gurun adalah ujian hati dan iman, gambaran sebuah
perjalanan dengan tangan hampa dan tanpa teman. Hanya Bapa yang menjadi
andalan dan jaminan. Yesus tidak takut sama sekali. Mestinya kita pun
harus bersikap yang sama dalam menjalani masa Prapaskah ini. Tidak perlu
takut dan cemas menjalani padang gurun pencobaan maupun padang gurun
kehidupan. Sebab, sama seperti Allah memegang janji-Nya kepada Nuh tidak
memusnahkan yang hidup dengan air bah, demikian juga Ia tidak akan
memusnahkan orang berdosa yang bertobat.
Tobat membuat hati dan pikiran semakin harmonis dengan kehendak Allah.
Tobat mengalahkan keinginan liar, yang sama seperti anak kecil yang suka
bermain-main tanpa kenal lelah. Perbuatan baik dan derma kita adalah
buah tangan bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Ini berarti,
tobat itu berbuah dan buahnya bisa dirasakan oleh orang-orang yang ada
di sekitar kita.
Surga adalah tempat di mana orang bisa bersemuka dengan Allah tanpa
kenal ruang dan waktu, bersahabat dengan semua ciptaan tanpa kenal asal
dan latar belakang. Surga adalah tempat kerukunan tanpa definisi dan
penjelasan. Yang ada adalah sukacita dan kebahagiaan bersama Allah dan
semua ciptaan. Surga adalah pahala bagi orang yang bertobat.
Karena itu, mari pada masa Prapaskah ini kita membangun tobat, berbagi
buah pertolongan lewat berbuat kebaikan dan berderma, menerima sesama
dengan sukacita dan damai. Pertobatan yang kita lakukan ini adalah
pertobatan menuju surga. (Kartolo Malau, O.Carm/RUAH)
Antifon Komuni (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari makanan saja, melainkan juga dari setiap Sabda Allah.
atau (Mzm 91:4-5)
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau
akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Engkau
tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang
di waktu siang,
Scapulis suis obumbrabit tibi Dominus, et sub pennis eius sperabis: scuto circumdabit te veritas eius.
Hidup kita sebagai peziarah di dunia ini tidak dapat bebas dari pencobaan. (St. Agustinus).