| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 01 Agustus 2010 Hari Minggu Biasa XVIII

Minggu, 01 Agustus 2010
Hari Minggu Biasa XVIII

Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. (Kol 3:4)

Doa Renungan

Allah Bapa kami sumber kehidupan, sumber segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, kini terang-Mu telah terbit. Kami mohon bantulah kami dalam pekerjaan kami. Tambahkanlah rejeki kami, agar dengan pemberian-Mu tersebut kami dapat membantu sesama kami yang membutuhkan. Jangan biarkan keserakahan hinggap di hati kami, tetapi tanamkanlah dalam diri kami rasa untuk berbagi dengan sesama kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Pengkhotbah (1:2; 2:21-23)

"Apa faedah yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya?"

Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, sungguh kesia-siaan belaka! Segala sesuatu adalah sia-sia. Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah mencari hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagianya kepada orang lain yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Ini adalah kesia-siaan dan kemalangan yang besar. Apakah faedah yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati; bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun adalah kesia-siaan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!

Lewat pembaptisan, orang yang percaya itu mati terhadap dosa dan hidup secara baru dalam Allah. Orang-orang Kristiani memang hidup dalam iman. Maka hendaknya hidup mereka sepadan dengan panggilan mereka. Mereka dipanggil untuk mengarahkan perhatian kepada harta surgawi.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (3:1-5.9-11)

"Carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada."

Saudara-saudara, kamu telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sisi kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah. Kristuslah hidup kita. Apabila Dia menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Janganlah kamu saling mendustai lagi, karena kamu telah menanggalkan manusia-lama beserta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia-baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Penciptanya. Dalam keadaan yang baru itu tiada lagi orang Yunani atau Yahudi, orang bersunat atau tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka; yang ada hanyalah Kristus di dalam semua orang
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 5:3, 2/4)
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:13-21)


"Bagi siapakah nanti harta yang telah kausediakan itu?"

Sekali peristiwa Yesus mengajar banyak orang. Salah seorang dari mereka berkata kepada Yesus, "Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan daku." Tetapi Yesus menjawab, "Saudara, siapa yang mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?" Kata Yesus kepada orang banyak itu, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu." Kemudian Ia menceritakan kepada mereka perumpamaan berikut, "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak punya tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku.' Lalu katanya, 'Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya. Beristirahatlah, makanlah, minumlah, dan bersenang-senanglah!' Tetapi Allah bersabda kepadanya, 'Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu. Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu?' Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan HARTA DALAM KEHIDUPAN

Injil yang dibacakan pada hari Minggu Biasa XVIII tahun C ini (Luk 12:13-21) beranjak dari pembicaraan antara Yesus dan orang yang datang meminta pertolongannya untuk menyelesaikan perkara warisan (ayat 13-15). Orang itu merasa bahwa haknya dalam pembagian warisan tidak dihormati ooleh saudaranya dan meminta Yesus berbicara kepada saudaranya. Memang ada kebiasaan orang pergi menghadap seorang yang dituakan, guru, penghulu adat, atau tokoh yang wibawanya diterima umum. Tetapi Yesus tidak bersedia menjadi hakim bagi perkara itu. Alih-alih, ia mengajak orang berpikir mengenai sikap terhadap harta kekayaan dengan sebuah perumpamaan mengenai orang kaya yang bodoh (ayat 16-21).

LATAR BELAKANG

Dalam masa pemerintahan Romawi, pada prinsipnya semua perkara diatur oleh hukum Romawi. Bahkan digariskan pula sampai mana dan bagaimana hukum adat dan agama bisa diberlakukan. Keputusan dalam hukum adat bertambah kuat bila diberi pengesahanan menurut hukum Romawi. Cukup sering perkara jual beli atau pembagian milik menurut adat dibawa ke lembaga resmi Romawi untuk dicatat dan diresmikan. Maklum perundang-undangan hukum positif di seluruh wilayah Romawi mengharuskan pengesahan semua keputusan adat. Tentu saja dalam pelaksanaannya tidak semuanya terjadi demikian. Pihak penguasa Romawi juga tidak selalu ikut campur dan mengontrol kecuali dalam perkara-perkara penting seperti pencatatan penduduk atau hukuman mati yang ditetapkan oleh mahkamah agama. Jelas campur tanggan penguasa asing tidak disenangi di kalangan Yahudi walaupun mereka tak bisa mengelakkan dualitas hukum. Masalah apakah orang Yahudi boleh membayar pajak kepada kaisar atau tidak ialah satu perkara yang mencerminkan keadaan ini (Mrk 12:13-17; Mat 22:15-22; Luk 20:24-25). Dalam episode itu dualitas hukum dipakai lawan-lawan Yesus untuk menjeratnya. Tetapi ia mengembalikan permasalahannya kepada yang menanyainya dan tidak terperosok perangkap mereka

Mengapa orang tadi tidak mendapat hak warisannya? Boleh jadi saudara orang itu memang mengakangi seluruh warisan. Suatu keadaan yang tidak jarang terjadi di dalam keluarga yang baik-baik sekalipun. Ketamakan sang saudara? Boleh jadi. Tapi peristiwa ini sebaiknya tak perlu dijadikan bahan menuduh pihak-pihak tertentu. Perkara warisan di sini memang tidak dimaksud untuk menjerat Yesus. Malah jelas orang-orang menghormati wibawanya. Namun apa tanggapan Yesus? Ia menolak ikut serta dalam sengketa mengenai warisan. Mengapa? Boleh jadi latar belakang di atas membantu memahami. Soal sengketa itu bisa diurus dengan pihak yang lebih berwenang, khususnya dalam urusan hukum. Dengan demikian penyelesaiannya akan lebih terjamin.

NASEHAT BERJAGA-JAGA

Sudah menjadi kebiasaan bahwa orang yang datang ke pada orang yang dihormati, seorang guru, tidak akan pulang dengan tangan hampa meskipun permintaannya tak dikabulkan atau permasalahannya tidak mendapat penyelesaian. Begitu pula Yesus yang dalam ayat 13 disapa sebagai "Guru" itu tidak menyuruh orang pergi tanpa bekal. Dan yang diberikannya ialah ajaran sikap hidup yang jauh lebih berharga daripada penyelesaian urusan warisan. Diberikannya nasehat agar berhati-hati dalam berurusan dengan harta, agar jangan kemaruk (ayat 15). Nasehat ini kemudian dijelaskan dengan perumpamaan orang kaya yang bodoh (ayat 16-21). Ada banyak kemiripan dengan cara yang dipakai Yesus dalam menjawab masalah yang diajukan seorang ahli Taurat mengenai cara terbaik memperoleh hidup kekal yang menjadi dasar bagi perumpaan orang Samaria yang baik hati (Luk 10:25-37). Dalam kesempatan itu Yesus tidak mengupas hukum Taurat yang sudah dikenal baik sang ahli Taurat, tetapi ia mengajarkan hal yang baru dengan perumpamaan orang Samaria yang baik hati: apa artinya menjadi "sesama bagi orang lain" dan bukan terpaku pada gagasan siapa "sesama-ku" itu. Dalam peristiwa hari ini, suatu masalah dalam pembagian kekayaan beralih menjadi pengajaran hidup agar menjadi kaya di hadapan Allah.

Kepada siapa ditujukan nasehat agar berhati-hati terhadap sikap tamak akan harta (ayat 15)? Dapat diperiksa dari perubahan kata ganti. Dalam ayat sebelumnya, pembicaraan hanya terjadi antara Yesus dan orang yang datang membawa perkara warisan. Dalam ayat 15 Yesus berbicara kepada "mereka", yaitu kepada orang-orang yang ikut mendengarkan bagaimana sang Guru memecahan perkara tadi. Para pendengar kasus sengketa warisan itu kini menjadi murid ilmu kehidupan. Nasehatnya bukan celaan kepada orang yang datang kepadanya minta bantuan masalah warisan Bukan pula anjuran tersirat kepada lawan orang tadi agar tidak tamak. Tetapi ia membantu semua orang melihat akar permasalahan yang dibawa kepadanya dengan memakai sebuah perumpamaan.

PERUMPAMAAN ORANG KAYA YANG BODOH

Bila dibaca dari awal hingga akhir, akan terasa betapa kosongnya kehidupan orang kaya dalam perumpamaan ini. Ia tidak mempunyai teman bicara. Ia hanya berbicara dengan diri sendiri. Ia bahkan tidak minta keringanan Allah yang berfirman kepadanya bahwa malam itu jiwanya akan diambil. Mungkin orang itu tak lagi dapat mendengar peringatan itu. Bahkan harta miliknya yang menjadi berkah dari atas itu tidak bisa menjadi barang hidup baginya. Tanah, penenan, lumbung, barang-barang yang dipunyai itu hanyalah obyek belaka. Semuanya itu dibawahkan kepada gagasan "dipunyai dan ditata" belaka, tidak pernah diupayakan berkembang agar makin "terasa ada dan berguna". Orang itu tidak tahu bagaimana mengisi kesepian hidupnya. Ia justru makin mengisolasi dirinya dengan membangun lumbung yang makin luas dan yang akhirnya malah menguburkannya hidup-hidup. Ia bahkan tak sempat menjadi kawan bagi dirinya sendiri. Ia memperbudak diri dengan tidak mendengarkan yang sayup-sayup masih ada dalam nalarnya, yaitu untuk mengamalkan pada orang lain. Kita dapat tahu ini karena ini nanti dikatakan Allah dalam ayat 20 "...untuk siapakah itu nanti?" Suara hatinya sedemikian tertimbun kekayaannya sendiri. Orang kaya itu sebetulnya ingin rujuk dengan dirinya sendiri dulu, ia ingin menikmati istirahat, makan-minum, dan bersenang-senang (ayat 19) Bukan hal buruk. Tak perlu hal ini dilihat dari sudut pandang askese penyangkalan diri dari zaman kemudian. Dalam kesadaran religius umum waktu itu harta ialah berkat ilahi yang mesti dikembangkan seperti talenta dan tidak dipendam atau dijauhi. Yang mempunyai bisa makin menikmatinya dengan mengajak orang banyak. Ini penalaran yang pintar. Kebodohan mulai pada kemalasan untuk mengamalkan. Di situlah mulai ketamakan - "pleonexia" - yang disebut dalam ayat 15. Sikap penuh dengan diri sendiri dan tak butuh berbuat apa-apa lagi kecuali memiliki, memiliki, memiliki. Entah harta, entah pangkat, entah keahlian.... Tapi gaya hidup itu nanti akan membuat orang yang bersangkutan tak berarti apa-apa. Perumpamaan itu ditutup dengan pernyataan "Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah". Ajaran yang mau disampaikan: jadilah kaya di hadapan Allah!

Dengan perumpamaan itu Yesus menuntun setapak demi setapak orang yang "salah alamat" pergi kepada Yesus sang Guru minta dibela dalam perkara warisan. Ia tidak disuruh pergi begitu saja. Ia dibekali ajaran hidup. Bukan hanya orang itu sendiri, melainkan semua orang yang ikut datang mendengarkan ajaran ilmu untuk menjadi kaya di hadapan Allah.

Ajaran tadi disampaikan dalam ujud perumpamaan, dengan sebuah cerita yang membuat orang berpikir dan menemukan sendiri mana yang paling cocok bagi dirinya. Penekanan terletak pada ajakan agar orang tidak mengubur diri dengan harta milik atau apa saja yang diperlakukan sebagai harta milik. Orang-orang yang mengitari orang seperti ini sering dianggap sebagai milik belaka. Meskipun mereka menemani pesta dan mengawani bercanda, tetapi mereka jarang berperan sebagai pribadi-pribadi. Hanya sebagai milik yang bisa disimpan di lumbung. Awal mula perpecahan persahabatan dan kerontokan hidup keluarga sering mulai dari sana. Sebaliknya bila orang pandai-pandai membuat harta sebagai bagian kehidupan, dapat mengembangkan kemanusiaan dengannya, maka harta membuat orang lepas dari kecenderungan kemaruk. Malah bisa menjadi jalan menjadi kaya di hadapan Allah. Memperlakukan saudara, anak, istri, suami, orang lain bukan sebagai "barang milik" juga akan memecahkan isolasi diri, tentu dengan segala konskuensinya, termasuk ikut berbagi penderitaan. Ikut menanggung kesusahan, juga dengan diam-diam ini harta semacam itu.

PRIBADI PENGINJIL

Siapa yang sudah benar-benar tampil sungguh kaya di hadapan Allah? Di mata penulis Injil orang itu ialah Yesus. Keilahian ia pasrahkan kepada kemanusiaan sehingga kemanusiaan sedikit-sedikit menemukan kembali yang sudah hilang daripadanya. Bukan tanpa penderitaan, bahkan penderitaan itu namanya mati di salib. Bukan kebetulan bila Lukas menaruh episode hari ini dalam untaian kisah perjalanan ke Yerusalem, ke salib, tapi sekaligus ke tempat kemuliaannya. Di sana ia terlihat kaya di hadapan Allah dan kekayaannya itu dibagikan kepada orang-orang dalam ujud kegembiraan paskah para murid pertama dan semua orang lain harta yang paling besar yang dibagikannya itu adalah Rohnya. Inilah kekuatan yang membangun hidup bersama para pengikut Yesus di sepanjang zaman.

Makin dibaca, cerita orang kaya itu makin menjadi cerita yang menimbulkan rasa iba. Maka boleh diharapkan homili hari ini tidak bernada sindiran atau kecaman. Cerita itu tidak menyarankan umpatan "tahu rasa lu!" kepada orang kaya yang bodoh tadi. Pembaca dan pendengar malah dapat merasakan rasa kasihan penulisnya tertuang di sana. Lukas menjumpai dan hidup bersama orang-orang seperti itu. Dan dia yang makin kita kenal sebagai Luc sahabat kita itu sebenarnya juga orang yang terpandang dan kaya tetapi bisa bergaul dengan siapa saja. Ia mengajak orang menjadari agar milik dan kekayaan jangan sampai mencelakan diri. Ia membantu orang menemukan yang tak bakal bisa lenyap: harta di hadapan Allah. Terngiang kata-kata Yesus kepada Marta mengenai Maria bahwa Maria telah memilih bagian yang terbaik yang tidak bakal hilang - yang tak bakal diambil daripadanya. Ini juga ajakan bagi kita semua untuk membuat makin banyak orang menemukan kekayaan seperti itu.

Salam,
A. Gianto


Bagikan

Sabtu, 31 Juli 2010 Pw. St Ignatius dari Loyola

Sabtu, 31 Juli 2010
Pw. St Ignatius dari Loyola
St. Yohanes Collumbini; St. Germanus

“Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan. Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi.” -- St Ignatius dari Loyola

Doa Renungan

Allah Bapa kami maha pengasih, jadikanlah bumi ini tempat kediaman-Mu, di mana Roh Yesus Putra-Mu mengarahkan kata dan karya kami kepada keadilan, kedamaian, serta kebebasan. Bimbinglah dengan demikian semua orang untuk hidup yang benar. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yeremia (26:11-16.24)

"Tuhan benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu."

Setelah Yeremia ditangkap karena nubuat yang disampaikannya, para imam dan para nabi berkata kepada para pemuka dan seluruh rakyat, "Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kamu dengar dengan telingamu sendiri." Tetapi Yeremia berkata kepada segala pemuka dan kepada seluruh rakyat itu, katanya: "Tuhanlah yang telah mengutus aku supaya bernubuat tentang rumah dan kota ini untuk menyampaikan segala perkataan yang telah kamu dengar itu. Oleh sebab itu, perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara TUHAN, Allahmu, sehingga TUHAN menyesal akan malapetaka yang diancamkan-Nya atas kamu. Tetapi aku ini, sesungguhnya, aku ada di tanganmu, perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar di matamu. Hanya ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa jika kamu membunuh aku, maka kamu mendatangkan darah orang yang tak bersalah atas kamu dan atas kota ini dan penduduknya, sebab TUHAN benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu." Lalu berkatalah para pemuka dan seluruh rakyat itu kepada imam-imam dan nabi-nabi itu: "Orang ini tidak patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah berbicara kepada kita demi nama TUHAN, Allah kita." Tetapi Yeremia dilindungi oleh Ahikam bin Safan, sehingga ia tidak diserahkan ke dalam tangan rakyat untuk dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan la = d, 4/4, PS 818
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 69:15-16.30-31.33-34)
1. Lepaskanlah aku dari dalam lumpur, supaya jangan aku tenggelam, biarlah aku dilepaskan dari orang-orang yang membenci aku, dan dari air yang dalam! Janganlah gelombang air menghanyutkan aku, atau tubir menelan aku, atau sumur menutup mulutnya di atasku.
2. Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan nyanyian syukur;
3. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; kamu yang mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya dalam tahanan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:1-12)

"Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Kemudian murid-murid Yohanes memberitahukan hal itu kepada Yesus."

Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, "Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya." Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, "Tidak halal engkau mengambil Herodias!" Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, "Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Yeremia dan Yohanes Pembaptis patut kita jadikan contoh. Yohanes adalah tipe orang yang bebas merdeka secara batin. Ia menyuarakan kebaikan dan kebenaran. Yeremia pun menjadi juru bicara Allah bagi bangsa-Nya. Mereka berdua mengalami tentangan dan penganiayaan, bahkan dikehendaki kematiannya.

Di sisi lain, kita melihat seorang Herodes adalah tipe orang yang tidak punya prinsip, ragu-ragu, apalagi menyangkut kedudukannya. Ia gampang dipengaruhi terlebih oleh daya tarik perempuan. Oleh karena itu, kekuasaannya dapat disalahgunakan untuk melenyapkan seorang yang baik dan benar. Herodes menghadirkan kuasa jahat yang selalu mengancam orang-orang yang menyuarakan suara Tuhan.

Apakah kita harus takut terhadap kuasa jahat itu? Sebagaimana Yohanes rela mati demi kebenaran, kiranya kita pun diajak untuk tidak takut kepada mereka yang dapat membinasakan badan. Kita diajak takut akan Allah, yang dapat membinasakan jiwa. Penderitaan yang kita alami dan tanggung tidak sebanding dengan kemuliaan yang dinyatakan kepada kita.

Tuhan Yesus, bebaskanlah aku dari kuasa jahat agar aku benar-benar menjadi anak yang merdeka, yang berani mati demi kebenaran. Amin

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Jumat, 30 Juli 2010 Hari Biasa Pekan XVII

Jumat, 30 Juli 2010
Hari Biasa Pekan XVII
St. Petrus Krisologus; St. Yustinus de Yakobis;
St. Abdon dan Senen; Sta. Yulita dr Kaesarea

Yesus pergi ke tempat asal-Nya dan mengajar di sinagoga. Tetapi sayang, sejak tahu dan mengenal latar belakang keluarga-Nya, orang-orang sekampung-Nya sendiri tidak dapat menerima kebijaksanaan dan kuasa-kuasa penyembuhan yang dimiliki-Nya. Yesus lalu mengatakan bahwa seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.

Doa Renungan

Ya Tuhan Yesus Kristus, anugerahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, agar kami dapat menjadi saksi-saksi cinta kasih-Mu kepada sesama yang akan kami jumpai hari ini. Semoga kami tidak melakukan segala sesuatunya berdasarkan pikiran kami melainkan berdasarkan bimbingan dan kehendak-Mulah yang terjadi. Sebab Engkaulah yang berkuasa sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Nubuat Yeremia (26:1-9)

"Seluruh rakyat berkumpul menghadap Tuhan."

Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN, bunyinya: Beginilah firman TUHAN: "Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun! Mungkin mereka mau mendengarkan dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal akan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka oleh karena perbuatan-perbuata mereka yang jahat. Jadi katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN: Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu, --tetapi kamu tidak mau mendengarkan-- maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi." Para imam, para nabi dan seluruh rakyat mendengar Yeremia mengucapkan perkataan-perkataan itu dalam rumah TUHAN. Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: "Engkau harus mati! Mengapa engkau bernubuat demi nama TUHAN dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya?" Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah TUHAN.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = f, 4/4, PS 818
Ref. Tuhan sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 69:5.8-10.14; R:14c)
1. Orang-orang yang membenci aku tanpa alasan lebih banyak dari pada rambut di kepalaku; terlalu besar jumlah orang-orang yang hendak membinasakan aku, yang memusuhi aku tanpa sebab; aku dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak kurampas.
2. Tuhan, karena Engkaulah aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi orang asing bagi anak-anak ibuku; sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela ENgkau telah menimpa aku.
3. Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku ber-mohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!
3. Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan. Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:54-58)

"Bukanlah Dia itu anak tukang kayu? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"

Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka. Orang-orang takjub dan berkata, "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat di situ.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Apakah Yesus membuat mukjizat agar diri-Nya terkenal? Tentu saja tidak! Mereka yang percaya Yesus akan tumbuh dalam iman dan beroleh hidup. Sebagian para pendengar Yesus tidak sampai pada iman. Mereka berhenti pada hal-hal lahiriah, pada sosok manusianya, tidak terbuka pada hikmat dan kuasa yang bekerja pada Yesus. Itulah yang terjadi ketika Yesus ditolak di tempat asalnya, Nazaret.

Orang-orang Nazaret tetap memiliki cara pandang, pikiran, dan pengetahuan mereka sendiri tentang Yesus. Mereka tidak mau diubah, tidak mau dibentuk oleh pemberitaan dan Sabda Yesus. Bagi orang-orang Nazaret sabda Nabi Yeremia (bdk. 25:5–6) dapat diterapkan: ”Jika kamu tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, ... maka Aku akan membuat kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi.”

Kita tentu saja tidak mau menjadi kutuk, sebaliknya ingin menjadi berkat. Caranya mudah dan sederhana, yaitu dengan mendengarkan Dia yang datang atas nama Tuhan. Para gembala dan nabi diutus oleh Tuhan untuk terus-menerus mengingatkan akan pertobatan dan pengampunan. Berbahagialah mereka yang mencari dan merindukan Tuhan. Mereka pada akhirnya akan berjumpa dengan Yesus Kristus.

Tuhan Yesus, masukkanlah diriku ke dalam hati-Mu bila aku mengalami penolakan seperti Engkau. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Kamis, 29 Juli 2010 Pw. St. Marta, Maria, dan Lazarus

Kamis, 29 Juli 2010
Pw. St. Marta, Maria, dan Lazarus
St. Simplisius; St. Faustinus dan Beatriks

Maria dipuji oleh Yesus, karena telah memilih bagian terbaik yang tidak akan diambil daripadanya. Ia duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan kata-kata-Nya. Sebaliknya, Marta ditegur oleh Yesus karena ia sibuk sekali melayani sampai lupa hal yang terpenting, yaitu mendengarkan Yesus.

Doa Renungan

Ya Yesus yang baik, kadang kami merasa jauh dari-Mu, bahkan kami merasa Kautinggalkan. Ubahlah pikiran dan hati kami agar semakin yakin bahwa Engkau selalu ada beserta kami. Seperti halnya Engkau menghibur Maria Magdalena yang takut Kautinggalkan. Tambahkanlah pula dalam diri kami suatu keyakinan bahwa Engkau telah menyiapkan suatu jalan dan tempat di rumah Bapa agar kami merasa dekat dan merasa aman. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:7-16)

"Allah adalah kasih."

Anak-anakku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allahlah yang telah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa kita. Anak-anakku kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita pun saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Tetapi jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Beginilah kita ketahui, bahwa kita berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: yakni bahwa Ia telah mengaruniai kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3,4-5,6-7,8-9,10-11)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.
3.Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu.
4. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
5. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
6. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan, tidak akan kekurangan suatu pun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan, dan ia akan mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (11:19-27)

"Akulah kebangkitan dan hidup!"

Menjelang Hari Raya Paskah, banyak orang Yahudi datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus, 'Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.' Kata Yesus kepada Marta, "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya, "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup! Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati; dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta, "Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

atau

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)

"Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara."

Sekali peristiwa dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, tibalah Yesus di sebuah kampung. Seorang wanita yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, tetapi Marta sibuk sekali melayani. Marta mendekati Yesus dan berkata, "Tuhan, tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku!" Tetapi Yesus menjawabnya, "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Marta, Maria, dan Lazarus adalah sahabat-sahabat Yesus yang sejati. Mereka saling mengenal dan percaya. Demikianpun Yesus bagi mereka. Sahabat sejati hadir pada saat yang paling dibutuhkan sahabatnya dan mau berbagi dengannya. Itulah yang Yesus lakukan. Demi persahabatan sejati, Yesus mau melakukan mukjizat yang mahadahsyat, membangkitkan Lazarus dari mati.

Apakah kita juga sudah menjadi sahabat-sahabat Yesus yang sejati? Berusahalah demikian, dengan pertama-tama percaya kepada-Nya sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup, yang datang menyelamatkan kita, dan membangkitkan kita pada akhir zaman. Kedua, berbagilah dengan Yesus, sahabat sejati kita, yang tampak dalam diri mereka yang paling membutuhkan uluran tangan kasih, mereka yang sakit, miskin, dan tak berdaya, yang hatinya terluka dan kesepian. Jadilah sahabat bagi mereka semua, maka dengan demikian kita telah menjadi sahabat Yesus yang sejati.

Tuhan Yesus, Engkaulah sahabat sejatiku. Tiada kubiarkan persahabatan kita putus hanya karena cinta diri dan bujuk rayu kenikmatan dunia sekitarku. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Rabu, 28 Juli 2010 Hari Biasa Pekan XVII

Rabu, 28 Juli 2010
Hari Biasa Pekan XVII
St. Nasarius dan Selsus; St. Viktor dan Innosensius

Hal Kerajaan Surga

Doa Renungan

Allah Bapa sumber rahmat, Engkau telah memberikan rahmat melimpah kepada semua orang, khususnya mereka yang mau memegang perintah-Mu dan setia melaksanakannya. Namun kami sadar dalam melaksanakan perintah-Mu untuk mengasihi bukanlah hal yang mudah. Kami seringkali jatuh pada pembenaran diri dan keegoisan kami. Maka utuslah Roh-Mu untuk membuat kami menjadi semakin lebih baik dari hari ke hari. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yeremia (15:10.16-21)

"Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan? Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan dikau menjadi pelayan di hadapan-Ku."

Pada waktu itu Yeremia mengeluh, "Celaka aku, ya ibuku, bahwa engkau melahirkan aku, seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Aku bukan orang yang menghutangkan ataupun orang yang menghutang kepada siapapun, tetapi mereka semuanya mengutuki aku. Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam. Tidak pernah aku duduk beria-ria dalam pertemuan orang-orang yang bersenda gurau; karena tekanan tangan-Mu aku duduk sendirian, sebab Engkau telah memenuhi aku dengan geram. Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai. Karena itu beginilah jawab TUHAN: "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka. Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari tembaga; mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN. Aku akan melepaskan engkau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan engkau dari genggaman orang-orang lalim."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah tempat pengungsianku pada waktu kesesakan.
Ayat. (Mzm 59:2-3.4-5a.10-11.17-18)
1. Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya Allahku; bentengilah aku terhadap orang-orang yang bangkit melawan aku. Lepaskanlah aku dari pada orang-orang yang melakukan kejahatan dan selamatkanlah aku dari pada penumpah-penumpah darah.
2. Sebab sesungguhnya, mereka menghadang nyawaku; orang-orang perkasa menyerbu aku, padahal aku tidak melakukan pelanggaran, aku tidak berdosa, ya Tuhan, aku tidak bersalah, merekalah yang lari dan bersiap-siap.
3. Ya kekuatanku, aku mau berpegang pada-Mu, sebab Allah adalah kota bentengku. Allahku dengan kasih setia-Nya akan menyongsong aku; Allah akan membuat aku memandang rendah seteru-seteruku.
4. Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku. Ya kekuatanku, bagi-Mu aku mau bermazmur; sebab Allah adalah kota bentengku, Allahku dengan kasih setia-Nya.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-46)

"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Seperti apakah Kerajaan Allah itu? Kali ini Yesus mengumpamakannya dengan harta yang terpendam dan mutiara yang amat indah. Yang mau ditekankan adalah betapa berharga dan bernilainya Kerajaan Allah itu. Orang rela melepaskan segalanya karena telah memperolehnya.

Kerajaan Allah tidak lain adalah Allah yang meraja. Kerajaan Allah sudah datang dengan kedatangan Yesus. Maka, Yesus sendiri adalah harta dan mutiara yang tak ternilai itu. Dalam Yesus, orang yang mencari dan menemukan-Nya akan menerima kehidupan kekal. Itulah janji Tuhan, janji yang sudah dinubuatkan oleh Yeremia (15:20b): ”Sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN”.

Sudahkah kita menemukan harta dan mutiara dalam hidup kita? Apakah kita rela melepaskan segala sesuatu karena telah mendapatkan Kerajaan Allah? Kita bisa belajar dari Santo Paulus yang mengungkapkan: ”Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Flp 3:8).”

Tuhan Yesus, terima kasih karena menyadarkanku bahwa Engkaulah harta dan mutiara sejati. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Selasa, 27 Juli 2010 Hari Biasa Pekan XVII

Selasa, 27 Juli 2010
Hari Biasa Pekan XVII
B. Maria Magdalena Martinengo; B. Titus Brandsma; St. Pantaleon; St. Aurelius dan Sta. Natalia

Yesus menjawab pertanyaan murid-murid-Nya tentang perumpamaan lalang di ladang. Anak Manusia sebagai petani, yang menaburkan benih baik. Musuh yang menaburkan benih lalang adalah iblis. Pada akhir zaman, Anak Manusia akan mengutus para malaikat-Nya untuk mencampakkan para penjahat ke dapur api, sedangkan orang-orang benar yang percaya seperti matahari akan masuk ke dalam Kerajaan Bapa.

Doa Renungan

Ya Tuhan, Engkau menghendaki sabda-Mu ditaburkan bagaikan biji gandum di ladang, yang menghasilkan buah yang baik. Ajarilah kami untuk selalu memelihara rahmat yang Engkau berikan kepada kami. Semoga rahmat itu kami gunakan pada hari ini untuk menaburkan benih-benih yang baik sesuai dengan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa.

Pembacaan dari Kitab Nabi Yeremia (14:17-22)

"Ya TUHAN, kami mengetahui kefasikan kami dan kesalahan nenek moyang kami; sungguh, kami telah berdosa kepada-Mu."

Katakanlah perkataan ini kepada mereka: "Air mataku bercucuran siang dan malam dengan tidak berhenti-henti, sebab anak dara, puteri bangsaku, dilukai dengan luka parah, luka yang sama sekali tidak tersembuhkan. Apabila aku keluar ke padang, di sana ada orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang! Apabila aku masuk ke dalam kota, di sana ada orang-orang sakit kelaparan! Bahkan, baik nabi maupun imam menjelajah negeri yang tidak dikenalnya." Telah Kautolakkah Yehuda sama sekali? Telah merasa muakkah Engkau terhadap Sion? Mengapakah kami Kaupukul sedemikian, hingga tidak ada kesembuhan lagi bagi kami? Kami mengharapkan damai sejahtera, tetapi tidak datang sesuatu yang baik; mengharapkan waktu kesembuhan, tetapi hanya ada kengerian! Ya TUHAN, kami mengetahui kefasikan kami dan kesalahan nenek moyang kami; sungguh, kami telah berdosa kepada-Mu. Janganlah Engkau menampik kami, oleh karena nama-Mu, dan janganlah Engkau menghinakan takhta kemuliaan-Mu! Ingatlah perjanjian-Mu dengan kami, janganlah membatalkannya! Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya TUHAN Allah kami, Pengharapan kami, yang membuat semuanya itu?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
Ayat. (Mzm 79:8,9,11,13; R: 9bc)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami; kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemah kami.
2. Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh!
4. Maka kami ini, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu, akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian untuk-Mu turun-temurun.

Bait Pengantar Injil la = e, 4/4, PS 958
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:36-43)

"Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman."

Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, "Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu." Yesus menjawab, "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Gambaran tentang akhir zaman dan pengadilan terakhir menyeramkan, bukan? Akan ada pengadilan pada akhir zaman. Orang-orang yang melakukan kejahatan akan dilemparkan ke dalam ”dapur api”. Gambaran yang menakutkan itu mengajak kita untuk bersikap takut akan Allah, atau takwa kepada-Nya. Dengan sikap takwa berarti menjauhkan diri dari sikap masa bodoh. Manusia diajak untuk berbuat baik, menggunakan seluruh indra dan kemampuan demi memuliakan Tuhan.

Ajakan Yesus juga terkesan keras: ”Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar” (Mat 13:43b). Manusia diajak untuk memakai indranya sebagaimana dianugerahkan oleh Tuhan. Telinga dipakai sebaik-baiknya untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan melaksanakannya. Untuk mendengarkan, manusia perlu memberi perhatian—mendengar dengan hati.

Dalam hidup beriman selalu ada dua sisi. Di satu sisi, mengimani Allah yang mengadili dan dapat menghukum, Allah yang perlu ditakuti—dihormati dan disegani—agar manusia tidak sembrono dan berbuat jahat. Di sisi lain, mengimani Allah Yang Mahabaik dan penuh belas kasih, yang mengundang para pendosa untuk berani datang mendekat, memohon berkat pengampunan-Nya. Artinya, orang itu tidak hanya mengharapkan belas kasih Allah semata , tetapi juga dituntut untuk menantidan menghormati Allah.

Tuhan Yesus, tuntunlah aku agar kelak aku layak menjadi salah seorang yang bercahaya seperti matahari dalam kerajaan Bapa-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Senin, 26 Juli 2010 Pw. St. Yoakim dan Sta. Anna, Orangtua Sta. Perawan Maria

Senin, 26 Juli 2010
Pw. St. Yoakim dan Sta. Anna, Orangtua Sta. Perawan Maria

Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. (Mat 13:17)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, terimakasih atas hidup yang Kauanugerahkan kepada kami, terlebih atas pengakuan terhadap diri kami sebagai sahabat meski kami sering berdosa. Kami mohon ampun atas langkah laku dan tindakan kami yang seringkali tidak sesuai dengan kehendak-Mu. Hanya dengan melayani sesama, hidup akan bahagia dan menjadi layak untuk Kerajaan Surga. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Sirakh (44:1.10-15)

"Nama mereka hidup terus turun-menurun."

Kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para nenek moyang kita menurut urut-urutannya. Tetapi yang berikut ini adalah orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa; semuanya tetap tinggal pada keturunannya sebagai warisan baik yang berasal dari mereka. Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya. Keturunan mereka akan tetap tinggal untuk selama-lamanya, dan kemuliaannya tidak akan dihapus. Dengan tenteram jenazah mereka ditanamkan, dan nama mereka hidup terus turun-temurun. Bangsa-bangsa bercerita tentang kebijaksanaannya, dan pujian mereka diwartakan jemaah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam.
Ayat. (Mzm 132:11.13-14.17-18)
1. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya: "Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu;
2. Sebab Tuhan telah memilih Sion, mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya: "Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.
3. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, Aku akan menyediakan sebuah pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kukenakan pakaian penuh malu, tetapi di atas kepalanya akan bersemarak mahkotanya."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:16-17)

"Banyak nabi dan orang saleh telah rindu melihat yang kamu lihat."

Akan tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

”Banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.” Di balik pernyataan Yesus ini tersirat dua pertanyaan mendasar: apa yang dilihat atau didengar? Dan mengapa tidak dapat melihat atau mendengarnya? Sudah pasti apa yang dilihat atau didengar ini bukan sesuatu yang kasat mata, atau material-fisik yang dapat diindrai saja, melainkan sesuatu yang non material, yang metafisik. Maka, untuk memahaminya tidak cukuplah dengan indra lahiriah; dibutuhkan mata hati, mata iman, indra batiniah.

Banyak orang yang berhenti dan puas pada pencapaian hal-hal yang lahiriah, terpesona oleh hal-hal fisik belaka, serta menganggap di luar itu hanya ilusi. Orang-orang seperti itu tidak akan pernah dapat melihat apa yang orang beriman lihat; tidak akan pernah memahami apa yang didengar oleh orang yang membuka dirinya bagi sesuatu yang adikodrati. Namun, tidak berarti semua orang yang beriman pun otomatis bisa menangkap kebenaran-kebenaran adikodrati yang Yesus maksudkan ini. Hanya mereka yang fokus, yang bersedia meninggalkan ketertarikan lahiriah, dan menghayati keutamaan-keutamaan Yesus sajalah yang mampu melihat dengan benar dan menangkap kehendak Yang Ilahi. Dan mereka itulah ”yang berbahagia”.

Santo Yoakim dan Ana, orangtua S.P. Maria memang sungguh berbahagia, sebab mereka dengan mata batin dan iman telah menangkap maksud Ilahi dan memasrahkan Maria anak mereka kepada misteri penyelenggaraan Allah. Apakah Anda termasuk ke dalam kelompok orang ”yang berbahagia” itu?

Tuhan Yesus, aku sangat ingin Engkau menyapaku ”yang berbahagia”. Namun, aku sadar akan kelemahanku. Melekkanlah mata batinku agar senantiasa terbuka dan fokus pada rencana terbaik-Mu bagi hidupku dan sesamaku. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian



Bagikan

Bacaan Harian 26 Juli - 01 Agustus 2010

Bacaan Harian 26 Juli - 01 Agustus 2010

Senin, 26 Juli: Peringatan Wajib St. Yoakim dan Sta. Anna, Orangtua Sta. Perawan Maria (P).
Sir 44:1.10-15; Mzm 132:11.13-14.17-18; Mat 13:16-17
Kita mensyukuri rahmat iman yang dilimpahkan Tuhan pada kita. Kita mensyukuri karena kita dipilih-Nya untuk menjadi murid-Nya. Marilah kita nyatakan syukur kita dengan mewujudkan iman kita dalam kehidupan kita.

Selasa, 27 Juli: Hari Biasa Pekan XVII (H).
Yer 14:17-22; Mzm 79:8.9.11.13; Mat 13:36-43.
Setelah mengingatkan apa yang ditaburkan-Nya dan apa yang dikerjakan iblis di dunia – dengan segala akibatnya pada akhir zaman – Yesus berujar: ”Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.” Sudahkah kita sungguh-sungguh mendengar Dia atau masih asyik mengikuti tawaran iblis yang memang menarik?

Rabu, 28 Juli: Hari Biasa Pekan XVII (H).
Yer 15:10.16-21; Mzm 59:2-5a.10-11.17-18; Mat 13:44-46.
Untuk mendapatkan mutiara Kerajaan Surga, kita harus berani melepaskan segala keterikatan lain yang tidak sejalan dan tidak sesuai dengan Kerajaan Surga itu. Bukan berarti semua yang lain itu tidak penting; yang ditekankan adalah “mutiara” Kerajaan Surga itu jangan dikalahkan oleh hal-hal lain yang bersifat duniawi.

Kamis, 29 Juli: Peringatan Wajib Sta. Marta, Maria dan Lazarus, Sahabat Tuhan (P).
1Yoh 4:7-16; Mzm 34:2-11; Yoh 11:19-27 atau Luk 10:38-42.
Melalui kisah Marta dan Maria, kita diingatkan bahwa banyak kesibukan dalam rangka pelayanan Tuhan dan umat-Nya menjadi tidak berarti apabila Sabda Tuhan tidak menjiwai dari dalam. Relasi pribadi dengan Tuhan harus menjadi dasar setiap pelayanan. Baru dengan cara begitulah, pelayanan kita mencapai maknanya yang terdalam.

Jumat, 30 Juli: Hari Biasa Pekan XVII (H).
Yer 26:1-9; Mzm 69:5.8-10.14; Mat 13:54-58.
Tidak semua pekerjaan baik akan ditanggapi baik. Bahkan mungkin saja orang hanya melihat sisi buruk dari pekerjaan baik itu. Haruskah kita berhenti untuk melakukan pekerjaan baik karena takut mendapatkan tanggapan buruk? Kalau begitu, kita menyerahkan diri pada pekerjaan iblis yang memang selalu ingin mematahkan segala pekerjaan baik.

Sabtu, 31 Juli : Peringatan Wajib St. Ignasius dari Loyola, Imam (P).
Yer 26:11-16.24; Mzm 69:15-16.30-31.33-34; Mat 14:1-12.
Tak jarang terjadi, demi menyenangkan orang lain kita rela melakukan perbuatan yang kita ketahui jahat dan tidak benar. Memang, diperlukan keberanian dan pengorbanan untuk bersikap dan berbuat sesuai dengan kebenaran iman kita. Kalau tidak, kita hanya akan menjadi makanan lahap si iblis!

Minggu, 01 Agustus : Hari Minggu Biasa XVIII (H).
Pkh 1:2 – 2:21-23; Mzm 90:3-6.12-14.17; Kol 3:1-5.9-11; Luk 12:13-21.
Harta dunia bukanlah jaminan untuk memperoleh keselamatan, tetapi ia harus ditempatkan pada perspektif yang tepat untuk sampai pada keselamatan. Hidup manusia harus tetap bergantung pada satu-satunya jaminan, yaitu Allah Sang Andalan. Kalau begitu kita layak disebut kaya di hadapan Allah.
Bagikan

Minggu, 25 Juli 2010 Hari Minggu Biasa XVII

Minggu, 25 Juli 2010
Hari Minggu Biasa XVII

Antifon Pembuka

Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus. Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara. Allah adalah dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya.

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, kami berdoa, namun iman kami terlalu kecil, perhitungan kami lebih besar dariapada harapan kami. Letakkanlah sabda Yesus pada lisan kami. Ajarilah kami berdoa seperti pada murid-Nya. Maka nama-Mu akan kami puji dan kerajaan-Mu akan datang. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (18:20-32)

"Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata."

Sekali peristiwa bersabdalah Tuhan kepada Abraham, “Sesungguhnya, banyaklah keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora, dan sesungguhnya sangat beratlah dosanya. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepadaku atau tidak, Aku hendak mengetahuinya.” Lalu berpalinglah orang-orang itu dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan Tuhan. Abraham datang mendekat dan berkata, “Apakah Engkau akan membinasakan orang benar bersama dengan orang fasik? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan membinasakan tempat itu? Tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar besama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” Tuhan berfirman jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom. Aku akan mengampuni seluruh tempat itu demi mereka.” Abraham menyahut, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu. Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?” Tuhan bersabda, “Aku takkan memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana.” Lagi Abraham melanjutkan perkatannya, “Sekiranya empat puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian demi yang empat puluh itu.” Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian jika Kudapati tiga puluh di sana.” Kata Abraham lagi, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku tidak akan memusnahkannya demi yang dua puluh itu.” Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?” Jawab Tuhan, “Aku takkan memusnahkanya demi yang yang sepuluh itu.” Lalu pergilah Tuhan, setelah selesai bersabda kepada Abraham. Dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan mi=fis, 4/4, PS 816

Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat.
(Mzm 138:1-2a.2bc-3.6-7ab.7c-8, Ul:3a)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, Sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu, Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setiaan-Mu; Sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu, Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku. Tuhan itu tinggi, namun Ia memperhatikan orang yang hina,
3. Dan mengenal orang yang sombong dari jauh. Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku, terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu. Tangan kanan-Mu menyelesaikan segalanya bagiku, Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, Janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu.

Pembacaan dari Surat Rasul kepada Jemaat di Kolose (2:12-14)

"Kamu telah dihidupkan Allah bersama dengan Kristus, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran."

Saudara-saudara bersama Kristus kamu telah dikuburkan dalam pembaptisan, dan bersama Dia kamu juga turut dibangkitkan oleh kepercayaanmu akan karya kuasa Allah, yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati. Dahulu kamu mati karena pelanggaranmu dan karena tidak disunat secara lahiriah. Tetapi kini Allah menghidupkan kamu bersama Kristus sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita. Surat hutang yang oleh ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita, telah dihapuskan-Nya dan ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do=a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, Abba, ya Bapa.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:1-13)

"Mintalah, maka kamu akan diberi."

Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarilah kami berdoa, sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-muridnya.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami, sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” Lalu kata-Nya kepada mereka, “Jika di antara kamu ada yang tengah malam pergi ke rumah seorang sahabat dan berkata kepadanya Saudara, pinjami aku tiga buah roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku, dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya , masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab, Jangan menggangu aku; pintu sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur. Aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sekalipun dia tidak mau bangun dan tidak mau memberikan se-suatu meskipun ia itu sahabatnya, namun karena sikap sahabatnya yang tidak malu-malu itu, pasti ia akan bangun dan memberikan apa yang dia perlukan. Oleh karena itu Aku berkata kepada-Mu: Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk akan dibukakan pintu. Bapa manakah di antara kamu, yang memberi anaknya sebuah batu kalau anak itu minta roti? Atau seekor ular, kalau anaknya minta ikan? Atau kalajengking, kalau yang diminta telur? Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, apalagi Bapamu yang disurga! Ia akan memberikan Roh Kudus, kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni

Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.

Renungan

BELAJAR BERDOA DARI YESUS

Rekan-rekan yang baik!

Dalam Injil Lukas 11:1-13 yang dibacakan pada hari Minggu Biasa XVII tahun C didapati tiga pokok. Pertama Yesus mengajar murid-muridnya berdoa (ayat 1-4), disusul dengan perumpamaan mengenai orang yang dengan tanpa sungkan minta tolong kepada seorang kawannya di tengah malam (ayat 5-8), dan diakhiri dengan sebuah pengajaran mengenai kekuatan doa (ayat 9-13).

MELIHAT YESUS BERDOA

Murid-murid meminta Yesus mengajar mereka berdoa sama seperti Yohanes Pembaptis mengajar murid-muridnya berdoa. Latar belakangnya ialah kebiasaan orang pergi menyepi ke padang gurun, menemui orang suci untuk mohon berkat dan doa yang dapat dibawa pulang sebagai bekal dan kekuatan. Praktek keagamaan rakyat seperti ini masih dijumpai di banyak tempat.

Pada awal petikan yang dibacakan hari ini disebutkan bahwa Yesus sendiri sedang berdoa. Tema ini kerap muncul dalam Injil Lukas. Yesus di mata Lukas ialah pribadi yang dekat dengan kekuatan-kekuatan ilahi. Di saat-saat puncak dalam kehidupannya Yesus ditampilkannya sebagai orang yang sedang berdoa. Dapat dicatat peristiwa-peristiwa berikut. Ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (Luk 3:21), Yesus berdoa dan membiarkan diri dikuatkan oleh kehadiran ilahi. Ia berdoa semalam suntuk di sebuah bukit sebelum menetapkan ke-12 muridnya sebagai rasul (Luk 6:12). Pilihan yang penting ini terjadi dengan mengikutsertakan kekuatan ilahi. Yesus berdoa sebelum menanyai murid-murid mengenai pendapat orang mengenai dirinya dan mendengarkan pendapat murid-murid sendiri (Luk 9:18). Kemudian Ia mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes ke gunung untuk berdoa dan dalam keadaan itu kemuliaannya tampak (Luk 9:28). Dan dalam bacaan hari ini, sebelum mengajar murid-muridnya berdoa, Yesus sendiri berdoa di sebuah tempat (Luk 11:1). Nanti di Getsemani sewaktu bergulat dengan dirinya sendiri apakah akan menerima kenyataan salib dalam hidupnya (Luk 22:41) Yesus berdoa. Akhirnya, di Golgota, di kayu salib, ia masih berdoa dua kali (Luk 23:34 dan 46). Itulah kesempatan-kesempatan yang secara khusus disebut Lukas. Ada saat-saat lain ketika ia juga berdoa, misalnya pada perjamuan terakhir dengan para murid (Luk 22:19) atau ketika Yesus mensyukuri karya ilahi dalam dirinya (Luk 10:21). Bagi Yesus berdoa ialah menaruh diri di hadapan Yang Ilahi yang dipercayanya sebagai Bapa. Ia membiarkan kekuatan ilahi menghidupinya. Dalam mengikuti perjalanannya ke Yerusalem, murid-muridnya makin menyadari hal itu. Lambat laun mulai jelas bagi mereka dari mana kekuatan dan keteguhan pribadi yang mereka ikuti itu. Maka mereka datang kepadanya minta diajar berdoa, minta diberi rumusan doa yang dapat mereka pegang untuk bekal hidup.

DUA VERSI

Rumusan doa yang disampaikan dalam Luk 11:2-4 lebih pendek daripada doa Bapa Kami yang biasa kita doakan yang didasarkan pada Mat 6:9-13. Baik Matius maupun Lukas sama-sama menggarap suatu tradisi mengenai kata-kata Yesus tetapi dengan cara yang berbeda-beda. Bahan dari tradisi yang biasa disebut para ahli sebagai "Q" (Quelle = sumber) belum terkumpul ketika Markus menulis Injilnya. Memang Markus tidak memuat doa Bapa Kami. Lukas lebih mengikuti bentuk ringkas dalam sumber tadi, tetapi ia menyesuaikan beberapa rumusan agar terasa lebih cocok bagi orang-orang yang dilayaninya. Matius lebih mempertahankan rumusan asli tetapi menambah penjelasan di sana-sini dan hasilnya ialah doa Bapa Kami yang kita kenal sehari-hari.

Dalam Injil Lukas bagian yang memuat doa "Bapa Kami" memiliki peran yang berbeda dengan yang ada dalam Injil Matius. Ringkasnya begini, Matius menaruh doa tadi dalam konteks Kotbah di Bukit (Mat 5-7) yang menggariskan dasar-dasar kehidupan mereka yang ingin masuk menjadi umat Kerajaan Surga. Tetapi Lukas lebih menampilkan doa tadi sebagai cara Yesus membiarkan dirinya makin dipahami sebagai "sesama" oleh orang-orang yang dijumpainya dan yang menerimanya. Dapat dilihat kembali ulasan mengenai orang Samaria yang baik hati (Luk 10:25-37) dan kisah Marta dan Maria (Luk 10:38-42).

LIMA PERMOHONAN KEPADA BAPA

Doa yang diajarkan Yesus menurut Lukas itu memuat lima permohonan yang diawali dengan sapaan "Bapa". Di sini terungkap keakraban Yesus dengan Tuhan Yang Mahakuasa. Sebutan "Bapa" (kata Aramnya "Abba") itu sebutan akrab tapi hormat yang biasa dipakai seorang anak kepada ayahnya, jadi agak berbeda dengan "Pak" yang bisa dipakai kepada siapa saja yang dihormati atau dituakan. Dengan mengajak murid-murid berani memanggil Tuhan dengan sebutan ini Yesus mau menaruh diri sebagai sesama dengan siapa saja yang bakal memakai doa ini. (Matius mengungkapkan hal ini dengan "Bapa kami yang ada di surga", untuk juga mengingatkan bahwa doa ini memang diserukan kepada Tuhan yang Mahakuasa yang ada di surga.) Bekal yang diperoleh ialah sesama yang tak lain tak bukan Yesus sendiri. Adakah yang lebih memberi rasa aman?

Yesus juga memakai seruan "Bapa" di Getsemani ketika memilih mengikuti kehendakNya (Luk 22:42), dan kemudian dua kali lagi ketika di salib, yang pertama untuk memintakan ampun dari Bapanya bagi orang-orang yang menyalibkannya (Luk 23:34), dan kedua kalinya pada saat ia menyerahkan nyawanya kepada BapaNya (Luk 23:46). Inilah cara Lukas menunjukkan bagaimana Yesus mau menjadi sesama manusia sekalipun berarti ia harus menempuh perjalanannya ke salib hingga akhir.

Dengan latar tadi lima permohonan yang tercantum dalam doa itu akan terasa makin dalam artinya:

1. "Bapa, dikuduskanlah namaMu" (ayat 2a). Diminta agar kehadiran yang Mahakuasa itu tetap dapat dialami sebagai kehadiran yang keramat sekalipun Ia membiarkan diriNya disapa sebagai Bapa. Dengan cara ini barulah jagad ini akan makin memuliakanNya.

2. "Datanglah KerajaanMu". Mulai dari Luk 4:14 Yesus mewartakan suatu dunia baru yang dilindungi oleh kekuatan Roh Ilahi sendiri, dan oleh karenanya dunia itu disebut KerajaanNya. Amat ditekankan dalam Injil Lukas, dalam dunia yang baru ini batas-batas antara orang kaya dan kaum miskin dibuka. Bukan pertama-tama untuk mencampurbaurkan mereka begitu saja, melainkan untuk membuat masing-masing sadar bahwa bisa menjadi sesama bagi orang dari lapisan sosial yang lain, tak peduli yang mana. Matius menaruh gagasan dunia baru dalam ukuran-ukuran alam semesta dengan menambahkan ungkapan "jadilah kehendakmu di atas bumi seperti di dalam surga".

3. "Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya". Didoakan agar Bapa tetap memberi apa saja yang dibutuhkan, tidak lebih tidak kurang, untuk hidup dari hari ke hari, tentu saja agar orang makin dapat hidup di dalam KerajaanNya. Semangat membiarkan diri diperhatikan Bapa dengan tidak "menimbun makanan" itu sebenarnya jalan yang paling nyata untuk merasakan kehadiran Bapa di dalam kehidupan ini. Begitu juga dalam diri orang yang membiarkan diri menjadi sesama bagi yang lain dengan memberi perhatian secukupnya, tidak berlebih-lebihan dengan akibat mengecilkan orang yang menerimanya.

4. "Dan ampunilah kami dari dosa-dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami". Permohonan ini diajarkan Yesus untuk membuat murid-muridnya belajar mengambil sikap pengampun, sikap batin yang memberi kemerdekaan bagi diri sendiri dan bagi orang yang pernah berlaku salah. Tidak disangkal pengampunan ini tidak mudah dan acapkali juga disertai rasa pedih. Yesus yang disalib yang memintakan ampun kepada Bapanya bagi orang-orang yang menyalahinya itu mengalami kesakitan badan dan kepedihan batin. Sering sikap mengampuni yang disertai penderitaan batin ini tidak mudah dikenali. Tak berlebihan juga bila kita gambarkan Tuhan sendiri tidak melihatnya. Ia bukan Tuhan yang selalu mau mengawasi apa yang terjadi dalam batin manusia. Ia menghormati kemerdekaan manusia. Dan itulah kebesaran Tuhan juga. Namun, kepedihan yang tersimpan dalam-dalam itu satu saat dapat dibukakan kepadanya sebagai keikutsertaan dalam sikap hidup pengampun dari orang yang ditegaskan-Nya sendiri sebagai Anaknya yang terkasih (pada peristiwa baptisan Yesus dan penampakan kemuliaannya di gunung) dan yang dimintaNya sendiri agar didengarkan (di dalam peristiwa penampakan kemuliaan di gunung). Dengan ini semua, mustahillah pada saat akhir nanti Tuhan bakal memperhitungkan kesalahan kita yang seberat apapun. Tak ternalarkan Ia tega membiarkan kita tanpa pengampunan.

5. "Dan janganlah membawa masuk kami ke dalam pencobaan." Dalam Injil Lukas, pencobaan ialah wilayah kekuatan-kekuatan yang jahat, yang gelap, yang pasti akan menelan manusia bagaimanapun juga kekuatan pribadinya. Menakutkan. Terjemahan "janganlah membawa masuk kami" dapat memberi kesan menuntun masuk ke sebuah ujian agar orang makin tabah, makin terlatih, makin kuat. Yang lebih cocok ialah "janganlah membiarkan kami masuk" ke dalam wilayah daya-daya maut tadi. Tak ada heroisme apapun hendak diajarkan dalam perkara ini. Oleh karenanya Matius, dalam versinya, menyertakan kalimat tambahan yang menjelaskan maksud permohonan ini: "tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat". Satu-satunya orang yang pernah masuk dalam kuasa yang jahat dan dapat keluar lagi ialah Yesus sendiri. Tetapi juga semua Injil Sinoptik mengatakan ia disertai Roh (Mrk 1:12; Mat 4:1; Luk 4:1). Ia memang memasuki wilayah yang gelap, tetapi ia tetap berada dalam bimbingan Roh Tuhan sendiri. Iblis tidak bisa berbuat banyak, walaupun tetap menunggu saat yang baik. Saat ini tiba ketika Yudas masuk dalam pencobaan dan tidak keluar lagi.

TANPA SUNGKAN-SUNGKAN

Perumpamaan yang disampaikan dalam Luk 11:5-8 mengenai orang yang datang membangunkan kawannya untuk minta tolong itu mengajarkan agar orang tak sungkan-sungkan mengajukan permohonan kepada Tuhan. Bahkan dalam perumpamaan itu orang tadi disebutkan "sikapnya yang tidak malu itu" (ayat 8). Terasa kembali kekuatan sapaan kepada Tuhan sebagai "Bapa" yang diajarkan Yesus. Ditandaskan dalam ayat 9-13, tak terpikir ada seorang bapa yang tak menggubris permintaan anaknya, atau memberi barang yang buruk dan yang bisa mencelakakan. Penalaran dari hidup sehari-hari ini dipakai untuk menegaskan bahwa Tuhan yang Mahakuasa pasti akan memberikan yang terbaik. Dan dalam rumusan Lukas, Ia akan memberikan Roh Kudus - kekuatan ilahi yang akan terus membimbing kita di dunia ini.

Salam hangat,

A. Gianto




Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy