| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 01 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de' Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja

Jumat, 01 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de' Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja
Jumat Pertama Dalam Bulan

Seluruh kesucian dan kesempurnaan jiwa terletak pada cinta akan Yesus Kristus, Tuhan kita, harta kita tertinggi, penebus kita. (St. Alfonsus Maria de Liguori).

  
Antifon Pembuka (1Sam 2:35)

Tuhan bersabda, "Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku."

Pengantar


Adanya perasaan kecewa dan patah hati, kehilangan semangat, merupakan hal yang wajar dialami ketika seseorang mengalami penolakan. Penolakan selalu dialami para nabi, bahkan Yesus pun mengalami hal yang sama. Namun, penolakan tidak dibalas Yesus dengan kemarahan, tetapi justru dengan sikap yang lemah lembut. Cinta akan perutusan menjadi pondasi dasar untuk mengatasi penolakan yang dialami. Kita diteguhkan melalui Ekaristi hari ini, agar menghayati kelembutan hati dalam menghadapi penolakan yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari.

Tobat


Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Nabi Agung, utusan Allah, yang dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asal-Mu sendiri. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah utusan Allah, yang disertai Roh Allah dan mewartakan Kabar Gembira kepada kaum papa miskin. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah utusan Allah, yang dengan kata dan karya mau mengembalikan umat yang tidak setia kepada Bapa di surga. Tuhan, kasihanilah kami.
    
Doa Pagi


Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk menyapa dan mengajar kami. Kami mohon, bukalah mata hati kami untuk mengenal, mengagumi, dan menerima-Nya. Berilah kami keberanian untuk menjadi saksi-Nya di lingkungan hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan-bacaan dan Mazmur Tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Gembala Umat atau Pujangga Gereja, misalnya Rm 8:1-4; Mzm 119:9.10.11.12.13.14; R:12b; Mat 5:13-19
  
Bacaan dari Nubuat Yeremia (26:1-9)
  
       
"Seluruh rakyat berkumpul menghadap Tuhan."
   
Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN, bunyinya: Beginilah firman TUHAN: "Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun! Mungkin mereka mau mendengarkan dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal akan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka oleh karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat. Jadi katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN: Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu, --tetapi kamu tidak mau mendengarkan-- maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi." Para imam, para nabi dan seluruh rakyat mendengar Yeremia mengucapkan perkataan-perkataan itu dalam rumah TUHAN. Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: "Engkau harus mati! Mengapa engkau bernubuat demi nama TUHAN dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya?" Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah TUHAN.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar, jawablah aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 69:5.8-10.14)
1. Orang-orang yang membenci aku tanpa alasan lebih banyak dari pada rambut di kepalaku; terlalu besar jumlah orang yang hendak membinasakan aku, yang memusuhi aku tanpa sebab; aku dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak kurampas.
2. Sebab karena Engkaulah aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi asing bagi anak-anak ibuku; Sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela ENgkau telah menimpa aku.
3. Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:54-58)
 
"Bukanlah Dia itu anak tukang kayu? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
  
Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka. Orang-orang takjub dan berkata, "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat di situ.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan

          
MEDITATIO : Ketika Yesus berbicara di kampung halaman-Nya, Nasaret, umat yang sebagian besar adalah tetangga-Nya, menolak Dia karena mereka tidak percaya. Mereka mempunyai persepsi bahwa Yesus adalah si tukang kayu, bukan pewarta. Ada 'mental blocking' yang menghalangi orang Nazareth untuk percaya pada Yesus. Yesus sendiri tidak bisa menghilangkan 'mental blocking' ini. Hanya 'kehendak bebas' orang-orang Nazareth lah yang mampu menghapus 'mental blocking' itu.

Demikian juga saat ini, banyak dari kita juga mengalami 'mental blocking' sehingga menolak kehadiran Yesus untuk menjadi pusat hidup kita. 'Mental Blocking' ini sebagian besar terbentuk karena luka batin yang terbentuk dimasa lampau dan tidak terungkapkan secara psikologis atau mendapat penjelasan secara rohani. Penolakan itu terjadi secara otomatis dan seringkali tidak dapat dijelaskan secara rasionil atau diterima secara emosionil.

Seorang anak putra altar tiba-tiba saja tidak mau lagi ke gereja dan berdoa. Bertahun-tahun kemudian setelah dia berkeluarga, dia berkata kepada ibunya bahwa di tidak mau ke gereja lagi karena ayahnya sakit dan meninggal, padahal dia sudah berdoa agar Tuhan menyembuhkan ayahnya sebagai hadiah pelayanannya sebagai putra altar. Sesudah dia menemukan cinta di dalam keluarganya ,pelan-pelan dia bisa merasakan kehadiran cinta Tuhan lagi. Dia sudah ke gereja lagi sekarang, bersama keluarganya.

Kita semua mempunyai luka batin ini dan kita harus berusaha menyingkirkannya, agar antara kita dengan Tuhan tidak ada kabut yang menghalangi baik cinta-Nya maupun rahmat-Nya. Banyak penderitaan di dunia ini baik dalam bentuk penyakit, depressi, stress dan lain lain berasal dari luka batin ini. Satu-satunya jalan adalah kita harus berdoa, mengingat kembali siapa saja yang melukai kita, biasanya orang yang dekat dengan kita, dan mengampuni mereka dalam doa.

Semakin dekat orang yang melukai, semakin dalam luka yang ditimbulkan. Yang paling menyakitkan adalah luka yang disebabkan oleh Tuhan sendiri (menurut kita). Ini adalah manusiawi, saat kita percaya penuh pada-Nya maka kita menaruh seluruh harapan kita pada-Nya dan Tuhan sering tidak mau mengabulkan keinginan kita (demi kebaikkan kita sendiri namun kita tidak mengerti). Jadi wajar juga kita mengampuni Tuhan, yang kita salahkan karena tidak mengabulkan doa kita, yang kita salahkan karena tidak kita mengerti, namun kita yakini sebagai Tuhan Yang Mengasihi kita.
 
CONTEMPLATIO : Hadirkan diri anda di Nazareth saat mereka menolak Yesus. Rasakan kepedihan hati Yesus karena Dia tidak dapat menghadirkan mujizat dan penyelamatan-Nya bagi para tetangga-Nya sendiri. Rasakan kesedihan yang timbul dalam diri anda.
  
ORATIO : Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, saya mengampuni ..... (sebutkan namanya). Dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya mengampuni diri saya sendiri. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya mengampuni TUHAN. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya memutuskan hubungan batin dengan peristiwa ..... (sebutkan peristiwanya secara detail). Amin.
 
MISSIO : Aku akan mengucapkan doa pengampunanku setiap hari sebelum tidur agar rahmat dan perlindungan Tuhan menyertaiku sepanjang malam hari.

 
Renungan Harian Mutiara Iman 2014

“Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang."

Kamis, 31 Juli 2014
Peringatan Wajib. St. Ignatius Loyola
 
Yer 18:1-6; Mzm 146:2abc.2d-4.5-6; Mat 13:47-53

“Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang."
 
Kita hidup di dunia ini boleh diibaratkan sebagai seorang nelayan yang sedang memukat atau menjala ikan di tengah lautan. Setiap hari, sejak bangun tidur sampai hendak tidur lagi, kita menebarkan jala ke dalam samudera kehidupan kita. Ada banyak sekali jenis ikan yang kita tangkap. Ikan-ikan itu berupa aneka macam hal dan peristiwa yang kita lihat, kita dengar, kita pikirkan, kita rasakan, kita alami, kita katakan dan kita lakukan. Dari kesemuanya itu, tentu ada yang baik dan ada yang buruk. Itulah makanya, penting bagi kita untuk setiap saat, minimal sekali dalam sehari, yakni di penghujung hari sebelum kita tidur, kita duduk dalam keheningan untuk memilih dan memilah, mana 'ikan' yang baik dan mana 'ikan' yang buruk. 'Ikan-ikan' yang baik kita kumpulkan sebagai kekayaan kita dan 'ikan-ikan' yang buruk kita buang. Kalau hal ini kita lakukan secara rutin, tekun dan setia, semakin hari kita akan menjadi pemukat atau penjala ikan yang ahli dan terampil, sehingga semakin banyak 'ikan-ikan' yang baik yang kita tangkap dan semakin sedikit 'ikan-ikan' yang buruk. Dan kelak, di penghujung hidup kita di dunia ini, kita hanya mempunyai sedikit sekali 'ikan' yang buruk tetapi mempunyai banyak sekali 'ikan' yang baik sehingga kita akan "bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa" (Mat 13:43).

St. Ignatius, yang hari ini kita peringati, mewariskan kepada kita metode sederhana untuk memilih dan memilah 'ikan-ikan' yang kita dapatkan dalam hidup harian kita, yakni apa yang disebut "Pemeriksaan Batin" (English: Examen of Consciousness - Latin: Examen Conscientiae). Metode sederhana ini dapat dibaca dan dipelajari, misalnya pada link berikut: http://www.ignatiusloyola.net/2007/07/pemeriksaan-batin-examen-of.html atau https://luxveritatis7.wordpress.com/2013/06/15/pemeriksaan-batin-menurut-latihan-rohani-st-ignatius-loyola/#more-5164.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat kesetiaan dan ketekunan untuk hening di hadapan-Mu guna memilih dan memilah aneka macam hal yang setiap hari kami lihat, kami dengar, kami pikirkan, kami rasakan, kami alami, kami katakan dan kami lakukan sehingga kami mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta kemudian mengumpulkan hanya yang baik. Amin. -agawpr-

Kamis, 31 Juli 2014 Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola

Kamis, 31 Juli 2014
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola
   
“Dengan cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan, aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi” (St. Ignatius dari Loyola)

  
Antifon Pembuka (Flp 2:10-11)

Dalam nama Yesus hendaknya setiap makhluk di surga, di bumi dan di bawah bumi bertekuk lutut. Dan demi kemuliaan Bapa hendaknya setiap lidah mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang maharahim, di mana Sabda-Mu terdengar dan menyentuh hati orang, di situ segala kejahatan dihapuskan. Buatlah hati kami terbuka untuk menerima Sabda-Mu, agar takkan lagi meragukan pengampunan-mu dan selalu mewartakan bahwa Engkau telah membebaskan dan menyucikan kami dalam Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.
 
Pilihan bacaan: Bacaan I dan Mazmur Tanggapan dari Rumus St. Ignatius dari Loyola (bacaan Injil pilih dari rumus hari biasa atau Rumus Umum Gembala Umat atau Para Kudus -biarawan-, misalnya Luk 14:25-33)
 
Bacaan Pertama
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 10:31-11:1)
   
"Lakukanlah semuanya demi kemuliaan Allah."
     
Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9.10-11; R: 9a)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan, Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
5. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu apa pun.

Pilihan bacaan dari Rumus Hari Biasa:

Nabi pada akhirnya mendapat peneguhan dari Allah yang diabdinya. Allah itu pencipta dan selalu dapat menciptakan secara baru yang telah rusak. Hanya yang diminta dari Allah pada nabi-Nya yakni ketabahan, keberanian untuk percaya serta menjadi suara Allah bagi umat-Nya..

Bacaan Pertama
Bacaan dari Kitab Yeremia (18:1-6)
  
Tuhan bersabda kepada Yeremia, “Pergilah segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan sabda-Ku kepadamu.” Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana yang sedang dibuatnya dari tanah liat itu rusak di tangannya, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut keinginannya. Kemudian bersabdalah Tuhan kepadaku, “Masakan Aku tidak bertindak terhadap kalian seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah sabda Tuhan. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kalian di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong.
Ayat. (Mzm 146:2abc.2d-4.5.6)
1. Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
2. Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak – manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan. Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksud hatinya.
3. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Putra-Mu.
 
Pada akhirnya Kerajaan Allah itu beraspek tentang akhir zaman dan saat penghakiman yang diibaratkan dengan pukat yang ditebarkan. Tentu yang akan masuk berbagai jenis ikan. Sama pada akhir zaman dan saat penghakiman dikumpulkannyalah orang baik dan orang tidak baik, orang benar dan tidak benar. Saat itu orang tidak lagi bisa mengelak diri lagi.
 
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:47-53)
  
"Ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang."
   
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?” Orang-orang menjawab, “Ya, kami mengerti.” Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendahraannya.” Setelah selesai menyampaikan perumpamaan itu, Yesus pergi dari sana.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
  
Ignatius berarti api semangat. Dan benar hari ini teladan St. Ignatius dari Loyola memberi semangat berapi-api dalam membangun Kerajaan Allah. Allah sebagai tukang periuk yang mau membentuk kita semua sesuai dengan citra-Nya. Kita akan menjadi periuk yang indah, baik dan benar kalau kita melaksanakan kehendak-Nya, bersatu dengan-Nya dan dibakar oleh cinta-Nya. Hal Kerajaan Allah seumpama pukat. Ikan yang baik dalam pukat akan dipilih dan ikan buruk akan dibuang. Apakah kita terus berusaha menjadi seperti ikan yang baik agar dipilih pada akhir zaman?

Doa Malam

Yesus, Guru dan Tuhanku, aku bersyukur atas orang kudus St. Ignasius dari Loyola yang dalam hidupnya mendahulukan Kerajaan Allah sehingga menjadi pilihan-Mu yang sejati. Ajarlah aku dalam hidup ini supaya tidak mudah cemas bila mengalami kesulitan hidup namun mampu menglahkan diri sendiri dan menjadi murid-Mu yang setia dan taat. Terpujilah Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

"Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu"

Rabu, 30 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVII
  
Yer. 15:10,16-21; Mzm. 59:2-3,4-5a,10-11,17-18; Mat. 13:44-46.

"Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu"

Yesus mengumpamakan Kerajaan Sorga dengan harta dan mutiara yang sangat berharga. Maka, bagi kita orang beriman, jelas bahwa harta dan mutiara kita yang paling berharga tidak lain adalah Tuhan sendiri, yang bertahta dalam Kerajaan Sorga. Namun, bukan Kerajaan Sorga yang ada di awang-awang sana, tetapi Kerajaan Sorga yang hadir di tengah-tengah kita, sebagaimana kita mohon "datanglah Kerajaan-Mu". Tuhan kita bukanlah Tuhan yang jauh tetapi Tuhan yang dekat dan terlibat dalam kehidupan kita. Memang, meskipun dekat dengan kita, Tuhan itu tersembunyi seperti harta yang terpendam atau seperti mutiara yang harus dicari. Ada kalanya, kita dapat dengan mudah menemukan-Nya begitu saja, seperti halnya petani yang menemukan harta terpendam. Namun, seringkali kita harus mencarinya, mungkin cukup lama dan dengan bersusah bayah, baru bisa menemukan seperti padagang yang mencari mutiara yang indah. Dengan menemukannya,itu pun kita tidak otomatis memilikinya. Untuk dapat memilikinya, kita harus berani mengorbankan apa yang kita miliki, seperti halnya petani dan pedagang yang setelah menemukan harta dan mutiara yang dicarinya, kemudian menjual seluruh miliknya sehingga mereka dapat membeli harta dan mutiara tersebut. Demikian pula, untuk menjadikan Tuhan sebagai harta dan mutiara yang paling berharga dalam hidup kita, kita pun harus mau berkorban. Mengorbankan waktu kita untuk sujud menyembah kepada Tuhan dalam doa-doa kita dan mengabdi-Nya dalam pelayanan kepada sesama. Juga mengorbankan keingingan dan kehendak kita, lebih-lebih keegoisan kita, untuk diganti dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian, kita diajak untuk hidup seperti Paulus, "aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Gal 2:20).

Doa: Ya Bapa, Engkau telah mengorbankan Putera tunggal-Mu untuk kami. Semoga kami pun rela berkorban demi mendapatkan harta dan mutiara yang paling berharga, yakni Engkau sendiri. Amin. -agawpr-

Rabu, 30 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XVII

Rabu, 30 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVII
    
"Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." (Mat 13:45-46)

    
Antifon Pembuka (Yer 15:16)

Bila aku menemukan Sabda-Mu, maka aku menikmatinya. Sabda-Mu menjadi kegirangan bagiku dan kesukaan hatiku.

Doa Pagi


Ya Allah, Bapa kami, dalam diri Yesus Kristus Engkau telah mengaruniakan harta yang terpendam dan mutiara yang paling berharga. Kami mohon, berilah kami kebijaksanaan agar dapat melepaskan dengan sukacita segala sesuatu guna memperoleh harta dan mutiara itu, yaitu, Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (15:10.16-21)
     
    
"Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan? Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan dikau menjadi pelayan di hadapan-Ku."
                
Pada waktu itu Yeremia mengeluh, "Celakalah aku, ya ibuku, bahwa engkau telah melahirkan daku. Sebab aku seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Padahal aku tidak menghutangkan dan tidak pula berhutang kepada siapa pun. Namun mereka semua mengutuki aku. Apabila aku menemukan sabda-Mu, maka aku menikmatinya. Sabda-Mu itu menjadi kegirangan bagiku dan menjadi kesukaan hatiku. Sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya Tuhan, Allah semesta alam. Tidak pernah aku duduk bersenang-senang dalam pertemuan orang-orang yang bersenda gurau. Karena tekanan tangan-Mu aku duduk seorang diri, sebab Engkau telah memenuhi aku dengan geram. Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercaya. Maka Tuhan menjawab, "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan dikau menjadi pelayan di hadapan-Ku. Dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka. Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari perunggu. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan dikau. Sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan membebaskan dikau," demikianlah sabda Tuhan, "Aku akan melepaskan dikau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan dikau dari genggaman orang-orang lalim."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah tempat pengungsianku pada waktu kesesakan.
Ayat. (Mzm 59:2-3.4-5a.10-11.17-18)
1. Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya Allahku; bentengilah aku terhadap orang-orang yang bangkit melawan daku. Lepaskanlah aku dari orang-orang yang melakukan kejahatan, dan selamatkanlah aku dari para penumpah-penumpah darah.
2. Sebab sesungguhnya, mereka menghadang nyawaku; orang-orang perkasa menyerbu aku, padahal aku tidak melakukan pelanggaran, aku tidak berdosa, ya Tuhan, aku tidak bersalah, merekalah yang bergegas dan bersiap-siap.
3. Ya kekuatanku, aku mau berpegang pada-Mu, sebab Allahlah kota bentengku. Allahku, dengan kasih setia-Nya Ia akan menyongsong aku; Allah akan membuat aku memandang rendah seteru-seteruku.
4. Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.
5. Ya kekuatanku, bagi-Mu aku mau bermazmur; sebab Allahlah kota bentengku, Allahku dengan kasih setia-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kalian Kusebut sahabat-Ku, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa.  
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-46)
   
"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."
    
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
    
MEDITATIO : Mutiara yang berharga itu adalah hidup damai sukacita di dunia dan juga berarti kehidupan damai sukacita di surga. Seseorang yang mencari Tuhan di dunia akan merelakan semua miliknya untuk dapat memperoleh mutiara atau damai sukacita itu.

Sukacita itu sendiri sebenarnya diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan kepada semua orang, tidak ada yang harus dibayar, tidak ada diskriminasi terhada penerimanya. Namun agar mampu menerimanya kita harus membersihkan diri dulu. Kita harus 'menjual' milik kita yang paling berharga yaitu 'kehendak bebas' kita, hak prerogatif kita yang berasal dari Allah dan 'membeli' sukacita itu.

Dengan menyerahkan 'kehendak bebas' itu maka kita berpasrah diri pada 'kehendak Tuhan', sehingga karya Tuhan dapat bekerja dengan sempurna atas diri kita. Berpasrah diri pada Tuhan bukanlah manifestasi dari kelemahan tubuh dan jiwa tetapi upaya untuk membangkitkan kekuatan rohani kita.
 
CONTEMPLATIO : Hadirkan wajah Yesus dalam imajinasi anda. Renungkan perumpamaan diatas dan rasakan kegembiraan pedagang itu saat menemukan mutiara yang indah. Rasakan kehangatan yang menjalar di tubuh anda.

ORATIO : Ya Yesusku, aku percaya kehendak-Mu lebih sempurna dari kehendakku, terjadilah kehenda-kMu atas diriku dan hadirkanlah damai sukacitamu dalam kehidupanku. Amin.

MISSIO : Aku tidak akan komplain pada Tuhan tentang segala hal yang akan terjadi hari ini, tetapi aku akan mencoba mengerti hikmah dari semua hal yang terjadi pada hari ini.
   
Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, tibalah Yesus di sebuah kampung. Seorang wanita yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.

Selasa, 29 Juli 2014
Peringatan Wajib St. Marta

Yer 14:17-22; Mzm 34:2-3, 4-5,6-7,8-9,10-11; Yoh 11:19-27 atau Luk 10:38-42

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, tibalah Yesus di sebuah kampung. Seorang wanita yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.

Hari ini kita memperingati St. Marta, salah seorang wanita sahabat Yesus yang cukup dekat. Yesus sendiri amat menyanyangi Marta dan kakaknya, Maria, serta Lazarus, saudaranya (Yoh 11:5; Yoh 11:3). Beberapa kali, Yesus singgah di rumah mereka, entah sekedar mampir (Luk 10:38) atau memang mengkususkan untuk datang (Yoh 11:7). Dalam kisah persahabatan mereka, khususnya antara Marta dan Yesus, tampak bahwa Marta adalah seorang yang aktif, cekatan, ringan tangan dalam melayani dan cerewet dalam arti positif, namun juga beriman mendalam. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya singgah di rumahnya (Luk 10:38-42), ia dengan cekatan melayani dan menjamu mereka. Namun cerewetnya juga muncul. Sambil melayani ia ngedumel karena Maria, kakaknya, tidak membantu, malah enak-enak mendengarkan Yesus. Padahal sebenarnya wajar kalau kakak beradik menerima tamu lalu sang kakak menemani para tamu untuk ngobrol sedangkan sang adik yang melayani. Sifat aktif dan cekatannya juga muncul pada saat Lazarus, sakit. Dengan segera, ia memberitahukan perihal sakitnya Lazarus kepada Yesus (Yoh 11:3), lalu ketika Yesus datang, ia cepat-cepat pergi "menthukke" untuk mendapatkan-Nya sebelum Yesus sampai di rumahnya (Yoh 11:20). Lagi-lagi cerewetnya mucul. Yang dikatakan pertama kali kepada Yesus bukan ucapan selamat datang dan "mbagekke sugeng rawuh" serta mengucapkan terimakasih atas kehadiran-Nya tetapi langsung protes. Dalam bahasa sehari-hari kita, mungkin ia berkata, "Ah, Tuhan. Engkau terlambat, sehingga saudaraku sudah mati" (bdk. Yoh 11:21). Yach, begitulah relasi antara 2 sahabat yang akrab dan sangat dekat. Namun, di balik itu, ia tetap mempunyai iman dan kepercayaan yang besar pada Yesus. Sikapnya yang selalu terbuka menerima Yesus di rumahnya dan aktif menyambut serta melayani-Nya menegaskan betapa ia sangat beriman dan percaya kepada-Nya. Maka, tampak jelas di sini bahwa semua sikap dan tindak-tanduk Marta tersebut mengalir dari kedekatan dan relasinya yang mendalam dengan Yesus. Marilah kita mohon agar Gereja kita, baik di tingkat lingkungan maupun paroki, dianugerahi banyak Marta, yakni para wanita yang beriman mendalam, aktif, cekatan dan ringan tangan dalam pelayanan. Boleh dan baik juga mereka itu cerewet. Bukan cerewet untuk menggosip dan saling menjelekkan di antara ibu-ibu sendiri, tetapi cerewet dalam arti positif, misalnya cerewet pada para imamnya dalam menjaga menu makanan agar tetap sehat atau cerewet untuk mengingatkan para imam dalam menghayati kesetiaan serta kesucian panggilannya.

Doa: Santa Marta, doakanlah kami agar kami dapat meneladanmu dalam menjalin persahabatan yang erat dengan Yesus sehingga kami pun mampu untuk menjadi anggota Gereja yang aktif, cekatan dan ringan tangan dalam pelayanan. Amin. -agawpr-

Selasa, 29 Juli 2014 Peringatan Wajib Sta. Marta

Selasa, 29 Juli 2014
Peringatan Wajib Sta. Marta
         
Gereja mengajarkan bahwa setiap jiwa rohani langsung diciptakan Allah Bdk. Pius XII. Ens. "Humani generis" 1950: DS 3896; SPF 8. - ia tidak dihasilkan oleh orang-tua - dan bahwa ia tidak dapat mati Bdk. Konsili Lateran V 1513: DS 1440.: ia tidak binasa, apabila pada saat kematian ia berpisah dari badan, dan ia akan bersatu lagi dengan badan baru pada hari kebangkitan. (Katekismus Gereja Katolik, 366)

       

Antifon Pembuka (Luk 10:38)
   
Yesus memasuki sebuah dusun, dan seorang wanita bernama Marta menyambut-Nya ke dalam rumahnya.

Doa Pagi

Alah Bapa kami, Putra-Mu telah mengalahkan kematian berkat wafat-Nya di kayu salib dan berkat kebangkitan-Nya, Ia memulihkan kehidupan kami. Kami mohon, semoga Roh-Mu tinggal di dalam diri kami dan membimbing kami menuju pada kehidupan yang baru. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Dosa bangsa terpilih selalu membuat remuk redam sang nabi. Doa nabi selalu menjadi perpanjangan mulut penyesalan dosa bangsanya. Harapannya tentu Allah memberikan belas kasihan dan pengampunan dosa-dosanya untuk dapat kembali pada jalan Allah.
  

Bacaan dari Kitab Yeremia (14:17-22)

     
Air mataku bercucuran siang dan malam tiada hentinya, sebab anak dara, puteri bangsaku, dilukai dengan luka parah, luka yang sama sekali tak tersembuhkan. Apabila aku keluar ke padang, di sana ada orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang! Apabila aku masuk ke dalam kota, di sana ada orang-orang sakit kelaparan.” Bahkan baik nabi maupun imam menjelajah negeri yang tidak dikenalnya. Telah Kautolakkah Yehuda sama sekali? Telah merasa muakkah Engkau terhadap Sion? Mengapakah kami Kaupukul sedemikian, hingga tidak ada lagi kesembuhan bagi kami? Kami mengharapkan damai sejahtera, namun tiada sesuatu yang baik. Kami mengharapkan kesembuhan, namun hanya ada kengerian. Ya Tuhan, kami insaf akan kejahatan kami, dan akan kesalahan leluhur kami; kami sungguh telah berdosa terhadap-Mu; janganlah kiranya menolak kami, dan janganlah Engkau menghinakan tahta kemuliaan-Mu! Ingatlah akan perjanjian-Mu dengan kami, janganlah kiranya membatalkannya. Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara para dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya Tuhan Allah kami, pengharapan kami, yang membuat semuanya itu?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
Ayat. (Mzm 34:2-3, 4-5,6-7,8-9,10-11)

1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan, Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
5. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan, dan ia akan mempunyai terang hidup.

Marta dan Maria dua bersaudara yang sama-sama beriman pada Yesus. Mereka mempunyai relasi dan komunikasi yang sangat akrab dengan Yesus. Yesus menjadi andalan dalam hidupnya. Bahkan ketika salah satu dari keluarganya meninggal tetap berharap berharap dan percaya pada Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang mempunyai kekuasaan besar.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (11:19-27)
    
   
"Akulah kebangkitan dan hidup!"
   
Menjelang hari raya Paskah, banyak orang Yahudi datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus, ‘Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya’. Kata Yesus kepada Marta, “Saudaramu akan bangkit.” Kata Marta kepada-Nya, “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” Jawab Yesus, “Akulah kebangkitan dan hidup! Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati; dan setiap orang yang hidup serta percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Jawab Marta, “Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
  
atau
  
  
Cara pandang Tuhan bisa berbeda dengan cara pandang manusia. Bagi Tuhan, sikap duduk tenang sambil mendengarkan Dia adalah sebuah pilihan terbaik, seperti telah dilakukan oleh Maria. Sedangkan bagi Marta, saudarinya, sibuk melayani dipandang sebagai yang terbaik.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)
   
"Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara."
   
Sekali peristiwa dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, tibalah Yesus di sebuah kampung. Seorang wanita yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, tetapi Maria sibuk sekali melayani. Marta mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku!” Tetapi Yesus menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan

    
Apa jadinya dunia tanpa Allah? Hanya ada peperangan dan malapetaka. Bahkan nabi dan imam pun sebagai andalan relasi dengan Sang Khalik, berkeliaran tanpa tujuan. Pribadi-pribadi menarik seperti Santa Marta dan Santa Maria, menjadi teladan hidup sejati. Menjadi sahabat Allah dan kerap mendapat kunjungan Tuhan Yesus. Rahasianya adalah bila ada cinta kasih, selalu berkanjang dalam doa dan penuh kepercayaan berharap kepada-Nya, maka hadirlah Tuhan. Apakah keluarga Anda ingin mendapat kunjungan kasih dari Tuhan Yesus?

Doa Malam

Yesus Sang Terang sejati, kedatangan-Mu selalu membawa perubahan. Semoga aku rela melayani sesamaku dan rela berbagi dengan mereka yang sangat membutuhkan, baik secara rohani maupun jasmani. Amin.

RUAH

"Sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Senin, 28 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVII
 
Yer. 13:1-11; MT Ul. 32:18-19,20,21; Mat. 13:31-35.

"Sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Sesawi yang dipakai Yesus dalam perumpamaan tentang Kerajaan Allah ini berbeda dengan sesawi di tempat kita. Yang dimaksud Yesus adalah sesawi jenis pohon, yang bijinya sangat kecil - bahkan dikatakan paling kecil dari segala jenis benih - tetapi setelah ditaburkan di tanah akan tumbuh menjadi pohon yang besar di mana burung-burung biasa bersarang dengan aman dan terlindung pada cabang-cabangnya. Demikianlah, kita dapat melihat adanya 2 ciri utama Kerajaan Allah. Yang pertama adalah pertumbuhan dan perkembangan, yang kedua adalah memberikan manfaat berupa perlindungan yang aman. St. Paulus menegaskan, "Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus" (Rm 14:17). Jadi, soal pertumbuhan dan perkembangan di sini bukan pertama-tama pertumbuhan dan perkembangan fisik yang ditopang oleh makanan dan minuman jasmani, tetapi lebih pada pertumbuhan dan perkembangan iman/rohani secara menyeluruh yang meliputi baik aspek mental, moral maupun spriritual. Pertumbuhan dan perkembangan rohani ini pertama-tama merupakan buah karya Roh Kudus yang selalu menghidupi, membarui dan membimbing kita. Maka, untuk mengalami pertumbuhan dan perkembangan rohani, tidak cukup bagi kita hanya membuka mulut untuk menerima makanan dan minuman, tetapi lebih-lebih kita harus membuka diri dan hati akan kehadiran dan karya Roh Kudus. Nah, kalau kita selalu hidup dalam Roh Kudus sehingga iman dan hidup rohani kita mengalami perkembangan yang baik, maka kita akan semakin bermanfaat. Tuhan akan dengan mudah menggunakan kita sebagai alat-Nya untuk melestarikan karya penyelamatan-Nya di dunia ini. Sesama juga akan merasakan manfaat atas kehadiran kita yang selalu membawa kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang sejati.

Doa: Tuhan, semoga aku semakin membuka diri akan Roh Kudus-Mu, sehingga berkat bimbingan-Nya, aku semakin bertumbuh dan berkembang dalam iman dan dengan demikian selalu siap Kaupakai sebagai alat-Mu untuk menghadirkan kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang sejati. Amin. -agawpr-

Senin, 28 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XVII

Senin, 28 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVII
   
Sebagaimana ragi mengembangkan adonan, demikian Kerajaan Allah harus mengembangkan dunia dengan bantuan Roh Kristus Bdk. AA 5.. Dan pengaruh ini harus dibuktikan dengan membuat relasi pribadi dan sosial, tata ekonomi, dan hubungan internasional menjadi lebih adil. Sementara itu, tidak boleh dilupakan bahwa tanpa manusia berusaha untuk berlaku adil, tidak akan tercipta tata dunia yang adil. (Katekismus Gereja Katolik, 2832)

Antifon Pembuka (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum kecil.

Doa Pagi
     
Ya Allah, dalam kurban Kristus yang satu dan sempurna, Engkau telah menyempurnakan berbagai kurban Perjanjian Lama. Semoga, meski kami diliputi kelemahan dan dosa, kami tetap tekun memelihara benih-benih kebaikan yang telah Kautanam dalam diri kami sehingga dapat menghasilkan buah yang melimpah. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
                   
Bacaan dari Kitab Yeremia (13:1-11)
 
Beginilah sabda Tuhan kepadaku, "Pergilah membeli ikat pinggang lenan, dan ikatkanlah pada pinggangmu, tetapi jangan kaucelupkan ke dalam air!" Maka aku membeli ikat pinggang seperti yang disabdakan Tuhan, lalu kuikatkan pada pinggangku. Sesudah itu datanglah sabda Tuhan kepadaku untuk kedua kalinya, "Ambillah ikat pinggang yang telah kaubeli, yang sekarang ada pada pinggangmu itu. Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan sembunyikanlah di sana, di celah-celah bukit batu!" Maka pergilah aku dan menyembunyikannya di tepi Sungai Efrat sebagaimana diperintahkan Tuhan kepadaku. Sesudah beberapa lama bersabdalah Tuhan kepadaku, "Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan ambillah dari sana ikat pinggang yang Kuperintahkan kausembunyikan di sana!" Maka pergilah aku ke Sungai Efrat, lalu aku menggali dan mengambil ikat pinggang itu dari tempat aku menyembunyikannya. Tetapi ternyata ikat pinggang itu sudah lapuk, tidak berguna lagi untuk apa pun. Lalu datanglah sabda Tuhan kepadaku, "Beginilah sabda Tuhan, 'Demikianlah Aku akan menghapuskan kecongkakan Yehuda dan Yerusalem. Bangsa yang jahat ini enggan mendengarkan sabda-Ku. Mereka mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti allah lain untuk beribadah dan bersujud kepada mereka. Bangsa yang jahat ini akan menjadi seperti ikat pinggang yang tidak berguna untuk apa pun. Sebab seperti ikat pinggang melekat pada pinggang seseorang, demikianlah dahulu segenap kaum Israel dan segenap kaum Yehuda Kulekatkan kepada-Ku,' demikianlah sabda Tuhan, 'supaya mereka itu menjadi umat yang ternama, terpuji dan terhormat bagi-Ku. Tetapi mereka itu tidak mau mendengar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau
Ayat. (Ul 32:18-19.20.21)
1. Hai umat, engkau telah melalaikan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, dan melupakan Allah yang melahirkan dikau. Ketika Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan.
2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)

Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

     
MEDITATIO : Ragi, Kerajaan Surga, Kuasa Allah, Iman, Kasih, tidak terlihat oleh mata telanjang tetapi karyanya nyata. Ragi mengubah secara perlahan-lahan adonan tepung dan air yang tidak enak dan keras, menjadi roti yang empuk dan wangi. Demikian juga dengan kasih, tidak terlihat namun dengan berjalannya waktu mengubah baik yang mengasihi maupun yang dikasihi. Kasih adalah transformasi yang memberikan rahmat ganda. Waktu yang dibutuhkan untuk transformasi itu tergantung pada keterbukaan hati dan kepasrahan diri para pelakunya.

Dalam kehidupan nyata, keyakinan ini tidak mudah diwujudkan dan bahkan mengucapkannya pada orang yang sedang menderita saja sangat sulit. Hari ini kami mengunjungi seorang ibu berusia 40 tahun dengan 2 anak yang baru saja ditinggal suaminya yang gagal ginjal 2 hari yang lalu. Ibu ini terbaring lumpuh di RS karena kanker payudara, tulang belakang dan paru-paru. Saat suaminya meninggal dia hanya bisa mencium jenasahnya disamping dalam posisi terbaring. Begitu dalam kekecewaan sang suami pada Tuhan sehingga dia sempat menolak untuk didoakan padahal mereka berdua adalah aktivis gereja.

Saat itu rasanya tidak ada penghiburan yang bisa diucapkan, airmata kita juga sudah tidak berarti lagi dibandingkan kesedihannya. Hanya satu yang tersisa, yang tidak bisa dirampas oleh dunia saat iman kepercayaan, saat iman pasrah diri sudah lemah, 'Pengharapan akan Kasih Tuhan sendiri', akan janji-Nya bahwa ada tempat di surga bagi orang-orang yang percaya akan 'Kasih-Nya' walaupun mengalami penderitaan di dunia. Kasih mengubah segala hal yang negatif menjadi positif, sebaliknya segala hal yang positif tanpa kasih akan berubah menjadi negatif. Itulah yang kami sampaikan kepada ibu itu, bahwa Kasih Tuhan akan mengubah penderitaan mereka menjadi sukacita di surga.
 
CONTEMPLATIO: Duduklah tenang dan aturlah nafas anda. Bayangkanlah ragi yang halus seperti debu mampu mengubah sekepal adonan tepung dan air menjadi roti seloyang. Bayangkan kuasa Tuhan pada ragi itu, rasakan juga kekuatan yang timbul saat ini.

ORATIO: Ya Tuhan, aku akan bersabar menunggu karya kasih-Mu dalam hidupku. mungkin terasa lambat namun aku percaya engkau akan mengubah hidupku agar sesuai dengan rencananmu. Amin.

MISSIO: Aku akan mendaraskan Syahadat Para rasul setiap pagi sebelum bekerja agar kasih Tuhan selalu hadir sepanjang hari.
   
 
Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Kaplet Santo Rafael


Kobus: Mat 13:44-52


"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Minggu, 27 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XVII

1 Raj 3:5.7-12; Mzm 57.72.76-77.127-128.129-130; Rm 8:28-30; Mat 13:44-52

"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Yesus mengajar dengan menggunakan banyak perumpamaan (Mat 13:34). Demikian pula, ketika mengajar tentang Kerajaan Allah. Ia mengumpamakan Kerajaan Allah dengan realitas kehidupan kita sehari-hari. Kerajaan Allah itu mirip/hampir sama dengan harta yang terpendam, dengan mutiara, dan dengan pukat yang dilabuhkan ke laut. Melalui kemiripan ini, Yesus menegaskan bahwa Kerajaan Allah itu tidak berada di atas dan jauh dari kita tetapi dekat dengan kita dan terwujud melalui berbagai macam tanda, termasuk sikap dan tindakan kita sehari-hari.

Meskipun Kerajaan Allah itu dekat dengan kita, namun seringkali tersebunyi sehingga tidak selalu kelihatan. Maka, kita harus mencarinya dan membuatnya kelihatan serta terwujud secara nyata. "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu!" (Mat 6:33). Mungkin kita lalu bertanya: bagaimana secara konkret kita bisa mencari Kerajaan Allah? Perumpamaan-perumpamaan dalam Injil hari ini membandingkan Kerajaan Allah dengan "harta" dan "mutiara". Dengan demikian, Kerajaan Allah merupakan sesuatu yang sangat bernilai atau berharga dan dengan demikian begitu penting serta layak diperjuangkan, seperti halnya orang yang menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang yang di dalamnya terdapat harta terpendam atau seperti pedagang yang menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara yang dicari dan ditemukannya.

Dalam sebuah kerajaan, siapakah orang yang paling bernilai, paling perharga dan paling penting? Tentu Sang Raja, bukan? Demikian pula dalam Kerajaan Allah. Tuhanlah yang paling bernilai, paling perharga dan paling penting sehingga layak untuk kita perjuangkan, kita cari, kita temukan lalu kita sembah dan kita abdi untuk selama-lamanya. Untuk mencari Tuhan dan mengabdi-Nya memang butuh pengorbanan. Namun, sebenarnya pengorbanan itu tidak berat. Sebab, kita hanya perlu mengorbankan waktu untuk bersama Tuhan dalam doa, Ekaristi, pertemuan umat (Mat 18:20), membaca dan merenungkan sabda-Nya. Tidak berat bukan? Karena kita semua mempunyainya dan dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari. Namun, apa yang tidak berat itu seringkali sulit kita lakukan dengan berbagai macam alasan. Padahal, seperti yang dijanjikan Yesus, bahwa semua hal yang kita perlukan akan dianugerahkan kepada kita kalau kita dengan tekun dan setia mencari Tuhan (Mat 6:33).

Tuhan tidak kelihatan tetapi tersembunyi. Maka, tugas kita adalah membuat-Nya menjadi kelihatan, bukan malah membiarkannya tetap tersembunyi. Kita dipanggil untuk mencari, menemukan dan menjadikan-Nya kelihatan melalui kesaksian hidup beriman kita. Semoga melalui pemikiran, perasaan, perkataan, sikap dan tindakan-tindakan kita sehari-hari, semakin banyak orang percaya bahwa Tuhan itu sungguh-sungguh ada dan dekat dengan kita. Hanya dialah satu-satunya harta dan mutiara yang paling berharga, yang pantas kita sembah dan kita abdi untuk selama-lamanya.

Doa: Selama hidupku, kucari wajah-Mu ya Tuhan. Sebab, “Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.” Amin. (St. Agustinus)

Minggu, 27 Juli 2014 Hari Minggu Biasa XVII

Minggu, 27 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XVII

Bila Ekaristi adalah pusat dan pucak hidup Gereja, maka haruslah juga menjadi pusat dan puncak dari pelayanan imamat. Dengan demikian, penuh dengan rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, saya ulangi bahwa Ekaristi adalah prinsip dan inti alasan pengadaan Sakramen Imamat, yang memang timbul pada saat pendarasan Ekaristi. (St. Yohanes Paulus II)


Antifon Pembuka (Mzm 67:6.7.36)

Allah bersemayam di tempat-Nya yang kudus. Di dalam rumah-Nya Ia menghimpun semua orang. Dia sendiri akan memberi kekuatan dan keberanian kepada umat-Nya.
 
God is in his holy place, God who unites those who dwell in his house; he himself gives might and strength to his people.
 
Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unanimes in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suæ.
 

Doa Pagi


Allah, Engkaulah pelindung bagi mereka yang berharap kepada-Mu. Tanpa Engkau, tiada suatu pun yang baik, tiada suatu pun yang kudus. Lipatgandakanlah belas kasih-Mu dalam diri kami agar dengan bimbingan dan bantuan-Mu kami menggunakan harta yang fana dengan tetap terarah pada harta yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (3:5.7-12)
 
  
 "Salomo meminta hikmat dan pengertian."
      
Pada suatu malam Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi. Beginilah firman Tuhan Allah, "Mintalah apa yang kauharapkan dari pada-Ku!" Lalu Salomo berkata, "Ya Tuhan, Allahku, Engkau telah mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Kini hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan tepat, dengan membedakan mana yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini? "Tuhan sangat berkenan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Maka berfirmanlah Allah kepada Salomo, "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian, dan tidak meminta umur yang panjang atau kekayaan, atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka Aku akan melakukan sesuai dengan permintaanmu! Sungguh Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau pun takkan bangkit seorang seperti engkau.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 57.72.76-77.127-128.129-130; Ul: 97a)
1. Bagianku ialah Tuhan, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
2. Biarlah kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu. Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku sehingga aku hidup, sebab Taurat-Mulah kegemaranku.
3. Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih daripada emas, bahkan daripada emas tua. Itulah sebabnya aku hidup jujur sesuai dengan segala titah-Mu, segalal jalan dusta aku benci.
4. Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:28-30)
    
"Mereka ditentukan Allah dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya."
     
Saudara-saudara, kita tahu, bahwa Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Anak-Nya itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya itu, juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, juga dimuliakan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:25)
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena rahasia Kerajaan telah Kaunyatakan kepada orang-orang kecil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-52)
     
"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."
      
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu. Demikianlah pula "Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?" Orang-orang menjawab, "Ya, kami mengerti." Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
   

Apa kriteria kita saat memilih sesuatu? Apakah yang kita sukai, paling berguna, paling bermutu, paling bagus, paling baik dan paling-paling yang lain? Biasanya memang demikian. Sesuatu menjadi pilihan karena itu yang terbaik. Meskipun, dalam kenyataannya ada yang salah memilih. Sesudah memilih, ternyata apa yang dipilih itu tidak sesuai dengan kriterianya. Ini berarti memilih bagi sebagian orang bukan hal yang mudah. Seperti ketika seseorang tidak terbiasa ke pasar dan membeli jeruk, ia pun tidak akan bisa memilih jeruk mana yang manis.

Lewat bacaan pertama Minggu ini, kita mendengar tokoh Salomo yang dipuji Allah karena telah memilih permohonan yang tepat bagi dirinya. Allah sungguh berkenan kepadanya. Sebab, bukan harta atau kekayaan, bukan pula kehormatan dan kedudukan atau kekuasaan, melainkan kebijaksanaan yang menjadi pilihannya. Dengan rendah hati, Salomo meminta kepada Tuhan pengetahuan akan yang baik dan jahat guna memberikan keputusan yang adil kepada rakyatnya.

Dalam Injil hari ini, kita membaca tentang dua perumpamaan Yesus: harta yang terpendam dan mutiara yang indah (ay. 44-46). Dua perumpamaan ini mengingatkan kita akan pilihan hidup ini. Demikianlah kita harus memilih hal Kerajaan Surga yang berarti pula berani meninggalkan yang lain. Bukan karena tidak berguna, bukan karena tidak kita perlukan bagi hidup ini. Namun, karena hal Kerajaan Surga itu pilihan yang utama dan mendasar untuk seluruh perjalanan hidup kita.

 Bila kita tidak berani memilih, perumpamaan Yesus tentang pukat dalam ayat 47-52 menjadi konsekuensinya. Sungguh menakutkan. Sebab, lewat perumpamaan itu kita mengetahui bahwa pada akhir zaman kita berada dalam pukat dan malaikat menentukan apakah kita sungguh telah menunjukkan kesetiaan kita memilih hal KerajaanS urga atau tidak. Jika hidup kita menunjukkan kesetiaan, kita ibarat ikan yang baik. Sebaliknya, kita ibarat ikan yang tidak baik dan akan dibuang.

Akan tetapi, sebelum kita memilih hal Kerajaan Surga itu, kita ini telah menjadi pilihan Allah. Santo Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Roma mengatakan bahwa siapa yang dipilih-Nya dari semula, juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya, supaya Ia, anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Sebagai pilihan Allah, bagaimanakah kita menjalani hidup ini? Kita menjawab, “Aku telah memilih Kerajaan Surga itu.” Benarkah? Ya, aku telah memilih Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamatku. Yesus telah mengasihiku. Ia menderita sengsara, wafat dan bangkit bagiku. Dan aku selalu berusaha melaksanakan apa yang diajarkan-Nya.

Mudah kita menjawab dengan kata-kata. Kini, mari kita menjawab dengan tindakan dan perbuatan. Kita memilih untuk berpikir, berkata dan bertindak demi Kerajaan Surga. Seperti Salomo, kita pun memohon kepada Tuhan kebijaksanaan, supaya kita dapat memilih hanya yang baik dan benar. Bila ternyata kita jatuh pada pilihan yang salah, kita segera bertobat. (RUAH)

Antifon Persiapan Persembahan (Mzm 30:2-3)

Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. Tuhan, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.
    
I will extol you, O Lord, for you drew me clear and did not let my enemies rejoice over me. O Lord, my God, I cried out to you and you healed me.
    
Exaltabo te Domine, quoniam suscepisti me, nec delectasti inimicos meos super me: Domine clamavi ad te, et sanasti me.

Antifon Komuni (Mzm 103:2)
  
Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
 
Bless the Lord, O my soul, and never forget all his benefits.

atau (Mat 5:7-8)

Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hati, karena mereka akan melihat Allah.
 
Blessed are the merciful, for they shall receive mercy. Blessed are the clean of heart, for they shall see God.
    
atau (Mat 13:45-46)
   
Simile est regnum cælorum homini negotiatori, quærenti bonas margaritas: inventa una pretiosa margarita, dedit omnia sua, et comparavit eam

“Berbahagialah matamu karena telah melihat, berbahagialah telingamu karena telah mendengar."

Sabtu, 26 Juli 2014
Pw. St. Yoakim dan Anna, Orangtua SP Maria

Sir. 44:1,10-15; Mzm. 132:11,13-14,17-18; Mat. 13:16-17

“Berbahagialah matamu karena telah melihat, berbahagialah telingamu karena telah mendengar."

Hari ini kita memperingati St. Yoakim dan St. Anna, orangtua Bunda Maria. Kita tidak mempunyai catatan sedikit pun dalam Kitab Suci berkaitan dengan keduanya. Namun, kita bisa merenungkan hidup dan iman mereka berdasarkan kehidupan dan iman sang anak, yakni Bunda Maria. Sebab, "setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik" (Mat 7:17). Maria yang kita kenal sebagai perawan suci pilihan Allah adalah buah kasih antara Bapa Yoakim dan Ibu Anna. Tentu, kesucian Maria ini, selain sebagai anugerah istimewa dari Tuhan, sedikit banyak juga diwarisi dari kedua orangtuanya. Salah satu keutamaan dan kesucian bunda Maria adalah sikapnya yang tidak reaktif tetapi reflektif dan kontemplatif. Maria selalu menyimpan segala perkara yang dialaminya dalam hatinya dan merenungkannya (Luk 2:19). Ketika menerima kabar gembira dari Malaikat, dia tidak langsung menerima atau menolak tetapi bertanya dulu sehingga malaikat menjelaskan baru ia mengambil keputusan untuk menerima (Luk 26-38). Ketika para gembala datang ke palungan tempat bayi Yesus dibaringkan dan memberitakan penglihatan mereka, Maria pun menyimkan semua cerita itu dalam hati dan merenungkannya (Luk 2:8-20). Setelah berjerih lelah mencari Yesus selama beberapa hari dan ketika menemukan-Nya di Kenisah justru mendapatkan jawaban dari Yesus yang tidak bisa dimengertinya, Maria juga meyimpan semua perkara itu dalam hatinya (Luk 2:41-52). Kalau dikaitkan dengan Injil hari ini, sikap Bunda Maria ini merupakan sikap orang yang bisa melihat dan mendengar dengan baik. Dan, hal itu, selain merupakan karunia istimewa dari Tuhan, kiranya juga merupakan warisan dari Bapa Yoakim dan Ibu Anna. Marilah kita mohon berkat Tuhan dan doa restu mereka agar kita pun menjadi orang yang tidak mudah reaktif tetapi menjadi orang yang reflektif dan kontemplatif sehingga semakin bijaksana dengan kemampuan melihat dan mendengarkan yang lebih baik.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar berkat doa restu St. Yoakim dan St. Anna, kami menjadi orang yang reflektif dan kontemplatif sehingga kami semakin bijaksana dengan kemampuan untuk melihat dan mendengarkan yang lebih baik. Amin. -agawpr-

Sabtu, 26 Juli 2014 Peringatan Wajib St. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria

Sabtu, 26 Juli 2014
Peringatan Wajib St. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria

“O suami-istri bahagia, Yoakim dan Anna! Dari buah kedua tubuhmu kamu dikenal” (St. Yohanes Damasenus)
    
      
Antifon Pembuka

Marilah kita menghormati Santo Yoakim dan Santa Anna pada peringatan kelahiran mereka. Mereka telah menerima berkat dari Allah bagi segala bangsa.

Doa Pagi


Bapa yang Mahabaik, aku bersyukur atas teladan hidup St. Yoakim dan St. Anna. Mampukan aku hidup setia, terlebih bila aku mengalami kedukaan dan dapat saling membantu dan menghormati atas pilihan hidup sesamaku. Amin.
    
  Warisan paling mulia dan berharga yang layak dikenang oleh keturunan atau generasi penerus adalah kebaikan dan kebenaran hidup para pendahulu. Oleh karena itu ketika Tuhan masih memberikan waktu dan kesempatan selayaknya dilakukan sekarang taburan demi taburan benih-benih kebaikan dan kebenaran.
   
Bacaan dari Kitab Sirakh (44:1.10-15)
     
    
"Nama mereka hidup terus turun-menurun."
        
Kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para leluhur kita, menurut urut-urutannya. Mereka adalah orang-orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa; semua itu tetap disimpan oleh keturunannya sebagai warisan baik yang berasal dari mereka. Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan anak-anak mereka pun demikian pula keadaannya. Keturunan mereka akan lestari untuk selama-lamanya, dan kemuliaannya tidak akan dihapus. Dengan tenteram jenazah mereka dimakamkan, dan nama mereka hidup terus turun temurun. Kebijaksanaan mereka diceritakan oleh bangsa-bangsa, dan para jemaah mewartakan pujian mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam.
Ayat. (Mzm 132:11.13-14.17-18; R: Luk. 1:32a)
1. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya, “Seorang anak kandungmu akan Kukuduskan di atas takhtamu.” 
2. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, “Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.
3. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.
   
Anugerah terbesar dari Allah itu pemberian diri Anak-Nya yakni Yesus Kristus. Yang pada zaman dahulu hanya dapat diharapkan tetapi pada zaman sekarang Allah dapat dikenal melalui mata hati dan iman yang hadir dalam sabda, sakramen dan pengalaman sehari-hari.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:16-17)
   
"Banyak nabi dan orang saleh telah rindu melihat yang kamu lihat."
     
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada muruid-murid-Nya, “Berbahagialah matamu karena telah melihat, berbahagialah telingamu karena telah mendengar. Sebab, Aku berkata kepadamu: Banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin menengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 

Siapakah kita ini bila dibandingkan dengan “kebesaran nama” para nabi di hadapan Tuhan? Mereka menjadi penyambung lidah Allah. Karena tugas itu mereka banyak menanggung derita. Seolah lebih besar dari nabi, kita telah mendapat keistimewaan melihat dan mendengar Dia. Siapakah kita ini? Tetapi lebih dari itu, bagaimanakah cara kita bersyukur?
 
Doa Malam
  
Tuhan Yesus Kristus, aku bersyukur atas ajakan-Mu hari ini. Semoga aku semakin rela mendengarkan dan menjadikan sabda-Mu sebagai pola hidupku di tengah-tengah dunia yang semakin konsumeris ini. Sebab Engkaulah mercusuar bagi hidupku, kini dan sepanjang masa. Amin.

 
RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy