| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 01 November 2020 Hari Raya Semua Orang Kudus

Minggu, 01 November 2020
Hari Raya Semua Orang Kudus 

   
“…Para pengikut Kristus dipanggil oleh Allah bukan berdasarkan perbuatan mereka, melainkan berdasarkan rencana dan rahmat-Nya. Mereka dibenarkan dalam Tuhan Yesus, dan dalam Baptis iman sungguh-sungguh dijadikan anak-anak Allah dan ikut serta dalam kodrat ilahi, maka sungguh menjadi suci. Maka dengan bantuan Allah mereka wajib mempertahankan dan mengembangkan dalam hidup mereka kesucian yang telah mereka terima. Oleh rasul mereka dinasehati, supaya hidup “sebagaimana layak bagi orang-orang kudus” (Ef 5:3); supaya “sebagai kaum pilihan Allah, sebagai orang-orang Kudus yang tercinta, mengenakan sikap belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran” (Kol 3:12); dan supaya menghasilkan buah-buah Roh yang membawa kepada kesucian (lih. Gal 5:22; Rom 6:22). Akan tetapi karena dalam banyak hal kita semua bersalah (lih. Yak 3:2), kita terus-menerus membutuhkan belas kasihan Allah dan wajib berdoa setiap hari: “Dan ampunilah kesalahan kami” (Mat 6:12). Jadi bagi semua jelaslah, bahwa semua orang kristiani, bagaimanapun status atau corak hidup mereka, dipanggil untuk mencapai kepenuhan hidup kristiani dan kesempurnaan cinta kasih…” (Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, 40)   

Antifon Pembuka
       

Marilah kita semua bergembira dalam Tuhan sambil merayakan hari pesta untuk menghormati semua Orang Kudus; pada hari raya ini para malaikat pun turut bergembira dan bersama-sama memuji Putra Allah.

Gaudeamus omnes in Domino, diem festum celebrantes sub honore Sanctorum omnium: de quorum solemnitate gaudent angeli, et collaudant Filium Dei.

Let us all rejoice in the Lord, as we celebrate the feast day in honor of all the Saints, at whose festival the Angels rejoice and praise the Son of God 
   
Pada Misa Hari Raya Semua Orang Kudus ada Madah Kemuliaan dan Syahadat
     
Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, dalam perayaan kali ini kami kenangkan semua orang kudus yang mengimani dan mempercayakan dirinya kepada cinta kasih-Mu entah mereka itu terkenal entah tidak. Dengan para kudus itu kami telah Kau perkenankan dalam umat-Mu, dalam Gereja-Mu. Maka kami mohon dengan perantaraan mereka penuhilah doa keinginan kami dan perkenankanlah kami ikut serta dilimpahi belas kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Wahyu (7:2-4.9-14)     
    
"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya, mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa"
   
Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup. Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya, "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. Kemudian dari pada itu aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dengan suara nyaring mereka berseru, "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!" Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk yang ada disekeliling takhta itu. Mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah sambil berkata, "Amin! Puji-pujian dan kemuliaan, hikmat dan syukur, hormat, kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin! "Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu, dan dari manakah mereka datang?" Maka kataku kepadanya, "Tuanku, Tuan mengetahuinya!" Lalu ia berkata kepadaku, "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkan di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah palsu.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub. 
 
     
 

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-3)
 
"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."
  
Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita sungguh anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita ini sudah anak-anak Allah, tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata. Akan tetapi kita tahu bahwa, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah pada-Ku, kamu semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan membuat lega.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12a)
  
"Bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
   
Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang datang, Yesus mendaki lereng sebuah bukit. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya. Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, katanya, "Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
    
Tidak ada keraguan bahwa setiap orang ingin bahagia dalam hidup. Meskipun kita tahu bahwa ada kebahagiaan abadi di surga, namun kita juga mengharapkan kebahagiaan dalam hidup ini.

Jadi ketika kita ditanya apakah kita bahagia dengan hidup, itu akan tergantung pada bagaimana perasaan kita pada saat itu.

Jadi kebahagiaan, dalam pengertian umum, bisa berarti beruntung, disukai oleh keberuntungan, berada dalam keadaan yang menguntungkan, sejahtera, peristiwa berjalan dengan baik.
 
Hari ini ketika Gereja merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus, kita melihat para Orang Kudus merayakan kebahagiaan kekal di surga.

  Dijelaskan dalam web katolisitas.org pada artikel "Aku percaya akan Persekutuan Para Kudus" sebagai berikut: Dalam persekutuan para kudus, maka yang menjadi fokusnya adalah Kristus, karena Kristuslah yang menjadi kepala Tubuh Kristus dan kasih Kristus yang menyatukan seluruh anggota Gereja, baik yang masih mengembara di dunia ini, yang sedang dimurnikan di dalam Api Penyucian dan yang telah berjaya di Sorga (lih. KGK 954). Gereja yang satu mempunyai tiga status namun saling berhubungan, karena tidak ada yang dapat memisahkan kita semua dari kasih Kristus, entah penderitaan dan juga kematian (lih. Rom 8:38-39), sebab Gereja sebagai satu Tubuh Kristus, tidak terpisahkan dari Kepala-Nya yaitu Kristus (lih. Ef 4:16). Maka Gereja yang telah berada di Sorga dapat mengambil bagian dalam pengantaraan Kristus, dengan mendoakan Gereja yang berada di Api Penyucian dan Gereja yang masih berziarah di dunia agar dapat mencapai Sorga. Gereja yang di Api Penyucian dapat menerima dukungan doa-doa dari Gereja di dunia dan di Sorga. Dan Gereja di dunia ini dapat saling membantu -antara anggota-anggotanya, mendoakan Gereja yang masih berada di Api Penyucian dan juga memohon dukungan doa dari Gereja yang telah berjaya di Sorga. Katekismus Gereja Katolik menuliskannya sebagai berikut:

    KGK 954 Tiga status Gereja. “Hingga saatnya Tuhan datang dalam keagungan-Nya beserta semua malaikat, dan saatnya segala sesuatu takluk kepada-Nya sesudah maut dihancurkan, ada di antara para murid-Nya, yang masih mengembara di dunia, dan ada yang telah meninggal dan mengalami penyucian, ada pula yang menikmati kemuliaan sambil memandang ‘dengan jelas Allah Tritunggal sendiri sebagaimana ada-Nya'” (LG 49).
    “Tetapi kita semua, kendati pada taraf dan dengan cara yang berbeda, saling berhubungan dalam cinta kasih yang sama terhadap Allah dan sesama, dan melambungkan madah pujian yang sama ke hadirat Allah kita. Sebab semua orang, yang menjadi milik Kristus dan didiami oleh Roh-Nya, berpadu menjadi satu Gereja dan saling erat berhubungan dalam Dia” (LG 49).

    KGK 955 “Persatuan mereka yang sedang dalam perjalanan dengan para saudara yang sudah beristirahat dalam damai Kristus, sama sekali tidak terputus. Bahkan menurut iman Gereja yang abadi diteguhkan karena saling berbagi harta rohani” (LG 49).

    KGK 956 Doa syafaat para kudus. “Sebab karena para penghuni surga bersatu lebih erat dengan Kristus, mereka lebih meneguhkan seluruh Gereja dalam kesuciannya; mereka menambah keagungan ibadat kepada Allah, yang dilaksanakan oleh Gereja di dunia; dan dengan pelbagai cara mereka membawa sumbangan bagi penyempurnaan pembangunannya. Sebab mereka, yang telah ditampung di tanah air dan menetap pada Tuhan, karena Dia, bersama Dia, dan dalam Dia, tidak pernah berhenti menjadi pengantara kita di hadirat Bapa, sambil mempersembahkan pahala-pahala, yang telah mereka peroleh di dunia, melalui Pengantara tunggal antara Allah dan manusia yakni: Kristus Yesus. Demikianlah kelemahan kita amat banyak dibantu oleh perhatian mereka sebagai saudara” (LG 49). “Jangan menangis, sesudah saya mati saya akan lebih berguna bagi kamu dan akan menyokong kamu secara lebih baik daripada selama saya hidup” (Dominikus, dalam sakratul maut kepada sama saudara seserikat; bdk. Jordan dari Sachsen, lib. 93). “Saya akan mengisi kehidupan saya di surga dengan melakukan yang baik di dunia” (Teresia dari Kanak-kanak Yesus, verba).
   
Bagi orang-orang kudus, tidak ada berkat yang terselubung. Semuanya adalah berkat. Dan karena semuanya adalah berkat, mereka sudah mengalami kebahagiaan di bumi dan pada saat yang sama mereka merindukan kebahagiaan kekal di surga, dan kebahagiaan kekal itu adalah melihat Tuhan muka dengan muka dan berada di hadirat-Nya selamanya.

Itu adalah berkat tertinggi bagi para orang kudus. Karena mereka melihat diri mereka sebagai anak-anak Tuhan, dan mereka percaya bahwa Yesus menjanjikan berkat kepada mereka ketika mereka hidup dengan ajaran-Nya, mereka mewarisi berkat-berkat kekal mereka.

Yesus juga menjanjikan kita berkat yang sama. Tuhan telah memanggil kita untuk menjadi anak-anak-Nya dan Dia melimpahkan berkat-Nya kepada kita bahkan dalam hidup ini.

Marilah kita melihat setiap pengalaman, peristiwa, situasi, keadaan sebagai berkah, marilah kita bersyukur kepada Tuhan, dan kita akan bahagia dalam hidup ini dan juga di kehidupan selanjutnya. 
[RENUNGAN PAGI]
  
Kekudusan berawal dari hal-hal kecil dan sederhana yang dilakukan dengan motif kasih yang besar kepada Tuhan, karena “perbuatan kasih adalah jalan utama yang memimpin kita kepada Tuhan.” (St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus)
   
Antifon Komuni (Mat 5:8-10)

Berbahagialah orang yang suci hatinya sebab mereka akan memandang Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai sebab mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Blessed are the clean of heart, for they shall see God. Blessed are the peacemakers, for they shall be called children of God. Blessed are they who are persecuted for the sake of righteousness, for theirs is the Kingdom of Heaven.

Beati mundo corde, quoniam ipsi Deum videbunt: beati pacifici, quoniam filii Dei vocabuntur: beati qui persecutionem patiuntur propter iustitiam, quoniam ipsorum est regnum caelorum.

Sabtu, 31 Oktober 2020 Hari Biasa Pekan XXX

 

Sabtu, 31 Oktober 2020
Hari Biasa Pekan XXX

“Doa Rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi Kristiani yang terbaik dan paling berharga.” (St. Yohanes Paulus II)

Antifon Pembuka (Mzm 43:3)

Jiwaku haus akan Allah, Allah hidup! Bilakah aku boleh datang menghadap Allah?

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahabaik, orang yang datang menghadap-Mu dengan sederhana tak pernah dikecewakan. Engkau selalu mendengarkan bila kami sebut nama-Mu. Kami mohon perkenankanlah kami menyerupai Yesus yang sudi merendahkan diri untuk dapat menjunjung kami. Ia sudi menjadi cermin teladan kami dan jalan kehidupan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami,  yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin. 
   
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (1:18b-26)


"Bersukacita dalam iman."

Saudara-saudara, asal saja Kristus diwartakan, aku bersukacita karenanya. Dan aku akan tetap bersukacita sebab aku tahu, bahwa akhir dari semuanya ini ialah keselamatanku berkat doamu dan berkat pertolongan Roh Yesus Kristus. Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan, ialah bahwa dalam segala hal aku tidak mendapat malu. Kuharapkan bahwa seperti dahulu, sekarang pun Kristus dengan nyata dimuliakan dalam tubuhku baik oleh hidup maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup ialah Kristus dan mati keuntungan. Hidup di dunia bagiku berarti bekerja dan menghasilkan buah. Maka aku tidak tahu, mana yang harus kupilih. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama Kristus, karena ini memang jauh lebih baik. Tetapi demi kalian, lebih perlu aku tetap tinggal di dunia ini. Dalam keyakinan ini tahulah aku bahwa aku akan tetap tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kalian semua, supaya kalian makin maju dan bersukacita dalam iman. Dengan demikian kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, yaitu apabila aku kembali kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843.
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2.3.5bcd; R: 42:2, 2/4)
1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup! Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3. Bagaimana aku berjalan maju di tengah kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah di tengah suara sorak sorai dan nyanyian syukur, di tengah keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:29ab)
Terimalah beban-Ku dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
       
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:1.7-11)

"Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan."


Pada suatu hari Sabat Yesus masuk rumah seorang pemimpin orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat terhormat, Yesus lalu mengatakan perumpamaan berikut, “Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu. Jangan-jangan orang yang telah mengundang engkau dan tamu itu berkata kepadamu, ‘Berikanlah tempat itu kepada orang ini’. Lalu dengan malu engkau harus pindah ke tempat yang paling rendah! Tetapi apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata, ‘Sahabat, silakan duduk di depan’. Dengan demikian engkau mendapat kehormatan di mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus mengajarkan kerendahan hati. Rendah hati itu berarti lemah lembut. Rendah hati berarti tidak menonjolkan diri. Kerendahan hati erat kaitannya dengan penyerahan diri dan ketergantungan kepada Tuhan. Yesus merupakan teladan dalam kerendahan hati. Selama hidup-Nya di dunia ini, Yesus berjalan dalam kerendahan hati di tengah dunia yang dikuasai kesombongan dan keangkuhan. Orang yang gila hormat akan berpusat pada diri sendiri dan memakai orang lain sebagai sumber pengakuan bagi diri sendiri. Ini sering terlihat dalam sikap tidak tahu diri. Yesus mengecam sikap ini. Semoga kita semua belajar menjadi orang yang rendah hati, mendahulukan orang lain, serta mengusahakan kebaikan bagi sesama. Semoga kita memberi yang terbaik bagi sesama tanpa pamrih dan mencari pujian. Allah berkenan kepada orang-orang yang rendah hati, yang dalam kelemahannya mengandalkan pertolongan Tuhan.

Antifon Komuni (Flp 1:21)
 
Bagiku hidup adalah Kristus, dan mati suatu keuntungan. 
 


 
RENUNGAN PAGI

Jumat, 30 Oktober 2020 Hari Biasa Pekan XXX

 


Jumat, 30 Oktober 2020
Hari Biasa Pekan XXX
  
“Persatuan mereka yang sedang dalam perjalanan dengan para saudara yang sudah beristirahat dalam damai Kristus, sama sekali tidak terputus. Bahkan menurut iman Gereja yang abadi diteguhkan karena saling berbagi harta rohani” (LG 49). (Katekismus Gereja Katolik, 955)
     

Antifon Pembuka (Mzm 111:3-4)

Agung dan semarak karya Tuhan, keadilan-Nya tetap selamanya. Perbuatan-Nya yang agung pantas dikenang. Tuhan itu pengasih dan penyayang.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang Maharahim, kami bersyukur karena Putra-Mu telah rela menanggung kesalahan-kesalahan kami dan menderita demi keselamatan semua orang. Semoga Ia senantiasa menjiwai kami sehingga kami pun bersedia saling membantu untuk memanggul beban hidup kami masing-masing. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (1:1-11)
    

"Allah telah memulai karya baik di antaramu; Dia akan melanjutkannya sampai akhir pada hari Kristus Yesus."
    
Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi beserta para penilik jemaat dan diakon. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allh, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kalian. Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kalian. Dan setiap kali aku berdoa untuk kalian semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuan kalian dalam Berita Injil dari hari pertama hingga sekarang ini. Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, bahwa Dia yang telah memulai karya baik di antaramu, akan melanjutkannya sampai akhir pada hari Kristus Yesus. Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian tentang kalian semua, sebab kalian ada dalam hatiku. Kalian semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan berita Injil. Sebab Allahlah saksikubetapa dengan kasih mesra Kristus Yesus aku merindukan kalian. Dan inilah doaku: Semoga kasihmu semakin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian. Dengan demikian kalian dapat memilih yang baik, agar kalian suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus. Semoga kalian dipenuhi dengan buah kebenaran oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan.
Ayat. (Mzm 111:1-2.3-4.5-6)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Agung dan semaraklah pekerjaan-nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.
3. Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki, selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya. Kekuatan perbuatan-Nya Ia tujukan kepada umat-Nya, dengan memberikan kepada mereka milik pusaka para bangsa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:1-6)
    
"Siapakah yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur tidak segera menariknya keluar meski pada hari Sabat?"
    
Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua orang yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama. Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan Yesus. Lalu Yesus bertanya kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, "Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" Tetapi mereka semua diam saja. Lalu Yesus memegang tangan si sakit itu dan menyembuhkannya serta menyuruhnya pergi. Kemudian Ia berkata kepada mereka, "Siapakah di antara kalian yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur, tidak segera menariknya ke luar, meski pada hari Sabat?" Mereka tidak sanggup membantah-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Ada dua keluarga yang hidup dalam satu daerah. Mereka adalah buruh pabrik tembakau. Keluarga yang satu hidupnya sangat harmonis, baik dan menyenangkan. Kebahagiaan terpancar dari masing-masing anggota keluarga. Sedangkan keluarga yang satunya sangat kacau. Masing-masing saling menyalahkan. Bahkan keluarga ini ada di ambang perpecahan.

Keluarga bisa tetap utuh dan bahagia karena tiga kunci.

Pertama, saling percaya. Saling percaya akan mendorong setiap anggota keluarga menjadi dewasa dan tidak mudah curiga satu dengan yang lain. Tanpa ada saling percaya anggota keluarga tidak akan nyaman; bahkan orang tidak akan betah tinggal di rumah. Biasanya, orang lantas berusaha untuk mencari kesibukan di luar rumah supaya tidak bertemu dengan anggota keluarga lainnya. “Untuk apa pulang ke rumah kalau hanya ada kemarahan dan rasa jengkel?” gerutu seorang anak muda, suatu hari.

Kedua, saling terbuka. Sesuatu yang membuat hati, pikiran dan perasaan tidak nyaman, bisa diselesaikan dengan saling terbuka. Ada kesempatan untuk duduk bersama antar anggota keluarga dalam suasana keterbukaan. Dalam suasana itu mereka bisa melakukan koreksi antar anggota keluarga, koreksi yang saling membangun antar anggota keluarga. Orangtua mengoreksi anak, demikian pula sebaliknya. Antara suami dan isteri juga perlu saling mengoreksi demi keutuhan dan keharmonisan keluarga. Demikian juga antar anak sebagai saudara kandung juga saling mengoreksi. Niscaya suasana kekeluargaan dan persaudaraan akan dirasakan oleh masing-masing anggota keluarga.

Ketiga, saling mencintai dan bersaudara. Hukum dan aturan itu perlu dalam hidup bersama. Dalam hidup berkeluarga juga ada aturan dan hukum, meskipun sering tidak tertulis. Aturan dan hukum itu tidak menjadi hal yang mendesak dan harus diutamakan kalau ada hal yang lebih penting menyangkut keselamatan anggota keluarga. Karena itu Yesus berkata, “Siapakah di antara kalian yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur, tidak segera menariknya keluar, meski pada hari Sabat?” (Luk 14:5).

Hukum paling utama yang harus melandasi kehidupan keluarga adalah cinta kasih. “Jika ada cinta kasih, hadirlah Tuhan” (Puji Syukur, No. 498). (Cafe Rohani) 
    
“Jiwa-jiwa orang-orang saleh yang wafat juga tidak terpisahkan dari Gereja, yang bahkan sekarang ini adalah Kerajaan Kristus. Jika tidak, tidak akan ada kenangan akan mereka di altar Tuhan dalam penyampaian komuni Tubuh Kristus.” (St. Augustine of Hippo, The City of God (Book XX), 20:9:2, A.D. 419);

Kamis, 29 Oktober 2020 Hari Biasa Pekan XXX

 

Kamis, 29 Oktober 2020
Hari Biasa Pekan XXX
 
“Kesalahan-kesalahan yang kita lakukan hanyalah bagaikan butiran-butiran pasir di hadapan gunung kerahiman Allah yang Mahabaik” (St. Yohanes Maria Vianey)
 

Antifon Pembuka (Mzm 144:1)
 
Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajak tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
 
Doa Pembuka
 

Allah Bapa kami di surga, sudilah datang menyampaikan sabda dan memberi kami kekuatan. Semoga Roh-mu mengajar kami tentang kebenaran dan keadilan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.   
     

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (6:10-20) 
    
"Kenakanlah perlengkapan senjata Allah agar kalian dapat bertahan."
      
Saudara-saudara, hendaklah kalian kuat dalam Tuhan, dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis. Sebab perjuangan kita bukanlah melawan manusia, melainkan melawan pemerintah dan penguasa, melawan para penghulu dunia gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri sesudah menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap berikatpinggangkan kebenaran, berbajuzirahkan keadilan dan kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera. Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kalian akan dapat memadamkan semua panah api si jahat. Terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu sabda Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu dalam Roh dan berjaga-jagalah dalam doamu itu dengan permohonan terus-menerus untuk segala orang kudus. Berdoalah juga untuk aku, supaya tiap kali membuka mulutku, aku dikaruniai perkataan yang tepat. Berdoalah, agar aku dengan berani mewartakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya aku menyatakannya dengan berani, sebagaimana seharusnya aku berbicara.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku!
Ayat. (Mzm 144:1.2.9-10)

1. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu, dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 13:35, Mrk 11:10) 
Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
        


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:31-35)  
  
"Tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem." 
    
Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus, “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Pergilah, dan katakanlah kepada si serigala itu, ‘Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang pada hari ini dan esok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan esok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya sorang nabi dibunuh di luar Yerusalem’. Yerusalem, Yerusalem, engkau membunuh nabi-nabi dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap, tetapi kalian tidak mau. Sungguh, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi! Tetapi Aku berkata kepadamu: Kalian tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kalian berkata, ‘Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan

 


Sebanyak apapun Setan menghasut dan menggoda orang lain untuk berbuat dosa, instrumen dan operasinya dapat menjalankan misinya dengan begitu kejam sehingga mereka hampir dapat memberikan neraka kepada kita.

Dan pada gilirannya kita bisa menyerah pada taktik si jahat dengan menghadapi orang-orang yang melakukan kejahatan kepada kita dan kita melawan api dengan api sehingga semua terbakar api, dengan si jahat tertawa dari jauh.

Itulah mengapa bacaan pertama memberitahu kita untuk mengenakan perlengkapan senjata Tuhan untuk melawan taktik iblis.

Dan itu berarti menyadari bahwa bukan melawan musuh manusia yang harus kita perjuangkan, tetapi melawan kekuatan kegelapan, pasukan roh jahat.

Itulah sebabnya kita harus bergantung pada perlengkapan senjata Tuhan, atau kita tidak akan dapat melakukan perlawanan apa pun ketika yang terburuk terjadi, atau memiliki sumber daya yang cukup untuk bertahan.

Jadi melawan instrumen manusia dan operasi si jahat ini, kita harus berdoa sepanjang waktu dan meminta bimbingan Roh Kudus dan membantu untuk melihat bagaimana si jahat memanipulasi mereka untuk melakukan kejahatan dan menyebabkan kita berdosa.

Di dalam Injil, ketika beberapa orang Farisi tampaknya memperingatkan Yesus bahwa Herodes berniat untuk membunuhnya, Dia tahu siapa yang menghasut Herodes untuk niat jahat ini. Yesus bisa melihat taktik iblis di balik niat Herodes.

Semoga kita selalu berdoa dan meminta Roh Kudus untuk menjadi Penolong kita dan menjaga kita dari si jahat dan tidak jatuh ke dalam perangkap taktik jahatnya.

Marilah kita juga berdoa bagi mereka yang berada di bawah kuasa si jahat agar mereka dibebaskan dari kuasanya dan berpaling dari kejahatan dan mulai berbuat baik.

Antifon Komuni (Mzm 144:1)
 
Terpujilah Tuhan, Pelindungku, yang mengajar tanganku bertempur dan lenganku berperang. 
 
Doa Malam

Yesus, ampunilah aku, jika pada hari ini aku telah melukai hati-Mu dengan pikiran, perkataan dan perbuatanku. Aku menyesal kesalahanku ini. Bimbinglah aku kembali ke jalan yang benar, jalan yang membawa kepada keselamatan abadi. Amin.
 
   

RENUNGAN PAGI

Rabu, 28 Oktober 2020 Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul

 

Rabu, 28 Oktober 2020
Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul

“Tugas para rasul jugalah untuk membawa orang berdosa kepada pertobatan” (St. Sirilus dari Aleksandria)
  

Antifon Pembuka
  
Merekalah orang suci, yang dipilih Tuhan dalam cinta sejati. Mereka dimahkotai kemuliaan abadi, dan Gereja disinari ajaran mereka.

Isti sunt viri sancti, quos elégit Dóminus in caritáte non ficta, et dedit illis glóriam sempitérnam.
 
These are the holy men whom the Lord chose in his own perfect love; to them he gave eternal glory.
       
  
Pada Misa hari ini ada Madah Kemuliaan
      
Doa Pembuka
    
Ya Allah, pada Pesta Santo Simon dan Yudas ini, Engkau telah melimpahkan sukacita yang sejati. Berkatilah kami sebagai Umat Allah agar selalu hidup sesuai dengan panggilan kami, serta berani memberi kesaksian tentang penyelenggaraan-Mu, kekudusan dan kebaikan-Mu. Peliharalah kami supaya tetap bersatu dengan Putra-Mu, dan mengabdi kepada-Mu dengan setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
        
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (2:19-22)
  
Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan, di tengah umat kumuliakan
atau Di seluruh dunia bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lh.5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.
   
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.
        
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:12-19)
     
Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka itu ialah: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, Andreas saudara Simon, Yohanes dan Yakobus, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya, dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
 


Beberapa tulisan Kristen kuno mengatakan bahwa St. Simon dan St. Yudas pergi bersama sebagai misionaris ke Persia, dan menjadi martir di sana.

Ini mungkin menjelaskan kurangnya informasi sejarah tentang mereka dan juga mengapa hari raya mereka biasanya disatukan.

Bahkan catatan Injil tidak banyak berbicara tentang mereka.

St. Simon disebut Zelot mungkin karena patriotisme dan nasionalismenya.
  
Santo Yudas secara tradisional digambarkan membawa gambar Yesus di tangan atau dekat dadanya, yang menurut beberapa catatan, digunakan untuk memberitakan Kabar Baik

Doa devosi kepada St. Yudas membantu orang-orang, terutama para imigran yang baru tiba dari Eropa ke AS, menghadapi tekanan yang disebabkan oleh Depresi Besar dan Perang Dunia II serta perubahan politik dan ekonomi dan sosial lainnya.

St. Yudas juga dipanggil sebagai santo pelindung kasus-kasus putus asa.

Jadi meskipun kita mungkin tidak tahu banyak tentang fakta sejarah dari kedua orang kudus ini, kita tahu bahwa mereka berdoa untuk kita.

Kita juga meminta bantuan kepada mereka dalam kebutuhan kita, terutama dengan perantaraan St. Yudas.

Mereka juga mengingatkan kita bahwa kita harus tetap beriman kepada Yesus dan selalu percaya kepada-Nya.

Mereka bahkan menyerahkan nyawa mereka bagi Yesus untuk bersaksi kepada-Nya.

Semoga kita juga mengedepankan kebutuhan kita melalui perantaraan St. Simon dan St. Yudas, dan semoga kita juga mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan dalam Misa ini.


Antifon Komuni (bdk. Yoh 14:23)

Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku, demikianlah firman Tuhan; dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
 
Si quis díligit me, sermónem meum servábit, dicit Dóminus et Pater meus diligent eum, et ad eum veniémus, et mansiónem apud eum faciémus.
 
Whoever loves me will keep my word, says the Lord; and my Father will love him, and we will come to him, and make our home with him.
    
Doa Malam
  
Yesus, Engkau telah memilih aku menjadi murid-Mu. Engkau telah menyembuhkan segala luka hatiku, terlebih luka karena dosa. Semoga aku setia mengabdi-Mu sampai akhir hayatku. Amin.
     
 
 
  

RENUNGAN PAGI

Selasa, 27 Oktober 2020 Hari Biasa Pekan XXX

 

Selasa, 27 Oktober 2020
Hari Biasa Pekan XXX

“Terimalah apa pun yang Yesus berikan; dan berikanlah apa pun yang Ia minta, dengan senyum yang lebar.” (St. Teresa dari Kalkuta)


Antifon Pembuka (Luk 13:21)

Kerajaan Allah itu seumpama ragi yang diambil seorang ibu, dan dicampur dengan terigu tiga takar sehingga seluruhnya beragi.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Maha Pengasih, taburkanlah kiranya sabda-Mu di seluruh dunia dan perkenankanlah kami menghasilkan buah, buah cinta kasih dan keadilan karena Dia yang telah berkenan memanggul dosa kami dan membebaskan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:21-33)

"Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."

Saudara-saudara, hendaknya kalian saling merendahkan diri dalam takwa kepada Kristus. Para isteri hendaknya tunduk kepada suaminya, seolah-olah kepada Tuhan. Sebab suami adalah kepala isteri, sebagaimana Kristus adalah kepala atas Gereja. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, begitu pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suaminya dalam segala hal. Para suami hendaknya mengasihi isterinya sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat, dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya setelah menyucikannya dengan air dan firman. Maksudnya ialah supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi kudus dan tidak bercela. Demikian pula suami harus mengasihi isterinya seperti tubuhnya sendiri; maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tak pernah orang membenci tubuhnya sendiri. Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Karena itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan Gereja. Bagaimanapun juga bagi kalian masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri, dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang sederhana.

Kerajaan Allah itu berciri dinamis, bukan statis. Ia bagaikan sesuatu yang kecil, sederhana, namun bisa terus berkembang sehingga membawa banyak pengaruh dan manfaat besar dalam kehidupan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)

"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.” Dan Yesus berkata lagi, “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Semua hal di bumi ini, hidup atau tidak, mengikuti dan mematuhi hukum alam. Hukum alam inilah yang memberi keteraturan dan bahkan keindahan pada ciptaan.

Tetapi jika hukum alam ini tidak diikuti, maka akibatnya adalah kekacauan dan kebingungan.

Matahari terbit di timur dan terbenam di barat. Jika ia melakukan sebaliknya dan naik ke arah mana pun yang diinginkannya atau memutuskan untuk berhenti kapan pun ia mau, maka akan ada kekacauan total.

Demikian pula, jika gunung memutuskan untuk pindah dan pepohonan memutuskan untuk mencabut dan bergerak, kita tidak berani lagi memikirkan bagaimana hidup di dunia ini.

Oleh karena itu, ketika Yesus berbicara tentang kerajaan Allah dan menggunakan gambaran biji sesawi dan ragi, Ia juga mengatakan bahwa semua ciptaan tunduk pada hukum alam Allah dan dengan itu ada keteraturan dan keindahan dalam ciptaan.

Itu juga menjadi pengingat bagi kita yang diberi dengan akal dan kemauan, bahwa ketika kita mengikuti hukum kehidupan yang telah Tuhan berikan kepada kita maka akan ada juga keteraturan dan keindahan dalam hidup kita.

Namun, dengan kehendak bebas dan kebebasan memilih, kita menentukan apakah akan ada keteraturan atau ketidakteraturan, keindahan atau tragedi dalam hidup kita.

Oleh karena itu, baris pertama dari bacaan pertama memberi tahu kita apa yang seharusnya menjadi aturan hidup kita -
saling merendahkan diri dalam takwa kepada Kristus.
  
Ya, dalam ketaatan kepada Kristus dan hukum kasih-Nya kita merendahkan diri dan membiarkan orang lain pergi sebelum dan di depan kita dan bahkan di atas kita.

Itu adalah hukum kehidupan; itulah hukum cinta; marilah kita mengikutinya dan akan ada keteraturan dan keindahan dalam hidup kita.


Antifon Komuni (Luk :13:19)
 
Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil orang dan ditaburkan di kebunnya. Biji ini tumbuh dan menjadi pohon, sehingga unggas di udara dapat bersarang di ranting-rantingnya. 
 
Doa Malam

Allah Bapa Yang Mahabaik, jadikanlah aku yang kecil dan hina ini, ibarat biji yang tumbuh menjadi pohon dan mampu menaungi sesama dan membawa rasa aman. Semoga hidupku berarti dan menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Mu, sepanjang segala masa. Amin.


RENUNGAN PAGI

Senin, 26 Oktober 2020 Hari Biasa Pekan XXX

 

Senin, 26 Oktober 2020
Hari Biasa Pekan XXX
  
Berjalanlah dengan kakimu di bumi, tetapi hatimu di surga. (St. Yohanes Bosko)
    

Antifon Pembuka (Ef 4:32)

Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
  
Doa Pembuka

 
Allah Bapa kami di surga, berkatilah kami dengan sabda-Mu dan jadikanlah kami orang yang mewujudkan cinta kasih-Mu kepada manusia di dalam tingkah laku kami, berkat Yesus Putra-Mu terkasih, yang membimbing kami menempuh jalan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:32-5:8)
       
      
"Hiduplah dalam cinta kasih seperti Kristus."
         
Saudara-saudara, hendaklah kalian bersikap ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih sayang dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kalian dalam Kristus. Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan dan hiduplah dalam kasih sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kalian, dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai kurban dan persembahan yang harum mewangi bagi Allah. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan, disebut saja pun jangan di antara kalian sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus; demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau sembrono, karena hal-hal itu tidak pantas. Sebaliknya ucapkanlah syukur! Ingatlah baik-baik: Orang sundal, orang cabul, atau orang serakah, artinya penyembah berhala, semua itu tidak mendapat bagian dalam kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kalian disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kalian berkawan dengan mereka. Memang dahulu kalian adalah kegelapan, tetapi sekarang kalian adalah terang di dalam Tuhan. Karena itu hiduplah sebagai anak-anak terang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah


Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau Jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
  
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 17:17b.a) 
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran; kuduskanlah kami dalam kebenaran.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:10-17)
      
"Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari Sabat?"
         
Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat. Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh. Ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat wanita itu dipanggil-Nyalah dia. Lalu Yesus berkata, "Hai Ibu, penyakitmu telah sembuh." Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan, dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Lalu ia berkata kepada orang banyak, "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu dari hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya, "Hai orang-orang munafik, bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat dan membawanya ke tempat minum? Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis. Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu karena dia keturunan Abraham?" Waktu Yesus berbicara demikian, semua lawan-Nya merasa malu, sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia yang telah dilakukan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
    
  
   Untuk memiliki postur tubuh yang baik, punggung harus lurus dan kepala tegak serta menatap lurus.

Jadi jika kita mendapati diri kita selalu melihat ke tanah atau lantai, itu berarti kita perlu menegakkan tubuh. Juga kita tidak bisa melihat lurus namun sedang membungkuk.

Dalam Injil, kita mendengar tentang seorang wanita yang membungkuk sampai punggungnya. Sulit membayangkan apa itu membungkuk sampai punggung.

Tapi apa pun itu, bisa dipastikan bahwa wanita yang terlihat jujur ​​itu akan membutuhkan banyak usaha. Tak perlu dikatakan, baginya untuk melihat ke atas hampir seperti tidak mungkin.

Jadi selama delapan belas tahun lamanya, wanita itu berada dalam kondisi seperti itu. Tak pelak orang akan menghindarinya karena penampilan ini dan beberapa orang akan berpikir bahwa itu adalah semacam penderitaan spiritual.

Namun terlepas dari semua penderitaan ini, wanita itu tetap mempertahankan keyakinannya. Dia ada di sana di sinagoga tempat Yesus berkhotbah.

Yesus melihatnya, dan juga melihat imannya meskipun dia menderita, dan Dia menyembuhkannya. Dan segera dia berdiri tegak dan dia memuliakan Tuhan.

Punggung kita mungkin tidak bungkuk dan kita bahkan mungkin memiliki postur tubuh yang baik. Tetapi pada saatnya, masalah hidup membuat mata kita menunduk dan kita tidak melihat lebih dari masalah kita.

Tetapi seperti wanita dalam Injil, marilah kita tetap percaya kepada Tuhan dan tetap percaya bahwa Yesus akan mengangkat mata dan hati kita untuk melihat keajaiban Tuhan.

Dan semoga kita juga membantu orang lain untuk mengangkat mata dan hati mereka kepada Tuhan. Lebih dari sekedar postur tubuh yang baik, kita membutuhkan iman yang kuat untuk tetap berharap dan percaya dan membantu orang lain untuk berharap dan percaya pada kasih Yesus yang menyelamatkan dan menyembuhkan.(RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Ef 5:8)

Dahulu kalian adalah kegelapan, tetapi kini terang di dalam Tuhan. Karena itu hiduplah sebagai putra dan putri terang.

Minggu, 25 Oktober 2020 Hari Minggu Biasa XXX

 

Minggu, 25 Oktober 2020
Hari Minggu Biasa XXX

Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan iman” (Rm16:26 ; lih. Rm1:5 ; 2Kor10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan” dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. (Dei Verbum, 5)

Antifon Pembuka (Mzm 105:3-4)
 
Bersukacitalah hati orang yang mencari Tuhan! Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
 
Let the hearts that seek the Lord rejoice; turn to the Lord and his strength; constantly seek his face.
 
Lætetur cor quærentium Dominum: quærite Dominum, et confirmamini: quærite faciem eius semper.
   

 
Doa Pembuka


Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah, yang mahaagung, dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (22:21-27)
       
   
"Jika kamu menindas seorang janda atau anak yatim, maka murka-Ku akan bangkit, dan Aku akan membunuh kamu."
 
Beginilah firman Tuhan, "Janganlah orang asing kautindas atau kautekan, sebab kamu pun pernah menjadi orang asing di tanah Mesir. Seorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas. Jika engkau sampai menindas mereka ini, pasti Aku akan mendengarkan seruan mereka. Jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring. Maka murka-Ku akan bangkit, dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga istrimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim. Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, yakni orang yang miskin di antaramu, janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih utang terhadap dia; dan janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya. Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya sebelum matahari terbenam, sebab hanya itu sajalah penutup tubuhnya, hanya itulah pembalut kulitnya; jika tidak, pakai apakah ia pergi tidur? Maka, apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya sebab Aku ini pengasih."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

  
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 839
Ref. Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan. Hidupku 'kan menjadi aman dalam lindungan-Nya
Ayat. (Mzm 18:2-3a.3bc.47.51ab; Ul: 2)
1. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku; ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatku.
2. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat dari para musuhku.
3. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku, Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1Tes 1:5c-10)
      
"Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah dan menantikan kedatangan Anak-Nya."
       
Saudara-saudara, kamu tahu bagaimana kami bekerja di antara kamu demi kepentinganmu. Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman Tuhan dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya. Di mana-mana telah tersiar kabar tentng imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah berbicara lagi tentang hal itu. Sebab mereka sendiri bercerita tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar, serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:34-40)
   
"Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
    
Ketika orang-orang Farisi mendengar bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia, "Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?" jawab Yesus kepadanya, "Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

   
 Ada permainan papan yang biasa dimainkan anak-anak di masa lalu, tapi permainan papan itu sepertinya tidak ada sekarang. Mungkin itu punah dengan mainan berteknologi tinggi seperti Xbox dan PlayStation.

Permainan papan itu disebut “Ular Tangga”, yang disediakan untuk anak-anak masa lalu, kesenangan dan kegembiraan sederhana.

Ini sebenarnya adalah permainan yang sangat sederhana. Di papan permainan ada kotak-kotak bernomor dan grid. Sejumlah "tangga" dan "ular" digambarkan di papan, masing-masing menghubungkan dua kotak papan tertentu. Tujuan permainan ini adalah untuk menavigasi chip permainan seseorang, menurut gulungan dadu, dari awal (kotak bawah) hingga akhir (kotak atas), dibantu atau dihalangi oleh tangga dan ular.

Jadi setiap pemain memiliki chip berwarna dan dia melanjutkan dengan melempar dadu. Jika dia beruntung, dia akan mencapai ujung sebuah tangga dan kemudian dia akan naik banyak kotak. Tetapi jika dia kebetulan mencapai kotak yang di dalamnya terdapat kepala ular, maka dia akan meluncur ke bawah sampai ke ujung ekornya.

Permainan itu disediakan untuk anak-anak masa lalu, sumber kesenangan dan kegembiraan sederhana. Permainan ini adalah kontes balapan sederhana yang didasarkan pada keberuntungan belaka.
 
Tetapi permainan ini tampaknya berakar pada pelajaran moralitas, di mana kemajuan pemain ke atas papan mewakili perjalanan hidup yang rumit oleh kebajikan (tangga) dan kejahatan (ular).
 
Dalam Injil, orang Farisi mungkin tidak tahu tentang permainan “Ular Tangga”, tetapi yang mereka mainkan adalah permainan “ular dan kesalahan”. Itu karena Injil menyebutkan tentang orang Farisi yang berkumpul untuk membingungkan Yesus.

Mengganggu adalah membuat seseorang kesal, membuat seseorang bingung sehingga dia akan membuat kesalahan. Orang Farisi ingin Yesus membuat kesalahan, lalu seperti ular mereka akan menelannya. Tidak heran jika Yohanes Pembaptis menyebut mereka “kalian para ular berbisa”.

Mereka tidak hanya ingin membuat Yesus bingung, mereka bahkan ingin menjebak Dia untuk menyingkirkan Dia. Ini terlihat jelas ketika pada kesempatan lain mereka meminta Dia untuk mengumumkan penilaian atas wanita yang berzina dan juga tentang masalah membayar pajak kepada Kaisar.

Kali ini, mereka ingin melihat apakah Yesus mengetahui hal-hal-Nya dengan mengajukan pertanyaan yang tampaknya sepele: Manakah perintah terbesar dalam Hukum?

Itu adalah pertanyaan yang sepele karena seolah mereka tidak tahu, jadi sangat jelas bahwa orang Farisi mencoba untuk membuat bingung Yesus. Dan di sini, Yesus menunjukkan sekali lagi bagaimana Dia dapat mengubah motif tersembunyi menjadi sesuatu yang positif.

Yesus tidak membuat diri-Nya tenggelam dalam detail-detail kecil dari Hukum. Sebaliknya Dia memberikan gambaran besar tentang Hukum; Dia memberi yang fundamental, hakikat hukum.

Itu sangat sederhana namun begitu mendalam:
"Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 
   
Untuk pertanyaan membingungkan yang dimaksudkan untuk mengganggu dan meresahkan Dia, Yesus memberikan jawaban, dan jika orang Farisi memikirkannya dengan serius, jawaban yang akan membuat mereka gemetar.

Karena melekat pada hukum mencintai Tuhan dan mencintai sesama, ada kata “harus”. Ini adalah kata yang serius, perintah, perintah, dan sebenarnya tidak memberi kita pilihan.

Jadi tanpa membukanya secara langsung, Yesus secara tidak langsung bertanya kepada orang-orang Farisi, apakah yang mereka lakukan adalah karena cinta kepada Tuhan, dan karena cinta kepada sesama yang berdiri di sana di hadapan mereka dan yang mereka coba ganggu.

Jika orang Farisi memikirkannya dengan serius, mereka akan gemetar. Karena mereka seperti ular yang menunggu untuk menelan Yesus jika Dia meraba-raba.

Namun, Yesus tidak memainkan permainan ular kecil mereka. Sebaliknya, Dia mengulurkan kepada mereka sebuah tangga, tangga cinta, untuk membantu mereka naik dari motif tersembunyi mereka dan niat jahat mereka, ke tingkat perintah cinta.

Dan bagi kita yang mendengarkan apa yang Yesus katakan dalam Injil, Dia juga mengulurkan kepada kita tangga kasih.

Karena kita juga telah memainkan permainan ular kecil itu, permainan untuk membingungkan orang lain, menyesatkan orang lain, mendiskreditkan orang lain, menipu orang lain, menggunakan orang lain. Oh ya, mungkin kita telah memainkan semua permainan ini, dan mungkin masih memainkan permainan-permainan ini.

Apalagi ketika keamanan dan kenyamanan kita terancam di masa pandemi covid-19 dimana ekonomi sulit. Dan dengan ketakutan akan ketidakamanan, kita mulai dengan egois menjaga kelangsungan hidup kita. Kita menjadi seperti ular yang akan menggigit siapa pun yang menghalangi atau tampak mengancam kita.

Jadi kita, sebagai umat Tuhan, bagaimana kita akan menanggapi faktor eksternal yang tampaknya membuat kita bingung? Apakah kita akan membiarkan situasi eksternal membuat kita meraba-raba dan jatuh dan ditelan oleh ular ketakutan dan ketidakamanan?

Nah, Yesus menunjukkan kepada kita bagaimana Dia mengubah situasi yang membingungkan menjadi pengingat akan kasih dan keselamatan. Dia mengubah permainan kejahatan menjadi ajaran kebajikan.

Ada ular-ular jahat yang bisa kita taklukkan dan ditelan oleh keburukan di sekitar kita. Namun, Yesus ada di sini untuk menopang kita tangga cinta. Dengan tangga cinta, kita bisa keluar dari ketakutan dan rasa tidak aman kita

Jadi di manakah tangga cinta ini, dan bagaimana kita akan menaiki tangga cinta ini. Nah, ini bisa jadi caranya:

Orang sering kali tidak masuk akal, tidak logis dan egois;
Maafkan mereka
Jika Anda baik hati, orang mungkin menuduh Anda egois, motif tersembunyi; tetaplah baik
Jika Anda berhasil, Anda akan mendapatkan beberapa teman palsu dan beberapa musuh sejati; berhasil pula
Jika Anda jujur ​​dan terus terang, orang mungkin menipu Anda; tetap jujur ​​dan terus terang
Apa yang Anda bangun selama bertahun-tahun, seseorang dapat menghancurkannya dalam semalam; membangun
Jika Anda menemukan ketenangan dan kebahagiaan, orang mungkin cemburu; berbahagialah
Kebaikan yang Anda lakukan hari ini, orang akan sering melupakan hari esok; lakukan dengan baik
Berikan dunia yang terbaik yang Anda miliki, dan itu mungkin tidak pernah cukup; berikan dunia yang terbaik yang Anda miliki

Jadi kita hanya harus terus menaiki tangga cinta sehingga saat kita mendaki menuju Tuhan, kita juga akan bisa mencintai sesama kita seperti yang Yesus perintahkan kepada kita.

Mengasihi Tuhan dan mencintai sesama tentunya bukanlah sebuah permainan. Dan Injil adalah satu-satunya cerita di mana pahlawan mati untuk penjahat.

Dengan kata lain, Juruselamat mati untuk orang berdosa, sehingga orang berdosa bisa mulai mengasihi. Jadi marilah kita mengasihi Tuhan dan sesama agar kisah Injil terus berlanjut dalam hidup kita.

    
“Konsili suci mengajarkan juga bahwa bahkan jika kadang terjadi bahwa seseorang memiliki pertobatan yang disempurnakan oleh kasih dan telah berdamai dengan Tuhan sebelum menerima sakramen, maka berdamainya ia dengan Tuhan tidak menjadi bagian dari pertobatannya, tetapi kehendak yang kuat akan sakramen inilah yang termasuk dalam pertobatannya.” (Konsili Trente, De Sacramento paenintentiae, ch.4).
 
RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy