| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu"

Rabu, 30 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVII
  
Yer. 15:10,16-21; Mzm. 59:2-3,4-5a,10-11,17-18; Mat. 13:44-46.

"Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu"

Yesus mengumpamakan Kerajaan Sorga dengan harta dan mutiara yang sangat berharga. Maka, bagi kita orang beriman, jelas bahwa harta dan mutiara kita yang paling berharga tidak lain adalah Tuhan sendiri, yang bertahta dalam Kerajaan Sorga. Namun, bukan Kerajaan Sorga yang ada di awang-awang sana, tetapi Kerajaan Sorga yang hadir di tengah-tengah kita, sebagaimana kita mohon "datanglah Kerajaan-Mu". Tuhan kita bukanlah Tuhan yang jauh tetapi Tuhan yang dekat dan terlibat dalam kehidupan kita. Memang, meskipun dekat dengan kita, Tuhan itu tersembunyi seperti harta yang terpendam atau seperti mutiara yang harus dicari. Ada kalanya, kita dapat dengan mudah menemukan-Nya begitu saja, seperti halnya petani yang menemukan harta terpendam. Namun, seringkali kita harus mencarinya, mungkin cukup lama dan dengan bersusah bayah, baru bisa menemukan seperti padagang yang mencari mutiara yang indah. Dengan menemukannya,itu pun kita tidak otomatis memilikinya. Untuk dapat memilikinya, kita harus berani mengorbankan apa yang kita miliki, seperti halnya petani dan pedagang yang setelah menemukan harta dan mutiara yang dicarinya, kemudian menjual seluruh miliknya sehingga mereka dapat membeli harta dan mutiara tersebut. Demikian pula, untuk menjadikan Tuhan sebagai harta dan mutiara yang paling berharga dalam hidup kita, kita pun harus mau berkorban. Mengorbankan waktu kita untuk sujud menyembah kepada Tuhan dalam doa-doa kita dan mengabdi-Nya dalam pelayanan kepada sesama. Juga mengorbankan keingingan dan kehendak kita, lebih-lebih keegoisan kita, untuk diganti dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian, kita diajak untuk hidup seperti Paulus, "aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Gal 2:20).

Doa: Ya Bapa, Engkau telah mengorbankan Putera tunggal-Mu untuk kami. Semoga kami pun rela berkorban demi mendapatkan harta dan mutiara yang paling berharga, yakni Engkau sendiri. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy