Rabu, 17 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIV
Hendaknya pedang Roh, yaitu firman Allah, diam berlimpah-limpah dalam mulut dan hatimu. (St. Albertus dari Yerusalem)
Antifon Pembuka (1Kor 12:7.8a)
Cinta
kasih menerima segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu,
mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Cinta
kasih tidak berkesudahan.
Doa Pagi
Allah Bapa yang
Mahapengasih, karena cinta kasih-Mu yang teramat agung, hidup kami Kau
beri arti yang begitu dalam. Tunjukkanlah selalu kepada kami jalan yang
harus kami tempuh, yakni jalan terang-Mu sendiri, Putra-Mu terkasih
Tuhan kami Yesus Kristus yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:31-13:13)
Saudara-saudara,
berusahalah memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku
menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat
berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi tidak
mempunyai kasih, aku seperti gong yang bergaung atau canang yang
gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat dan aku tahu
segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan; sekalipun aku
memiliki iman sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tidak
mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku
membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan
tubuhku untuk dibakar, tetapi tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak
ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar, murah hati dan tidak cemburu.
Kasih tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak bertindak kurang
sopan. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah
dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas
kelaliman, tetapi atas kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya
akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung
segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa
roh akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita
tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi bila yang sempurna
tiba, hilanglah yang tidak sempurna. Ketika masih kanak-kanak, aku
berbicara seperti kanak-kanak, mereka seperti kanak-kanak, dan berpikir
seperti kanak-kanak pula. Tetapi sekarang, setelah menjadi dewasa, aku
meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang ini kita melihat gambaran
samar-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari muka ke muka.
Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti aku akan
mengenal secara sempurna sebagaimana aku sendiri dikenal. Demikianlah
tinggal ketiga hal ini: iman, harapan dan kasih. Namun yang terbesar di
antaranya ialah kasih!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik-Nya.
Ayat. (Mzm 33:2-3.4-5.12.22)
1.
Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan
gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah
kecapi baik-baik mengiringi sorak-sorai.
2. Sebab firman Tuhan itu
benar, segala sesuatu dikerjakan-nya dengan kesetiaan. Ia senang pada
keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3.
Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah
menjadi milik pusaka-Nya! Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai
kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:31-35)
Sekali
peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak, “Dengan apakah akan
Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini? Mereka sama dengan anak-anak
yang duduk di pasar dan berseru-seru. ‘Kami meniup seruling bagimu,
tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian
tidak menangis.’ Sebab ketika Yohanes Pembaptis datang, dan ia tidak
makan roti, dan tidak minum anggur, kalian berkata, ‘Ia kerasukan
setan.’ Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kalian
berkata, ‘Lihatlah, seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai
dan orang berdosa.’ Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang
menerimanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Peka
berarti mudah merasa, mudah terangsang, mudah bergerak, mudah menerima
atau meneruskan pengaruh, mempedulikan, memperhatikan dan memberi reaksi
terhadap suatu keadaan. Peka bisa menjurus kepada hal-hal yang baik dan
bisa juga menjurus kepada hal-hal yang tidak baik. Kepekaan yang
menjurus kepada hal-hal yang tidak baik misalnya, orang yang mudah
tersinggung, mudah marah, mudah kecewa, mudah putus-asa atau mudah
dipengaruhi oleh sesuatu yang jahat, tidak peka melihat kesulitan yang
dialami banyak orang dalam masyarakat. Bahkan orang yang berbuat baik
dianggap aneh dan yang berbagi rasa dengan orang lain dilihat sebagai
tidak normal. Hal ini dapat kita lihat dalam hidup sehari-hari. Ada
orang yang mudah dipengaruhi untuk berbuat jahat, mudah menerima suatu
berita tanpa berpikir panjang. Orang semacam ini termasuk orang peka,
tapi peka dalam hal yang kurang baik. Sedangkan kepekaan yang menjurus
kepada hal-hal baik antara lain, mudah menerima nasihat, mudah menyadari
kesalahan dan dosa, mudah merasakan kehadiran Tuhan, tahu siapa dirinya
dan dimana dia berada. Dan kepekaan yang dimaksudkan oleh Yesus adalah
kepekaan dalam hal yang baik.
Ada seorang pemuda yang terkenal
dengan ketegaran hatinya. Ia punya prinsip yang kuat dalam hidupnya.
Soalnya, prinsip-prinsip hidupnya itu tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip kehidupan bersama. Ia mau hidup dengan caranya sendiri.
Misalnya, ia merasa bahwa orang tidak perlu bayar pajak kepada
pemerintah. Alasannya adalah pihak pemerintah selalu menyalahgunakan
hasil pajak itu. Dalam hal ini ia menjadi orang yang cuek. Ia tidak
peduli.
Ketika diberi penjelasan oleh teman-temannya
tentang hal ini, ia tidak mau juga mengerti. Ia tetap saja bertahan pada
prinsipnya. Ia mau agar semua orang bebas pajak. Pemerintahlah yang
seharusnya memfasilitasi masyarakatnya. Pasalnya, pemerintah menguasai
semua sektor yang menghasilkan devisa bagi negara. Akibatnya, ia
disingkirkan banyak orang karena prinsip hidupnya yang dianggap aneh.
Namun ia tidak peduli. Ia hidup dengan cara pandangnya sendiri. Ia tidak
ingin didikte oleh orang lain. Ia punya pilihan dan cara hidup sendiri.
Ia tidak ingin orang lain mencampuri urusan dirinya itu.
Kisah
di atas menunjukkan bahwa pemuda itu orang yang tidak gampang bertobat.
Meski sudah dijelaskan dan diberi pengertian, ia mau hidup dengan
caranya sendiri. Ia tetap bertahan pada prinsip-prinsip hidupnya sendiri
yang dirasakannya benar. Ia memang orang yang tegar. Bisa saja bahwa
orang seperti ini akan ditinggalkan banyak orang. Orang yang hidup
dengannya akan selalu merasa ada yang tidak beres. Tidak ada yang klop
berhadapan dengan orang seperti ini.
Dalam Injil yang
dibacakan pada misa hari ini, Yesus mengkritik orang-orang yang tertutup
hatinya untuk melihat karya keselamatan Tuhan. Mereka mencari alasan
untuk bisa menolak Yohanes, dan kemudian juga menolak Yesus. Sebagai
orang beriman, kita diajak untuk terus-menerus hidup di bawah naungan
Tuhan. Orang yang hidup di bawah naungan Tuhan itu senantiasa
mendengarkan suara Tuhan. Tuhan berbicara lewat orang-orang yang ada di
sekitar kita. Tuhan berbicara lewat tanda-tanda yang ada di sekitar
kita. Karena itu, mari kita syukuri penyertaan Tuhan itu dan senantiasa
mendengarkan suara-Nya dalam hidup kita.
Doa untuk Gereja yang dianiaya (bdk. PS 178)
Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah
menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya
untuk mewujudkan umat baru itu; la harus menderita, bahkan harus wafat
di salib. Tetapi la sendiri telah meyakinkan kami bahwa la mendirikan
Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada
para murid-Nya yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan
para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap, dan dipenjarakan karena nama
Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus
harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu.
Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang
menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan
Rasul Paulus, yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.
Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama
saudara-saudara kami yang sedang dianiaya di Timur Tengah. Betapa besar
kekuatan yang Kau berikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus.
Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam
diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena
boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang
salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami.
(Amin.)