Selasa, 25 Desember 2018
Hari Raya Natal (Misa Malam)
Rahasia Natal terjadi di dalam kita, kalau "rupa Kristus menjadi nyata"
(Gal 4:19) di dalam kita. Natal adalah misteri "pertukaran yang
mengagumkan" (Katekismus Gereja Katolik, 526)
Antifon Pembuka (Mzm 2:7)
Tuhan bersabda kepada-Ku, “Engkaulah Putra-Ku, hari ini Engkau Kuputrakan.”
The Lord said to me: You are my Son. It is I who have begotten you this day.
atau Graduale Romanum, 41
Ref. Dominus dixit ad me: Filius meus es tu, ego hodie genuite.
Ayat:
1. Quare fremuerunt gentes: et populi meditati sunt inania?
2. Astiterunt reges terræ, et principes convenerunt in unum adversus Dominum, et adversus Christum eius.
3. Postula a me, et dabo tibi gentes hereditatem tuam, et possessionem tuam terminos terræ.
Pada
Misa ini ada Madah Kemuliaan, ada Syahadat (berlutut saat "Ia dikandung
dari Roh Kudus"), Prefasi Natal I, II atau III, Communicantes Natal.
Doa Pembuka
Allah dan Bapa kami, Engkau menjadikan Engkau malam yang amat kudus ini
bermandikan sinar Terang sejati. Semoga kami, yang sudah mengakui
misteri Terang itu di dunia, kelak layak menikmati sukacita-Nya di
surga. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala
masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (9:1-6)
"Seorang Putra telah dianugerahkan kepada kita."
Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar;
mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.
Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorai, dan sukacita yang besar;
mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen,
seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk
yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si
penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. Sebab
setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang
berlumuran darah akan menjadi umpan api. Sebab seorang anak telah lahir
untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang:
Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar
kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta
Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkan
dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya.
Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-3.11-13)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyikanlah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyikanlah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah
karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.
3. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biarlah gemuruh
laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada
di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
4. Biarlah bersukaria di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang
untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan
bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (2:11-14)
"Kasih karunia Allah sudah nyata bagi semua orang."
Saudaraku terkasih, sudah nyatalah kasih karunia Allah yang
menyelamatkan semua manusia. Kasih karunia itu mendidik kita agar
meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi, dan agar kita
hidup bijaksana, adil dan beribadah, di dunia sekarang ini, sambil
menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia, dan
penyataan kemuliaan Allah yang mahabesar dan Penyelamat kita Yesus
Kristus. Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita
dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat,
milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil PS 953/959
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat: (Luk 2:10-12)
Kabar gembira kubawa kepada-Mu. Pada hari ini lahirlah penyelamat dunia, Tuhan kita Yesus Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:1-14)
"Pada hari ini telah lahir Penyelamatmu"
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh
mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang
pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya
sendiri.Demikian juga Yosef pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea,
ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga
dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria,
tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah
waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak
laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan
dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di
rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di
padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba
berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan
bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat
itu kepada mereka:"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan
kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir
bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah
tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan
lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah
bersama-sama bala tentara surga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan
bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di
antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
Di awal Bacaan Injil kita mendengar,
bahwa peristiwa kelahiran Tuhan Yesus di Betlehem tak terpisahkan dari
perintah sensus yang dikeluarkan oleh Kaisar Agustus pada waktu itu.
Maka semua orang pergi mendaftarkan diri di kota asalnya, termasuk St.
Yusuf dan Bunda Maria. Mereka pergi ke Betlehem, kota Daud, bapa leluhur
mereka. Mungkin tak terbayangkan bagi kita sekarang, bagaimana
melakukan perjalanan dari Nazareth di Galilea ke Betlehem, yang mungkin
memakan waktu empat atau lima hari, dengan berjalan kaki, atau yang
sering kita lihat di gambar-gambar Natal, Bunda Maria menaiki keledai,
dengan dituntun oleh St. Yusuf di sampingnya. Tentunya keduanya begitu
lelah begitu sampai di Betlehem. Namun seolah kelelahan itu belum cukup,
mereka masih mesti menerima kenyataan, bahwa “tidak ada tempat bagi
mereka di rumah penginapan” (Luk 2:7). Mungkin St. Yusuf sudah mengetuk
banyak pintu, dan bertanya adakah tempat bagi mereka, namun jawab yang
mereka terima, “Maaf, tidak ada.” Mungkin St. Yusuf sudah mencoba
menjelaskan bahwa mereka datang dari jauh, memohon dengan penuh harap…
dan Bunda Maria berdiri beberapa meter darinya, menunggu di dekat
keledai itu, dan mendengar penolakan demi penolakan. Mereka tidak
mengizinkan Kristus masuk. Betapa dinginnya dunia ini terhadap Tuhannya!
Namun syukurlah akhirnya mereka
menemukan tempat untuk beristirahat, di salah satu gua yang terletak di
pinggir kota, yang umum digunakan juga sebagai kandang hewan. Bunda
Maria mungkin menghibur St. Yusuf dengan senyumnya, “Tak apa, jangan
kuatir Yusuf, kita akan baik-baik saja di sini…” Dan Bunda Maria mulai
mengeluarkan apa yang dibawanya dari Nazareth: kain lampin dan mungkin
juga benda-benda lain yang telah ia siapkan untuk sang Bayi, dengan
sukacita seorang ibu yang menantikan kelahiran anaknya. Di sanalah, di
kandang itu, terjadilah peristiwa terbesar di sepanjang sejarah manusia,
dengan kesederhanaan yang sepenuhnya. Yesus Kristus, Sang Putra Allah,
lahir sebagai manusia, melalui Perawan Maria. Mungkin baik Bunda Maria
dan St. Yusuf memandang sang Bayi itu dengan rasa takjub dan syukur.
Bagaimana Allah telah memilih mereka untuk menjaga, melindungi dan
mengasihi Sang Bayi kecil ini, yang adalah Sang Mesias yang telah
dinubuatkan berabad-abad lamanya oleh para nabi! Bunda Maria mungkin
mencium kaki Bayi Yesus, dan tunduk menyembah-Nya, … “Terimalah salam hormatku, ya Tuhan.” Namun juga berbisik, “O, Anakku, betapa ibu-Mu sayang kepada-Mu!”
dan mencium pipi-Nya penuh haru, sebab Bayi yang kudus itu adalah juga
Anaknya! Bunda Maria yang menyimpan segala sesuatunya di dalam hatinya,
tentu melewati saat-saat istimewa itu dengan memandang Yesus dengan
tatapan kasih tanpa henti; memeluk-Nya dalam dekapannya dan
menyenandungkan lagu untuk membuat-Nya lelap. Ketika Bunda Maria
memberikan Bayi Yesus kepada St. Yusuf, ia pun memandang-Nya, sambil
mengingat kembali apa yang dikatakan malaikat itu kepadanya. Bahwa Bayi
ini adalah Anak Allah, Sang Imanuel, Yesus, yang berarti Allah yang
menyelamatkan umat-Nya. Adalah tugasnya untuk menjaga dan melindungi
Bayi ini dan ibu-Nya, dan ini adalah tugas yang dipercayakan Allah
kepadanya….
Dibungkus dengan kain lampin,
kemudian Yesus dibaringkan di dalam palungan. Ia dilahirkan sebagai
Seorang Bayi yang miskin. Ia yang adalah Empunya seluruh alam semesta,
memilih untuk datang ke dunia tanpa membawa apa-apa. Dengan demikian Ia
mengajarkan kepada kita bahwa kebahagiaan tidak untuk ditemukan dalam
kelimpahan benda-benda duniawi. “Ia merendahkan diri-Nya supaya kita
dapat datang mendekat kepada-Nya, supaya kita dapat memberikan cinta
kasih kita sebagai balasan bagi cinta kasih-Nya, sehingga kehendak bebas
kita dapat tunduk, tidak semata-mata pada pandangan akan kekuatan-Nya
tetapi pada kerendahan hati-Nya yang mengagumkan” (St. Jose Maria
Escriva, Christ is passing by, 14).
Di hari yang istimewa ini, mari kita
meresapkan apa yang dikatakan oleh Paus Fransiskus, “Hari ini, Putra
Allah lahir, dan semuanya berubah. Sang Juruselamat dunia datang untuk
mengambil bagian dalam kodrat manusiawi kita. Kita tidak lagi sendirian
dan ditinggalkan. Sang Perawan Maria mempersembahkan kepada kita
Putranya sebagai awal kehidupan baru. Terang yang sejati telah datang
untuk menerangi hidup kita, yang kerap ditimpa kegelapan dosa. Hari ini
kita sekali lagi menemukan siapakah kita! Hari ini kita telah
ditunjukkan jalan untuk mencapai akhir perjalanan. Kini kita harus
membuang semua ketakutan dan rasa ngeri, sebab terang itu menunjukkan
jalan ke Betlehem… Kita mesti berangkat untuk melihat Juruselamat kita
yang terbaring di palungan. Ini adalah alasan bagi sukacita kita: Anak
ini telah “lahir untuk kita”, Ia “diberikan kepada kita”, sebagaimana
dikatakan oleh Nabi Yesaya (lih. Yes 9:5)… Maka ketika kita mendengar
kisah kelahiran Kristus, mari kita hening dan membiarkan Anak itu
berbicara. Mari meresapkan perkataan-Nya saat kita tenggelam dalam
pandangan akan wajah-Nya. Jika kita menggendong-Nya dalam pelukan kita,
biarkan diri kita dipeluk oleh-Nya, Ia akan membawa kita kepada rasa
damai di hati, yang takkan berakhir. Ia telah lahir dalam kemiskinan
dunia ini; tak ada tempat di rumah penginapan bagi-Nya dan keluarga-Nya.
Ia menemukan tempat perlindungan di sebuah kandang dan dibaringkan di
sebuah palungan [tempat makan] bagi hewan. Tetapi, dari kepapaan ini,
terang kemuliaan Tuhan terpancar ke luar. Sejak saat itu, jalan
pembebasan yang otentik dan penebusan yang abadi terbuka kepada setiap
manusia, yang sederhana hatinya. Anak ini, yang wajah-Nya memancarkan
kebaikan, kerahiman dan kasih Allah Bapa, mendidik kita, para murid-Nya,
sebagaimana dikatakan Rasul Paulus, “untuk meninggalkan kefasikan dan
keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan
beribadah di dunia sekarang ini” (Ti 2:12)…. Seperti para gembala di
Betlehem, semoga kita pun, dengan mata yang penuh kekaguman, memandang
Kanak-kanak Yesus, Sang Putra Allah. Dan di dalam hadirat-Nya semoga
hati kita bersorak menyambut-Nya dalam doa, ‘Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan, dan berikanlah kepada kami keselamatan dari pada-Mu’ (Mzm 85:8)!” (Paus Fransiskus, Homili Malam Natal, 2015) -katolisitas.org-
Antifon Komuni (Yoh 1:14)
Sabda telah menjadi manusia dan kami telah melihat kemuliaan-Nya.
The Word became flesh, and we have seen his glory.