| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Hari Minggu Biasa II -- Minggu, 18 Januari 2009

Hari Minggu Biasa II
Minggu, 18 Januari 2009


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel (3:3b-10.19)


"Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."

3b Pada hari itu Samuel telah tidur di dalam bait suci Tuhan, tempat tabut Allah. 4 Lalu Tuhan memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa." 5 Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah ia tidur. 6 DanTuhan memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali." 7 Samuel belum mengenal Tuhan; firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. 8 Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. 9 Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya. 10 Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." 19 Dan Samuel makin besar dan Tuhan menyertai dia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat.
(Mzm 40:3.4ab.7-8a.8b-9.10)
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku. Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.


Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (6:13c-15a.17-20)


"Tubuhmu adalah anggota Kristus."

13c Saudara-saudara, tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. 14 Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. 15 Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? 17 Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. 18 Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. 19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? 20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Kami telah menemukan Mesias, yaitu Kristus. Ia mendatangkan kasih karunia dan kebenaran.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:35-42)


"Mereka datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia."

35 Sekali peristiwa Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. 36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" 37 Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. 38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" 39 Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. 40 Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. 41 Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." 42 Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus.

Renungan

1Sam 3:3b-10.19; Mzm 40:3.4ab.7-8a.8b-9.10; 1Kor 6:13c-15a.17-20; Yoh 1:35-42

DI MANAKAH ENGKAU TINGGAL?

Rekan-rekan yang budiman!

Dikisahkan dalam Yoh 1:35-42 (Injil Minggu Biasa II tahun B) bagaimana Yohanes Pembaptis menunjukkan kepada dua muridnya bahwa orang yang dilihatnya lewat di situ, yakni Yesus, ialah "Anak Domba Allah". Kedua orang itu pun mengikutinya. Dan terjadilah percakapan di antara Yesus dan kedua murid itu. Mereka ditanya apa yang mereka cari. Mereka mengatakan ingin tahu di mana ia tinggal. Yesus pun mengajak mereka ikut dan melihat sendiri. Begitulah mereka tinggal bersama dia sampai sore hari. Salah seorang dari keduanya, Andreas, menemui Simon Petrus, saudaranya, dan mengatakan telah menemukan Mesias. Andreas mempertemukan saudaranya dengan Yesus yang kemudian memberinya nama Kefas.

APA YANG KALIAN CARI?

Yohanes Pembaptis ialah orang besar yang berani membuka jalan bagi dia yang datang, bagi Yesus. Orang-orang yang tadi datang berguru kepadanya dituntunnya kepada dia yang diakuinya sebagai lebih besar dari dirinya. Itulah yang diperbuatnya bagi kedua orang muridnya pagi hari itu. Dan mereka kini mengikuti Yesus. Mungkin benak mereka masih penuh tanda tanya. Siapakah dia yang sedemikian besar yang dirujuk oleh guru mereka itu? Satu saat Yesus menoleh dan menyapa, "Apa yang kalian cari?" (ay. 38) Pertanyaan ini sederhana, wajar, tapi penuh perhatian. Boleh jadi mereka rada gelagapan tiba-tiba disapa demikian oleh orang yang sedemikian ditinggikan oleh guru mereka sendiri tadi. Jawab mereka lugu, "Guru, di manakah engkau tinggal." Mereka tidak mengharapkan langsung diterima. Hanya sekedar mengungkapkan rasa ingin tahu. Tapi Yesus menanggapi. Ia mengajak mereka melihat sendiri. Mereka dibiarkan menemukan sendiri yang mereka cari.

Itulah percakapan yang pertama kalinya antara Yesus dengan orang yang mengikutinya seperti diceritakan kembali dalam Injil Yohanes. Pembaca akan makin menyadari bagaimana sang Sabda yang sejak dulu ada itu kini tampil dalam bentuk pertanyaan "Apa yang kalian cari?" Ia bukan yang "jauh di sana", melainkan dia yang menyapa dan mengajak berbicara. Sang Sabda tidak menganggap sepi orang yang datang kepadanya

Inti kehidupan batin boleh jadi dapat dirumuskan dalam satu kata, yakni "mencari" Yang Abadi tapi yang ada di tengah-tengah kemanusiaan. Namun sering kita juga belum amat tahu apa sebetulnya yang kita maui. Dia akan membantu kita menemukan dirinya. Dan hari itu terjadi demikian dengan kedua murid tadi - juga kepada siapa saja yang mulai berjalan mengikutinya. Kita akan mendapat ajakan melihat sendiri dan menemukan yang tak terduga-duga. Kedua murid itu juga sedang menemukannya tanpa mereka sadari.

TIGA GELAR

Dalam bacaan ini, sosok Yesus ditampilkan dengan tiga "gelar", yakni Anak Domba Allah, Guru, dan kemudian Mesias. Marilah kita dekati. Yohanes Pembaptis menyebut Yesus sebagai Anak Domba Allah (Yoh 1:36). Sebutan ini sudah dipakainya dalam 1:29. Di situ ditambahkan "yang menghapus dosa dunia". Tambahan ini menjelaskan makna sebutan tadi. Dia itulah yang menyingkirkan kegelapan dosa dari dunia sehingga menjadi wahana bagi terang.

Tafsir "Anak Domba Allah" sendiri amat kaya. Bagi keperluan kali ini dapatlah diringkaskan sebagai berikut. Sebutan itu mengingatkan pada anak domba yang dikurbankan orang Israel pada malam sebelum meninggalkan negeri Mesir (Kel 12) yang kemudian diperingati tiap tahun pada malam Paskah orang Yahudi. Ini perayaan peristiwa pembebasan dari perbudakan di Mesir dan perayaan iman akan Allah yang tetap melindungi mereka. Kemudian di kalangan para pengikut Yesus yang pertama berkembang kesadaran bahwa dia itu juga kurban yang diterima baik oleh Allah di Baitnya. Selain itu, kehidupan Yesus juga dipandang sebagai sosok Hamba Allah sebagaimana terungkap dalam Yes 53:7. Hamba ini seperti anak domba yang dibawa ke tempat penyembelihan. Boleh kita lanjutkan. Kehidupan Yesus dapat dilihat sebagai kurban silih yang membebaskan dunia. Ia mendekatkan kembali manusia dengan Allah sehingga dapat menjadi gambar dan rupa Pencipta yang utuh. Kehidupannya memerdekakan manusia dari kurungan dosa. Dia itu. Anak Domba Allah! Itulah yang dilihat Yohanes Pembaptis. Itulah yang diwartakannya kepada orang banyak dan kepada dua orang muridnya hari ini.

Sebutan yang kedua secara spontan diucapkan oleh kedua murid Yohanes Pembaptis, yakni "Rabi" atau "Guru" (ay. 38), panggilan bagi ulama yang amat dihargai. Orang bijak seperti ini dapat menerangi liku-liku kehidupan. Lebih dari itu, Yesus dapat memperkenalkan siapa Allah itu dengan cara yang baru. Ia akan mengajar agar orang berani memanggilNya sebagai Bapa. Dan orang akan menemukan diri sebagai yang diperhatikan, yang dilindungi. Macam-macam kesulitan dan bahkan penderitaan tidak akan membuat putus harapan. Ada yang menunggu di sana.

Tentu saja kedua orang yang mengikuti Yesus itu belum tahu apa yang bakal mereka terima. Tapi mereka malah diajak melihat di mana guru itu tinggal dan tentunya di mana ia memberi pengajaran. Begitulah mereka tinggal bersama dia hari itu hingga pukul empat sore. Sepenuh hari mereka ada bersama dia. Apa yang mereka peroleh dari guru ini? Seandainya kita dapat menempatkan diri dalam keadaan kedua murid tadi, kita juga boleh bertanya, dalam mengikuti Yesus sang Guru itu apa yang kita peroleh?

Yohanes penginjil mengisahkan, setelah tinggal sehari dengannya, salah satu dari dua orang itu, yaitu Andreas, mendapati seorang saudaranya, Simon, dan memberitahukan bahwa mereka baru saja menemukan Mesias. Mereka bukan hanya melihat di mana ia tinggal, melainkan menemukan bahwa yang disebut Anak Domba Allah oleh Yohanes Pembaptis itu juga sang Mesias.

Bagi orang Yahudi pada zaman itu, Mesias, Yang Terurapi, ialah tokoh yang kedatangannya telah lama dinanti-nantikan. Dialah yang diharapkan akan memimpin umat agar mendapatkan kembali kejayaan mereka. Mereka mendambakan pemimpin yang datang dengan wibawa Allah sendiri. Setelah sehari penuh berada di tempat Yesus tinggal, kedua orang itu mulai mengerti bahwa dia itulah tokoh yang diharap-harapkan banyak orang. Boleh jadi belum amat jelas kemesiasan macam apa yang ada dalam diri Yesus. Tetapi tak apa. Ia sendiri nanti akan mengajarkannya. Yang penting, mereka telah menemukannya. Harapan mereka akan perbaikan serta masa depan menjadi besar dan menyala-nyala. Andreas mengabarkannya kepada Simon, dan bahkan membawa saudaranya itu kepada Yesus.

Kemudian disebutkan bahwa Yesus memandangi Simon dan memberinya nama baru, yaitu Kefas, artinya Petrus. Kejadian ini berhubungan dengan peristiwa yang diungkapkan dalam Injil Sinoptik sebagai pengakuan Petrus bahwa Yesus itu Mesias. Dalam Injil-Injil Sinoptik, peristiwa itu menjadi puncak Injil tentang Yesus. Setelah beberapa waktu menjadi murid Yesus dan mendengar macam-macam "kata orang" mengenai dirinya, para murid ditanyai Yesus, menurut "kalian", siapa dirinya itu. Petrus mewakili para murid dan menegaskan bahwa Yesus itu Mesias. Sesudah episode itu ada tradisi khusus mengenai Petrus (Mat 16:17-19) yang ada titik temunya dengan Yoh 1:42, yaitu bahwa Simon dipanggil sebagai Petrus. Dijelaskan dalam Injil Matius bahwa Petrus itu karang tempat Yesus membangun umatnya dan alam maut takkan menguasainya. Dalam Injil Yohanes, meski ia tidak ditonjolkan dengan cara itu, Simon tampil sebagai orang pertama yang datang kepada Yesus karena mendengar bahwa dia itu Mesias.

KABAR GEMBIRA

Dengan latar belakang di atas, jelas bahwa kemesiasan Yesus itu kemesiasan untuk membangun umat sehingga menjadi tempat yang tidak lagi dikuasai yang jahat dan tidak lagi dikurung maut. Itulah yang dilakukan "Anak Domba Allah" seperti dijelaskan di muka. Itulah yang diajarkan oleh "Guru" yang mempesona orang yang bertemu dengannya.

Kabar Gembira tidak jatuh dari langit begitu saja, melainkan kenyataan batin yang mulai hidup dalam hati dan budi orang yang percaya, lewat kesaksian orang-orang yang telah mengalaminya sendiri, juga lewat rasa ingin tahu kita sendiri. Tidak bisa dipaksa-paksakan. Tetapi bisa dipersaksikan. Dan ditekuni dengan mengalami sendiri perjumpaan dengan dia yang diwartakan Kabar Gembira itu. Kehidupan beragama zaman ini dapat banyak belajar dari sana.

Para pewarta sabda juga diajak membiarkan dia yang diwartakan Injil menyapa batin orang dengan caranya sendiri. Peran pewarta ialah menunjukkan jalan yang pernah dilaluinya sendiri dan yang dialaminya sendiri dan kini dapat dibagikan kepada orang lain. Begitulah yang dilakukan Yohanes Pembaptis. Begitu pula yang dibuat Andreas. Dan hasilnya nyata: kedua murid sang Pembaptis sejak itu menjadi pengikut Yesus. Dan Simon menemukan Mesias. Jangan dilupakan, Yesus menemukan Kefas, batu karang kukuh yang memungkinkan kemesiasannya dikenal orang banyak.

DARI BACAAN KEDUA

Bacaan kedua dalam kesempatan ini (1Kor 6:13c-15a.17-20) terasa keras mengecam perilaku amoral, dari perkara makan berlebihan sampai soal birahi. Guna memahami maksud petikan ini baik diingat bahwa tujuan utama Paulus dalam menulis semua ini kepada umat Korintus ialah untuk mengajak mereka memahami masyarakat mereka - masyarakat Kristiani awal - hidup di tengah-tengah orang bermacam-macam keyakinan, dari kalangan Yahudi tradisional sampai ke masyarakat berpendidikan Yunani, dari mereka yang dikenal sebagai kalangan "beragama" sampai kelompok yang dipandang sebagai "kaum bebas", juga di hadapan adat dan hukum-hukum perilaku. Tidak amat berbeda dengan keadaan di zaman modern di sebuah metropolitan. Dalam keadaan itulah orang semakin butuh memiliki kesadaran akan apa yang betul, apa yang pantas, yang baik serta yang melawan semua itu. Adat, hukum, agama serasa tidak lagi mencukupi, tetap sikap mempertanyakan semua ini tidak juga banyak menolong. Dibutuhkan semacam pegangan, tapi bukan lagi aturan-aturan yang diajarkan adat, tetapi ancar-ancar batin. Nah dalam rangka inilah Paulus berbicara mengenai beberapa perilaku khas yang disorotinya. Semakin di baca semakin jelas bahwa tujuan utamanya bukanlah mencela atau melulu memberi nasihat dan khotbah moralistis. Ia mau mengajak umat Korintus, yang rata-rata berpendidikan cukup tinggi, untuk melihat bahwa kehidupan mereka itu hidup yang sudah disebadankan dengan hidup Roh. Maksudnya kehidupan mereka itu menjadi bentuk nyata kehadiran Roh. Nah bila mereka berkelakuan tidak sepatutnya maka mereka akan menampilkan gambar buruk siapa Roh itu. Inilah yang ditekankan. Semacam imbauan menalarkan keadaan mereka. Umat Korintus juga dikenal orang-orang lain sebagai pengikut cara hidup baru, kehidupan mengikuti Kristus. Nah, orang banyak itu hendaknya dapat memperlihatkan bagaimana baiknya Roh di kalangan masyarakat luas. Dengan pegangan dasar ini maka contoh-contoh konkret menjauhi kelakuan "berdosa" yang disebutkan Paulus dapat lebih dimengerti.

Pengikut Kristus dalam banyak arti ialah orang yang mencari dia dan menemukannya dan kini mulai dapat berbagi kegembiraan dengan orang-orang lain seperti para murid Yohanes dalam petikan Injil kali ini. Juga orang-orang zaman ini yang mulai mengenal Kristus tetap dapat membawakan kegembiraan rohani serta menampilkan wajah Kristus kepada orang banyak. Inilah hidup "mengikatkan diri", menjadi "sebadan", dengan Roh seperti yang dikemukakan Paulus dalam 1Kor 6:1.



Salam hangat,
A. Gianto





Photobucket

Sabtu, 17 Januari 2009

Sabtu, 17 Januari 2009
Pw. S. Antonius, Abbas


"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang bertobat." Mrk 2:17



Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (4:12-16)


"Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian."

12 Saudara-saudara, sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. 13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. 14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. 15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 853
Ref. Sabda-Mu ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat.
(Mzm 19:8.9.10.15).
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa.
Peraturan Tuhan itu teguh, memberi hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati.
Perintah Tuhan itu murni, membuat mata berseri.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa,
kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya,
bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Tuhan mengutus Aku memaklumkan Injil kepada orang yang hina dina, dan mewartakan pembebasan kepada orang tawanan (Luk 4:18-19)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:13-17)


"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

13 Sekali peristiwa Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. 14 Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. 15 Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. 16 Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 17 Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Setiap kita dipanggil Tuhan untuk ambil bagian dalam kepemimpinan rohani. Ada yang diiutus-Nya memberikan nasihat kepada sesama, memberikan inspirasi atau ilham kepada anggota keluarga; yang lain dikuatkan untuk memberikan semangat kepada sesama yang kehilangan semangat. Hal-hal luhur seperti itu kita lakukan bukan demi diri kita sendiri, melainkan demi kebaikan sesama anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan panggilan Lewi, Tuhan mengajar kita melihat dengan cermat orang macam apa yang kita sapa, norma mana mesti kita gunakan dan jenis bantuan apa yang dapat dan mesti diberikan.

Dua hal patut kita renungkan pada hari ini. Pertama, jangan menjadi buta terhadap diri sendiri. Kadang-kadang kita takut dekat dengan orang yang dipandang berdosa atau kurang diterima masyarakat, jangan-jangan kita dicap sama dengan orang itu. Hanya dengan menyapa mereka, kita akan membawa mereka kembali sebagaimana dialami oleh Lewi.

Kedua, kita harus bisa dan berani mengadakan pemilahan. Firman menguatkan kita untuk melihat dengan tajam, mana yang benar dan mana yang tidak benar. Jangan kita membiarkan diri kita tertipu hanya karena popularitas sementara.

Kita dipanggil untuk ambil bagian dalam kepimpinan yang berasal dari Tuhan demi kebaikan semua umat-Nya, termasuk kita sendiri.

Allah Bapa yang menyayangi semua umat manusia, Engkau menaruh kasih dan kesabaran kepada orang berdosa dan malang. Ajarlah aku untuk berani bersikap seperti Engkau. Amin.

Photobucket

Jumat, 16 Januari 2009

Jumat, 16 Januari 2009
Hari Biasa Pekan I


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (4:1-5.11)

"Baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam istirahat Allah."

1 Saudara-saudara, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. 2 Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. 3 Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. 4 Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya." 5 Dan dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." 11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga karya Allah jangan dilupakan selama-lamanya
Ayat. (Mzm 78:3.4bc.6c-7)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Seorang nabi agung telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:1-12)

"Di dunia ini Anak Manusia memiliki kuasa pengampunan dosa."

1 Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. 2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, 3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. 4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. 5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" 6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: 7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" 8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? 9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? 10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--: 11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" 12 Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Orang sakit biasanya melakukan apa saja untuk kesembuhannya. Tidak peduli akan banyaknya biaya yang mesti dikeluarkan. Tekad yang sama dimiliki oleh keluarga orang sakit itu. Semakin dekat hubungan dengan pasien itu semakin gencar upaya yang dilakukan. Dokter dan tabib terkenal ditemui. Rumah sakit dan balai pengobatan yang dinilai mampu memberikan kesembuhan dicari. Kalau perlu pergi ke rumah sakit yang lebih canggih, kota yang lebih besar atau pengobatan alternatif yang dipandang jauh lebih ampuh. Sikap tersebut menguatkan si pasien untuk sembuh.

Kadang-kadang kita tidak mampu percaya bagaimana kaum keluarga dan kerabat orang lumpuh itu membuka atap untuk menurunkan si lumpuh tepat di depan Yesus. Kalau jalan normal tidak bisa lagi ditempuh, cari jalan lain, sesulit apa pun.

Yesus memberikan kesembuhan bukan demi mukjizat, melainkan demi si pasien maupun keluarga dan orang yang tidak henti-hentinya berupaya.

Pada saat kita tidak mudah putus asa dan tetap berteguh mencari "jalan keluar", Yesus Kristus hadir dan memberikannya. Mungkin bukan persis seperti yang kita inginkan, melainkan seperti Dia sendiri kehendaki.

Tuhan Yang Mahabaik, berilah aku semangat juang yang tinggi. Kuatkan aku agar tidak mudah menyerah, tetapi tetap berusaha sesuai petunjuk-Mu. Amin.

Renungan: Ziarah Batin 2009
Bacaan KS: RUAH






Photobucket

Kamis, 15 Januari 2009

Kamis, 15 Januari 2009
Hari Biasa Pekan I


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (3:7-14)


"Hendaklah kalian saling menasehati setiap hari, selama masih dapat dikatakan 'hari ini'."

Saudara-saudara, dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman, pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hati karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang pada keyakinan iman kita yang semula sampai kepada akhirnya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
(Mzm 95:6-7c.8-9.10-11)
Ref. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, "Janganlah kalian bertegar hati."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:40-45)

"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."

Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, kata-Nya, "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Sakit dan sembuh dari sakit pertama-tama dan terutama, selain karena obat atau bantuan medis, hemar saya adalah sikap dari orang yang bersangkutan yang sedang sakit dan menghendaki untuk sembuh, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh/phisik. Jika kita jujur kiranya kita semua saat ini dalam keadaan sakit dan mendambakan penyembuhan dari penyakit agar hidup segar bugar, sehat jasmani dan rohani. Maka bercermin dari kisah Warta Gembira di atas marilah kita meneladan 'seorang yan sakit kusta' yang mohon penyembuhan dari Yesus atau Yesus yang dengan rela hati menyembuhkan mereka yang mohon untuk disembuhkan.

1. Pertama-tama marilah dengan rendah hati meneladan orang yang sakit kusta dengan menyadari dan menghayati sakit yang sedang kita derita dan siap sedia untuk disembuhkan orang siapapun yang kita percaya dapat menyembuhkan. Yang memprihatinkan kiranya adalah sakit hati atau sakit jiwa, yang sering kurang disadari oleh kebanyakan orang, karena sakitnya baru 5%, 10% atau 25% dan belum 100%. Maka untuk membantu melihat dan menyadari sakit kita, marilah kita mohon bantuan dari orang lain yang cukup kenal dengan cara hidup dan cara bertindak kita. Ketika kita berani menyadari dan menyakiti sakit kita dan dengan rendah hati mohon penyembuhan maka pada saat itu juga penyembuhan mulai terjadi, dan mungkin tanpa diobati oleh orang lain dapat sembuh dengan sendirinya.

2. Dalam kehidupan bersama sering ada orang lain yang datang mohon maaf atau pengampunan, maka marilah meneladan Yesus, dengan jiwa besar dan hati rela berkorban memberi pengampunan dan melupakan segala kesalahan yang telah dilakukan. Dan biarlah kasih pengampunan yang kita berikan disebarluaskn kemana-mana sesuai dengan kehendak dan kemauannya.

"Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa "(Ibr 3:12-13). Pesan ini kiranya baik menjadi pedoman atau acuan cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun. Marilah kita dengan rendah hati saling menasihati dan mengingatkan ketika sedang menghadapi 'tipu daya dosa'. Jika ada saudara atau sesama kita sedang menghadapi tipu daya dosa dan kita tidak menasihati dan membantunya, berarti kita salah; sebaliknya ketika kita sedang dalam keadaan 'tipu daya dosa' serta tidak melihatnya dan ditegor atau diingatkan orang lain hendaknya dengan jiwa besar dan rendah hati menerimanya serta berterima kasih atas perhatian dan kasihnya. Sebaiknya jangan menunda untuk menasihati atau mengingatkan, melainkan secara langsung saja menasihati dan mengingatkan saudara atau sesama kita yang sedang menghadapi 'tipu daya dosa'. Dengan kata lain kita semua dipanggil untuk meluruskan atau memperbaiki aneka bentuk struktur hidup dan kerja bersama yang dapat merangsang orang untuk berbuat dosa. Sebagai contoh ada orang yang berpakaian tidak pantas alias merangsang orang lain untuk berpikir jahat dan berbuat dosa, hendaknya saat itu segera kita tegor dan ingatkan agar menghadirkan diri tidak merangsang orang lain berpikir jahat dan berbuat dosa. Menempatkan uang atau harta benda berharga seenaknya, di sembarang tempat juga merangsang orang untuk berpikir jahat dan berbuat dosa. Marilah kita saling menghadirkan diri sedemikian rupa sehingga tidak merangsang orang lain untuk berpikir jahat dan berbuat dosa.

Renungan: Ignatius Sumarya, SJ (st-andreas.or.id)
Bacaan KS: RUAH




Photobucket

Rabu, 14 Januari 2009

Rabu, 14 Januari 2009
Hari Biasa Pekan I


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (2:14-18)


"Yesus harus menjadi sama dengan saudara-saudara-Nya."

Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya melalui kematian-Nya, Yesus memusnahkan dia, yakni Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Yesus pun membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan karena takut akan maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang dikasihi-Nya, melainkan keturunan Abraham. Itulah sebabnya, dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan, dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat.
(Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:29-39)


"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit."

Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum, Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi, dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab Yesus, "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Kita makin sering mendengar dan menggunakan kata "sentuhan". Maka, ada ungkapan "sentuhan akhir", "sentuhan kasih", atau "amat menyentuh". Kata sentuhan dan turunannya adalah kebalikan dari singgungan dengan segala akibatnya.

Orang yang tersentuh mengalami suatu dorongan sehingga mampu mengalami keterbukaan dan mendapat cakrawala yang luas. Orang yang tersinggung mengalami sempitnya ruang dan gerak untuk berbuat baik. Sentuhan membawa kekuatan dan memberikan semangat, sementara singgungan dan ketersinggungan melumpuhkan.
Mertua Petrus sembuh setelah Yesus memegang tangannya. Pada saat Yesus menyentuh tangan ibu mertua Petrus, saat itu juga ia sembuh dan langsung melayani mereka. Sentuhan menyebabkan kesembuhan. Ibu itu tidak hanya menerima kesembuhan bagi dirinya, melainkan langsung menggandakan sentuhan itu dengan melayani. Sentuhan mendorong perbuatan luhur lainnya.

Tidak semua kita sanggup dan mempunyai anugerah menyembuhkan luka atau penyakit orang lain, tetapi kita dapat menyentuh. Sentuhan kasih yang ikhlas memberikan suasana dan semangat baru yang mungkin kita sendiri tidak menduganya. Tindakan dan ungkapan yang sama dapat menjadi sentuhan atau singgungan. Oleh karena itu, kita mesti mengatur ungkapan dan tindakan kita agar menjadi sentuhan.

Allah Bapa di surga, jamahlah aku dengan kasih-Mu agar penyakitku sembuh dan luka batinku terobati serta aku dapat menyentuh semakin banyak orang. Amin.

Renungan: Ziarah Batin (Renungan dan Catatan Harian)
Bacaan Kitab Suci: RUAH




Photobucket

Selasa, 13 Januari 2009

Selasa, 13 Januari 2009
Hari Biasa Pekan I

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (2:5-12)



"Yang disempurnakan dengan penderitaan."

Saudara-saudara, dunia yang akan datang, yang sedang kita bicarakan, ditaklukkan oleh Allah bukan kepada malaikat-malaikat. Sebab ada orang yang pernah memberi kesaksian dalam Kitab Suci, "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Atau apakah anak manusia, sehinga Engkau mengindahkannya? Namun untuk waktu yang singkat Engkau telah membuatnya hampir setara dengan Allah, dan memahkotai dia dengan kemuliaan dan semarak; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya." Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada Yesus, tidak ada sesuatu pun yang dikecualikan-Nya, artinya yang tidak ditaklukkan kepada Yesus. Tetapi sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya. Yang kita lihat ialah bahwa untuk waktu yang singkat Yesus telah direndahkan sedikit di bawah malaikat-malaikat, tetapi oleh derita kematian-Nya Ia telah dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Dan berkat kasih karunia Allah Yesus mengalami maut bagi semua orang. Memang Allah menjadikan segala sesuatu bagi diri-Nya dan mengantar banyak orang kepada kemuliaan. Maka sudah sepatutnya Ia pun menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. Sebab Dia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan semua berasal dari Yang Satu. Itulah sebabnya Yesus tidak malu menyebut mereka saudara, ketika Ia berkata, "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji Engkau di tengah-tengah umat."
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkau membuat Anak-Mu berkuasa atas segala buatan tangan-Mu.
Ayat.
(Mzm 8:2ab.5.6-7.8-9)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sambutlah sabda Tuhan, bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagaimana sebenarnya, sebagai Sabda Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:21b-28)


"Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa."

Pada suatu malam Sabat, Yesus masuk ke dalam rumah ibadat di kota Kapernaum dan mengajar di sana. Orang-orang takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak, "Apa urusanmu dengan kami, hai Yesus orang Nazareth? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: yakni Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya, "Diam, keluarlah daripadanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar daripadanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya, "Apa ini? Suatu ajaran baru? Guru ini berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun Ia perintah, dan mereka taat kepada-Nya." Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Yesus ke segala penjuru di seluruh daerah Galilea.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Kata-kata yang keluar dari dan melalui mulut pada umumnya sangat berpengaruh bagi kehidupan kita sendiri maupun orang lain. Apa yang keluar melalui mulut berupa kata-kata atau omongan pada umumnya juga menunjukkan isi hati atau pribadi orang yang bersangkutan. Pasangan dari kata-kata atau mulut adalah pendengaran atau telinga; apa yang didengarkan membentuk dan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan pribadi yang bersangkutan. Anak-anak yang masih berada di dalam rahim ibu atau belum dapat berkata-kata dengan jelas dapat mendengarkan aneka macam suara yang ada di lingkungan hidupnya, dan apa yang mereka dengarkan berpengaruh dalam perkembangan dan pertumbuhan kepribadiannya. Maka dengan ini kami berharap secara khusus kepada orangtua atau orang dewasa untuk menjadi teladan dalam berkata-kata yang baik, sehingga apa yang dikatakan penuh kuasa untuk mengusir aneka macam kejahatan atau melawan aneka macam godaan untuk berbuat jahat. Ketika di lingkungan hidup kita ada orang yang tidak baik atau tidak setia pada panggilan dan tugas pengutusannya, marilah kita tegor atau ingatkan dengan kata singkat, tegas dan jelas serta tepat sasaran. Untuk itu memang pertama-tama kita juga harus menedengarkan dengan baik apa yang sebenarnya sedang terjadi. Biarlah karena kata-kata yang bijak dan penuh kuasa yang keluar melalui mulut kita menjadi bahan omongan dan keheranan di antara mereka yang mendengarkan dan mereka juga akan berkata sebagaimana disampaikan kepada Yesus: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintahkannya dan mereka taat kepadanya".


"Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat," (Ibr 2:12). Kutipan ini menggambarkan apa yang dihayati oleh Yesus, dan kita semua dipanggil untuk meneladan Dia. Kita dipanggil untuk memberitakan nama Tuhan kepada saudara-saudari kita dan memuji-muji Tuhan di tengah umat atau masyarakat. Di Indonesia ini setiap hari kita dapat mendengarkan suara Adzan yang dikumandangkan melalui masjid-masjid "Allah yang Maha besar", suatu ajakan atau peringatan untuk mengimani bahwa yang terbesar adalah Allah. Karya Allah yang Maha besar kiranya antara lain dapat menjadi nyata atau terwujud dalam diri sesama kita yang berkehendak dan berbuat baik, Maka panggilan untuk memuji-muji Allah di tengah umat atau masyarakat berarti memuji-muji sesama kita yang berkehendak dan berbuat baik. Hemat saya semua orang berkehendak baik, namun karena saling kurang mendengarkan maka terjadilah kesalah-fahaman yang berkembang menjadi permusuhan dan perpecahan. Marilah kita saling membuka hati, jiwa, akal budi dan telinga tubuh kita untuk saling mendengarkan kehendak baik agar kita dapat saling memuji satu sama lain di dalam kehidupan bersama kita. Memberitakan nama Tuhan dan memuji-muji Tuhan hendaknya menjadi konkret dengan memberitakan apa yang baik dan memuji-muji saudara-saudari kita yang berkehendak dan berbuat baik. Jauhkan sikap dan tindakan untuk mengutamakan melihat dan memperhatikan kelemahan dan kekurangan dari saudara-saudari kita alias hendaknya senantiasa berpikir positif terhadap saudara-saudari kita, 'positive thinking'. Dengan sikap dan tindakan demikian kita akan mahir dalam pembedaan roh (spiritual discernment) yang sangat dibutuhkan dan mendesak untuk dihayati dan disebarluaskan dalam kehidupan bersama pada masa kini.


Tuhan Yesus Kristus, Jagalah mulutku dan angkatlah dari lidahku setiap kata kebencian, kata kasar dan kata menghakimi. Penuhilah mulutku dengan kasih-Mu.





"Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan " (Mzm 8:5-9)

Bacaan Kitab Suci: Ruah.
Renungan: Ignatius Sumarya, SJ st-andreas.or.id

Photobucket

Senin, 12 Januari 2009

Senin, 12 Januari 2009
Hari Biasa Pekan I

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (1:1-6)

"Allah berbicara kepada kita dengan pengantaraan Anak-Nya."

1 Saudara-saudara, setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. 3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, 4 jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. 5 Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" 6 Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hendaklah semua malaikat sujud menyembah Allah.
Ayat. (Mzm 97:1.2b.6.7c.9)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:14-20)


"Bertobatlah dan percayalah kepada Injil."

14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, 15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" 16 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 17 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 18 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. 19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. 20 Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Mulai hari ini sesuai dengan kalender liturgi kita memasuki Masa Biasa. Entah sebagai pelajar, mahasiswa atau pekerja atau ibu rumah tangga, dst.. kita semua memiliki tugas pekerjaan yang biasa-biasa saja, rutin setiap hari, bergelut dengan aneka macam seluk beluk duniawi alias hidup mendunia. Dalam rangka mengurus atau mengelola hal-hal duniawi kita diharapkan dijiwai oleh iman kita, sebagaimana sering tertulis dalam Anggaran Dasar LSM Katolik : "Dengan semangat iman kristiani kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara". "The man behind the gun"= Manusia yang berada di balik senjata, itulah motto yang erat dengan semangat iman. Dengan kata lain dalam aneka macam pelaksanaan tugas pekerjaan atau pengutusan kita, yang utama dan pertama-tama harus kita perhatikan adalah manusia, bukan harta benda. "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia", demikian sabda Yesus kepada Semon dan Andreas, nelayan yang sedang menebarkan jala untuk menangkap ikan. Secara konkret ajakan untuk menjadi penjala manusia antara lain dapat kita usahakan dengan berbagai usaha dan upaya pendidikan, pembinaan atau pendampingan manusia; dengan kata lain hendaknya 'pendidikan' menjadi opsi utama dan pertama dalam derap langkah dan pelayanan kita. Kami berharap entah keluarga, masyarakat maupun pemerintah mengutamakan masalah pendidikan bagi anak-anak atau generasi muda agar mereka tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman. Berbagai pengamatan dan pengalaman menunjukkan bahwa ketika pendidikan menjadi opsi utama dan pertama maka sejahteralah hidup bersama. Sebaliknya, sebagaimana telah terjadi di Negara kita, ketika pendidikan kurang atau tidak memperoleh perhatian maka kemerosotan moral terjadi hampir di semua bidang kehidupan.

· "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi" (Ibr 1:3). Yang dimaksudkan dengan "Ia" disini adalah Yesus, yang lahir dan datang ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan dunia seisinya. Sebagai orang Kristen atau Katolik atau yang percaya kepada Yesus, Penyelamat Dunia, kita dipanggil untuk meneladan Dia dengan menjadi "gambar Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-firmanNya yang penuh kekuasaan". Firman Tuhan antara lain dapat kita temukan di dalam Kitab Suci atau dalam kehendak baik yang ada dalam setiap pribadi manusia, yang diciptakan sebagai 'gambar atau citra Allah'. Maka dalam hidup mendunia atau mengelola dan mengurus hal-hal duniawi, selain berpedoman pada firman Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, marilah kita lihat, fahami, tangkap dan imani kehendak-kehendak baik dalam diri sesama dan saudara-saudari kita dimanapun dan kapanpun. Kehendak baik tersebut dapat merupakan perwujudan kasih dan berupa keutamaan-keutamaan seperti "sabar, murah hati, tidak cemburu., tidak memegahkan diri dan tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain" (lihat: 1Kor 13:4-5) Siapapun yang menghayati keutamaan-keutamaan di atas ini hemat saya dapat menjadi 'cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah', sehingga yang bersangkutan senantiasa bahagia, damai sejehtera serta memikat, menarik dan mempesona bagi sesamanya. Semoga kita semua tumbuh berkembang menjadi pribadi yang memikat, menarik dan mempesona melalui atau dalam kesibukan pengelolaan atau pengurusan hal-hal duniawi dalam tugas pekerjaan, jabatan atau fungsi kita, entah di dalam keluarga, masyarakat, tempat kerja dst…

"TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita!..keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya. Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya." (Mzm 97:1.2b.6)

[Ignatius Sumarya, SJ]
st-andreas.or.id


Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy