| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 20 Februari 2011 Hari Minggu Biasa VII

Minggu, 20 Februari 2011
Hari Minggu Biasa VII

"Karena itu hendaklah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna." (Matius 5:48)

Antifon Pembuka

Tuhan, aku percaya akan kasih setia-Mu, hatiku bergembira karena Engkau menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu terhadapku.

Doa Renungan


Allah Bapa kami bersama, kami ini sesama saudara se-Bapa. Ajarilah kami saling menaruh cinta kasih sebagaimana Engkau menyayangi kami semua. Robohkanlah tembok-tembok pemisah yang mengasingkan kami satu sama lain. Semoga kami tidak hanya menaruh cinta kasih kepada sahabat-sahabat kami saja, tetapi bersedia pula memaafkan siapa pun. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)

"Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran."

Tuhan berfirman kepada Musa, "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegur orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8+10.12-13; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku, jangan lupa akan segala kebaikannya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu!
Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang bertakwa.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 3:16-23)

"Kamu adalah tempat kediaman Allah."


Saudara-saudara, tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat. Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya." Dan di tempat lain: "Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka." Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu: baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya. Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (1 Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-48)

"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘mata ganti mata; gigi ganti gigi’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu. Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.’ Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan


Renungan




MATA GANTI MATA, GIGI GANTI GIGI?

Injil Minggu Biasa VII/A kali ini, Mat 5:38:48 melanjutkan petikan dari Minggu lalu yang memuat pengajaran keras Yesus melebihi yang umum diajarkan para guru Taurat. Juga kali ini disodorkan dua contoh menghayati Taurat lebih dari sekadar menepati rumusan. Yang pertama Mat 5:38-39 menyangkut pembalasan kekerasan ala "mata ganti mata, gigi ganti gigi" dari ajaran Taurat seperti tercantum dalam Kel 21:24 dan Im 24:20. Yang kedua merujuk pada perintah "mengasihi sesama" sebagaimana didapati dalam Im 19:20. Bagaimana memahami pengajaran kali ini?

ARAH LUAR DAN ARAH DALAM

Seperti disarankan hari Minggu lalu, Injil Matius rupa-rupanya menggarisbawahi dua cara menghayati Taurat, bagi orang sekarang, dua cara menjalankan kehidupan beragama, yakni menepati yang diperintahkan dan menjauhi larangan; ini arah "luar". Cara kedua lebih menerima Taurat dan berusaha menemukan kehadiran Dia yang bersabda di dalamnya; ini arah "batin". Tak bisa dikatakan yang satu lebih unggul dari yang lain. Memang benar dalam keadaan hidup beragama orang Yahudi pada waktu itu, arah yang kedua bakal menggenapkan penghayatan Taurat. Itulah yang diajarkan Yesus kepada para murid yang berasal dari kalangan Yahudi saleh dan diutarakan kembali dalam petikan Injil Matius kali ini. Dalam kaitan itulah maka jelas maksud Yesus dalam Mat 5:17-18 bahwa ia datang bukan untuk meniadakan Taurat melainkan untuk menggenapinya.

Dalam arah inilah dapat didalami makna hukum Taurat mengenai pembalasan terhadap orang yang mencelakakan diri orang lain. Seperti terdapat dalam Mat 5:38, Yesus merujuk pada hukum Taurat yang berbunyi "mata ganti mata dan gigi ganti gigi". Tentunya acuannya ialah hukum yang termaktub dalam Kel 21:24. Guna memahaminya, baiklah disimak yang tertulis di situ dalam kaitan dengan konteksnya, yakni ayat 22-25: "Apabila ada orang berkelahi dan seorang dari mereka tertumbuk kepada seorang perempuan yang sedang mengandung, sehingga keguguran kandungan, tetapi tidak mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka pastilah orang itu didenda sebanyak yang dikenakan oleh suami perempuan itu kepadanya dan ia harus membayarnya menurut keputusan hakim. Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak". Peraturan seperti ini menunjukkan bagaimana Taurat melindungi kehidupan dengan ganti rugi yang setimpal. Sekaligus ditunjukkan betapa nyawa dan kehidupan itu amat dihormati. Jadi hukum Taurat ini sebenarnya mengajarkan bagaimana orang hendaknya menghargai kehidupan orang lain seperti kehidupannya sendiri. Begitulah Taurat. Dan orang-orang yang mendengar perkataan Yesus yang merujuk ke hukum ini tentulah mengerti konteks hukum itu. Dengan latar ini maka akan lebih jelas maksud perkataan mengenai pembalasan. Tekanan utama bukan pada pembalasan melainkan pada menghormati kehidupan.

Pendengar diajak untuk mendalami ajaran agama agar mengenali dasarnya, dalam hal ini apa yang mendasari aturan balas tindak kekerasan seperti dirincikan dalam kutipan kitab Keluaran di atas. Cara Yesus menunjukkan inti hukum itu khas, yakni dengan bahasa "perintah" agar pendengarnya bisa paham. Tetapi yang dituju ialah agar orang mulai memikirkan apa dasar hukum itu. Demikian dikatakan dalam Mat 5:39, "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu." Bahasa hukum, bahasa perintah. Pendengar waktu itu tentu saja menyadari, wibawa pengajaran Yesus tidak setara dengan wibawa Taurat Musa. Kiranya Injil juga tidak bermaksud menunjukkan bahwa Yesus menggantikan Taurat seperti dikatakannya sendiri. Kata-kata itu justru untuk menggenapi Taurat. Seminar spontan berikut ini boleh jadi membantu.

KASIH PIPI KIRI BIAR DITAMPAR JUGA?

Kemarin di sebuah teras sebuah rumah angker di kawasan candi Semarang terjadi bincang-bincang spiritual virtual seperti berikut.

TERSIARIS: [rada beringas & sinis] Jadi pengikut Yesus mesti memalingkan pipi kiri sesudah ditampar pipi kanannya? Dus bila gereja dirusak, maka biarkan sekalian dibakar. Gitu kan?
MATT: [senyum] Ah, jangan gitu dong. Tampar kanan kiri itu kan bahasa didaktik, bahasa pengajaran untuk berpikir mengenai sikap orang beragama. Mesti ditangkap arah yang sesungguhnya. Yesus kali ini menunjukkan bahwa kekerasan itu tak berbatas. Memberikan pipi kiri setelah pipi kanan ditampar itu justru membuat orang melihat bahwa penghinaan terhadap orang lain bisa berkelanjutan. Orang diajak melihat hal ini dan menyadari bahwa kekerasan tak bisa diterima. Jadi mbok ya jangan harfiah tangkapannya.
BIDEL TAKON: [berkerut dahi] Lha kalau begitu tiga perkataan lain (ayat 40-42) ke sana arahnya? Bila ada orang yang mengklaim baju (maksudnya kan baju dalam), kasih kepadanya jubahmu (maksudnya pakaian luar) - sehingga orang kelihatan berpakaian dalam melulu? Lalu orang yang memaksamu jalan satu mil beri dia dua mil agar ia tahu bahwa permintaannya itu penting dan kau tanggapi lebih? Juga ajaran jangan menolak permintaan pinjam dimaksud agar orang menyadari pentingnya kebutuhan orang lain?
MATT: [sembari pencet-pencet Blackberry entah BBM ke siapa] Mulai mengerti nih! Iya ke sana arahnya. Perkataan-perkataan Yesus itu ajaran kepada orang Yahudi pada waktu itu untuk mengenali bagaimana mengerti intinya Taurat
SETY: Lha kalau sekarang bagaimana? Kan pendengarnya bukan seperti yang dulu dan bahkan tak semua tahu hukum Taurat?
MATT: [santai berkomentar] Justru itu perlunya mengerti apa yang dimaksud. Ayat-ayat tentang berikan pipi kiri untuk juga ditampar itu kan untuk menunjukkan kenyataan yang lebih dalam, yakni absurdnya penghinaan terhadap sesama. Warta Injil di situ.
TINI & TONO [terngiang dari kotbah Tom J.] Kalau begitu bukan barang baru, kita sudah tahu buruknya penghinaan dan kekerasan terhadap orang lain.
MATT: [sedkit mendelik] Apa Injil diharapkan mengajarkan yang muluk-muluk, yang rahasia-rahasia, yang samasekali baru! Itu bukan Injil dong. Injil itu kabar yang mesti melegakan, yang bikin gembira, bukan yang membebani. Yang bisa universal nilainya. Itu baru perintah baru! Bukan yang di permukaan dan itu itu melulu.

MENGASIHI SESAMA....

Mat 5:43-48 menampilkan Yesus merujuk pada perintah Taurat untuk mengasihi sesama seperti tercermin dalam Im 19:18, yang berbunyi demikian, "Janganlah engkau menuntut balas, janganlah menaruh dendam terhadap orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Perintah itu ditujukan kepada umat Perjanjian Lama dan tujuannya ialah untuk menjaga kedamaian di dalam umat. Peraturan itu menyangkut kehidupan umat dan tidak mengenai orang luar. Yesus merumuskan kembali dengan mengungkapkan implikasinya pada bagian kedua mengenai membenci musuh, "Kamu telah mendengar yang difirmankan: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu." Dengan demikian kasih hanya dibataskan pada golongan sendiri. Ini kiranya belum cukup dan bahkan akan menjadi karikatur apa itu kasih. Semestinyalah mengasihi sesama itu tidak terbatas pada kelompok sendiri. Oleh karena itulah dalam Mat 5:43-48 orang diajak mengusahakan agar perhatian serta kebesaran hati terhadap sesama mencakup siapa saja, bukan hanya kawan sendiri. Mengasihi itu upaya yang tak mengenal batas kelompok, apalagi kelompok agama. Itulah yang kiranya hendak disampaikan. Ini melengkapi kesetiakawanan.

SEMPURNA SEPERTI BAPAMU YANG DI SURGA SEMPURNA ?

Dalam Mat 5:48 Yesus mengimbau pendengarnya agar menjadi sempurna seperti "Bapamu yang ada di surga sempurna". Pernyataan ini menggemakan Im 19:2 yang berisi kata-kata Allah orang Israel kepada Musa begini, "Berbicaralah ke segenap umat Israel dan katakan kepada mereka: kalian jadilah kudus, sebab Aku Tuhan, Allahmu, kudus." Umat Perjanjian Lama diimbau agar sepenuhnya menjadi umatnya Tuhan mereka, yakni Allah yang kudus. Demikian maka Dia akan sungguh menjadi Allah mereka. Yesus mengajarkan sikap beragama yang baru, yakni berani mendekat kepada Tuhan Allah sebagai Bapa yang mengusahakan apa saja yang terbaik bagi yang sedia menerimanya sebagai Allah yang dekat, yang peduli pada kemanusiaan meski tidak selalu jelas. Baru terasa teguh bila diimani. Inilah yang dimaksud dengan menjadi sempurna seperti Bapa sendiri sempurna.

Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 19 Februari 2011 Hari Biasa Pekan VI

Sabtu, 19 Februari 2011
Hari Biasa Pekan VI

Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya. (Mzm 145:2)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, kasih setia-Mu lebih kuasa dari maut: yang telah Kauberikan kepada kami takkan dapat dicuri oleh orang lain. Kami mohon, lindungilah iman kami, bila rasa takut menghadapkan kami pada pilihan palsu. Dan bila hati kami menjadi bimbang oleh persoalan-persoalan hidup yang nyata, condongkanlah kami untuk bertahan dengan ulet dan mempercayakan diri kami kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (11:1-7)

"Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan bahasa mereka."

Pada zaman dahulu seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat. Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi." Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."
Demikianlah sabda Tuhan,
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, aku hendak memuji nama-Mu selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 145:2-3.4-5.10-11)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan dan sangat terpuji; dan kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu, dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
3. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 9:6; 2/4)
Langit terbuka dan terdengarlah suara Bapa. "Inilah Anak-Ku terkasih; dengarkanlah Dia"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:2-13)

"Yesus berubah rupa di depan para rasul."

Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat. Tak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa yang sedang berbicara dengan Yesus. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di sini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari awan itu terdengar suara, "Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia!" Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling mereka tidak lagi melihat seorang pun di situ kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati." Lalu mereka bertanya kepada Yesus, "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?" Yesus menjawab, "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Tetapi bagaimanakah halnya dengan Anak Manusia? Bagaimana tertulis bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan? Tetapi Aku berkata kepadamu, memang Elia sudah datang, dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka sesuai dengan yang tertulis tentang dia."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Banyak orang saat ini yang tidak lagi mempunyai kemampuan untuk 'mendengar', karena mereka sejak kecil jarang sekali 'didengar' oleh orang-orang di sekitarnya. Betapa sulitnya orang tua bersedia mendengar suara anak-anak mereka, mereka tidak punya cukup waktu dan kesabaran untuk mendengar. Maka jangan heran jika anak-anak ini pun kelak bertumbuh dewasa, dan mereka tidak punya kemampuan untuk mendengarkan orang lain.

Akibatnya manusia jadi tidak punya 'kepekaan' dan pembiasaan untuk mendengarkan satu sama lain. Dan bila manusia sudah tidak peka lagi untuk bisa mendengarkan 'suara' sesamanya yang kelihatan, apalagi mendengarkan suara Tuhan yang tidak kelihatan.

Hari ini Tuhan Allah meminta kita mendengarkan 'Anak' yang dikasihi-Nya. Bagaimana caranya? Tentu dengan membaca Firman Allah setiap hari. Dengan bertekun membaca Firman Allah entah mengerti ataupun tidak, maka Tuhan sendiri yang akan membukakan pengertian kita akan Allah dan kita mampu mendengar 'suara Tuhan' pada kita. Jika kita bisa mendengarkan suara Tuhan maka kita akan mampu mendengarkan orang lain memakai hati. Di sanalah kita akan 'melihat' kemuliaan Tuhan seperti yang dialami oleh tiga murid-Nya dalam Injil hari ini.

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk selalu bisa mendengarkan suara-Mu dalam setiap kegiatanku dan mendengarkan orang lain di sekitarku. Amin.

Renungan Harian Mutiara Iman 2011

Jumat, 18 Februari 2011 Hari Biasa Pekan VI

Jumat, 18 Februari 2011
Hari Biasa Pekan VI

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Markus 8:34)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, betapa besarnya perhatian-Mu dalam hidupku. Semoga aku mampu menikmati kasih-Mu dan dengan rela memikul salib kami. Kami juga melihat secercah harapan yaitu kehidupan kekal dan kemuliaan yang daripada-Mu. Maka, berilah keteguhan kepada kami pada hari ini agar kami setia memanggul salib kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (11:1-9)

"Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan bahasa mereka."

Pada zaman dahulu di seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat. Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi." Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu,dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing." Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:10-11.12-13.14-15)

1. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa. Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.
2. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.
3. Dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dialah yang membentuk hati mereka, dan memperhatikan segala pekerjaan mereka.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kalian Kusebut sahabat-sahabat, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:34-9:1)

"Barangsiapa kehilangan nyawa demi Aku dan Injil akan menyelamatkan nyawanya."

Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus." Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Anton pusing bukan kepalang, sudah empat bulan dia lulus dari perguruan tinggi tapi ia belum juga mendapatkan pekerjaan. Sebenarnya sudah beberapa kali Anton berhasil masuk sampai tahap wawancara, tapi setelah itu panggilan kerja yang ia tunggu-tunggu tak juga datang.

Suatu hari ia bertemu dengan teman kuliahnya dulu. Temannnya itu baru saja pulang kerja. Lalu, masuklah mereka ke sebuah restoran dan mengobrol di sana. Anton kemudian menceritakan kesulitan yang dialaminya dalam mencari pekerjaan. "Masa beberapa perusahaan yang aku lamar memintaku untuk bekerja lembur pada hari-hari tertentu dan setiap enam bulan sekali karyawannya akan ditugaskan ke luar kota. Ya aku tidak mau lah...", keluh Anton.

Temannya itu lalu menjawab "Aku tahu sekarang kenapa sampai sekarang hari ini kamu belum juga mendapat pekerjaan. Kalau kamu mau ikut perusahaan tertentu, itu berarti kamu juga harus siap mengikuti aturan-aturan yang ada dan keputusan-keputusan yang ditetapkan perusahaan tersebut kepada karyawannya. Tidak bisa bersikap semau kita sendiri. Dari sana perusahaan akan melihat komitmen kita terhadap perusahaan tersebut." Mendengar hal itu, Anton hanya terdiam dan memikirkan masukan dari temannya itu.

Sering kali kita pun bersikap seperti Anton. Kita mau mengikuti suatu hal, tetapi kita sendiri tidak mau merendahkan hati untuk sungguh-sungguh mengikuti hal tersebut. Hal mengikuti Yesus tentu saja lebih besar dari hal mencari pekerjaan. Ada banyak hal yang dituntut Yesus dari kita bila kita ingin mengikuti-Nya dan mendapatkan keselamatan. Seperti yang Yesus katakan, bahwa mengikuti Dia berarti harus siap menyangkal diri dan memikul salib.

Mengikuti Yesus tidak bisa setengah-setengah. Meskipun keputusan dan sikap yang kita ambil membuat kita menderita, tapi itulah salib yang harus kita tanggung bila mau mengikut Dia, karena memang Yesus menginginkan komitmen 100% dari para pengikut-Nya.

Tuhan Yesus, aku sungguh ingin mengikuti Engkau dengan segenap hatiku. Bimbing aku agar dari hari ke hari komitmenku kepada-Mu semakin penuh. Amin

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 17 Februari 2011 Hari Biasa Pekan VI

Kamis, 17 Februari 2011
Hari Biasa Pekan VI

Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi akan kemuliaan-Mu --- Mzm 102:16

Doa Renungan

Allah Bapa, aku bersukacita bersama dengan menyingsingnya fajar pada pagi hari ini. Banyak harapan maupun cita-cita yang tersimpan di dalam lubuk hatiku. Namun hanya ada satu harapan yang Kausukai dari kami, yaitu lebih mengenal-Mu dari hari ke hari. Semoga perjalanan hari ini memberikan pengalaman iman, harapan dan kasih bagiku, sehingga dapat menjadi saksi-Mu bagi sesama kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Busur Tuhan telah Ia letakkan di awan sebagai tanda perjanjian bahwa Tuhan akan mendatangkan damai di atas bumi. Damai itu akan dapat dirasakan manusia, apabila manusia setia pada perjanjian-Nya dengan menghormati setiap makhluk hidup di muka bumi. Hal itu dilukiskan dalam perintah agar beranak cucu dan menghindari pertumpahan darah.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (9:1-13)

"Pelangi-Ku akan Kutempatkan di awan sebagai tanda perjanjian antara Aku dan bumi."

Sesudah air bah, Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta bersabda kepada mereka, "Beranakcucu dan bertambahbanyaklah, serta penuhilah bumi. Kalian akan ditakuti oleh segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut. Ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan. Segala yang bergerak dan hidup akan menjadi makananmu. Aku memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau. Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kalian makan. Tetapi mengenai darahmu, yakni nyawamu, Aku akan menuntut balasnya. Dari segala binatang Aku akan menuntutnya, dan dari setiap manusia Aku akan menuntut nyawa sesama manusia. Siapa yang menumpahkan darah, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia menurut gambar-Nya sendiri. Tetapi kalian, beranakcucu dan bertambahbanyaklah, sehingga tak terbilang jumlahmu di atas bumi, ya, bertambahbanyaklah di atasnya". Bersabdalah Allah kepada Nuh dan anak-anaknya, "Camkanlah, Aku mengadakan perjanjian dengan kalian dan keturunanmu, dan dengan segala makhluk hidup yang ada besertamu; yakni burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi, segala yang keluar dari bahteramu, segala binatang di bumi. Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kalian, bahwa sejak kini segala yang hidup takkan dilenyapkan oleh air bah lagi dan takkan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi". Allah bersabda pula, "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kalian serta segala makhluk hidup yang ada sertamu, turun-temurun untuk selama-lamanya: Busur-Ku akan Kutempatkan di awan sebagai tanda perjanjian anta Aku dan bumi".
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan memandang dari surga ke bumi.
Ayat. (Mzm 102:16-18.19-21.29.22-23; R: 20b)
1. Bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
2. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi, untuk mendengarkan keluhan orang tahanan, dan membebaskan orang-orang yang ditentukan harus mati.
3. Anak hamba-hamba-Mu akan diam dengan tenteram dan anak cucu mereka akan tetap ada di hadapan-Mu, supaya nama Tuhan diceritakan di Sion, dan Dia dipuji-puji di Yerusalem, apabila para bangsa berkumpul bersama-sama dan kerajaan-kerajaan berhimpun untuk beribadah kepada Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.

Rupanya tidak cukup hanya tahu siapakah Yesus, atau dapat menerangkan bahwa Ia adalah Mesias. Yang penting lagi dari kedua hal di atas, yaitu orang mampu percaya dan hidup dari iman akan Yesus. Karena itulah dengan keras Yesus menegur Petrus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:27-33)

"Engkaulah Kristus.... Anak Manusia harus menderita banyak."

Pada suatu hari Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, "Kata orang, siapakah Aku ini?" Para murid menjawab, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi". Yesus bertanya lagi kepada mereka, "Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini" Maka Petrus menjawab, "Engkaulah Mesias!" Dan Yesus melarang mereka dengan keras, supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan. Ia akan ditolak oleh para tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh, dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, katanya, "Enyahlah Iblis! Sebab Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia".
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Allah memperhitungkan Nuh sebagai orang benar karena imannya. Bahtera yang dibangun oleh Nuh menjadi sarana keselamatan dari Allah. Suatu bahtera keselamatan! Ia diberkati oleh Allah disertai firman: ”Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi” (Kej. 9:1).

Selanjutnya, Allah mengadakan perjanjian (covenant) dengan Nuh ”bahwa sejak kini segala yang hidup takkan dilenyapkan oleh air bah lagi dan takkan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi” (Kej. 9:11). Walaupun ada kekurangan karena ketidaktaatan manusia, Allah tidak memusnahkan makhluk ciptaan-Nya sendiri karena masih ada orang-orang yang benar, taat, dan beriman, seperti Nuh. Busur (pelangi) mengingatkan kita akan janji Allah serta pemeliharaan-Nya yang menetap. Allah tidak ingin memusnahkan kita. Dia ingin tetap memelihara kita dalam kasih-Nya.

Dalam Injil hari ini Petrus mengakui dengan imannya bahwa Yesus adalah Mesias: ”Engkau adalah Mesias!” (Mrk. 8:29). Walaupun ada inkonsistensi dalam pernyataan dan sikap Petrus, yang menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya, sehingga ia dimarahi Yesus. Namun, keteguhan imannya sungguh diperhitungkan. Oleh karena itu, ia diangkat menjadi gembala dan kepala Gereja perdana.

Tuhan Yesus Kristus, peliharalah aku dalam kasih-Mu dan berilah aku rahmat ketaatan dan keteguhan iman agar aku menjadi orang benar. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Rabu, 16 Februari 2011 Hari Biasa Pekan VI

Rabu, 16 Februari 2011
Hari Biasa Pekan VI

Jika dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah dahulu membenci Aku daripada kamu." (Yoh 15:18)

Doa Renungan

Selamat pagi ya Allah, Engkau menganugerahkan kepadaku penglihatan untuk menikmati keindahan alam ciptaan-Mu. Sebagaimana mata orang buta yang Engkau celikkan, semoga juga Engkau mencelikkan kebutaan mata hati kami yang sering kurang mampu melihat kehendak-Mu dalam hidup kami. Sehingga mata hati kami lebih peka dalam menyadari kehadiran-Mu pada hari ini. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Burung merpati yang pulang kembali dengan membawa sehelai daun Zaitun, menjadi tanda bahwa Tuhan mendatangkan damai di atas bumi. Dan setelah mengering air di atas bumi Nuh mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Tuhan pun berjanji untuk memberi rahmat kehidupan baru yang baik untuk kesejahteraan hidup semua yang tinggal di atas bumi.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (8:6-13.20-22)

"Nuh melihat-lihat; ternyata muka bumi sudah mulai kering."

Pada waktu itu air bah sudah mulai surut. Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu. Lalu ia melepaskan seekor burung gagak. Dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air menjadi kering di atas bumi. Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air telah berkurang dari muka bumi. Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tumpuan kaki dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera, karena di seluruh bumi masih ada air. Lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera. Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu. Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun Zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air telah berkurang dari atas bumi. Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu; tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya. Maka dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudah keringlah air dari atas bumi. Kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat ternyatalah muka bumi sudah mulai kering. Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan. Dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram, diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan kurban bakaran di atas mezbah itu. Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, bersabdalah Tuhan dalam hati-Nya, "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya; Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam".
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 116:12-15.18-19)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya, di pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat.
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

Pada waktu Yesus menyembuhkan mata orang buta di Betsaida, Ia mengajaknya pergi keluar kampung, meludahi matanya, dan meletakkan tangan di atasnya. Di sini kita melihat adanya suatu tahap-tahap penyembuhan. Ternyata mukjizat bukan sesuatu yang sekali jadi, melainkan butuh usaha dan proses tertentu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:22-26)

"Si buta itu sembuh, dan dapat melihat segala sesuatu dengan jelas."

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon supaya Ia menjamah dia. Yesus lalu memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata si buta, dan meletakkan tangan di atasnya, Ia bertanya, "Sudahkah kaulihat sesuatu?" Orang itu memandang ke depan, lalu berkata, "Aku melihat orang! Kulihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan". Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu. Maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata, "Jangan masuk ke kampung!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Mengalami kebutaan mata tentulah tidak mengenakkan. Kita dapat membayangkan betapa bahagianya seseorang yang penglihatannya dapat pulih: dari tidak bisa melihat menjadi melihat dan mengamati segalanya dengan jelas.

Ketika seorang buta dibawa kepada Yesus untuk disembuhkan, Yesus memegang matanya, meludahi matanya, dan sekali lagi meletakkan tangan pada mata orang itu. Perlahan-lahan penglihatannya menjadi pulih. Walaupun Yesus dapat menyembuhkannya dengan jamahan seketika, tetapi Yesus berproses dengan si buta. Ia diantar secara bertahap untuk disembuhkan dan dengan demikian beriman kepada Tuhan. Nuh juga harus bersabar menunggu surutnya air bah guna memastikan bumi sudah kering untuk mendirikan mezbah bagi Tuhan. Yesus juga menyampaikan poin-poin ajaran-Nya kepada para murid-Nya secara bertahap, walaupun Ia kadang kala menghadapi ketidakpahaman mereka. Ia sabar. Demikian juga, pemahaman kita akan Yesus merupakan suatu proses bertahap, tidak akan berhenti, dan membutuhkan ketekunan.

Selain itu, untuk mengerjakan mukjizat penyembuhan ini Yesus menghantar si buta ke luar kampung agar tidak disaksikan oleh banyak orang. Ketika penglihatan si buta sudah pulih, ia disuruh Yesus pulang ke rumahnya tanpa memasuki kampung. Tampak di sini kesederhanaan dan kerendahan hati Yesus. Ia tidak menghendaki kehebohan dan popularitas. Ia tidak mau dipuji karena perbuatan-Nya yang baik.

Tuhan Yesus Kristus, sembuhkanlah aku dari kebutaan hati dan pikiran yang menghalangi aku untuk melihat keselamatan-Mu. Berikanlah aku semangat kerendahan hati untuk menerima kebaikan-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 15 Februari, 2011 Hari Biasa Pekan VI

Selasa, 15 Februari, 2011
Hari Biasa Pekan VI

MATANG DAN BERBUAH

Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita --- Rm 8:18

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa, hari ini Engkau menegur rasul-Mu agar mengerti dan memahami makna sabda-Mu. Semoga kami Kaumampukan untuk mengerti, memahami, dan mengalami dengan berkat-Mu segala peristiwa dimana Engkau berbicara di dalamnya. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin.

Tuhan ingin agar ciptaan-Nya hidup dalam damai dan melakukan yang baik. Namun demikian, Ia tetap ingin memberikan kebebasan kepada manusia. Karena itulah Tuhan ingin membarui dunia dan ingin bekerja sama dengan orang yang percaya kepada-Nya. Peristiwa air bah menjadi saat dimana Tuhan membarui dunia ciptaan-Nya.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (6:5-8; 7:1-5.10)

"Aku akan menghapuskan manusia yang Kuciptakan dari muka bumi."

Tuhan melihat bahwa kejahatan manusia di bumi semakin besar, dan kecenderungan hati mereka selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Bersabdalah Tuhan, "Aku akan menghapuskan manusia yang Kuciptakan dari muka bumi, baik manusia maupun hewan, dan binatang-binatang melata maupun burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka". Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di hadapan Tuhan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Nuh, "Masuklah ke dalam bahtera, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. Dari segala binatang yang tidak haram, haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betina. Juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betina, supaya terpeliharalah keturunannya di seluruh bumi. Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya. Dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu". Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Setelah tujuh hari datanglah air bah meliputi bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = fis, 2/4, PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat. (Mzm 29:1a.2.3ac-4.3b.9b-10; R:11b)
1. Sampaikanlah kepada Tuhan, hai penghuni surga, sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan!
2. Suara Tuhan terdengar di atas air, suara Tuhan mengguruh di atas air yang besar. Suara Tuhan penuh kekuatan, suara Tuhan penuh semarak.
3. Allah yang mulia mengguntur, di dalam bait-Nya setiap orang berseru, "Hormat!" Tuhan bersemayam di atas air bah, Tuhan bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Yesus mengajak para murid-Nya untuk tidak hanya menyandarkan diri pada makanan atau jaminan hidup secara jasmani belaka. Dalam arti itulah, Ia meminta para murid untuk berjaga-jaga dan berhati-hati terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes. Namun ternyata para murid belum memahami maksud Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:14-21)

"Awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

Pada suatu hari murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya, "Berjaga-jaga dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes". Maka mereka berpikir-pikir, dan seorang berkata kepada yang lain, "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti". Ketika Yesus tahu, apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata, "Mengapa kalian memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kalian memahami dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kalian mempunyai mata, tidakkah kalian melihat? Dan kalian mempunyai telinga, tidakkah kalian mendengar? Sudah lupakah kalian waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?" Jawab mereka, "Tujuh bakul". Lalu kata Yesus kepada mereka, "Masihkah kalian belum mengerti?"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Data dari sebuah kota besar di Indonesia memperlihatkan dari 633 pelajar kelas II Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 155 orang atau 23,4% yang sudah berhubungan seksual. Mereka terdiri atas pria 27% dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada usia remaja. Demikian pula masalah narkoba di lingkup remaja semakin memprihatinkan.

Kebiasaan-kebiasaan buruk dan kecenderungan menikmati pergaulan bebas sebebas-bebasnya itu bagai ragi yang mencemari hidup orang muda. Dalam Perjanjian Baru, "ragi" biasanya melambangkan kejahatan atau pencemaran. Ragi yang sedikit akan mengkhamirkan dan mempengaruhi keseluruhannya.

Betapa bahayanya bila kita terpengaruh atau bahkan terjerumus oleh ragi pergaulan bebas yang merusak cita-cita dan kehidupan. Mungkin di sekitar kita ada yang telah terpengaruh atau mungkin ada yang pernah mencoba menpengaruhi kita. Bagaimana kita menyikapinya?

Tuhan kita Yesus mengingatkan kita untuk berjaga-jaga dan awas selalu terhadap ragi pergaulan bebas, narkoba, sekularisme, dll. yang merusak diri kita diam-diam di balik tawaran kenikmatan yang menggoda sesaat. Kita harus senantiasa berjaga-jaga dalam perjalanan pengasahan diri untuk menjadi matang dan berubah, agar tidak terpengaruh oleh mereka yang lebih mementingkan hal-hal duniawi dan tradisi yang tidak sesuai dengan semangat Kristus. Hanya orang yang sanggup bertahan dalam aneka cobaanlah yang akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan oleh Allah.

Tuhan Yesus, bantulah aku agar memiliki hati yang teguh dan iman yang kuat, supaya tetap tekun dan bertahan di jalan-Mu. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 14 Februari 2011 Hari Biasa Pekan VI

Senin, 14 Februari 2011
Hari Biasa Pekan VI

Tuhan lebih lemah lembut daripada seorang ibu (St. Teresia Lisieux)

Antifon Pembuka

Persembahkanlah puji syukur sebagai kurban kepada Allah! Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan dikau dan engkau memuliakan Daku (Mzm 50:14a.15)

Doa Pagi

Tuhan, hari baru Kauberikan lagi kepada kami. Jangan biarkan hari ini tercemar oleh dosa kami. Semoga cacat cela kami tidak menguasai gerak hidup kami, yang dapat mencelakakan sesama kami. Amin.

Kedua anak Hawa, Kain dan Habel mempersembahkan kurban persembahan kepada Tuhan. Akan tetapi Tuhan hanya mengindahkan kurban Habel. Kain menjadi marah dan membunuh Habel, adiknya. Kain dihukum oleh Tuhan tetapi tetap dilindungi. Kain hidup dalam kesengsaraan dan ketakutan karena telah membunuh adiknya itu. Tuhan menganugerahkan kembali anak lain sebagai ganti Habel kepada Hawa.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (4:1-15.25)

"Kain memukul Habel, adiknya, lalu membunuh dia."

Adam menghampiri Hawa, isterinya. Maka mengandunglah wanita itu, lalu melahirkan Kain; dan Hawa berkata, “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain. Habel menjadi gembala kambing domba, sedang Kain menjadi petani. Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai kurban persembahan. Habel juga mempersembahkan kurban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Maka Tuhan mengindahkan Habel dan kurban persembahannya itu. Tetapi Kain dan kurban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Sabda Tuhan kepada Kain, “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Masakan mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu. Dosa itu sangat menggoda engkau tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Pada suatu hari Kain berkata kepada Habel, adiknya, “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Sabda Tuhan kepada Kain, “Di mana Habel adikmu itu?” Jawab Kain, “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Sabda Tuhan pula, “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu. Engkau akan menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.” Berkatalah Kain kepada Tuhan, “Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi. Barangsiapa bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.” Sabda Tuhan kepadanya, “Sekali-kali tidak! Barangsiapa membunuh Kain, ia akan dibalas tujuh kali lipat.” Kemudian Tuhan menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh siapa pun yang bertemu dengan dia. Adam menghampiri pula isterinya. Lalu wanita itu melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamainya Set, sebab katanya, “ Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Persembahkanlah puji syukur kepada Allah sebagai kurban.
Ayat. (Mzm 50:1.8.16bc-17.20-21; R: 14a)
1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Engkau duduk, dan menjelek-jelekkan saudaramu, engkau memfitnah saudara kandungmu. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Aku ini jalan, kebenaran, dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku. Alleluya.

Yesus menyesalkan sikap orang Farisi yang meminta tanda kepada-Nya. Hanyalah pertobatan yang akan membawa orang-orang Farisi kepada tanda dari Allah, yaitu Yesus sendiri. Itulah tanda Yunus yang diberikan Tuhan kepada orang Farisi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:11-13)

"Mengapa angkatan ini meminta tanda?"

Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, “Sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Yesus mengeluh, karena orang-orang Farisi meminta tanda untuk mencobai-Nya. Hal ini merupakan bukti tidak adanya iman. Sikap Yesus: meninggalkan mereka, dan bertolak ke seberang. Inilah sikap yang tepat berhadapan dengan orang-orang yang meragukan keAllahan Yesus. Kita segera tinggalkan mereka, dn ‘bertolak ke seberang’. Tak ada lagi diskusi!

Doa Malam

Ya Bapa, malam telah tiba. Kegelapan mulai menampakkan diri. Semoga gelapnya malam tidak menjadikan hati kami juga gelap dan membuat kami tak dapat melihat sinar terang-Mu. Semoga Engkau menyertai kami malam ini, agar jiwa kami dapat beristirahat dengan tenteram. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy