| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pertemuan Keempat Adven Keuskupan Agung Semarang 2012: MEWUJUDKAN IMAN

Pertemuan Keempat

MEWUJUDKAN IMAN

Tujuan:

Menyadari kembali bahwa iman senantiasa harus diwujudkan melalui kesaksian dan laku hidup, yang memancarkan sabda kebenaran sesuai dengan iman yang dirayakan serta kedalaman iman yang dihayati.

1. Lagu Pembuka

2. Tanda Salib dilanjutkan Doa Pembuka

3. Pengantar

Kita sebagai umat Kristiani menyadari, bahwa iman yang dewasa adalah iman yang "terlibat" atau bisa dikatakan sebagai iman yang terwujud dalam laku kehidupan. Perwujudan iman bukanlah urusan pribadi saja, akan tetapi juga kesaksian hidup secara nyata bahwa kita telah diselamatkan. Prinsipnya, iman tidak hanya sekedar di bibir saja, tetapi harus bisa merasuki seluruh sendi-sendi kehidupan kita, terutama terlibat dalam kehidupan bermasyarakat. Pada pertemuan sebelumnya, kita diajak menyadari bahwa perayaan iman, yang terpuncak dalam Ekaristi merupakan sumber kehidupan beriman kita. Bagaimana perayaan iman menjadi bagian dari keselamatan Kristus benar-benar hadir dan menghantar kita untuk semakin terjun dalam hidup bermasyarakat. Maka dalam pertemuan keempat ini, kita diajak mewujudkan iman kita. Perwujudan iman hendaknya kita sadari, sebagai laku nyata akan pengakuan Kristus sebagai sumber iman dan buah dari perayaan-perayaan iman yang semakin diwujudkan dalam kehidupan nyata. Iman dihidupi dan akhirnya diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di tengah keluarga dan masyarakat.

4. Ritus Penyalaan Lilin Korona Adven

Bacaan: Luk 10:25-28

5. Inspirasi dan Permenungan

Mengasihi Tuhan dan sesama dengan totalitas hidup

Membaca kembali Luk 10:25-28, kita diajak untuk mengasihi Tuhan dan sesama dengan totalitas hidup kita. Kita diajak menyadari bahwa iman membutuhkan totalitas yang mendalam. Iman dimulai dari memikirkannya dengan sungguh-sungguh, didalami, mencari tahu, mempelajari hingga dengan "segenap jiwa", artinya tidak berpura-pura, di luar tampaknya penuh perhatian tapi di dalamnya tak peduli. Iman yang diharapkan dalam bacaan di atas, adalah iman yang bisa dikatakan sebagai iman yang "berintegritas". Iman yang tak hanya menyangkut hubungannya dengan Allah, melainkan juga dengan sesama manusia. Mengasihi Tuhan itu sama dengan menjadi manusia yang semakin utuh. Jadi iman itu mencerminkan juga solidaritas bagi sesama. Artinya, iman harus tampak dalam wujudnya yang paling nyata, dalam laku hidup dan tindak tanduk keseharian.

Kita menyadari, di lain pihak, banyak orang katolik yang kelihatan khusuk beribadat di gereja, akan tetapi, di lain pihak, mereka juga bersemangat menjalankan bisnis-bisnis kotor, meraup untung sebanyak-banyaknya bahkan dengan praktek korupsi. Tidak hanya itu, banyak juga yang masih hidup dalam perselingkuhan, pergaulan dan hiburan yang tidak sehat, melakukan peminjaman uang dengan bunga yang mencekik, dan lain sebagainya. Kita perlu menengok kembali, sering kali, benar seperti apa yang pernah dikatakan oleh Charlie Douglas dalam artikelnya di "Moral Hazards in the Marketplace". Mungkin yang menjadi masalah saat ini adalah demarkasi (pemisahan) antara yang dianggap sakral dan sekuler. Pembicaraan soal cinta dan iman hanya ketika di gereja pada hari Minggu, sementara di tempat kerja masing-masing, orang dituntut fokus kepada kepentingan diri sendiri dan keunggulan kompetitif dalam bertahan hidup. Hal inilah yang kadang menjadi permenungan bagi kita. Sejauh inikah iman yang kita akui dan rayakan? Kurang menunjukkan laku dalam hidup senyatanya. Iman yang kita akui, rayakan hanya sebatas lip service, sebatas pengakuan, tanpa ada kenyataan yang diwujudkan, atau sering dikatakan "gajah diblangkoni, iso kojah ora iso nglakoni."

Pertanyaannya, apakah iman kita, tampak kelihatannya seperti pohon yang rindang namun tidak berbuah. Di sana hanya kelihatan sejuknya, rindangnya, gagahnya, tapi belum bisa dinikmati buahnya. Maka seperti halnya iman, selain menjadi subur iman harus nyata dalam perbuatan supaya buah rahmat itu membuat semakin banyak orang mengenal Kristus, seperti yang dikatakan dalam Yak 2:26, "sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan adalah mati".

6. Refleksi dan Sharing Pengalaman

Iman yang kita yakini, haruslah senantiasa mendampingi dan membuat membuat diri kita menjadi tanda kehadiran Tuhan, sehingga dengan menghidupinya secara mendalam, iman mampu memberikan kesaksian bagi sesama.

Ketika kita dibaptis dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, berarti kita mengimani Yesus Kristus dan menjadi Katolik, artinya kita telah memulai suatu perjalanan yang akan berlangsung seumur hidup kita (Kis 14:27). Ini artinya, melalui baptisan kita telah disatukan dengan Yesus Kristus sepanjang hidup kita. Kita masuk dalam persekutuan hidup dengan Allah dan Gereja-Nya. Melalui baptisan ini pula, kita disatukan dengan kumpulan orang-orang yang beriman di dalam Kristus.

Hidup dalam Kristus membawa konsekuensi yang tidak ringan. Kita harus bisa menanggalkan manusia lama kita dan menjadi pribadi yang baru, pribadi yang telah ditebus oleh Kristus. Kita diajak untuk melakukan pembaruan melalui kesaksian hidup yang diberikan sebagai anggota umat beriman. Kita dipanggil untuk memancarkan sabda kebenaran yang diwariskan Kristus. Maka melalui masa Adven sebagai bagian dari Tahun Iman ini, kita diajak masuk dalam pertobatan untuk semakin mengimani Kristus.

Hidup baru bersama Kristus mendorong setiap orang yang percaya semkin dikuasai oleh kasih Kristus. "Kasih Kristus menguasai kita" (2Kor 15:14). Kasih Kristus inilah yang memenuhi hati dan mendorong kita untuk semakin membagikannya dalam keluarga, Gereja dan masyarakat (bdk. mat 28:16). Iamn tanpa kasih tidak akan menghasilkan buah, sedangkan kasih tanpa iman hanya akan merupakan suatu perasaan yang senantiasa bimbang. Iman dan kasih saling melengkapi satu sama lain. Iman yang kita yakini, senantiasa mendampingi dan membuat diri kita menjadi tanda kehadiran Tuhan, sehingga dengan menghidupinya secara mendalam, iman mampu memberikan kesaksian bagi sesama.

7. Doa Umat dan Doa Penutup

8. Lagu Penutup

Pertemuan Ketiga Adven Keuskupan Agung Semarang 2012: MERAYAKAN IMAN

Pertemuan Ketiga

MERAYAKAN IMAN

Tujuan:

Menyadari kembali bahwa iman senantiasa harus dirayakan sehingga menjadi perjumpaan dengan Tuhan yang menyelamatkan.

1. Lagu Pembuka

2. Tanda Salib dilanjutkan Doa Pembuka

3. Pengantar

Pada pertemuan Adven ketiga ini, kita diajak merefleksikan kembali makna dari perayaan-perayaan iman kita.

4. Ritus Penyalaan Lilin Korona Adven

Bacaan: Yohanes 6:51-58

5. Inspirasi dan Permenungan

Yesus sebagai "Roti Hidup"

Membaca kembali Yohanes 6:51-58, kita diajak merenungkan mengenai Yesus sebagai "Roti Hidup". Yesus memperkenalkan diri sebagai "roti kehidupan", yakni makanan yang memberi hidup. Kita sebagai orang yang mengimani Yesus, diajak untuk percaya, bahwa Dia ada di tengah-tengah kita dan hadir ketika kita menghayatinya dalam Ekaristi Kudus. Bacaan Yohanes 6:51-58 menegaskan mengenai apa yang disampaikan Yesus. Ia bukan hanya "roti" yang mengenyangkan secara lahiriah, namun Yesus mengajak kita melihat lebih dalam, bahwa diri-Nya lah roti yang turun dari surga. Menerima Dia, mempercayai-Nya, akan membuat kita mendapatkan roti yang memberi hidup (Yoh 6:32-40). Iman kita akan Ekaristi merupakan iman akan kebenaran mengenai warta Yesus itu. Pertanyaannya bagi kita, apakah melalui Ekaristi Kudus sebagai perayaan iman, kita telah merasakan dan menemukan roti kehidupan yang sesungguhnya dalam hidup sehari-hari kita? Yaitu menemukan Yesus sendiri sebagai "Roti Hidup".

Iman adalah rahmat, maka kita perlu menerima, memelihara serta merayakannya dengan bangga dan penghayatan sungguh-sungguh. Seorang beriman Katolik, tentu akan bangga dengan imannya. Masih ingat ajakan imam setelah konsekrasi dalam Ekaristi Kudus? "Agungkanlah iman kita!" Lalu umat menjawab secara aklamasi, "Tuhan, Engkau telah wafat, Tuhan, Engkau kini hidup, Engkau Sang Juruselamat, datanglah ya Yesus Tuhan." Kebanggaan umat Katolik akan imannya tampak jelas dalam ungkapan itu. Kita mengimani misteri Allah yang agung, karena itu iman kita pun agung, dan sudah sepantasnya kita agungkan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan dalam wujud perayaan iman itu.

Pertanyaannya, apakah kita benar-benar merayakan iman kita secara sungguh-sungguh. Apakah kita menyambut komuni dalam perayaan Ekaristi denan kesungguhan hati, mampu merayakan Kristus yang hadir dalam hidup kita sehari-hari? Jika begitu, kok kita tidak menjadi semakin baik. Acapkali kita mungkin sering memandang perayaan iman akan Ekaristi sebagai sekedar layaknya "obat kuat rohani" atau "rutinitas" yang tanpa arti. Maka, Ekaristi sebagai sakramen yang menghadirkan kenyataan rohani dalam diri kita, tidak sungguh-sungguh menghadirkan Kristus dalam hidup kita.

Padahal orang yang percaya akan kekuatan Ekaristi, akan semakin melihat dan mengakui bahwa kemampuan berbuat baik serta keberanian untuk menjadi makin manusiawi dan makin lurus itu datang dari sumber akan iman Kristus yang telah diterima dari komuni suci. Bukan dari kekuatan manusiawi sendiri. Bagi orang yang percaya, kemampuan berbuat baik itu anugerah ilahi. Dan anugerah inilah yang ditandai dengan Ekaristi. Dalam arti inilah Ekaristi membuat kita semakin dekat dengan kehidupan Yang Ilahi sendiri.

Merayakan iman mungkin mudah, kalau sekedar mengikuti, apalagi kalau hanya pasif: datang, duduk, diam, setelah selesai pulang. Tetapi tak semudah memaknai dan mewujudkannya dalam hidup. Diam saja atau sekedar mengikuti rutinitas bukanlah cara merayakan iman yang baik. Iman adalah "rahmat" yang perlu dirayakan dengan tindakan aktif.

6. Refleksi dan Sharing Pengalaman

Perayaan iman, merupakan perayaan perjumpaan dengan Allah yang agung, anggun, khidmat, serta mendatangkan rahmat.

Ekaristi sebagai perayaan iman, merupakan lambang kesatuan dengan Tubuh Mistik Kristus: Siapa yang menerima Ekaristi, disatukan lebih erat dengan Kristus. Olehnya Kristus menyatukan kita dengan semua umat beriman yang lain menjadi satu tubuh: Gereja. Komuni membarui, memperkuat, dan memperdalam penggabungan ke dalam Gereja, yang telah dimulai dengan Pembaptisan. Di dalam Pembaptisan kita dipanggil untuk membentuk satu tubuh (Bdk. 1Kor 12:13). Konsili Vatikan II melalui Sacrosanctum Consilium (SC), secara tegas mengatakan mengenai peran aktif umat dalam perayaan iman, yaitu liturgi, terlebih karena Gereja menyadari bahwa Liturgi merupakan puncak dan sumber kehidupan Gereja (bdk. SC 10). Dalam Konsili Vatikan II ini pula secara tegas dinyatakan pengertian Liturgi yakni sebagai pelaksanaan tugas imamat Yesus Kristus oleh Tubuh Mistik Kristus, yaitu Kepala dan para anggota-Nya (bdk. SC 7). Tugas imamat Yesus Kristus untuk melaksanakan karya keselamatan Allah perlu dihadirkan oleh Gereja di dalam liturgi. Maka liturgi dalam perspektif ini, mendapatkan pendasaran yang kuat; sebagai perayaan kerinduan berjumpa dengan Kristus, kepantasan untuk berjumpa dengan Kristus, ambil bagian secara sadar (paham atas simbol Liturgi) dan aktif (terlibat lahiriah dan sakramental) dan buahnya dari perayaan itu, yaitu persatuan dengan Kristus dan Gereja.

7. Doa Umat dan Doa Penutup

8. Lagu Penutup

Kamis, 06 Desember 2012 Hari Biasa Pekan I Adven

Kamis, 06 Desember 2012
Hari Biasa Pekan I Adven

Cinta yang ingin melihat Allah, memiliki semangat bakti, meskipun ia kurang mengerti. --- St. Petrus Krisologus.


Antifon Pembuka (bdk. Mzm 119:151-152)


Engkau sungguh dekat, ya Tuhan dan segala jalan-Mu benar; sejah dulu aku tahu dari sabda-Mu, bahwa Engkau selalu besertaku.


Doa Pagi


Allah yang Mahakuasa, bukalah pintu-pintu hati kami yang tertutup oleh kesombongan dan kekejian. Limpahkanlah ke dalam hati kami sukacita dan damai sejahtera sehingga langkah kami hari ini menggembirakan mereka yang kami jumpai. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Tuhan mencintai orang-orang yang setia, teguh hati, dan mau tetap percaya dalam situasi dan kondisi apa pun. Dia akan memperlakukan orang-orang yang sekualitas itu dengan damai sejahtera. Tuhan tidak mengecewakan! Maka, Yesaya minta supaya kita membuka "pintu-pintu gerbang" hati kita untuk mendapatkan kekuatan dari Tuhan. Sampai pada taraf, bukan lagi kita yang hidup, tetapi Tuhan yang hidup dalam diri kita.


Bacaan dari Kitab Yesaya (26:1-6)

   
"Bangsa yang benar dan tetap setia biarlah masuk."
 
Pada masa itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda: "Kita mempunyai kota yang kuat! Tuhan telah memasang tembok dan benteng untuk keselamatan kita. Bukalah pintu-pintu gerbangnya, agar masuklah bangsa yang benar dan yang tetap setia. Engkau menjaga orang yang teguh hatinya dengan damai sejahtera, sebab ia percaya kepada-Mu. Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal. Kota-kota di atas gunung telah ditaklukkan-Nya; benteng-benteng yang kuat telah dirobohkan-Nya, diratakan-Nya dengan tanah dan dicampakkan-Nya menjadi debu. Kaki orang-orang sengsara dan telapak orang-orang lemah akan menginjak-injaknya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 118:1.8-9.19-21.25-27a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada insan! Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan.
2. Bukakan aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada Tuhan. Inilah pintu gerbang Tuhan, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
3. Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali pada tanduk-tanduk mezbah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yes 55:6)
Carilah Tuhan, selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya, selama Ia dekat.

Sabda Tuhan baru sungguh-sungguh merasuki kehidupan seseorang, dan menjadi kekuatan luar biasa baginya, jika dilaksanakan. Sabda Tuhan harus dijelmakan sebagai perbuatan; bukan dirumuskan kembali dalam kata-kata saja. Gambaran kekuatan orang yang melaksanakan sabda Tuhan adalah seperti pondasi batu rumah yang kokoh, yang tak roboh dilanda hujan lebat dan banjir yang hebat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:21.24-27)
   
"Barangsiapa melakukan kehendak Bapa akan masuk Kerajaan Allah."
     
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, 'Tuhan! Tuhan' akan masuk kerajaan surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Semua orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Tetapi rumah itu tidak roboh sebab dibangun di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Maka robohlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Iman itu merupakan persembahan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah. Iman yang mendalam akan menguatkan perjuangan hidup kita. Kita tidak cepat menyerah dan putus asa. Sebaliknya, kita lebih optimis menghadapi berbagai macam peristiwa hidup sehari-hari. Kita lebih positif menyikapi tantangan, hambatan dan penderitaan. Karena itu, kita mesti harus mengolah diri dengan mendengarkan firman Tuhan. Sudahkah kita setia melakukannya?

Doa Malam

Yesus, sabda-Mu hari ini menyadarkan kami untuk tidak hanya berteriak kepada Allah tetapi juga mendengar dan melaksanakan kehendak Bapa di surga. Tambahkanlah kepekaan kami untuk lebih bijaksana dalam bersikap dan bertindak terhadap kehendak Bapa. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Bapa dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

"Masa Adven yang agung. Inilah masa yang senantiasa dirayakan Gereja dengan kekhidmatan khusus. Kita pun sepantasnya senantiasa merayakan dengan iman dan kasih, dengan melambungkan puji-pujian dan ucapan syukur kepada Bapa atas belas kasihan dan cinta yang telah dinyatakan-Nya kepada kita dalam misteri ini. Dalam kasih-Nya yang tak terbatas bagi kita, meskipun kita orang-orang berdosa, Ia mengutus Putra Tunggal-Nya untuk membebaskan kita dari kuasa setan, mengantar kita ke surga, menyambut kita dalam istirahat yang paling dalam, menunjukkan kepada kita kebenaran itu sendiri, melatih kita dalam melakukan yang benar, menanamkan dalam diri kita benih-benih keutamaan, dan memperkaya kita dengan harta pusaka rahmat-Nya serta menjadikan kita anak-anak Allah dan ahli waris kehidupan kekal." (St. Karolus Borromeus, sumber: indocell.net/yesaya )

RUAH

Pertemuan Kedua Adven Keuskupan Agung Semarang 2012: MENGAKUI IMAN

Pertemuan Kedua

MENGAKUI IMAN

Tujuan:

Menyadari kembali pengakuan iman akan Yesus Kristus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup, sehingga semakin gembira, setia dan kokoh kuat imannya sebagai murid Kristus.

1. Lagu Pembuka

2. Tanda Salib dilanjutkan Doa Pembuka

3. Pengantar

Pada pertemuan Adven pertama minggu yang lalu, kita telah diajak mendalami Yesus Kristus sebagai gambaran Allah Yang Mahabaik, Allah yang hadir dalam segala keterbatasan manusia, dan itulah sumber iman yang kita imani. Allah sebagai yang Emanuel: Allah beserta kita. Kini, pada pertemuan kedua, kita diajak untuk masuk lebih dalam lagi yaitu mengakui Yesus sebagai sumber iman dan sumber hidup kita.

Bagaimana pengalaman kita selama ini? Apakah pengenalan kita akan Yesus membawa kita pada pengakuan yang jujur pada-Nya sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup kita (Yoh 14:6) sebagaimana disabdakan-Nya sendiri. Ataukah kita masih meragukan-Nya?

Semoga pertemuan ini bisa membantu kita untuk semakin tulus mengakui Yesus sebagai Tuhan kita dan sekaligus setia kepada-Nya dalam segala tantangan dan kesulitan kita.

4. Ritus Penyalaan Lilin Korona Adven

Bacaan Mrk 8:27-30

5. Inspirasi dan Permenungan

Pengakuan Petrus akan "ke-mesias-an" Yesus

Membaca Mrk 8:27-30, kita diajak merenungkan kembali mengenai "pengakuan iman" kita. Pengakuan Petrus akan "ke-mesias-an" Yesus menjadi permenungan kita, seberapa pentingkah Kristus dalam hidup kita? Tentu setiap orang memiliki pengalamannya sendiri-sendiri mengenai Yesus. Di antara para murid pun bisa berbeda-beda jawabannya ketika ditanya oleh Yesus tentang siapa Diri-Nya. Masalah pokok di sini sebenarnya bukan berhenti pada jawaban mengenai siapa Yesus tetapi harus sampai pada pengakuan iman. Pengenalan tidak berarti apa-apa tanpa pengakuan. Mengapa para murid dilarang dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Yesus? Jawabannya karena para murid baru sampai pada pengenalan, belum disertai sikap batin yang menggerakkan mereka terhadap pengenalan itu.
renunganpagi.blogspot.com
Kita sebagai orang beriman tidak cukup hanya mengenal Yesus, tetapi harus sampai pada pengakuan Yesus bagi kehidupan kita. Mengakui berarti mengamini, menyatakan ya dan setuju pada yang kita akui. Mengakui berarti melibatkan batin atau hati, tidak hanya pikiran dan akhirnya menggerakkan sikap. Di jalan, kita tahu dan mengakui traffic light menyala "merah", maka kita akan berhenti. Pengakuan membawa sikap. Demikian juga dalam hal iman.

Ada kisah seorang bapak yang mengakui diri sebagai orang katolik, sebagai murid Yesus. Pengakuan itu tidak hanya di bibir tetapi terungkap dalam segala sikapnya. Ia membawa iman kemanapun ia pergi. Ia bertindak sebagai orang beriman dalam segala situasi. Ia juga tidak malu menunjukkan sikap imannya di hadapan orang lain.

Ignasius Jonan adalah seorang Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) yang beragama Katolik. Ia termasuk orang Katolik yang mau menunjukkan militansi imannya dalam kehidupan sehari-hari. Jonan mengawali langkahnya dengan membenahi pelayanan dasar yang ada di PT KAI. Ia mengubah orientasi perusahaan, dari orientasi produk ke orientasi pelanggan. Ia berusaha mengubah bagaimana organisasi ini dapat memenuhi keinginan para pelanggannya. Dalam menghadapi situasi yang tidak mudah itu, ia selalu tiada hentinya menguatkan dirinya dengan doa rosario. Ketika ditanya "Dari mana keberanian itu muncul, bukankah Anda berasal dari keluarga yang serba aman dan nyaman?", ia mengeluarkan Rosario dan medali dengan gambar suci dari kantong bajunya. "Saya selalu membawa ini. Saya kalau berdoa itu: Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu." Jonan mengaku lebih dari sepuluh tahun selalu membawa Rosario dan medali pemberian ayahnya, kemanapun ia pergi. Ketika sedang melakukan perjalanan dengan kereta api, ia selalu menyediakan waktu untuk menggulirkan doa dengan biji-biji Rosarionya. Ketika ditanya mengapa 'berani' melakukan perubahan dan gebrakan yang (mungkin) menuai banyak kritikan, Jonan berkata, "Kalau dikatakan berani, sesungguhnya tidak. Tapi, ya karena saya tidak punya interest pribadi. Saya taat pada aturan yang sudah ada," demikian Jonan, yang juga membawa lembaran doa Novena Tiga Kali Salam Maria dan doa-doa lain di tasnya. Jonan menandaskan, "Kalau saya tidak punya iman, saya mungkin tidak akan berani. Saya ini manusia kok, bukan robot. Kalau ditanya mengapa masih di sini (kereta api, Red), saya tidak tahu. Karena Gusti Allah, saya berada di kereta api. Saya percaya kalau yang Maha Kuasa menghendaki saya di sini, saya tetap di sini". (Wawancara Maria Pertiwi di HIDUPKATOLIK.com)

Sebagai orang beriman, hidupnya menyatu dengan Yesus. Yesus harus menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita sehingga apa yang kita lakukan semua itu karena iman kita kepada Yesus. Bila kita tidak tinggal dalam Yesus Kristus, menyatu dan mencintai-Nya dengan sungguh, bisa jadi iman akan Yesus pun hanya menjadi semacam riasan atau baju atau juga bersikap angin-anginan bukan pengakuan yang mendalam. Padahal, iman bukanlah seperti riasan (bisa dihapus dari wajah bila sudah selesai tampil) atau baju yang kita kenakan (bisa kita buang/ganti bila sudah tidak cocok dan tidak layak pakai).
renunganpagi.blogspot.com
6. Refleksi dan Sharing Pengalaman

Dari sharing yang telah terungkap semakin menegaskan bahwa pengakuan iman bukan hanya sebatas pada pengakuan di mulut saja. Pengakuan iman itu melibatkan seluruh hidup kita, baik pikiran, mulut, hati dan juga sikap kita. Ada beberapa point yang bisa kita renungkan kalau kita bicara soal pengakuan iman.

a. Berani dan tidak takut mengakui iman.

Kita berani dan tidak takut mengakui iman kita, baik saat kita sendiri, saat bersama umat seiman maupun saat kita bersama banyak orang lain yang beranekaragam keyakinan. Di tengah pekerjaan atau kehidupan umum, kita tidak takut untuk mengakui iman kita sendiri. Berani berdoa saat makan di restoran atau warung, kita tidak takut mengakui diri katolik di lingkungan pekerjaan; kita tidak menyembunyikan identitas baptis kita di tengah kepentingan umum. Sebaliknya dengan bangga kita akui iman kita, walaupun mungkin risiko terjadi, misalnya risiko disingkirkan, dipersulit, dijauhi atau yang lain. Namun risiko bukanlah penghalang untuk mengakui iman.

b. Mempunyai komitmen

Mengakui iman berarti komitmen. Pengakuan iman tidak untuk sementara waktu tetapi untuk seumur hidup kita. Pengakuan iman juga tidak hanya pada waktu-waktu yang mendukung dan menguntungkan, tetapi dalam waktu yang kadang-kadang menantang dan menempatkan kita pada posisi dilematis. Mengakui iman berarti kita tetap mengakui dan memilih Yesus sebagai yang utama untuk selamanya. sedangkan pilihan lain, ditempatkan sesudahnya atau dipilih sejauh sesuai dengan keyakinan iman itu. Orang yang pengakuan imannya kuat, tidak mudah untuk tergoda oleh apapun. Ia memilih hidup sederhana daripada menjadi kaya tetapi harus mengingkari imannya. Ia tetap memilih hidup sendiri daripada harus menikah dengan meninggalkan iman. Atau ada pula seperti para martir, ia memilih mati daripada harus menyangkal Tuhan.
renunganpagi.blogspot.com
c. Membiarkan hidup dibimbing oleh iman
Mengakui iman berarti membiarkan hidup dibimbing oleh kasih Kristus. Iman bukan sebatas kata-kata, tetapi menjadi gerak hidup yang membarui. Iman nampak dalam kehidupan yang diterangi oleh kehendak Tuhan. Beriman itu sama seperti orang makan durian. Kalau seseorang makan buah durian, maka tanpa orang berkata apapun, sesungguhnya semua orang akan tahu bahwa orang tersebut baru saja makan durian. Mengapa? Karena seluruh tubuhnya mengeluarkan bau durian, seolah-olah durian telah bersatu dengan seluruh tubuh dan darah dari orang itu, dan mempengaruhi aroma tubuhnya. Bagaimana kalau seseorang mengimani Kristus? Seharusnya orang tersebut harus mengeluarkan aroma Kristus, sehingga orang-orang dapat melihat bahwa ada Kristus di dalam diri orang tersebut. Pengakuan itu seharusnya tampak tidak hanya secara "kasat" mata: rohani, melainkan juga ditampakkan dengan yang lahiriah, yaitu melalui penghayatan dan tingkah laku. Maka, mau mengakui, berarti mau menyatakan, mau menampakkan, memperlihatkan dan tentu saja, setia mempertahankan.

d. Perlu terus diperbarui dan disegarkan baik dengan doa, ibadah dan memperdalam Kitab Suci dan ajaran-ajaran iman

Pengakuan iman memang perlu terus diperbarui dan disegarkan baik dengan doa, ibadah dan memperdalam Kitab Suci dan ajaran-ajaran iman. Kita juga perlu memaknai ajakan membarui pengakuan iman kita yang berpangkal dari syahadat para rasul dalam Ekaristi setiap hari Minggu. Bukan tidak mungkin bahwa syahadat iman yang kita doakan hanya menjadi rentetan hafalan yang keluar dari mulut tanpa menyentuh kedalaman relung batin kita. Kalau demikian halnya, patutlah kita perhatikan secara serius apa yang kita doakan itu supaya tidak jatuh menjadi sekedar ucapan tetapi hendaknya menjadi penghayatan. Dengan penghayatan yang sungguh, syahadat iman itu akan menjadi bagian utuh; menjadi milik diri yang menyatu dan kita hidupi dengan gembira dan bangga. Dengan demikian pengakuan itu semakin mendalam dan semakin diperkaya sehingga pengenalan diri kita kepada Kristus pun semakin sempurna.

7. Doa Umat dan Doa Penutup

8. Lagu Penutup




Rabu, 05 Desember 2012 Hari Biasa Pekan I Adven

Rabu, 05 Desember 2012
Hari Biasa Pekan I Adven

Putra Tunggal Allah harus datang kepada manusia untuk mengenakan kodrat manusia, dan dengan apa yang dikenakan menjadi manusia -- St. Agustinus


Antifon Pembuka (bdk. Hab 2:3; 1Kor 4:5)


Tuhan akan datang dan tidak akan terlambat. Ia akan menerangi kita yang tersembunyi dalam kegelapan dan menyatakan diri-Nya kepada segala bangsa.


Doa Pagi


Tuhan Allah semesta alam, Engkaulah yang menghapus air mata dari wajah semua orang. Tumbuhkanlah harapan semua orang yang hari ini mengalami kegelisahan karena berbagai peristiwa dan mampukan mereka membawa damai dari kelimpahan kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Tatapan mata Yesaya ke Gunung Sion menginspirasi nubuat kenabiannya, yakni kedatangan Allah, yang menjanjikan kehidupan yang terjamin, yang menghapus air mata, menghapus aib, bahkan yang mampu meniadakan kematian. Singkatnya, Tuhan benar-benar menjadi sumber kegembiraan. Yesaya mengajari kita untuk mengimani Allah yang seperti itu.
 
Bacaan dari Kitab Yesaya (25:6-10a)
   
"Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan, dan menghapus air mata dari wajah semua orang."
  
Di Gunung Sion Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa suatu jamuan dengan masakan mewah, dengan anggur yang tua benar; suatu jamuan dengan lemak dan sumsum dan dengan anggur tua yang disaring endapannya. Di atas gunung itu Tuhan akan mengoyakkan kain kabung yang diselubungkan kepada segala suku dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya, dan Ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang. Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada hari itu orang akan berkata, “Sesungguhna, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak sorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya! Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 3/2, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 23:1-3a. 3b-4. 5. 6; 2/2)
1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan akan datang menyelamatkan umat-Nya; berbahagialah orang yang menyongsong Dia.

Aneka penyembuhan dan mukjizat penggandaan roti hari ini merupakan tanda awal kedatangan Allah yang meraja, Allah yang melampaui segala yang biasa. Allah sungguh menjamin kehidupan kita, jika kita berani mengimani Dia sebagai pemelihara kehidupan kita. Allah adalah pemberi rezeki yang berlimpah. Di dalam Dia, ada "sumber-sumber rezeki" yang tidak kita kenali, asal kita mau tengadah untuk menggerakkan belas kasih hati-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:29-37)
  
"Yesus menyembuhkan banyak orang sakit dan melipatgandakan roti."
 
Pada suatu ketika Yesus menyusuri pantai Danau Galilea, lalu naik sebuah bukit dan duduk di situ. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu, dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus, dan mereka semua disembuhkan-Nya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.” Para murid menyahut, “Bagaimana mungkin di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?” Kata Yesus kepada mereka, “Berapa roti ada padamu?” “Tujuh”, jawab mereka, “dan ada juga beberapa ikan kecil.” Yesus lalu menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu. Ia mengucap syukur, membagi-bagi roti itu dan memberikannya kepada para murid. Lalu para murid membagikannya kepada orang banyak. Mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan, tujuh bakul penuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Tuhan mengetahui segala kebutuhan hidup kita sehari-hari. Dalam doa pun, kita memohon agar Tuhan mengabulkan kerinduan hati kita sesuai dengan kebutuhan kita, bukan keinginan kita. Hal ini akan melatih kita untuk tetap rendah hati dan menyerahkan semuanya kepada kemurahan hati Tuhan. Memang, Tuhan mengenyangkan kebutuhan jasmani dan rohani. Hidup yang seimbang ini akan menjadikan kita seorang pribadi yang berkenan di hati Tuhan dan sesama.

Doa Malam

Yesus, Engkau tergerak oleh belas kasihan ketika melihat orang banyak mengikuti Engkau. Ampunilah aku jika sepanjang hari ini aku acuh tak acuh terhadap peristiwa di sekitar hidupku yang sebenarnya dapat membantu aku untuk belajar berbelarasa. Sebab Engkau Maha Pengasih dan Penyayang serta panjang sabar, kini dan selama-lamanya. Amin.

Janganlah seorang pun percaya, seakan baginya sudah cukuplah bacaan tanpa pengurapan, permenungan tanpa sikap bakti, penyelidikan tanpa rasa kagum, sikap hati-hati tanpa kegembiraan, ketekunan tanpa kesalehan, pengetahuan tanpa cinta kasih, pemahaman tanpa kerendahan hati, usaha tanpa rahmat ilahi, terang tanpa kebijaksanaan yang diilhami oleh Allah. (St. Bonaventura)


RUAH

Hari Raya - Hari Besar Liturgi Tahun 2013

Hari Raya - Hari Besar Liturgi Tahun 2013:

01 Januari 2013 : Hari Raya SP Maria Bunda Allah
06 Januari 2013: Hari Raya Penampakan Tuhan
13 Januari 2013: Pesta Pembaptisan Tuhan
13 Februari 2013: Rabu Abu, awal Prapaskah
19 Maret 2013: Hari Raya St. Yusuf, Suami SP Maria
24 Maret 2013: Hari Minggu Palma
28 Maret 2013: Sore: Kamis Putih
29 Maret 2013: Jumat Agung
30 Maret 2013: Sabtu Suci, Malam Paskah
31 Maret 2013: Hari Raya Paskah
01-07 April 2013: Oktaf Paskah
08 April 2013: Hari Raya Kabar Sukacita
09 Mei 2013: Hari Raya Kenaikan Tuhan
19 Mei 2013: Hari Raya Pentakosta
26 Mei 2013: Hari Raya Tritunggal Mahakudus
02 Juni 2013: Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
07 Juni 2013: Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus
24 Juni 2013: Hari Raya Kelahiran St. Yohanes Pembaptis
29 Juni 2013: Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus
(Indonesia: 11 Agustus 2013) 15 Agustus 2013: Hari Raya SP Maria diangkat ke Surga
17 Agustus 2013: Hari Raya Kemerdekaan RI
01 November 2013: Hari Raya Semua Orang Kudus
02 November 2013: Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
24 November 2013: Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam
08 Desember 2013: Hari Raya SP Maria dikandung tanpa noda
25 Desember 2013: Hari Raya Natal


- Hari Minggu, menurut tradisi apostolik, adalah hari dirayakannya misteri paskah, maka harus dipertahankan sebagai hari raya wajib primordial di seluruh Gereja. Begitu pula harus dipertahankan sebagai hari-hari wajib: hari Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, Penampakan Tuhan, Kenaikan Tuhan, Tubuh dan Darah Kristus, Santa Perawan Maria Bunda Allah, Santa Perawan Maria dikandung tanpa noda dan Santa Perawan Maria diangkat ke surga, Santo Yusuf, Rasul Santo Petrus dan Paulus, dan akhirnya hari raya Semua Orang Kudus.

- Namun Konferensi para Uskup dengan persetujuan sebelum- nya dari Takhta Apostolik, dapat menghapus beberapa dari antara hari- hari raya wajib itu atau memindahkan hari raya itu ke hari Minggu.

- Pada hari Minggu dan pada hari raya wajib lain umat beriman berkewajiban untuk ambil bagian dalam Misa; selain itu, hendaknya mereka tidak melakukan pekerjaan dan urusan-urusan yang merintangi ibadat yang harus dipersembahkan kepada Allah atau merintangi kegembiraan hari Tuhan atau istirahat yang dibutuhkan bagi jiwa dan raga. ~ Kitab Hukum Kanonik, 1246-1247

Catatan Khusus:

1. Di Indonesia Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus dan Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga dipindahkan pada hari Minggu terdekat.

2. Hari Raya Kabar Sukacita, tahun 2013 dipindahkan setelah Oktaf Paskah, perhatikan Normae Universales De Anno Liturgico Et De Calendario berikut ini mengenai ranking Hari Raya (misalnya, tidak boleh menggantikan Hari Raya yang lebih “tinggi” atau boleh menggantikan Hari Minggu).
I. Trihari Paska.
II. Natal, Penampakan Tuhan, Kenaikan Tuhan, Pentakosta. Hari Minggu dalam Masa Adven, Prapaskah, Masa Paskah, Rabu Abu, hari dalam Pekan Suci dan dalam oktaf Paskah.
III. Hari raya Tuhan (lihat yang tidak termasuk Hari Raya wajib), hari raya Santa Perawan Maria dan orang kudus (dalam penanggalan umum). Peringatan arwah semua orang beriman.
IV. Hari raya khusus: Pelindung kota, pemberkatan gereja, ulang tahun gereja setempat, pesta nama gereja setempat, pesta nama pelindung tarekat.

3. Minggu Paskah adalah Hari Raya paling utama dalam kehidupan Gereja. Hari itulah Gereja merayakannya dengan sangat meriah, melebihi Hari Raya lainnya, karena pada Minggu Paskah itulah seluruh misteri penebusan manusia direnungkan. Sementara pada Hari Minggu dan Hari Raya lainnya, perayaan Gereja tetap mengarah pada misteri keselamatan Paskah. Oleh karena itu Hari Paskah disebut juga sebagai Hari Raya dari segala Hari Raya (solemnity of solemmities, summa sollemnitas).

Pertemuan Pertama Adven Keuskupan Agung Semarang 2012: YESUS, SUMBER IMAN

Pertemuan Pertama

YESUS, SUMBER IMAN

1. Lagu Pembuka

2.Tanda Salib dilanjutkan Doa Pembuka

3. Pengantar

Tahun ini, tepatnya tanggal 11 Oktober 2012 sampai tahun depan, tanggal 24 Nopember 2013, Bapa Suci Benedictus XVI menetapkan sebagai "Tahun Iman". Banyak pertanyaan dalam benak kita, mengapa Bapa Suci mencanangkan tahun ini sebagai "tahun iman'? Apakah iman umat katolik saat ini sudah mulai luntur? Apakah iman katolik sudah mulai tidak relevan lagi bagi kehidupan ini?

Bapa Suci melalui surat Apostoliknya "Porta Fidei" (Pintu kepada Iman) mengingatkan kembali, bahwa kita yang telah menerima Baptisan, yang telah mengimani Yesus Kristus, diajak kembali menyegarkan iman kita. Siapa Yesus bagi kita? Ajakan itu bukan tanpa alasan. Banyak umat katolik mulai kabur dalam memandang siapa Yesus. Kekaburan itu menyebabkan kekosongan makna dalam beriman. Akibatnya Yesus tidak lagi menjadi pribadi yang penting dalam hidup. Karenanya kesetiaan kepada-Nya juga menjadi semakin lemah. Alasan-alasan yang sederhana, orang bisa meninggalkan Kristus. Banyak contoh dimana demi pekerjaan, karier, jodoh, ekonomi, atau kemudahan hidup, iman akan Kristus ditinggalkan.
renunganpagi.blogspot.com
Melalui pendalaman pertemuan ini, kita diajak untuk mengenal siapa Yesus yang kita nanti-nantikan dalam peristiwa Natal dan yang saat ini menjadi sumber iman kita. Pengenalan ini penting karena akan menentukan sikap kita berikutnya yaitu mengakui-Nya sebagai sumber iman.

4. Ritus Penyalaan Lilin Korona Adven

Luk 2:1-20

5. Inspirasi dan Permenungan

"Emanuel, Allah beserta kita"

Membaca kembali kisah Luk 2:1-20, kita diingatkan pada peristiwa Natal yang selalu kita rayakan. Bacaan itu tidak hanya menjelaskan bagaimana Yesus lahir. Yang utama dari bacaan itu adalah siapa sebenarnya Yesus yang dilahirkan oleh Maria itu. Sebelum peristiwa kelahiran Yesus, Maria sudah mendengar dari kabar Malaikat Gabriel bahwa anak yang dikandungnya adalah Yesus. Dia adalah anak Allah yang mahatinggi, yang akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya. Kalau kita tambahkan dari Injil Matius, Yesus yang dilahirkan Maria itu juga akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Hal itu terjadi karena yang dilahirkan itu tidak lain adalah Imanuel yang berarti Allah menyertai kita (Mat 1:21-23).

Cerita memang tidak berhenti di sana. Kedatangan para gembala semakin melengkapi informasi mengenai siapa Yesus sebenarnya. Seperti mereka dengar dari malaikat Tuhan, Yesus adalah Juru Selamat, Kristus dan Tuhan. Yesus ternyata bukan hanya seorang bayi manusia, yang lemah, miskin dan lahir dalam kesederhanaan. Dia adalah Allah yang menjadi manusia, tinggal di tengah umat-Nya. Walaupun Allah, Ia mau menjadi manusia dan hidup dalam kemiskinan dan kesederhanaan. Ia memilih menjadi Allah beserta kita agar bersama kita bisa masuk dalam persoalan-persoalan kehidupan kita dan menghadapinya dalam ketaatan kepada Bapa. Inilah Yesus yang kita imani dan kita ikuti bersama sebagai orang katolik.
renunganpagi.blogspot.com
Terhadap sikap Allah yang demikian itu, sikap yang depantasnya dibangun adalah sikap syukur seperti yang dilakukan oleh Maria dalam kidung Magnifikat dan juga sikap gembira dan terus memuliakan Allah seperti yang dilakukan oleh para gembala.

Mensyukuri dan memuliakan Allah dalam kehidupan sehari-hari berarti menjadikan Allah itu pribadi yang penting dan berarti dalam kehidupan. Ia tidak akan beralih pandangan, pengakuan apalagi sampai meninggalkan Allah yang diyakini itu hanya karena ambisi terhadap suatu keinginan atau masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupannya. Kiranya kisah hidup seorang bapak di bawah ini bisa menjadi permenungan kita.
renunganpagi.blogspot.com
Pasutri Andreas dan Cicilia sama-sama bekerja dalam bidang profesional. Keluarga mereka terbilang sebagai keluarga katolik harmonis dan mereka dikaruniai 3 anak. Secara ekonomi pun, mereka tidak berkekurangan. Suatu saat, Cicilia melamar di instansi pemerintahan dan diterima. Di instansi tersebut, Cicilia mempunyai posisi yang baik dan karir yang cepat menanjak. Tak berapa lama, ia mendapatkan promosi menjadi kepala dinas dalam instansi tersebut. Namun demikian, promosi itu bersyarat dia harus berpindah agama. Memang awalnya Cicilia merasa cukup berat tetapi karena ambisinya akhirnya dia setuju dengan syarat itu dan Cicilia pun resmi menanggalkan iman katoliknya.
renunganpagi.blogspot.com
Meski istrinya tidak lagi menjadi katolik, Andreas justru tampil sebagai suami dan bapak yang tegar dalam iman katolik. Diakuinya bahwa keputusan istrinya itu sempat menjadikan relasi mereka renggang dan suasana rumah tangga tak harmonis seperti dulu lagi. Walaupun hati remuk redam, Andreas berjuang untuk tetap menjadi panutan yang baik bagi anak-anaknya. Dia tidak mau anak-anaknya meninggalkan iman katolik. Bersama ketiga anaknya, Andreas tetap setia menjadi murid Kristus. Pak Andreas menyadari bahwa dalam hidupnya telah banyak dibantu oleh Tuhan. Saat menderita sakit, ketika dokter sudah tidak berdaya, ia menjadi sembuh karena doa dan iman. Saat anaknya salah dalam pergaulan, mereka kembali juga berkat doa. Bahkan saat dirinya ada kekurangan, Tuhan yang memenuhinya. Tuhan begitu dekat, mengerti keadaannya dan perasaannya. Tidak mungkin ia meninggalkan Tuhan yang begitu baik. Ia bahagia boleh beriman pada Yesus. Kebahagiaan itu melebihi harta, kekayaan dan popularitas.

Ia sudah berusaha membimbing istrinya untuk mensyukuri kebaikan Allah itu, tetapi sementara ini tetap belum berhasil. Dalam beban beratnya karena si istri tetap tidak mau diajak kembali menjadi katolik, Andreas justru semakin rajin merayakan Ekaristi mingguan. Setelah selesai Ekaristi hari Minggu, ia dan anak-anaknya pergi ke gua Maria untuk berdoa mohon pertolongan Bunda Maria. Kini, Andreas dan ketiga anaknya dengan tegar tetap berupaya menjalani hari-hari mereka khususnya dalam menghidupi iman katolik tanpa Cicilia yang telah meninggalkan Yesus demi karirnya.

6. Refleksi dan Sharing Pengalaman

7. Doa Umat dan Doa Penutup

8. Lagu Penutup

Selasa, 04 Desember 2012 Hari Biasa Pekan I Adven

Selasa, 04 Desember 2012
Hari Biasa Pekan I Adven

Putraku Yesus telah memberi kamu kehidupan abadi tepat pada saat Ia dikurbankan di salib -- Our Lady, 4 Desember 1976


Antifon Pembuka (Za 14:5-7)


Tuhan pasti akan datang, diiringi semua orang kudus, bersinarkan cahaya gemilang.


Doa Pagi
   
Allah Bapa yang mahakudus, kami bersyukur kepada-Mu sebab Engkaulah sumber hidup dan sukacita kami. Kami percaya bahwa Engkau mengutus Putra-Mu ke dunia agar kami selamat. Semoga lewat sabda-Mu hari ini kami semakin diteguhkan agar tetap setia pada Putera-Mu. Tambahkanlah iman kami dan berilah kami kebijaksanaan untuk dapat memahami kehendak-Mu dan buatlah kami juga lemah lembut dan rendah hati. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.


Tanda paling menonjol bagi ‘Tunggul Isai’, yakni Yesus Kristus, adalah maraknya kehidupan yang adil, jujur dan damai. Sebab Roh Tuhan dengan aneka karunia yang menjiwai-Nya: Tak sekadar nasihat yang memberikan pengertian, tetapi juga hikmat. Pewartaan Yesaya hari ini sungguh inspiratif untuk menciptakan dunia yang lebih baik.


Bacaan dari Kitab Yesaya (11:1-10)

  
"Ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan."
 
Pada akhir zaman sebuah tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenal dan takut akan Tuhan: ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan dengan kejujuran akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri. Ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang yang tetap terikat pada pinggangnya. Pada waktu itu serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan merumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anak-anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Bayi akan bermain-main dekat liang ular tedung, dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Mu yang kudus. Sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya. Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi para bangsa. Dia akan dicari oleh suku-suku bangsa, dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 809
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.
Ayat. (Mzm 72:2.7-8.12-13.17; Ul: 7)
1. Ya Allah, kiranya raja mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!
2. Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut sampai ke laut, dari Sungai Efrat sampai ke ujung bumi!
3. Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia kan membebaskan orang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.
4. Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari. Kiranya segala bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan pasti datang; Ia datang dengan megah, dan mata para hamba-Nya akan berseri-seri.

Rahasia kehidupan Allah yang luar biasa kerapkali tersembunyi bagi orang-orang yang menganggap diri bijak dan pandai. Tuhan Yesus menempatkan diri sebagai “anak”, maka rahasia yang sama diwariskan oleh Bapa-Nya. Kita diajak untuk bersikap sebagai anak, karena identitas kita memang sebagai anak. Sikap inilah yang membuat kita mampu mendengar dan melihat hal-hal yang tak terduga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:21-24)
  
"Yesus bergembira dalam Roh Kudus."
  
Pada waktu itu bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena seemuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang oleh Anak diberi anugerah mengenal Bapa.” Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya dan berkata, “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kalian lihat. Sebab Aku berkata kepadamu, banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kalian lihat, namun tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, namun tidak mendengarnya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan

Kita seringkali sulit bersyukur, terlebih dalam hal-hal kecil. Kita kurang mampu memaknai setiap peristiwa yang kita alami setiap hari. Padahal pengalaman kita tidak bisa dilepaskan dari campur tangan Allah. Yesus bersyukur kepada Bapa atas berkat-Nya bagi orang-orang kecil. Sebab mereka ini adalah orang-orang yang rendah hati, sederhana dan mudah merasakan karya Tuhan. Bagaimana suasana hati kita? Apakah kita merasa sok pandai, sombong, atau rendah hati?

Doa Malam

Tuhan Yesus, terima kasih atas mata yang boleh aku miliki untuk melihat kebesaran Bapa. Mampukanlah aku untuk tidak hanya melihat dengan mata jasmani melainkan juga dengan mata rohani sehingga aku dapat selalu memuji dan memuliakan Dia dengan pengantaraan-Mu. Amin.
  
RUAH

Senin, 03 Desember 2012 Pesta Santo Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung karya misi

Senin, 03 Desember 2012
Pesta Santo Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung karya misi

Saya membawa penyelamatan bagi anak-anak yang banyak sekali jumlahnya, yang menurut peribahasa, tidak dapat membedakan tangan kanan dan tangan kirinya --- St Fransiskus Xaverius


Antifon Pembuka (Mzm 95:3-4)


Ceriterakanlah kemuliaan Tuhan di antara para bangsa dan karya-Nya yang agung di antara segala suku. Sebab Tuhan yang Mahaagung dan sangat terpuji.


Doa Pagi


Ya Yesus hari ini Engkau bersabda, Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Buatlah kami juga sama seperti Santo Fransiskus Xaverius yang tekun dan setia mewartakan kabar gembira tidak hanya melalui kata-kata kami tapi juga melalui setiap tindakan kami. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:16-19.22-23)

  
"Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil."
 
Saudara-saudara, jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil. Seandainya aku melakukan pemberitaan itu atas kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan atas kehendakku sendiri, pemberitaan itu merupakan tugas yang ditanggungkan Allah kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa imbalan, dan bahwa aku tidak menuntut hakku sebagai pemberita Injil. Sesungguhnya aku bukan hamba siapa pun. Meskipun begitu, aku menjadikan diriku hamba semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian di dalamnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4 PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil.
Ayat. (Mzm 117:1.2; R: Mrk 16:15)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, la = e, 4/4, PS 958
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 28:19-20)
Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:15-20)
  
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil!"
 
Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada ke sebelas murid, dan berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekali pun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan Yesus ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Peristiwa yang kerap kita jumpai di ruang ICU sebuah rumah sakit adalah anggota keluarga atau sahabat-sahabat terdekat berada di sekitar si sakit, yang mendekati saat ajalnya. Selain berdoa, hal yang paling sering dilakukan adalah menanti wasiat atau pesan-pesan terakhir darinya. Pesan terakhir dari seseorang yang akan meninggal dunia atau yang akan pergi jauh dan lama, biasanya akan mendapat perhatian lebih kuat ketimbang kata-katanya setiap hari.

Injil hari ini menampilkan peristiwa para murid berkumpul bersama Yesus menjelang Yesus meninggalkan mereka secara fisik dari dunia ini. Pada saat itu, Yesus memberikan wasiat yang sangat penting, yaitu agar para murid memberitakan Injil ke segala penjuru dunia. Setiap murid Yesus, termasuk kita saat ini, dipanggil untuk menjalankan tugas perutusan ini.

Persoalannya adalah pesan ini bisa ditafsirkan dari dua perspektif: (1) kita diberi tugas untuk membaptis orang agar semakin banyaklah orang yang menjadi pemeluk agama Kristiani; (2) kita diberi tugas untuk mewartakan Injil atau kabar baik kepada siapa pun yang kita jumpai. Kedua perspektif tersebut benar, namun harus kita letakkan pada konteks yang tepat. Kepada orang-orang yang sudah memiliki keterarahan untuk mengenali Yesus, kita bisa menggunakan perspektif yang pertama, untuk mengantar dia pada pembaptisan. Namun, di tengah semangat toleransi hidup beragama yang saling menghargai kebenaran iman masing-masing, pewartaan Injil harus diterjemahkan sebagai usaha untuk member kabar gembira kepada yang sedang sakit, menderita dan miskin, dengan gerakan berbagi tanpa ada motivasi misi agama di balik itu. Yang ada hanyalah misi cinta kasih yang tulus.

Ya Tuhan, ajarilah aku menjadi pengikut-Mu yang berani mewartakan Injil-Mu secara bijaksana. Jadikankan aku perpanjangan tangan-Mu untuk memberi kabar baik kepada siapa pun yang aku jumpai. Biarlah lewat hidupku, semakin banyak orang melihat kebaikan-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian

Bacaan Harian 03 - 09 Desember 2012

Bacaan Harian 03 - 09 Desember 2012

Senin, 03 Desember: Pesta St. Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung Misi (P).

1Kor 9:16-19.22-23; Mzm 117:1.2; Mrk 16:15-20.


Selasa, 04 Desember: Hari Biasa Pekan I Adven (U).

Yes 11:1-10; Mzm 72:2.7-8.12-13.17; Luk 10:21-24.

Rabu, 05 Desember: Hari Biasa Pekan I Adven (U).

Yes 25:6-10a; Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Mat 15:29-37.

Kamis, 06 Desember: Hari Biasa Pekan I Adven (U).

Yes 26:1-6; Mzm 118:1.8-9.19-21.25-27a; Mat 7:21.24-27.

Jumat, 07 Desember: Peringatan Wajib St. Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja (P).

Yes 29:17-24; Mzm 27:1.4.13-14; Mat 9:27-31.


Sabtu, 08 Desember: Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Noda (P).

Kej 3:9-15.20; Mzm 98:1.2-3ab.3bc-4; Ef 1:3-6,11-12; Luk 1:26-38.

Minggu, 09 Desember: Hari Minggu Adven II (U).

Bar 5:1-9; Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Flp 1:4-6.8-11; Luk 3:1-6.

Kobus: Minggu, 02 Desember 2012




silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu Adven I/C – 2 Desember 2012

Minggu Adven I/C – 2 Desember 2012
Yer 33:14-16; 1Tes 3:12-4:2; Luk 21:25-28.34-36

Hari ini kita memulai masa Adven. Masa Adven merupakan masa penantian penuh harapan dan sukacita akan kedatangan Tuhan dan masa persiapan Natal dengan sikap pertobatan. Jadi, suasana yang kita bangun dalam mempersiapkan kedatangan Tuhan adalah pengharapan, sukacita, dan pertobatan.

Sikap tobat yang hendaknya kita hayati selama masa Adven ini adalah seperti yang ditegaskan Yesus dalam bacaan Injil. “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia”. (Luk 21:34-36) Jadi, ada 2 (dua) sikap pokok yang harus kita hayati, yaitu menjaga diri supaya tidak sarat dengan pesta-pora, kemabukan dan kepentingan-kepentingan duniawi dan berjaga-jaga sambil berdoa.

Pertama, menjaga diri supaya tidak sarat dengan pesta-pora, kemabukan dan kepentingan-kepentingan duniawi. Sebagai orang yang masih hidup di dunia ini, tentu saja kita tidak bisa dan tidak perlu melepaskan diri sama sekali dari kepentingan-kepentingan dan urusan-urusan duniawi. Kita perlu makan, minum, tidur, bekerja cari duit, rekreasi, dan lain-lain. Kita juga membutuhkan barang-barang duniawi untuk mendukung hidup, pekerjaan dan karya pelayanan kita. Kita menggunakan telpon/handphone untuk berkomunikasi. Kita memerlukan sepeda/motor/mobil untuk transpotrasi. Kita menggunakan televisi untuk rekreasi. Kita juga menggunakan komputer/laptop untuk bekerja dan lain-lain. Ada kalanya kita juga perlu mengadakan pesta untuk ulang tahun, syukuran, pernikahan, dan lain-lain.  

Yesus sendiri tidak membenci dan menentang urusan-urusan duniawi dan juga pesta-pesta. Bukankah ia sendiri juga makan dan minum. Ia membayar bea/pajak untuk Bait Allah (Mat 17:27). Bahkan berulang kali, Ia juga hadir dalam pesta, salah satunya pesta nikah di Kana (Yoh 2:1-11). Ketika mengajarkan tentang Kerajaan Allah, Yesus juga menggunakan perumapaan tentang perjamuan (Luk 14:15-24). Yesus tidak membeci barang-barang duniawi. Ia menggunakan kapal/perahu untuk menyeberang danau (Luk 8:22), juga untuk mengajar (Mrk 4:1).

Namun, Ia mengingatkan kita, "Jagalah dirimu, jgn sampai hatimu sarat dg pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi" (Luk 21:34). Penekanannya adalah pada kata SARAT ini. Sarat itu berarti penuh, cenderung berlebihan atau terlalu. Maka, per-ingat-an dari Yesus ini mengajak kita untuk tidak hanya dan tidak terlalu mementingkan dan memburu hal-hal duniawi, entah itu makan dan minum, kerja dan cari duwit, pesta-pesta atau yang lainnya. Menggunakan sarana-sarana seperti telpon/handphone, motor/mobil, televisi, dll tentu saja boleh tetapi jangan berlebihan dan seolah-olah kita tidak bisa lepas dari alat-alat itu. Pesta juga boleh, tapi jangan berlebihan juga, apalagi sampai utang sana utang sini hanya untuk pesta mewah demi gensi dan supaya kelihatan 'wah'. Kerja dan cari duit ya harus kita lakukan sebab kita memang butuh duit untuk makan minum sehari-hari, untuk membayar sekolah/kuliah anak, untuk membayar listrik, arisan, iuran macem-macem, termasuk kolekte. Namun, janganlah kita berlebihan, bekerja terlalu memforsir tubuh dan pikiran kita, apalagi kalau hanya untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya. 

Kedua, berjaga-jaga sambil berdoa. Ini berkaitan erat dengan yang pertama. Di satu sisi, berdoa dengan sungguh-sungguh memerlukan keberanian untuk menarik diri dari kesibukan dan urusan-urusan duniawi. Di sisi lain, doa dan relasi dengan Allah yang intim akan membuat kita lebih berhasil dalam melepaskan diri dari ikatan-ikatan duniawi yang seringkali membelenggu kita. Maka, sungguh pentinglah doa. Itulah makanya, Yesus menekankan “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia”. (Luk 21:36)

Berdasarkan inspirasi bacaan-bacaan hari ini, kiranya kita dapat membuat beberapa niat konkret sebagai wujud pertobatan dan pembaruan diri di masa Adven ini. Pertama, selama masa adven ini, saya akan mengurangi segala macam bentuk kemewahan dan penggunaan barang-barang duniawi. Saya akan mengurangi makan, minum, rokok, jajan, dan penggunaan kendaraan, televisi, handphone, dll. Kedua, mulai sekarang, saya bekerja tidak hanya untuk mendapatkan apalagi menumpuk harta duniawi tetapi untuk mengabdi Tuhan dan melayani sesama sehingga aku tidak mengabaikan hal-hal rohani dan sosial. Ketiga, selama masa Adven ini, aku akan lebih banyak berdoa dan membaca Kitab Suci, baik pribadi maupun bersama dalam keluarga. Aku akan menghidupkan kembali kebiasaan berdoa bersama dalam keluarga, rajin mengikuti kegiatan lingkungan, dan rajin mengikuti Ekaristi (Mingguan, bahkan Harian). Keempat, berdasarkan bacaan kedua, aku berniat untuk semakin mengasihi orang lain (bdk 1Tes 3:12), yang akan aku wujudkan dalam solidaritas Natal dan Aksi natal, baik secara pribadi/keluarga maupun bersama umat lingkunganku.

Selamat memasuki masa Adven. Semoga Adven kali ini sungguh bermakna dan karena berkat Tuhan usaha-usaha pertobatan dan pembaruan diri kita dapat lebih berbuah.

RD. Ag. Agus Widodo

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy