| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 29 Juni 2013 Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul

Sabtu, 29 Juni 2013
Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul

“Hanya ada satu Tuhan dan satu Kristus, dan satu Gereja dan satu Tahta yang didirikan di atas Petrus oleh Sabda Tuhan. Adalah tidak mungkin untuk memasang altar yang lain, atau imamat yang lain di samping altar yang satu dan imamat yang satu. Barangsiapa yang mengumpulkan di tempat lain akan tercerai berai.” ---- St. Siprianus (Letter of Cyprian to All His People [43 (40),5] in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1: 229)

Antifon Pembuka

Waktu hidup di dunia mereka menanamkan Gereja dengan menumpahkan darahnya. Piala Tuhan diminumnya dan mereka menjadi sahabat Allah.

Doa Pagi

Allah Bapa, dasar iman kami, inilah hari yang Kauanugerahkan kepada kami, hari untuk merayakan Rasul Petrus dan Paulus, hari suci penuh sukacita bagi seluruh Gereja. Kami mohon, semoga umat-Mu senantiasa patuh setia mentaati ajaran para rasul dan memiliki semangat kerukunan mereka, sebab merekalah yang pertama-tama menegakkan Gereja-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kisah Para Rasul (12:1-11)

 
"Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."

Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat, Raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus untuk membangunkannya. Kata malaikat itu, “Bangunlah segera!” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya, “Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!” Petrus pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya, “Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!” Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar, dan ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi; sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata, “Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 2/4)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarkan dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya!
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang bertakwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!


Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (4:6-8.17-18)

  
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."
  
Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
      
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkaulah Petrus, dan di atas wadas ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan kerajaan maut tidak akan mengalahkannya. 
   

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
  
"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku."
  
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

Dari puing-puing hati para murid yang telah hancur berantakan akibat penyaliban-Nya itu, Tuhan Yesus membangun pondasi Gereja awali yang kuat dan indah dalam diri para Rasul. Kebangkitan, kehadiran kembali Sang Almasih telah meyakinkan para murid akan pemenuhan Perjanjian Baru yang telah lama ditunggu. Tugas para Rasul adalah menjadi saksi Injil, kabar sukacita Allah .

Dalam Liturgi untuk para Rasul lainnya, Gereja mengenangkan jasa mereka dalam tingkatan Pesta. Mengapa untuk kedua tokoh ini dijunjung ke tingkat Hari Raya? Pasti hal itu bukan karena gabungan dari 2 rasul 2 pesta = 1 hari raya. Kalau begitu apa keistimewaan kedua Rasul itu? Jawaban singkat: karena totalitas mereka dalam mencintai, buah “masak pohon” dari pertobatan sejati.

Kalau kita amati peristiwa pertobatan mereka, tampak persamaan lebih kaya daripada perbedaan. Sedangkan perbedaan mempertajam persamaan itu:
Pertama, Ikut-ikutan. Awalnya Simon diajak Andreas, dan ikut saudaranya itu berguru pada Yesus, karena Andreas yakin ia telah menemukan bahwa Yesus adalah Mesias. Saulus yang rajin mempelajari hukum Taurat, ikut terhasut para penatua ahli Taurat dan kaum Farisi untuk menganiaya Jemaat.
Kedua, salah tafsir atau salah paham. Berkali-kali Simon salah dalam menafsirkan siapa dan bagaimana Mesias itu bahkan Yesus sempat menegur keras dia, “Enyahlah Iblis” (Mat 16:23). Saulus salah menafsirkan dan berpikir bahwa jemaat pengikut Yesus itu sebagai musuh yang harus dibinasakannya.
Ketiga, pertobatan: mengalami Allah dan dialog istimewa dengan Allah. Petrus mengkhianati Yesus dengan 3 kali menyangkal bahwa ia mengenal Kristus. Meskipun demikian, Tuhan Yesus tidak menghukum, malahan Ia tetap mengasihi dan masih diberi kepercayaan untuk memimpin Gereja-Nya, setelah diyakinkan 3 kali pertanyaan tentang cinta. Saulus menganiaya jemaat. Yesus membutakan matanya dan mengeluh dengan bertanya, “Mengapa engkau menganiaya Aku?” Saulus disadarkan akan misteri kesatuan antara Yesus dan para pengikut-Nya. Setelah disembuhkan, Paulus berbalik dari penganiaya menjadi pembela dan pewarta militan, “Celakalah aku jika aku tidak mewartakan Injil; Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” (bdk. 1Kor 9:16a; Flp 1:21)
Keempat, tangan Tuhan: Kiri dan kanan. Satu pasang yang benar adalah kiri dan kanan. Ini pasangan yang “benar” dalam pembagian tugas: St. Petrus sebagai gembala yang setia “di tempat” untuk membangun dan mendewasakan umat dalam iman, harapan dan kasih; sedangkan St. Paulus sebagai gembala yang “berkeliling” berbuat baik, menaburkan benih Sabda, menjadi pewarta, saksi dan tanda kehadiran “Allah yang sibuk bekerja ke sana ke mari” untuk melayani.
Kelima, mahkota kemartiran. Keduanya wafat disalibkan. Bahkan St. Petrus sesuai dengan keinginannya, disalib secara “Silang = X” karena merasa tidak layak, ingin lebih menderita dari Gurunya.

Untuk kita, pertama: Hakikat dari setiap perubahan (baca: pertobatan) adalah bahwa ada yang tidak berubah. Karena itu, perubahan apa pun yang terjadi pada mereka, mereka pun tetap manusia. Karena itu, dalam doa mereka selalu menyatukan diri dengan Tuhan Yesus, bekerja sama dengan Dia dan mengandalkan Dia.
Kedua, ternyata pengampunan itu menyembuhkan dan kepercayaan itu, gelora semangat untuk dapat melaksanakan tugas-tugas berat.
Ketiga, Tuhan Yesus dapat mengubah siapa pun, termasuk kita semua (mulai dari orang-orang yang sekadar ikut-ikutan sampai pada mereka yang kejam memusuhi), menjadi sosok murid yang hebat, mengalami Allah dan berdialog dengan-Nya. Asal, kita mau datang pada-Nya, membuka hati, bertanya dan mendengarkan Dia serta melakukan kehendak-Nya dengan rendah hati.


RUAH
 
 
Paus adalah Wakil Kristus


Tuhan Yesus Kristus tentu tidak ingin domba-domba-Nya tercerai berai. Dia menghendaki agar domba-domba-Nya menjadi “satu kawanan dengan satu gembala” (Yoh 10:16). Tuhan Yesus memang Gembala yang Baik (Yoh 10:11,14). Ia adalah Gembala yang rela memberikan nyawanya bagi domba-domba-Nya. Namun kebaikan Sang Gembala ini tidak sampai di sana saja. Setelah kebangkitan-Nya sebelum kenaikan-Nya ke Surga, Ia mendelegasikan penggembalaan-Nya kepada Pemimpin Para Rasul, St. Petrus.
Yoh 21:15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Yoh 21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Yoh 21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Dengan mendelegasikan penggembalaan ini kepada St. Petrus, Tuhan Yesus Kristus sebenarnya membawa domba-domba-Nya menjadi Satu Kawanan (Gereja) dengan Satu Gembala (Yesus melalui Wakil-Nya, Petrus). Maka tepatlah bila dikatakan Petrus adalah Wakil Yesus Kristus. Pendelegasian ini sekaligus juga mempertegas pernyataan-Nya dalam Injil menurut Matius.

Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah KEFAS dan di atas KEFAS ini Aku akan mendirikan GEREJA-KU dan alam maut tidak akan menguasainya.
Maka tepatlah yang dikatakan oleh Bapa Gereja St. Ambrosius, Uskup Milan:
“Ubi Petrus, Ibi Ecclesia - Di mana ada Petrus, di situlah Gereja”
"Where Peter is, there is the Church" Ambrose, Commentary on the Psalms, 40:30 (AD 395).
Pertanyaan yang mungkin muncul:
“Lalu dimana posisi Paus? Tidak ada dukungan Kitab Suci bahwa Paus layak disebut Wakil Yesus Kristus.”

Jawaban:
Paus adalah Pengganti Petrus dan Paus menerima jabatan yang sama dengan Petrus, yaitu Wakil Yesus Kristus.

Kita dapat bertanya, mengapa Yesus mengangkat Petrus menjadi Gembala dari Para Domba-Nya jika Ia tidak menghendaki jabatan itu diteruskan dalam Gereja? Seolah-olah generasi selanjutnya sudah tidak begitu memerlukan bimbingan dibanding generasi perdana.

Sebenarnya malah, generasi selanjutnya yang memerlukan lebih banyak bimbingan. Yesus melakukan hal ini sekali lagi karena Ia menginginkan domba-domba-Nya menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

Apakah Yesus menghendaki peranan sebagai gembala dari Petrus saja atau dari para penggantinya juga?
Dalam pemilihan Rasul Matias untuk menggantikan Yudas Iskariot (Kis 1:15-26), Petrus sendiri berkata, “Biarlah jabatannya diambil orang lain” (Kis 1:20). Melalui Petrus, Yesus menyatakan jabatan Para Rasul itu berkesinambungan alias tidak terputus. Setiap Para pengganti Para Rasul akan menerima jabatan yang sama dengan Para Rasul tersebut dengan kewibawaan yang sama pula. Inilah salah satu dasar adanya suksesi apostolik dalam Gereja. Suksesi Apostolik ini sendiri juga berlaku untuk jabatan Petrus sebagai Wakil Yesus Kristus. Kita dapat mengatakan “Biarlah jabatan Petrus diambil orang”. Dengan demikian, memang benarlah bahwa Para Paus pengganti Petrus juga adalah Wakil Yesus Kristus.

Sumber:
http://www.indonesianpapist.com/2011/01/paus-adalah-wakil-kristus.html
 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy