Selasa, 24 Februari 2015
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Iman Gereja mendahului iman perorangan, yang diajak supaya
menyetujuinya. Kalau Gereja merayakan Sakramen-sakramen, ia mengakui
iman yang diterima dari para Rasul. Oleh karena itu berlakulah prinsip
tua: "lex orandi, lex credendi" (atau sebagaimana Prosper dari Aquitania
dalam abad ke-5 mengatakan: "legem credendi lex statuat supplicandi")
"Peraturan doa harus menentukan peraturan iman": auct. ep.8.. Cara doa
adalah cara iman; Gereja percaya, seperti yang ia doakan. Liturgi adalah
unsur dasar tradisi yang suci dan hidup Bdk. DV 8. ---- Katekismus
Gereja Katolik, 1124
Antifon Pembuka (Mzm 90 (89):1-2)
Tuhan, Engkaulah pelindung kami turun-menurun. Dari awal mula sampai akhirat, Engkau mendampingi kami.
O Lord, you have been our refuge, from generation to generation; from age to age, you are.
Doa Pagi
Allah Bapa kami di surga,
kami bersyukur atas begitu besar kasih-Mu
kepada kami sampai Engkau mengutus Putra-Mu sendiri datang ke dunia dan
menjadi rezeki bagi kami. Kami mohon, curahkanlah Roh Kudus-Mu kepada
kapi, agar kami saling menaruh cinta kasih dan saling mengampuni seraya
menyongsong kehidupan abadi yang Kaujanjikan. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Firman Tuhan itu sungguh berdaya guna. Segala sesuatu yang difirmankan
Tuhan, bila diterima dengan hati terbuka, akan menghasilkan buah yang
melimpah.
Bacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)
"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."
Beginilah firman Tuhan, “Seperti hujan dan salju turun dari langit dan
tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti
kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari
mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan
melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang
Kusuruhkan kepadanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama
memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,
dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan
tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru-seru,
dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada
teriak mereka minta tolong: wajah Tuhan menentang orang-orang yang
berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari
segala kesesakannya mereka ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada
orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk
jiwanya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Mutu doa tidak ditentukan oleh banyaknya kata-kata melainkan maksud hati
untuk menyerahkan diri kepada Tuhan. Doa “Bapa Kami” menjadi model
setiap doa kita. Kita menyerahkan segalanya kepada kekuasaan dan
penyelenggaraan ilahi-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)
"Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa."
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dalam
doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak
mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doa
mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu
mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya Karena
itu berdoalah begini, “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu.
Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.
Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah
kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Amin.” Karena jikalau kamu
mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu
juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan
mengampuni kesalahanmu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Doa yang baik dan benar bukan soal banyak kata-kata. “Berdoa itu to
love, percakapan pribadi yang akrab dengan Allah,” demikian ungkapan
mesra Santa Teresa dari Avila. Bapa Kami menjadi jalan masuk untuk
sampai ke ruang terdalam dari puri batin kita. Karena setiap kata dalam
doa Bapa Kami bermakna dalam dan harus dengan rela kita dilakoni sebagai
ungkapan kasih. Salah satu yang terpenting praktik perbuatan kasih
adalah pengampunan. Pengampunan itu menyembuhkan. Saling mengampuni
berarti saling menyembuhkan. Dan semua itu mengharukan dan
membahagiakan.
Antifon Komuni (Mzm 4:2)
Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di
dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan
dengarkanlah doaku!
When I called, the God of justice gave me answer; from anguish you released me; have mercy, O Lord, and hear my prayer!
“Kita akan lebih mudah
menerima apa yang kita minta, apabila kita berdoa dalam nama Kristus” (St. Agustinus)
Doa Malam
Bapa yang Mahakudus, syukur kepada-Mu, atas Putra-Mu yang telah
mengajari kami bagaimana berdoa yang benar. Semoga doa luhur ini kami
hayati dan jabarkan dalam aneka kegiatan kami setiap hari. Lindungilah
kami dalam istirahat malam ini ya Bapa, dengan pengantaraan Kristus,
Tuhan kami. Amin.
RUAH