"Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu."

Jumat, 20 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XI
 
2 Raj 11:1-4.9-18.20; Mzm 132:11.12.13-14.17-18; Mat 6:19-23
 
"Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu."
 
Mata adalah bagian tubuh kita yang amat penting. Berdasarkan apa yang kita lihat dengan mata, kita memiliki kesan dan penilaian tertentu, kemudian mempertimbangkannya dan menjatuhkan pilihan. Hal ini amat jelas kalau misalnya kita berbelanja. Kita melihat-lihat barang yang dijual di pasar atau toko atau supermarket atau mall lalu memberikan penilaian, mempertimbangkan dan memilih barang mana yang kita beli. Sebab, dengan mata kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang harus kita pilih dan mana yang tidak. Sebagai orang beriman, kita tidak hanya memiliki mata fisik atau mata indrawi tetapi juga memiliki mata hati dan mata iman. Mata indrawi dimiliki baik oleh manusia maupun binatang; mata hati dimiliki oleh semua orang dalam hati nuraninya; mata iman dimiliki oleh orang beriman. Kita adalah orang beriman. Maka, untuk melihat sesuatu itu baik atau tidak, layak kita pilih atau tidak, kita tidak cukup hanya menggunakan mata indrawi saja tetapi juga harus menggunakan mata hati dan mata iman. Yesus menghendaki agar kita memilih serta mengumpulkan harta surgawi. Hanya dengan mata indrawi saja, kita tidak dapat melihatnya sehingga kita harus menggunakan juga mata hati dan mata iman. Bahkan, dengan mata hati dan mata iman, harta duniawi dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan dan mengumpulkan harta surgawi. Misalnya, kita menggunakan uang dan harta kekayaan lain yang kita miliki untuk menolong dan melayani orang lain. Memberi dan berbagi serta melayani orang lain, lebih-lebih orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel merupakan salah satu cara bagi kita mengumpulkan harta surgawi. Sebab, apa yang kita lakukan untuk orang-orang tersebut, sesungguhnya kita abdikan kepada Tuhan dan pada saatnya, Tuhan akan bersabda, "Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan" (Mat 25:34).

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menggunakan mata indrawi, mata hati dan mata iman kami dengan baik sehingga kami mampu melihat dan mengumpulkan harta surgawi. Amin. -agawpr-

Jumat, 20 Juni 2014 Hari Biasa Pekan XI

Jumat, 20 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XI
         
Hendaklah Tuhan dimuliakan, sebab Dialah yang membuat kamu baik, apabila kamu memang baik! (St. Agustinus)

 
Antifon Pembuka (Mzm 34:6)
 
Arahkanlah pandanganmu kepada Tuhan, maka mukamu akan berseri-seri dan takkan malu tersipu-sipu.
 
Doa Pagi
 

Allah Bapa di surga, kami bersyukur, karena tiada seorang pun yang menantikan keselamatan dengan sia-sia. Semoga Sabda Putra-Mu menjadi tantangan bagi kami untuk membangun kota-Mu, tempat Engkau menyempurnakan segalanya dan tempat kami menemukan kebebasan dan kedamaian. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 

Sebagaimana keberanian para wanita yang telah menyelamatkan Musa (Kel 2), Yoseba, adik Ahazia, menyelamatkan Yoas dari tangan Atalya yang ingin membunuhnya. Tempat berlindung tidak lain adalah Bait Suci, dan pelindungnya ialah Imam Yoyada, yang mengurapi Yoas menjadi raja. Kekuatan jahat hancur karena orang tidak percaya kepada Allah.

 
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (11:1-4.9-18.20)
    
 "Mereka mengurapi Yoas dan berseru, 'Hiduplah Raja!'"
        
Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja. Tetapi Yoseba, anak perempuan raja Yoram, saudara perempuan Ahazia, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur, dan menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga dia tidak dibunuh. Maka tinggallah dia enam tahun lamanya bersama-sama perempuan itu dengan bersembunyi di rumah TUHAN, sementara Atalya memerintah negeri. Dalam tahun yang ketujuh Yoyada mengundang para kepala pasukan seratus dari orang Kari dan dari pasukan bentara penunggu. Disuruhnyalah mereka datang kepadanya di rumah TUHAN, lalu diikatnya perjanjian dengan mereka dengan menyuruh mereka bersumpah di rumah TUHAN. Kemudian diperlihatkannyalah anak raja itu kepada mereka. Para kepala pasukan seratus itu melakukan tepat seperti yang diperintahkan imam Yoyada. Masing-masing mengambil orang-orangnya yang selesai bertugas pada hari Sabat bersama-sama dengan orang-orang yang masuk bertugas pada hari itu, lalu datanglah mereka kepada imam Yoyada. Imam memberikan kepada para kepala pasukan seratus itu tombak-tombak dan perisai-perisai kepunyaan raja Daud yang ada di rumah TUHAN. Kemudian para bentara itu, masing-masing dengan senjatanya di tangannya, mengambil tempatnya di lambung kanan sampai ke lambung kiri rumah itu, dengan mengelilingi mezbah dan rumah itu untuk melindungi raja. Sesudah itu Yoyada membawa anak raja itu ke luar, mengenakan jejamang kepadanya dan memberikan hukum Allah kepadanya. Mereka menobatkan dia menjadi raja serta mengurapinya, dan sambil bertepuk tangan berserulah mereka: "Hiduplah raja!" Ketika Atalya mendengar suara bentara-bentara penunggu dan rakyat, pergilah ia mendapatkan rakyat itu ke dalam rumah TUHAN. Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiang menurut kebiasaan, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri. Maka Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berseru: "Khianat, khianat!" Tetapi imam Yoyada memerintahkan para kepala pasukan seratus, yakni orang-orang yang mengepalai tentara, katanya kepada mereka: "Bawalah dia keluar dari barisan! Siapa yang memihak kepadanya bunuhlah dengan pedang!" Sebab tadinya imam itu telah berkata: "Janganlah ia dibunuh di rumah TUHAN!" Lalu mereka menangkap perempuan itu. Pada waktu ia masuk ke istana raja dengan melalui pintu bagi kuda, dibunuhlah dia di situ. Kemudian Yoyada mengikat perjanjian antara TUHAN dengan raja dan rakyat, bahwa mereka menjadi umat TUHAN; juga antara raja dengan rakyat. Sesudah itu masuklah seluruh rakyat negeri ke rumah Baal, lalu merobohkannya; mereka memecahkan sama sekali mezbah-mezbahnya dan patung-patung dan membunuh Matan, imam Baal, di depan mezbah-mezbah itu. Kemudian imam Yoyada mengangkat penjaga-penjaga untuk rumah TUHAN. Bersukarialah seluruh rakyat negeri dan amanlah kota itu, setelah Atalya mati dibunuh dengan pedang di istana raja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah memilih Sion menjadi tempat kedudukan-Nya.
Ayat. (Mzm 132:11.12.13-14.17-18)

1. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud , Ia tidak akan memungkirinya: “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu.
2. Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka akan duduk di atas takhtamu.”
3. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya".
4. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.
 
Yesus menawarkan harta surgawi yang takkan dapat rusak karena ngengat dan karat. Harta seperti inilah yang mesti dicari setiap hari. Sayang, banyak orang menghabiskan seluruh waktu dan energinya hanya untuk mencari harta duniawi.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)
  
    
"Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu."
   
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan 

   
Kita perlu waspada dengan harta dunia, karena di mana ada harta di situ hati kita berada. Bila kita memiliki banyak harta, bagilah! Biarlah banyak orang menjadi bahagia karena turut menikmati harta kita. Orang Kristen hendaknya memiliki semangat berbagi.
 
Doa Malam
 
Ya Yesus, berkatilah malam ini agar esok hari kami dapat bangun dan memandang hari yang baru bukan sebagai beban tetapi sebagai kesempatan untuk berjuang dan hidup dalam terang-Mu. Sebab Engkaulah Sang Terang Sejatil. Amin.
    
RUAH

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. ... Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya."

Kamis, 19 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XI

Sir 48:1-14;  Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7; Mat 6:7-15

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. ... Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya."

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, "bertele-tele" berarti bercakap-cakap tidak jelas ujung pangkalnya, melantur-lantur, berlarut-larut; bodoh, kurang akal. Persis inilah yang dimaksudkan Yesus. Ia menegaskan agar kita jangan berdoa secara berlarut-larut dan ngelantur dengan banyak kata tidak tidak jelas. Doa yang demikian menunjukkan bahwa kita tidak mengenal Allah, padahal Allah Bapa sungguh mengenal kita. Bahkan, Ia tahu apa yang kita perlukan sebelum kita memintanya. Kalau demikian, lantas kita berdoa sebentar saja dan cepat-cepat, to the point minta apa, gitu? Eits, Yesus tidak mengatakan demikian. Yesus meminta supaya kalau berdoa, kita jangan bertele-tele dengan banyak kata. Ia tidak meminta agar kita berdoa sebentar dan cepat-cepat. Doa adalah berkomunikasi dan bercakap-cakap dengan Tuhan. Jadi harus ada dialog timbal balik. Bukan hanya kita saja yang berkata-kata. Tuhan juga ingin berbicara dengan kita. Nah, untuk itu kita berdoa dengan sedikit kata yang jelas lalu memberi kesempatan kepada Tuhan untuk berbicara kepada kita dan kita mendengarkan. Maka, dalam kesempatan doa pribadi, sangatlah penting kita sekedar hening di hadapan Tuhan, misalnya di hadapan Sakramen Mahakudus. Bukankah kalau dalam salah satu bagian Bapa Kami, Yesus mengajarkan agar kita berdoa, "Bapa Kami yang ada di surga ...Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga", itu berarti kita harus hening dan mendengar Tuhan mengatakan apa kehendak-Nya atas diri kita atau Dia menghendaki apa dari kita? Yesus sendiri selalu memberi contoh. Ketika ada orang datang kepada-Nya, ia bertanya, "Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" (Mat 20:32; Mrk 10:36). Nah, sekarang dalam doa pun kita hendaknya juga bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, apa yang Kau kehendaki supaya aku perbuat bagi-Mu"? Lalu, dalam hening kita mendengarkan Dia.

Doa: "Tuhan, apa yang Kau kehendaki supaya aku perbuat bagi-Mu? Bantulah aku mengerti dan melaksakan kehendak-Mu. ... (hening secukupnya) ... Amin. -agawpr-

Kamis, 19 Juni 2014 Hari Biasa Pekan XI

Kamis, 19 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XI

“Jika saya memandang kebaikan Allah yang dalam seperti laut dan tanpa batas, pikiran saya serasa lenyap dikuasai keagungan-Nya” (St. Aloysius Gonzaga)

 
Antifon Pembuka (Mzm 111:3-4)   
  
Agung dan semaraklah karya Tuhan, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-Nya yang agung pantas dikenang. Tuhan itu pengasih dan penyayang.

Doa Pagi

    
Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau mengangkat Nabi Elia untuk mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Penuhilah kami dengan berkat-Mu dan jadikanlah kami pembawa damai bagi sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

 Teladan Elia dan Elisa adalah teladan kenabian. Mereka berdua menjadi tanda kuasa Allah. Mereka menampakkan kehadiran Allah dalam hidup hingga kematian mereka.

 
Bacaan dari Kitab Putera Sirakh (48:1-14)
  
"Elia terangkat dalam badai, dan Elisa dipenuhi dengan rohnya."
   
 Dahulu kala tampillah Nabi Elia, bagaikan api; sabdanya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Orang mati kaubangkitkan dari alam arwah dan dari dunia orang mati dengan sabda Yang Mahatinggi. Raja-raja kauturunkan sampai jatuh binasa, dan orang-orang tersohor kaujatuhkan dari tempat tidurnya. Teguran kaudengar di Gunung Sinai, dan di Gunung Horeb keputusan untuk balas dendam. Engkau mengurapi raja-raja untuk menimpakan balasan, dan nabi-nabi kauurapi menjadi penggantimu. Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda-kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, dan mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat dikau, dan yang meninggal dalam kasih, sebab kami pun pasti akan hidup. Elia ditutupi dengan olak angin, tetapi Elisa dipenuhi dengan rohnya. Selama hidup Elisa tidak gentar terhadap seorang penguasa, dan tidak seorang pun menaklukkannya. Tidak ada sesuatu pun yang terlalu ajaib baginya, bahkan di kubur pun jenazahnya masih bernubuat. Sepanjang hidupnya ia membuat mukjizat, dan malah ketika meninggal pekerjaannya menakjubkan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836

Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7; R:9a)

1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan di sekeliling-Nya. Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar.
3. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
4. Akan mendapat malulah semua orang yang beribadah kepada patung, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala dewata sujud menyembah Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, “Abba, ya Bapa”.
     
Ajaran Yesus tentang doa sungguh berpusat pada persekutuan dengan Bapa. Doa Bapa Kami terarah kepada kemuliaan Allah. Sesama adalah gambaran kasih Allah dalam hidup kita.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)

 
"Berdoalah kalian demikianlah."
   
Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah kalian demikian, ‘Bapa kami, yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.’ Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 
 Satu permintaan dari Yesus ialah agar kita berdoa dengan singkat, tepat dan padat berisi. Doa yang bertele-tele merupakan kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Pengabulan doa tidak tergantung dari banyaknya kata-kata tetapi iman dan penyerahan diri seutuhnya pada kehendak Allah. Allah  telah mengetahui apa yang kita minta dan kita butuhkan. Dengan iman, kita gantungkan semua permohonan kita kepada Allah. Lalu Yesus mengajarkan doa BAPA KAMI. Doa ini singkat tetapi mencakup segalanya.   

Doa Malam   

Terima kasih Yesus, Engkau telah mengajarkan kami suatu doa yang sempurna. Berkatilah kami agar selalu berdoa “Bapa Kami” dengan penuh iman dan sepenuh hati. Amin.    
     
RUAH

Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang supaya dilihat. ... Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Rabu, 18 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XI

2 Raj 2:1.6-14; Mzm 31:20.21.24; Mat 6:1-6.16-18

Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang supaya dilihat. ... Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Menurut Injil hari ini, penghayatan iman kristiani yang benar setidaknya mencakup 3 aspek pokok, yakni sedekah (ay.2-5), berdoa (ay.5-6), berpuasa (ay.16-18). Berdoa, apa pun bentuknya, termasuk perayaan sakramen-sakramen yang pusatnya adalah Ekaristi, merupakan sarana bagi kita untuk mendekatkan dan menyatukan diri dengan Tuhan. Dengan demikian, kita senantiasa mendapatkan energi rohani serta pedoman dan arah hidup kita. Puasa merupakan sarana untuk bermati raga sehingga dalam hidup kita tidak lagi hanya mengikuti kenginan raga kita tetapi lebih mengikuti bimbingan dan kehendak Tuhan. Mati raga juga menjauhkan kita dari sikap serakah sehingga kita tidak mudah tergoda untuk mengekspoitasi alam dan mengambil yang bukan hak kita. Bahkan, St. Leo Agung menyebut bahwa berpuasa itu tidak hanya berarti mengurangi makan, melainkan memberantas semua kebiasaan jahat kita. Sedekah, merupakan sarana bagi kita untuk menjadi semakin peka dan peduli terhadap kebutuhan orang lain melalui berbagi atas apa yang kita miliki. Dengan demikian, ketiga hal tersebut mencakup penghayatan iman kita yang meliputi relasi kita dengan Tuhan (doa), dengan diri sendiri (puasa - mati raga), dan dengan sesama (sedekah). Marilah kita hayati ketiganya dari lubuk hati yang terdalam sehingga lahir penghayatan yang sungguh-sungguh, benar dan tulus.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk semakin meningkatkan dan menghayati secara benar kehidupan doa, puasa dan sedekah kami. Amin. -agawpr-

Rabu, 18 Juni 2014 Hari Biasa Pekan XI

Rabu, 18 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XI

Berpuasa tidak hanya berarti mengurangi makan, melainkan memberantas semua kebiasaan jahat kita.  --- St Leo Agung
  
 
  
Antifon Pembuka (Mzm 31:20)
 
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati Sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.
     
Doa Pagi
 
 
Ya Allah, Engkau memenuhi Elisa dengan Roh Nabi Elia. Penuhilah kami juga dengan iman, harapan dan kasih, agar dapat mewartakan kasih-Mu kepada sesama yang kami jumpai pada hari ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
     
 Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (2:1.6-14)
 
"Tiba-tiba datanglah kereta berapi dan naiklah Elia ke surga."
 
Pada waktu itu Elia dan Elisa sedang berjalan dari Gilgal, dan ketika mereka ada di kota Yerikho, berkatalah Elia kepada Elisa, “Baiklah engkau tinggal di sini, sebab Tuhan menyuruh aku ke Sungai Yordan.” Jawab Elisa, “Demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan dikau.” Lalu berjalanlah keduanya. Lima puluh orang dari rombongan nabi di Yerikho ikut berjalan dengan mereka. Tetapi mereka memandang dari jauh, ketika Elia dan Elisa berdiri di tepi Sungai Yordan. Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya dan dipukulkannya ke atas air. Maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan sebelah sana . Lalu keduanya menyeberang dengan berjalan di tanah yang kering. Sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa, “Mintalah apa yang hendak kulakukan bagimu, sebelum aku terangkat dari padamu.” Jawab Elisa, “Semoga aku mewarisi dua bagian dari rohmu.” Berkatalah Elia, “Apa yang kauminta itu sukar! Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah bagimu seperti yang kauminta. Jika tidak, ya tidak akan terjadi.” Sedang mereka berjalan terus sambil bercakap-cakap, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya. Lalu naiklah Elia ke surga dalam angin badai. Melihat itu berteriaklah Elisa, “Bapaku! Bapaku! Kereta Israel dan orang-orang yang berkuda!” Kemudian Elia tidak kelihatan lagi oleh Elisa. Maka Elisa merenggut pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua. Sesudah itu ia memungut jubah Elia yang telah terjatuh. Lalu Elisa berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi Sungai Yordan. Dipukulkannya jubah Elia yang terjatuh itu ke atas air sambil berseru, “Di manakah Tuhan, Allah Elia?” Maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana . Lalu Elisa menyeberang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai kalian semua yang berharap kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 31:20.21.24)
1. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu.
2. Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang; Engkau melindungi mereka dalam pondok terhadap perbantahan lidah.
3. Kasihilah Tuhan, hai semua orang yang dikasihi-Nya! Tuhan menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang yang congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
  
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."

Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang supaya dilihat. Sebab jika demikian, kalian takkan memperoleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang-orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kalian berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan di tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jikalau engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kalian berpuasa, janganlah muram mukamu, seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Setiap perbuatan tentu ada tujuannya. Tindakan sepele, mungkin untuk tujuan sepele. Tindakan yang penuh pertimbangan dan menuntut pemikiran, mungkin untuk suatu tujuan penting pula. Jadi, tidak ada suatu perbuatan apa pun yang tidak punya tujuan. Itu artinya, tindakan dimaksudkan untuk sesuatu. Maka, pantaslah kita ingat kata si bijak: Setiap perkataan belum tentu mengubah sesuatu, tetapi setiap perbuatan selalu punya efek bagi kehidupan.

Injil hari ini menunjuk beberapa tindakan penting dalam kehidupan kita sebagai orang beriman. Tindakan ini penting, maka perlu mendapatkan penekanan dan diajarkan. Tindakan ini penting, maka perlu menuntut perhatian dan pemahaman yang benar dari kita. Jika hal ini tidak diperhatikan dan dilakukan dengan kesungguhan dan penuh iman, maka tujuan sejatinya akan hilang. Ibarat pepatah mengatakan: mengembangkan layar tanpa menambah ketebalannya akan mudah sobek, mempertinggi bangunan tanpa memperkuat pondasinya akan mudah runtuh. Demikianlah halnya dengan latihan hidup beriman yang kita lakukan. Jika tidak disertai kesungguhan, maka akan membuahkan kehampaan.

Memberi sedekah atau bantuan adalah perbuatan mulia untuk melatih kelekatan. Berdoa adalah perbuatan mulia untuk melatih kedekatan dan kesetiaan kepada Tuhan. Berpantang atau berpuasa adalah perbuatan mulia untuk mendisiplinkan diri dari aneka keinginan manusiawi yang tidak ada batasnya. Perbuatan-perbuatan mulia tersebut harus dilakukan dengan ketulusan dan kesalehan, agar membuahkan efek yang meneguhkan serta menyehatkan jiwa dan raga.

Lihatlah pengalaman iman Nabi Elia dan Elisa (2Raj 2:6-14). Iman dan perbuatan Elia mengagumkan Elisa, sehingga Elisa meminta sesuatu yang sangat berarti bagi imannya, yaitu mendapatkan bagian dari roh Elia. Hal itu berat dan sulit, tetapi iman selalu membuat itu mungkin. Maka, seperti iman yang dimiliki Elia yang bisa membagi dua air dan mereka berjalan di antaranya, Elisa pun bisa melakukannya.

Pesannya adalah hendaklah perbuatan apa pun dalam kehidupan ini selalu memiliki muatan rohani dan cinta kasih. Sebab tanpa ini, semuanya akan sia-sia. Biarlah tindakan kita selalu menambah ketebalan iman dan menguatkan pondasi kekristenan kita sebagai pengikut Kristus. (Kartolo/Cafe Rohani)

 
Kamu ingin Tuhan memberimu banyak rahmat? Seringlah mengunjungi Dia dalam Sakramen Mahakudus --- St Yohanes Bosco

Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian’. Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga."

Selasa, 17 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XI

1 Raj 21:17-29; Mzm 51:3-4.5-6a.11.16; Mat 5:43-48

Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian’. Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga."

Pada tanggal 12 Mei yang lalu, saya mengikuti audiensi dengan Paus Fransiskus yang dikemas dalam bentuk dialog interaktif. Dalam salah satu sharingnya, Paus mengatakan bahwa suatu kali, ketika beliau masih frater, beliau melakukan bimbinggan dengan Bapa Rohaninya. Beliau bercerita panjang lebar kalau sedang marah dengan salah satu temannya. Namun, Bapa Rohaninya hanya menanggapi dengan satu perkataan singkat, "Dimmi, tu hai pregato per lui?" (Katakan padaku, apakah kamu berdoa untuknya). Dan beliau menjadab, "No". Lalu, Bapa Rohaninya melanjutkan, "Abbiamo finito" (Bimbingan kita selesai).

Dalam kehidupan bersama, seringkali terjadi perselisihan, ketidakcocokan, kemarahan, dan aneka hal negatif lainnya. Kadang terjadi pula, kita tidak disukai, dimusuhi dan diperlakukan tidak baik oleh orang lain. Atau malah terjadi pula yang sebaliknya. Dalam situasi yang demikian, hal utama yang harus kita lakukan adalah berdoa. Mendoakan semua yang hidup bersama kita, tidak hanya yang baik pada kita tetapi juga yang telah atau sedang memusuhi dan memperlakukan kita dengan tidak baik, sebagaimana dikehendaki dan diteladankan oleh Yesus. Di atas salib, Ia mendoakan orang-orang yang memusuhi dan menyalibkan-Nya. Maka, hal utama yang hendaknya kita lakukan kalau kita dimusuhi atau diperlakukan tidak baik oleh orang lain adalah mendoakan mereka. Mungkin kita belum bisa langsung berbaikan dengan mereka, tetapi harus berani mengambil langkah untuk mendoakan mereka. Dengan mendoakan mereka, maka langkah awal menuju pengampunan dan perbaikan relasi dimulai.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmatmu agar mendoakan tidak hanya yang baik pada kami tetapi juga yang telah atau sedang memusuhi dan memperlakukan kami dengan tidak baik. Amin. -agawpr-

Selasa, 17 Juni 2014 Hari Biasa Pekan XI

Selasa, 17 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XI
   
“Di surga jiwa tidak mempunyai perhatian selain mencintai Dia, karena ia mengenal Dia, seperti Dia adanya” (St. Teresa dari Avila)
   

Antifon Pembuka (2Kor 8:9)
 
Yesus meski kaya, telah menjadi miskin karena kalian, agar kalian menjadi kaya karena kemiskinan-Nya.
  
Doa Pagi


Allah Bapa yang Maharahim, Engkau mengampuni Nabot yang telah berdosa dan bertobat serta merendahkan diri di hadapan-Mu. Perbaruilah hidup kami, agar kami dapat memulai hari ini dengan hati yang penuh kasih, damai dan sukacita. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Keserakahan mendatangkan malapetaka. Raja Ahab mendapat hukuman dari Tuhan. Meskipun demikian, kerendahan hati di hadirat Allah mendatangkan belas kasih dan kerahiman Allah. Tempuhlah jalan kerendahan hati itu.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:17-29)
  
  
"Engkau menyuruh orang Israel berbuat dosa."
           
Sesudah Nabot dibunuh, Tuhan bersabda kepada Nabi Elia, orang Tisbe, “Bangunlah, pergilah menemui Ahab, Raja Israel di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya. Katakanlah kepadanya demikian, ‘Beginilah sabda Tuhan: Engkau telah membunuh dan merampas!’ Katakan pula kepadanya, ‘Beginilah sabda Tuhan: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ pulalah anjing akan menjilat darahmu’.” Kata Ahab kepada Elia, “Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?” Jawab Elia, “Memang sekarang aku akan mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di hadapan Tuhan. Sungguh, aku akan mendatangkan malapetaka kepadamu. Aku akan menyapu engkau dan melenyapkan setiap orang laki-laki dari keluarga Ahab, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel. Aku akan memperlakukan keluargamu sama seperti keluarga Yeroboam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia. Sebab engkau telah menyakiti hati-Ku dengan menyebabkan orang Israel berbuat dosa. Juga mengenai Izebel Tuhan telah bersabda, ‘Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel. Siapa saja dari keluarga Ahab yang mati di kota akan dimakan anjing, dan yang mati di padang akan dimakan burung di udara’. Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak dirinya dengan melakukan yang jahat di mata Tuhan, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya. Bahkan ia telah berlaku sangat keji. Ia mengikuti berhala-berhala, seperti orang Amori yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel. Segera sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya, dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah lamban. Maka bersabdalah Tuhan kepada Elia orang Tisbe itu, “Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya. Barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.11.16)

1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa.
3. Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.
 
Perintah kasih yang baru telah tercipta. Tuhan meminta agar kita mengasihi musuh. Inilah jalan kesempurnaan di hadapan Tuhan. Jika kita menempuhnya, kita pun akan “tampil beda” dari orang kebanyakan. Kita punya kekhasan dan itulah cara hidup yang mesti dihayati.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
   
    
"Kasihilah musuh-musuhmu."
    
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian’. Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
     
Renungan

   

Mengasihi sesama berarti juga mengasihi musuh karena musuh adalah sesama juga. Bahkan lebih dari itu, kita harus berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. Sulit memang, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Bila sesama itu terbatas pada orang yang mengasihi kita dan yang kita kasihi atau dekat dengan kita, siapa pun bisa. Tetapi kalau musuh juga adalah sesama yang harus kita kasihi, itu baru ada nilai baru dan semangat baru. Orang Kristen dipanggil untuk berbuat sesuatu yang lebih meskipun sulit.

Doa Malam

Terima kasih ya Tuhan, Engkau telah memanggil kami menjadi murid-murid-Mu. Anugerahilah kami kebesaran hati dan jiwa untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka. Semoga kami dapat mencapai kesempurnaan melalui jalan ini dan Kerajaan Damai semakin nyata. Amin.

RUAH

Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu”

Senin, 16 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X

    
1 Raj 21:1-16; Mzm 5:2-3.5-6.7; Mat 5:38-42
  
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu”
 
Ketika merenungkan Injil hari ini, dalam kaitannya dengan bacaan pertama, saya merasa ngeri dengan aneka bentuk kejahatan yang dilakukan oleh manusia. Namun, Yesus ternyata tidak menghendaki kita melawan orang yang berbuat jahat kepada kita. Lalu, saya pun teringat akan doa Bapa Kami, doa yang diajarkan Yesus kepada para murid. Dalam doa itu, Yesus mengajarkan untuk memohon kepada Bapa "bebaskanlah kami dari yang jahat", bukan memohon agar kita diberi kekuatan untuk melawan dan mengalahkan kejahatan. Sebab, kalau kita melawan kejahatan atau orang yang berbuat jahat, berarti kita melakukan kejahatan tandingan atau kejahatan dalam bentuk yang lain. Tentu hal ini tidak mudah, alias sulit. Tetapi, sulit bukan berarti mustahil. Yesus sendiri telah memberikan dan menjadi teladan bagi kita. Dan dengan semakin mendekatkan diri pada Yesus, kita akan semakin menyerupai-Nya, semakin "ketularan" sifat-sifat-Nya.

Untuk tidak melawan orang yang berbuat jahat kepada kita secara pribadi, mungkin tidak terlalu sulit. Namun, bagaimana dengan kejahatan yang sudah melembaga, yang dilakukan oleh banyak orang, apalagi oleh penguasa (seperti kisah dalam bacaan I)? Apakah kita akan membiarkannya? Kita memang tidak boleh membiarkannya. Maka, kita diajak untuk berperan aktif dalam menciptakan dan melaksanakan sistem yang dapat mencegah terjadinya kejahatan. Selain itu, berdasarkan inspirasi dari doa Bapa Kami, kita juga memohon agar bangsa kita dibebaskan dari orang-orang dan para penguasa yang jahat.

Doa: Ya Tuhan, bebaskanlah kami dan bangsa kami dari orang-orang jahat yang hendak menguasai dan merusak kehidupan bersama yang adil, damai dan sejahtera dalam keanekaragaman. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy