Vatican City, 18 April 2020 / 04:00 pagi (CNA) .- Paus Fransiskus berdoa bagi mereka yang merawat orang-orang cacat selama krisis coronavirus pada Misa Sabtu pagi.
Berbicara dari kapel tempat tinggalnya di Vatikan, Casa Santa Marta, 18 April, dia berkata bahwa dia telah menerima sepucuk surat dari seorang saudari yang bekerja sebagai penerjemah bahasa isyarat untuk orang tuli. Dia mengatakan kepadanya tentang kesulitan yang dihadapi petugas kesehatan, perawat dan dokter dalam merawat pasien cacat yang terkena COVID-19.
“Jadi marilah kita berdoa bagi mereka yang selalu melayani orang-orang cacat ini,” katanya.
Paus membuat komentar pada awal Misa, yang disiarkan langsung karena pandemi.
Dalam homilinya, ia merenungkan bacaan pertama hari itu (Kisah Para Rasul 4: 13-21), di mana otoritas agama memerintahkan Petrus dan Yohanes untuk tidak mengajar dalam nama Yesus.
Para rasul menolak untuk patuh, kata paus, menjawab dengan "keberanian dan kejujuran" bahwa tidak mungkin bagi mereka untuk tetap diam tentang apa yang telah mereka lihat dan dengar.
Sejak itu, ia menjelaskan, keberanian dan kejujuran telah menjadi ciri khas khotbah Kristen.
Paus teringat akan suatu bagian dalam Surat kepada Orang Ibrani (10: 32-35), di mana orang-orang Kristen yang suam-suam kuku didesak untuk mengingat pergumulan awal mereka dan mendapatkan kembali kepercayaan dan keterbukaan mereka.
"Anda tidak bisa menjadi Kristen tanpa kejujuran ini: jika tidak datang, Anda bukan orang Kristen yang baik," katanya. "Jika Anda tidak memiliki keberanian, jika untuk menjelaskan posisi Anda, Anda masuk ke ideologi atau penjelasan kasuistik, Anda tidak memiliki kejujuran, Anda tidak memiliki gaya Kristen, kebebasan untuk berbicara, untuk mengatakan segalanya."
Kejujuran Petrus dan Yohanes mengacaukan para pemimpin, penatua dan ahli Taurat, katanya.
"Sungguh, mereka terpojok oleh kejujuran: mereka tidak tahu bagaimana keluar dari itu," katanya. “Tetapi tidak terpikir oleh mereka untuk mengatakan, 'Mungkinkah ini benar?' Jantung sudah tertutup, sulit; hati itu rusak. "
Paus mencatat bahwa Petrus tidak dilahirkan dengan berani, tetapi telah menerima karunia parrhesia - kata Yunani yang terkadang diterjemahkan sebagai "keberanian" - dari Roh Kudus.
"Dia seorang pengecut, dia menyangkal Yesus," katanya. “Tapi apa yang terjadi sekarang? Mereka [Petrus dan Yohanes] menjawab: “Taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.”
“Tetapi dari mana datangnya keberanian ini, pengecut ini yang telah menyangkal Tuhan? Apa yang terjadi dalam hati pria ini? Karunia Roh Kudus: kejujuran, keberanian, parrhesia adalah karunia, anugerah yang diberikan Roh Kudus pada hari Pentakosta. "
“Setelah menerima Roh Kudus, mereka pergi untuk berkhotbah: sedikit berani, sesuatu yang baru bagi mereka. Ini adalah konsistensi, tanda orang Kristen, orang Kristen sejati: dia berani, dia mengatakan seluruh kebenaran karena dia konsisten. ”
Beralih ke bacaan Injil hari itu (Markus 16: 9-15), di mana Kristus yang bangkit mencela murid-murid karena tidak percaya dengan laporan kebangkitan-Nya, Paus mencatat bahwa Yesus memberi mereka karunia Roh Kudus yang memungkinkan mereka untuk melaksanakan misi mereka untuk "Pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Injil kepada setiap makhluk."
“Misi datang justru dari sini, dari pemberian ini yang membuat kita berani, terus terang dalam memproklamirkan kata,” katanya.
Setelah Misa, paus memimpin Adorasi dan Doa Sakramen Mahakudus, sebelum memimpin mereka yang menonton daring dalam doa komuni spiritual.
Paus ingat bahwa besok ia akan mempersembahkan Misa di Santo Spirito di Sassia, sebuah gereja di dekat Basilika Santo Petrus, pada pukul 11:00 waktu setempat.
Akhirnya, mereka yang hadir menyanyikan antifon Paskah Maria "Regina caeli."
Dalam kotbahnya, paus menjelaskan bahwa orang Kristen harus berani dan bijaksana.
“Semoga Tuhan selalu membantu kita menjadi seperti ini: berani. Ini tidak berarti ceroboh: tidak, tidak. Berani. Keberanian Kristen selalu bijaksana, tetapi itu adalah keberanian, ”katanya.
Minggu, 19 April 2020
Hari Minggu Paskah II
(Hari Kedelapan Oktaf Paskah - Hari Minggu Kerahiman Ilahi)
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu
dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci,
Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai
sejahtera bagi kamu!" (Yoh 20:26)
Antifon Pembuka(1Ptr 2:2)
Jadilah
seperti bayi yang baru lahir, yang selalu haus akan air susu rohani
yang murni supaya olehnya kamu tumbuh dan diselamatkan, alleluya. Quasi modo geniti infantes, alleluia: rationalbiles, sine dolo lac concupiscite, alleluia, alleluia, alleluia. Like newborn infants, you must long for the pure, spiritual milk,that in him you may grow to salvation, alleluia.
Doa Pembuka
Allah yang Maharahim, dalam perayaan Pesta Paskah ini Engkau menyalakan
iman umat yang dikuduskan bagi-Mu. Tambahkanlah rahmat yang telah Engkau
anugerahkan agar kami semua semakin memahami betapa agung pembaptisan
yang menyucikan kami, betapa luhur Roh yang melahirkan kami kembali, dan
betapa mulia darah yang menebus kami. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:42-47)
"Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama."
Orang-orang yang menjadi percaya dan memberi diri dibaptis bertekun
dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Mereka selalu
berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka
semua, sementara rasul-rasul itu mengadakan banyak mukjizat dan tanda.
Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala
kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Selalu ada dari mereka yang
menjual harta miliknya lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai
dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan sehati tiap-tiap
hari mereka berkumpul di Bait Allah. Mereka memecahkan roti di
rumah-rumah jemaat secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira
dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Mereka disukai semua orang.
Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 118:2-4.13-15.22.24; Ul: lih. 1)
1. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah kaum Harun berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata,
"Kekal abadi kasih setia-Nya!"
2. Aku di dorong dengan hebat sampai jatuh,
tetapi Tuhan menolong aku.
Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku;
Ia telah menjadi keselamatanku.
Suara sorak-sorai dan kemenangan terdengar di kemah orang-orang benar,
"Tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan."
3. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Inilah hari yang dijadikan Tuhan
marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya. Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:3-9)
"Oleh kebangkitan Yesus Kristus, Allah telah melahirkan kita kembali
dari antara orang mati kepada suatu hidup yang penuh pengharapan."
Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus!
Berkat rahmat-Nya yang besar kita telah dilahirkan kembali oleh
kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Kita dilahirkan untuk
hidup yang penuh harapan, yaitu untuk menerima warisan yang tidak dapat
binasa, yang tidak dapat cemar dan tak dapat layu, yang tersimpan di
surga bagi kamu. Kuasa Allah telah memelihara kamu karena iman sementara
kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia yang akan dinyatakan
pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini
kamu harus berdukacita sejenak oleh berbagai-bagai pencobaan. Semuanya
itu dimaksudkan untuk membuktikan kemurnian imanmu, yang jauh lebih
tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan
api. Dengan demikian kamu memperoleh pujian-pujian, kemuliaan dan
kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu
belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada
Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena
sukacita yang mulia dan tak terkatakan, karena kamu telah mencapai
tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 24:32; 2/4)
Yesus bersabda: Hai Tomas, karena melihat Aku, engkau percaya:
berbahagialah yang tidak melihat namun percaya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:19-31)
"Delapan hari kemudian Yesus datang."
Setelah Yesus wafat di salib, pada malam pertama sesudah hari Sabat,
berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang
terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu
datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai
sejahtera bagi kamu!” Sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan
dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika
mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi
kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku
mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka
dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang,
dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada,
dosanya tetap ada.” Pada waktu Yesus datang itu Tomas, seorang dari
kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama
mereka. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, “Kami telah
melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka, “Sebelum aku melihat
bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam
bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama
sekali tidak akan percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus
berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka.
Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di
tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian
Yesus berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah
tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan
jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah!” Tomas menjawab
kepada-Nya, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya, “Karena
telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak
melihat, namun percaya.” Memang masih banyak tanda lain yang dibuat
Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab
ini. Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu
percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya oleh imanmu itu
kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Apakah Anda pernah mengalami
akhir pekan yang buruk? Bayangkan saja akhir pekan seperti apa yang
dimiliki para rasul pada akhir pekan Paskah yang pertama itu. Mereka
pasti menderita depresi berat sejak Jumat Agung. Yesus sudah mati.
Kerumunan orang yang menyambut Yesus dengan telapak tangan ketika dia
memasuki Yerusalem berbalik melawan dia pada Jumat pagi, menyerukan
pembebasan Barabas dan kematian Yesus. Para rasul, yang sekarang takut
kepada orang banyak, telah menutup diri untuk melindungi diri mereka
sendiri seperti yang kita dengar dalam Injil (Yohanes 20:19). Ada
sepuluh dari mereka berkumpul di negara bagian ini; Yudas tidak ada lagi
dan Thomas untuk sementara tidak ada. Yesus datang, berdiri di
tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu." (Yohanes
20:19) Dan betapa damai yang mereka rasakan sekarang! Serta kejutan dan
keraguan. Tetapi pertemuan dengan Yesus yang bangkit ini tentu saja
membawa kedamaian bagi pikiran dan hati mereka yang gelisah. Itu adalah
Minggu Paskah malam, krisis telah berakhir, tetapi betapa lama tiga hari
sejak Jumat pagi.
Tomas kembali saat itu dan para murid lain
memberitahunya bahwa Yesus hidup, mereka telah melihat-Nya. Yesus masuk
meskipun pintu-pintunya terkunci. Apa yang terjadi sekarang? Sekarang
ada perpecahan di antara para rasul. Sepuluh tahu Yesus hidup.
Kesebelas, Tomas, keras kepala dan menolak untuk percaya. Tomas belum
memiliki iman dan ia mengandalkan akal semata, tetapi ketika Tomas akan
melihat Yesus dalam seminggu ia akan percaya dan iman dan nalar akan
diselaraskan dengan sempurna dalam Tomas. Perpecahan di antara para
rasul adalah seperti pembagian dalam keluarga mana pun antara mereka
yang memiliki iman dan alasan dalam harmoni yang sempurna dan mereka
yang iman dan alasannya tidak selaras. Mereka yang memiliki iman dan
alasan yang sinkron berusaha membantu yang lain untuk memiliki iman yang
lebih besar kepada Yesus. Dan mereka mendapat respons negatif dari
zaman modern Tomas yang mungkin mengatakan sesuatu seperti, "Jika Anda memaksa saya, saya tidak akan pergi ke Misa." Dan
Tomas, kuno atau kontemporer, tetap dalam keadaan sedihnya. Jika Tomas
cukup sensitif, dia pasti akan memperhatikan bahwa kesepuluh orang itu
memiliki kedamaian yang besar sekarang, mereka tidak sama dengan ketika
ketika dia pergi lebih awal. Tetapi Tomas, kuno dan modern, menganggap
dirinya pria macho yang besar, kuat, dan kuat. Dia tidak punya waktu
untuk apa yang dia pikir adalah hal konyol yang konyol. Dia menginginkan
bukti ilmiah untuk Tuhan dan gagal untuk menyadari bahwa tidak harus
ada konflik antara iman dan sains, atau antara iman dan akal. Tomas
belum belajar bahwa iman dan akal / logika / sains dimaksudkan untuk
selaras. Hari Minggu berikutnya Yesus datang lagi meskipun
pintu-pintunya tertutup. Sekali lagi Yesus berharap mereka damai dan
memberi Tomas bukti bahwa alasan dan logika serta keinginannya untuk
jawaban ilmiah dibutuhkan, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah
tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan
jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah!”(Yohanes 20:27) Tomas menjawab, “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yohanes 20:28) Sekarang iman dan akal sepenuhnya selaras dengan Tomas, iman dan sains selaras dan Tomas telah melihat Yesus.
Bergantung
hanya pada nalar dan logika dan sains saja telah menutup pikiran Tomas
pada kebangkitan Yesus. Kemandiriannya, harga dirinya, keinginannya
untuk menguasai hidupnya sendiri, menginginkan kendali atas takdirnya
sendiri alih-alih membiarkan iman selaras dengan alasan berarti ia
membuang waktu seminggu. Dia menutup Yesus dari hidupnya selama satu
minggu. Yang diperlukan untuk bertemu dengan Yesus adalah membiarkan
akal / logika kita bekerja bersama dengan iman kita. Jadi kita membuat
tindakan iman kepada Tuhan. Menyerah ke tangan Tuhan yang mahapengasih.
Anda tidak akan rugi apa-apa selain segalanya untuk mendapatkan. Ketika
Tomas melihat Yesus yang bangkit pada hari Minggu setelah Minggu Paskah,
ia percaya, berserah dan percaya. Kemudian dia menerima Yesus. Itu sama
dengan kita masing-masing. Percaya kepada Yesus, berserah diri,
percaya, dan Anda akan menerima sukacita yang tidak akan Anda dapatkan
dari apa pun atau siapa pun.
Tomas,
murid yang meragukan, mewakili realitas Gereja yang datang setelah
komunitas murid yang pertama ini. Semua kecuali murid Yesus yang pertama
harus percaya tanpa melihat. Seperti Tomas, kita mungkin meragukan
berita bahwa Yesus, yang disalibkan dan dikuburkan, menampakkan diri
kepada murid-muridnya. Adalah bagian dari sifat manusiawi kita untuk
mencari bukti kuat bahwa Yesus yang menampakkan diri kepada para murid
setelah kematiannya, memang, adalah Yesus yang sama yang disalibkan.
Tomas diberi kesempatan untuk menjadi perwakilan kita yang mendapatkan
bukti ini. Dia memberikan kesaksian kepada kita bahwa Yesus yang
dibangkitkan adalah Yesus yang sama yang telah mati. Melalui karunia Roh
Kudus, kita berada di antara mereka yang diberkati karena kita belum
melihat dan belum percaya.
Yesus menyapa para
murid-Nya dengan karunia damai dan karunia Roh Kudus. Yesus juga
memerintahkan para murid-Nya untuk melanjutkan pekerjaan yang telah ia
mulai. Ketika Yesus diutus oleh Allah, demikian pula Yesus mengutus
murid-murid-Nya. Kontinuitas ini dengan Yesus? Misi-Nya sendiri adalah
elemen penting Gereja. Yesus memberikan sarana untuk menyelesaikan misi
ini ketika ia memberi murid-murid-Nya karunia Roh Kudus. Roh Kudus
mengikat kita bersama sebagai umat Allah dan menguatkan kita untuk
memberikan kesaksian tentang Kebangkitan Yesus.
Antifon Komuni (Yoh 20:27)
Ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku. Jangan sangsi lagi, tetapi percayalah, alleluya. Mitte manum tuam, et cognosce loca clavorum, alleluia: et noli esse incredulus, sed fidelis, alleluia, alleluia.
Bring
your hand and feel the place of the nails,and do not be unbelieving but
believing, alleluia. incredulus, sed fidelis, alleluia, alleluia.
Sabtu, 18 April 2020
Hari Sabtu dalam Oktaf Paskah
“Kebangkitan terutama mensahkan apa yang telah dilakukan atau diajarkan Kristus” (Katekismus Gereja Katolik, 651)
Antifon Pembuka (Mzm 105:43)
Tuhan mengantar umat-Nya dalam kegembiraan, dan para pilihan-Nya dengan sukacita. Alleluya.
The Lord brought out his people with joy, his chosen ones with shouts of rejoicing, alleluia.
Selama Oktaf Paskah Madah Kemuliaan diucapkan atau dinyanyikan.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau telah melimpahkan rahmat-Mu kepada bangsa-bangsa yang
percaya kepada-Mu. Pandanglah umat pilihan-Mu yang telah dilahirkan
kembali dalam pembaptisan. Semoga kami Kauperkenankan memperoleh
kebahagiaan abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa
kini dan sepanjang masa. Amin,
Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:13-21)
"Tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."
Pada waktu itu Rasul Petrus dan Yohanes dihadapkan ke Mahkamah Agama
Yahudi. Ketika para pemimpin Yahudi dan tua-tua umat serta ahli-ahli
Taurat melihat keberanian mereka, padahal keduanya adalah orang biasa
yang tidak terpelajar, heranlah mereka. Dan mereka mengenal keduanya
sebagai pengikut Yesus. Tetapi karena mereka melihat orang yang
disembuhkan para rasul itu berdiri di samping kedua rasul itu mereka
tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. Maka mereka enyuruh
rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang. Lalu berundinglah mereka, dan
berkata, “Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang
ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka
telah mengadakan suatu mukjizat yang menyolok dan kita tidak dapat
menyangkalnya.Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara
orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka
jangan berbicara lagi dengan siapa pun dalam nama itu.” Setelah kedua
rasul itu disuruh masuk lagi, mereka diperintahkan supaya sama sekali
jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. Tetapi Petrus dan
Yohanes menjawab mereka, “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang
benar di hadapan Allah: Taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab
tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah
kami lihat dan yang telah kami dengar.” Mereka semakin keras mengancam
rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang
tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang
banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah
terjadi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Atau. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku.
Ayat. (Mzm 118:1.14-15.16ab-18.19-21)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Kekal abadi kasih
setia-Nya. Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku; ia telah menjadi
keselamatanku. Suara sorak-sorai dan kemenangan terdengar di kemah
orang-orang benar.
2. Tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan, tangan kanan Tuhan berkuasa
meninggikan. Tuhan telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak
menyerahkan daku kepada maut.
3. Bukakan aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya,
hendak mengucap syukur kepada Tuhan. Inilah pintu gerbang Tuhan,
orang-orang benar akan masuk ke dalamnya. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab
Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
Bait Pengantar Injil, do = d, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:9-15)
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk."
Setelah Yesus bangkit dari antara orang mati, pagi-pagi pada hari
pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria
Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu Maria
Magdalena pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi
Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi
ketika mereka mendengar bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya,
mereka tidak percaya. Sesudah itu Yesus menampakkan diri dalam rupa yang
lain kepada dua orang dari para murid, ketika keduanya dalam perjalan
ke luar kota. Ketika mereka kembali dan memberitahukannya kepada
teman-teman yang lain, kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya.
Akhirnya Yesus menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka
sedang makan. Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka,
oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat
Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Pergilah
ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Adalah tugas Gereja
untuk merayakan dan mewartakan Paskah: memberitakan kemenangan Kristus,
untuk mewartakan Injil-Nya sampai ke ujung bumi. Meskipun, itu adalah
tugas Gereja untuk mewartakan Paskah, tampaknya ada kegelapan di dunia
untuk menghentikan pesan Paskah agar tidak diberitakan. Seperti yang
kita dengar dalam Kisah Para Rasul, Petrus dan Yohanes diperingatkan
oleh Sanhedrin untuk berhenti mengajar dalam nama Yesus.
Dapatkah Anda membayangkan menjadi pemberani dari pemberitaan Injil, sehingga masalah kekuasaan membuat Anda menentang?
Masyarakat kita berusaha menekan kita untuk tidak mengajar dalam nama Yesus — itu berupaya untuk menekan kesaksian Gereja.
Tetapi,
kita tidak boleh membiarkan apa pun menghalangi kita dalam misi ini,
terutama tidak takut akan penderitaan, penolakan, atau penganiayaan.
Karena, kita mendengar dalam Injil, Yesus sendiri menegur
pengikut-pengikut-Nya karena keras kepala dan kekerasan hati mereka
karena tidak melakukan pekerjaan mereka. Ketika Dia berkata, pergi dan
nyatakan, dia bersungguh-sungguh.
Dalam beberapa tahun terakhir,
mengikuti panggilan Paus Yohanes Paulus II, Paus Benediktus, dan
sekarang Paus Fransiskus, di sana Gereja memobilisasi evangelisasi baru,
membawa Injil kembali tidak hanya ke tanah-tanah misi tetapi juga ke
budaya-budaya pasca-Kristen sekuler di Barat. Santo Yohanes Paulus II
mendorong orang-orang Kristen untuk membiarkan diri mereka dipenuhi
dengan semangat khotbah kerasulan.
Sepertinya ini adalah tugas
yang mustahil, tetapi kita melihat dalam Kisah Para Rasul, bagaimana
para saksi awal ini mengubah dunia. Terlepas dari
kemungkinan-kemungkinan yang mustahil itu, terlepas dari kekuatan
kegelapan yang menginspirasi untuk menekan kebenaran, terlepas dari
kesulitan, orang-orang biasa ini mengubah dunia. Karena Tuhan Yang
Bangkit menyertai kita, sama seperti dia bersama para Rasul.
Semoga
kita ditemukan setia dalam panggilan ini untuk menyebarkan Injil, dan
semoga kita mengetahui pendampingan Tuhan yang konstan ketika kita
berkhotbah dan mengajar dalam nama-Nya, untuk kemuliaan Allah dan
keselamatan jiwa-jiwa.
Antifon Komuni (Gal 3:27)
Kita sekalian yang telah dibaptis dalam Kristus sudah dipersatukan dengan Kristus. Alleluya.
All of you who have been baptized in Christ have put on Christ, alleluia.
Doa Malam
Ya Yesus, jagalah kami malam ini dari gangguan kuasa kegelapan.
Kuasailah hati dan budi kami agar terarah hanya kepada-Mu. Semoga
istirahat malam ini menjadikan jiwa dan raga kami sehat dan segar
kembali. Amin.
Jumat, 17 April 2020
Hari Jumat dalam Oktaf Paskah
“Berada dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus, meskipun secara implisit dan
sungguh secara misterius, adalah syarat esensial untuk keselamatan.”
(St. Yohanes Paulus II, Audiensi Umum 31 Mei 1995)
Antifon Pembuka (Mzm 78(77):53)
Tuhan mengantar umat-Nya dengan selamat dan mencampakkan musuh mereka ke laut. Alleluya.
The Lord led his people in hope, while the sea engulfed their foes, alleluia.
Selama Oktaf Paskah Madah Kemuliaan diucapkan atau dinyanyikan.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau telah menganugerahkan misteri
Paskah sebagai jaminan perjanjian damai antara Engkau dan umat manusia.
Kuatkanlah kiranya hati kami, supaya damai yang kami rayakan ini, kami
nyatakan pula dalam perbuatan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin. Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:1-12)
"Keselamatan hanya ada di dalam Yesus."
Sekali peristiwa, sesudah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus dan
Yohanes berbicara kepada orang banyak. Tiba-tiba mereka didatangi
imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki.
Mereka ini sangat marah, karena Petrus dan Yohanes mengajar orang banyak
dan memberitakan bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang
mati. Maka mereka ditangkap, lalu diserahkan ke dalam tahanan sampai
keesokan harinya, karena hari telah malam. Tetapi di antara orang yang
mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka
menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki. Pada keesokan harinya
pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan para ahli Taurat mengadakan
sidang di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan
Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. Lalu
Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa
dengan pertanyaan ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah
kamu bertindak demikian itu?" Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus,
"Hai pemimpin-pemimpin umat dan kaum tua-tua, jika sekarang kami harus
diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit, dan harus
menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah
oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami
lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu
salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati; karena Yesus
itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus
adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, yaitu kamu
sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada
di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong
langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia
Ayat. (Mzm 118:1-2.4.22-24.25-27a; Ul: lih. 1)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih
setia-Nya. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata, "Kekal abadi kasih
setia-Nya!"
2. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu
penjuru. Hal itu terjadi pada pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata
kita. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan
bersukacita karenanya!
3. Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya
kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami
memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi
kita. Bait Pengantar Injil, do = f, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan. Marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (21:1-14)
"Yesus mengambil roti dan memberikannya kepada para murid; demikian juga ikan."
Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada
murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai
berikut: Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut
Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua
orang murid Yesus yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka, "Aku pergi
menangkap ikan." Kata mereka kepadanya, "Kami pergi juga dengan
engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka
tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di
pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
Kata Yesus kepada mereka, "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai
lauk-pauk?" Jawab mereka, "Tidak ada!" Maka kata Yesus kepada mereka,
"Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh."
Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena
banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus,
"Itu Tuhan!" Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia
mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam
danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak
jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja; dan mereka
menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika tiba di darat, mereka melihat
ada api arang, dan di atasnya ada ikan serta roti. Kata Yesus kepada
mereka, "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." Simon
Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan
besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya; dan sungguh pun sebanyak
itu ikannya, jala tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, "Marilah dan
sarapanlah!" Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya
kepada-Nya, "Siapakah Engkau," sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan.
Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka;
demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri
kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan "Keselamatan tidak ada
di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong
langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan."
Kata-kata yang mengejutkan dari Rasul Petrus. Berani. Dia tidak memperdagangkan kata-kata basi atau mencincang kata-katanya. Kata-kata apa! Apa implikasinya!
Kesaksian Petrus adalah tentang siapa Tuhan Yesus dan identitas-Nya jauh melampaui seorang nabi, bahkan jauh melampaui bagaimana orang Israel pada masanya memahami identitas Mesias.
Petrus menggambarkan Tuhan - ini adalah siapa Tuhan Yesus dan itulah yang sangat mengejutkan dan berani tentang Iman Para Rasul - Kristus Tuhan adalah Tuhan, yang telah menerima sifat manusia dan menjalani kehidupan manusia yang nyata. Dengan cara ini Ia menawarkan persekutuan kemanusiaan dengan kehidupan ilahi-Nya dan mengundang kita untuk mengenal-Nya sebagaimana orang yang mengenal seorang teman.
Selanjutnya, Allah di dalam Kristus menyelamatkan. Kita tahu bahwa ini secara populer dipahami sebagai makna bahwa Yesus Kristus dapat membawa kita ke surga. Ini benar, tetapi surga yang Yesus Kristus tawarkan kepada kita bukan hanya sebuah dunia di luar ruang dan waktu, tetapi juga sebuah kesempatan untuk berpartisipasi, bahkan sekarang, dalam kehidupan ilahi-Nya. Inilah surga - untuk berpartisipasi dalam kehidupan Ilahi. Inilah artinya mengatakan bahwa Yesus Kristus “menyelamatkan kita”.
Ini terjadi dalam Sakramen Gereja. Sakramen bukan hanya kebiasaan budaya atau ritus peralihan. Sakramen adalah undangan, bahkan saat ini, untuk berpartisipasi dalam kehidupan Allah sendiri.
Mengenal Kristus berarti mengenal Tuhan. Allah di dalam Kristus memberi kita cara yang dengan-Nya Dia ingin dikenal di Gereja dan melalui Sakramen Gereja mengundang kita untuk berbagi dalam kehidupan-Nya sendiri.
Pada dasarnya Surga adalah realitas pribadi, yang tetap selalu dibentuk oleh asal usul historisnya di dalam misteri Paskah dari wafat dan kebangkitan Kristus
Mereka yang mendengar kata-kata Petrus dapat menarik implikasi dari apa yang dia katakan dan sangat tertekan. Mereka tahu bahwa yang dibicarakan Petrus adalah bahwa dunia telah diubah dan tidak akan pernah bisa sama.
Ingatlah ini ketika Anda maju untuk menerima kehidupan Ilahi Kristus dalam Sakramen Mahakudus. Betapa mencengangkannya itu! Betapa berani itu! Dan ingat, Sakramen ini tidak diberikan kepada Anda hanya untuk memberikan kenyamanan yang tenang dan penghiburan yang mudah, tetapi sebagai wahyu kepada Anda bahwa setelah menerimanya, Anda meminta agar Tuhan mengubah hidup Anda, dan menerima sejak saat itu, tidak ada dalam hidup Anda yang harus sama saja!
Injil kita kemarin dan hari ini menekankan pada fisik Tubuh Kristus yang dimuliakan. Kebangkitan Tuhan Yesus bukanlah metafora atau simbol. Itu tidak dialami sebagai ide atau perasaan.
Kebangkitan Tuhan Yesus terjadi dalam Tubuh-Nya yang asli, pada daging yang nyata, tulang yang nyata, otot yang nyata, kulit yang asli, rambut yang asli, darah yang nyata. Dan seperti yang dijelaskan Injil, tubuh nyata ini adalah tubuh yang dimakan.
Kebangkitan Tuhan Yesus, seperti Inkarnasi-Nya, terjadi dalam ruang dan waktu yang nyata. Tuhan menerima tubuh manusia yang nyata sebagai miliknya. Iman kita kepada Kristus bukanlah dalam mitos atau legenda, tetapi dalam pribadi ilahi yang nyata, hidup, yang menerima kodrat manusia dan menjalani kehidupan manusia yang nyata. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Bdk. Yoh 21:12-13)
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Marilah dan sarapanlah."
Dan Ia mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, alleluya.
Jesus said to his disciples: Come and eat.
And he took bread and gave it to them, alleluia.
Bacalah Surat Santo Paulus:
“Corpus Christi quod est Ecclesia" (Kol 1:18). Kristus dan Gereja adalah
hal yang satu. Kristus lah kepala, Gereja lah Tubuh-Nya. Tidak lah
mungkin memiliki iman dan berkata, “Aku percaya pada Yesus tetapi aku
tidak menerima Gereja.” Kita harus menerima Gereja seperti apa
adanya. Dan seperti apakah Gereja ini? Paus Yohanes menyebutnya “Mater
et Magistra”. Ibu dan Guru kita. Seperti St. Paulus juga mengatakan:
“Biarlah semua menerima kami sebagai utusan Kristus dan pembagi dari
misteri-Nya (Bdk. 2 Kor 5:19-20).” (Paus Yohanes Paulus I, Audiensi 13 September 1978)
Kamis, 16 April 2020
Hari Kamis dalam Oktaf Paskah
"Iman adalah apa yang Anda mulai. Harapan adalah apa yang membuat Anda
pergi. Cinta adalah apa yang membawa Anda sampai akhir." (Mother
Angelica) Antifon Pembuka (Keb 10:20-21)
Ya Tuhan, kami semua memuji kejayaan tangan-Mu; sebab kebijaksanaan
telah membuka mulut orang bisu, dan membuat kanak-kanak patah lidah,
alleluya.
They praised in unison your conquering hand, O Lord, for wisdom opened
mouths that were mute and gave eloquence to the tongues of infants,
alleluia.
Selama Oktaf Paskah Madah Kemuliaan diucapkan atau dinyanyikan.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa, Engkau telah mempersatukan berbagai bangsa dalam
iman akan nama-Mu. Kami telah Kaulahirkan kembali dalam air pembaptisan.
Semoga kami tetap bersatu, baik dalam iman maupun dalam karya. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (3:11-26)
"Yesus, Pemimpin kepada hidup, yang telah kamu bunuh; tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati."
Petrus dan Yohanes menyembuhkan seseorang yang lumpuh. Ketika orang
lumpuh yang disembuhkan itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, seluruh
orang banyak yang sangat keheranan datang mengerumuni mereka di serambi
yang disebut Serambi Salomo. Petrus melihat orang banyak itu lalu
berkata, “Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu? Dan
mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan
karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan
Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan hamba-Nya, yaitu Yesus
yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus
berpendapat bahwa Ia harus dilepaskan. Kamu telah menolak Yang Kudus dan
Benar, dan malah menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu.
Demikianlah Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh! Tetapi Allah
telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu
kami adalah saksi. Karena kepercayaan dalam nama Yesuslah, maka Nama itu
telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; kepercayaan
itulah yang telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu
semua. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian
karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpinmu. Tetapi dengan jalan
demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan dahulu
dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya
harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu
dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus,
yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus
tinggal di surga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang
difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman
dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan
bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku!
Dengarkanlah Dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.
Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu,
akan dibasmi dari umat kita. Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai
dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini.
Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam
perjanjian yang telah diadakan Allah nenek moyang kita, ketika Ia
berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi
akan diberkati. Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan
Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan
memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu Tuhan di seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 8:2ab.5.6-7.8-9; Ul: 2b)
1. Ya Tuhan, Allah kami, apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan
kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu;
segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa;
burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.
Bait Pengantar Injil, la = g, 3/4, PS 519
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:35-48)
"Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga."
Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang
bangkit, segera kembali ke Yerusalem. Mereka menceritakan kepada
saudara-saudara apa yang telah terjadi di tengah jalan, dan bagaimana
mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Sementara
mereka bercakap-cakap tentang hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di
tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Mereka
terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan
tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Mengapa kamu terkejut, dan apa
sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan dan
kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu kan
tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.”
Sambil berkata demikian Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada
mereka. Dan ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih
heran, berkatalah Yesus kepada mereka, “Adakah padamu makanan di sini?”
Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya
dan memakannya di depan mata mereka. Yesus berkata kepada mereka,
“Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih
bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada
tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan dan
kitab Mazmur.” Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka
mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka, “Ada tertulis demikian:
Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang
ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan
pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari
Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Budaya
kita tampaknya merupakan satu rangkaian panjang upaya untuk melepaskan
diri dari kenyataan, menggunakan alkohol, narkoba, TV, pergaulan bebas,
permainan video, permainan komputer, permainan pikiran — keyakinan bahwa
apa pun dapat membuat kita bahagia, apa pun kecuali untuk iman Kristen.
Ada penolakan yang mengerikan, dalam arti psikologis dari kata itu,
yang menembus masyarakat kita. Banyak yang berpura-pura bahwa mereka
akan hidup selamanya dan tidak pernah menghadapi Hari Penghakiman.
Paus
Benediktus XVI menulis bahwa Iman Kristen dalam Yang Bangkit adalah
iman pada sesuatu yang benar-benar telah terjadi ... iman berdiri di
atas dasar kenyataan yang kuat. " Jadi, iman Kristen bukan tentang
melarikan diri dari kenyataan dengan percaya pada cerita yang tidak
pernah benar-benar terjadi. Tidak seperti semua agama lain, agama
Kristen percaya bahwa Tuhan menjadi manusia. Kita percaya bahwa Tuhan
sebenarnya adalah bayi, secara fisik wafat di kayu salib, dan dimakamkan
di makam. Kita juga percaya bahwa Yesus bangkit dari kematian - tidak
hanya secara rohani tetapi secara jasmani.
Dalam Injil hari ini,
ketika para rasul melihat Kristus yang bangkit pada malam
kebangkitan-Nya, "mereka mengira mereka melihat hantu". Yesus
menunjukkan bahwa Dia nyata dengan menunjukkan kepada mereka tangan dan
kaki-Nya, mengundang mereka untuk menyentuh-Nya, dan memakan sepotong
ikan. Dia berkata, "ini benar-benar aku!"
Kebenaran tentang
Kebangkitan Yesus, fakta bahwa Ia benar-benar bangkit, Ia benar-benar
menaklukkan maut, memenuhi keyakinan dan keberanian orang Kristen dalam
bersaksi tentang Injil-Nya di dunia yang tampaknya lebih bahagia dengan
kesalahan dan ketidakpercayaan.
Selama Paskah kita mendengar
beberapa kisah tentang kebangkitan Yesus yang membuyarkan pemahaman
sempit orang. Dia menerobos ke ruang atas, Dia memecahkan keraguan Tomas
dari keraguannya ke dalam bidang iman yang lebih besar, Dia membuka
mata banyak orang yang tidak melihatnya dengan jelas. Semoga
masa Paskah ini menjadi waktu peningkatan iman bagi dunia kita yang
dibanjiri dengan kesalahan dan keraguan dan bagi kita semua: untuk
kemuliaan Allah dan keselamatan jiwa-jiwa. (RENUNGANPAGI)
Antifon Komuni (1Ptr 2:9)
Hai umat Tuhan, wartakanlah kebijaksanaan Tuhan, yang telah memanggil
kalian dari kegelapan ke dalam cahaya yang menakjubkan. Alleluya.
O chosen people, proclaim the mighty works of him, who called you out of darkness into his wonderful light, alleluia.
“Misteri Paskah salib dan kebangkitan Kristus adalah jantung warta gembira.” – Katekismus Gereja Katolik, No. 571
Antifon Pembuka (Bdk. Mat 25:34)
Marilah, hai kamu yang diberkati Bapa-Ku. Terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan, alleluya.
Come, you blessed of my Father; receive the kingdom prepared for you from the foundation of the world, alleluia.
Selama Oktaf Paskah Madah Kemuliaan diucapkan atau dinyanyikan.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber sukacita kami, setiap tahun Engkau menggembirakan kami
dengan perayaan Kebangkitan Kristus. Semoga perayaan yang kami
langsungkan ini membimbing kami menuju sukacita abadi. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (3:1-10)
"Apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, berjalanlah!"
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang,
naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. Di situ ada seorang laki-laki
yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari
orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama
Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam
Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak
masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus
berkata, “Lihatlah kepada kami.” Lalu orang itu menatap mereka dengan
harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata, “Emas
dan perak tidak ada padaku! Tetapi apa yang kupunyai, kuberikan
kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” Lalu
Petrus memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri.
Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak
berdiri lalu berjalan kian kemari dan mengikuti Petrus dan Yohanes ke
dalam Bait Allah; ia berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.
Ketika seluruh rakyat melihat dia berjalan sambil memuji Allah, mereka
mengenali dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di
Gerbang Indah Bait Allah. Maka mereka takjub dan tercengang tentang apa
yang telah terjadi padanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9; Ul: 7a.8a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah
perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan,
bermazmurlah bagi-Nya; percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati
orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah
selalu wajah-Nya!
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya,
Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
4. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang
diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang
diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak. Bait Pengantar Injil, do = f, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:13-35)
"Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti."
Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid
Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira
tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang
segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap
dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu
berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi
mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenali Dia. Yesus berkata
kepada mereka, “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?”
Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya
Kleopas, menjawab-Nya, “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di
Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari
belakangan ini?” Kata-Nya kepada mereka, “Apakah itu?” Jawab mereka,
“Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret! Dia adalah seorang nabi,
yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di
depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin
kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah
menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang
datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat
tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Dan beberapa perempuan dari
kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi
ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan
berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang
mengatakan bahwa Yesus hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke
kubur itu dan mendapati bahwa memang benar yang dikatakan
perempuan-perempuan itu, tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat.” Lalu
Ia berkata kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya
hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah
dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk
masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa
yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari
kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Sementara itu mereka
mendekati kampung yang mereka tuju. Ia berbuat seolah-olah hendak
meneruskan perjalanannya. Tetapi mereka mendesak-Nya dengan sangat,
“Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam
dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal
bersama-sama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia
mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan
memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan
mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka.
Kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita
berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan
ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Lalu bangunlah mereka dan
langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas
murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka
kepada kedua murid itu, “Sungguh, Tuhan telah bangkit, dan telah
menampakkan diri kepada Simon.” Lalu kedua orang itu pun menceriterakan
apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus
pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami. Renungan Kita hidup di dunia di mana melihat adalah percaya. Tetapi kadang-kadang kita perlu berjalan dengan iman dan bukan dengan melihat. Di jalan menuju Emaus, kedua murid itu sama sekali tidak mengenal Yesus. Dan ini baru setelah kebangkitan. Bahkan setelah Yesus menceritakan dan memberikan ringkasan tulisan suci, kedua murid itu masih kesulitan mengenali apa yang terjadi. Tapi hati mereka terbakar. Naluri mereka memang menyarankan sesuatu kepada mereka. Mereka hanya mengenali Tuhan yang bangkit selama memecahkan roti.
Karena selama memecahkan roti, Yesus menawarkan Tubuh-Nya untuk dibagi, untuk dimakan agar kita dapat dipelihara. Kita sering mendengar ungkapan bahwa Tuhan bekerja dengan cara yang misterius. Tetapi kita membutuhkan kebijaksanaan tertentu, penegasan tertentu untuk mengenali bahwa Tuhanlah yang bekerja dengan cara yang misterius, atau yang lain itu akan tetap misterius selamanya. Peristiwa itu hanya akan tetap menjadi tanda tanya, kebetulan, pengalaman terisolasi yang tidak ada hubungannya dengan Tuhan. Tetapi Tuhan bekerja, Tuhan mengirim nabi, mengirimkan pengalaman untuk kebaikan kita.
Marilah kita meminta kepada Tuhan untuk kebijaksanaan dan penglihatan batin dan mata untuk melihat mukjizat yang telah Dia lakukan dan sedang lakukan dalam hidup kita.
Antifon Komuni (Bdk. Luk 24:35)
Para murid mengenali Tuhan Yesus dalam pemecahan roti, alleluya.
The disciples recognized the Lord Jesus in the breaking of the bread, alleluia.
Doa Malam
Allah Bapa Mahapengasih, dampingilah kami dalam mencari kedamaian;
kuatkanlah kami berkat sabda-Mu dan semoga di dalam diri kami cinta
kasih tetap jaya melawan segala paksaan. Dengan pengantaraan Kristus,
Tuhan kami. Amin.
Rencana ilahi untuk mendatangkan keselamatan melalui kematian keji
"orang benar, hamba-Ku" (Yes 53:11) Bdk. Kis 3:14., sudah dimaklumkan
lebih dahulu dalam Kitab Suci, sebagai misteri penebusan yang mencakup
segala sesuatu, artinya sebagai tebusan, yang membebaskan manusia dari
perhambaan dosa Bdk. Yes 53:11-12; Yoh 8:34-36.. Dalam sebuah pengakuan
iman, yang tentangnya Ia berkata, bahwa Ia "telah menerimanya" sendiri
(1 Kor 15:3), santo Paulus mengakui: "Kristus telah wafat untuk
dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci - (ibid.) Bdk. juga Kis 3:18;
7:52; 13:29; 26:22-23.. Wafat Yesus yang menebuskan terutama memenuhi
nubuat mengenai hamba Allah yang menderita Bdk. Yes 53:7-8 dan Kis
8:32-35.. Yesus sendiri menjelaskan arti kehidupan-Nya dan kematian-Nya
dalam terang kata-kata hamba Allah ini Bdk. Mat 20:28.. Setelah
kebangkitan-Nya Ia memberi penjelasan tentang Kitab Suci ini kepada
murid-murid Emaus Bdk. Luk 24:25-27. dan sesudah itu kepada para Rasul
sendiri Bdk. Luk 24:44-45. (Katekismus Gereja Katolik, 601)
Selasa, 14 April 2020
Hari Selasa dalam Oktaf Paskah
Iman lebih dari persetujuan akal budi untuk kebenaran. Iman itu sesuatu yang hidup (Mother Angelica)
Antifon Pembuka (Bdk. Sir 15:3-4)
Kebijaksanaan dianugerahkan kepada kita laksana air untuk diminum.
Kebijaksanaan Tuhan berakar dalam hati kita, dan membahagiakan kita
selama-lamanya. Alleluya.
He gave them the water of wisdom to drink; it will be made strong in
them and will not be moved; it will raise them up for ever, alleluia.
Selama Oktaf Paskah ada Madah Kemuliaan.
Doa Pembuka
Allah Bapa Pencipta dan Penyelamat, Engkau telah memulihkan kami dengan
perayaan Paskah. Bimbinglah kami dengan rahmat-Mu agar kami memperoleh
kebebasan sempurna, sehingga dapat bergembira di dunia dan bersukacita
di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:36-41)
"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing dirimu dibaptis dalam nama Yesus."
Pada hari Pentakosta, berkatalah Petrus kepada orang-orang Yahudi,
“Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat
Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” Ketika
mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya
kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, “Apakah yang harus kami
perbuat, saudara-saudara?” Jawab Petrus kepada mereka, “Bertobatlah, dan
hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus
Kristus untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh
Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu, bagi anak-anakmu dan bagi semua
orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan
Allah kita.” Dan dengan banyak perkataan lain lagi Petrus memberi suatu
kesaksian yang sungguh-sungguh, dan ia mengecam dan menasihati mereka,
katanya, “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.”
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan
pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan. atau Bumi penuh dengan kasih setia-Mu. Ayat. (Mzm 33:4-5.18-19.20.22)
1. Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan
kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih
setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka
yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka
dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita.
Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap
kepada-Mu. Bait Pengantar Injil, do = d, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:11-18)
"Aku telah melihat Tuhan, dan Dialah yang mengatakan hal-hal itu kepadaku."
Setelah makam Yesus kedapatan kosong, maka Maria Magdalena, berdiri
dekat kubur dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur
itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang
seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat
mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, “Ibu,
mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka, “Tuhanku telah
diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah
berkata demikian ia menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di
situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus
kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?”
Maria menyangka bahwa orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata
kepada-Nya, “Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku,
di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata
Yesus kepada-Nya, “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam
bahasa Ibrani, “Rabuni!” artinya Guru. Kata Yesus kepadanya, “Janganlah
engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah
kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang
Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allahku dan Allahmu.”
Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, “Aku telah melihat
Tuhan!” dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami. Renungan
Dalam Injil hari ini, kita melihat Maria Magdalena menangis tersedu-sedu di kuburan Yesus yang kosong. Dia membungkuk, pada dasarnya terengah-engah saat dia menangis. Dia mungkin menangis seperti ini sejak Jumat Agung ketika Yesus dituntun ke Golgota. Air matanya pada Penyaliban, kesedihannya pada kematian-Nya, membutakannya dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Dua malaikat berbaju putih duduk di sana di makam Yesus, sesuatu yang seharusnya mengejutkannya karena penampilan malaikat selalu mengejutkan, tetapi kecemerlangan mereka yang mempesona tidak bisa menembus kedalaman kegelapannya. "Wanita, mengapa kamu menangis?" Tanya mereka, mungkin dengan nada yang jauh melebihi rasa ingin tahu atau keingintahuan mencari fakta, tetapi dengan senyum penuh sukacita yang menyarankan, "Ibu, mengapa engkau menangis?" Tapi dia hanya berkata, "Mereka telah mengambil Tuhanku, dan aku tidak tahu di mana mereka meletakkan-Nya." Dia mencintai Tuhan Yesus dan tidak tahan untuk berpisah dari-Nya. Maria Magdalena pikir seseorang telah mengambil tubuh-Nya dan, meskipun Maria Magdalena pikir Dia sudah mati, dia setidaknya ingin berada di sana di tubuh-Nya dengan kesalehan yang sering kita lihat di pemakaman di mana orang yang dicintai secara teratur hadir. Penggenapan janji Yesus untuk bangkit pada hari ketiga belum ditembus. Dia mungkin terlalu banyak bersedih sehingga terlalu menyakitkan baginya untuk memikirkan apa yang dikatakan Yesus sebelumnya. Kemudian, dalam salah satu adegan paling menyentuh dalam Injil, Yesus sendiri mendatanginya dalam Tubuh Bangkit-Nya, dan menanyakan pertanyaan yang sama kepadanya, mungkin sekali lagi dengan nada yang seharusnya menyarankan bahwa air terjun mengalir di pipinya, betapapun menyentuh. , tidak berhubungan dengan kenyataan! "Ibu, mengapa engkau menangis?" Tanya-Nya. "Untuk siapa kamu mencari?" Dia berbalik dan melihat Yesus di sana, tetapi mata maupun telinganya tidak mengenali-Nya. Maria Magdalena pikir Dia adalah orang asing dan menebak bahwa Dia adalah seorang tukang kebun yang karena alasan tertentu akan memiliki alasan untuk memindahkan mayat Yesus. “Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku,
di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Yesus menembus kesedihannya dengan memanggil namanya, "Maria!," katanya. Dia mungkin mengatakannya dengan nada yang dikenalinya dengan baik. Yang berbicara bukanlah orang asing, tetapi Gembala Baik yang memanggil semua dombanya dengan nama. Dia berbalik, memanggilnya "Rabbouni," (Rabi, Tuan atau Guru), dan kemudian mulai memegang kakinya dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga dia tidak akan pernah kehilangan Yesus lagi.
Kita semua memiliki pelukan yang penuh emosi ketika orang tidak pernah ingin melepaskan kita. Yesus harus berkata kepadanya, “Janganlah
engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah
kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang
Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allahku dan Allahmu.”
Ada begitu banyak pelajaran di sini untuk kita! Sering kali, kita juga sangat sedih dengan kemunduran, rasa sakit, penderitaan dalam diri kita dan orang lain, dan bahkan kematian, bahwa kita menangis di dalam dan bahkan di luar.
Kita dapat melupakan dalam semua ini bahwa Yesus Kristus telah menang atas segalanya, bahkan memberi makna penebusan penderitaan kepada kita. Kita bisa lupa bahwa Dia ada di dalam diri kita dengan cara yang jauh lebih kuat daripada dia ada di pihak Maria di Taman. Dia tidak bisa berpegangan pada-Nya karena dia belum naik, tetapi setelah kenaikan-Nya, Yesus hadir di dalam Sakramen, terutama Ekaristi, untuk memegang kita dari dalam. Dia memanggil kita dengan nama. Dia mengirimkan malaikat atau rasul lain kepada kita, dan sering berusaha meminta kita dalam doa, “Mengapa kamu menangis?”, Karena Yesus ingin kita mengintegrasikan pengalaman-pengalaman sedih itu dengan kenyataan kebangkitan-Nya. Yesus mengajar kita dalam ucapan Bahagia, “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur,” dan kehadiran Yesus yang bangkit bersama kita adalah penghiburan terbesar dari semuanya! Dia ingin kita, seperti Maria, mencari-Nya, mencari Dia, lapar di hadapan-Nya dan Yesus tidak pernah membiarkan kerinduan itu sia-sia. Yesus memanggil kita secara individu dengan nama dan mengirimkan kita pada sebuah misi untuk memberi tahu orang lain tentang Dia. Kita masing-masing dipanggil untuk mengatakan, "Aku telah melihat Tuhan!" "Aku telah mendengar Tuhan!" "Aku telah bertemu Tuhan!" "Aku telah diubah oleh Tuhan!" Ini semua adalah realitas yang harus terjadi pada kita pada Misa Kudus dan setelah Misa! Seringkali kita berpegang pada kesedihan kita atau berusaha untuk berpegang teguh pada Tuhan dengan cara kita sendiri, sementara Yesus ingin mengubah kita untuk menjadi duta besar Kabar Baik-Nya dan kenyataan dari hidup-Nya yang bangkit. Dia terus-menerus mengutus kita ke misi, membantu kita untuk tumbuh, berusaha memanggil orang lain dengan nama untuk datang menemui Yesus yang Bangkit dan membiarkan Dia mengubah mereka.
Antifon Komuni (Kol 3:1-2)
Kamu telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka, arahkanlah usahamu kepada
alam hidup mulia, tempat Kristus memerintah di sisi kanan Allah.
Arahkanlah perhatianmu kepada harta surgawi. Alleluya.
If you have risen with Christ, seek the things that are above, where
Christ is seated at the right hand of God; mind the things that are
above, alleluia.
Doa Malam
Allah Bapa Mahakuasa, dengarkanlah permohonan kami. Kami telah
Kauanugerahi rahmat pembaptisan, semoga kami dapat memperoleh
kebahagiaan abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati