| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 07 Maret 2009

Sabtu, 07 Maret 2009
Hari Biasa Pekan I Prapaskah



Doa Renungan
Allah Bapa kami yang maha pengasih, kami Kauperkenankan menyapa Engkau bapa. Tiada orang dapat membanggakan diri terhadap-Mu dalam kesalehan dan jasa. Semuanya kami terima daripada-Mu, berkat kemurahan hati-Mu. Maka dengarkanah kami senantiasa, sebab kami hanya dapat bertahan, bila Kaubimbing dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ulangan (26:16-19)

"Engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu."

16 Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berbicara kepada bangsanya: "Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. 17 Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkaupun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. 18 Dan TUHAN telah menerima janji dari padamu pada hari ini, bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya, 19 dan Iapun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
(Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap untuk berpegang pada ketetapan-Mu.
3. Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil. Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu. Janganlah tinggalkan aku sama sekali.

Bait Pengantar Injil PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, sang Raja kemuliaan kekal
Ayat. Waktu ini adalah waktu perkenanan. Hari ini adalah hari penyelamatan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)

"Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."


43 Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Rasanya kita semua memiliki ‘musuh’, yaitu apa-apa atau siapa saja yang tidak kita senangi, tidak sesuai dengan selera pribadi atau yang tidak berkenan di hati. Bahkan orang yang mengaku diri baik dan kaya sering dengan mudah memusuhi hujan atau panas matahari, antara lain dengan membeton tanah dan memanyunyi atau melindungi diri dari sinar matahari. Dampak dari orang yang suka memusuhi adalah mudah terserang aneka macam jenis penyakit. Yang paling banyak dimusuhi mungkin adalah makanan atau minuman, dimana banyak orang mudah memusuhi jenis makanan atau minuman tertentu padahal sehat dan menyelamatkan, sementara itu lebih suka makan dan minum sesusai selera pribadi atau lidah padahal tidak sehat. Dengan kata lain kebanyakan orang berpedoman pada ‘like and dislike’, suka atau tidak suka bukan benar atau salah, sehat atau tidak sehat. Jika kita menghendaki atau mendambakan hidup sehat, segar, damai dan sejahtera, marilah kita hayati sabda Yesus :” Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”.. Hal yang sederhana dalam menghayati sabda ini adalah dalam hal makan dan minum, yang menjadi kebutuhan hidup kita: hendaknya makan dan minum apa yang sehat, bukan yang enak-enak saja, dan mungkin dapat berpedoman pada ‘empat sehat lima sempurna’. Selanjutnya adalah sapaan, sentuhan atau perlakuan dari saudara-saudari kita hendaknya tidak dibenci atau dimusuhi. Ingat dan hayati bahwa mereka menyapa, menyentuh atau memperlakukan dalam bentuk apapun adalah perwujudan atau ungkapan kasih mereka kepada kita, maka hendaknya ditanggapi dengan berkata “terima kasih”. “Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu di sorga adalah sempurna”, demikian sabda Yesus. Bapa di sorga tidak pernah membenci atau memusuhi kita, maka berusaha menjadi sempurna berarti tidak memusuhi apapun dan siapapun yang diciptakan oleh Allah melalui kerjasama dengan manusia, ciptaan yang terluhur di dunia ini.

- Dari bacaan kedua: Marilah kita mengawali hari ini dengan mengarahkan hati, jiwa, akal budi dan tubuh kita kepada Allah dan kemudian mengisi hari ini dengan menghayati kehendak Allah, ketetapan dan peraturan Allah, yang antara lain diterjemahkan ke dalam aneka tatanan dan aturan yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita atau janji-janji yang pernah kita ikrarkan atau persembahkan kepada Tuhan Allah. Sebagai orang yang telah dibaptis kita pernah berjanji untuk “hanya mengabadi Tuhan Allah saja serta menolak aneka macam godaan setan”. Godaan atau rayuan setan setiap saat kita hadapi antara lain ajakan untuk mencari keenakan atau kenikmatan diri sendiri, entah dalam hal makanan, minuman, tugas, cara hidup atau cara bertindak. Rangsangan untuk berbuat jahat atau melakukan godaan setan ada dimana-mana dan kapan saja. Sebalikinya kami berharap agar kita hidup dan bertindak sedemikian rupa sehingga tidak merangsang orang lain untuk berbuat jahat atau melakukan dosa, dengan kata lain cara hidup dan cara bertindak kita merupakan perwujudan pengabdian kita kepada Tuhan Allah. Maka cara berkata, bertindak, berpakaian atau menghadirkan diri hendaknya menghormati orang lain agar semakin memuji, menghotmati dan mengabdi Tuhan Allah melalui sesamanya. Jauhkan cara menghadirkan diri yang membuat orang terangsang untuk berbuat dosa atau jahat.


[Ignatius Sumarya, SJ]



Photobucket

Jumat, 06 Maret 2009

Jumat, 06 Maret 2009
Hari Biasa Pekan I Prapaskah


Doa Renungan
Allah Bapa yang mahapenyayang, Engkau tidak tampak namun Engkau dekat sekali dengan kami dalam diri Yesus, Putra Manusia. Berilah kami kepercayaan mantap pada suara panggilan-Mu, agar kami dapat hidup rukun dan damai dengan sesama kami, putra dan putri-Mu se Bapa. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yehezikel (18:21-28)

"Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan, supaya ia hidup?"

21 Beginilah Tuhan Allah berfirman, "Jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. 22 Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya. 23 Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan Allah. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?24 Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan oleh orang fasik--apakah ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berobah setia dan karena dosa yang dilakukannya.25 Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel, apakah tindakan-Ku yang tidak tepat ataukah tindakanmu yang tidak tepat? 26 Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya.27 Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. 28 Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Ayat.
(Mzm 130:1-2.3-4.5-7a.7bc-8)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku. 2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang takwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi. Lebih daripada pengawal mengharapkan pagi, berharaplah pada Tuhan, hai Israel!
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan, Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Buanglah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku, sabda Tuhan, dan perbaharuilah hati serta rohmu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)

"Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu."

20 Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. 23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. 26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Kekayaan atau pengalaman yang paling banyak dimiliki atau dialami oleh kita semua rasanya adalah ‘marah’. ‘Marah’ yang pada umumnya berupa kata-kata pedas dan tidak enak didengar berada dalam tingkat tengah dari rangkaian dan perkembangan: mengeluh-> menggerutu -> ngrumpi/ngrasani-> marah -> memukul/menyakiti secara phisik -> membunuh. Bukankah kebanyakan dari kita sering mengeluh atau menggerutu? Mengeluh atau menggerutu hemat saya berarti menghendaki apa yang membuatnya mengeluh atau menggerutu tidak ada alias dimusnahkan atau disingkirkan. Maka benarlah sabda Yesus bahwa ‘setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum’. Orang marah telah terhukum dengan sendirinya tanpa harus dihukum oleh orang lain. Hukuman itu antara lain: mereka kehilangan tenaga dan waktu sia-sia, semakin berkurang sahabat atau temannya, mudah terserang oleh aneka bentuk penyakit, senanitiasa merasa tak bahagia, dst.. Maka baiklah di masa Prapaskah atau Retret Agung Umat ini kita mawas diri perihal ‘marah’. Apa yang sering membuat marah adalah perbedaan-perbedaan, entah beda selera, rasa, pendapat, pikiran, SARA, usia, pengalaman dst… Ingat, sadari dan hayati bahwa sekian banyak manusia di dunia ini berbeda satu sama lain. Apa yang berbeda diciptakan dan dikehendaki oleh Tuhan Allah. Rasanya jika kita jujur mawas diri akan melihat bahwa apa yang berbeda itu saling tertarik atau memiliki dorongan untuk saling mengenal dan mendekat, misalnya laki-laki dan perempuan. Dengan kata lain apa yang berbeda adalah menjadi daya tarik dan daya pikat untuk saling mendekat dan mengasihi, bukan untuk saling memusuhi dan memarahi. Maka marilah kita sikapi dan hadapi aneka perbedaan yang ada sebagai daya tarik dan daya pikat untuk saling mendekat dan mengasihi, agar kita tidak terhukum, sengsara atau menderita, melainkan selamat, damai dan sejahtera.

- “Jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya” (Yeh 18:21-22). Apa yang adil dan benar antara lain bahwa manusia diciptakan oleh Allah sesuai dengan gambar atau citraNya, sehingga di dalam setiap manusia Allah hidup dan berkarya. Maka marah terhadap saudara berarti membenci Allah alias durhaka. Marilah kita melakukan keadilan dan kebenaran antara lain dengan memuji, menghormati dan mengabdi Tuhan Allah melalui sesama dan saudara-saudari kita, dengan kata lain kita saling memuji, menghormati dan mengabdi atau melayani. Hendaknya kita tidak mengingat-ingat kesalahan dan kekurangan saudara-saudari kita, sebagaimana Tuhan Allah telah memperlakukan kita orang yang lemah dan berdosa ini. Pujian, hormat dan pengabdian sekecil apapun kepada saudara-saudari kita pasti akan membuat mereka melupakan segala kesalahan dan kekurangan kita. Agar kita tidak terdorong atau termotivasi untuk memarahi saudara-saudari kita, marilah kita lihat dan akui atau imani kebaikan dan keutamaan-keutamaan yang hidup dan dihayati oleh saudara-saudari kita. Percayalah bahwa dalam diri kita atau saudara-saudari kita apa yang baik dan utama/luhur lebih banyak daripada apa yang jelek dan tak terhormat. Marilah kita kembangkan dan perdalam ‘budaya kehidupan’ dalam hidup bersama dengan saling memuji, menghormati dan mengabdi atau melayani.


[Ignatius Sumarya, SJ]
Photobucket

Kamis, 05 Maret 2009

Kamis, 05 Maret 2009
Hari Biasa Pekan I Prapaskah



Doa Renungan Pagi

Ya Bapa, Engkaulah sumber kehidupan dan penghiburan kami. Hari ini Putera-Mu mengajar kami tentang kebaikan. Bapa yang jahat saja tahu memberi yang baik kepada anak-anaknya apalagi Bapa yang di Surga. Ya Bapa, hari ini aku mohon padamu, berilah aku kebijaksanaan agar dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Berilah juga keselamatan agar hari ini dapat kulalui dengan baik. Doa ini kami mohon dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ester (4:10a.10c-12.17-19)

"Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, ya Tuhan."

Di kala bahaya mau menyerang, Ratu Ester pun berlindung pada Tuhan. Ia memohon kepada Tuhan, Allah Israel, katanya, "Ya Tuhan, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini. Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, sebab bahaya maut mendekati diriku. Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku bahwa Engkau, ya Tuhan, telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu; dan telah Kaulaksanakan bagi mereka apa yang telah Kaujanjikan. Ingatlah, ya Tuhan, dan sudilah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami. Berikanlah kepadaku keberanian, ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa! Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu, dan ubahlah hatinya sehingga menjadi benci kepada orang-orang yang memerangi kami, supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya menemui ajalnya. Tetapi selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu, dan tolonglah aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorang pun selain Engkau, ya Tuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pada hari aku berseru, Engkau menjawab aku, ya Tuhan.
Ayat.
(Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama-Mu, dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tuhan, tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, Engkau akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:7-12)


"Setiap orang yang meminta akan menerima."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Orangtua atau bapak-ibu pasti akan memberikan apa yang baik kepada anak-anaknya serta tidak akan mencelakakan anak-anaknya. Kita, manusia, adalah ciptaan Allah, dan Allah menghendaki agar hidup kita di dunia ini bahagia, selamat dan sejahtera serta kelak ketika dipanggil Tuhan/meninggal dunia hidup mulia kembali bersama Allah di sorga. Agar apa yang menjadi kehendak Allah ini menjadi nyata atau terwujud kepada kita dianugerahi aneka kemampuan dan keterampilan untuk mengusahakannya, maka selain harus bekerja keras kiranya kita juga sering berdoa, ‘ora et labora’. Hanya mengandalkan kemampuan manusia belaka kiranya apa yang menjadi kehendak Allah akan sulit terlaksana, maka kita tidak boleh meninggalkan atau mengabaikan hidup doa. Berdoa berarti mengarahkan hati sepenuhnya kepada Allah dan mungkin juga disertai ungkapan isi hati berupa permohonan, syukur atau pujian kepadaNya. Yang perlu kita perhatikan kiranya isi permohonan dalam berdoa: hendaknya mohon kepada Allah ‘apa yang baik’ dan apa yang disebut baik senantiasa berlaku umum atau universal, maka hendaknya jangan hanya mohon demi kepentingan diri sendiri atau kelompok sendiri. Di dalam doa umat dalam Perayaan Ekaristi, sebagaimana tertulis dalam buku liturgi, dapat kita lihat ada 4 (empat) isi doa, yaitu: berdoa bagi para pemimpin Negara atau bangsa serta masyarakat, bagi para pimimpin agama/Gereja, bagi mereka yang miskin dan berkekarangan dan bagi diri kita sendiri. Apa yang dimohon dalam doa-doa tersebut adalah demi keselamatam dan kebahagiaan umum, maka hendaknya jika kita berdoa juga mohon bagi 4 (empat) kepentingan tersebut. Kita mohon agar para pemimpin masyarakat maupun agama senantiasa mengusahakan keselamatan dan kebahagiaan rakyat atau umatnya, mohon agar mereka yang miskin dan berkekurangan memperoleh perhatian yang memadai dan baru mohon bagi kepentingan diri kita sendiri.

- "Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja.” (Est 4:11). Emas merupakan logam termulia, ketika dibakar tidak musnah melainkan semakin murni dan sejati. “Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup”, kata-kata ini kiranya merupakan symbol bahwa siapapun yang menerima anugerah atau rahmat Allah pasti akan hidup selama-lamanya. Apa yang disebut ‘menerima’ hemat saya tidak hanya pasif atau menunggu saja, melainkan kreatif dan proaktif dengan membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh alias ‘mendengarkan dengan sepenuh hati’. Sikap inilah yang dibutuhkan dalam berdoa, dimana pertama-tama dan terutama orang menghadirkan diri sepenuhnya di hadirat llahi/Allah dengan sikap penyerahan diri. Memang untuk itu perlu persiapan yang baik dan memadai. Dalam bahasa Latihan Rohani St.Ignatius Loyola hal ini disebut ‘compositio loci’ Compositio antara lain berarti berarti menyusun, maka mengawali doa kita diharapkan menempatkan diri dalam susunan lingkungan di mana kita berada, fungsi kita masing-masing di dalam lingkungan hidup. Kita menyadari dan menghayati kehadiran Allah di dalam lingkungan hidup kita dan kemudian mendengarkan apa kehendak Allah bagi kita dalam lingkungan hidup tersebut. “Deus semper maior es” = Tuhan Allah senantiasa lebih besar dari segalanya, maka ketika kita dapat mendengarkan kehendak Tuhan Allah pasti akan dipengaruhiNya, dan mau tidak mau harus melaksanakan kehendakNya, yaitu hidup dan bertndak demi keselamatan jiwa saya sendiri maupun sesama manusia.


[Ignatius Sumarya, SJ]

Photobucket

Rabu, 04 Maret 2009

Rabu, 04 Maret 2009
Hari Biasa Pekan I Prapaskah


Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu --- Rm 10:8

Doa Renungan

Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau mengutus Putera-Mu ke dunia agar kami percaya dan memperoleh keselamatan supaya tidak binasa..Kami mohon ampun sebab kami sering kurang percaya dan menuntut suatu tanda, menuntut bukti dari-Mu. Ajarlah kami Bapa seperti orang-orang Niniwe yang mau percaya dan bertobat kepada-Mu. Semoga di masa prapaskah ini kami semakin tekun mendekatkan diri kepada-Mu dan tambahkanlah iman kami ya Bapa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Yunus (3:1-10)

"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat."

Tuhan berfirman kepada Yunus, "Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Setelah kabar sampai pada raja kota Niniwe, turunlah raja dari singgasananya; ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Ayat.
(Mzm 51:3-4.12-13.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk-redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sekarang juga, demikian firman Allah, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)


"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."

Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan akan menghukum mereka: Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!"
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Penjahat pada umum peka terhadap lingkungan hidup dimana ia hendak berbuat jahat, namun kiranya mereka buta terhadap aneka macam sentuhan, bisikan atau sapaan untuk berbuat baik atau hal-hal yang bersifat spiritual atau berbudi pekerti luhur. “Orang-orang Ninive bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih besar dari pada Yunus”, demikian sabda Yesus.

Dalam tatanan atau aturan moral ada tiga tingkatan: sopan santun -> hukum -> moral , sedangkan dalam psiko-religius juga ada tiga tingkatan atau taraf: psiko-phisik -> psiko-sosial -> psiko spiritual rational.

Orientasi hidup dan cara bertindak kebanyakan orang kiranya berada dalam tatanan hukum dan taraf psiko-sosial; dalam tingkat atau taraf hidup ini orang dapat berkembang naik ke tingkat atau taraf moral atau psiko-spiritual rational , tetapi juga dapat turun ke tingkat atau taraf sopan santun atau psiko-phisik Sebagai orang beriman kita diharapkan tumbuh berkembang dalam hal hidup dan bertindak ke taraf moral atau psiko-spiritual rational, peka terhadap kehendak Tuhan atau bisikan Roh Kudus yang antara lain menggejala dalam mereka yang berkehendak baik serta berbudi pekerti luhur, antara lain dalam bentuk keutamaan-keutamaan seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23) .Maka marilah kita membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh kita terhadap aneka penghayatan keutamaan dalam diri saudara-saudari kita, dan kemudian meneladan atau mengikutinya agar kita tidak menjadi ‘angkatan yang jahat’. Hemat saya keutmaan-keutamaan tersebut dihayati oleh saudara-saudari kita semua, tanpa pandang bulu atau SARA, usia, jabatan atau kedudukan.

- “Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.” (Yun 3:10). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi bagi siapapun yang masih berbuat jahat dalam bentuk apapun. Aneka malapetaka atau bencana seperti banjir, tanah longsor dst..yang sering terjadi pada masa kini kiranya antara lain disebabkan oleh cara hidup atau cara bertindak para penjahat atau orang-orang serakah yang cara hidup dan cara bertindaknya berorientasi pada hal-hal phisik atau harta benda atau uang alias materialistis. Para pengusaha dengan mengandalkan dana atau uang serta backing dari pejabat tertentu melakukan pembabatan hutan, pengeringan lahan sawah menjadi perumbahan, situs-situs penampungan air menjadi gedung berbeton, pengambilan air tanah tanpa aturan atau tanpa batas dst..hemat saya merupakan bentuk kejahatan structural. Kolusi pada para pejabat di badan publik dengan para pengusuha atau bisnis juga merupakan bentuk kejahatan structural. Kejahatan struktural rasanya lebih sulit untuk didobrak atau ditobatkan daripada kejahatan pribadi Mereka yang sering dseibut penjahat seperti pencopet, pendong, pencuri dst.. hemat saya bertindak demikian karena kejahatan struktural yang terjadi; mereka pada dasarnya adalah orang-orang baik dan harus berbuat jahat karena terpaksa harus mempertahankan hidup yang dianugerahkan oleh Tuhan dan tiada yang memberi kesempatan dan kemungkinan untuk bekerja sebagaimana mestinya. Mereka adalah korban-korban keserakahan sementara orang. Sekali lagi kami berharap semoga para penjahat bertobat dan rasanya harus disponsori dan dimulai oleh para penjahat struktural serta menghindarkan atau memberantas aneka macam bentuk keserakahan atau mencari keuntungan diri sendiri maupun kelompok atau golongannya.


[Ignatius Sumarya, SJ]

Ya Tuhan, dampingi dan bantulah aku agar tutur kata dan cara bertindakku senantiasa mengutamakan keutamaan-keutamaan hidup yang menyelamatkan jiwaku. Amin.




Photobucket

Selasa, 03 Maret 2009

Selasa, 03 Maret 2009
Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Doa Renungan Pagi

Allah Bapa, Engkaulah sumber kehidupan dan keselamatanku. Aku bersyukur kepada-Mu atas perlindungan yang Kauberikan sepanjang malam yang telah lalu. Bantulah aku agar senantiasa berdoa dalam nama-Mu. Cukupkanlah aku, dengan kebutuhan jasmani dan rohani, serta lepaskanlah dari segala marabahaya. Semoga hari ini aku dapat membawa kasih kepada sesama serta mengampuni orang-orang yang bersalah kepadaku. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)

"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."

Beginilah firman Tuhan, "Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka yang minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)


"Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata, doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta pada-Nya. Karena itu berdoalah begini: "Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. Amin." Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Entah sudah berapa kali kita telah mendoakan atau menyanyikan doa “Bapa Kami”, namun jika kita jujur untuk mawas diri kiranya cara hidup atau cara bertindak kita masih jauh dari isi doa tersebut. Isi doa tersebut padat dan sederhana, maka baiklah dalam masa Prapaskah ini kita renungkan doa tersebut. Kiranya yang layak dan up to date untuk kita renungkan adalah “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” , mengingat dan memperhatikan masih maraknya aneka bentuk balas dendam, kerusuhan atau tawuran di sana-sini. Jika kita jujur dalam mawas diri kiranya masing-masing dari kita telah menerima kasih pengampunan dari Tuhan melalui sesama dan saudara-saudari kita, tetapi benarkah “kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”?. “Menginjak kaki orang lain enak saja tetapi ketika kakinya disenggol orang lain marah besar”, begitulah yang sering terjadi. Mengampuni mereka yang bersalah atau melukai kita kiranya dapat kita lakukan dengan sederhana yaitu tidak balas dendam dan diam saja, atau berkata “terima kasih” ketika kita dilukai atau disalahi orang lain. Dan tentu saja juga tidak mengingat-ingat kesalahan atau kekurangan orang lain, sebagaimana Tuhan juga tidak pernah mengingat-ingat kesalahan dan dosa-dosa kita. Sekiranya anda termotivasi atau terdorong ingin marah atau balas dendam terhdap mereka yang melukai atau menyalahi kita, baiklah kita hayati nasihat ini terlebih dulu: “Ngombeyo banyu nanging ojo diulu” (=Silahkan minum air terlebih dahulu tetapi jangan ditelan) atau bagi kita yang beriman pada Yesus Kristus silahkan membuat tanda salib sambil berkata “Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”.

- Dari bacaan kedua, marilah kita renungkan atau refleksikan peringatan dari nabi Yesaya ini. Secara konkret kami mengajak kita semua untuk dengan kehendak kuat dan hati rela berkorban ‘mengampuni mereka yang menyalahi atau melukai kita’. Marilah dengan motto bapak Andrie Wongso ini kita berusaha mengampuni mereka yang menyalahi atau melukai kita “Besi batangan pun jika digosok terus menerus akan menadi jarum yang tajam, maka milikilah keteguhan hati”. Jika kita memiliki keteguhan hati untuk mengampuni kiranya apa yang kita kehendaki pasti terjadi, sebagaimana dikatakan oleh nabi Yesaya “FirmanKu yang keluar dari mulutKu tidak akan kembali kepadaKu dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan keapdanya”. Kata-kata yang keluar dari mulut kita hendaknya lembut, sopan dan rendah hati alias dijiwai oleh cintakasih jika kita menghendaki atau mendambakan apa yang kita katakan terlaksana atau terwujud. Cintakasih mengatasi dan mendasari segala sesuatu, maka apa yang dikatakan dalam cintakasih dapat mengalahkan aneka godaan atau rayuan untuk marah dan balas dendam, karena memiliki daya besar untuk mengampuni dan memberdayakan. Gunakan ‘ketopong atau tutup kepala keselamatan’ alias apa yang ada di otak kita adalah keselamatan, agar apa yang akan kita lakukan atau katakan menyelamatkan dan membahagiakan orang lain.


[Ignatius Sumarya, SJ]
Photobucket

Senin, 02 Maret 2009

Senin, 02 Maret 2009
Hari Biasa Pekan I Prapaskah


Doa Renungan Pagi
Allah Bapa yang mahabaik, dalam diri setiap makhluk, Engkau hadir dan berkarya. Engkau menghendaki setiap pengikut-Mu untuk membuka mata hati terhadap penderitaan sesama. Semoga pada hari ini, kami menjalankan sabda-Mu dengan menolong sesama yang miskin dan menderita. Doronglah kami untuk tidak memalingkan muka terhadap penderitaan di sekitar kami. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)

"Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran."

Tuhan berfirman kepada Musa, "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel, dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus. Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah berdusta seorang kepada sesamanya. Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia, dan janganlah merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Janganlah kaukutuki orang tuli, dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan; engkau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah membela orang kecil secara tidak wajar, dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran. Janganlah engkau pergi kian kemari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah Tuhan. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Ayat.
(Mzm 19:8.9.10.15)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati, perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan Penebusku.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Waktu ini adalah waktu perkenanan, hari ini adalah hari penyelamatan!

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:31-46)

"Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat datang bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang daripada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ni, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

¡P Ibu Teresa dari Calcuta pernah berkata: “Dalam kehidupan ini kita tidak dapat melakukan sesuatu hal yang besar, kita hanya bisa lakukan pekerjaan kecil dengan cinta yang besar”. Apa yang dikatakan ini hemat saya merupakan kebenaran yang tak dapat disangkal: bukankah apa yang kita lakukan setiap hari adalah pekerjaan kecil-kecil atau hal-hal kecil dari bagian sesuatu yang besar? Sabda hari ini mengajak kita untuk tidak hanya melakukan pekerjaan kecil tetapi juga memperhatikan mereka yang kecil dan berkekurangan, yaitu mereka yang lapar, haus, terasing, telanjang, sakit atau terpenjara. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”. Marilah kita perhatikan mereka yang paling hina di dalam keluarga kita, tempat kerja kita, masyarakat dan bangsa kita. Di dunia ini kiranya mereka yang hina atau miskin lebih sedikit daripada yang terhormat, sejahtera dan berkecukupan, misalnya di Indonesia mereka yang berada di bawah garis kemiskinan kurang lebih 35% , yang berarti yang berada di atas garis kemiskinan kurang lebih 65%. Dengan kata lain jika satu atau dua orang sejahtera dan berkecukupan memperhatikan satu orang yang hina dan miskin kiranya damai sejahtera akan menjadi nyata atau terwujud di dunia, di bumi ini. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus marilah kita imani “bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya” (2Kor 8:9). Aneka macam bentuk kekayaan yang kita miliki dan kuasai saat ini merupakan anugerah Tuhan yang kita terima melalui kebaikan sesama dan saudara-saudari kita, maka marilah kita fungsikan demi kesejahteraan semua orang.

¡P “Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan berdusta seorang kepada sesamanya, bersumpah dusta demi nama-Ku, memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya, kaukutuki orang tuli dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan, berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran, pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia, membenci saudaramu di dalam hatimu,” (Im 19:11-17). Kutipan di atas ini kiranya merupakan perintah moral atau etis yang harus kita laksanakan atau hayati bersama-sama. Sekiranya kita masih melakukan apa yang dilarang tersebut, marilah bertobat, sebaliknya jika ada sesama atau saudara-saudari kita yang melakukan apa yang dilarang tersebut hendaknya dibetulkan dengan cintakasih dan rendah hati. Marilah kita saling mengingatkan dan membantu di masa Prapaskah ini dalam mengusahakan agar masing-masing dari kita dapat menghayati atau melaksanakan peringatan-peringatan moral di atas, sehingga damai sejahtera dan kebahagiaan dapat kita niikmati bersama. Kepada mereka yang masih melakukan kejahatan sebagaimana diingatkan di atas kami ajak untuk bertobat, meninggalkan tindakan yang menghancurkan kehidupan bersama tersebut.


Photobucket

Minggu, 01 Maret 2009

Minggu, 01 Maret 2009
Hari Minggu Prapaskah I

"Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, sebagai awal pertobatan, kami telah menandai diri dengan abu. Kami menyadari kelemahan dan kerapuhan kami. Karena itu ya Tuhan, dampingilah kami umat-Mu agar dapat mengalahkan segala godaan roh jahat. Semoga semangat kami semakin menyala dan kami bertekun sampai akhir untuk menyelesaikan tugas yang Kau percayakan kepada kami. Dengan demikian pantaslah kami disebut sebagai murid Yesus, Tuhan kami. Amin.


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (9:8-15)

"Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah."

8 Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia:9 "Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu, 10 dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi.11 Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi." 12 Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: 13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.14 Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, 15 maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
(Mzm 25:4-5.6-7.8-9)
1. Tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih-setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (3:18-22)

"Air itu melambangkan pembaptisan yang kini menyelamatkan kamu."

18 Saudara-saudara terkasih, Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,19 dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus, 22 yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, sang Raja kemuliaan kekal
Manusia hidup bukan saja dari roti, melainkan juga dari setiap sabda Allah.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:12-15)

"Yesus dicobai oleh Iblis, dan malaikat-malaikat melayani Dia."

12 Sekali peristiwa, Roh memimpin Yesus ke padang gurun.13 Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. 14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, 15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


KEKUATAN ROH DAN KERAJAAN ALLAH


Rekan-rekan yang baik!

Pada hari Minggu I/B Masa Prapaskah dibacakan Mrk 1:12-15. Dengan singkat dan padat diceritakan dua hal: pertama, Yesus dicobai di padang gurun, dan kedua, bagaimana ia mengumumkan sudah datangnya Kerajaan Allah. Kedua peristiwa ini mendasari kegiatan Yesus di masyarakat. Ia akan memilih murid-murid pertama dan bersama-sama mereka ia akan melayani orang-orang di Galilea. Ia juga akan berjalan ke Yerusalem tempat peristiwa Paskah nanti terjadi.


SINGKAT PADAT


Injil Markus memang lebih singkat daripada kedua Injil Sinoptik lainnya, yakni Matius dan Lukas. Kedua Injil ini memang disusun berdasarkan tulisan Markus dilengkapi dengan tradisi mengenai kata-kata Yesus (disebut para ahli sebagai "Q", dari kata Jerman Quelle, artinya sumber) dan bahan-bahan khusus kalangan Matius dan Lukas sendiri. Markus sendiri menceritakan peristiwa-peristiwa secara singkat mengingat pendengar/pembacanya ketika itu masih cukup akrab dengan seluk-beluk yang tersedia secara lisan. Markus kerap hanya memberi "garis besar" saja. Kedua Injil lain kemudian menyertakan beberapa unsur peristiwa sebagaimana diingat dalam komunitas masing-masing. Namun demikian, dalam menyampaikan Injilnya, Markus dengan sengaja memadatkan kisah-kisah yang waktu itu masih cukup dikenal. Pemadatan ini justru membuat peristiwa yang bersangkutan semakin menonjol. Kedua peristiwa yang diperdengarkan hari ini hasil pemadatan seperti itu. Pembaca dan pendengar diajak mengembangkan sendiri unsur-unsur yang melatarbelakangi peristiwa tadi sesuai dengan pengetahuan dan perkembangan iman mereka.

Titik pusat pengisahan petikan hari ini sebenarnya bukan percobaan yang dialami Yesus, melainkan kesertaan Roh, terbangunnya kembali manusia utuh dalam Kerajaan Allah dan sikap yang perlu dibangun dalam menerimanya.

DIPIMPIN ROH

Diceritakan sebelumnya bahwa Roh turun ke atas Yesus dalam ujud merpati, lambang kedamaian. Kekuatan ini jugalah yang menaunginya ketika menghadapi Iblis di padang gurun. Roh ini kekuatan yang tak ada taranya, tapi tak bisa dipegang seperti jimat. Kekuatan ilahi tidak bisa dikuasai orang yang bersangkutan. Sebaliknya, yang bersangkutanlah yang dikuasai kekuatan itu. Orang yang disertainya ialah orang yang membiarkan kehadiran ilahi bekerja dalam dirinya di dunia ini seleluasa-leluasanya.

Dikatakan, Yesus ada bersama binatang-binatang liar. Bukan perkara lumrah. Sebagai akibat kejatuhan manusia, binatang liar tidak bisa lagi berada bersamanya dengan damai seperti di Firdaus dahulu. Seperti diutarakan Yes 11:6-9, rukunnya kembali binatang liar dengan manusia melambangkan terbangunnya kembali Firdaus. Bila dikatakan Yesus berada bersama binatang-binatang liar, jelas hendak dikatakan bahwa pada dirinya kini terwujudlah kembali manusia yang utuh seperti di Firdaus tadi. Juga ditegaskan, dialah yang merujukkan kembali pihak-pihak yang saling memusuhi. Ia membangun kembali dunia seperti dicitrakan Yesaya tadi.
Juga disebutkan bahwa para malaikat "melayani" Yesus. Mereka menyediakan semua yang dibutuhkannya selama ia berada di tempat yang penuh godaan itu. Yesus memang akan melihat dua macam daya yang menarik ke jurusan yang bertentangan. Yang satu mendekatkannya ke pada Allah, yang lain, kekuatan Iblis, menjauhkannya. Pilihannya akan membuat ia menjadi utusan Allah atau utusan kekuatan jahat. Malaikat pun tak segan mendekat padanya. Inilah yang terjadi di padang gurun.


KERAJAAN ALLAH

Pembicaraan Kerajaan Allah sebaiknya didasarkan pada gagasan orang biasa pada waktu itu dan bukan pada pengertian-pengertian dari zaman ini. Dengan demikian akan lebih mudah diselami maksud pewartaan bahwa "Kerajaan Allah sudah datang".
Bagi orang-orang pada zaman Yesus, ungkapan Kerajaan Allah (Matius menyebutnya Kerajaan Surga) cukup mudah dimengerti. Sudah sejak lama mereka mengharapkan Allah mengerjakan hal yang istimewa bagi umatNya. Mereka percaya bahwa mereka menjadi umat Allah berkat kebaikanNya yang membawa mereka keluar dari tempat perbudakan di Mesir ke tanah yang dijanjikan kepada leluhur mereka dan menjadikan mereka jalan bagi bangsa-bangsa lain untuk mengenal kebesaran Allah mereka. Itulah ajaran iman turun-temurun mereka. Mereka merasa aman karena dipimpin dengan kuasa Allah mereka sendiri. Ada kebanggaan bahwa mereka dirajai Allah. Itulah gagasan paling awal mengenai "Kerajaan Allah". Tetapi dalam sejarah umat Israel, beberapa kali terjadi krisis. Kebesaran mereka runtuh. Mereka tak mendapati diri dirajai Allah, tapi diperintah bangsa lain yang tak mengenal kepercayaan mereka.
Namun demikian, pengalaman buruk tadi juga membangun kesadaran baru. Pertama, tergugah harapan bahwa Allah akan bertindak seperti dahulu lagi. Mereka tetap yakin Dia akan membawa keluar umatNya dari penindasan. Kerajaan Allah akan terbangun kembali. Memang belum jelas kapan terjadi, tapi pasti akan terwujud. Akan datang orang yang ditugasi Allah membangun kembali kejayaan mereka. Inilah harapan mereka. Kedua, seperti dicanangkan para nabi, mereka perlu menginsyafi bahwa malapetaka politik yang mereka alami itu akibat ketaksetiaan mereka sendiri terhadap Allah. Mereka diajak memeriksa diri apa cukup sepadan dengan kebaikan yang telah diterima dari-Nya.

Ketika Yesus menyerukan bahwa "saatnya sudah genap, Kerajaan Allah sudah dekat", orang-orang langsung menangkap hubungan dengan pengalaman mereka sendiri. Mereka sudah lama mengharap-harapkan kapan waktu itu tiba. Kehadiran kembali Allah kini diwartakan bukan lagi barang yang jauh. Itulah yang dimaksud dengan Kerajaan Allah sudah dekat. Juga bagian kedua pewartaan Yesus, yakni mengenai bertobat dan percaya, tidak sulit mereka tangkap. Orang diajak melihat kenyataan baru tadi dengan pikiran terbuka, memandang jauh ke depan, tidak hanya yang di sini dan kini melulu. Inilah yang dimaksud dengan "bertobat". Bukan pertama-tama dimaksud sikap menyesali kekeliruan dan dosa, melainkan keterbukaan ingin melihat yang lebih luas, bersedia memikirkan ada yang lebih jauh daripada yang kini sedang terjadi. Inilah pertobatan yang diserukan Yesus. Baru bila memiliki wawasan luas, dapatlah orang dikatakan "percaya kepada Injil". Maksudnya, mempercayai bahwa kini ada yang membuat batin mereka lega, "plong", bisa bebas dari kegelisahan akan masa depan yang tak menentu.


PENERAPAN

Sebetulnya apa yang terjadi? Yesus mengajak orang menekuni kepercayaan yang sudah mereka punyai. Masa depan diserahkan kembali kepada pelaku-pelakunya sendiri, yakni kaum beriman sendiri, kita-kita ini sendiri.
Apa yang dapat dipetik dari Injil hari ini bagi? Intinya kita digairahkan agar semakin mendengarkan dan mempercayai warta gembira dan melihat jauh ke masa depan dengan mantap. Ada beberapa catatan. Tidak banyak berguna bila kita merasa perlu "menjadi" seperti Yesus di padang gurun! Markus menyampaikan kisah Yesus digoda itu untuk membantu kita mulai mengenal siapa Yesus itu, bukan untuk memberi pesan-pesan moralistis kepada kita.

Kita juga boleh terus terang mengakui, kita tidak sekuat Yesus dalam menghadapi percobaan. Namun demikian, godaan-godaan yang kita jumpai juga tidak seganas yang dialaminya. Rupanya kekuatan menghadapi cobaan itu seukuran dengan beratnya cobaan itu sendiri. Semakin besar godaan, semakin kuat daya perlawanan yang tersedia. Perkaranya sebetulnya diserahkan kepada pilihan kita masing-masing: berpegang pada kekuatan ilahi atau mau menghadapi sendiri dan tentu kalah. Ini yang bisa kita tarik keluar dari kisah itu.

Memilih hidup bagi Allah menjadi awal perjalanan yang panjang bagi Yesus. Juga bagi para pengikutnya. Yesus nanti akan memperkenalkan siapa Allah itu kepada orang banyak. Kita tidak usah merasa ditugasi sama seperti Yesus. Bagian kita ialah menerima pewartaannya mengenai Allah. Bukan dengan mengatakan "ya" dan "betul begitu" belaka, tetapi dengan berupaya ikut memungkinkannya menjadi kenyataan. Bisa dikatakan, warta mengenai Kerajaan Allah tak akan membekas bila tidak disertai kesediaan untuk memberinya ujud yang nyata dalam masyarakat, juga yang belum pernah terbayangkan.

Pernyataan bahwa Kerajaan Allah "sudah dekat" masih juga memiliki arti bagi zaman ini. Orang zaman ini pun boleh merasa diajak berkreasi ikut menjadikan gagasan Kerajaan Allah itu sebuah kenyataan yang dialami "sudah dekat". Kita boleh mengupayakan keadaan yang membuat orang lega, bebas dari waswas yang mengekang batin. Tanpa keikutsertaan membangun wahana itu, nanti hanya akan ada impian yang tak terwujud. Karena itu juga dirasa perlu "menerjemahkan" gagasan Kerajaan Allah itu dalam langkah-langkah mengembangkan wahana kehidupan yang makin layak. Inilah bentuk nyata dari pertobatan yang diserukan Yesus. Bisa dalam kehidupan orang perorangan, bisa dalam kehidupan bersama. Bentuknya bisa bermacam-macam. Itulah kekuatan warta ini: mengembangkan potensi penerima warta sendiri, bukan hanya memberi.

Boleh jadi, langkah berguna untuk menerapkan warta Injil hari ini ialah mulai dengan membuat kajian mengenai kehadiran komunitas orang percaya di lingkungan yang nyata, di dalam keadaan multikultural dewasa ini. Baik disimak sejauh mana masyarakat kurang memungkinkan tiap orang memiliki akses yang sama ke kebaikan yang dimaui oleh Allah sendiri. Ini bentuk nyata dari "melihat jauh ke depan" (dalam bahasa Injil "Bertobatlah!") dan mengusahakan agar Injil menjadi bagian kehidupan ("Percayalah kepada Injil!").

Gagasan di atas juga terungkap dalam petikan surat Petrus yang dibacakan kali ini (1Ptr 3:18-22). Ditegaskan di sana bagaimana Kristus yang telah dimuliakan setelah kematiannya tidak tinggal diam. Kini, dalam Roh, ia membawa orang mendekat kepada Yang Mahakuasa sendiri. Kristus digambarkan sebagai yang mengajak siapa saja yang berjauhan dengan kehadiran ilahi untuk datang mendekat. Kehadirannya menjadi pewartaan keselamatan yang telah datang. Tinggal diterima kekuatannya.

Salam hangat,

A. Gianto


[END]


Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy