| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 18 Oktober 2009 :: Hari Minggu Biasa XXIX

Minggu, 18 Oktober 2009
Hari Minggu Biasa XXIX (Hari Minggu Evangelisasi)

“MEMINUM CAWAN DAN MENERIMA PEMBAPTISAN”

Renungan

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan,

Hari ini adalah Hari Minggu Evangelisasi. Kata Euaggelion berarti Kabar Yang Baik. Tema Hari Minggu Evangelisasi ini adalah ”Bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahaya-Nya” (Why 21:24). Paus Benediktus XVI dalam suratnya menegaskan bahwa tujuan misi Gereja adalah menerangi semua umat manusia yang sedang mengarungi sejarah kehidupan menuju Allah di bawah panduan cahaya Injil sehingga di dalam Dia, mereka menjadi penuh dan lengkap. Dalam perspektif inilah para murid Kristus menyebar dalam seluruh karya dunia, berusaha mengatasi beban penderitaan, mempersembahkan hidup mereka. Semua umat beriman, karena pembaptisan, memiliki ”tugas” untuk menjadi pewarta Kabar Yang Baik (Redemptoris Missio no. 71). Prasyarat menjadi seorang pewarta adalah meminum cawan, menerima pembaptisan, melayani, dan memberikan nyawa untuk tebusan bagi banyak orang (Mrk 10:35-45). Sanggupkah kita melakukan prasyarat ini?

Yakobus dan Yohanes meminta kepada Yesus supaya mereka diperkenankan duduk di sisi kanan dan kiri dalam kemuliaan-Nya kelak. Menanggapi permintaan ini, Yesus menjawab, ”Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan pembaptisan yang harus Kuterima?” (ayat 38). Meminum cawan berarti berani mengalami penderitaan, menerima cemoohan. Keyakinan semitis bahwa isi dari cawan berasal dari Yang Ilahi. Apabila isi cawan tidak diminum maka seluruh umat manusia akan mengalami penderitaan. Inilah makna simbolis dari meminum cawan. Bagi Yesus belumlah cukup dengan meminum cawan tetapi para murid harus menerima pembaptisan. Pembaptisan dalam konteks ini berarti berani menerima penderitaan yang membawa maut. Yesus meminum cawan penderitaan sampai tuntas bahkan wafat di kayu salib. Dengan menerima penderitaan dan wafat, Yesus bangkit. Kebangkitan Tuhan Yesus menjadi Terang untuk semua umat manusia. Terang kebangkitan inilah yang harus menjadi isi pewartaan.

“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (ayat 45). Jiwa seorang pewarta adalah memberi dan melayani. Hidup seorang pewarta bukan demi dirinya sendiri tetapi untuk orang lain. Yesus memberikan nyawa-Nya untuk menebus umat manusia. Memberikan nyawa berarti memberikan diri sepenuhnya, memiliki komitmen yang total, apabila perlu mengurbankan nyawa. Jalan pewartaan kita adalah pemberian diri-komitmen yang total, pengurbanan diri, dan kesetiaan akan iman Katolik serta panggilan hidup kita.



Salam dan berkat.


Pastor L. Setyo Antoro, SCJ.

http://www.st-stefanus.or.id

Sabtu, 17 Oktober 2009 :: Pw. St. Ignatius dari Antiokhia, Uskup, Martir

Sabtu, 17 Oktober 2009
Pw. St. Ignatius dari Antiokhia, Uskup, Martir


Doa Renungan


Allah Bapa yang mahabaik, terima kasih atas anugerah hidup yang telah Kaulimpahkan kepada kami. Bimbing dan sertailah kami agar kami semakin hormat dan mengakui bahwa Engkaulah satu-satunya Allah yang hidup dan mengakui Putera-Mu sebagai Juru Selamat kami serta Roh Kudus yang senantiasa menyertai hidup kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.Amin.

Abraham sungguh percaya pada Allah. Sebab Allah selalu setia pada janji-Nya. Dia akan menepati janji-Nya tepat pada waktunya; tidak terlalu cepat, tapi sekaligus tidak pernah terlambat. Perjuangan iman seperti itulah yang sungguh mempunyai makna bagi kehidupan.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (4:13.16-18)

"Sekalipun tidak ada dasar untuk berhara, Abraham berharap dan percaya."

Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat, Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, melainkan karena kebenaran atas dasar iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka. Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, melainkan juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua seperti ada tertulis, "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapak banyak bangsa." Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan sabda-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekali pun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah bersabda kepadanya, "Begitu banyaklah nanti keturunanmu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat.
(Mzm 105:6-7.8-9.42-43)
1. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!! Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
2. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
3. Sebab Tuhan ingat akan firman-Nya yang kudus, yang disampaikan-Nya kepada Abraham, hamba-Nya. Ia menuntun umat-Nya keluar dengan kegirangan, dan orang-orang pilihan-Nya dengan sorak-sorai.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Roh Kebenaran akan memberi kesaksian tentang Aku, dan kalian pun harus memberi kesaksian, sabda Tuhan.

Dosa kepada Roh Kudus merupakan dosa final. Sebab mengingkari kekuatan Roh berarti mengingkari seluruh kebenaran iman. Roh Kuduslah yang meneguhkan pengakuan orang beriman akan Yesus Kristus.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:8-12)


"Roh Kudus akan mengajarkan kepadamu apa yang harus kamu katakan."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, akan diakui pula oleh Anak Manusia di depan para malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal pula di depan para malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni. Tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, tidak akan diampuni. Apabila kalian dihadapkan kepada majelis atau pemerintah, atau penguasa, janganlah kalian kuatir bagaimana dan apa yang harus kalian katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajarkan kepadamu apa yang harus kalian katakan."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan


Akan ada saat ketika kita dihadapkan pada pilihan: tetap mengakui Yesus, atau memilih untuk aman dengan tidak mengakui-Nya? Dalam situasi terdesak, kita bisa lupa untuk meminta terang dari Tuhan melalui Roh Kudus-Nya. Inilah tindakan yang menghujat Roh Kudus. Sebab dengan itu kita meremehkan kemampuan Roh Kudus. Sering kali kita menginginkan sebuah jawaban cepat dan tepat. Kita tidak selalu sabar untuk menunggu sampai Roh Kudus mengajarkan kepada kita tentang apa yang harus kita pilih dan lakukan. Akibatnya, pilihan kita justru keliru.


Tidak ada jaminan pasti untuk kesetiaan sebuah cinta di antara sesama manusia. Kerap terjadi bahwa orang bisa melanggar janji kesetiaan karena hal-hal sepele. Itulah perbedaan antara janji manusia dan janji Tuhan. Hanya Tuhan yang tidak pernah lalai memegang dan memenuhi janji. Ini yang diyakini oleh Abraham sehingga ia berani tetap bertahan meskipun tampaknya tidak ada dasar untuk percaya. Karena ketahanannya itulah pemenuhan janji Tuhan dirasakan oleh semua keturunannya. Tanpa kita sadari, sering kali akibat dari kesetiaan atau ketidaksetiaan kita akan dirasakan oleh banyak orang sesudah kita.

Doa: Yesus, Engkau selalu ingat akan janji-Mu. Bantulah aku untuk bersabar dan berani terus berharap. Buatlah aku selalu terbuka pada Roh Kudus. Amin.


Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 16 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXVIII

Jumat, 16 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXVIII

Doa Renungan

Ya Tuhan, Engkau mengenal kami seutuhnya. Engkau mengetahui rencana-rencana kami yang baik maupun yang buruk. Meskipun kami telah berusaha menyembunyikannya, Engkau tetap mengetahuinya. Ya Tuhan semoga hari ini kami berani jujur di hadapan-Mu, jujur kepada sesama, dan jujur kepada diri sendiri. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (4:1-8)

"Abraham percaya kepada Allah, dan hal itu diperhitungkan sebagai kebenaran."

Saudara-saudara, apakah yang akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur kita? Sebab jika Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia mendapat alasan untuk bermegah, tetapi bukan di hadapan Allah. Sebab apa kata Kitab Suci? "Abraham percaya kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran. Demikian juga Daud memuji bahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya: "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah persembunyian bagiku. Engkau melindungi aku sehingga aku selamat dan bergembira.
Ayat. (Mzm 32:1b-2.5.11)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku." Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, bersorak-gembiralah, hai orang-orang jujur!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tunjukkanlah kiranya kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab pada-Mulah kami berharap.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:1-7)

"Rambut kepalamu terhitung semuanya."

1 Sekali peristiwa, berkerumunlah beribu-ribu orang, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. 2 Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. 3 Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. 4 Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. 5 Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! 6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, 7 bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Sekuat apa pun kejahatan disembunyikan, pasti akan terkuak pada saatnya. Kekuatan kejahatan orang Farisi yang munafik bisa sangat besar pengaruhnya. Tanpa dasar yang kokoh, sering kali kita jatuh karena pengaruh jahat dari orang-orang di sekitar kita. Yesus mengajak kita untuk tidak takut. Di hadapan kita ada berbagai hal yang akan merintangi hidup kita. Setiap bagian terkecil diri kita tidak pernah luput dari perhatian-Nya. Kita diajak untuk yakin bahwa kita sungguh berharga di mata Tuhan sehingga kita tidak lagi berkelana mencari pengakuan palsu demi harga diri kita. Pengakuan palsu justru akan merendahkan martabat kita.


Dalam hal iman, Abraham adalah salah satu tokoh besar. Ia memang melakukan hal-hal besar yang bagi banyak orang tidak selalu mudah untuk dilakukan. Namun, ia dibenarkan bukan karena melakukan hal-hal besar itu, tetapi karena imannya kepada Tuhan. Karena iman itulah ia berani terus melangkah hari demi hari secara setia. Iman bukanlah hal yang langsung jadi. Bila kita tidak menghayati iman dalam hal biasa setiap hari, kita pun tidak akan beriman ketika Tuhan meminta kita melakukan sesuatu yang tidak mudah.

Doa: Yesus, aku sering mudah terpengaruh oleh lingkunganku. Hanya pada-Mu aku berlindung. Hanya dalam lindungan-Mu imanku akan semakin kokoh. Amin.



Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 15 Oktober 2009 :: Pw. St Teresia dari Yesus, Perawan, Pujangga Gereja

Kamis, 15 Oktober 2009
Pw. St Teresia dari Yesus, Perawan, Pujangga Gereja

Yesus mengecam kaum Farisi


Doa Pagi


Bapa yang Mahabaik, kegelapan telah berlalu dan terang-Mu telah tiba. Bantulah kami hari ini menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kami, jauhkanlah kami dari keinginan untuk menolak segala kebaikan sesama terhadap kami. Sebab kami percaya bahwa dengan perantaraan mereka Engkau menyapa dan membantu kami, lewat perantaraan mereka Engkau menawarkan kasih-Mu kepada kami. Maka ya Tuhan bantulah kami selalu. Amin.

Tidak seorang pun bisa membanggakan dirinya sendiri di hadapan Allah. Semua yang ada dalam hidup ini adalah anugerah-Nya. Maka, hanya imanlah yang memungkinkan orang menemukan keselamatan yang sesungguhnya.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (3:21-30a)

"Manusia dibenarkan berkat iman, bukan karena melakukan hukum."

Saudara-saudara, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kau lah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.

Ayat. (Mzm 130:1b-2.3-4.5-6ab)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan!
Tuhan, dengarkanlah suaraku!
Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan,
ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Tetapi pada-Mu ada pengampunan,
supaya Engkau ditakuti orang.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan,
jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.
Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah jalan, kebenaran dan hidup; hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.

Yesus mengecam kaum Farisi yang menutup mata terhadap kebenaran. Sebab orang yang menutup diri terhadap kebenaran bisa menjadi penghalang bagi orang lain yang sungguh mau mencari kebenaran.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:47-54)

"Darah para nabi, mulai dari Habel sampai kepada Zakharia akan dituntut."

Sekali peristiwa, tatkala duduk makan di rumah orang Farisi, Yesus berkata, "Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka. Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya. Sebab itu hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi." Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Susah melihat orang lain senang dan senang bila melihat orang lain susah. Pepatah yang aneh ini bukan tanpa kebenaran. Ternyata memang ada orang-orang yang bersikap demikian, dan jumlah mereka tidak sedikit. Mengapa ini bisa terjadi? Iri hati adalah kuncinya.

Doa Malam

Ya Tuhan, hari ini kami telah menyelesaikan pekerjaan kami. Kami sadar bahwa semua itu terselenggara berkat penyelenggaraan-Mu. Maka dari itu ya Tuhan, kami mengucap syukur dan terimakasih atas segala penyertaan-Mu. Namun kami tetap memohon bantuan-Mu untuk hari-hari berikutnya sebab tanpa penyertaan-Mu kami tak berdaya. Amin.



R U A H

Rabu, 14 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXVIII

Rabu, 14 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXVIII

"Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi! Celakalah kamu, hai ahli-ahli kitab."

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, pagi ini Engkau menghangatkan hati kami dengan cahaya kasih-Mu. Dampingi dan berkatilah perjalanan kami hari ini agar kami tetap menjalankan dan membagikan kasih dan keadilan bagi sesama kami. Jauhkanlah kami dari iri hati dan kesombongan yang dapat membuat kami jauh dari-Mu dan sesama kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Umat di Roma (2:1-11)

"Allah membalas setiap orang menurut perbuatannya."

Hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Ayat. (Mzm 62:2-3.6-7.9)
1. Hanya dekat Allah saja aku tenang,
dari pada-Nyalah keselamatanku.
Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku;
hanya Dialah kota bentengku,
aku tidak akan goyah.
2. Hanya pada Allah saja aku tenang,
sebab dari pada-Nyalah harapanku.
Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku;
hanya Dialah kota bentengku,
aku tidak akan goyah.
3. Percayalah kepada-Nya setiap waktu,
hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya;
Allah ialah tempat perlindungan kita.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:42-46)

"Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi! Celakalah kamu, hai ahli-ahli kitab."

Sekali peristiwa Yesus bersabda, "Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya." Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya: "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga." Tetapi Ia menjawab: "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Membagikan milik kepunyaan bisa menjadi bagian dari sebuah proses pembersihan diri. Namun, semua masih tergantung pada kejujuran maksud kita. Ada orang-orang Farisi yang rajin membayar persepuluhan, tetapi mengabaikan keadilan dan kasih. Sikap kita yang haus hormat justru semakin memperlihatkan kurangnya keyakinan akan harga diri kita sendiri. Kita terlihat hidup meskipun dalam diri kita sebenarnya ada sebuah kuburan. Bila dalam hidup sehari-hari kita tidak melakukan apa yang kita ajarkan, kita sama seperti orang-orang yang dikecam oleh Yesus. Hidup dalam kepalsuan adalah hidup yang sungguh menyedihkan.

Banyak orang yang merasa diri sudah jauh lebih baik daripada orang lain. Mereka begitu mudah menghakimi orang lain dengan ukuran kebaikan mereka sendiri. Paulus mengingatkan bahwa Allah tidak pandang bulu. Tiap orang harus bertanggung jawab. Anugerah kehidupan yang masih kita miliki adalah bukti kemurahan Allah yang terus bekerja keras untuk membawa kita ke pertobatan yang semakin dalam. Masa hidup yang masih ada ini adalah masa pertobatan. Kita hidup untuk bertobat, bukan untuk menikmatinya saja.



Doa: Yesus, bantulah aku untuk bertanggung jawab dalam setiap perbuatanku. Aku mau hidup dengan jujur. Buatlah aku terbuka pada rahmat pertobatan dari-Mu. Amin.




Ziarah Batin 2009 Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 13 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXVIII

Selasa, 13 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXVIII

"Berikanlah sedekah dan semuanya menjadi bersih."

Doa Renungan

Ya Tuhan Engkau mengenal isi hati kami. Engkau mengetahui segala yang ada dalam hati kami, baik itu niat baik maupun niat buruk. Engkau mengetahui kami bersih atau tidak. Semoga hari ini kami berusaha untuk membersihkan hati kami, membuang segala niat buruk dan keinginan untuk memegahkan diri sendiri. Biarlah hati kami bersih seperti Putera-Mu Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Umat di Roma (1:16-25)

"Sekalipun mereka mengenal Allah, namun mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah."

Saudara-saudara, aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Langit mewartakan kemuliaan Allah.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.

2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:37-41)
"Berikanlah sedekah dan semuanya menjadi bersih."

Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Lebih mudah membersihkan bagian luar daripada bagian dalam. Yang terlihat kotor akan lebih mudah kita bersihkan. Bahkan, kita justru sering berpikir bahwa kekotoran yang tidak terlihat sebenarnya tidak perlu dibersihkan. Misalnya, lantai di bawah permadani sering lebih kotor karena kita memang tidak merasa perlu terus membersihkannya. Dalam diri orang-orang Farisi ada kekotoran yang timbul karena rampasan dan kejahatan. Karena itulah Yesus menyerukan agar mereka memberi sedekah. Dengan itulah seseorang menjadi bersih dari dalam.

Mengapa orang-orang yang banyak tahu tentang Allah justru bisa menjadi sulit untuk sungguh percaya kepada-Nya? Banyaknya pengetahuan bukanlah jaminan. Tanpa adanya pengalaman pribadi, manusia bisa jatuh dalam kekaguman berlebihan terhadap ciptaan-ciptaan lain sehingga Tuhan justru dilupakan. Kita mudah mengagumi pengetahuan dan teknologi yang lebih praktis membantu hidup kita daripada Tuhan yang tidak terlihat dan sering dirasa tidak hadir. Keinginan hati manusia seperti inilah yang menjadi akar segala kebobrokan moral yang dilihat oleh Paulus di kalangan umat di Roma.

Yesus, jangan biarkan aku mengagumi pengetahuanku sendiri. Bantulah aku membersihkan bagian tersembunyi dalam hidupku dan mewartakan kemuliaan-Mu. Amin.




Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 12 Oktober 2009 :: Hari Biasa Pekan XXVIII

Senin, 12 Oktober 2009
Hari Biasa Pekan XXVIII

"Angkatan ini adalah angkatan yang jahat"

Doa Renungan

Ya Tuhan, syukur kepada-Mu atas rahmat kasih yang Engkau berikan kepada kami. Semoga hari ini kami dapat menjadi tanda kasih-Mu bagi orang yang kami jumpai. Jauhkanlah kami dari sikap untuk mementingkan diri sendiri melainkan bersedia membantu sesama kami yang membutuhkan pertolongan dari kami, sehingga hidup kami semakin menampakkan cinta-Mu sendiri. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Umat di Roma (1:1-7)

"Dengan perantaraan Kristuslah kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa supaya percaya."

Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci, tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita. Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus. Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm. 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)

"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."

Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!"
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Saudara-saudari terkasih yang dicintai oleh Tuhan,
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Tanda-tanda zaman, begitulah judul bulanan dalam majalah Basis, yang ditulis oleh Pater Dick Hartoko SJ alm., ketika ia mengelola majalah bulanan tersebut. Dalam tulisan tersebut kurang lebih direfleksikan aneka macam peristiwa yang telah terjadi serta disimpulkan pelajaran tertentu dari berbagai peristiwa tersebut. Memang dalam berbagai peristiwa ada tanda-tanda tertentu yang dapat menjadi pelajaran atau peringatan bagi kita, maka marilah kita belajar membaca tanda-tanda zaman, meningkatkan dan memperdalam kepekaan membaca tanda-tanda zaman. Salah satu cara adalah pemeriksaan batin atau mawas diri setiap hari (ingat: pemeriksaan batin merupakan bagian dari doa malam, doa harian!). Dalam pemeriksaan batin kita dididik untuk lebih mengenal dan memahami apa yang baik dan buruk, apa yang sebaiknya kita lakukan dan apa yang harus kita tinggalkan. Pemeriksaan batin merupakan doa, maka kita mawas diri bersama Tuhan, dalam terang rahmat Tuhan, sehingga kita mampu melihat lebih tajam apa yang telah dan sedang kita alami, dan tentu saja pertama-tama melihat dan kemudian mengimani karya Tuhan dalam diri kita yang lemah dan rapuh serta dalam seluruh ciptaan lainnnya di dunia ini. Ketika kita melihat karya Tuhan yang maha segalanya, maka mau tidak mau kita akan dipengaruhi alias diperbaharui atau bertobat. Kebiasaan pemeriksaan batin atau mawas diri setiap hari dapat dikembangkan dalam kegiatan evaluasi bersama, entah di dalam keluarga, tempat kerja maupun masyarakat. Dalam evaluasi bersama pada umumnya perlu disertai dengan penelitian-penelitian, maka dengan ini kami berharap pada aneka usaha dan pemerintah untuk memberi perhatian perihal penelitian. Evaluasi berdasarkan buah-buah penelitian akan lebih berarti dan bermakna.

Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus (Rm 1:5-6), demikian sapaan Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus. Kita, karena dan dalam pembaptisan, telah menjadi milik Kristus, dan dengan demikian juga dipanggil ‘untuk menuntun semua bangsa supaya mereka percaya dan taat kepada Tuhan’. Taat dan percaya kepada Tuhan pada masa kini hemat saya mengalami erosi, antara lain digerogoti atau diperlemah oleh aneka produk teknologi, misalnya HP (hand-phone). HP memang sarana fungsional serta efisien dalam hal komunikasi atau berrelasi, namun tanpa sadar ada sementara orang, kalau tidak boleh kita semua para pemilik dan pengguna HP, yang mabuk HP. Misalnya setiap jam menilpon saudaranya, isteri atau suaminya, anaknya yang sedang dalam perjalanan atau setiap hari menipon suami atau isterinya yang sedang tugas dinas luar kota cukup lama atau sedang mengkuti seminar, dst.. Hemat saya apa yang memotivasi untuk menilpon tersebut adalah kecurigaan atau kekurang-percayaan: jangan-jangan pasangannya atau anaknya menyeleweng/selingkuh. Jika orang mudah curiga dan kurang percaya kepada saudara-saudarinya, hemat saya yang bersangkutan juga sulit untuk percaya kepada Tuhan, percaya pada Penyelenggaraan Ilahi. Jika kita sungguh percaya kepada Tuhan, maka kita juga percaya bahwa Tuhan senantiasa melindungi den merahmati saudara-saudari kita yang berada jauh dari kita atau sedang tidak bersama kita. Dengan kata lain hendaknya ketika dalam perpisahan tersebut orang lebih menunjukkan diri sebagai milik Tuhan alias lebih banyak berdoa, mendoakan saudara-saudarinya daripada mengganggu dengan HP.


Senin, 12 Oktober 2009

Ign Sumarya, SJ

Bacaan Harian 12 - 18 Oktober 2009

Senin, 12 Oktober 2009:
Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 1:1-7; Mzm 98:1-4; Luk 11:29-32.
Yesus sudah hadir di tengah manusia, mewartakan Kerajaan Allah, menawarkan keselamatan, lalu wafat dan bangkit pada hari ketiga. Jika itu semua masih tidak cukup untuk membuat kita hidup terarah kepada Bapa, tanda apa lagi yang kita nantikan supaya kita sungguh-sungguh bertobat? Persoalannya, barangkali, karena hati kita yang masih keras-membatu! Itulah sulitnya!

Selasa, 13 Oktober 2009:
Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 1:16-25; Mzm 19:2-5; Luk 11:37-41.
Manusia lebih mudah untuk mendandani penampilan dan tampak luar, tetapi sering lupa membersihkan bagian dalam diri. Padahal kita sama-sama sepaham, bagaimana kualitas seorang manusia sesungguhnya pertama-tama ditentukan isi dalamnya. Ya, isi hati kita!

Rabu, 14 Oktober 2009:
Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 2:1-11; Mzm 62:2-3.6-7.9; Luk 11:42-46.
Alangkah sulitnya menjalin kesesuaian antara komitmen dengan tindakan; antara kata-kata dengan perbuatan. Kita pun biasa tergiring untuk mudah menghakimi ketimbang memahami; menghendaki orang melakukan sesuatu, tetapi kita sendiri menjauhinya. Kalau begitu, kita tak ubahnya dengan orang Farisi yang dikecam Yesus.

Kamis, 15 Oktober :
Peringatan Wajib Sta. Teresia dari Yesus, Perawan Pujangga Gereja (P).
Rm 3:21-30; Mzm 130:1-2.3-4b.4c-6; Luk 11:47-54.
Kita mungkin tidak secara langsung berbuat jahat, tetapi dengan membiarkan atau membenarkan perbuatan jahat, kita sudah melakukan kejahatan. Maka, Yesus mengecam hal seperti itu. Juga, Yesus mengecam orang yang sudah tidak mau berbuat baik, tetapi sekaligus menghalang-halangi orang lain untuk melakukan yang baik.

Jumat, 16 Oktober 2009 :
Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 4:1-8; Mzm 32:1-2.5.11; Luk 12:1-7.
Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Jadi, hiduplah takut akan Tuhan. Dengan sikap seperti itulah kita akan selalu berusaha menghindari dosa, bahkan meskipun tak ada orang lain yang tahu.

Sabtu, 17 Oktober 2009:
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Antiokhia, Uskup Martir (M).
Rm 4:13.16-18; Mzm 105:6-9.42-43; Luk 12:8-12.
Kalau kita mengakui Yesus di depan manusia, Yesus akan mengakui kita di depan malaikat-malaikat Allah. Sebaliknya, yang menyangkal akan disangkal juga. Sederhana saja: lakukanlah apa yang sudah kita dengar dari Yesus; itulah pengakuan kita akan Dia! Juga sederhana: tak usah peduli sabda-Nya, itulah penyangkalan kita!

Minggu, 18 Oktober :
Hari Minggu Biasa XXIX (H).
Yes 53:10-11; Mzm 33:4-5. 18-20.22; Ibr 4:14-16; Mrk 10:35-45.
Yesus mengajarkan bahwa untuk menjadi besar haruslah menjadi pelayan. Memilih untuk melayani berarti memilih untuk kehilangan kendali atas diri sendiri. Ini tentu saja sulit, karena bertentangan dengan apa maunya dunia. Sebab, dunia justru mengajarkan agar kita memiliki kendali sebesar mungkin terhadap segalanya. Itulah yang terjadi pada diri Yakobus dan Yohanes. Mereka mau duduk di sisi kiri dan kanan Yesus pada waktu kemulian kelak. Mereka mau menempatkan diri sebagai pusat. Padahal melayani adalah memberi diri, dan siap bekorban kehilangan diri. Sanggupkah kita?

Minggu, 11 Oktober 2009 :: Hari Minggu Biasa XXVIII

Minggu, 11 Oktober 2009
Hari Minggu Biasa XXVIII

"Juallah apa yang kaumiliki, lalu ikutlah Aku!"


Doa Renungan


Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal bagi orang yang mencintai-Mu dalam diri sesamanya, iman dan pengabdian adalah harta yang tak ternilai. Kami mohon ajarilah kami untuk bersikap wajar dan benar terhadap hal-hal duniawi yang kami temui dalam peziarahan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan (7:7-11)

"Dibandingkan dengan roh kebijaksanaan, kekayaan kuanggap bukan apa-apa."

Aku berdoa, dan akupun diberi pengertian, aku bermohon lalu roh kebijaksanaan datang kepadaku.Dialah yang lebih kuutamakan dari pada tongkat kerajaan dan takhta, dan dibandingkan dengannya kekayaan kuanggap bukan apa-apa.Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan dengan dia, sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya. Ia kukasihi lebih dari kesehatan dan keelokan rupa, dan aku lebih suka memiliki dia dari pada cahaya, sebab kilau dari padanya tidak kunjung hentinya. Namun demikian besertanya datang pula kepadaku segala harta milik, dan kekayaan tak tepermanai ada di tangannya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera
Ayat. (Mzm 90:12-13.14-15.16-17)

1. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan! Berapa lama lagi? Dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
2. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Buatlah sukacita kami seimbang dengan dukacita di masa lalu, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka.
3. Biarlah hamba-hamba-Mu menyaksikan perbuatan-Mu, biarlah anak-anak mereka menyaksikan semarak-Mu. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas bumi! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (4:12-13)

"Firman Allah sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."

Saudara-saudara, firman Allah itu hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawaban.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat.
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:17-27)

"Juallah apa yang kaumiliki, lalu ikutlah Aku!"

Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya. Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah." Berkatalah Petrus kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami


Renungan


SIKAP BERAGAMA DAN KEROHANIAN SEJATI


Bacaan Injil Minggu Biasa XXVIII tahun B ini (Mrk 10:17-30) memuat pernyataan Yesus bahwa lebih mudah bagi seekor unta melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah (ay. 25; lihat pula Mat 19:23-24 Luk 18:25). Murid-murid bereaksi, bila begitu, siapa yang bakal selamat? Menanggapi persoalan ini, Yesus mengemukakan memang tak mungkin bagi manusia, namun bukan demikian bagi Allah; bagiNya semuanya bisa terjadi. Apa artinya pembicaraan itu dan apa wartanya bagi kita sekarang?

SIKAP BERAGAMA DAN KEROHANIAN SEJATI?


Ada orang yang datang dan bertanya kepada Yesus, apa yang mesti diperbuat supaya mendapatkan hidup kekal (Mrk 10:17). Yesus merujuk kepada perintah-perintah agama (ay. 19). Tetapi setelah orang itu berkata bahwa semua sudah dijalankannya (Mrk ay. 20), Yesus mengajaknya melangkah lebih jauh. Disarankannya kepada orang itu untuk mengamalkan kekayaannya bagi kaum papa lalu mengikutinya (ay. 21).

Keinginan orang itu untuk memperoleh hidup kekal dihadapkan Yesus dengan cita-cita untuk mencapai kesempurnaan. Hidup kekal belum bisa disebut kesempurnaan. Dalam bacaan ini juga menjadi jelas bahwa kesempurnaan mustahil dicapai oleh manusia dengan upaya sendiri. Kesempurnaan itu karya Allah bagi manusia. Murid-murid salah paham. Mereka mengira kesempurnaan itu dituntut agar orang selamat, maka mereka bertanya-tanya siapa bakal bisa diselamatkan. Dalam ay. 27 Yesus membantu mereka agar mengerti duduk perkaranya: kesempurnaan itu bukan urusan manusia, melainkan karya Allah di dalam diri manusia.

Dalam hubungan ini baik dipikirkan perbedaan antara "sikap beragama" dan "kerohanian". Meskipun berpautan, kedua-duanya tidak sama. Sikap beragama yang tulus dapat membawa ke hidup kekal dan membukakan dimensi keramat dalam kehidupan, tetapi belum membawa orang betul-betul merasakan nikmat dan hikmatnya Yang Keramat. Dia sendirilah yang bakal membawa orang kepadanya. Tak sedikit orang yang kini merasa jenuh dengan "sikap beragama" dan menginginkan masuk ke dalam "kerohanian". Injil Minggu ini mengutarakan perbedaan di antara keduanya. Paradigma "sikap beragama" bisa panjang, misalnya: menggereja, berkomunitas, membudayakan agama, agamaist. Lalu apa paradigma "kerohanian"? Kita tahu ada, tapi apa ujudnya, Dia sendirilah yang lebih mengetahuinya! Kerohanian sejati luput dari perencanaan justru karena tidak bisa diagendakan. Dan sia-sialah upaya untuk itu.

JALAN SAMA TUJUAN BERBEDA?


Tanggapan Yesus dalam Mrk 10:27 sebenarnya tidak langsung diarahkan kepada para murid ("Siapa bakal selamat?"). Mereka sibuk dengan pemikiran mereka sendiri mengenai keselamatan yang kini justru digoyah Yesus. Mungkin mereka berpendapat bahwa keselamatan itu ialah mengalami "syalom" atau "kedamaian" seperti sering dikuliahkan dalam traktat teologi keselamatan. Teologi keselamatan seperti ini sebenarnya lebih termasuk paradigma "sikap beragama", dan tidak berada di kawasan "kerohanian". Akibatnya, cepat atau lambat orang merasa macet, jemu, tak mendapat inspirasi. Penawarnya ialah teologi keselamatan yang lebih memberi ruang gerak pada Allah yang bertindak menolong orang-orang yang butuh pertolonganNya. Itulah citra Allah dalam Perjanjian Lama. Itu juga citra Anak Manusia dalam Perjanjian Baru yang dinanti-nantikan orang banyak: menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, memberi makan orang banyak, menghidupkan orang.

Mungkin ada yang berkata, karya-Nya ini toh bisa kita namai dengan abstraksi "karya keselamatan", begitu kan? Nah, di sinilah cobaan terbesar: menamai pengalaman rohani "ditolong Tuhan" dengan abstraksi yang universal mengenai keadaan damai/syalom. Teologi keselamatan seperti ini memang jelas penalarannya, tetapi kurang menggarap kerohanian.

Lalu manakah gagasan keselamatan yang lebih memberi ruang pada kerohanian? Boleh jadi Mazmur 15 dapat membantu. Mazmur itu mulai dengan pertanyaan siapa yang bakal diam di kemahMu ya Tuhan, siapa yang bakal tinggal di Gunung SuciMu? Bagi sang petapa dalam Mazmur itu, tinggal bersama Tuhan di kediamanNya ialah pengalaman rohani menikmati hikmatnya berada di dekat Allah. Pengalaman rohani ini tidak mudah diabstraksikan menjadi paham damai atau paham keselamatan begitu saja. Ayat-ayat selanjutnya menyebutkan macam-macam perilaku yang menjadi petunjuk jalan masuk ke kediaman Tuhan. Semuanya termasuk "sikap beragama" yang terarah menuju ke kesempurnaan rohani, yakni tinggal bersama Tuhan di kediamanNya. Demikianlah ditunjukkan kaitan antara sikap beragama dengan kerohanian sejati yang menjadi kesempurnaan hidup. Pertanyaan pada awal Mazmur 15 nadanya mirip dengan pertanyaan orang kaya yang datang kepada Yesus dalam Mrk 10:17 walaupun titik tolaknya amat berbeda. Petapa dalam Mazmur itu ingin tahu bagaimana caranya agar orang bisa berada bersama dengan Tuhan karena inilah kepuasannya. Tetapi orang yang menemui Yesus tadi mencari kepastian bagaimana bisa menikmati hidup kekal. Baginya berada dengan Tuhan, "mengikuti Yesus" Mrk 10:21, bukan sumber kepuasannya! Anehnya, jalan yang ditempuh sang petapa dalam Mazmur 15 dan orang dalam Mrk 10:17-27 praktis sama. Bandingkan katalog perbuatan baik dalam Mzm 15 dan Mrk 10:19, tetapi tujuan akhirnya berbeda. Semua perbuatan baik itu termasuk kesungguhan beragama. Namun sikap ini dapat membawa orang ke dua arah yang amat berbeda satu sama lain. Yang satu ke kepuasan rohani ada bersama Tuhan, sedangkan yang lain ke kemuraman, ke rasa pilu karena tidak mampu mengikuti Tuhan. Ini kendala hidup beragama yang mendua arah tujuannya. Maka tak heran bila murid-murid Yesus bingung. Jawaban Yesus tidak melanjut-lanjutkan kebingungan mereka, melainkan membawa mereka menyadari karya Tuhan sendiri.

UNTA MASUK LUBANG JARUM?


Ada beberapa hal dalam Mrk 10:17-30 yang sulit dimengerti. Banyak pembicaraan mengenai ay. 25 yang menyebut-nyebut "unta" dan "lubang jarum". Tak sedikit ahli tafsir yang menjelaskan pernyataan itu secara rasional dengan mengatakan bahwa kata "unta", Yunaninya "kamelos", tertulis di situ sebagai akibat salah dengar kata "kamilos", yang artinya tali, kabel, seperti tali jemuran. Tentu saja bila dimengerti sebagai tali, ucapan Yesus akan terasa kurang aneh. Lebih mudah dimengerti bila perkaranya ialah memasukkan tali ke lubang pada tiang tambatan perahu., yang diibaratkan lubang jarum. Orang bisa juga ingat bahwa ada kata Arab "jumal" yang berarti tali penambat perahu, ada kesamaan dengan kata Arab lain, "jamal", yakni unta. Bisa diduga-duga Aramnya Yesus dulu berbunyi seperti kata-kata itu karena memang bahasa-bahasa itu serumpun. Tafsir seperti ini juga agak mengurangi keanehan Mat 23:24 yang mengecam kaum Farisi yang teliti menyaring uget-uget bila mau minum air, tetapi suka menelan unta mentah-mentah! Jadi apa tidak lebih baik diartikan saja sebagai menelan potongan-potongan tali yang entah bagaimana ada di dalam air minum. Memang lucu, tapi kurang aneh daripada menelan unta mentah-mentah. Tetapi naskah-naskah tua Perjanjian Baru yang tepercaya tidak menopang dugaan bahwa pernah ada salah dengar dan salah tulis "kamilos" (tali) menjadi "kamelos" (unta) tadi. Penjelasan filologis seperti ini sebetulnya temuan para orientalis dari abad-abad silam yang diikuti begitu saja oleh para penafsir. Lalu bagaimana tafsiran yang mengena? Tak ada jeleknya menerima teks seperti adanya. Tak perlu kita berusaha menyulap unta menjadi tali perahu atau tali apa saja, lebih-lebih jangan biarkan diri hanyut oleh buaian argumen rasionalistis. Lebih baik pernyataan Yesus itu didengar sebagai kiasan untuk membuat orang makin menyadari duduk perkaranya. Artinya, jelas tak mungkin mereka itu masuk surga.) Yesus mau mengatakan betapa susahnya orang kaya masuk Kerajaan Allah. Kiasan ini juga menekankan kontras pada akhir petikan. Memang bagi manusia tak mungkin, tapi semua mungkin bagi Allah! Maksudnya, manusia tidak bisa dengan upaya sendiri ("sikap beragama" belaka) mencapai kesempurnaan, tapi bila yang membawanya ke sana itu Allah sendiri (menyadari gerak "kerohanian sejati"), tentu saja bisa terjadi. Tak usah kita mulai menuduh-nuduh siapa yang seperti orang kaya itu, juga tak perlu mencari-cari siapa yang orang miskin yang sungguhan atau yang kurang sungguhan. Yang penting kita bisa mengajak orang agar ikut bertanya seperti murid-murid yang tak habis pikir tadi. Bila ini tercapai, kita akan ikut membuat orang jadi peka akan pesan Injil, yakni insyafilah perbedaan antara "hidup beragama" dan "kerohanian sejati", yang pertama itu upaya manusia mendekat kepada Allah, yang lain kehadiran Allah dalam diri manusia.

MELIHAT VERSI MATIUS


Kaidah-kaidah moral yang disebut Yesus dalam Mrk 10:19 yakni jangan membunuh, jangan berzinah, dst. hingga hormatilah ayah dan ibumu muncul dalam Mat 19:19 dengan tambahan "dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Tambahan ini tidak ada dalam Luk 18:20. Gagasan "mengasihi sesama seperti diri sendiri" memang sering dijumpai dalam Alkitab, lihat antara lain Im 19:18 Mat 22:39 Mrk 12:31.33 Luk 10:27 Gal 5:14. Rm 13:9 Yak 2:8. Lazimnya gagasan itu dimengerti sebagai ajakan mengasihi sesama dengan cara seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Terngiang petuah emas Mat 7:12 "Apa yang kamu inginkan bagi dirimu, perbuatlah bagi orang lain!" Begitukah? Memang tak ada yang bakal menyangkal betapa mulianya ajakan ini. Persoalannya, kata-kata "seperti kamu sendiri" itu sebaiknya dipahami sebagai pelengkap "mengasihi" atau pelengkap "sesamamu". Bila dikenakan kepada "mengasihi", maka kita diajak untuk mengasihi orang lain dengan cara seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Tetapi bila dikenakan kepada "sesamamu", maka kita diharap mengasihi sesama yang nasibnya kayak kita-kita ini. Dengan kata lain, kita diminta agar solider dengan orang lain, agar peduli terhadap orang lain yang senasib.

Mana tafsir yang jitu? Menurut cara bicara Ibrani atau Aram (dan Yunani Perjanjian Baru), "kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri" seyogianya dimengerti sebagai ajakan agar kita mengasihi sesama yang kayak kita-kita ini juga, dengan segala kendala hidup dan hasrat dan cita-cita yang ada, bukan agar kita memperlakukan orang lain dengan cara seperti kita memperlakukan diri kita sendiri. Dalam bahasa-bahasa itu, mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri kita akan diutarakan dengan mengulang kata "mengasihi". Cara berungkap seperti ditemui dalam Yoh 15:12 "Inilah perintahku, yaitu supaya kamu saling mengasihi seperti aku mengasihi kamu". Jika "kasihilah sesama seperti dirimu sendiri" mau diartikan sebagai "kasihi sesama seperti halnya kamu mengasihi dirimu sendiri", maka "mengasihi" akan diulang pula. Tambahan dalam Mat 19:19 itu justru dapat memberi ulasan lebih jauh mengenai serangkai hukum yang menjamin hidup kekal dalam Mrk 10:19. Serangkai hukum itu dipaparkan bukan sebagai kewajiban-kewajiban belaka, melainkan sebagai kepedulian yang mendalam terhadap orang lain yang senasib sepenanggungan, entah mereka itu ayah ibu, mitra bisnis, lawan beperkara, istri, atau pemilik barang-barang yang menggiurkan. Menumbuhkan kepedulian ini menjadi jalan ke hidup kekal.


Salam hangat,
A. Gianto

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy