| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 29 Maret 2010 Hari Senin dalam Pekan Suci

Senin, 29 Maret 2010
Hari Senin dalam Pekan Suci

"Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku."


Doa Renungan PS 146

Allah, tumpuan hidup kami, Yesus telah Kautambpilkan sebagai teladan ketabahan di dalam pencobaan dan penderitaan. Berpola pada-Nya, Gereja pun tabah tatkala mengalami penganiayaaan.
Pandanglah kami yang sedang dalam kesulitan dan kecemasan, yang dirundung susah dan merasa tertekan. Berilah kami ketabahan, agar kami dapat menghadapi semuanya ini dengan tabah hati, tidak mudah mengeluh, apalagi putus asa. Bukalah hati kami agar dapat melihat tuntunan dan kebijaksanaan-Mu sendiri di balik semua penderitaan ini.
Demikian juga kami mohon berkat-Mu bagi teman-teman yang sedang patah semangat karena beban hidup yang amat berat. Jadilah Engkau penopang, supaya mereka pun tabah, seperti Yesus teladan ketabahan kami. Dialah Tuhan, pengantara kami. Amin.


Bacaan Pertama

Pembacaan dari Kitab Yesaya (42:1-7)


"Ia tidak berteriak atau memperdengarkan suaranya di jalan."

1 Beginilah firman Tuhan, "Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.2 Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. 3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. 4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya. 5 Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: 6 "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, 7 untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 801
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan pada-Mu kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Ayat. (Mzm 27:1.2.3.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Ketika penjahat-penjahat menyerang untuk memangsa aku, maka lawan dan musuh itu sendirilah yang tergelincir dan jatuh.
3. Sekali pun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; sekali pun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami. Hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:1-11)

"Biarkanlah Dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku."

1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. 2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. 3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" 6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. 7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. 8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." 9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. 10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, 11 sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Ketika ada orang akan meninggal dunia, atau gejala-gejala hendak dipanggil Tuhan, pada umumnya mereka yang merasa dekat atau dikasihi oleh yang bersangkutan akan melakukan pemborosan waktu dan tenaga serta dana bagi yang akan dipanggil Tuhan tersebut, sebagai wujud terima kasih. Begitulah yang dilakukan oleh Maria yang mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Sementara itu Yudas Eskariot menegornya dan mengatakan bahwa lebih baik uang yang senilai untuk pembelian minyak tersebut diberikan kepada orang-orang miskin. Kasih memang sering tidak masuk akal sehat atau sebenarnya mengatasi akal sehat. Maka marilah kita mawas diri: sejauh mana kita hidup saling mengasihi satu sama lain, saling memboroskan waktu dan tenaga serta harta benda bagi yang terkasih. Setelah mawas diri selama kurang lebih empat puluh hari kiranya kita tergerak untuk semakin berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan serta tergerak untuk membalas kasih-Nya yang melimpah ruah. Baiklah jika hal itu juga kita wujudkan secara konkret dengan mengasihi mereka yang dekat dengan kita, yang setiap hari saling memboroskan waktu dan tenaga, entah di dalam keluarga/rumah maupun tempat kerja dan masyarakat. Jauhkan semangat mental materialistis atau bisnis terhadap sesama dan saudara-saudari kita.

"Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara (Yes 42 :6-7). Kita semua, orang beriman, dipanggil untuk maksud penyelamatan, antara lain menjadi terang untuk bangsa-bangsa, atau secara konkret “membuka mata orang buta, mengeluarkan orang dari hukuman dan yang duduk dalam gelap dari penjara.� Cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun atau sepak terjang kita hendaknya senantiasa dapat menjadi terang, fasilitator atau berita baik bagi siapapun. Marilah kita tidak menyia-nyiakan aneka usaha, pengorbanan dan perjuangan dari orangtua, pendidik/guru,dst..yang telah membentuk atau membina kita sehingga kita menjadi manusia sebagaimana adanya pada saat ini. Hendaknya cara hidup atau cara bertindak kita tidak membuat malu atau kecewa pada mereka itu semua, melainkan kegembiraan dan kebanggaan karena kita telah mampu menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Memang untuk menjadi terang di tengah-tengah hidup bersama pada masa kini sungguh berat dan mulia, harus menghadapi aneka tantangan, hambatan dan godaan. Kita berada dalam Pekan Suci, maka baiklah kita sungguh menyucikan diri artinya mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Kita persembahkan apa yang terbaik, termulai, paling bernilai dst. yang ada pada kita atau kita miliki bagi saudara-saudari kita; hendaknya jangan menjadikan orang lain tempat sampah alias tempat membuang sisa-sisa atau kelebihan.

Jakarta, 28 Maret 2010

Ignatius Sumarya


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy