| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 09 Februari 2011 Hari Biasa Pekan V

Rabu, 09 Februari 2011
Hari Biasa Pekan V

Awal dari doa adalah keheningan. (Ibu Teresa dari Kalkuta)

Antifon Pembuka

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, betapa agunglah Engkau! (Mzm 104:1)

Doa Pagi

Bapa, Engkau memelihara hidupku hingga saat ini. Kendati harus melalui suka duka, aku tetap menyadari campur tangan-Mu melalui rahmat dan kasih-Mu. Bantulah aku untuk selalu mampu memaknai hidupku sebagai tanda syukurku kepada-Mu. Amin.

Tuhan menciptakan segala-galanya dan menjadikan manusia sebagai yang utama dari segala ciptaan-Nya itu. Ia menempatkan manusia di dalam hadirat-Nya dan memberikan manusia jaminan kehidupan. Akan tetapi jaminan itu hanya bisa dialami sejauh manusia tetap mengindahkan perkataan dan kehendak Allah. Ketidaksetiaan akan kehendak Allah akan menyebabkan manusia kehilangan jaminan kehidupan dan mati.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (2:4b-9.15-17)

"Tuhan Allah mengambil manusia dan menempatkannya di Taman Eden."

Ketika Tuhan Allah menjadikan bumi dan langit, belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab Tuhan Allah belum menurunkan hujan ke bumi dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah. Tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu. Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuknya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; Ia menumbuhkan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya di Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia, “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Ayat. (Mzm 104:1-2a.27-28.29b-30)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak, berselimutkan terang ibarat mantol.
2. Semuanya menantikan Engkau, untuk mendapatkan makanan pada waktunya. Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.
3. Apabila Engkau mengambil roh mereka maitilah mereka dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka pun tercipta kembali dan Engkau membaharui muka bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya

Yesus menegaskan bahwa segala yang berasal dari luar diri manusia tidaklah mendatangkan yang jahat dan menajiskan manusia. Akan tetapi segala yang jahat itu justru berasal dari dalam hati manusia sendiri. Karenanya, orang perlu mendengarkan yang benar dalam hidup, yaitu perkataan Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:14-23)

"Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."

Pada suatu hari, Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarkanlah Aku, dan camkanlah ini! Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya!” Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar! Sesudah itu Yesus masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak. Maka murid-murid bertanya kepada Yesus tentang arti perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Camkanlah! Segala sesuatu yang dari luar masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskan dia, karena tidak masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya lalu dibuang di jamban.” Dengan demikian Yesus menyatakan semua makanan halal, Yesus berkata lagi, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya! Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Injil hari ini ingin mendorong kita untuk bercermin pada hati. Gereja mengajarkan bahwa hati adalah tempat perjumpaan paling tersembunyi antara Allah dan manusia. Jika hati kita kotor, bagaimana pula perjumpaan itu bisa terjadi? Maka, membersihkan hati dari segala pikiran jahat perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan adalah mutlak diperlukan.

Doa Malam

Yesus, jagalah hatiku dan bimbinglah di saat aku jatuh dalam prasangka maupun pikiran-pikiran jahat, Engkau berkenan menyadarkanku. Aku percaya Engkau selalu siap menolong dan membimbing aku. Amin.


RUAH

Selasa, 08 Februari, 2011 Hari Biasa Pekan V

Selasa, 08 Februari, 2011
Hari Biasa Pekan V

Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong --- Mzm 10:14b

Doa Renungan


Allah sumber kebijaksanaan, syukur atas hari baru yang boleh kami rasakan. Juga atas rahmat kehidupan yang boleh kami terima. Tuhan, kami sadar bahwa peraturan diperlukan untuk membuat hidup semakin teratur dan harmonis. Maka bantulah kami untuk dapat menaati peraturan yang berlaku sehingga kami dapat menghargai orang lain. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (1:20-2:4a)

"Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita."

Ketika menciptakan alam semesta, Allah bersabda, "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu, sabda-Nya, "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." Jadilah petang dan pagi: hari kelima. Bersabdalah Allah, "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata serta segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar, segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Bersabdalah Allah, " Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara; atas ternak dan atas seluruh bumi, serta atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya; menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah bersabda kepada mereka, "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Bersabdalah Allah, "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji. Itulah akan menjadi makananmu. Sedang kepada segala binatang di bumi dan burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keenam. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi beserta segala isinya. Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu. Maka berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 8:4-5.6-7.8-9; R: 2)
1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas perbuatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:1-13)

"Kamu mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia."

Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi -- seperti orang-orang Yahudi lainnya -- tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, "Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?" Jawab Yesus kepada mereka, "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." Yesus berkata kepada mereka, "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: "Hormatilah ayahmu dan ibumu!" Dan: 'Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.' Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: 'Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah', maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya. Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus terlibat perdebatan dengan kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat tentang hal-hal mana yang lebih esensial dan menjadi prioritas, dan mana yang bersifat luaran dan tidak utama. Kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat berkutat pada hal mementingkan adat istiadat kaku dan mengesampingkan isi dan hakikat hukum Taurat. Dengan gampang mereka mengadili dan menghakimi orang lain. Dengan semena-mena mereka menanggungkan beban-beban berat pada orang-orang lain.

Yesus mengecam dengan menyebut mereka ”orang-orang munafik”. Mereka hanya berpura-pura memuliakan Allah dengan bibirnya, tetapi hati mereka jauh dari Dia. Mereka lebih mementingkan adat istiadat kaku dan mengabaikan Sabda Allah serta perintah cinta kasih-Nya. Memang, lebih mudah mengenal dan menilai hal-hal luaran, tidak esensial dan tidak penting, daripada mempraktikkan tuntutan-tuntutan mendasar dari perintah Allah seperti kasih yang ikhlas dan hormat terhadap sesama. Lebih gampang hidup munafik daripada hidup lurus dan benar. Lebih gampang mengamati perilaku orang lain daripada berbuat karya baik dan nyata. Lebih gampang menjadikan aturan-aturan atau hukum-hukum tertulis sebagai dalih menghakimi atau bertindak keras terhadap orang lain daripada menghayati dan mempraktikkan semangatnya.

Kita sering merasa serba tahu tentang perintah cinta kasih, tetapi dalam kenyataannya kita jauh dari pengamalannya. Sesungguhnya, menjadi pelaku cinta kasih Allah mencerminkan maksud Allah menciptakan kita menjadi gambar dan citra-Nya (Kej. 1:26).

Tuhan Yesus Kristus, ajarilah aku untuk menjadi seorang pelaku cinta kasih yang sejati dan jauhkanlah aku dari sikap dan perilaku munafik. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 07 Februari 2011 Hari Biasa Pekan V

Senin, 07 Februari 2011
Hari Biasa Pekan V

Orang yang melarikan diri dari doa, melarikan diri dari segala sesuatu yang baik. (St. Yohanes dari Salib)

Antifon Pembuka

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, Engkau sungguh agung! Betapa banyak karya-Mu ya Tuhan, semua Kaubuat dengan bijaksana (Mzm 104:1-24)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, semua orang yang merasa lemah dan menderita menemukan kekuatan dan penghiburan pada-Mu. Dampingilah kami, bila sedang tertimpa penderitaan. Sembuhkanlah kami dari segala penyakit dan jadilah pada kepercayaan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Pada awal mula Allah menjadikan semuanya baik adanya. Alam dan segala isinya yang teratur menjadi lambang kemuliaan Tuhan. Semuanya menjadi pujian nyata bagi Allah yang agung. Allah dengan segala kuasa-Nya membagikan segala kebaikan-Nya ke dalam dunia. Allahlah sumber segala yang baik di dunia ini.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (1:1-19)

"Allah bersabda dan terjadilah demikian."

Pada awal mula Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan masih kosong. Gelap gulita meliputi samudera raya. Dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Allah bersabda, "Jadilah terang!" Maka jadilah terang. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nya dari gelap. Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Maka jadilah petang dan pagi: hari pertama. Allah bersabda, "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala, dan Ia memisahkan air di bawah cakrawala dari air di atasnya. Dan jadilah demikian. Allah menamai cakrawala itu langit. Maka jadilah petang dan pagi: hari kedua. Allah bersabda, "Hendaklah segala air di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Allah bersabda, "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari ketiga. Allah bersabda, "Jadilah benda-benda penerang di cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap, menunjukkan hari dan tahun; dan sebagai penerang pada cakrawala, biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan dua benda penerang yang besar, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang kecil untuk menguasai malam; dan Allah menjadikan juga bintang-bintang. Semuanya itu ditaruh Allah di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keempat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
atau Semoga Tuhan bersukacita atas karya-Nya
Ayat. (Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.24.35; R:31b)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak berselimutkan terang ibarat mantol.
2. Engkau telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyah untuk selama-lamanya. Dengan samudera raya bumi ini Kauselubungi, air telah naik melampaui gunung-gunung.
3. Di lembah-lembah Engkau membualkan mata air yang mengalir di antara gunung-gunung, burung-burung di udara bersarang di dekatnya, bersiul-siul dari antara dedaunan.
4. Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semuanya Kaubuat dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.

Yesus hadir di tengah-tengah dunia dan menjadikan semuanya baik kembali. Semua yang sakit dan menderita mendapatkan kembali kesehatan mereka. Dia menjadikan dunia seperti suasana penciptaan awal. Kehadiran Yesus membawa kebaikan dalam dunia yang buruk.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:53-56)

"Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh."

Pada suatu hari, Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Yesus pergi, -- ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Daya tarik pribadi Yesus membuat banyak orang mencari-Nya. Banyak orang mendapatkan `pelabuhan' atas penderitaannya dalam diri Yesus. Beban kehidupan yang kadang tak tertanggungkan, mereka bawa ke hadapan Yesus. Hal ini merupakan bagian dari pewahyuan diri-Nya bagi pergulatan hidup manusia, "Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang lelah dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu."


RUAH

Minggu, 06 Februari 2011 Hari Minggu Biasa V

Minggu, 06 Februari 2011
Hari Minggu Biasa V


JADILAH TERANG YANG SUNGGUH BERCAHAYA

“Kamu adalah terang dunia. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga." (Mat 5:14.16)


Antifon Pembuka

Marilah bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, Pencipta kita, sebab Dialah Allah kita.

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang Mahapenyayang, hanya ibadat yang tulus ikhlas, yang berkenan di hati-Mu. Berilah agar kata-kata yang kami ucapkan benar-benar kami buktikan dalam karya memuliakan Dikau dan dalam pelayanan kepada sesama. Dan semoga tingkah laku kami merupakan pewartaan kemuliaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.


Pembacaan dari Kitab Yesaya (58:7-10)


"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."


Inilah Firman Allah, "Hendaklah engkau membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 112:4-5.6-7.8a.9; Ul: 4a)

1. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gelap Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
2. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan pada Tuhan.
3. Hatinya teguh, ia tidak takut, ia murah hati, orang miskin diberinya derma. Kebajikan tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.


Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:1-5)

"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."

Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya

Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia mempunyai terang hidup.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)

"Kamu adalah garam dunia."

Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda, "Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

GARAM DAN TERANG DI MASYARAKAT

Ditegaskan dalam bacaan Injil Minggu V tahun A kali ini, Mat 5:13-16, bahwa para murid ialah "garam" dan "terang" bagi dunia. Pernyataan ini kerap mendorong agar orang berusaha sekuat tenaga menggarami dunia serta meneranginya. Dunia ini seakan-akan tempat yang hambar dan gelap belaka dan karena itu perlu diselamatkan. Itukah yang hendak diajarkan kepada para murid? Injil sebenarnya mengajarkan hal lain, yakni agar para murid tidak membiarkan diri luntur identitasnya dan bakal didiamkan orang. Bagaimana penjelasannya? Marilah kita ikuti pembicaraan mengenai garam dan terang sebelum memasuki teks Injil.

CHRIS: Kita ini sering berpanjang-panjang bicara tentang garam dan terang, bagaimana sih menerapkannya bagi orang sekarang, lebih-lebih bagi umat paroki sini.
MATT: Romo, di paroki sini atau di Vatikan garam sama-sama mengurangi rasa hambar. Omong-omong, ini nih Paulus bilang kepada umat Kolose (Kol 4:5-6): "Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang." Latinnya ay. 6 terasa gurih: "Sermo vester semper in gratia sale sit conditus...."
CHRIS: Jadi bagi Paulus kata-kata yang bijak penuh kasih itu seperti makanan yang gurih diresapi garam!
MATT Nah, tidak berputar-putar kan? Paulus menolong kita mengerti bahwa garam itu membuat orang bisa membawakan diri. Maklum orang perlu bergaul dengan "orang-orang luar", bukan hanya kalangan sendiri. Kolose itu pusat perdagangan dan industri wol zaman itu, kayak daerah industri Tangerang dan Bekasi yang menyerap tenaga kerja dari mana-mana. Para manajer di Kolose banyak yang sudah jadi umat; mereka itulah yang disurati Paulus.
CHRIS: Apa hidup sebagai terang dunia juga bisa dipandang dengan cara itu?
MATT: Terang menyingkirkan gelap, membuat pikiran bisa memilah-milah, membuat orang ber-discernment, tahu jalan yang benar, menjauhi cara-cara yang asal saja.
CHRIS: Jadinya ingat Kol 1:12. Paulus bersyukur dengan penuh sukacita kepada Bapa yang telah membuat kaum beriman di Kolose layak mendapat bagian di dalam kehidupan "orang-orang kudus dalam terang". Jadi hidup dalam kekudusan walau masih berpijak di bumi.
MATT: Pikirannya begini. Para murid sudah dilepaskan dari kuasa kegelapan - seperti dimaksud Paulus dalam ayat berikutnya. Mereka hidup dalam alam yang sudah dibuka oleh Yesus.
CHRIS: Maksudnya merdeka dari kekuatan-kekuatan yang mengungkung, meski masih di dunia ini? Dan kita musti kreatif, tidak hambar dan kabur?
MATT: Akur!

MENYIMAK Mat 5:13-16

Murid-murid disebut "Kamulah garam dunia...!" (ay. 13a). Bukannya diserukan agar mereka "menjadi" garam. Yang dimaksud ialah agar mereka tetap sebagai garam. Perkaranya, bagaimana bila dayanya hilang dan jadi hambar (ay. 13b)? Ini terjadi bila murid kehilangan identitasnya. Garam yang hambar tak berguna, bakal dibuang, diinjak-injak (ay. 13c). Murid yang tak bisa ikut membuat dunia ini makin awet dan enak didiami dengan sendirinya tidak menyumbang banyak. Sayang!

Para murid juga dibaratkan sebagai "terang dunia" (ay. 14a). Menyusul dua contoh. Pertama, kota di atas gunung tentu saja terlihat dari mana-mana (ay. 14b). Murid-murid tak bisa menutup-nutupi diri, tak bisa bersembunyi. Cara hidup mereka pasti terlihat, tak peduli apakah orang akan mendatanginya sebagai tempat berlindung atau malah sebagai sasaran kedengkian. Bagaimanapun juga, yang melihatnya tidak bakal hanya mendiamkannya. Contoh selanjutnya makin jelas. Lampu menerangi seluruh ruang karena memang dipasang di atas, tidak ditutup dengan tempayan (ay. 15). Para murid memang ada di tempat yang memungkinkan mereka menerangi seluruh ruang. Hidup sebagai murid bukan urusan kesempurnaan pribadi, melainkan hidup menerangi lingkungan. Lebih tajam lagi ay. 16. Mereka hendaknya bersinar bagi semua orang sehingga perbuatan baik mereka dilihat dan orang-orang akan "memuliakan Bapamu yang ada di surga".

PENGAJARAN YESUS DI BUKIT


Bacaan dari Mat 5:13-17 diangkat dari kumpulan ajaran Yesus yang pertama dalam Injil Matius, yaitu Mat 5-7. (Ada empat kumpulan lain, yakni Mat 10; 13; 18; 24-25.) Pada awal kumpulan pertama disebutkan, ketika melihat orang banyak, Yesus naik ke sebuah bukit dan mulai mengajar para murid yang datang kepadanya (Mat 5:1-2; lihat juga ulasan bagi hari Minggu IV yang lalu). Di situ ia mengucapkan delapan Sabda Bahagia (ay. 3-10) yang bersangkutan dengan kehidupan pada umumnya, ("Berbahagialah orang yang...!"). Sabda Bahagia yang ke delapan (ay. 10) menyebut berbahagia orang yang mengalami perlakuan buruk, dianiaya, karena mau melakukan kehendak Allah. Isi Sabda Bahagia ke sembilan, ay. 11, sama dengan yang ada dalam ay. 10 tadi, tetapi ditujukan langsung kepada para murid ("Berbahagialah kamu...!) yang mengikutinya ke bukit tadi. Mulai saat itu Yesus mulai berbicara mengenai kehidupan para murid sendiri.

Ada tiga hal yang boleh dicatat. Pertama, pembicaraan mengenai garam dan terang dunia itu menyangkut diri para murid sendiri. Kedua, konteksnya ialah pengalaman orang yang merasa dimusuhi karena melakukan kehendak Allah (ay. 10), dicela dan diperlakukan buruk karena Yesus (ay. 11). Ketiga, walaupun demikian, mereka diharapkan tetap bersuka cita dan bergembira (ay. 12), dalam bahasa sekarang, tidak kehilangan harga diri. Dalam konteks inilah pengajaran mengenai garam dan terang tampil sebagai pengajaran mengenai hidup para murid. Mereka diminta agar tetap berlaku sebagai garam dan terang kendati mereka dimusuhi. Mereka diharapkan berteguh dalam kesulitan. Inilah yang bakal membuat mereka ikut disebut "berbahagia".

Di dalam masyarakat modern pelbagai macam nilai bermunculan silih berganti, segudang gagasan dipasarkan, pelbagai keyakinan diperjualbelikan. Di hadapan semua itu orang bisa ikut arus dan akhirnya tenggelam. Acap kali ada yang memilih jalan mudah dengan menentang semua yang beredar di dunia. Itukah pengajaran bagi para murid? Garam dan terang tidak mesti berkonfrontasi dengan dunia. Peran utamanya justru membuat dunia tak gampang membusuk dan malah semarak indah dilihat, bukan mencurigai dan memusuhinya.

DI MASYARAKAT YANG BERLAPIS-LAPIS


Dalam konteks pengajaran di Bukit, menjadi murid jelas bukan ditujukan bagi keselamatan sendiri atau demi keluhuran sang guru, melainkan agar orang banyak bisa melihat betapa Yang Mahakuasa yang di surga itu bisa dialami sebagai yang sebagai Bapa yang Maharahim. Perbuatan baik para murid menjadi jalan bagi Yang Mahakuasa agar terlihat oleh orang banyak sebagai Bapa!

Bisakah orang tetap menjadi garam dan terang di dalam masyarakat majemuk dan yang rumit susunannya seperti masyarakat zaman ini? Orang tak bisa tinggal hanya di dalam kelompok sendiri. Mau tak mau akan ikut berperan di dalam macam-macam tataran lain. Bisakah orang tetap punya identitas? Ya. Sekali ditaburkan, garam memberi rasa pada sayur. Begitu pula terang menyinari seluruh ruangan, tidak terbatas di satu sudut saja. Bila ada tempat yang tidak kena terang atau tidak tergarami, itu karena ada penghalangnya. Dalam masyarakat yang berlapis-lapis, para murid tidak hanya menggarami kelompok sendiri atau menerangi lingkungan terbatas. Yang terjadi pada satu tataran akan ada kelanjutannya di lapis lain pula. Katakan saja "garam dan terang dunia" itu membola dunia. Bila hanya setempat-setempat saja, maka hidup sebagai garam dan terang "bagi dunia" itu hanya tetap wacana belaka. Di era yang makin mengalami globalisasi ini, makin besar pula peran garam dan terang tadi. Yang tidak menjalankannya akan menjauhi kenyataan dan menjadi hambar, ambles, padam, tak masuk hitungan.

Hidup sebagai garam bukan berarti terjun mengasinkan orang-orang lain dengan menonjolkan ibadat serta rumus-rumus kepercayaan sendiri. Itu justru arah yang semakin ke diri sendiri, makin sungsang. Garam itu meluas, tidak menciut. Hidup sebagai terang berpusar ke luar, tidak berputar ke dalam. Maka usaha mendapat pengikut sebanyak-banyaknya ala kegiatan proselitisme bukan tafsiran garam dan terang dunia yang bisa dipertanggungjawabkan. Lalu apa?

Sekali lagi Mat 5:16 dapat dipakai sebagai pegangan. Para murid diminta agar melakukan perbuatan yang bakal membuat orang-orang bisa memuliakan Bapa yang ada di surga. Maksudnya ialah agar perbuatan dan tingkah laku para murid itu menjadi bentuk kehadiran Bapa di dunia ini. Kehadiran seperti ini tidak dapat dipaksa-paksakan kepada orang banyak. Hanya bisa dipersaksikan. Dan itu tidak selalu mudah dimengerti. Kerap kali sikap kurang menerima dan memusuhi berawal dari kurang mengenali apa yang sedang terjadi. Maka tindakan yang paling bijak ialah membuat agar didengar dan dikenal terlebih dulu secara apa adanya. Makin berlapis-lapis sebuah masyarakat, makin perlu identitas masing-masing kelompok tampil dengan jujur. Tanpa integritas, dengan mudah terjadi saling kecurigaan mengenai itikad baik masing-masing dan kesetujuan-kesetujuan bersama susah tercapai. Memang keragaman dapat mengakibatkan sikap apatis, luntur, ngikut aje, pindah-pindah. Tetapi justru garam dan terang bagi dunia itu akan menghilangkan rasa hambar dan mengendalikan kesimpangsiuran.

Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 05 Februari 2011 Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan Martir

Sabtu, 05 Februari 2011
Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan Martir


"Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka." (Mrk 6:34).

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakudus, terima kasih atas anugerah St. Agata yang Engkau karuniakan kepada kami sebagai teladan dalam memperjuangkan iman. Semoga kami hari ini juga mampu meneladan St. Agata dengan berani meninggalkan kepentingan diri sendiri untuk membantu mereka yang membutuhkan. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Menutup suratnya, penulis Kitab Ibrani mengajak kita semua untuk tidak lupa senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan melalui Yesus Kristus. Kita diajak pula untuk melakukan tugas dan tanggung jawab dengan senang hati. Syukur dan sukacita hendaknya menyertai setiap perjuangan iman kita.

Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (13:15-17.20-21)

"Semoga Allah damai sejahtera melengkapi kamu dengan segala yang baik."

Saudara-saudara, marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin, bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik. Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1.3a.4b.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaanmu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:17)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

Dalam tugas dan pekerjaan yang berat orang perlu mengatur diri dengan baik. Yesus dan para murid berusaha untuk beristirahat dan berdoa dalam tugas pelayanan mereka. Kiranya dengan hal itulah mereka masih punya hati yang peka menanggapi kebutuhan umat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)

"Mereka itu bagaikan domba-domba tak bergembala."

Pada waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Sabtu, 05 Februari 2011
Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan Martir


"Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka." (Mrk 6:34).


Doa Renungan


Allah Bapa yang mahakudus, terima kasih atas anugerah St. Agata yang Engkau karuniakan kepada kami sebagai teladan dalam memperjuangkan iman. Semoga kami hari ini juga mampu meneladan St. Agata dengan berani meninggalkan kepentingan diri sendiri untuk membantu mereka yang membutuhkan. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Menutup suratnya, penulis Kitab Ibrani mengajak kita semua untuk tidak lupa senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan melalui Yesus Kristus. Kita diajak pula untuk melakukan tugas dan tanggung jawab dengan senang hati. Syukur dan sukacita hendaknya menyertai setiap perjuangan iman kita.

Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (13:15-17.20-21)

"Semoga Allah damai sejahtera melengkapi kamu dengan segala yang baik."

Saudara-saudara, marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin, bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik. Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1.3a.4b.5.6, Ul: lih. 1)

1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaanmu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:17)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

Dalam tugas dan pekerjaan yang berat orang perlu mengatur diri dengan baik. Yesus dan para murid berusaha untuk beristirahat dan berdoa dalam tugas pelayanan mereka. Kiranya dengan hal itulah mereka masih punya hati yang peka menanggapi kebutuhan umat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)
"Mereka itu bagaikan domba-domba tak bergembala."

Pada waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

FIRST DATE, "Woow... senengnya 10 menit lagi Hendri jemput aku! Mmm..... dah cantik belum ya?" ucap Magdalena di depan cermin sambil tersenyum. Tiba-tiba ada suara bentruan keras di depan rumahnya. Ia segera berlari untuk memastikan apa yang terjadi. Ternyata, baru saja terjadi peristiwa tabrak lari.

Banyak orang berkerumun melihat kejadian tersebut, namun tak seorang pun yang membantu. Entah karena mereka ketakutan atau mungkin karena mereka tidak mau ikut campur. Magdalena juga sangat terkejut dan ketakutan karena korban tabrak lari itu berlumuran darah. Namun, hatinya tergerak untuk menolong; rasa ibanya mampu mengalahkan rasa takutnya. Magdalena berlari ke arah korban tanpa mempedulikan pria pujaan hatinya yang sebentar lagi akan datang. Lalu ia mencoba memapahnya sambil berkata: "Maria kita bawa ke Puskesmas sekarang, Pak" ujarnya kepada bapak- bapak yang ada di sekelilingnya. Bapak-bapak itu pun segera membantu Magdalena.


Akhirnya, tibalah mereka di Puskesmas yang jaraknya hanya 70 meter dari rumah Magdalena. "Terima kasih banyak, Nak. Untung ada kamu," ucap bapak itu kepadanya sambil menangis.


Belas kasihan merupakan hakikat Allah. Meskipun Yesus lelah, tetapi karena kasih-Nya pada umat-Nya, Ia tetap melayani mereka dengan penuh kasih dan mengajarkan mereka banyak hal.


Dewasa ini, banyak orang bersikap acuh tak acuh terhadap penderitaan jasmani maupun rohani yang dialami oleh orang lain. Yesus ingin dan mengharapkan agar kita sebagai pengikut-Nya memiliki sikap belas kasihan dan hati seorang gembala yang ingin menolong sesama yang terlantar dan menderita. Hati yang peka dan bijaksana menuntun kita menghayati kasih dan kebenaran sejati hingga melupakan diri kita sendiri.


Ya Tuhan, aku mau menjadi murid-Mu yang memiliki hati yang peka dan bijaksana dalam membantu sesamaku. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 04 Februari, 2011 Jumat Pertama Dalam Bulan

Jumat, 04 Februari, 2011
Jumat Pertama Dalam Bulan

Kita berbicara dengan Allah bila berdoa, kita mendengarkan-Nya bila membaca amanat-amanat ilahi. (St. Ambrosius)


Antifon Pembuka

Tuhanlah cahaya dan penyelamatku, siapa kan kutakuti? Tuhanlah benteng hidupku, siapa kan kugentari?


Doa Pagi

Tuhan Yesus, kami percaya kasih-Mu tetap sama baik kemarin, hari ini, dan selama-lamanya. Buatlah kami mampu merasakan kasih-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Orang perlu memelihara kasih persaudaraan dalam hidup mereka. Sikap itu dijaga dengan selalu berbuat yang baik dan benar. Dasar kasih ini ada pada Tuhan yang menjamin hidup manusia. Dialah Tuhan Yesus Kristus yang tetap sama baik dulu, sekarang, maupun di masa mendatang. Karena itu, mengikuti teladan para pemimpin dan mencontoh iman mereka juga merupakan tindakan menjaga kasih persaudaraan.


Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (13:1-8)

"Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."

Saudara-saudara, peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu enggan memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang – tanpa menyadarinya – telah menjamu malaikat-malaikat. Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri pun adalah orang-orang hukuman. Ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri masih hidup di dunia ini. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan, dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Janganlah kamu menjadi hamba uang, tetapi cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” Ingatlah akan pemimpin-pemimpinmu, yang telah menyampaikan sabda Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka, dan contohlah iman mereka. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 27:1.3.5.8b-9abc; R:1a)

1 .Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; sekalipun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.
3. Sebab di kala ada bahaya, Tuhan melindungi aku dalam pondok-Nya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.
4. Wajah-Mu kucari ya Tuhan, maka janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku, janganlah membuang aku.


Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya.

Herodes berbuat melawan hatinya sendiri karena dia tidak mau kehilangan hormat dan penghargaan dari mereka yang mengenalnya. Dia juga tidak bias memutuskan sesuatu yang benar karena tidak mau mendengarkan suara hatinya sendiri dan lebih menuruti apa yang diinginkan orang lain meskipun tidak benar.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:14-29)

"Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi."

Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan, “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata, “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan kini bangkit lagi.” Memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk para pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu puteri Herodias tampil lalu menari dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka Raja berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu dalam sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Kesalahan dan dosa itu mengusik hati, karena bukan barang mati. Kesalahan dan dosa Herodes memenggal kepala Yohanes Pembaptis mengusik hati si raja bengis tersebut terus menerus. Saat mendengar berita tentang Yesus, raja Herodes ketakutan. Injil hari ini membawa pesan untuk kita bahwa orang yang mencelakai sesamanya bukanlah orang kuat, melainkan justru orang yang rapuh dan keropos seperti Herodes.

Doa Malam

Bapa, Engkau tahu bahwa sifat tamak selalu menjadi kelemahan kami manusia. Ampunilah kami ya Tuhan. Buatlah kami bijaksana dalam menjalani kehidupan modern yang penuh dengan tawaran menggoda dan kenikmatan semu. Terpujilah Engkau kini dan sepanjang masa. Amin.



RUAH

Kamis, 03 Februari 2011 Hari Biasa Pekan IV

Kamis, 03 Februari 2011
Hari Biasa Pekan IV
Catatan: Menurut tradisi Gereja Timur dan Barat, hari ini dapat diberikan “Berkat Santo Blasius”. Umat menghampiri imam seperti acara komuni. Sambil memegang dua batang lilin yang disilangkan pada leher umat ybs. imam berkata: Semoga berkat doa Santo Blasius, Uskup dan Martir, Allah membebaskan Saudara dari penyakit tenggorokan dan penyakit-penyakit lain. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. – Amin (lihat Kumpulan Upacara, hlm. 150).

"Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemahsyuran-Mu sampai ke ujung bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan" --- Mzm 48:11

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Putra-Mu telah memberi teladan kesetiaan akan iman dan ketekunan untuk menjalankan tugas perutusan-Mu demi kemuliaan nama-Mu. Siapkanlah hati dan budi kami untuk mendengarkan sabda-Mu agar kami semakin mengenal dan mengikuti teladan kehidupan Putra-Mu, Yesus Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Penulis Kitab Ibrani meyakinkan kita bahwa kita telah datang pada iman yang benar. Kita telah datang ke bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem Surgawi. Dalam hidup, kita diminta untuk tidak ragu lagi atas kepercayaan itu.

Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (12:18-19.21-24)

"Kalian telah datang ke bukit Sion dan kota Allah yang hidup."

Saudara-saudara, sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai, kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka, Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar." Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Dalam bait-Mu, ya Allah, kami mengenangkan kasih-Mu.
Ayat. (Mzm 48:2-3ab.3cd-4.9.10-11)
1. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
2. Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.
3. Apa yang kita dengar, sungguh kita lihat, di kota Tuhan semesta alam, di kota Allah kita; Allah menegakkannya untuk selama-lamanya.
4. Dalam bait-Mu, ya Allah, kami renungkan kasih-setia-Mu. Nama-Mu, ya Allah, sampai ke ujung bumi; demikian pulalah kemasyhuran-Mu; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat.
Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil. Alleluya

Para murid diajak Yesus untuk ikut serta dalam perutusan-Nya, mewartakan Kerajaan Allah. Meskipun Yesus memberi kuasa atas roh-roh jahat, mereka pertama-tama diminta agar bekerjasama dengan orang lain dalam perutusan. Mereka diminta pula untuk hidup semata-mata bergantung pada kebaikan Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)

"Yesus mengutus murid-murid-Nya."

Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Tahap baru dalam keikutsertaan para murid atau pemuridan (discipleship) adalah menerima dan menjalankan tugas perutusan dari Tuhan. Kedua belas murid dipanggil dan diutus berdua-dua serta diberi kuasa yang menyertai penugasan mereka. Ada tiga tugas pokok yang dipercayakan kepada para murid: pertama, memaklumkan Kerajaan Allah dan mengajak orang-orang untuk mengubah diri (metanoia), agar mereka dapat mengalami kehidupan baru bersama Yesus; kedua, membebaskan banyak orang dari pengaruh-pengaruh roh-roh jahat; ketiga, mengurapi orang-orang sakit dengan minyak dan memulihkan mereka secara utuh.

Dengan menjalankan tugas-tugas itu, para murid membuat Kerajaan Allah hadir dan dialami secara konkret dalam realitas kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkan hal itu, para murid harus merasa bebas secara batin, tanpa ikatan-ikatan, tanpa membawa bagasi-bagasi kehidupan yang berat. Menerima perutusan dari Yesus berarti bersedia (availability) dan bebas bergerak (mobility) ke mana tugas memanggil mereka.

Setiap orang Kristiani yang telah dibaptis, atas caranya masing-masing, dipanggil untuk berbuat hal yang sama sesuai bidang pengabdiannya. Tidak ada yang dikecualikan dari tugas perutusan untuk mewartakan dan menghadirkan kabar gembira keselamatan Tuhan. Tuhan yang mengutus adalah Dia, yang tetap menyertai dan memberi kekuatan agar para utusan-Nya sanggup menyelesaikan tugas perutusan itu dengan baik.

Ya Tuhan, ajarilah aku menjadi utusan warta gembira-Mu yang setia serta bimbinglah aku untuk mengutamakan Kerajaan-Mu di atas segala-galanya. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy