| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

PESAN RADIO NATAL 2012 - Vikjen Keuskupan Surabaya

Saudara-i para pendengar, yang dikasihi Tuhan,
“Jangan takut, sesungguhnya aku memberitakan kepadamu sukacita yang besar untuk seluruh bangsa”, demikian para malaikat meyakinkan kepada para gembala agar tidak takut atas peristiwa ilahi ini.
 
Natal bukanlah peristiwa yang menakutkan melainkan peristiwa sukacita; the news of great joy. Injil mengisahkan demikian karena memang ada pihak-pihak yang menganggap Natal sebagai ancaman dan menindaklanjuti ketakutan dengan kekerasan. Sikap Herodes merupakan contoh nyata bagaimana seseorang yang sungguh takut  dan lalu memakai kekerasan untuk membunuh semua anak anak, benih generasi masa depan, supaya tidak mengganggu keserakahan dan kesesatan jiwa mereka.
 
Warta penghiburan ini ditangkap sebagai ancaman bagi kubu Herodes. Namun ditangkap sebagai pengalaman rohani oleh para gembala. Para gembala adalah orang kelas bawah, sederhana, kurang berpendidikan, namun mempunyai keterbukaan hati bagi Firman. Natal menjadi sukacita rohani dan perayaan kehidupan bersama para malaikat sorgawi bagi orang yang terbuka hati. Maka bagi para gembala, tiba tiba dalam penglihatan rohaninya, mereka mengalami bersatu dengan pujian bala tentara sorgawi. Seluruh dirinya terangkat  ke pengalaman ajaib kemuliaan Allah di dalam hidup keseharian. Sorga dan bumi menyatu dalam kesadaran. Para gembala sederhana masuk dalam bilangan orang yang berkenan kepada Allah.
 
Saudara-i para pendengar, yang dikasihi Tuhan,
Dalam kancah kehidupan duniawi sehari hari, seringkali memang tidak mudah untuk membedakan antara ancaman dan peluang berkat. Namun sangatlah jelas dan kontras perbedaan buah dari keduanya, ketakutan terhadap ancaman membuahkan kekerasan, namun keterbukaan hati terhadap peluang berkat membuahkan penyembahan. Kalau Herodes berangkat menghimpun para algojo untuk melaksakan agenda kekerasan, sedangkan para gembala berangkat untuk menyembah dan memuliakan kehadiran Tuhan yang SOLIDER dan penuh KASIH dalam peristiwa sederhana di kandang Betlehem. Kekerasan dan Natal adalah dua hal yang bertolakbelakang, terpisah tak terjembatani. Allah yang disembah dalam Natal adalah Allah yang mengasihi dan membawa damai. Kekerasan tidak pernah dapat dipakai untuk menjumpai Tuhan.
 
Dunia kita saat ini dipenuhi dengan kekerasan; kekerasan terhadap sesama manusia, terhadap alam, terhadap kebenaran, terhadap kebebasan, terhadap solidaritas, terhadap kerukunan, terhadap perbedaan keyakinan dan bahkan terhadap Tuhan. Dunia saat ini begitu asing dan jauh dari KASIH.
 
Saudara-i para pendengar, yang dikasihi Tuhan,
Paus Benedictus XVI, pada Natal tahun 2005, untuk mengawali misinya sebagai pemimpin rohani Umat Katolik sedunia, beliau menerbitkan ensikliknya yang pertama yang berjudul Deus Caritas Est  (Allah adalah Kasih). Paus hendak menempatkan semua yang dipikirkan, rencanakan, putuskan dan lakukan… dengan demikian juga dia harapkan untuk diikuti oleh umat Kristiani sedunia, yaitu MEWARTAKAN bahwa ALLAH yang benar adalah KASIH
 
KASIH adalah ukuran untuk mengetahui apakah Allah yang sedang kita sembah adalah Allah yang benar. Maka bagi kita menjadi sederhana dan mudah untuk mengukur diri, Allah yang kita sembah dengan dan dalam kekerasan, kemarahan dan dendam bukanlah Allah yang benar.
 
Para pemimpin Umat Katolik dan Kristen yang bersatu dalam Konferensi Waligereja Indonesia dan Persatuan Gereja-gereja Indonesia pada Natal Tahun 2012 ini melihat dan menyerukan pentingnya kesadaran akan Hakekat Allah yang adalah Kasih ini. Judul dari pesan Natal tahun ini, “ALLAH TELAH MENGASIHI KITA” (1 Yoh4:19).
 
Saudara-i para pendengar, yang dikasihi Tuhan,
Peristiwa Natal  memuat dua hal mendasar, yakni : HAKIKAT dan MISI/tugas perutusan.
 
Pertama, Apakah Hakikat peristiwa Natal?  Natal adalah PERISTIWA INKARNASI KASIH dan SOLIDARITAS ALLAH. Peristiwa yang mewahyukan kebenaran ilahi bagi kita manusia, bahwa ALLAH mengasihi kita. Suatu bentuk Solidaritas Allah.
Solidaritas dan KASIH  adalah dua sisi dari satu keping matauang yang sama. Dua hal yang konstitutif/komplementer. Tidak akan terjadi solidaritas sejati tanpa kasih. Dan tidak ada kasih tanpa wujud solidaritas.
 
Kedua, lalu apa Misi dari Natal. Setelah memahami hakekat Natal adalah inkarnasi Allah yang mengasihi kita, lalu apa yang menjadi perutusan kita? Dengan merayakan Natal ini kita diajak untuk BERBUAT KASIH seperti Tuhan mengasihi kita. Supaya setiap orang yang merayakan Natal juga Mengasihi seperti Allah. Di titik inilah wujud pertobatan kita tahun ini. Natal bukan sekedar perayaan pesta namun panggilan berbuat Kasih dan Solider.
 
Ada empat perutusan yang diserukan para Uskup seluruh Indonesia tahun ini sebagai wujud Kasih dan solidaritas:
  1. Umat Kristiani diajak untuk ambil bagian membela dan menyelamatkan keutuhan alam lingkungan hidup. Kekerasan dan kesewenangwenangan terhadap alam tiada lain penodaan terhadap Kasih Allah dan kejahatan terhadap dunia manusia. Oleh karenanya konferensi para Uskup sepakat untuk mendalami suatu pola pastoral berbasis cinta akan keselamatan ekologi.
  2. Umat Kristiani bekerjasama dengan siapa saja yang berkehendak baik membangun persaudaraan sejati, membangun budaya damai dengan mengatasi sikap intoleran dan konflik kemanusiaan.
  3. Umat Kristiani menyadari dan menyerukan bahwa KORUPSI merupakan penodaan/pengkianatan terhadap keadilan. Perjuangan dan dukungan terhadap pemberantasan korupsi adalah wujud kasih Natal, sebagaimana solidaritas Tuhan terhadap derita kemiskinan, Yesus yang lahir di kandang Betlehem, solidaritas dengan penderitaan kaum pinggiran.
  4. Umat Kristiani peka dan sadar bahwa dalam tata sosial kemasyarakatan, rasa keadilan mesti dijaga dengan penegakan hukum secara benar dan adil. Orang yang menghayati Kasih Allah adalah orang yang taat dan menghormati hukum. Kita semua prihatin dengan aneka berita kebobrokan proses penegakan hukum. Umat Kristiani dilarang ambil bagian dalam konspirasi semacam itu.
 
Saudara-i para pendengar, yang dikasihi Tuhan,
Pada kesempatan ini saya mengingatkan bahwa di seluruh wilayah gereja Katolik Keuskupan Surabaya, pada tahun 2013 nanti kita canangkan sebagai Tahun Kaum Muda dan Kerasulan Kitab Suci. Bapak Uskup, Msgr V Sutikno Wisaksono menghimbau supaya kita semakin serius memperhatikan pendampingan kaum muda supaya kelak mereka menjadi insan pembaharu yang punya integritas iman yang mendalam dan kepribadian tangguh untuk membangun bangsa.
 
Mengapa juga menjadi Tahun Kitab Suci? Arah Dasar Keuskupan mengamanatkan gerakan cinta akan Kitab Suci. Kitab Suci adalah Surat CINTA Allah kepada manusia. Seperti ditegaskan oleh Santo Hironimus, barangsiapa tidak mengenal Kitab Suci, maka juga tidak mengenal Yesus. Dengan spirit Natal tahun ini, mari kita semakin mewujudkan gerakan Kasih di tengah masyarakat dengan disertai pemahaman dan penghayatan Firman Tuhan secara mendalam. Sehingga setiap insan Kristiani adalah Pelaku Firman, menjadi saksi Kasih Allah bagi sesama.
 
Akhirnya ,
Saya atas nama Msgr V. Sutikno Wisaksono, pimpinan umat Katolik Keuskupan Surabaya, beserta seluruh Kuria Keuskupan Surabaya, mengucapkan selamat Natal 2012 dan Tahun Baru 2013.
 
 
Tuhan memberkati.
 
RD. Ag. Tri Budi Utomo
Vikaris Jenderal Keuskupan Surabaya
 
www.komunio.org  

Selasa, 25 Desember 2012 Hari Raya Natal (Siang)

Selasa, 25 Desember 2012
Hari Raya Natal (Siang)

Melalui kata-kata Kitab Suci, Allah hanya mengatakan satu kata: Sabda-Nya yang tunggal, dan di dalam Dia Ia mengungkapkan Diri seutuhnya: Bdk. Ibr 1:1-3.
"Sabda Allah yang satu dan sama berada dalam semua Kitab; Sabda Allah yang satu dan sama bergaung dalam mulut semua penulis Kitab yang suci. Dan karena sejak awal Ia adalah Allah pada Allah, Ia tidak membutuhkan suku-suku kata, karena Ia tidak bergantung pada waktu" (Agustinus, Psal. 103,4,1). --- Katekismus Gereja Katolik, 102
Antifon Pembuka (Yes 9:6)

Seorang Bayi telah lahir bagi kita, seorang Putera telah diberikan kepada kita. Ia menyandang kekuasaan di bahu-Nya, dan akan disebut Penasihat Agung.

Doa

Allah Bapa yang maha pengasih, Engkau telah menciptakan manusia secara mengagumkan, namun secara lebih mengagumkan lagi Kaubaharui dia. Kami mohon, Kauperkenankan ikut ambil bagian dalam keallahan Dia, yang berkenan mengenakan kemanusiaan kami. Dialah yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Yesaya (52:7-10)
  
"Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umatnya."
 
O betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan bentara yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik; yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion, "Allahmu meraja!" Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: Mereka bersorak-sorai serempak. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana Tuhan kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umat-Nya. Ia telah menebus Yerusalem. Tuhan telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3b.3c-4.5-6; Ul:3c)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di antara para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (1:1-6)
  
"Allah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya."
 
Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Tetapi pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Dialah yang menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah berhasil mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi. Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sebagimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu Allah pernah berkata, "Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan" Atau pun: "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku". Lagipula, ketika mengantar Anak-Nya yang sulung ke dunia, Allah berkata, "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat:2/4
Hari ini cahaya gemilang turun ke dunia, dan fajar suci menyinari kita; marilah menyembah Tuhan, hai semua bangsa.
  

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:1-18)
 
"Firman telah menjadi manusia."
 
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni (Mzm 97:3)

Segala ujung bumi menyaksikan penyelamatan oleh Allah.

Renungan
   
TELAH MENJADI MANUSIA

Saudara, tatkala kita merayakan Natal, rasanya dunia menjadi berbeda. Terasa begitu sejuk, nyaman dan damai. Hampir semua orang tersenyum manis di waktu Natal. Suasana kota yang biasanya begitu sibuk dan acuh tak acuh itu, tiba-tiba menjadi begitu ramah dan damai. Bagi kita, umat Katolik, tentu Natal membuat kita merasa bahagia.

Namun, apakah sebenarnya makna Natal itu bagi kita? Injil Yohanes dengan jelas menggambarkan Sang Sabda yang bersedia turun ke dunia dan menjadi manusia serta tinggal di antara kita (Yoh 1:14). Dalam Injil Misa Siang, penginjil Yohanes menggunakan kata "dunia" (lih. ay. 9-10). Kata ini mengacu pada tempat beradanya kekuatan-kekuatan gelap yang melawan kehadiran ilahi. (lih. ay. 5). Ke tempat seperti inilah Terang Ilahi bersinar dan Terang-Nya tidak dikalahkan oleh kekuatan-kekuatan gelap mana pun.

Apa pesannya bagi kita? Hari raya Natal akan besar maknanya bagi zaman kita ini bila ditegaskan bahwa iman akan Yesus Kristus yang lahir di dunia menjadikan kita percaya bahwa Terang-Nya tak terkalahkan meskipun banyak yang menghalanginya. Artinya, mereka yang menganggap ciptaan ini buruk dan gelap belaka serta memperlakukannya dengan buruk bisa jadi sudah mulai memisahkan diri dari Dia, sumber terang itu sendiri. Orang-orang yang demikian ini dengan sendirinya akan tersingkir. Sebaliknya, mereka yang percaya bahwa jagat ini dapat menjadi baik dan ikut mengusahakannya menjadi lebih baik, sebetulnya mereka ada di pihak Dia.

Akhirnya, biarlah makna Natal ini dapat kembali menyegarkan kita dan membuat kita kembali dapat merasakan kebahagiaan dan damai Natal. Biarlah peristiwa Natal ini membuat kita bersukacita karena melihat kebaikan dan kebesaran Allah yang mau menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Dia bersedia menjadi sama dengan manusia dalam segala hal kecuali dalam hal dosa. Dia mau setia untuk tinggal bersama manusia dan terus membarui manusia dengan Terang-Nya yang mengagumkan.

Semoga kita selalu ada di pihak Yesus, Sang Sabda yang telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Semoga kita selalu bersama-Nya, Sang Anak Tunggal Bapa, penuh kasih, karunia dan kebenaran. Yesus Kristus, Dialah Terang Hidup kita. Selamat Hari Raya Natal!

RUAH

KOBUS: Hari Raya Natal




silahkan klik gambar untuk memperbesar

Selasa, 25 Desember 2012 Hari Raya Natal (Pagi)

Selasa, 25 Desember 2012
Hari Raya Natal (Pagi)

   
“Tidak ada yang lebih diperlukan untuk menumbuh-kembangkan pengharapan kita selain menunjukkan kepada kita bagaimana Allah sungguh-sungguh mengasihi kita. Dan bukti apa yang lebih kuat tentang hal ini selain bahwa Anak Allah telah menjadi teman seperjalanan dengan kita dalam kodrat manusia.” --- St. Agustinus (De Trinitate xiii)

Antifon Pembuka (Yes 9:2.6; Luk 1:33)

   
Hari ini cahaya bersinar atas kita, sebab Tuhan telah lahir bagi kita. Ia akan disebut Penasihat Ajaib, Allah Perkasa, Raja Damai, Bapa Kekal dan kerajaan-Nya takkan berakhir.

  
Doa Pagi 
   

Allah Bapa maha pengasih, Engkau telah menciptakan manusia secara mengagumkan, namun secara lebih mengagumkan lagi Kaubaharui dia. Kami mohon, Kauperkenankan ikut ambil bagian dalam keallahan Dia, yang telah berkenan mengenakan kemanusiaan kami. Dialah yang hidup dan berkuasa, bersama Bapa dan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (62:11-12)

    
"Katakanlah kepada puteri Sion: Sesungguhnya, keselamatanmu datang."
   
Inilah yang telah diperdengarkan Tuhan sampai ke ujung bumi: Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Penyelamatmu datang! Mereka yang dikumpulkan dengan jerih payah-Nya ada bersama-sama dengan Dia, dan mereka yang dihimpun-Nya berjalan di hadapan-Nya. Orang akan menyebut mereka: "Bangsa-Kudus", Orang-orang Tebusan-Tuhan"; dan engkau akan disebut: "Yang-Dicari", "Kota-Yang-Tidak-Ditinggalkan".
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
   

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 97:1.6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Langit memberikan keadilannya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
2. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (3:4-7)
   
"Oleh kasih karunia-Nya, kita berhak menerima hidup yang kekal"
   
Saudaraku terkasih, ketika kerahiman dan kasih Allah serta Juruselamat kita telah nyata kepada manusia, kita diselamatkan oleh Allah. Hal itu terjadi bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmat-Nya berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita lantaran Yesus Kristus, Juruselamat kita. Dengan demikian kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya berhak menerima hidup yang kekal sesuai dengan pengharapan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:14; 2/4)

Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:15-20)
    
"Segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka."
   
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yosef dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

  
Antifon Komuni (Za 9:9)

  
Bersorak-sorailah, hai Puteri Sion, bergembiralah, hai puteri Yerusalem. Lihatlah, Raja-mu, Penyelamat dunia, datang, kudus dan jaya.


Renungan

Selamat merayakan Natal, sebuah perayaan iman akan datangnya Sang Mesias dalam hidup kita. Semoga Natal kali ini membawa damai sejahtera dalam hidup pribadi, keluarga, Gereja dan masyarakat kita. Kabar gembira yang diwartakan oleh para malaikat adalah kabar tentang sukacita dan damai sejahtera bagi seluruh bangsa. Kabar sukacita itu tidak datang di sebuah rumah sakit yang mewah atau di sebuah kota yang besar dalam gemerlap lampu yang terang, melainkan bergema dari sebuah kandang ternak yang gelap di sebuah desa terpencil. Kabar sukacita itu bukan pertama-tama datang kepada pejabat-pejabat atau orang-orang cendekiawan dan pemuka agama, melainkan datang kepada gembala-gembala ternak yang tidak terdidik dan miskin. Kita dipanggil untuk mewartakan kabar sukacita itu. 


  Natal adalah momen paling indah untuk mewujudkan semangat "gerakan turun" atau solidaritas dari Allah. Bukan zamannya lagi anak-anak kecil diajar untuk menunggu kado dari Om Sinterklas. Tetapi, ajarilah anak-anak kita untuk membungkus kado dan pergi ke pojok-pojok jalan dan berbagi dengan teman-temannya yang sedang susah untuk mendapat makanan. Selain bergembira dalam keluarga dan komunitas, kita semua dipanggil bukan sekadar untuk penerima kabar sukacita, namun justru menjadi pewarta kabar sukacita. 


Ya Tuhan, dalam semangat Natal ini, semoga aku pun dengan hati gembira menjadi pewarta kabar gembira bagi sesamaku yang membutuhkan. Amin.

“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya” (Ibr 11-2). Kristus, Putera Allah yang menjadi manusia, adalah Sabda Bapa yang tunggal, yang sempurna, yang tidak ada taranya. Dalam Dia Allah mengatakan segala-galanya, dan tidak akan ada perkataan lain lagi. Hal ini ditegaskan dengan jelas oleh santo Yohanes dari Salib dalam uraiannya mengenai Ibrani 1:1-2:
“Sejak Ia menganugerahkan kepada kita Anak-Nya, yang adalah Sabda-Nya, Allah tidak memberikan kepada kita sabda yang lain lagi. Ia sudah mengatakan segala sesuatu dalam Sabda yang satu itu…. Karena yang Ia sampaikan dahulu kepada para nabi secara sepotong-sepotong, sekarang ini Ia sampaikan dengan utuh, waktu Ia memberikan kita seluruhnya yaitu Anak-Nya. Maka barang siapa sekarang ini masih ingin menanyakan kepada-Nya atau menghendaki dari-Nya penglihatan atau wahyu, ia tidak hanya bertindak tidak bijaksana, tetapi ia malahan mempermalukan Allah; karena ia tidak mengarahkan matanya hanya kepada Kristus sendiri, tetapi merindukan hal-hal lain atau hal-hal baru” (Carm. 2,22). --- Katekismus Gereja Katolik, 65

Ziarah Batin 2012, Renungan dan Catatan Harian 

Senin, 24 Desember 2012 Sore Menjelang Hari Raya Natal

Senin, 24 Desember 2012
Sore Menjelang Hari Raya Natal
 
Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. --- Kis 13:22-23

Antifon Pembuka (Bdk. Kel 16:6-7)

Hari ini kamu akan tahu bahwa Tuhan akan datang menyelamatkan kita, dan besok pagi akan kamu saksikan kemuliaan-Nya.

Doa Pagi

      
Ya Allah, setiap tahun Engkau menggembirakan kami dengan menantikan penebusan. Semoga kami, yang dengan gembira menerima Putra Tunggal-Mu sebagai Penebus, layak menghadap Dia dengan hati tenang, manakala Ia datang sebagai hakim. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (62:1-5)

    

"Seorang mempelai girang hati melihat pengantin perempuan." 
     
Oleh karena Sion aku tidak akan berdiam diri dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebaenaranmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami, sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.16-17.27.29; Ul: 2)

1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-menurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-menurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapa-kulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku." Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.

B
acaan dari Kisah Para Rasul (13:16-17.22-25)
    

"Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak."
  
  Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Perga, setelah pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, Paulus bangkit dan memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata, "Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel telah memilih nenek moyang kita, dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang perkasa Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. Lalu Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud ini Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 1:38; 2/4)
Aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataan-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 1:1-25 (Singkat: Mat 1:18-25)
      

"Silsilah Yesus, anak Daud."
        
Kelahiran Yesus Kristus adalah sebagai berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi: 'Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Imanuel' yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki, dan Yusuf menamai anak itu Yesus.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Ketika kita mengenal orang terkenal atau orang penting, kita akan bertanya siapaorang itu, dari mana asalnya dan siapa orangtua atau leluhurnya. Latar belakang seseorang sering kita cari supaya kita lebih mengenal orang yang bersangkutan. Sejarah dan latar belakang seseorang akan menentukan sikap dan penerimaan kita terhadap pribadi yang bersangkutan.

Injil hari ini mengisahkan silsilah Yesus sebagai keturunan Abraham bapa kaum beriman. Yesus juga keturunan Daud, raja dan pahlawan besar bagi orang Israel.Kisah ini mau menunjukkan bahwa dalam diri Yesus terkandung darah keturunan orang beriman dan raja. Yesus bukan orang yang sembarangan yang tidak jelas asal muasalnya. Lebih dari itu, Matius dalam Injil hari ini mau menunjukkan bahwa Yesus adalah manusia sesungguhnya yang lahir dari perjalanan sejarah manusia.

Meski Putra Allah, Yesus lahir dalam sejarah kehidupan manusia. Injil hari ini mengingatkan kita sebuah inti ajaran bahwa Yesus sekalipun Tuhan, Yesus adalah juga manusia. Sama seperti kita semua, Yesus hidup dalam pahit getir sejarah kehidupan manusia. Kenyataan ini memberi penghiburan kepada kita bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang menjadi manusia dan memahami serta mengalami kehidupan manusia.

Dalam diri Yesus Allah tinggal di tengah-tengah manusia. Allah mengalami kemanusiaan kita karena Dia lahir sebagai manusia seperti kita. 



Renungan Harian Mutiara Iman

Senin, 24 Desember 2012 Hari Biasa Khusus Adven

Senin, 24 Desember 2012
Hari Biasa Khusus Adven

Dari mana datangnya damai di bumi, selain dari kenyataan, yang tumbuh dari bumi, yaitu Kristus yang lahir sebagai Manusia? --- St Agustinus

Antifon Pembuka (Gal 4:4)

Lihatlah, sudah genaplah saatnya Allah mengutus Putra-Nya ke dunia.

Doa Pagi


Allah Bapa kami, berkat-Mu senantiasa menyertai orang-orang yang telah Kaupilih. Berkatilah juga kami hari ini dalam mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Samuel meminta Daud melakukan segala yang dikandung hatinya, sebab Tuhan menyertainya (Imanuel). Maka, Tuhan berjanji untuk mengokohkan kerajaan-Nya. Bukan kerajaan duniawi, melainkan Kerajaan Ilahi, sebab raja yang sesungguhnya adalah Allah sendiri. Samuel ingin menyatakan bahwa efek dari perbuatan bagi Tuhan yang keluar dari kandungan hati sungguh luar biasa. Adakah sesuatu yang bermutu, jika dilakukan tanpa hati?


Bacaan dari Kitab kedua Samuel (7:1-5.8b-12.16) 
     
 "Kerajaan Daud akan kokoh untuk selama-lamanya dihadapan Tuhan."
  
Pada masa itu Raja Daud telah menetap di rumahnya, dan Tuhan telah mengaruniakan kepadanya keamanan terhadap semua musuh di sekeliling. Maka berkatalah Raja Daud kepada Nabi Natan, "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda." Lalu berkatalah Natan kepada raja, "Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab Tuhan menyertai engkau." Tetapi pada malam itu juga datanglag firman Tuhan kepada Natan, "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Masakan engkau yang mendirikan rumah untuk Kudiami? Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika engkau menggiring kambing domba! Engkau Kuambil untuk Kujadikan raja atas umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani, dan telah melenyapkan semua musuh dari hadapanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan atau pun ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan kepadamu keamanan terhadap semua musuhmu. Juga diberitahukan Tuhan kepadamu: Tuhan akan memberikan keturunan kepadamu. Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27-29; R: 2a)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku." Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. O Tuhan, Cahaya abadi dan Surya keadilan, datanglah, dan terangilah mereka yang duduk dalam kegelapan dan bayangan maut.

Kidung Zakharia adalah pujian setiap ayah atas karya Allah yang mengagumkan. Setelah menjadi bisu, Zakharia menyadari karya Allah yang memberikan kelepasan ikatan lidahnya (menyembuhkannya dari penyakit bisu), memberi "tanduk" keselamatan (mungkin yang dimaksudkan adalah Yohanes Pembaptis, putranya, sebagai perintis jalan Tuhan Yesus). Singkatnya, Allah tak pernah ingkar janji. Kualitas pribadi seorang ayah diuji, saat harus berpegang teguh pada janji.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:67-79)

"Allah mengunjungi kita laksana fajar cemerlang."

Zakharia, ayah Yohanes, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya, "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi umat-Nya dan membawa kelepasan baginya; Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya, seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala lewat mulut nabi-nabi-Nya yang kudus, untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita; untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita, dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita. Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan mengunjungi kita: Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan naungan maut, untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan
  
Renungan
  
Doa Bapa Kami mengajarkan kita untuk memuliakan Tuhan. Doa memang pertama-tama suatu pujian syukur kepada Tuhan. Kita memuliakan Tuhan, Pencipta alam semesta. Sebagai mana Bunda Maria, Zakharia juga mengungkapkan rasa sukacitanya dalam syair madah pujian. Madah atau Kidung Zakharia ini kita lambungkan di pagi hari untuk membuka hari baru. Bersama Zakharia, kita memuliakan kebaikan Tuhan yang selalu mengunjungi kita, umat-Nya. 

Doa Malam
   
Allah Bapa surgawi, malam ini dunia bersukacita. Umat-Mu bersorak-sorai menyambut kelahiran Kanak-kanak Yesus, Sang Juruselamat, Dia yang datang untuk mengarahkan kaki kami kepada jalan damai sejahtera. Semoga dengan menyambut-Nya hidup kami tidak diliputi oleh kegelapan. Hidup kami pun dipenuhi oleh damai sejahtera dan kami dimampukan juga untuk membawa damai sejahtera itu bagi sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

Natal Fajar 2012



Natal Fajar - 25 Desember 2012
Yes 62:11-12; Tit 3:4-7; Luk 2:15-20

Saudara-saudari yang terkasih,
Rangkaian tiga bacaan untuk Perayaan Ekaristi Natal pagi ini diawali dengan seruan, “Lihat, Penyelamatmu datang!” (Yes 62:11). Sang Penyelamat kita itu tidak datang dalam kemegahan dan kemewahan tetapi justru dalam kerapuhan dan kesederhanaan, yakni dalam rupa bayi kecil yang dibaringkan di atas palungan. Marilah kita simak sekali lagi kisah pasca kelahiran-Nya yang sarat makna, sebagaimana dicatat oleh penginjil Lukas (Luk 2:15-20)

Dikisahkan dalam bacaan Injil tadi malam, para gembala yang sedang menjaga kawanannya di padang, didatangi seorang malaikat Tuhan. Kepada mereka, melaikat itu mengatakan, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan” (Luk 2:10-12)

Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia, para gembala berkata seorang kepada yang lain, “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” Lalu mereka cepat-cepat berangkat ke Betlehem dan mendapati Maria dan Yusuf serta Bayi yang terbaring di dalam palungan. Kekita melihat bayi itu, para gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu” (Luk 2:15-17).

Ada tiga data penting dari kisah mengenai Bayi Yesus tersebut. Pertama, berdasarkan pemberitaan malaikat kepada para gembala (Luk 2:10-12) yang kemudian disampaikan juga oleh para gembala kepada Maria dan Yusuf (Luk 2:17), Sang Bayi itu adalah Juruselamat atau Penyelamat dunia. Kedua, Sang Bayi Penyelamat dunia itu dilahirkan di kota Daud, yakni Betlehem (Luk 2:4). Ketiga, setelah dilahirkan, Sang Bayi dibaringkan di atas palungan (Luk 2:6.12.16).

Apa makna ketiga data tersebut?
Yang pertama jelas berbicara mengenai pokok iman kita bahwa Yesus Kristus adalah penyelamat kita seperti yang diwartakan dalam bacaan kedua. “Kita diselamatkan oleh Allah. Hal ini terjadi bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmat-Nya berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaruan yang dikerjakan Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan kepada kita lantaran Yesus Kristus, Juru Selamat kita” (Tit 3:5-6). Jadi, kita diselamatkan oleh Allah, bukan karena jasa-jasa kita. Keselamatan bukanlah upah tetapi anugerah. Anugerah keselamatan itu dilimpahkan kepada kita melalui Yesus Kristus yang kita imani melalui pembaptisan. Dialah yang diutus oleh Allah untuk menyelamatkan kita.

Yesus Kristus menyelamatkan kita dengan mengorbankan diri-Nya di kayu salib. Inilah yang setiap saat selalu kita kenangkan dalam Perayaan Ekaristi. Sebab, “Setiap kali kita makan roti ini dan minum dari piala ini, kita menyatakan iman kita.” (Anamnesis 4). Nah, dalam Perayaan Ekaristi itulah kita makan Tubuh Kristus, yakni rezeki surgawi yang menjadi jaminan keselamatan kita.

Lalu, apa hubungannya dengan kisah kelahiran Yesus di Betlehem (data kedua) dan palungan tempat Ia dibaringkan (data ketiga)?

Kata “Betlehem” yang bahasa Ibraninya adalah Bet léḥem berarti “Rumah Roti”. Maka, kalau Yesus dilahirkan di Betlehem, yang berarti Rumah Roti, hal ini berkaitan dengan pribadi Yesus sebagai Roti Hidup (Yoh 6:25-59). Yesus, Sang Roti Hidup itu, setelah dilahirkan di Rumah Roti (Betlehem) kemudian dibaringkan di atas palungan, yaitu tempat yang biasa dipakai untuk meletakkan makanan ternak. Maka, kalau Yesus dibaringkan di palungan, seolah-olah Ia dijadikan sebagai makanan ternak. Ya memang, begitulah yang terjadi: Yesus menjadikan diri-Nya sebagai Roti Hidup untuk menjadi santapan bagi kita, domba-domba-Nya. Inilah yang kita rayakan dalam setiap Ekaristi, di mana Yesus menjadi Roti Hidup dan kemudian kita santap dalam komuni suci.

Saudara-saudari yang terkasih,
Untuk menarik benang merah dalam permenungan ini, baiklah kita memperhatikan ajakan para gembala, “Marilah kita pergi ke Betlehem ...” (Luk 2:15). Meskipun ajakan ini disampaikan di antara para gembala, namun karena pada hari ini kita mendengarkannya, maka kita pun diajak juga untuk pergi ke Betlehem. Untuk apa? Untuk berjumpa dengan Yesus. Maka, ajakan ini bukan merupakan ajakan untuk berziarah ke Berlehem di Palestina karena sekarang ini Yesus sudah tidak lagi dibaringkan di sana. Namun, kita diajak untuk pergi ke setiap tempat di mana kita akan berjumpa dengan Yesus. Di manakah tempat itu?

Berdasarkan urain (di atas) tadi, Betlehem berarti Rumah Roti. Maka, di sini kita menemukan padanan yang indah: Betlehem yang berarti Rumah Roti sepadan dengan Perayaan Ekaristi dan palungan tempat Yesus dibaringkan sepadan dengan altar di mana Roti Hidup disajikan. Dengan demikian, ajakan untuk pergi ke Betlehem merupakan ajakan untuk merayakan Ekaristi dengan lebih tekun dan setia. Sebab, dalam setiap Ekaristi itulah, Yesus hadir dan menyerahkan diri-Nya sebagai Roti Hidup untuk menjadi santapan bagi kita.

Namun, bacaan Injil juga memberi kesaksian bahwa di Betlehem itu para gembala berjumpa dengan Yesus dalam rupa bayi kecil yang sangat sederhana. Oleh karena itu, ajakan untuk pergi ke Betlehem berarti juga ajakan untuk mencari dan menemukan Yesus, terutama dalam diri saudara-saudari kita yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Jadi, Betlehem ini bisa ada di mana-mana dan wujudnya bisa bermacam-macam, namun intinya sama. Di situlah, Yesus menantikan kita untuk datang dan menyatakan empati kepada-Nya.

Kesimpulannya, warta sukacita Natal mengajak kita untuk:
Pertama, semakin tekun dan setia merayakan Ekaristi karena di situlah kita akan berjumpa dengan Yesus, Sang Roti hidup yang menjadi santapan bagi kita.
Kedua, pergi dan berempati kepada Yesus yang tampak dalam diri saudara-saudari kita yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Yesus sendiri telah bersabda, “sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat 25:40).

Selamat Natal,
Tuhan memberkati!

Ag. Agus Widodo, Pr

Malam Natal 2012



Malam Natal - 25 Desember 2012
Yes 9:1-6; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14

Saudara-saudari yang terkasih,
Tema Natal kita saat ini adalah “Allah telah mengasihi kita!” Betuuul? Setuju? Apakah Anda sungguh merasakan dan mengalami dikasihi oleh Allah? Kita tidak usah berpikir mengenai peristiwa-peristiwa besar dan fenomenal tetapi mari kita menyadari bahwa peristiwa-peristiwa kecil dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari itu merupakan wujud nyata kasih Allah. Setiap hari, saat kita tidur, makan, mandi, bekerja, menempuh perjalanan, dan melayani orang lain, kita dilindungi-Nya. Bahkan, saat kita sedang jengkel, emosi, dan marah pun, Tuhan melindungi. Setiap hari kita diberi sinar matahari, yang membuat kita mengalami terang sehingga bisa melihat. Berkat sinar matahari pula tanaman dan hewan bisa hidup sehingga selalu ada persediaan makanan bagi kita. Setiap saat, udara selalu disediakan bagi kita secara cuma-cuma sehingga kita bisa bernafas dan tetap hidup.

Pada saat kita menderita dan mengalami pengalaman pahit, apakah Allah tetap mengasihi kita? Jelas. Misalnya, melalui sakit yang kita derita, kita justru diberi kesempatan untuk beristirahat dan sungguh menyadari kerapuhan kita kemudian merendahkan diri di hadapan Tuhan seraya berserah diri dan mengandalkan Dia. Bukankah saat sakit, kita justru mengalami kasih yang berlebih dari orang-orang di sekitar kita? Seandainya saudara kita sakit cukup lama, sudah diupayakan berbagai macam pengobatan tetapi tidak kunjung sembuh, malah semakin memburuk dan akhirnya meninggal, di manakah kasih Allah? Justru di situlah Allah yang mengasihi saudara kita itu membebaskannya dari segala macam derita secara total dan sekaligus menganugerahi hidup baru di surga yang sudah tidak dapat lagi disentuh oleh derita?

Sekarang, seandainya kita berbuat dosa atau menjadi jahat, apakah Allah juga tetap mengasihi kita? Iya. Sebab, Allah adalah kasih (bdk. 1Yoh 4:8.16b). Tuhan “menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar” (Mat 5:45). Kalau kita tersesat seperti domba yang hilang, Ia akan mencari dan menemukan kita kemudian membawa dan menyatukan kita kembali dengan kawanan domba-Nya (Luk 15:1-7). Kalau kita meninggalkan Dia bagaikan anak yang hilang, Ia selalu mengharapkan kita kembali dan setia menunggu kita; dan ketika kita sudah kembali, Ia segera berlari mendapatkan kita dan merangkul serta memeluknya dengan penuh kasih (Luk 15:11-32).

Puncaknya, ketika kita berkubang dalam lumpur dosa dan tidak bisa bangkit sehinga nyaris binasa, Allah mengutus Putera-Nya, Yesus Kristus, untuk menyelamatkan kita. Kita tahu bahwa “upah dosa adalah maut” (Rm 6:23). Maka, dengan berdosa, seharusnya kita dihukum dan dibinasakan – seperti Allah telah membinasakan umat-Nya yang berdosa dengan air bah (Kej 6-7). Namun, karena belas kasih Allah, hukuman itu tidak ditimpakan kepada kita tetapi ditanggung oleh Tuhan kita Yesus Kristus yang datang “untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk 10:45). Demikianlah, Allah telah “mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Yoh 3:16-17).

Saudara-saudari yang terkasih,
Perutusan Sang Putera untuk menyelamatkan kita itu diawali dengan misteri penjelmaan-Nya. Ia dikandung dan dilahirkan oleh Perawan Maria berkat kuasa Roh Kudus. Inilah yang kita kenangkan dan kita syukuri dalam perayaan Malam Natal ini. Kita merayakan peristiwa agung yang diwartakan oleh para malaikat, “Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud” (Luk 2:11). Melalui peristiwa kelahiran Yesus ini, “Sudah nyatalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia” (Tit 2:11).

Dialah: “Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai” (Yes 9:5). Yesus adalah penasihat ajaib karena Dia sungguh Allah dan sungguh manusia; melalui nasihat-nasihat-Nya Ia menuntun kita, umat manusia, untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan akhirnya bersatu dengan Allah. Dia juga Allah perkasa, yang dengan keperkasan-Nya akan mengalahkan musuh-musuh-Nya, yakni kuasa setan, dan “musuh yang terakhir yang dibinasakan ialah maut” (2Kor 15:26). Dengan mengalahkan kuasa setan dan membinasakan maut, Yesus menganugerahkan hidup kekal kepada kita sehingga Ia juga diberi gelar Bapa yang kekal. Dialah Raja Damai yang akan menganugerahkan damai sejahtera kepada kita, baik di surga maupun di bumi untuk selama-lamanya (Yes 9:6).

Saudara-saudara yang terkasih,
Melalui perayaan agung kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, Sang Penyelamat dunia, kita diajak untuk merayakan dan mensyukuri kasih karunia Allah yang begitu besar kepada kita. “Kasih karunia itu mendidik kita untuk meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan agar kita hidup bijaksana, adil dan beribadat, di dunia sekarang ini, sambil menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia” (Tit 2:12-13), yaitu keselamatan yang abadi.

Dengan merayakan natal, kita merayakan dan masyukuri kasih Allah yang tiada tara. Maka, marilah kita juga belajar mengasihi sebagaimana Allah telah mengasihi kita dengan meninggalkan kefasikan, mengatur keinginan-keinginan duniawi, dan semakin mengupayakan hidup yang bijaksana, adil dan beribadat.

Ag. Agus Widodo, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy