Sabtu, 07 September 2011 Hari Biasa Pekan XXII

Sabtu, 07 September 2011
Hari Biasa Pekan XXII

“Kejahatan menyeret pelakunya kepada hukuman, sedangkan kesabaran membawa orang kepada kemuliaan” (St. Leo Agung)

Antifon Pembuka (Mzm 54:3-4)

Allah, selamatkanlah daku demi nama-Mu, tolonglah aku dengan kuasa-Mu. Dengarkanlah ya Allah, permohonanku, perhatikanlah kata-kata mulutku.
  

Doa untuk Gereja yang dianiaya

    
† Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya untuk mewujudkan umat baru itu; Ia harus menderita, bahkan harus wafat di salib. Tetapi Ia sendiri telah meyakinkan kami bahwa Ia mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada para murid Yesus yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap dan dipenjarakan karena nama Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu. Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan Rasul Paulus yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.

Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama saudara-saudari kami yang sedang dianiaya di Afghanistan, Mesir, Siria, dan Irak. Betapa besar kekuatan yang Kauberikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus. Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
(Salam Maria 3x) †

(Sumber: Puji Syukur no. 178 dengan penekanan khusus) 
 Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, segala makhluk hidup, yang hidup sementara waktu saja, dan segala hasil karya tangan kami takkan bertahan selamanya. Hanya kasih setia-Mu akan bertahan, cinta kasih-Mu yang tetap. Dampingilah kami agar tetap bertahan dan dalam pergantian zaman memperoleh hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Berpegang pada kebenaran Injil membutuhkan ketekunan dan keteguhan iman. Itulah harapan Rasul Paulus kepada umat Kolose. Ada kekhawatiran, umat Kolose dikaburkan oleh berbagai ajaran di luar Injil. Misalnya, “Kitab Suci” yang hanya menyontek Perjanjian Lama, lalu menganggapnya sebagai wahyu asli, dibela dengan kekerasan dan sikap brutal.


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (1:21-23)
  
   
"Allah telah mendamaikan kalian agar kalian ditempatkan di hadapan-Nya dalam keadaan kudus dan tak bercela."

Saudara-saudara, kalian dahulu hidup jauh dari Allah, dan memusuhi Dia dalam hati serta pikiran seperti terbukti dalam perbuatanmu yang jahat. Oleh wafat Kristus sekarang kalian didamaikan Allah dalam tubuh jasmani Kristus agar kalian ditempatkan di hadapan-Nya dalam keadaan kudus, tak bercela dan tak bercacat. Sebab itu kalian harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak goncang. Janganlah kalian mau dijauhkan dari pengharapan Injil yang telah kalian dengar dan telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit; dan aku, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Allahlah penolongku.
Ayat. (Mzm 90:3-5a.12-13.14.17)
1. Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!
2. Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela hati aku akan mempersembahkan kurban kepada-Mu. Aku akan bersyukur sebab baiklah nama-Mu, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang sampai kepada Bapa, tanpa melalui Aku.

Saat seseorang tidak mampu menangkap siapa sebenarnya pribadi Yesus Kristus itu, maka dia akan selalu dikungkung oleh persoalan-persoalan kasuistik. Agama menjadi sumber ritual yang melahirkan aneka kasus. Tak pernah bisa benar-benar masuk ke dalam jatidiri agama, yakni cinta kasih, yang adalah pribadi Allah sendiri. Itulah golongan orang-orang payah, tak ubahnya orang Farisi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:1-5)
 
"Mengapa kalian melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"

Pada suatu hari Sabat Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum. Para murid memetik bulir-bulir gandum, menggisarnya dengan tangan, lalu memakannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata, “Mengapa kalian melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Maka Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar? Ia masuk ke dalam rumah Allah dan mengambil roti sajian. Roti itu dimakannya dan diberikannya kepada para pengikutnya. Padahal roti itu tidak boleh dimakan, kecuali oleh para imam.” Dan Yesus berkata lagi, “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Yesus mengungkapkan sikap-Nya terhadap hari Sabat. Para murid melakukan apa yang memang diizinkan oleh hukum Musa (Ul 23:25). Tetapi pada hari Sabat hal ini secara teknis (penafsiran orang Farisi) digambarkan sebagai pekerjaan, yaitu memetik panenan. Yesus menggunakan sebuah kejadian dari Perjanjian Lama untuk membela perbuatan para murid-Nya. Kewibawaan Daud untuk menafsirkan hukum diterima, apalagi kewibawaan Anak Manusia. Dialah Tuhan atas hari Sabat. Yesus mau menunjukkan kepada kita bahwa peraturan hukum ditiadakan demi kebutuhan manusia.

Doa Malam

Yesus yang murah hati dan penuh belas kasih, penuhilah hatiku dengan kepekaan akan kebutuhan dan masalah sesama yang sedang kesulitan. Jadikanlah aku pribadi yang keras dan tegas pada diri sendiri namun lembut, penuh belas kasih dan pengertian terhadap orang lain. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy