| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 13 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Kamis, 13 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
 
“"Pusaka Suci" Bdk. 1 Tim 6:20; 2 Tim 1:12-14. iman [depositum fidei] yang tercantum di dalam Tradisi Suci dan di dalam Kitab Suci dipercayakan oleh para Rasul kepada seluruh Gereja. "Dengan berpegang teguh padanya seluruh Umat Suci bersatu dengan para Gembala mereka dan tetap bertekun dalam ajaran para Rasul dan persekutuan, dalam pemecahan roti dan doa-doa (lih. Kis 2:42 Yn). Dengan demikian dalam mempertahankan, melaksanakan, dan mengakui iman yang diturunkan itu timbullah kerukunan yang khas antara para Uskup dan kaum beriman" (DV 10).” (Katekismus Gereja Katolik, 84)
 

Antifon Pembuka (Mzm 5:2-3)
 
Tuhan, Rajaku dan Allahku, kabulkanlah doaku, indahkanlah keluh-kesahku, dengarkanlah suara permohonanku.
 
Doa Pagi
   

Allah Bapa yang mahabaik, kami bersyukur atas segala yang baik yang Engkau berikan kepada kami. Kami juga bersyukur atas hukum emas yang diajarkan Putra-Mu kepada kami. Semoga dengan hukum emas ini kami semakin mampu menciptakan kedamaian di antara kami. Hanya kepada-Mulah, ya Tuhan, kami berlindung dan berpaling. Dengan penuh iman kami berani berserah dan memasrahkan segala kesesakan hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ratu Ester menjadikan Tuhan, miliknya semata. Dia berlindung kepada Tuhan, Sang Penolong. Iman para leluhurnya yang mengajarkan Ester bersikap seperti itu. Justru di situlah tampak kebijaksanaan dan kekuatan pemerintahan Ratu Ester.

Bacaan dari Kitab Ester (4:10a.10c-12.17-19)
 
 
 "Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, ya Tuhan."
  
Di kala bahaya maut menyerang, Ratu Ester pun berlindung pada Tuhan. Ia mohon kepada Tuhan, Allah Israel, katanya, “Ya Tuhan, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini. Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, sebab bahaya maut mendekati diriku. Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku bahwa Engkau, ya Tuhan, telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu; dan telah Kaulaksanakan bagi mereka apa yang telah Kaujanjikan. Ingatlah, ya Tuhan, dan sudilah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami. Berikanlah kepadaku keberanian, ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa! Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu, dan ubahlah hatinya sehingga menjadi benci kepada orang-orang yang memerangi kami, supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya menemui ajalnya. Tetapi selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu, dan tolonglah aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorang pun selain Engkau, ya Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pada hari aku berseru, Engkau menjawab aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8; R:3a)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama-Mu, dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tuhan, tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, Engkau akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.

Allah yang baik tahu memberi kepada yang meminta, mencari, dan mengetuk pintu. Namun syaratnya adalah jika orang tersebut memperlakukan sesama seperti dirinya sendiri. Itulah hukum cinta kasih, yang menjadi isi seluruh Perjanjian Lama.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:7-12)
 
"Setiap orang yang meminta akan menerima."
 
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Yesus menasihatkan supaya kita perlu menyadari betapa besar kuasa Tuhan dan kebaikan-Nya, khususnya dalam doa. Doa adalah bahasa iman kita, ungkapan kepercayaan dan penyerahan diri kita. Doa lalu menjadi sebuah harapan yang kuat Allah yang menyelamatkan. Allah akan menjawab mereka yang berseru kepada-Nya. Apakah kita mau datang kepada Yesus dan memohon kerahiman-Nya yang melimpah?

Doa Malam

Yesus, anugerahilah aku hati yang sederhana dalam menyikapi situasi dan kondisi yang ada di sekitarku. Bantulah aku untuk bersikap toleransi dan tidak menuntut sesama dalam bersikap dan berbuat baik. Berkatilah aku ya Yesus, agar aku dapat menjadi saksi akan kasih dan kebaikan-Mu. Amin.


RUAH

Surat Gembala Prapaskah 2014 untuk Keuskupan Agung Makassar

"BELAJAR SEPANJANG HIDUP"


Kepada para Pastor, Biarawan-Biarawati dan segenap Umat beriman Katolik Keuskupan Agung Makassar: Salam sejahtera dalam Kristus Yesus,

Firman yang “telah menjadi manusia” (Yoh. 1:14) dan yang “telah belajar menjadi taat” (Ibr. 5:8).

Hari Rabu Abu, sebagai awal Masa Prapaskah, tahun ini jatuh pada tanggal 5 Maret 2014 yang akan datang. Lingkaran 5-tahunan APP Nasional (2012-2016), dengan tema pokok ”Mewujudkan Hidup Sejahtera”, tahun ini telah memasuki tahun ke-3. Sub-tema tahun lalu ialah “Menghargai Kerja”. Panggilan sebagai mitra kerja Allah (manusia adalah citra Allah) dengan demikian menempatkan daya kreativitas dan inovasi tepat-arah sebagai prasyarat untuk proses dan hasil kerja yang semakin berdampak, berdaya guna dan sekaligus memberdayakan bagi orang lain. Oleh karena itu, manusia tertuntut untuk terus-menerus belajar sepanjang hidup. Sedemikian itu, maka fokus pastoral Gerakan APP tahun 2014 ini adalah “BELAJAR SEPANJANG HIDUP”.
  
Sebagaimana terjadi setiap tahun, Komisi PSE-KWI menyediakan bahan pembelajaran menyangkut tema yang bersangkutan; demikian juga Komisi PSE/APP-KAMS menyiapkan kerangka bahan animasi untuk tema yang sama. Surat Gembala Prapaskah Uskup tidak dimaksudkan sebagai pengganti kedua bahan tersebut. Surat Gembala justru dimaksudkan menunjang keduanya, misalnya dengan lebih mengembangkan salah satu aspek berkaitan dengan tema tersebut atau mengangkat aspek-aspek lain yang belum disinggung dalam kedua bahan itu.

Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia diciptakan “menurut gambar Allah”. Dengan demikian manusia mampu mengenal dan mengasihi Penciptanya; ia ditetapkan Allah sebagai tuan atas segala makhluk di dunia ini (Kej. 1:26; Keb. 2:23); “kepadanya dikenakan kekuatan yang serupa dengan kekuatan Tuhan sendiri” untuk menguasai dan menggunakan segala makhluk itu sambil meluhurkan Allah (Sir. 17:3-10; lih. juga Mzm. 8:5-7). Jadi sebagai “gambar Allah” manusia itu co-creator, mitra kerja Allah; karenanya, dari kodratnya, manusia mempunyai sifat kreatif. Tetapi Allah tidak menciptakan manusia seorang diri: sebab sejak awalmula “Ia menciptakan mereka pria dan wanita” (Kej. 1:27). Rukun hidup mereka merupakan bentuk pertama persekutuan antar pribadi. Sebab dari kodratnya yang terdalam manusia bersifat sosial; dan tanpa berhubungan dengan sesama, ia tidak dapat hidup atau mengembangkan bakat-pembawaannya (GS,12). Maka, seperti kita baca pula dalam Kitab Suci, Allah melihat “segala sesuatu yang telah dibuat-Nya, dan itu semua amat baiklah adanya” (Kej. 1:31).

Akan tetapi manusia, yang diciptakan oleh Allah dalam kebenaran, sejak awalmula sejarah, atas bujukan si Jahat, telah menyalahgunakan kebebasannya. Ia memberontak melawan Allah, dan ingin mencapai tujuannya di luar Allah. Meskipun orang-orang mengenal Allah, mereka tidak memuliakan-Nya sebagai Allah; melainkan hati mereka diliputi kegelapan, dan mereka memilih mengabdi makhluk daripada Sang Pencipta (Rom. 1:21-25). Apa yang kita ketahui berkat Pewahyuan itu memang cocok dengan pengalaman sendiri. Sebab bila memeriksa batinnya sendiri manusia memang menemukan juga, bahwa ia cenderung untuk berbuat jahat, dan tenggelam dalam banyak hal-hal buruk, yang tidak mungkin berasal dari Penciptanya yang baik. Sering ia menolak mengakui Allah sebagai dasar hidupnya. Dengan demikian ia merusak keterarahannya yang sejati kepada tujuannya terakhir, begitu pula seluruh hubungannya yang sesungguhnya dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan segenap ciptaan. Oleh karena itu dalam batinnya manusia mengalami perpecahan. Itulah sebabnya, mengapa seluruh hidup manusia, ditinjau sebagai perorangan maupun secara kolektif, nampak sebagai perjuangan, itu pun perjuangan yang dramatis, antara kebaikan dan kejahatan, antara terang dan kegelapan. Bahkan manusia mendapatkan dirinya tidak mampu untuk atas kekuatannya sendiri memerangi serangan-serangan kejahatan secara efektif, sehingga setiap orang merasa diri ibarat terbelenggu dengan rantai. Dosa memang merongrong manusia sendiri dengan menghalang-halanginya untuk mencapai kepenuhannya. (GS,13).

Akan tetapi datanglah Tuhan sendiri untuk membebaskan dan meneguhkan manusia, dengan membaharuinya dari dalam, dan dengan melemparkan ke luar penguasa dunia ini (Yoh. 12:31), yang menahan manusia dalam perbudakan dosa (Yoh. 8:34). Dialah Yesus Kristus, “gambar Allah yang tidak kelihatan” (Kol. 1:15; 2 Kor. 4:4). “Dia pulalah manusia sempurna, yang mengembalikan kepada anak-anak Adam citra ilahi, yang telah ternodai sejak dosa pertama. Karena dalam Dia kodrat manusia disambut, bukannya dienyahkan (Konsili Konstantinopel II dan III), maka dalam diri kita pun kodrat itu diangkat mencapai martabat yang amat luhur. Sebab Dia, Putera Allah, dalam penjelmaannya dengan cara tertentu telah menyatukan diri dengan setiap orang. Ia telah bekerja memakai tangan manusiawi, Ia berpikir memakai akalbudi manusiawi, Ia bertindak atas kehendak manusiawi (Konsili Konstantinopel III), Ia mengasihi dengan hati manusiawi. Ia telah lahir dari Perawan Maria, sungguh menjadi salah seorang di antara kita, dalam segalanya sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa (Ibr. 4:15)” (GS,22).

Setelah Ia lahir, Ia bertumbuh, “bertambah besar dan menjadi kuat” (Luk. 2:40). Keluarga-Nya menjadi bagi-Nya sekolah pertama dalam pendidikan nilai-nilai kemanusiaan dan religius. Orang tua-Nya sejak dini menanamkan tradisi keagamaan Yahudi pada-Nya, termasuk kebiasaan berziarah ke Yerusalem tiap-tiap tahun pada hari raya Paskah (Luk. 2:41). Terjadilah pada usia 12 tahun Yesus tertinggal di Bait Allah di Yerusalem, dan baru sesudah tiga hari orang tua-Nya menemukan Dia kembali. Yesus mengatakan kepada orang tua-Nya: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Luk. 2:49). Tetapi Kitab Suci mencatat, bahwa orang tua-Nya tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Yang jelas Maria dan Yusuf memperlakukan Yesus sebagaimana umumnya orang tua memperlakukan anak mereka. Dan memang selanjutnya ditegaskan: “Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka” (Luk. 2:51). Dan Yesus tentu belajar bertukang pada Yusuf, ayah piara-Nya, demi menghidupi keluarga mereka. Maka setelah ditempa dalam keluarga dan di tengah lingkungan masyarakat-Nya selama kurang-lebih 30 tahun, Yesus akhirnya dapat tampil dan berkarya di depan umum sebagai seorang yang utuh dan matang. Ciri serba biasa hidup tersembunyi Yesus, sebagaimana halnya setiap anak manusia lainnya, dengan sangat kuat terasa dalam kata-kata penolakan orang-orang sekampung-Nya di Nazaret, ketika Ia sudah mulai tampil di depan umum: “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudaranya yang perempuan ada bersama kita?” (Mrk. 6:3). Sejak Ia mulai berkarya di depan umum mewartakan Kerajaan Allah, Yesus juga terus belajar sampai akhir hidup-Nya. Kitab Suci menegaskan: “Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya” (Ibr. 5:8).

Kita baca dalam Injil, di tengah kesibukan-Nya yang luar biasa dalam mewartakan Kerajaan Allah, pada malam hari atau pagi-pagi buta, Yesus mengundurkan diri ke tempat sunyi di puncak bukit atau di bawah rerindang pohon-pohon Zaitun. Untuk apa? Untuk berdoa, berkomunikasi dengan Allah, Bapa-Nya, mencari dan merenungkan kehendak-Nya. Ia sendiri menegaskan: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh. 4:34). Di taman Getsemani, menjelang Dia ditangkap, Ia mengungkapkan kepasrahan total kepada kehendak Bapa dalam bentuk doa: “Bapa, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini daripada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Luk. 22:42).

Tolok ukur satu-satunya dalam hidup dan karya Yesus ialah KEHENDAK Allah. Dan inilah yang membawa Dia berani bertindak kreatif dan inovatif. Ia membawa pembaharuan atas peraturan Hukum Taurat yang melarang orang bekerja pada hari Sabat. Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat. Ia menegaskan: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yoh. 5:17). Ia menerobos tradisi “sok saleh” kaum beragama pada zaman-Nya. Ia bergaul dan makan bersama dengan orang-orang yang dicap pendosa. Ia berkata: “Anak Manusia datang (diutus) untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk. 19:10). Ia merombak pelbagai adat istiadat Yahudi yang bertentangan dengan perintah Allah. Ia menegaskan kepada orang Farisi dan ahli Taurat: “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri” (Mrk. 7:9). Bahkan Dia memperbaharui dan menyempurnakan Hukum Taurat: “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat. 5:43-44).

Tetapi Yesus tidak hanya mengajarkan sesuatu. Ia sendiri melaksanakan apa yang diajarkan-Nya. Ketika Ia digantung oleh orang-orang sebangsa-Nya di atas salib, Ia berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34). Kematian Yesus di salib, di samping merupakan ungkapan ketaatan total kepada kehendak Bapa, sekaligus juga merupakan ungkapan kasih tanpa batas kepada manusia. Ia sendiri telah mengatakan: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:13). Di tempat lain Ia menegaskan: “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh. 12:24).

Senyatanya, penyerahan diri secara total kepada Bapa dan kasih tanpa batas kepada manusia menuntut pengorbanan dan pengingkaran diri. Itulah makna salib dalam hidup dan karya Yesus. Ia sungguh telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya. Oleh sebab itu, “Yesus dapat disebut Guru dalam arti yang sepenuh-penuhnya justru karena Dia tidak berpegang teguh pada hak-hak istimewa-Nya; akan tetapi menjadi salah satu dari antara manusia yang harus belajar. Hidup-Nya menjelaskan kepada kita bahwa kita tidak memerlukan senjata, bahwa kita tidak perlu menyembunyikan diri kita, atau saling menantang untuk bersaing. Hanya orang yang tidak takut untuk memperlihatkan kelemahannya dan membiarkan dirinya disentuh oleh tangan halus Sang Guru dapat menjadi murid yang sejati” (Henri J.M. Nouwen).

Menjelang akhir hidup dan karya-Nya di depan umum, pada Perjamuan Malam Terakhir, Yesus menegaskan kepada para rasul-Nya: “Aku telah memberi teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepada kamu” (Yoh. 13:15). Tentu teladan yang dimaksudkan-Nya tidak hanya terbatas pada apa yang Dia perbuat pada malam itu: membasuh kaki murid-murid-Nya. Teladan yang dimaksudkan-Nya menyangkut seluruh hidup dan karya-Nya, yang masih akan memuncak pada Jumat Agung di atas salib. Sesungguhnya pada pemberitahuan pertama tentang penderitaan-Nya, Ia berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga”. Dan segera saja Dia menyambung: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Aku” (Luk. 9:22-23).

Kembalilah kita sekarang ke tema: “Belajar Sepanjang Hidup”. Citra Allah, yang dirusak oleh dosa, ditebus dan dipulihkan dalam Yesus Kristus. Yesus Kristuslah Adam Baru, Manusia Baru, Citra Allah yang sempurna. Pada Dialah kita harus berguru sepanjang hidup. Dialah dasar dan sekaligus model (contoh) bagi kita dalam menjalani kehidupan dan berkarya di dunia ini. Kita harus meneladani hidup dan karya-Nya tidak hanya selama hidup di depan umum, melainkan seluruh hidup-Nya, mulai dari penjelmaan-Nya (Natal) sampai pemuliaan-Nya (misteri Paskah: sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya). Khusus untuk hidup keduniaan, kita perlu mencontoh hidup-Nya yang tersembunyi dalam keluarga dan di tengah lingkungan masyarakat-Nya. Konsili Vatikan II menegaskan: Hendaklah umat Kristiani bergembira, bahwa mereka mengikuti teladan Kristus yang hidup bertukang, dan dapat menjalankan segala kegiatan duniawi, sambil memperpadukan semua usaha manusiawi, kerumah-tanggaan, kejuruan, usaha di bidang ilmu pengetahuan maupun teknik dalam suatu sintesa yang hidup-hidup dengan nilai-nilai keagamaan, yang menjadi norma tertinggi untuk mengarahkan segala sesuatu kepada kemuliaan Allah” (GS,43).

Dalam pernyataan itu Konsili dengan jelas mendorong orang Kristiani meneladan Yesus Kristus yang bekerja demi kesejahteraan hidup duniawi. Untuk itu tidak ada kegiatan duniawi yang baik yang dikecualikan. Orang Kristiani diajak terlibat dalam semua usaha manusiawi demi membangun hidup duniawi yang lebih sejahtera: kerumah-tanggaan, kejuruan, usaha di bidang ilmu pengetahuan maupun teknik. Tetapi semua itu harus diukur dengan norma tertinggi, berupa nilai-nilai keagamaan. Karena itu setiap usaha yang berlawanan dengan nilai-nilai keagamaan jelas terlarang, seperti memproduksi dan memperjual-belikan narkoba, korupsi, perdagangan manusia dan pelacuran, perjudian, hiburan yang tidak sehat. Adapun arah segala usaha membangun hidup duniawi yang lebih baik dan sejahtera itu, ialah “demi kemuliaan Allah, untuk mempermalukan setan dan demi kebahagiaan manusia” (AG,9; LG,17). Demikianlah, usaha Kristiani membangun hidup duniawi yang lebih baik dan sejahtera berlawanan dengan usaha membangun Menara Babel atau “surga dunia” ala Komunisme Ateistis. Orang Kristiani harus selalu awas terhadap godaan nyata ini.

Mari kita terus belajar seumur hidup pada Sang Guru sejati kita, Yesus Kristus, Manusia Baru, Citra Allah yang sempurna. Selamat menjalani Masa Praspaskah!


Makassar, Medio Februari 2014



+ John Liku-Ada’

Uskup Agung Makassar

Rabu, 12 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Rabu, 12 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
 
Sangat dianjurkan, agar orang mempersiapkan diri untuk penerimaan Sakramen Pengampunan, melalui pemeriksaan batin dalam terang Sabda Allah. Teks-teks yang paling cocok untuk itu terdapat di dalam nasihat-nasihat moral dari Injil-Injil dan surat-surat para Rasul: dalam khotbah di bukit dan nasihat para Rasul Bdk. misalnya Rm 12-15; 1 Kor 12-13; Gal 5; Ef 4-6.. (Katekismus Gereja Katolik, 1454)
 
Antifon Pembuka (Mzm 25:6.3.22)
 
Ya Tuhan, ingatlah akan kerahiman dan kerelaan-Mu yang abadi. Janganlah musuh bergembira atas kami. Ya Allah, bebaskanlah kami dari segala penindasan
 
Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa, dengan penuh kasih Kauampuni orang-orang Niniwe yang bertobat. Kami mohon, perhatikanlah kami, umat-Mu, yang menyerahkan diri untuk bertobat, agar kelak kami beroleh pengampunan dan kebahagiaan kekal bersama Putra-Mu, Tuhan kami, Yesus Kristus, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
     
Bacaan dari Nubuat Yunus (3:1-10)
   
"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat."
 
Tuhan berfirman kepada Yunus, "Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Setelah kabar sampai pada raja kota Niniwe, turunlah raja dari singgasananya; ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.12-13.18-19; R:19b)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk-redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yl 2:12)
Sekarang juga, demikian firman Allah, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)
 
"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."
    
Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan akan menghukum mereka: Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!"
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Masa Tobat Prapaskah mempunyai ciri tobat. Dalam katekese hendaknya ditegaskan kepada kaum beriman beserta akibat-akibat sosial dosa, hakikat dosa, yang menyangkal dosa sejauh merupakan penghinaan terhadap Allah. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 14)

Renungan

 
Suatu petang, seorang pemuda, sebut saja Didi, datang kepada seorang imam hendak mengaku dosa sekaligus meminta doa untuk penyembuhan sakit beri-berinya (kekurangan vitamin B1). Ia sudah menderita selama 3 tahun, seluruh tubuhnya tampak membengkak dan tidak bisa bekerja apa-apa. Imam tersebut melayani pengakuan dosanya, memberi penitensi lalu mendoakan Didi dengan penumpangan tangan, memberi ampun atas dosa-dosanya sekaligus memohon penyembuhan bagi penyakitnya. Seminggu kemudian Didi sembuh dan dapat bekerja kembali. Dia sungguh bersyukur atas rahmat pengampunan dan penyembuhan itu, dan iapun semakin percaya bahwa Tuhan Maharahim dan Mahabaik.

Pertobatan melalui pengakuan dosa adalah suatu keharusan iman sebagai anak-anak Allah. Setiap orang yang sadar akan buruknya hukuman atas dosa harus mengaku dosa, agar mendapat pengampunan dan hidup pantas di hadapan Allah. Orang-orang Niniwe berlaku amat rendah hati. Ketika mereka mendengar seruan pertobatan yang disampaikan Nabi Yunus, semua penduduk kota itu tanpa kecuali melakukan puasa, doa dan tapa. Tuhan mengampuni dosa mereka.

Pada masa puasa ini, bukannya tanda dari langit yang dicari melainkan sikap rendah hati untuk berdoa dan bertobat dari dosa-dosa. Kita membutuhkan rahmat pengampunan dan pendamaian.

Tuhan, ampuni dan bebaskanlah aku semua dari hukuman dosa. Amin.

Kalau kita merenungkan Injil, kita akan belajar seperti dalam cermin, bagaimana menjadi sabar dan baik hati --- St. Asterius dari Amasea
   
P. Bagaimanakan kamu mengetahui bahwa imam memiliki kuasa mengampuni dosa yang dilakukan setelah pembaptisan?
J. Aku mengetahui bahwa imam memiliki kuasa mengampuni dosa yang dilakukan setelah pembaptisan karena Yesus Kristus telah memberikan kuasa kepada para imam dalam Gereja-Nya ketika Ia berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh 20:22b-23) [Katekismus Baltimore, 189]

Renungan: Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 11 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Selasa, 11 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
  
Iman Gereja mendahului iman perorangan, yang diajak supaya menyetujuinya. Kalau Gereja merayakan Sakramen-sakramen, ia mengakui iman yang diterima dari para Rasul. Oleh karena itu berlakulah prinsip tua: "lex orandi, lex credendi" (atau sebagaimana Prosper dari Aquitania dalam abad ke-5 mengatakan: "legem credendi lex statuat supplicandi") "Peraturan doa harus menentukan peraturan iman": auct. ep.8.. Cara doa adalah cara iman; Gereja percaya, seperti yang ia doakan. Liturgi adalah unsur dasar tradisi yang suci dan hidup Bdk. DV 8. ---- Katekismus Gereja Katolik, 1124
 

Antifon Pembuka (Mzm 90:1-2)
 
Tuhan, Engkaulah pelindung kami turun-menurun. Dari awal mula sampai akhirat, Engkau mendampingi kami.
 
Doa Pagi

 
Allah Bapa kami di surga, kami berdoa, namun iman kami terlalu kecil, perhitungan kami lebih besar daripada harapan kami. Letakkanlah sabda Yesus pada lisan kami. Ajarilah kami berdoa seperti pada murid-Nya. Maka nama-Mu akan kami puji dan kerajaan-Mu akan datang. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Firman Tuhan itu hidup, maka selalu berbuah, tak pernah kembali dengan sia-sia. Firman itu menjadi benih kehidupan yang baik, benih Kerajaan Allah.

Bacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)
 
  
"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."
     
Beginilah firman Tuhan, “Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka yang minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
  
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Doa bukan sekadar urusan kata-kata, melainkan urusan hati, yakni hati pengampun. Doa Bapa Kami menjadi satu-satunya doa yang diajarkan oleh Yesus. Di dalamnya, terkandung intensitas hubungan akrab dengan Allah sebagai Bapa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)
 
"Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa."
  
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta pada-Nya. Karena itu berdoalah begini, “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Amin.” Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Yesus memberikan nasihat tentang doa. Dia sungguh sangat menekankan ketulusan dan cinta. Dia lalu memberikan sebuah contoh bagaimana seharusnya berdoa. Allah mengampuni mereka yang mengampuni kesalahan sesamanya. Doa harus berbuah dalam kehidupan sehari-hari. Dan hal itu terungkap dalam pengampunan. Apakah saya atau kita mudah untuk memaafkan dan mengampuni?

Doa Malam

Terima kasih ya Yesus, atas doa Bapa Kami yang Engkau ajarkan kepada kami. Bantulah kami untuk menghayati doa tersebut dalam hidup harian kami, terlebih dalam mengampuni sesama. Engkaulah Tuhan dan Juruselamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

“Dia yang memberi kita hidup, juga mengajar kita berdoa” (St. Siprianus)

RUAH

Senin, 10 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Senin, 10 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
  
Sementara orang lain menderita kekurangan, janganlah kita bekerja untuk menimbun dan menumpuk harta benda (uang) --- Paus Gregorius dari Nazianze
 
Antifon Pembuka (Mzm 123:2-3)
 
Sebagaimana mata seorang hamba tertuju kepada tuannya, demikian pula mata kita terarah kepada Allah, agar Ia mengasihi kita. Sayangilah kami, ya Tuhan, sayangilah kami.
 
Doa Pagi

Tuhan, Penyelamat orang berdosa, pandanglah kami umat-Mu. Semoga dalam menjalani masa tobat, hati dan sikap hidup kami tetap bergembira dan terbuka terhadap ajaran-Mu dengan senantiasa mengindahkan hukum cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)

"Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran."

 
Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada segenap jemaat Israel, dan katakan kepada mereka: Kuduskanlah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus. Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah berdusta seorang kepada sesamanya. Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia, dan janganlah merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Janganlah kaukutuki orang tuli, dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan; engkau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah membela orang kecil secara tidak wajar, dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran.Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah Tuhan. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15; R: Yoh. 6:64b)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati, perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan penebusku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Waktu ini adalah waktu perkenanan, hari ini adalah hari penyelamatan!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:31-46)
 
"Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
  
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat datang bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

“Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40)

Menurut iman Kristiani pengadilan pada hari terakhir itu pasti terjadi. Di mata Sang Hakim Agung semua cara hidup tersingkap. Ukurannya apa? “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, kamu lakukan untuk Aku” (Mat 25:40). Itulah yang disebut dengan pelayanan kasih di dalam nama Kristus: memberi makan yang lapar, memberi pakaian yang telanjang, berkunjung pada para tahanan, dan masih banyak tindak pelayanan kasih. Kesemuanya itu didorong berkat imannya akan Kristus. Tanpa iman dan tanpa di dalam Kristus, semua pelayanan kasih semata-mata hanya humanisme belaka.

Pelayanan kasih di dalam Kristus itulah yang menjadi jantung Gereja, menjadi identitas Gereja Katolik. Ajaran-ajaran Sosial Gereja yang dimulai dengan ensiklik Rerum Novarum (1891) oleh Paus Leo XIII merupakan tonggak sejarah Magisterium Gereja. Ketika dunia industri makin menggurita, ketika masyarakat kelas atas menindas kaum buruh, dan ketika masyarakat membisu atas peristiwa itu, Gereja lalu bersuara lantang.

Ajaran Sosial Gereja yang dikeluarkan oleh pimpinan Gereja Katolik dimaksudkan untuk meneguhkan nurani. Urusan-urusan duniawi – entah politik, ekonomi, sains, seni, pekerjaan, atau hubungan internasional – tidak pernah berdiri sendiri, melainkan terkait erat dengan dimensi etis-moral dan hukum ilahi. Dalam bahasa Paus Fransiskus, perkenalkanlah dan hadirkanlah Tuhan, supaya selanjutnya Tuhan dicintai oleh semua orang. Begitulah Paus Fransiskus. Ia memeluk dan mencium orang yang sakit kanker kulit. Ia mau membangun tata kelola Bank Vatikan yang sehat. Ia meminta doa perdamaian bagi Suriah dengan mengajak umat Katolik seluruh dunia berdoa Rosario.

Lantas, kita pun seharusnya berpelayanan kasih. Tak perlu besar, tetapi yang kecil pun akan dihargai oleh Tuhan. Kuncinya terletak pada bertindak di dalam nama Kristus dan didorong oleh semangat iman akan Kristus. Lakukanlah dengan cinta yang besar.

Pertanyaan reflektif:

Sejauh mana pelayanan kasih kita berdasarkan di dalam Kristus dan didorong iman akan Kristus?

Doa:

Ya Yesus, mampukan aku untuk melihat sesama di dalam Engkau. Jadikanlah aku seperti wajah-Mu, penuh belas kasih dan bela rasa, dan semoga kehadiranku membuat Engkau dicintai oleh semua orang. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.

(RD. B. Hardijantan Dermawan / www.mirifica.net)

Menerima abu di luar Rabu Abu?


Minggu, 09 Maret 2014 Hari Minggu Prapaskah I

Minggu, 09 Maret 2014
Hari Minggu Prapaskah I
   
Masa Prapaskah tahunan adalah masa rahmat, karena kita mendaki Gunung Suci hari raya Paskah. "Masa Prapaskah mempunyai tugas ganda, mempersiapkan para katekumen dan kaum beriman untuk perayaan misteri Paskah. Para calon diantar oleh perayaan pendaftaran, oleh perayaan tobat dan pengajaran untuk menghayati Sakramen-sakramen Inisiasi; kaum beriman harus lebih rajin mendengarkan Sabda Allah dan berdoa dan mempersiapkan diri dengan tobat atas pembaruan janji baptis." (Caeremoniale Episcoporum) [Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 6]

   
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 91:15-16)
    
Ia akan memanggil-Ku dan Aku akan mendengarkan dia. Aku akan meluputkan dan memuliakannya. Dengan umur panjang akan Kupenuhi dia.
    
Invocabit me, et ego exaudiam eum: eripiam eum, et glorificabo eum: longitudine dierum adimplebo eum.

       
Doa Pagi

       
Allah Bapa yang Mahakuasa, dengan menjalani masa prapaskah ini kami berusaha semakin mendalami misteri Kristus. Semoga masa yang menguntungkan itu dapat kami gunakan sebaik-baiknya, sehingga rahmat-Mu tidak kami sia-siakan, tetapi membuat kami layak hidup bersama Dia kelak. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (2:7-9.3:1-7)
    
"Ciptaan pertama dan dosa asal."
      
Ketika Tuhan Allah menjadikan langit dan bumi, Ia membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; di tengah-tengah taman itu Ia menumbuhkan pohon kehidupan, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan Allah ular adalah binatang yang paling cerdik. Ular itu berkata kepada perempuan yang telah diciptakan Tuhan, “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Sahut perempuan itu kepada ular, “Buah pohon-pohon dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan atau pun kamu raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Maka ia mengambil dari buahnya, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14-17; Ul: 3a)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari pada-Ku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (5:12-19)
   
"Di mana pelanggaran bertambah banyak, di sana karunia menjadi berlimpah-limpah."
     
Saudara-saudara, dosa telah masuk ke dalam dunia lantaran satu orang, dan karena dosa itu, masuklah juga maut. Demikianlah maut telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, di dunia ini telah ada dosa. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa maut telah berkuasa juga atas mereka yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran dari Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang itu semua orang telah jatuh dalam kuasa maut, jauh lebih besarlah kasih karunia dan anugerah Allah, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang lantaran satu orang, yaitu Yesus Kristus. Kasih karunia Allah jauh lebih besar daripada dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, sedangkan pemberian kasih karunia atas banyak pelanggaran telah mengakibatkan pembenaran. Jadi, jika oleh dosa satu orang maut telah berkuasa, lebih benarlah yang terjadi atas mereka yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran; mereka akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (4:1-11)
    
"Yesus berpuasa selama empat puluh hari, dan dicobai Iblis."
     
Sekali peristiwa Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun supaya dicobai Iblis. Setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu itu menjadi roti.” Tetapi Yesus menjawab, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Kemudian Iblis membawa Yesus ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah. Lalu Iblis berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk pada batu.” Yesus berkata kepadanya, “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Lalu Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya. Iblis berkata kepada-Nya, “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau harus berbakti!” Lalu Iblis meninggalkan Yesus, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Smackdown! Kata itu saya dengar dari mulut seorang anak kecil yang sedang bermain dengan temannya. Sambil bercanda dan bermain riang, anak-anak ini berusaha untuk menjatuhkan temannya. Dan akhirnya, berhasil. Kemudian ia berkata: smackdown! Ia bangga dan tertawa, sementara temannya meringis kesakitan.

Smackdown adalah sebuah program hiburan gulat dari WWE (world wrestling entertainment). Tontonan ini keras, menarik sekaligus mengerikan. Meskipun keras permainannya, tetap banyak yang tertarik melihatnya. Meski diingatkan agar tidak mencoba hal ini di rumah (Don’t try this at home), tetap saja ada yang mencobanya.

Apa yang baik dan menarik untuk dinikmati belum tentu baik untuk kelangsungan hidup kita (bdk. Kej 3:6). Tetapi, apa yang benar dan apa pun yang kita lakukan dengan berpegang firman Tuhan serta takut akan Allah, semua itu akan menuntun hidup kita pada keselamatan. Yang terakhir ini harus dicoba dalam kehidupan, tetapi smackdown jangan dicoba. Mengapa yang benar dan firman Tuhan itu harus diterapkan dalam kehidupan dengan setia? Karena inilah pengetahuan yang benar akibat dari kejatuhan Adam (manusia) ke dalam dosa dan kedatangan Yesus sebagai Penyelamat, “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.” (Roma 5:19)

Dalam sejarah pemikiran, pengalaman dan sejarah kehidupan manusia; ketika ia mulai berdialog dengan iblis, kemudian mengadakan tawar-menawar dengan baik dan berguna bagi dirinya, maka ia akan selalu jatuh ke dalam dosa. Ini berarti, kita harus cepat dan tegas mengatakan tidak kepada iblis. Kalau tidak, maka kita akan jatuh dan jatuh lagi (lihat kisah Adam dan Hawa). Sebab, di hadapannya kita ini adalah mangsanya.

Masa ini adalah Masa Prapaskah, masa di mana kita mengadakan latihan rohani, jasmani, pikiran dan perasaan. (Masa) ini bukan masa untuk menguji kemampuan rohani, jasmani, pikiran dan perasaan kita. Sebab, si pencoba akan datang tanpa diundang. Injil yang menyajikan pencoaan Yesus di padang gurun adalah pedoman bagi kita; bahwa pencobaan akan datang dari berbagai sudut dan kesempatan untuk menggoncang kehidupan rohani, jasmani, pikiran dan perasaan kita; namun Dia tetap menang. Yesus menang terhadap semua pencobaan itu bukan karena Ia menghindar, bukan juga karena melawan. Yesus menang karena Ia sadar dan bersikap tegas terhadap si penggoda. Yesus selalu berkata tidak terhadap godaan dan setia kepada Allah. Akhirnya, Ia menang dan iblis pergi tanpa diusir.

Saya pribadi yakin bahwa iblis itu sangat pintar dan picik. Namun, cara menghadapinya bukanlah dengan berusaha menjadi lebih pintar dan lebih licik dari dia. Jika itu kita lakukan, kita kalah dan sudah masuk dalam perangkapnya. Yang kita lakukan adalah selalu waspada dalam doa dan sabda. Auman singa, auman si iblis tidak akan menakutkan (1Ptr 4:8-9), ketika hidup dikuatkan oleh doa dan sabda. Yang ini, harus dicoba!

Minggu Prapaskah I adalah permulaan Masa Suci terhormat 40 hari. Dalam Perayaan Ekaristi minggu ini, hal ini dapat diungkapkan: misalnya dengan prosesi masuk yang diiringi nyanyian Litani para Kudus. Uskup harus mengadakan perayaan pendaftaran para pelamar dalam gereja Katedral atau juga dalam gereja lain, sesuai dengan kebutuhan pastoral. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 23)

"Yesus dapat menghindari setan, tetapi kalau tidak pernah digoda, Ia tidak pernah memberi ajaran kepadamu, bagaimana dapat menang kalau digoda." (St. Agustinus)
RUAH

Kobus: Tiga kelemahan manusia


Bahan Pendalaman Iman - APP 2014 Keuskupan Surabaya

A. Kerangka Dasar APP 2014 Keuskupan Surabaya : http://goo.gl/APQmd2

B. Bahan Pendalaman Iman APP 2014 Kevikepan Surabaya Barat, Utara dan Selatan
  1. Umat : http://goo.gl/T3ChTu

C. Bahan Pendalaman Iman APP 2014 Kevikepan Kediri
  1. Umat : http://goo.gl/uJuIp3
  2. Bina Iman Anak Katolik (BIAK) : http://goo.gl/QeYZP5
  3. Orang Muda Katolik (OMK) : http://goo.gl/UXaaXk
  4. Sekolah-Sekolah : http://goo.gl/VEroo2

D. Bahan Pendalaman Iman APP 2014 Kevikepan Madiun
  1. Umat : http://goo.gl/jJlqmG
  2. Bina Iman Anak Katolik (BIAK) : http://goo.gl/f9Mrxw
  3. Orang Muda Katolik (OMK) : http://goo.gl/fBnQiS

E. Bahan Pendalaman Iman APP 2014 Kevikepan Blitar
  1. Umat : http://goo.gl/pClxxB
  2. Bina Iman Anak Katolik (BIAK) : http://goo.gl/j0QGm0
  3. Remaja Katolik (ReKat) : http://goo.gl/BUCQB1

Sabtu, 08 Maret 2014 Hari Sabtu sesudah Rabu Abu

Sabtu, 08 Maret 2014
Hari Sabtu sesudah Rabu Abu
  
“Tuhan tidak memerlukan siapa pun juga, tetapi manusia memerlukan Tuhan di atas segalanya” (St. Ireneus)
 
Antifon Pembuka (Mzm 69:17)
   
Ya Tuhan, dengarkanlah kami karena Engkau maharahim. Pandanglah kami sekadar kasih-Mu yang melimpah.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, berkali-kali Engkau bersabda melalui para nabi. Tetapi pada pribadi Yesus kami imani Dialah Sabda-Mu yang menjelma, warta gembira bagi sekalian orang segala jaman. Resapkanlah Sabda-Mu ini ya Tuhan, agar menjadi kekuatan bagi kami dalam melangkah dan melakukan aktivitas pekerjaan kami hari ini sehingga dapat berjalan dengan baik. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Seruan Yesaya berikut ini mewartakan bahwa Allah berkenan kepada orang yang meletakkan dasar hidupnya pada cinta kasih nyata bagi sesama; dan cinta kasih kepada Allah. Inilah benih-benih bagi hukum emas.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:9b-14)
 
"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."
   
Inilah firman Allah, “Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu. Engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebut “Yang memperbaiki tembok yang tembus”, “Yang membetulkan jalan” supaya tempat itu dapat dihuni. Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebut hari Sabat sebagai “Hari Kenikmatan” dan hari kudus Tuhan sebagai “Hari Yang Mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu sendiri, atau berkata omong kosong; maka engkau akan bersenang-senang, karena Tuhan. Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu.
Ayat. (Mzm 86:1-2.3-4.5-6)
1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi: selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
3. Sebab, ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni; kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 33:11)
Aku tidak berkenan akan kematian orang fasik, melainkan akan pertobatannya supaya ia hidup.

Lukas mencatat kisah panggilan Matius-Lewi, si pemungut cukai yang dicap sebagai orang berdosa ini. Yesus melerai protes orang-orang Farisi dan para Ahli Taurat dengan, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib.” Itu adalah argument yang tak terbantahkan!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:27-32)
 
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat."
  
Sekali peristiwa Yesus melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Lalu Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Yesus di rumahnya. Sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain ikut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus memanggil Lewi (Matius) untuk meninggalkan pekerjaan dan masa lalunya sebagai seorang pemungut cukai. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak mampu memahami mengapa Yesus makan bersama-sama dengan orang berdosa. Yesus lalu menegaskan apa yang menjadi tugas perutusan-Nya. Dia justru datang untuk orang-orang berdosa. Yesus mengundang orang-orang berdosa yang bertobat untuk menjadi tamu-tamu-Nya dalam perjamuan surgawi. Kita adalah orang-orang berdosa. Kita menjadi sasaran cinta Yesus.

Doa Malam

Yesus, Engkau datang kepada Lewi, si pemungut cukai, yang dianggap berdosa. Kini kami pun datang kepada-Mu untuk memohon belas kasih dan pengampunan-Mu. Kami yang berdosa mohon dengan rendah hati untuk bertobat, kembali menjadi pengikut-Mu yang setia sampai akhir hidup kami. Yesus, Engkaulah Tuhan dan Penyelamat kami, untuk selama-lamanya. Amin.


RUAH

Surat Gembala Prapaskah 2014 untuk Keuskupan Purwokerto

Tuhan Hadir dan Lewat Menyelamatkan Umat

SAUDARA-saudari umat beriman Keuskupan Purwokerto yang terkasih, Berkat Tuhan!

Masa Prapaska 2014 sudah tiba. Paska berarti “hadir dan lewat”.

Siapa yang hadir dan lewat? Tuhan Allah yang hadir dan lewat menyelamatkan.

Prapaska berarti “hari menjelang kehadiran dan lewat-Nya Allah”. Peristiwa kehadiran dan lewat-Nya Tuhan Allah ini, dalam iman Perjanjian Lama, berhubungan dengan peristiwa kepercayaan umat Hibrani kepada Yahwe, yang hadir dan lewat menyelamatkan para putera sulung umat Hibrani di Mesir, pada hari menjelang Yahwe membebaskan umat Hibrani dari penderitaan hidup tertindas di bawah kekuasaan Firaun, raja Mesir.

Dalam Perjanjian Baru, Paskah berarti kehadiran dan lewatnya Allah membangkitkan Yesus Kristus dari mati yang menjadi sumber keselamatan umat manusia. Prapaska itu hari-hari menjelang hari Raya Kebangkitan Yesus dari mati.

Surat Gembala dari Uskup dalam masa Prapaska, berisi ajakan Uskup kepada Umat Katolik di keuskupannya, agar umat menggunakan waktu Prapaska untuk berolah kebatinan, merenungkan misteri atau keajaiban Yesus yang telah menderita sengsara, wafat dan bangkit dari mati demi keselamatan umat manusia. Umat ber-bela-derita Yesus dengan laku doa disertai pantang dan puasa seraya mensyukuri, merasuki dan menghayati iman akan keajaiban ilahi ini dalam hidupnya sehari-hari.

Dengan demikian, peristiwa Paskah, yang begitu agung, mendalam dan luhur, tidak tersia-siakan demi keselamatan umat manusia.

Tahun 2014 ini, dalam masa Prapaska, kemudian Paska dan sesudah Paska, umat Katolik Keuskupan Purwokerto diharapkan mengolah arah haluan penggembalaan umat yang menyangkut masalah: Pemberdayaan Paguyuban. Selain itu, Bapa Suci Fransiskus menyampaikan pesan Prapaska 2014 tentang hikmah penghayatan kemiskinan dan Konferensi Wali Gereja Indonesia mengajak umat dalam Prapaska 2014 ini mendalami martabat luhur manusia yang mau belajar dari bekerja.

Tambahan lagi, dalam tahun 2014 ini masyarakat Indonesia sedang mengalami peristiwa yang minta perhatian khusus dari umat: pemilihan umum untuk menentukan para anggota DPR Pusat dan DPRD; kemudian pemilihan umum untuk menentukan siapa Presiden RI.

Sehubungan dengan berbagai masalah itu, sepantasnya tema besar olah kebatinan umat Katolik Keuskupan Purwokerto, “Pemberdayaan Paguyuban”, tersentuhkan juga pada masalah politik, masalah sosial, masalah keterbukaan hati. Dalam pelaksanaanya, umat berkinerja memberdayakan paguyuban-paguyuban yang sudah ada, baik berkadar teritorial, kategorial, dan profesional. Tentu saja kalau paguyuban yang kita miliki sudah mencakup semua bidang hidup kanuragan, kejiwaan, kerohanian, rasanya masalahnya sudah terincikan untuk bisa dimasuki, tinggal perlunya ada dorongan untuk menemukan pola baru.

Semoga Tuhan Allah yang hadir dan lewat menyelamatkan bangsa Indonesia, menciptakan Pemilu yang berjalan dengan damai dan aman, serta orang-orang yang nantinya terpilih menjadi pemimpin negara berjiwa jujur, terjauhkan dari tindak korupsi, bersemangat damai untuk melayani masyarakat mencapai kesejahteraan hidup.

Demikian juga semoga Tuhan, yang bekenan hadir dan lewat, menyelamatkan umat Katolik Keuskupan Purwokerto, melahirkan paguyuban-paguyuban yang rukun giat bersemangat sebagai umat Katolik yang beriman tangguh, berharapan teguh dan bercintakasih utuh.

Saudara-saudari umat beriman Keuskupan Purwokerto yang terkasih,

Marilah bersama Tuhan Yesus, yang telah bangkit dari mati, kita menyambut kehadiran Allah Bapa yang menyelamatkan umat manusia. Dan kita mohon doa restu kepada Bunda Maria, Ibu Gereja, supaya kita berani bangkit beralih dari penderitaan ke kegembiraan sebagai putera-puteri Tuhan yang maha pengasih dan maha penyayang.


Purwokerto, 2 Maret 2014



+Mgr. Julianus Sunarka, SJ

Uskup Keuskupan Purwokerto

http://www.sesawi.net/2014/03/01/surat-gembala-prapaska-2014-keuskupan-purwokerto/

Katekese Liturgi: Masa Prapaskah

Masa Prapaskah telah tiba. Masa ini berlangsung selama 40 hari, dengan dua makna pokok. Pertama, untuk mempersiapkan calon baptis dan bagi yang sudah dibaptis untuk mengenangkan pembaptisan yang telah diterima. Kedua, untuk membina semangat tobat kaum beriman dengan mengajak mereka untuk lebih rajin mendengarkan Sabda Allah dan berdoa sehingga siap merayakan misteri Paskah. 

 Suasana masa Prapaskah yang dimulai kemarin, Rabu Abu, sebaiknya diwarnai oleh semangat doa dan matiraga sebagai bentuk tobat, sebab masa ini dapat juga disebut sebagai "Retret Agung" seluruh umat beriman. Puasa dan pantang serta berbagai nilai pertobatan yang diwujudkan secara konkret baik secara pribadi, keluarga, kelompok kategorial maupun kebersamaan umat di wilayah (teritori) tertentu sangat dianjurkan selama masa Prapaskah ini. Begitu pula berbagai devosi, khususnya Jalan Salib pada hari Jumat, sangat dianjurkan. Bila setelah doa Jalan Salib diadakan Misa Kudus di gereja, Misa Kudus tersebut harus dimulai sejak awal. (Baca PUMR No. 24, 27 dan 28)

Sumber: Misa Minggu dan Hari Raya (Edisi Revisi), 2011. Yogyakarta: Kanisius, hlm. 172)

Jumat, 07 Maret 2014 Hari Jumat sesudah Rabu Abu

Jumat, 07 Maret 2014
Hari Jumat sesudah Rabu Abu (Jumat Pertama - Hari Pantang)
  
"Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa." (Mat 9:15)
   

Antifon Pembuka (Mzm 30:11)

Tuhan telah mendengarkan suaraku dan berbelas kasih. Tuhanlah penolongku.

Doa Pagi


Allah Bapa yang maha pengasih dan penyayang, pada pagi hari ini perkenankan kami memohon rahmat-Mu. Mampukan kami membuka belenggu-belenggu kelaliman diri kami dan bersikap penuh kasih kepada sesama. Berkatilah kami dalam mengutamakan kebenaran dan senantiasa memuji kemuliaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)
 
"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."
    
Beginilah firman Tuhan Allah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?” Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)
  
"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
  
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Terhadap pertanyaan yang diajukan oleh para murid Yohanes perihal puasa. Yesus menjawab: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Dengan jawaban seperti itu, Yesus bukannya mau mengabaikan kebiasaan puasa sebagaimana diajarkan oleh kitab taurat. Namun Yesus hendak memperbarui atau melengkapi apa yang semestinya menjadi motivasi kita dalam berpuasa. Kita berpuasa bukan hanya karena hal itu merupakan perintah agama kita, tetapi karena kita sungguh sadar bahwa alasan kita berpuasa adalah karena kita mau mengasihi Allah.

Puasa menjadi salah satu bentuk cara kita memperlihatkan kasih kita kepada Yesus. Para murid, kelak ketika Yesus wafat, amat berduka cita. Mereka berduka cita karena merasa amat kehilangan guru mereka. Saat berduka cita, mereka larut dalam berbagai kenangan dan pengalaman akan hidup mereka bersama Tuhan Yesus. Saat berduka cita, mereka tidak berselera makan dan minum.

Marilah kita juga memaknai masa pantang dan puasa kita sebagai kesempatan untuk menunjukkan bakti dan cinta kita kepada Tuhan Yesus.

Contemplatio: Pejamkan mata beberapa menit. Ingatlah satu dua hal yang seringkali menghalangiku untuk mempraktekkan puasa atau pantang pada masa prapaskah.

Oratio: Tuhan Yesus, terima kasih atas pengorbanan-Mu di salib bagiku. Amin.

Missio: Aku akan berbagi apa yang kumiliki dengan sesamaku pada hari ini.

Kebaktian rakyat yang sesuai dengan Masa Prapaskah, misalnya Jalan Salib, hendaknya dipelihara dan diresapi dengan semangat liturgi, sehingga kaum beriman dapat dihantar lebih mudah ke misteri Paskah Kristus. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 20)

Renungan Harian Mutiara Iman 2014

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy