| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 14 Juni 2014 Hari Biasa Pekan X

Sabtu, 14 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X
  
“Tuhan mengajar kita berdoa tidak hanya dengan perkataan, tetapi juga dengan perbuatan” (St. Siprianus)
      

Antifon Pembuka (Mzm 116:17)
 
Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama-Mu, ya Tuhan.
    
Doa Pagi

 
Allah, sumber kehidupan, Engkau mengilhami Elisa untuk meninggalkan saudara-saudaranya lalu mengikuti Nabi Elia dan menjadi pelayannya. Semoga Roh Kudus-Mu membimbing kami juga untuk berani meninggalkan kepentingan pribadi dan menjadi pengikut Putra-Mu yang setia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
    
Elisa menanggapi tawaran Elia dengan sukacita. Ia mohon berkat ayah ibunya dan berbagi sukacita dengan sesamanya. Ia siap menjadi pelayan Elia.

 
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:19-21)
   
      
"Elisa bersiap-siap lalu mengikuti Elia."
   
Pada suatu ketika pergilah Elia menemui Elisa, putera Safat, yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, dan dia sendiri mengendalikan yang kedua belas. Elia lewat di dekatnya dan melemparkan jubah kepadanya. Segera Elisa meninggalkan lembu-lembunya, mengejar Elia dan berkata, “Perkenankanlah aku mencium ayah ibuku, lalu aku akan mengikuti Engkau.” Jawab Elia kepadanya, “Baiklah! Pulanglah dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu.” Elisa lalu meninggalkan Elia, mengambil pasangan lembu itu dan menyembelihnya. Lalu ia memasak dagingnya dengan kayu bajak itu sebagai kayu api, dan memberikan daging itu kepada orang-orangnya, dan mereka pun memakannya. Kemudian bersiaplah Elisa, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan do=g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, “Engkaulah Tuhanku!” Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku. Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak sorai, dan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.
 
Ketegasan sikap menunjukkan ketaatan pada kehendak Allah. Sebaliknya, sikap yang mendua menjadi incaran si jahat. Waspadalah. ia senantiasa mengincar kita sebagai mangsanya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:33-37)
   
"Aku berkata kepadamu, jangan sekali-kali bersumpah."
   
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita, ‘Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Jangan sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Agung. Jangan pula bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kalian katakan: ya, jika tidak, hendaklah kalian katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
 
Yesus mengajak orang Yahudi agar jangan sekali-kali bersumpah. Banyak hal yang tidak berkenan berkenaan dengan sumpah. Betapa banyak orang mengangkat sumpah palsu yang merugikan dirinya maupun keluarganya. Yesus mengajak kita untuk menghayati hidup ini polos-polos saja. Kalau ya katakan ya, kalau tidak, katakan tidak. Lebih dari itu kita akan terperosok ke dalam dunia ketidakjujuran dan kepalsuan.

Doa Malam

Yesus Tuhan kami, terima kasih atas kotbah di bukit yang kami dengar hari ini. Ingatkanlah kami selalu agar tidak mudah bersumpah palsu dan menjaga bibir kami untuk selalu mengucapkan kata-kata yang baik dan benar. Amin.
RUAH

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar sabda, 'Jangan berzinah!' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya dia sudah berbuat zinah dalam hatinya.

Jumat, 13 Juni 2014
Pw. St. Antonius dari Padua
 
1 Raj 19:9a.11-16; Mzm 27:7-8.9abc.13-14; Mat 5:27-32
 
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar sabda, 'Jangan berzinah!' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya dia sudah berbuat zinah dalam hatinya.

Saya tertarik dengan ungkapan "memandang dengan menginginkannya". Ada 2 hal, yakni memandang dan menginginkan. Keduanya penting untuk diberi perhatian dan banyak kali mempunyai hubungan timbal balik. Di satu sisi, pandangan mata itu menampakkan situasi hati seseorang, termasuk kenginginan-kengininannya. Kita bisa tahu suasana hati seseorang itu sedang gembira, bahagia, sedih, marah, dll dari pandangan matanya. Di sisi lain, apa yang dilihat, bisa membangkitkan keinginan tertentu. Katanya, orang yang jatuh cinta itu berawal dari mata (melihat/memandang) lalu turun ke hati (mencintai). Keduanya, baik memandang maupun menginginkan adalah hal yang alamiah atau natural, namun bisa dan sebaiknya kita latih dan kita arahkan supaya tidak menjerumuskan kita pada tindakan dosa dan kejahatan, seperti yang disebut Yesus dalam Injil hari ini. Untuk itu, marilah kita melatih dan mengarahkan diri kita untuk memandang dan mengingingkan yang baik-baik saja. Seandainya, kita terpaksa harus melihat sesuatu yang tidak baik, dalam arti kita tidak bisa menghindari untuk tidak memandangnya, kita belajar untuk melihatnya dengan cara yang baik dan menginginkan hanya yang baik saja. Dengan kata lain, apa pun yang harus kita lihat, kita belajar untuk melihat atau memandangnya secara baik dan menginginkan hanya yang baik atau yang membawa kebaikan bagi siapapun.

Doa: Tuhan, bimbinglah kami untuk mampu memandang segala sesuatu secara baik dan hanya mengingingkan hal-hal yang membawa kebaikan bagi siapapun. Amin. -agawpr-

Jumat, 13 Juni 2014 Peringatan Wajib St. Antonius dari Padua, Imam dan Pujangga Gereja

Jumat, 13 Juni 2014
Peringatan Wajib St. Antonius dari Padua, Imam dan Pujangga Gereja
  
"Marilah kita mohon rasa tobat mendalam dan mohon lidah api menyala, untuk menyatakan iman yang benar." (St. Antonius dari Padua)

       
Antifon Pembuka (Luk 4:18)

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum kafir miskin dan menghibur yang remuk redam.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Santo Antonius, pengkhotbah yang ulung itu, Kaujadikan penolong dalam keperluan umat-Mu. Semoga berkat doa dan bantuannya dihadapan-Mu, kami Kautopang dalam segala perjuangan guna menjalankan ajaran hidup Kristiani. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
        
Bacaan dari Hari Biasa Pekan X
     
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:9a.11-16)

Sekali peristiwa tibalah Elia di Gunung Horeb, gunung Allah. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, "Hai Elia, keluarlah dan berdirilah di atas gunung, di hadapan Tuhan.” Lalu Tuhan lewat. Angin besar dan kuat membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu mendahului Tuhan. Namun Tuhan tidak berada dalam angin itu. Sesudah angin itu datanglah gempa. Namun dalam gempa pun Tuhan tak ada. Sesudah gempa menyusullah api. Namun Tuhan juga tidak berada dalam api itu. Api disusul bunyi angin sepoi-sepoi biasa. Mendengar itu segeralah Elia menyelubungi wajahnya dengan jubah, lalu keluar dan berdiri di depan pintu gua. Maka terdengarlah suara yang berbunyi, “Apakah kerjamu di sini, Elia?”Jawabnya, “Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel telah meninggalkan perjanjian-Mu; mereka telah meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu, dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang. Hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, “Pergilah, kembalilah ke jalan yang sama, melalui padang gurun ke Damsyik. Sesampai di sana, engkau harus mengurapi Hazzel menjadi raja atas Aram. Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, la = a, 4/4, PS 801 (MTA hal 374-375, bait 2, 3, dan 4)
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku.
Tuhan, pada-Mu ‘ku berserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
Ayat. (Mzm 27:7-8.9abc.13-14; Ul: lih. 1a)
1 Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajah-Mu kucari seturut firman-Mu, “Carilah wajah-Ku!
2. Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Perintah baru Kuberikan kepada kamu, sabda Tuhan, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kamu.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:27-32)
 
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar sabda, 'Jangan berzinah!' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya dia sudah berbuat zinah dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan dikau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada badanmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tangan kananmu menyesatkan dikau, penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada dengan badanmu seutuhnya masuk neraka. Tetapi disabdakan juga, 'Barangsiapa menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan wanita yang diceraikan, dia pun berbuat zinah.'"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
atau Bacaan dari Peringatan St. Antonius dari Padua
     
Bacaan dari Kitab Yesaya (61:1-3a)
   
"Allah telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara." 
   
Kata nabi, Roh Tuhan ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.21-22.25.27; Ul: 2a)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-menurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-menurun."
3. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.
4. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.
      
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:16)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:1-9)
   
"Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya."
    
Pada suatu hari Tuhan menunjuk tujuh puluh murid, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka, "Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian itu, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalu kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, 'Damai sejahtera bagi rumah ini.' Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, salammu itu akan kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ, dan katakanlah kepada mereka, 'Kerajaan Allah sudah dekat padamu'."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan
  
Melihat! Sarana terpenting ialah mata. Pandangan mata itu bisa mengasihi, seperti orang Samaria yang baik hati (Luk 10:25-37); menyesatkan, seperti Daud yang melihat Betsyeba mandi (2Sam 11:2-5); bahkan dapat mendorong pertobatan seperti pandangan Yesus pada Petrus (Luk 22:61). Dari pandangan mata, orang dapat melakukan perbuatan yang baik atau jahat. Keputusan ada pada pribadi yang memiliki mata itu sendiri, meskipun ada pertimbangan lain yang mempengaruhinya. Tatkala pandangan mata melihat segala sesuatu adalah sebagai objek, maka kita akan dapat terperangkap pada pemuasan diri, bahkan dapat menimbulkan dan membangkitkan nafsu yang tak teratur. Sungguh dahsyat pandangan mata itu, bukan?

Dalam Injil hari ini Yesus bersabda, "Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka!" Dari perikop ini Yesus ingin mengajak dan mengingatkan kita, agar pandangan mata kita sungguh jernih dalam melihat segala sesuatu. Pandangan mata yang melihat segala sesuatu, kemudian menghubungkannya dengan Sang Pencipta; lantas mensyukuri dan mengaguminya, maka seluruh keberadaan tubuh kita akan menjadi selaras dan seimbang dengan maksud Allah menciptakan mata kita. Hal ini memang tidak mudah seperti membalik telapak tangan, tetapi kita mesti melatih dan mengusahakannya. Terlebih, sebagai orang yang telah menerima Sakramen Pembaptisan, menjadi umat beriman, pengikut Yesus.

Pandangan mata yang jernih dari pasangan suami istri juga dapat memupuk kesetiaan perkawinan, seperti yang diajarkan oleh Gereja, bahwa perkawinan tak dapat dipisahkan, kecuali oleh kematian. Dengan demikian, mereka terhindar dari perzinahan dan perceraian.

Mari kita meneladan pandangan mata Guru kita, Yesus yang penuh belas kasih. Dengan mengusahakan terus-menerus, kita memiliki pandangan mata yang makin jernih dari hari ke hari. Seperti Santo Antonius dari Padua, ketika melihat tidak ada imam yang maju untuk berkhotbah, maka ketika diminta untuk berkhotbah bagi kelompok Dominikan dan Fransiskan, dengan rendah hati ia maju dan mulai berkotbah dengan mempesona.

Cafe Rohani

“Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."

Kamis, 12 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X

1 Raj 18:41-46;  Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13; Mat 5:20-26

“Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."

Apa artinya menghayati hidup keagamaan secara benar? Beragama secara benar tidak cukup hanya dengan rajin dan tertib berdoa, beribadah, berliturgi dan melaksanakan semua ritual keagamaan, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Semua itu penting dan harus kita laksanakan dengan baik, tetapi tidak boleh hanya berhenti di situ saja. Sebab, menghayati agama secara benar mencakup baik aspek vertikal, yakni hubungan yang harmonis dengan Tuhan, maupun aspek horizontal, yakni hubungan yang harmonis dengan sesama. Oleh karena itu, dalam Injil hari ini Yesus menegaskan bahwa antara memberikan persembahan kepada Tuhan dan berdamai atau berelasi baik dengan sesama adalah dua hal yang tidak boleh dipisahkan tetapi harus berjalan seiring. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ketika mendefinisikan arti agama, juga menegaskan pentingnya keseimbangan dan keharmonisan hubungan dengan Tuhan dan sesama, termasuk dengan lingkungan. Menurut KBBI, agama adalah " ajaran, sistem yg mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dng pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya". Demikian pula kalau kita memahami arti agama dari bahasa aslinya, yakni bahasa sansekerta: "A" yang berarti "tidak" dan "GAMA" yang berarti kacau. Agama berarti tidak kacau. Jadi, agama itu dimaksudkan untuk meniadakan kekacauan dan menciptakan keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama dan lingkungan. Dengan demikian, menghayati agama atau hidup beragama secara benar berarti menjalin hubungan yang harmonis dan damai baik dengan Tuhan, sesama maupun lingkungan. Dari sini jelas bahwa yang namanya kekerasan dan kekacauan atas nama agama tidak dapat dibenarkan sebab dengan sendirinya bertentangan dengan agama itu sendiri, apa pun nama agama itu.
  
Doa: Tuhan, semoga melalui semua agama yang ada di bumi ini, umat manusia semakin mampu menjalin relasi yang harmonis dan damai, baik dengan-Mu, dengan sesama, maupun dengan alam lingkungan. Amin. -agawpr-

Kamis, 12 Juni 2014 Hari Biasa Pekan X

Kamis, 12 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X
   
“Seluruh Kitab Suci itu semerbak oleh hembusan Roh Tuhan” (St. Ambrosius)
 
Antifon Pembuka (Mzm 85:13)

Kasih dan kesetiaan akan bertemu keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan.

Doa Pagi

Tuhan, jadikanlah kami rela bekerja dengan segiat-giatnya seperti Nabi Elia untuk mewartakan sabda cinta kasih-Mu kepada sesama melalui cara hidup kami sehari-hari. Semoga kami kelak boleh memperoleh kegembiraan sejati dan menikmati sukacita abadi bersama-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Sesuai ketentuan Allah hujan turun ke bumi melalui tanda awan kecil yang timbul dari laut. Kuasa Tuhan terlaksana melalui Nabi Elia. Tanda bahwa penyertaan dan bimbingan Allah terus berlanjut dalam diri Nabi Elia.
 
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (18:41-46)
  
"Elia berdoa, dan langit menurunkan hujan."
  
Sesudah peristiwa di Gunung Karmel, Elia berkata kepada Raja Ahab, “Pergilah, makan dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran.” Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak Gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah dengan mukanya di antara kedua lutut. Sesudah itu ia berkata kepada hambanya, “Naiklah ke atas, pandanglah ke arah laut!” Hamba itu naik ke atas, ia melihat ke arah laut dan berkata, “Tidak ada apa-apa.” Kata Elia, “Pergilah sekali lagi!” Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah hamba itu, “Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.” Lalu kata Elia, “Pergilah dan katakan kepada Raja Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan.” Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel. Tetapi kuasa Tuhan berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 846 (MTA hal 118)
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
atau Orang yang tulus akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13)
1. Engkau mengindahkan tanah, lalu mengaruniainya kelimpahan; Engkau membuatnya sangat kaya. Sungai-sungai Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka.
2. Ya, beginilah Engkau menyediakannya: Engkau mengairi alur bajaknya, dan membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya; dengan derus hujan Engkau menggemburkannya dan memberkati tumbuh-tumbuhannya.
3. Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak; tanah-tanah padang gurun mengalirkan air, bukit-bukit berikat pinggangkan sorak-sorai.
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Perintah baru Kuberikan kepada kalian, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kalian.
  
Kita hendaknya menghadap Tuhan dengan hati yang bersih. Padamkan amarah, berdamai dengan sesama maka persembahan kita berkenan di hadirat Allah. Berkat-Nya melimpah dalam hidup kita.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)
   
"Barangsiapa marah terhadap saudaranya, harus dihukum."
  
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada saudaranya: ‘Kafir!’ harus dihadapkan ke mahkamah agama, dan siapa yang berkata: ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
   
Salah satu syarat mutlak bagi hidup keagamaan yang baik adalah hubungan yang baik dengan sesama. Bila masih banyak hal yang membuat hubungan kita dengan sesama tidak baik, bereskan dulu hubungan itu. Sebab hubungan baik dengan sesama menjadi syarat utama agar relasi dengan Tuhan terlaksana dengan baik. Sukar dicerna, bila orang merasa beres dengan Tuhan, padahal urusan dengan sesama belum rampung. Maka hidup keagamaan tidak dapat dipisahkan dari hidup kemasyarakatan.

Doa Malam

Tuhan, Pencipta dan Penyelenggara alam semesta, pada malam ini pandanglah kami anak-anak-Mu. Semoga kami boleh menerima belas kasih-Mu atas segala pelanggaran dan dosa-dosa yang telah kami lakukan sepanjang hari ini. Tuhan, kasihanilah kami orang yang berdosa ini. Amin.

RUAH

Menjadi pewarta dengan memberi kesaksian iman akan Tuhan

Rabu, 11 Juni 2014
Peringatan Wajib St. Barnabas, Rasul

Kis 11:21b-26;13:1-3; Mzm 98:1.2-3ab.3c-4.5-6; Mat 10:7-13

"Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat."

Perintah Yesus yang secara langsung disampaikan kepada para rasul ini juga diberikan kepada kita. Seperti halnya Barnabas yang sebenarnya tidak termasuk dalam bilangan keduabelas rasul tetapi bagi Gereja, dia adalah seorang rasul yang besar. Bersama Paulus, dia menjadi pewarta Injil di Antiokhia, di mana di situlah murid-murid Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen. Kita semua adalah murid-murid Kristus dan rasul-rasul Tuhan untuk zaman sekarang. Maka, kita pun juga dipanggil dan diutus untuk menjadi pewarta Injil, yakni pewarta bahwa Kerajaan Surga sudah dekat. Istilah dekat di sini, tidak serta merta berarti dekat secara waktu atau jarak tempat tetapi lebih-lebih dekat dalam arti reasi. Artinya, Allah yang meraja di Kerajaan surga itu berkenan untuk menjali relasi yang dekat dengan kita. Ia hadir dan meraja juga di tengah-tengah kita sebagaimana kita berdoa sesuai ajaran Yesus, "Bapa kami yang ada di surga, .. datanglah kerajaan-Mu ... di atas bumi seperti di dalam surga". Untuk itu, marilah kita saling menjadi pewarta dengan memberi kesaksian iman akan Tuhan yang senantiasa dekat dengan kita, pertama-tama dalam keluarga kita masing-masing, kemudian ke luar dalam lingkup masyarakat dan Gereja di mana kita tinggal, juga di tempat kerja kita. Pelayanan yang kita berikan dengan cuma-cuma atau murah hari adalah salah satu bentuk kesaksian iman, dimana kita juga telah menerima banyak anugerah secara cuma-cuma dari Tuhan.

Doa: Santo Barnabas, doakanlah kami agar kami mampu menjadi orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman sehingga kami mampu menjadi pewarta dan saksi iman pada zaman sekarang. Amin. -agawpr-

Rabu, 11 Juni 2014 Peringatan Wajib St. Barnabas, Rasul

Rabu, 11 Juni 2014
Peringatan Wajib St. Barnabas, Rasul
  
Kita beruntung telah dibebaskan dari kegelapan dan kesesatan, kita harus selalu berjalan dalam terang sebagai putra-putri terang. ---- St Kromasius.

  
Antifon Pembuka (Kis 11:24)

Berbahagialah orang kudus, yang termasuk bilangan para rasul. Ia orang baik, penuh Roh Kudus dan kepercayaan.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahabaik, terangilah kami dengan Roh Kudus-Mu, agar kami makin bersemangat dalam mewartakan Injil-Mu seturut teladan Santo Barnabas. Topanglah kami agar mampu membawa sesama kepada Yesus Kristus, Putra-Mu. Utuslah Roh Kudus-Mu untuk mendampingi kami dalam tugas perutusan ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (11:21b-26;13:1-3)
     
    
"Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman"
      
Pada perkembangan awal umat beriman, di Antiokhia sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem. Lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasehati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan. Karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman, sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus. Setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhia murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, Lukius orang Kirene, Menahem yang diasuh bersama dengan raja-wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari, ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3c-4.5-6)

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Pergilah, ajarlah segala bangsa, sabda Tuhan. Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:7-13)
      
"Kamu telah menerima dengan cuma-cuma; karena itu berilah dengan cuma-cuma pula."
    
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang-orang sakit, bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan! Kamu telah menerima dengan cuma-cuma; karena itu berilah dengan cuma-cuma pula! Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak, dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya; jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

    
Mark Hornbacher (depan) dan Louis Brown (belakang) memberi informasi mengenai Katolik kepada para pejalan kaki di Royal Oak, Michigan, USA, dengan terlebih dahulu menawarkan Rosario gratis dan Devosi Kerahiman Ilahi https://www.facebook.com/CatholicStreetEvangelization?ref=stream 
Perintah Injil hari ini begitu jelas dan lantang. Murid Kristus harus pergi dan memberitakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat. Pengikut Kristus harus melangkahkan kaki (bergerak) dan membuka mulut (bersaksi) tentang Allah yang akan segera meraja di dunia. Allah meraja berarti Allah menjadi segalanya di dalam segala sesuatu.


Gereja memiliki hirarki dan klerus, sehingga seringkali ada anggapan bahwa perintah ini diperuntukkan bagi mereka saja. Akan tetapi, tidak tepatlah demikian. Perintah ini berlaku bagi siapa saja yang telah dimeteraikan oleh Roh Kudus menjadi anak-anak Allah melalui Sakramen Pembaptisan, yang menjadikannya imam, raja dan nabi. Bagaimana dengan persyaratannya? Inilah Injil, tidak kaku, tetapi selalu dapat dimaknai secara baru sesuai dengan zaman dan konteksnya.

Apakah mungkin menjalankan perintah ini? St. Barnabas, Rasul telah membuktikan dengan sangat baik bahwa pergi dan memberitakan Kerajaan Surga sangat mungkin dan tidak jauh dari harapan kita. Ia bukanlah orang hebat, bukan siapa-siapa. Tetapi, ia dengan gigih memberitakan Injil ke Asia Kecil dan mempertobatkan banyak orang, sehingga ia disebut rasul. Bukan tanpa halangan dan rintangan. Dia mengalami banyak penderitaan dalam mewartakan Injil. Tetapi, ia tetap setia dan rendah hati menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Umat beriman juga bisa melakukannya. Bagi yang berkeluarga, dapat dilaksanakan di dalam keluarga, yaitu dengan membimbing anak-anaknya secara baik dan benar sesuai dengan ajaran Kristus, sehingga akan menjadi saksi yang hidup bagi banyak orang. Jadi, kita tidak perlu berteriak mewartakan Kerajaan Surga.

Hidup keluarga kristiani adalah kesaksian paling ampuh di tengah masyarakat. Bagi yang bekerja, perintah ini dapat dilaksanakan dengan bekerja secara baik dan benar serta membawa pekerjaannya ke dalam doa, sebelum dan sesudah bekerja. Yakinlah bahwa pekerjaan, yang diawali dan diakhiri dengan doa, akan berbuah limpah bagi kita dan bagi banyak orang. Yang terpenting adalah kita tunjukkan bahwa di dalam hidup kita Allah meraja, maka perintah ini sudah terlaksana. Tetapi, ingat semua ini butuh kesetiaan, kegigihan dan kerendahan hati, serta penyertaan Roh Kudus.

Cafe Rohani

Homili Paus Fransiskus: Sabda Bahagia Program Praktis Bagi Kekudusan

 
Selama homilinya pada Senin pagi misa di Casa Santa Marta, Paus terfokus pada Sabda Bahagia.

Pada hari setelah pertemuan bersejarah bagi perdamaian di Vatikan dengan Presiden Israel dan Palestina, beliau menyerukan keberanian dari kelemahlembutan untuk mengalahkan kebencian.

Merefleksikan pada bacaan Injil harian yang berfokus pada Sabda Bahagia, Paus Fransiskus menggambarkan Sabda-Sabda Bahagia tersebut sebagai "program", "kartu identitas seorang Kristen".

"Jika Anda bertanya pada diri sendiri bagaimana untuk menjadi seorang Kristen yang baik, ini adalah di mana Anda dapat menemukan jawaban Yesus, sebuah jawaban," kata beliau, "yang menunjuk ke sebuah sikap yang saat ini sangat melawan arus: Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah.

"Kekayaan," Paus Fransiskus menunjukkan "tidak memberikan jaminan, bahkan saat hati kaya dan merasa puas diri, tidak memiliki tempat untuk Sabda Allah:" Berbahagialah mereka yang berdukacita karena mereka akan dihibur.

"Dunia mengatakan kepada kita bahwa kebahagiaan, sukacita dan hiburan adalah hal terbaik dalam hidup," lanjut beliau. "Dan tampaknya berbeda ketika ada masalah penyakit atau sakit dalam keluarga. Dunia tidak ingin menderita, dunia lebih suka mengabaikan situasi yang menyakitkan, untuk menutupinya. Hanya orang yang melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, dan yang hatinya berduka, akan senang dan akan dihibur. Berkat penghiburan Yesus, bukan dari dunia. Berbahagialah orang yang lembut hati di dunia ini yang dipenuhi dengan benyak perang, argumen-argumen, kebencian. Dan Yesus berkata: tidak ada perang, tidak ada kebencian. Perdamaian dan kelemahlembutan. "

Paus Fransiskus terus mengatakan "jika Anda lembut hati dalam kehidupan, orang akan berpikir Anda tidak pintar". Biarkan mereka berpikir itu, kata beliau, "tetapi Anda lembut hati karena dengan kelemahlembutan ini Anda akan mewarisi dunia".

"Diberkatilah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran". Hal ini sangat mudah, Paus mengamati, untuk menjadi bagian dari korup dan disebut " pendekatan harian 'do ut des' (balas jasa). Segala sesuatu adalah bisnis ". Berapa banyak ketidakadilan terjadi karena pendekatan tersebut, kata beliau, dan berapa banyak orang menderita karena ketidakadilan. Dan Yesus berkata: "Berbahagialah mereka yang berjuang melawan ketidakadilan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan ". Bermurah hati, Paus mengatakan, adalah "orang-orang yang memaafkan dan memahami kesalahan orang lain". Yesus, kata beliau, tidak mengatakan "berbahagialah mereka yang membalas dendam".

"Berbahagialah mereka yang mengampuni, yang murah hati. Karena kita semua adalah bagian dari sepasukan orang-orang yang sudah diampuni! Kita semua telah diampuni. Itulah sebabnya orang yang berbahagia yang menempuh jalan pengampunan ini. Berbahagialah orang yang suci hatinya, mereka yang memiliki sederhana, hati yang murni tanpa kotoran, hati yang tahu bagaimana mencintai dengan kemurnian. Berbahagialah orang yang pembuat perdamaian. Tapi sangatlah umum di antara kita untuk menjadi pembuat peperangan atau pelaku-pelaku kesalahpahaman! Ketika saya mendengar sesuatu dari satu orang, dan saya pergi dan mengatakan kepada orang lain dalam satu detik, diperbesar, terbi ... dunia pergunjingan. Orang-orang yang bergosip, yang tidak membuat perdamaian, adalah musuh perdamaian. Mereka tidak diberkati ".

"Berbahagialah mereka yang dianiaya oleh karena kebenaran". Berapa banyak orang, Paus Fransiskus mengatakan, telah dianiaya, "dan terus dianiaya hanya karena telah berjuang untuk keadilan". Dan mengingat Sabda Bahagia, Paus mengatakan bahwa mereka mewakili "sebuah program untuk hidup yang ditawarkan kepada kita oleh Yesus": "Begitu sederhana namun begitu sulit". Dan beliau berkata: "jika kita mencari lagi, Yesus memberi kita petunjuk lain" seperti yang tertulis dalam Injil Matius, pasal 25: "Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku". Dengan dua hal ini - Sabda Bahagia dan Matius 25 - "orang dapat menjalani kehidupan Kristen, yang kudus".

"Beberapa kata-kata, kata-kata sederhana, namun praktis untuk semua," kata Paus dalam penutupan "Karena Kristianitas adalah sebuah agama praktis:. Tidak hanya untuk dibayangkan, itu harus dipraktekkan. Jika Anda memiliki beberapa saat di rumah hari ini, ambillah Injil, Injil Matius, bab lima. Pada permulaannya ada Sabda Bahagia; sisanya dalam bab 25. Dan itu akan Anda baik untuk membacanya lebih dari satu kali. Bacalah program untuk kekudusan ini. Semoga Tuhan memberi kita rahmat untuk memahami pesanNya ".

"Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga."

Selasa, 10 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X
 
1 Raj 17:7-16; Mzm 4:2-3.4-5.7-8; Mat 5:13-16

"Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga."

Mungkin kita pernah mendapatkan nasihat untuk tidak memperlihatkan perbuatan-perbuatan baik kita kepada orang lain. Bahkan Yesus sendiri berpesan "jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu." (Mat 6:3). Memang, begitulah hendaknya. Kita harus rendah hati, tidak perlu sombong dan pamer atas semua perbuatan baik kita, entah besar entah kecil. Kebaikan itu tidak perlu diperlihatkan apalagi ditonjol-tonjolkan. Kebaikan itu akan tampak dengan sendirinya seperti halnya sumber cahaya yang memancarkan berkas cahaya sekalipun ia sendiri berada di tempat tersembunyi. Dan kalau orang melihat sebuah sumber cahaya yang tersembunyi itu, biasanya ia akan mengambilnya dan meletakkannya di tempat yang pas sehingga dapat semakin menerangi sekitarnya. Demikianlah hendaknya kita dengan segala kebaikan kita. Di satu sisi, kita harus bersaksi melalui perbuatan-perbuatan baik kita, tetapi tidak perlu dengan memamerkan dan menonjol-nonjolkannya untuk mencari pujian (Orang Jawa bilang: golek alem). Biarlah perbuatan baik itu sendiri yang memancarkan sinarnya, lalu orang akan melihat dengan sendirinya kemudian memuliakan Allah. Bukan memuliakan dan memuji-muji kita. Sebab, pada dasarnya kita bisa berbuat baik hanya karena Allah bekerja dalam diri kita dan memampukan kita. Tanpa Allah, kita bukanlah apa-apa dan tidak mampu berbuat apa-apa yang baik.

Doa: Tuhan, jadikanlah kami tetap rendah hati atas semua kebaikan yang Kaukerjakan melalui perbuatan-perbuatan kami. Biarlah kebaikan kami itu menjadi kesaksian yang otentik, bukan demi pujian bagi kami tetapi demi kemuliaan nama-Mu. Amin. -agawpr-

Selasa, 10 Juni 2014 Hari Biasa Pekan X

Selasa, 10 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X
    
“Bagiku mati dalam Kristus Yesus lebih mulia daripada menjadi raja yang menguasai batas-batas bumi yang paling jauh” (St. Ignatius dari Antiokhia)

 
Antifon Pembuka (Mat 5:16)
 
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuji Bapa di surga.

Doa Pagi


Allah yang Mahabaik, Engkau senantiasa menyertai dan memelihara siapa saja yang dengan tekun bekerja bagi kemuliaan kerajaan-Mu. Jadikanlah kami terang cahaya-Mu bagi sesama. Semoga kehadiran kami mampu memancarkan kasih-Mu yang sejati dan dengan demikian semua orang memuliakan Bapa di surga. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Kuasa keselamatan Tuhan nyata bagi orang yang percaya. Janda di Sarfat mau mendengarkan perintah Tuhan melalui Nabi Elia. Kekhawatiran hilang dan seiring dengan itu, bertumbuhlah pengharapan dan keyakinan.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:7-16)
         
   
"Tempat tepungnya tak pernah kosong sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan Nabi Elia."
         
Pada waktu itu Sungai Kerit menjadi kering, sebab hujan tiada turun-turun di negeri itu. Maka datanglah sabda Tuhan kepada Elia, “Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” Maka Elia pun bersiap-siap, lalu pergi ke sarfat. Ketika ia tiba di dekat gerbang kota, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Elia berseru kepada perempuan itu, “Cobalah, ambilkan daku sedikit air dalam kendi untuk kuminum.” Ketika wanita itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi, “Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” Wanita itu menjawab, “Demi Tuhan Allahmu yang hidup, sesungguhnya tiada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, sebentar lagi aku pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” Tetapi Elia berkata kepadanya, “Janganlah takut, pulanglah, dan buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku; kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah sabda Tuhan Allah Israel, “Tepung dalam tempayan itu takkan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun takkan berkurang sampai tiba waktunya Tuhan menurunkan hujan ke atas muka bumi.” Maka pergilah wanita itu, berbuat seperti yang dikatakan oleh Elia. Maka Elia, wanita itu dan anaknya mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.7-8)
1. Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah yang membenarkan daku. Engkau memberi kelegaan kepadaku di saat kesesakan; kasihanilah aku, dan dengarkanlah doaku! Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?
2. Ketahuilah, Tuhan telah memilih bagi-Nya seorang yang Ia kasihi; apabila aku berseru kepada-Nya, Ia mendengarkan. Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hati di tempat tidurmu, tetapi tetaplah tenang.
3. Banyak orang berkata, “Siapa akan memperlihatkan yang baik kepada kita? Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak daripada yang mereka berikan di saat mereka kelimpahan gandum dan anggur.”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapa-Mu di surga.

Kita dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia. Perbuatan yang baik memancarkan kemuliaan Allah dengan memberi rasa cinta kasih dan menjadi jalan yang menerangi sesama. Lakukanlah perbuatan baik itu, jangan ditunda-tunda.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)
   
"Kamu adalah garam dunia”
    
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda, “Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

  
Kita sama tahu fungsi garam. Garam adalah barang asin yang membuat enak makanan. Ini kiasan yang diterapkan di dalam kehidupan Kristiani. Garam bila kehilangan daya asinnya, maka hilanglah pamornya, tak ada gunanya lagi. Kita juga sudah tahu fungsi pelita. Pelita harus diletakkan di atas kaki dian supaya menerangi semua orang dalam rumah. Ini juga kiasan yang diterapkan dalam hidup Kristiani. Tugas kita ialah selalu berusaha memelihara hidup kita agar tetap asin seperti garam dan tetap bercahaya seperti pelita yang bernyala dengan berbuat baik. Dengan melihat perbuatan kita yang baik, orang akan memuji Allah di surga.

Doa Malam

Allah yang Mahabaik, jadikanlah kami pelita-Mu yang tetap menyala, walau diterpa angin badai. Semoga sinar terang-Mu mampu terpancar dan menerangi sesama yang ditimpa kegelapan. Semoga perbuatan-perbuatan kami yang baik mampu membawa mereka untuk bertobat, sehingga nama-Mu makin dipuji dan dimuliakan, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah"

Senin, 09 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X

1 Raj 17:1-6; Mzm 121:1-2.3-4.5-6.7-8; Mat 5:1-12

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah"

Setiap orang ingin dan berusaha agar hidupnya bahagia. Yesus pun menghendaki agar kita bahagia. Namun, kebahagiaan yang dikehendaki Tuhan untuk kita bukanlah kebahagiaan yang didasarkan pada hal-hal duniawi seperti materi/uang, kekuasaan, kesenangan, kehormatan, dll. Kebahagiaan kita didasarkan pada kebersatuan kita dengan Tuhan dan kasih solidaritas dengan sesama. Maka, Yesus mengatakan berbahagialah yang miskin (SB-1), yakni yang tidak terikat dan mengandalkan diri pada harta duniawi tetapi hanya mengikatkan dan mengandalkan diri pada Tuhan. Berbahagialah yang berdukacita (SB-2) dan murah hati (SB-5), yakni yang berempati dan berbelarasa pada penderitaan sesama dan alam semesta. Berbahagialah yang lemah lembut (SB-3), yakni yang rendah hati dan tidak mengagung-agungkan kekuatan dan kekuasaan tetapi hanya mengagungkan Tuhan. Berbahagialah yang lapar dan haus akan kebenaran (SB-4), yakni yang selalu merindukan Tuhan, Sang jalan, kebenaran dan kehidupan serta selalu mengikuti Tuhannya untuk berpikir, bersikap, berkata dan bertindak benar sesuai dan demi kendati harus menghadapi berbagai macam resiko (SB-8). Berbahagialah yang suci hatinya (SB-6), yakni yang tidak membiarkan hatinya dinodai oleh kebencian, dendam, iri hati dan perasaan-perasaan negatif lainnya, tetapi selalu membawa damai (SB-7) dengan senantiasa mengupayakan (jalan) perdamaian dengan siapapun untuk urusan apapun.

Doa: Tuhan, ajarilah aku untuk hanya mengejar kebahagiaan sejati, yakni kebahagiaan yang didasarkan pada kebersatuan dengan-Mu dan pada kasih solidaritas pada sesama. Amin. -agawpr-

NB: SB adl Sabda Bahagia

Senin, 09 Juni 2014 Hari Biasa Pekan X

Senin, 09 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X (Tahun II)
   
Sungguh bukan sifatmu tidak rela melihat orang lain berhasil (St. Ignatius dari Antiokhia.
         
Mulai hari ini Lilin Paskah dipindahkan dari dekat altar ke tempat pembaptisan.
    
Antifon Pembuka (Mzm 34:9)
  
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.
 
Doa Pagi
 
Allah Bapa yang mahakuasa, berkat pencurahan Roh Kudus bantulah kami menyadari karunia-karunia yang Kautanam dalam diri kami. Semoga kami memanfaatkan karunia itu bukan untuk menyombongkan diri melainkan untuk melayani sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:1-6)
      
"Elia melayani Tuhan, Allah Israel."
     
Sekali peristiwa, Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, berkata kepada Raja Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel , yang kulayani, tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan." Kemudian Tuhan bersabda kepada Elia, "Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana ." Maka ia pergi dan berbuat seperti disabdakan Tuhan. Ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur Sungai Yordan. Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do= d, 4/4, PS 805
Ref. Hanya Engkaulah Tuhan Allahku dan harapan untuk hidupku.
atau Pertolongan kita dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi.
Ayat. (Mzm 121:1-2.3-4.5-6.7-8)
1. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolongan bagiku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
2. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sungguh, tidak akan terlelap dan tidak akan tertidur Penjaga Israel .
3. Tuhan penjagamu, Tuhan naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak akan menyakiti engkau pada waktu siang, tidak pula bulan pada waktu malam.
4. Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. Tuhan akan menjaga keluar masukmu dan sekarang sampai selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil do=f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 6:23b)
Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12)
   
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah."
   
Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit, sebab melihat orang banyak. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Yesus mulai berbicara dan menyampaikan ajaran ini kepada mereka, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kalian, jika demi Aku kalian dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga, sebab para nabi sebelum kalian pun telah dianiaya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
  
Bacaan hari ini diambil dari Mat 5:1-12, dan Injil ini mengulas tentang “Sabda Bahagia”. Sabda Bahagia tidak menjanjikan hidup seseorang menjadi nyaman, aman dan tenteram. “Sabda Bahagia” adalah pernyataan Yesus sendiri untuk memberitahukan konsekuensi-konsekuensi mengikuti Yesus. Kita semua sedikit mengerti apa yang ingin diungkapkan Yesus
1.    “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena mereka yang empunya kerajaan Surga” artinya Yesus meminta kita untuk melepaskan belenggu dan nafsu duniawi, melepaskan kelekatan – kelekatan yang membawa kita kepada kecenderungan untuk mengejar harta duniawi dengan ambisi dan nafsu, tanpa menggunakan harta tersebut dengan bijak
2.    “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”. Kita semua, siapapun, keika sedih, selalu ada saja orang yang berusaha menjadi pendengar dan menghibur kita dengan perkataan yang menyehatkan dan memotivasi kita. Tetapi diatas itu semua, dukacita yang kita alami akan selalu memperoleh penghiburan yang sifatnya sempurna, yaitu dari Yesus sendiri, selama penderitaan ini mau kita bawa bersama Yesus, dengan sedikit tidak mengeluh secara berlebihan.
3.    “Berbahagialah orang yang lembut, karena mereka akan memiliki bumi”. Siapa yang suka dengan orang yang memiliki tempramen keras? Sepintas memandangnya saja sudah merasa ketakutan. Mereka yang lemah lembut dari hati yang tulus, dan bukan sebagai topeng, akan selalu menjadi pusat perhatian orang lain, dan itu lah sebabnya dikatakan bahwa orang yang lemah lembut akan “memiliki bumi”, semua orang akan memandang kita. Tetapi menjadi lemah lembut butuh kerendahan hati dan penyangkalan diri terhadap egoism kita
4.    “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan”. Setiap orang tentu selalu merasa lapar, dan dapat merasa kenyang ketika menyantap hidangan. Tetapi, hal ini tidak bertahan lama, kita akan lapar lagi. Begitu juga beriman kepada Yesus, butuh suatu kerinduan dan cinta yang total, mengorbankan diri untuk haus akan Yesus, dan Yesus sendiri yang akan memberikan hidangan, yaitu diri-Nya sendiri. Contoh paling konkret adalah perayaan Ekaristi, dimana kita menyantap dan berstau bersama Yesus Sang Putera, inilah makanan peziarahan kita
5.    “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”. Kita murah hati artinya mau memberikan seutuhnya diri kita, tidak setengah – setengah. Memberikan seluruh karya pelayanan kita kepada Yesus. Yesus yang paling murah hati itu akan memberikan kepada kita damai sejahtera di dalam hati kita. Untuk itu, kita semua terpanggil untuk megobarkan cinta kepada Yesus dengan sikap dan karya kita sehari – hari. Melakukannya bukan untuk mengharapkan imbalan dari Yesus, tetapi sepenuhnya untuk Yesus tanpa memperhatikan imbalan.
6.    “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah”. Siapa yang suci? Apakah kita suci? Belum. Tetapi karena rahmat baptisan, kita telah dipersatukan dengan Kristus dan dikuduskan oleh Yesus. Apa itu kesucian hati? Yaitu hati yang mau mencintai Yesus, berusaha hidup jujur tanpa dusta, hati yang menjadi kamar pribadi Roh Kudus. Maka hati kita sepenuhnya hanya untuk Allah, bukan untuk manusia. Itulah hati yang suci.
7.    “Berbahagialah orang y ang membawa damai, karena mereka disebut anak-anak Allah”. Tentu saja, Yesus datang ke dunia melimpahkan damai sejahtera kepada kita dan Yesus disebut sebagai Putra Tunggal Bapa. Kini, maukah kita memberikan damai yang telah diberikan Yesus kepada sesame dalam setiap karya kita?
8.    “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi – nabi yang sebelum kamu”. Harga mati bagi kita sebagai orang Katolik adalah mengikuti Yesus di dalam Gereja-Nya. Ada banyak tantangan dan hambatan yang berusaha menghadang kita, ini yang terjadi oleh para martir Gereja Katolik. Mereka rela memberikan nyawa demi Kristus. Lalu, bagaimana mungkin kita dapat mudah berpaling dari iman Katolik kita? Mendapatkan nilai yang bagus dalam suatu ujian harus dilalui dengan proses yang tidak mudah. Demikian juga mengikuti Yesus di dalam Gereja-Nya dengan hati tulus, harus ada proses, dan nilai terbaik yang akan diberikan Yesus adalah Kerajaan Surga.
  
Sabda bahagia mencerminkan wajah Yesus Kristus dan cinta kasih-Nya. Mereka menunjukkan panggilan umat beriman, diikutsertakan di dalam sengsara dan kebangkitan-Nya; mereka menampilkan perbuatan dan sikap yang mewarnai kehidupan Kristen; mereka merupakan janji-janji yang tidak disangka-sangka, yang meneguhkan harapan di dalam kesulitan; mereka menyatakan berkat dan ganjaran, yang murid-murid sudah miliki secara rahasia; mereka sudah dinyatakan dalam kehidupan Perawan Maria dan semua orang kudus. (Katekismus Gereja Katolik, No. 1717)
   
Renungan Pagi / Deus Providebit

Jangan cuma katanya #42: Yang dikandung dari Roh Kudus .....


Kobus: Tetap Setia


Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus."

Minggu, 08 Juni 2014
Hari Raya Pentakosta
 
Kis 2:1-11; Mzm 104:1.24.29-30.31.34; Kor 12:3b-7.12-13; Yoh 20:19-23
 
Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus."
 
Ketika saya merenungkan bacaan-bacaan Pentakosta tentang Roh Kudus ini, ada satu hal yang amat kuat, yakni tentang Roh Kudus sebagai Roh Pemersatu. Karena Roh Kudus, para rasul dapat mempersatukan banyak orang yang berkumpul dari berbagai macam tempat dan bahasa karena mereka masing-masing dapat mengerti apa yang dikatakan para rasul (bac I). Berkat Roh Kudus dalam pembaptisan, semua orang dipersatukan dalam Kristus sebagai satu tubuh (bac II). Dan berkat pencurahan Roh Kudus pula, para rasul diberi kuasa untuk mengampuni dosa, yang dengan pengampunan itu orang berdosa yang telah memisahkan diri dari Tuhan kembali dipersatukan dan diperdamaikan dengan Tuhan dan sesama (Injil). Untuk itu, pada Hari Raya Pentakosta ini, Paus Fransiskus secara khusus mengajak kita semua untuk berdoa bagi persatuan dan perdamaian dunia, khususnya di Timur Tengah. Hari ini, Paus menggandeng Presiden Shimon Peres dan Mahmoud Abbas untuk sungguh-sungguh mengupayakan dan membangun perdamaian di Tanah Suci, dengan cara bertemu untuk berdoa bersama di Roma. Semoga, Roh Kudus, Roh Pemersatu, membantu setiap usaha kita dan siapa pun untuk mewujudkan damai sejahtera di muka bumi ini. Dan kita, yang telah menerima karunia Roh Kudus, baik dalam hidup sehari-hari maupun dalam kesempatan-kesempatan istimewa (Baptis, Krisma, Tahbisan, dll), marilah kita bekerjasama dengan Roh Kudus untuk menjadi pengampun, pemersatu, pewarta cinta kasih dan pembawa damai sejahtera.

Doa: Ya Tuhan, utulah Roh Kudus-Mu atas kami dan perbaruilah kami setiap saat supaya kami selalu menjadi ciptaan baru yang teguh berjuang untuk mewujudkan kesatuan dan damai sejahtera di dunia ini. Amin. -agawpr-

Minggu, 08 Juni 2014 Hari Raya Pentakosta

Minggu, 08 Juni 2014
Hari Raya Pentakosta
    
Tuhan berjanji akan mengutus Roh Kudus untuk membuat kita siap bagi rencana Allah. Sebab, seperti tepung kering tidak dapat melekat menjadi adonan, apalagi menjadi roti, tanpa sesuatu yang cair, begitu pula kita, karena banyak, tidak dapat menjadi satu dalam Kristus Yesus tanpa air yang datang dari surga (bdk. Yoh 7:38-39). Dan seperti tanah kering tidak dapat menghasilkan buah tanpa diberi air, begitu pula kita, yang semula adalah kayu kering, tidak akan dapat menghasilkan buah kehidupan tanpa hujan dari surga turun atas kemauan-kemauan kita. (St. Ireneus, Sumber: Bacaan Ofisi Hari Raya Paskah)

 
Antifon Pembuka (Keb 1:7)
 
Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia. Dialah yang menyatukan segala sesuatu dan memahami setiap tutur bahasa. Alleluya.
  
Spiritus Domini replevit orbem terrarum, alleluia: et hoc quod continet omnia, scientiam habet vocis, alleluia, alleluia, alleluia.
  

Doa Pagi

 
Allah Bapa kami yang Mahaagung dan kekal, berkat misteri Pentakosta Engkau menguduskan Gereja-Mu di antara para bangsa dan segala bahasa. Sebarluaskan anugerah Roh Kudus ke seluruh dunia. Ulangilah mukjizat Pentakosta: sentuhlah dengan Roh-Mu hati umat beriman, seperti yang Kaulakukan pada awal pewartaan Injil. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:1-11)
    
    
"Mereka dipenuhi Roh Kudus dan mulai berbicara."
    
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang yang percaya akan Yesus berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk. Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus. Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diilhamkan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan. Waktu itu di Yerusalem berkumpul orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena masing-masing mendengar rasul-rasul itu berbicara dalam bahasa mereka. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata, “Bukankah semua yang berbicara itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita? Kita orang Partia, Media, Elam, kita penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab; kita semua mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 828
Ref. Utuslah Roh-Mu ya Tuhan dan jadi baru seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 104:1.24.29-30.31.34; Ul. 30)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar! Betapa banyak perbuatan-Mu, ya Tuhan, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.
2. Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya, biarlah Tuhan bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya! Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena Tuhan.
3. Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:3b-7.12-13)
   
"Kita semua telah dibaptis dalam Roh Kudus menjadi satu tubuh."
  
Saudara-saudara, tidak seorang pun dapat mengaku, “Yesus adalah Tuhan”’ selain oleh Roh Kudus. Ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh. Ada rupa-rupa pelayanan, tetapi hanya ada satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu; Dialah yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab kita semua, baik Yahudi maupun Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Madah Pentakosta (Sekuensia) PS 569
(Veni Sancte Spiritus)
 
1. Veni, Sancte Spiritus et emitte caelitus lucis tuae radium.
2. Veni, pater pauperum, veni, dator munerum, veni, lumen cordium.
3. Consolator optime, dulcis hospes animae, dulce refrigerium.
4. In labore requies, in aestu temperies, in fletu solatium.
5. O lux beatissima, reple cordis intima tuorum fidelium.
6. Sine tuo numine, nihil est in homine, nihil est innoxium.
7. Lava quod est sordidum, riga quod est aridum, sana quod est saucium.
8. Flecte quod est rigidum, fove quod est frigidum, rege quod est devium.
9. Da tuis fidelibus, in te confidentibus, sacrum septenarium.
10. Da virtutis meritum, da salutis exitum, da perenne gaudium. Amen.
 
atau
 
1. Ya Roh Kudus, datanglah dari surga sinarkan pancaran cahaya-Mu.
2. Suluh hati, datanglah, Bapa kaum yang lemah, pemberi anugerah.
3. Kau penghibur ulungku, 'Kau sahabat jiwaku, penyejukku yang lembut.
4. Kausegarkan yang lelah, Kautenangkan yang resah; Kau melipur yang sendu.
5. O Cahaya yang cerah, datang dan penuhilah hati kaum beriman.
6. Tanpa kekuasaan-Mu, hampa daya umat-Mu; hanya noda adanya.
7. Yang cemar bersihkanlah, yang kersang siramilah, yang terluka pulihkanlah.
8. Yang keras lunakkanlah, yang beku cairkanlah, yang sesat arahkanlah.
9. Limpahilah umat-Mu yang percaya pada-Mu: sapta karunia-Mu.
10. Dan curahilah anugrah: akhir hidup bahagia, sukacita tak henti.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, gregorian, PS 964
Ref. Alleluya
Ayat. Datanglah, hai Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati mereka.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:19-23)
      
"Seperti Bapa telah mengutus Aku, kini Aku mengutus kamu. Terimalah Roh Kudus."
     
Setelah Yesus disalibkan, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
      
Renungan

     
Pada hari ini, bersama Gereja, kita yang percaya kepada Kristus, merayakan Hari Raya Pentakosta. Setiap kali merayakan Pentakosta, kita selalu diingatkan kembali akan karya Roh Kudus. Karya Roh Kudus yang menghilangkan rasa takut. Karya Roh Kudus yang menghilangkan rasa kuatir. Karya Roh Kudus yang memberikan keberanian untuk mewartakan Injil yang disampaikan Yesus pada waktu itu. Karya Roh Kudus yang menyemangati para murid Yesus untuk bersaksi tentang siapa Yesus yang sesungguhnya. Karya Roh Kudus memberikan keberanian untuk bersaksi tentang Injil hingga ke ujung bumi.

Ketika para murid Yesus berkumpul di suatu tempat dengan semua pintu dan jendela tertutup rapat karena mereka takut, datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka. Kehadiran Yesus memberi suatu semangat yang baru. Rasa takut dan sedih berubah menjadi sukacita. Rasa kuatir berubah jadi harapan baru. Saat itu, Yesus mengetahui bahwa Dia tidak berada selamanya bersama mereka. Dia sudah berjanji untuk menyertai mereka sampai akhir, walau Dia harus segera kembali kepada Bapa dan bersatu dengan Bapa, karena Dia dan Bapa adalah satu. Untuk itu, Dia menghembusi mereka dengan Roh-Nya, “Terimalah Roh Kudus.” Dengan hembusan itu, Yesu menganugerahkan Roh Kudus kepada para murid yang pada saat itu sedang berada dalam kondisi ketakutan. Roh Kudus inilah yang selalu memberikan keberanian, menyemangati dan menyertai para murid-Nya dalam melaksanakan tugas mewartakan Injil.

Kita yang dibaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus telah menerima Roh Kudus yang sama. Roh Kudus yang sama, kini juga selalu menganugerahkan keberanian kepada kita untuk bersaksi tentang Kristus. Roh Kudus itu jugalah yang memberikan keberanian kepada kita untuk mewartakan Injil.

Namun, kita adalah manusia lemah. Kita sering kurang berani atau ragu-ragu mengakui iman kita di depan orang lain. Kita membutuhkan keberanian yang berasal dari Roh Kudus untuk bersaksi tentang Kristus dan Injil-Nya. Barangkali kesaksian kita yang paling efektif tidak hanya melalui kata-kata, tetapi terlebih melalui sikap, dan perbuatan baik yang dijiwai semangat Kristus. Maka, untuk menjadi saksi yang meyakinkan banyak orang, mari kita berani berbuat baik dalam hidup sehari-hari. Selamat Hari Raya Pentakosta!

CAFE ROHANI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy