| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 07 September 2016 Hari Biasa Pekan XXIII

Rabu, 07 September 2016
Hari Biasa Pekan XXIII
     
“Tanpa Ekaristi Kudus tidak ada kebahagiaan di dunia ini; tidak ada yang menopang hidup. Ketika kita menerima Komuni Kudus, kita menerima kegembiraan dan kebahagiaan kita. Allah yang baik, berkenan memberikan diri-Nya sendiri bagi kita dalam Sakramen Cinta kasih-Nya. Ia memberikan kepada kita kerinduan yang hebat dan besar dan hanya Dia sendiri dapat memuaskannya. Di hadapan Sakramen yang indah ini, kita laksana seorang yang hampir mati kehausan dan tiba di tepi sungai – dia hanya perlu menundukkan kepalanya saja; seperti seorang yang tetap miskin dekat dengan harta karun yang besar – dia hanya perlu mengulurkan tangannya saja. Dia yang menerima Komuni kehilangan dirinya di dalam Allah, seperti setitik air di dalam lautan. Mereka tidak dapat dipisahkan lagi.” — St. Yohanes Maria Vianney
   
Antifon Pembuka (Luk 6:20)
  
Berbahagialah orang yang miskin karena merekalah yang empunya Kerajaan Allah.
       
Doa Pagi

Ya Allah, kami bersyukur karena melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menyampaikan Sabda Bahagia kepada kami yang miskin dan lemah ini. Semoga, Sabda Putra-Mu itu menjadikan kami kaya akan belas kasih dan perhatian kepada mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan menderita. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (7:25-31)
 
"Adakah engkau terikat pada seorang wanita? Janganlah mengusahakan perceraian. Adakah engkau tidak terikat pada seorang wanita? Janganlah mencari seseorang." 
   
Saudara-saudara, mengenai para gadis aku tidak mendapat suatu perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercaya berkat rahmat yang telah kuterima dari Tuhan. Aku berpendapat bahwa mengingat zaman darurat sekarang ini baiklah orang tetap dalam keadaannya. Adakah engkau terikat pada seorang wanita? Janganlah mengusahakan perceraian. Adakah engkau tidak terikat pada seorang wanita? Janganlah mencari seorang. Tetapi kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi, orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani, dan aku mau menghindarkan kalian dari kesusahan itu. Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan: Waktunya singkat! Sebab itu dalam waktu yang masih sisa ini: mereka yang beristeri hendaknya berlaku seolah-olah tidak beristeri; dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli. Pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia yang kita kenal sekarang ini akan berlalu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
      
Mazmur Tanggapan
Ref. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu.
Ayat. (Mzm 45:11-12.14-15.16-17)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya!
2. Keindahan belaka puteri raja itu, pakaiannya bersulamkan emas. Dengan pakaian bersulam berwarna-warni ia dibawa kepada raja; anak-anak dara mengikutinya, yakni teman-temannya, yang didatangkan untuk dia.
3. Dengan sukacita dan sorak sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja. Para leluhurmu akan diganti oleh anak-anakmu nanti; mereka akan kauangkat menjadi pembesar di seluruh bumi.
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 6:23ab) 
Bersukacitalah dan bergembiralah, karena besarlah upahmu di surga.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:20-26)
 
"Berbahagialah orang yang miskin, celakalah orang yang kaya." 
   
Pada waktu itu Yesus memandang murid-murid-Nya, lalu berkata, “Berbahagialah, hai kalian yang miskin, karena kalianlah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kalian yang kini kelaparan, karena kalian akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kalian yang kini menangis, karena kalian akan tertawa. Berbahagialah, bila demi Anak Manusia kalian dibenci, dikucilkan, dan dicela serta ditolak. Bersukacitalah dan bergembiralah pada waktu itu karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kalian, orang kaya, karena dalam kekayaanmu kalian telah memperoleh hiburan. Celakalah kalian, yang kini kenyang, karena kalian akan lapar. Celakalah kalian, yang kini tertawa, karena kalian akan berdukacita dan menangis. Celakalah kalian, jika semua orang memuji kalian; karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
  Sikap hidup orang beriman ialah menjalani hidup di dunia ini sambil mengarah kepada dunia yang akan datang (surgawi). Namanya hidup sadar tidak berhenti di dunia ini, maka pandangan ke eskatologis. Melihat akan bakal kesudahan nanti. Kebanyakan manusia hidup dengan berpusat pada dunia yang dihadapi ini saja. Dunia ini mengesankan jasmani dan indrawi, kekayaan dan kehormatan dicari karena langsung dinikmati oleh manusia. Bacaan hari ini, menyampaikan sebaliknya. Paulus mengajak kita untuk memandang dari keabadian dari dimensi kerohanian, unsur yang bertahan sampai hidup yang kekal, itu unsur yang perlu diperhitungkan di zaman ini. Orang bisa sombong dan sukses dan bersukaria secara berlebihan dan dalam kegagalan bisa merasa terpukul sampai putus asa, karena orang terpaku pada yang dilihat dan dialami sekarang ini. Ia lupa bahwa masih ada takdir yang tidak terelakkan dan hidup yang akan datang. Paulus menggugah kita untuk memandang sampai ke seberang sana (ke atas, melampaui batas indrawi). Yang menggunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak menggunakannya, katanya. Hal itu tertuang dalam suratnya mengenai tidak kawin dan arti keperawanan. Kehidupan surgawi dihadirkan dalam hidup panggilan yang berbeda dengan hidup di dunia. Keselamatan jiwa paling menentukan. 
 
 Dalam Injil Lukas, sabda bahagia yang diwartakan Yesus jelas mengutamakan orang miskin. Dalam peristiwa orang muda yang kaya dipanggil tetapi pergi dengan sedih karena hartanya banyak, Yesus menarik kesimpulan dan pelajaran bahwa sulit sekali orang kaya masuk dalam Kerajaan Surga. Yesus menggambarkan perumpamaan si kaya dengan Lazarus yang miskin. Gampang orang yang kaya menjadi keras hati, sedang si miskin sesudah penderitaannya di dunia, langsung diterima dalam pangkuan Abraham. Kemiskinan menjadi tanda kehadiran perjuangan untuk melihat bahwa kekayaan itu adalah anugerah Allah. Bagaimana sikap dan tindakan kita? Apa pilihan dan prioritas hidupmu hari ini?  
 
Antifon Komuni (Luk 16:20)
 
Berbahagialah kalian yang miskin, sebab milik-Mulah Kerajaan Allah. 
 
 
 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy