| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 12 Juni 2018 Hari Biasa Pekan X

Selasa, 12 Juni 2018 
Hari Biasa Pekan X
    
“Bagiku mati dalam Kristus Yesus lebih mulia daripada menjadi raja yang menguasai batas-batas bumi yang paling jauh” (St. Ignatius dari Antiokhia)

 
Antifon Pembuka (Mat 5:16)
 
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuji Bapa di surga.

Doa Pembuka


Allah yang Mahabaik, Engkau senantiasa menyertai dan memelihara siapa saja yang dengan tekun bekerja bagi kemuliaan kerajaan-Mu. Jadikanlah kami terang cahaya-Mu bagi sesama. Semoga kehadiran kami mampu memancarkan kasih-Mu yang sejati dan dengan demikian semua orang memuliakan Bapa di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin
   
     
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:7-16)
         
   
"Tempat tepungnya tak pernah kosong sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan Nabi Elia."
         
Pada waktu itu Sungai Kerit menjadi kering, sebab hujan tiada turun-turun di negeri itu. Maka datanglah sabda Tuhan kepada Elia, “Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” Maka Elia pun bersiap-siap, lalu pergi ke sarfat. Ketika ia tiba di dekat gerbang kota, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Elia berseru kepada perempuan itu, “Cobalah, ambilkan daku sedikit air dalam kendi untuk kuminum.” Ketika wanita itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi, “Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” Wanita itu menjawab, “Demi Tuhan Allahmu yang hidup, sesungguhnya tiada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, sebentar lagi aku pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” Tetapi Elia berkata kepadanya, “Janganlah takut, pulanglah, dan buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku; kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah sabda Tuhan Allah Israel, “Tepung dalam tempayan itu takkan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun takkan berkurang sampai tiba waktunya Tuhan menurunkan hujan ke atas muka bumi.” Maka pergilah wanita itu, berbuat seperti yang dikatakan oleh Elia. Maka Elia, wanita itu dan anaknya mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.7-8)
1. Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah yang membenarkan daku. Engkau memberi kelegaan kepadaku di saat kesesakan; kasihanilah aku, dan dengarkanlah doaku! Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?
2. Ketahuilah, Tuhan telah memilih bagi-Nya seorang yang Ia kasihi; apabila aku berseru kepada-Nya, Ia mendengarkan. Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hati di tempat tidurmu, tetapi tetaplah tenang.
3. Banyak orang berkata, “Siapa akan memperlihatkan yang baik kepada kita? Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak daripada yang mereka berikan di saat mereka kelimpahan gandum dan anggur.”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapa-Mu di surga.
       
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)
   
"Kamu adalah garam dunia”
    
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda, “Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

  
Garam dan terang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Garam menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Selain menjadi kebutuhan pokok, garam digunakan dalam berbagai keperluan hidup manusia. Di wilayah Kalimantan, misalnya masih banyak orang menggunakan garam untuk beradat. Dalam bidang kesehatan, garam digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Bidang industri menggunakan 40% olahan garam untuk bahan baku. Dalam bidang pertanian dan peternakan garam dimanfaatkan untuk kesehatan hewan dan pembuatan pupuk. Ternyata dalam bidang transportasi pun garam berguna untuk pemeliharaan jalan di daerah dengan 4 musim. 
 
 Terang juga sangat dibutuhkan manusia. Dengan terang kita dapat mewujudkan kemanusiaan kita. Kita dapat hidup, bergerak, dan bermasyarakat karena ada terang. Terang membuat arah perjalanan manusia menjadi tampak. 
 
 Yesus bersabda: "Kamu adalah garam dunia; kamu adalah terang dunia." Yesus tidak bersabda bahwa kamu akan menjadi garam tetapi nyatanya kita adalah sudah garam dan sudah terang. Kata adalah menunjukkan identitas. Kalimat itu bukan kalimat perintah seperti yang sering kita dengar: jadilah garam dunia. Tidak. Kita adalah garam itu sendiri, bukan calon garam sehingga harus dikatakan jadilah. Demikian pula dengan terang; kita ini adalah terang dunia. Kita adalah terang itu sendiri. 
 
 Sabda Yesus itu meneguhkan sekaligus menunjukkan agar garam dan terang dapa menunjukkan identitasnya. Garam dan terang dunia sesungguhnya menunjukkan kepada Yesus sendiri yang telah menjadi segala-galanya bagi manusia. Yesus bukan hanya terang dunia yang menunjukkan jalan menuju kepada Bapa tetapi Ia adalah jalan itu sendiri. Yesus juga bukan hanya jalan itu sendiri melainkan membuat semua orang mampu melewati jalan itu bersama-Nya menuju kepada Bapa. 
 
 Kisah Eli yang membantu janda di Sarfat adalah contoh bagaimana garam dan terang itu menjelma dalam hidup seseorang. Pertolongan Elia menyelamatkan janda Sarfat membuat hidupnya berkelimpahan. Di sekitar kita masih banyak orang yang memiliki situasi seperti janda Sarfat. Kerusakan alam, tindakan kekerasan, korupsi, kerusakan moral, sikap intoleran dan ketidakadilan sosial yang membuat orang tidak berdaya dan bahkan kehilangan harapan untuk hidup. Beranikan kita menjelmakan garam dan terang dunia pada saudara-saudari kita yang berada dalam situasi seperti janda Sarfat? Tuhan memberkati!. (RP/Inspirasi Batin 2018)

Doa Malam

Allah yang Mahabaik, jadikanlah kami pelita-Mu yang tetap menyala, walau diterpa angin badai. Semoga sinar terang-Mu mampu terpancar dan menerangi sesama yang ditimpa kegelapan. Semoga perbuatan-perbuatan kami yang baik mampu membawa mereka untuk bertobat, sehingga nama-Mu makin dipuji dan dimuliakan, kini dan sepanjang masa. Amin.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy