“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat 10:37)

Senin, 14 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV

Yes 1:11-17; Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23; Mat 10:34 - 11:1

“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat 10:37)

Menjadi murid Kristus adalah panggilan. Tuhanlah yang memanggil kita. Namun dari pihak kita selalu ada kesadaran dan kebebasan untuk memilih "ya" atau "tidak". Tuhan menghendaki dan memberikan yang terbaik, tetapi Ia tidak memaksa kita. Maka, boleh dikatakan bahwa iman itu merupakan sebuah pilihan. Dengan menjadi Katolik, berarti kita secara sadar dan bebas memilih untuk menjawab "ya" atas panggilan Tuhan dan dengan demikian kita menjadi pengikut dan murid Kristus Kristus serta menjadi anggota Gereja-Nya. Atau, bagi yang dulu dipilihkan oleh orangtua (misalnya saya yang baptis bayi) berarti secara sadar dan bebas memilih untuk tetap menghayati iman Kristiani serta manjadikannya sebagai pilihan pribadi.

Setiap pilihan pasti membawa konsekuensi dan menuntut komitmen. Kalau kita sudah memilih untuk mengimani Kristus, kita harus mengasihi-Nya melebihi segala sesuatu. Kristus harus selalu menjadi yang utama dan pertama dalam hidup kita. Ciptaan lain di atas permukaan bumi, termasuk keluarga kita, diciptakan bagi kita untuk menolong dalam memuji, menghormati serta mengabdi Tuhan (bdk. LR. 23). Karena itu kita harus bersikap lepas bebas dan tidak terikat segingga kalau mereka justru merintangi relasi dan pengabdian kepada Tuhan kita harus melepaskannya.

Selain membawa konsekuensi, pilihan juga menuntut komitmen. Artinya, kita harus berpegang teguh pada pilihan iman kita dalam keadaan apa pun. Kita bersedia menanggung resiko dan konsekuensi atas pilihan kita tanpa mengeluh, dan menjalaninya dengan penuh rasa syukur sebagai bagian dari kehidupan yang terus berproses.

Doa: Tuhan, kami telah memilih untuk menjawab "ya" atas panggilan-Mu. Berilah kami rahmat-Mu untuk selalu mempunyai komitmen atas pilihan kami dan mampukankah kami untuk mengasihi Engkau lebih dari segala sesuatu dan menjadikan-Mu sebagai yang pertama dan utama dalam hidup kami. Amin. -agawpr-

Senin, 14 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XV

Senin, 14 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV
 
Kamu percaya akan pekerjaan Roh Kudus, bagaimana mungkin kamu tidak percaya akan kehadiran-Nya? (St. Ambrosius)
 

Antifon Pembuka (Yes 1:16b.17)

Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam. Belalah hak anak yatim, perjuangkanlah perkara para janda.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu kepada kami. Kami mohon, semoga pertentangan-pertentangan yang terjadi dalam rangka menanggapi kedatangan Putra-Mu itu, tidak menghancurkan kami tetapi justru semakin menguji kemurnian dan kesungguhan iman kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (1:11-17)       
       
"Bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku."
        
Dengarkanlah sabda Tuhan, hai para pemimpin Sodom, "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak? Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23; R:23b)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itukah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:34 - 11:1)
   
"Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku."
      
Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia kan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya." Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

 
Mengapa Yesus mengatakan Ia datang ke dunia bukan untuk membawa damai, tetapi membawa pedang? Yesus tidak sedang bermaksud memporak-porandakan dan menghancurkan dunia, terlebih alam semesta. Aneh rasanya, jika Bapa menciptakan seluruh jagad raya namun justru Putra-Nya sendiri hadir membawa pedang dan menghancurkan segalanya. Dunia kita porak poranda. Ketika kebenaran harus iman harus tersingkirkan karena ulah manusia ; Yesus datang untuk menegakkannya kembali. Itulah mengapa Yesus membawa “pedang”, sebab kebenaran yang harus ditegakkan akan menimbulkan perbantahan.

Yesus ingin memisahkan kebaikan dari kejahatan, kebenaran dari kesesatan, keadilan dari ketidak-adilan itulah mengapa Yesus mengatakan : “Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.” (Mat 10:35-36) karena Yesus memisahkan semuanya itu agar kita dapat melihat dengan bijaksana mana yang baik dan benar untuk kita lakukan di hadapan Allah. Contoh yang paling besar ialah, ketikaYesus harus menyatakan diri-Nya sebagai Putra Allah, siapa yang sanggup menerima kebenaran ini? Yesus harus memikul salib untuk kebenaran yang harus dinyatakan kepada dunia. Berefleksi dari sikap Yesus, Guru dan Gembala kita, Ia mengatakan “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Mat 10:38). Yesus sudah memikul salib-Nya, Yesus tidak mundur sedikitpun dan tidak mengeluarkan keluhannya sevara berlebihan. Yesus, sejak awal mula pasti sudah mengetahui bahwa Ia akan mengalami hal yang demikian mengerikan, tetapi Yesus tetap setia karena Ia percaya akan Bapa-Nya. Bagaimana dengan kita? Penderitaan Yesus jauh lebih berat dibandingkan penderitaan kita, masihkah kita berusaha menghindar untuk setiap permasalahan yang ada? Bahkan menghalalkan segala cara agar masalah dapat tuntas? Guru dan Gembala kita tidak pernah memberikan contoh yang demikian. “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya”. (Mat 10:39) Sebab setiap orang yang bersikeras untuk mempertahankan ketidak adilan, kesesatan tidak akan kehilangan martabatnya dihadapan manusia namun tidak dihadapan Allah kelak pada waktunya. Itulah sebabnya Yesus mengatakan “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat 10:37) karena Yesus adalah kebenaran yang sejati ;Yesus tidak bermaksud mengajarkan kita menjadi anak yang durhaka, tetap mengajarkan bagaimana kita mencintai orang tua kita dengan segenap hati, jiwa dan raga ; maka cinta kita kepada Allah harus lebih dari segalanya sebab Allah yang akan menjadi orang tua surgawi kita kelak saatnya akan tiba. Jangan sampai cinta kita kepada orang tua dan sesama manusia mengaburkan cinta kita kepada Allah sang kebenaran. Yesus juga mengajarkan untuk menerima setiap kelemahan orang lain dengan kerendahan hati, sebab di dalam diri setiap manusia itu sesungguhnya Yesus sendiri yang hadir, sekalipun orang tersebut yang kita pandang hina dimata manusia. Itulah sebabnya kita harus menerima setiap orang yang hadir di hadapan kita sebagai Yesus sendiri yang datang, tidak memandangnya hina dan kotor sebab dihadapan Allah kita semua kotor. Dan ketika kita menerima semua orang yang hadir sebagai Yesus sendiri, kita mau menerima Yesus dan itu artinya kita menerima Bapa. Inilah salah satu kebenaran itu (Mat 10:40).
Renungan Pagi/Deus Providebit

Komuni Dua Rupa bagian 3: Cara yang benar #2 (berdasarkan PUMR 286)


Sabar untuk berakar


"Ada seorang penabur keluar untuk menabur .... yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah"

Minggu, 13 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XV

Yes 55:10-11; Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13.14; Rm 8:18-23; Mat 13:1-23

"Ada seorang penabur keluar untuk menabur .... yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah"

Syukur kepada Tuhan karena bagi kita yang tidak menerima firman Tuhan secara langsung, setiap saat bisa membaca dan mendengarkan-Nya dari Kitab Suci. Sebab, kita tahu bahwa "Kitab Suci adalah Sabda Allah sendiri yang diungkapkan dalam bahasa manusia" (DV 13, KGK 101) dan "Bila Alkitab dibacakan dalam Gereja, Allah sendiri bersabda kpd umat-Nya. .... Umat wajib mendengarkannya dgn penuh hormat" (PUMR 29). "Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya", begitulah aklamasi yang setiap kali kita dengarkan setelah pembacaan Injil. Lalu, kita pun dengan mantap menjawab "Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami".

Nah sekarang, bagaimana agar Sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci itu, yang sejak ditulis sampai sekarang tidak berubah dan bunyinya tetap sama, bagi kita tidak menjadi bahasa yang mati tetapi menjadi Sabda Allah yang hidup dan menghidupkan? Bagaimana agar Sanda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci itu menghasilkan buah yang melimpah dalam hidup kita. Sebenarnya, aklamasi sesudah Injil sudah menjelaskannya, yakni kita harus mendengarkan dan melaksanakannya. Itu saja. Oleh karena itu, marilah kita berusaha agar semakin sering mendengarkan Sabda Tuhan dalam Kitab Suci. Misalnya, berdasarkan kalender Liturgi (http://www.imankatolik.or.id/kalenderliturgi.html), kita bersama dengan keluarga membaca, mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan. Setiap hari, serperti halnya kita juga harus makan setiap hari.

Mungkin ada saatnya, Sabda Tuhan itu tidak mudah kita mengerti. Tidak apa-apa. Kita percaya bahwa Roh Kudus berkarya dalam diri kita. Seperti halnya kalau kita makan, kita tidak mengerti zat apa saja yang terkandung dalam makanan itu dan berapa ukurannya. Tetapi karena kita tekun untuk makan setiap hari (3x), maka kita mendapat energi, sehat dan bertahan hidup. Atau kita mudah sekali lupa akan Sabda Tuhan yang kita baca. Minggu lalu bacaan tentang apa, kita sudah lupa. Jangankan minggu lalu, wong kemarin atau tadi saja lupa. Tidak apa-apa. Lha wong Minggu lalu istri/ibu kita masak apa dan kita makan apa saja juga tidak ingat persis kok. Tapi dengan memakan masakan istri/ibu yang sekarang tidak kita ingat itu, kita sehat dan mendapat energi serta kekuatan untuk hidup. Demikian pula dengan Sabda Tuhan yang kita baca. Meski tidak kita ingat, tetapi memberi daya rohani untuk hidup.

Oleh karena itu, marilah kita semakin tekun dan sering mendengarkan Sabda Tuhan. Sebisa mungkin tidak sendiri tetapi bersama dalam keluarga sehingga kita sungguh mendengarkan Sabda Tuhan, bukan membaca sendiri. Misalnya yang membaca digilir: bapak, ibu, anak-anak dan anggota keluarga yang lain. Atau, kalau kita membacanya sendiri, bacalah dengan bersuara sehingga telinga kita mendengar Sabda Tuhan dari mulut kita. Kita percaya bahwa dengan demikian, Sabda Tuhan akan menjadi sabda yang hidup dalam diri dan keluarga kita, yakni sabda yang dihidupi dan menghidupi. Sebab, "Firman Tuhan, seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yes 55:10-11).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk semakin tekun dan setia mendengarkan dan melaksanakan firman-Mu agar dengan demikian, Sabda-Mu itu semakin berbuah dalam hidup kami. Amin. -agawpr-

Minggu, 13 Juli 2014 Hari Minggu Biasa XV

Minggu, 13 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XV
     
"Roh Kudus benar-benar Pribadi utama untuk seluruh perutusan gerejani" (RM 21). Ia mengantar Gereja ke jalan-jalan misi. Ia "menjabarkan perutusan Kristus sendiri, yang diutus untuk mewartakan Kabar Gembira kepada kaum miskin. Atas dorongan Roh Kristus Gereja harus menempuh jalan yang sama seperti yang dilalui oleh Kristus sendiri, yakni jalan kemiskinan, ketaatan, pengabdian, dan pengurbanan diri sampai mati, dan dari kematian itu muncullah Ia melalui kebangkitan-Nya sebagai Pemenang" (AG 5). "Darah orang-orang Kristen adalah benih" (Tertulianus, apol. 50). (Katekismus Gereja Katolik, 852)

      
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 17:15)
 
Dalam kebenaran, aku memandang wajah-Mu, dan aku akan puas waktu menyaksikan kemuliaan-Mu.      
      
As for me, in justice I shall behold your face; I shall be filled with the vision of your glory.
     
Dum clamarem ad Dominum, exaudivit vocem meam, ab his qui appropinquant mihi: et humiliavit eos, qui est ante sæcula, et manet in æternum: iacta cogitatum tuum in Domino, et ipse te enutriet.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau menunjukkan cahaya kebenaran-Mu kepada orang-orang yang tersesat, agar mereka kembali ke jalan yang benar. Semoga semua yang menyatakan diri kristiani menolak segala yang bertentangan dengan nama ini dan mengejar apa yang selaras dengannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)
    
"Hujan menyuburkan bumi dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan."
              
Beginilah firman Tuhan, “Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat. (Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13.14; Ul: lihat Luk 8:8)
1. Engkau mengindahkan tanah, lalu mengaruniainya kelimpahan; Engkau membuatnya sangat kaya. Sungai-sungai Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka.
2. Ya, beginilah Engkau menyediakannya: Engkau mengaliri alur bajaknya, dan membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya; dengan dirus hujan Engkau menggemburkannya, dan memberkati tumbuh-tumbuhannya.
3. Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak; tanah-tanah padang gurun mengalirkan air, bukit-bukit yang berikat-pinggangkan sorak-sorai.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:18-23)
        
"Dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah menyatakan."
         
Saudara-saudara, aku yakin, penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan karena kehendak Dia yang telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan, dan masuk ke dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah. Kita tahu, sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin; dan bukan hanya makhluk-makhluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai anugerah sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati smbil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. 2/4
Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:1-23 (Singkat: 13:1-9)
   
"Ada seorang penabur keluar untuk menabur."
      
Pada suatu hari Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dengan memakai perumpamaan-perumpamaan. Ia berkata, “Ada seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung-burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tumbuhan itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh ke tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh ganda, ada yang tiga puluh ganda. Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan! Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya, “Mengapa Engkau mengajar mereka dengan perumpamaan?” Jawab Yesus, “Kamu diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi orang-orang lain tidak. Karena barangsiapa mempunyai, akan diberi lagi sampai ia berkelimpahan; tetapi barangsiapa tidak mempunyai, maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga. Itulah sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan, karena sekalipun melihat, mereka tidak tahu, dan sekalipun mendengar, mereka tidak menangkap dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak mengerti; kamu akan melihat dan melihat lagi, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, telinganya berat untuk mendengar, dan matanya melekat tertutup; agar jangan mereka melihat dengan matanya, dan mendengar dengan telinganya, dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Kusembuhkan. Akan tetapi berbahagialah kamu karena melihat, dan berbahagialah telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. Karena itu, dengarlah arti perumpamaan tentang penabur itu. Setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Surga, tetapi tidak mengerti, akan didatangi si jahat, yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya. Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu firman itu terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah. Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus, ada yang enam puluh, dan ada yang tiga puluh kali lipat.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Sessa (4 th) tinggal di perkampungan padat. Suatu hari ia diajak pamannya ke toko mainan untuk beli boneka. Setelah memilih dan dibayar ia segera lari keluar. Ternyata ia telanjang kaki. Melihat itu pamannya bertanya, “Mana sandalmu?” Dia menjawab dengan polos, “Di lepas di luar. Kata ibu kalau masuk rumah orang, harus melepas sandal.” Tak disangkal, bahwa jiwa seorang anak adalah tanah subur bagi benih ajaran baik. Apa yang ditabur di atasnya, mudah tumbuh meski belum sempurna. Kita pun harus terus mengolah hidup, agar benih-benih sabda yang ditabur Allah dalam hidup kita dapat berkembang dan berbuah matang.

Allah menabur sabda-Nya tidak hanya pada saat tanah hidup kita sedang mujur atau subur. Ia tidak pilih-pilih tanah dalam menabur benih sabda-Nya. Benih yang ditabur dalam karakter Kristus, Roh Kristus. Tentu cocok dan siap tumbuh di mana saja. Hanya masalahnya, bisa tumbuh subur apa tidak. Untuk itu, kita diharapkan mampu mengolah semua situasi hidup kita menjadi tanah yang subur, sehingga karakter Kristus dapat tumbuh dan berkembang di dalam diri kita. Allah merencanakan, agar kita makin hari makin dapat menjadi serupa dengan Kristus. Peristiwa-peristiwa dalam hidup kita turut bekerja di dalam rencana Allah.

Segala sesuatu dalam kehidupan tidak semua baik. Banyak kejadian di dunia ini jahat dan buruk. Namun, Allah mampu mendatangkan kebaikan dan keburukan. Ketika mengalami cobaan hidup, Allah tetap menaburkan benih Sabda-Nya. Allah akan menggunakannya untuk mengembangkan diri kita. Setiap kali berjuang memilih berbuat yang baik dan benar, kita sedang mengolah tanah untuk bisa menjadi lahan subur dan mengembangkan benih sabda Allah.

Kita sedang berproses mendekati karakter Kristus yang adalah kasih. Kasih itu sabar, murah hati, lemah lembut rendah hati, penuh pengertian. Ketika orang tidak peduli dengan pertumbuhan rohaninya, itu menunjukkan bahwa mereka tidak memahami implikasi-implikasi kekalnya, yaitu menjadi serupa dengan Kristus dan bersatu dengan-Nya. Keserupaan dengan Kristus merupakan hasil dari kebiasaan membuat pilihan-pilihan seperti Kristus dalam mengolah hidup. Dibutuhkan keberanian untuk membongkar dan membarui kebiasaan lama yang tidak baik. (Sr. Bernadetta / Cafe Rohani)

“Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya."

Sabtu, 12 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV

Yes 6:1-8; Mzm 93;1ab.1c-2.5; Mat 10:24-33

“Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya."

Injil hari ini berbicara mengenai relasi kita dengan Yesu, yakni antara Guru dan murid serta antara tuan (Tuhan) dan hamba. Hal ini sesuai yang dikatakan Yesus kepada para rasul dalam perjamuan terakhir, "Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang akulah Guru dan Tuhan" (Yoh 13:13). Relasi ini menegaskan kepada kita bagaimana kita harus bersikap di hadapan Sang Guru dan Tuhan. Dalam relasi antara murid dengan Guru dan antara hamba dengan Tuhan, tentu saja harus ada rasa hormat dan ketaatan. Oleh karena itu, kita harus selalu menghormati, memuji, menyembah dan memuliakan Tuhan. Kita juga harus taat pada perintah dan kehendak-Nya. Selain itu, murid dan hamba juga harus mau belajar dari Sang Guru dan Tuhan. Guru jelas mempunyai peran utama untuk mendidik dan mengajar; dan murid mempunyai kewajiban pokok untuk belajar. Tuan seringkali juga mengajarkan banyak hal kepada hamba-hamba-Nya dan hamba harus memperhatikan apa yang diajarkan Tuannya. Namun, tentu saja kewajiban utama dari hamba adalah melayani Tuannya. Oleh karena itu, kita pun, selain harus belajar dari Yesus serta meyalani Dia. Nah, dalam rangka belajar dan melayani inilah, ada hal yang khas yang harus dibuat oleh murid dan hamba, yaitu tinggal bersama Sang Guru dan Tuannya. Dalam sekolah model padepokan dan asrama, para murid tinggal bersama Sang Guru sepanjang waktu sedang dalam model yang lain cukup datang setiap hari. Yang jelas ada intensitas perjumpaan dan kebersamaan dengan Sang Guru. Demikian pula hamba, agar selalu siap memberikan pelayanan sewaktu-waktu Tuannya membutuhkan, ia juga tinggal bersama Sang Tuan. Maka, dalam relasi kita dengan Yesus, kita juga harus selalu tinggal bersama-Nya atau paling tidak mempunyai intensitas perjumpaan dan kebersamaan dengan Tuhan setiap hari.

Doa: Tuhan, berilah aku rahmat-Mu agar mampu menjadi murid dan hamba-Mu yang baik, yakni yang selalu hormat dan taat kepada-Mu, yang senantiasa mau belajar dari-Mu serta mengikuti didikan dan bimbingan-Mu, yang melayani-Mu melalui tugas dan pekerjaanku, serta yang mempunyai itensitas perjumpaan dan kebersamaan dengan-Mu. Amin. -agawpr-

Sabtu, 12 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV

Sabtu, 12 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
    
“Para pembangun Gereja adalah semua orang yang mewartakan sabda Tuhan di dalam Gereja; dan juga yang melayani Sakramen-sakramen Allah” (St. Agustinus)
 
Antifon Pembuka (Yes 6:1.8)
 
Aku mendengar Tuhan bersabda, ‘Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapa yang akan pergi atas nama-Ku?’ Maka aku menjawab, ‘Inilah aku, utuslah aku!’

Doa Pagi

Tuhan Yesus Kristus, bersama Nabi Yesaya aku pun turut berkata, “Inilah aku, utuslah aku”. Berkatilah aku agar dapat berlaku baik dan bijaksana dalam mengemban tugas perutusan yang Engkau percayakan kepadaku berkat Sakramen Pembaptisan dan Sakramen Penguatan. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
 
Mimpi atau penglihatan bukanlah suatu kebetulan. Dengannya Allah bisa saja menyampaikan maksud-Nya. Nabi Yesaya mengalaminya yang pada gilirannya menjadikan dia mengenal diri dan berani menjadi utusan-Nya. Ia siap dan berani menjadi utusan Tuhan, kendati tidak pandai bicara.
 
Bacaan dari Kitab Yesaya (6:1-8)

Dalam tahun wafatnya Raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi bait suci. Para Serafim ada di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutup muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutup kaki, dan dua sayap untuk melayang-layang. Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap. Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini orang yang berbibir najis, dan aku tinggal di tengah bangsa yang berbibir najis, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan daku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan bersabda, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah Raja. Ia berpakaian kemegahan.
Ayat. (Mzm 93:1ab.1c-2.5; Ul:1a)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah! Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa!

Bait Pengantar Injil do = es, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah kalian, kalau dicacimaki demi Yesus Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.
 
Murid dan guru ibarat lengan dengan tangan, ibarat kaki (leg) dan telapaknya (foot). Lengan bisa begitu kokoh, tetapi tanpa telapak tangan pasti tak akan dapat berbuat banyak. Kaki bisa sekuat kaki rusa, tetapi tanpa telapak pasti tidak mampu berjalan seimbang. Hari ini Yesus memberi wejangan kepada para murid-Nya untuk menjadi penerus pewartaan-Nya. Hari ini, Yesus sedang menularkan ilmu-Nya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:24-33)

Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kalian takut kepada mereka yang memusuhimu karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi, yang takkan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah. Dan janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun tak seekor pun jatuh tanpa kehendak Bapamu. Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. Sebab itu janganlah kalian takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit. Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, dia akan Kusangkal di hadapan Bapa-ku yang di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Nabi Yesaya akhirnya menjawab panggilan Allah, “Inilah aku, utuslah aku!” Dasar terdalam dari jawaban meyakinkan itu karena dia mengalami kebaikan Allah yang Mahaagung. Perutusan penuh tantangan dan risiko. Siapa yang kita takuti? Kita tahu jawabannya. Dalam perutusan, yang kita bawa bukan barang-barang, tetapi Yesus. Apa yang dialami oleh Guru kita itu, juga akan kita alami: penderitaan, kematian dan kemenangan yang dipenuhi sukacita melimpah.

RUAH

"Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat."

Jumat, 11 Juli 2014
Pw. St. Benediktus, Abas
 
Hos 14:2-10; Mzm 51:3-4.8-9.12-13.17; Mat 10:16-23
 
"Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat."

Dalam perjumpaan dengan beberapa umat yang sudah sepuh, beberapa kali saya mendengar sharing mereka yang mengatakan betapa tidak mudahnya dulu ketika mereka ingin menjadi katolik. Mereka harus mengikuti pejalaran ketekumen minimal selama 1 tahun. Ketika sudah 1 tahun, ada juga yang oleh Romo Londo waktu itu, belum boleh dibaptis. Harus menambah 1 tahun lagi, bahkan ada yang lebih. Namun, mereka tetap dengan tekun menjalaninya. Kesetiaan mereka untuk rajin "wulangan" menjadi tanda nyata kengingin yang kuat untuk memeluk iman Kristiani, untuk mengikuti Kristus. Meskipun mereka seolah-olah "dipersulit" oleh Romo (mereka sendiri menyebut istilah itu), namun mereka tetap bertahan dan maju terus. Sekarang, mereka-mereka ini sungguh menjadi orang yang beriman mendalam dan tangguh. Sebagian besar menjadi tokoh umat di Paroki.

Beberapa umat yang lain juga memberi kesaksian betapa tidak mudahnya mereka hidup sebagai orang Katolik di tengah-tengah masyarakat. Ada yang karena Katolik, maka jabatannya seret untuk naik padahal prestasi dan kerjanya bagus. Tidak jarang ada yang difitnah, dijegal, dikucilkan, dll. Ada juga sekelompok umat lingkungan yang dilarang berkumpul untuk misa atau berdoa bersama; atau boleh melakukan tetapi tanpa nyanyian. Kita juga tahu ada beberapa paroki yang sampai sekarang dipersulit untuk membangun gereja sehingga harus berdoa dan merayakan Ekaristi beralaskan bumi dan beratapkan langin. Namun, kendati menghadapi banyak kesulitan, bahkan penganiayaan, mereka tetap bertahan dalam iman. Termasuk di sini adalah mereka yang tetap bertahan hidup sendiri sampai usia matang karena setiap kali ingin menikah harus meninggalkan imannya. Meskipun pernikahan itu baik dan penting, namun bagi mereka Kristus lebih utama. Apalah artinya menikah kalau toh malah menjadi jauh dengan Kristus.

Jauh sebelum mereka, yakni pada awal-awal perkembangan Gereja, banyak orang rela menjadi martir (Sebagian dari kisah-kisah mereka dapat dibaca, misalnya di http://seminarisantopetrusclaver.wordpress.com/tokoh/kisah-para-martir/). Mereka rela menderita dan dianiaya sampai mengorbankan nyawanya demi iman. Mereka mengikuti jejak Kristus yang rela menderita dan menyerahkan nyawa-Nya demi keselamatan semua orang yang percaya kepada-Nya.

Semoga, kesaksian mereka-mereka ini senantiasa menjadi inspirasi dan memberi kekuatan bagi kita dalam menghayati iman yang semakin mendalam dan tangguh. Dalam segala kesulitan, tantangan, bahkan penderitaan, jangan sampai iman kita goyah. Yah goyah sih masih wajar, tapi jangan sampai iman kita luntur, ucul dan hilang. "Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat" (Mat 10:22b). "Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini 1 tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita"(Rm 8:18).

Doa: Tuhan, berilah kekuatan kepada kami, terutama saudara-saudari kami yang sedang mengalami kesulitan, agar tetap bertahan dalam iman kepada-Mu, karena kami percaya hanya pada-Mulah pertolongan dan keselamatan kami. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy