Minggu, 30 Mei 2010 Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Minggu, 30 Mei 2010
Hari Raya Tritunggal Mahakudus


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal. Engkau telah menyatakan rahmat dan kasih setia-Mu kepada kami dalam diri Yesus Putra-Mu dan Saudara kami. Penuhilah kami dengan Roh Kudus-Mu dan perkenankanlah kami menyadari arti kehadiran-Mu bagi kami, yaitu sebagai sumber kekuatan dan kehidupan sejati.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pengantar

Sebagai orang Katolik, kita mengawali dan mengakhiri doa kita dengan mengucapkan “Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus” sambil membuat tanda salib. Dengan membuat tanda salib sambil menyerukan nama Tritunggal, kita mempersembahkan diri kita dan segala sesuatu yang kita kerjakan kepada Tritunggal Mahakudus yang kita rayakan pada hari Minggu ini, 30 Mei 2010.


Perayaan Tritunggal Mahakudus adalah perayaan kasih. Allah adalah Kasih. Kasih Allah Bapa kepada kita begitu besar sehingga Ia mengutus Putera-Nya, yaitu Yesus Kristus, ke dalam dunia untuk menebus dosa kita. Karena kasih-Nya, Allah mencurahkan Roh Kudus yang berasal dari Bapa dan Putera untuk menerangi kita sehingga kita hidup sebagai orang yang diselamatkan, yaitu terus hidup di dalam jalan Tuhan.

Dengan merayakan Trutunggal Mahakudus ini, kita dimotivasi untuk membagikan kasih yang kita terima dari Allah Tritunggal Mahakudus kepada sesama agar banyak orang mengalami sukacita. Tugas perutusan Yesus untuk menyelamatkan dunia hendaknya juga menjadi tugas perutusan kita. Kita hendaknya membagikan kasih Allah, yaitu bukan untuk menghukum, tetapi menyelamatkan, kepada sesama kita yang saat ini membutuhkan. Contohnya: kita memberikan kelegaan bagi yang berbeban berat, menunjukkan jalan bagi yang kebingungan, dan penguatan bagi yang sakit. Tuhan memberkati. (Romo Felix Supranto, SS.CC --- Sekarang: Romo Paroki St Odilia Citra Raya --- www.reginacaeli.org edisi 12 Tahun III )


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Amsal (8:22-31)

"Sebelum bumi ada, kebijaksanaan sudah ada"

Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama sebelum bumi ada. Sebelum samudera raya ada, aku telah lahir, yakni sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam, aku telah ada, dan lebih dahulu daripada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum Tuhan membuat bumi dengan padang-padangnya, atau debu dataran yang pertama. Ketika Ia mempersiapkan langit, aku ada di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras; aku ada disana; ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan. Setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan aku senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; aku bermain-main di atas muka bumi-Nya, dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS. 832
Ref. Betapa megah nama-Mu, Tuhan, diseluruh bumi.
Ayat.
(Mzm 8:4-5.6-7.8-9; R: 2a)
1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau pasang. Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kau mahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan dibawah kakinya.
3. Domba, sapi, dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa, burung di udara dan ikan di laut, dari semua yang melintasi arus lautan.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (5:1-5)

"Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Kristus, dalam kasih yang dicurahkan oleh Roh Kudus."

Saudara-saudara terkasih, kita, yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita beroleh jalan masuk karena iman akan karunia kasih Allah. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri, dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS. 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa mendatang. (Why 1:8)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:12-15)

"Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku. Roh akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima daripada-Ku."

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang akan dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima daripada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima daripada-Ku.
Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus.

Renungan

Rekan-rekan yang baik!

Injil Yoh 16:12-15 yang dibacakan pada hari raya Tritunggal Mahakudus tahun C ini menggarisbawahi kesatuan daya-daya ilahi yang menyertai para murid. Petikan hari ini berasal dari bagian Injil Yohanes yang menyampaikan perkataan dan doa Yesus bagi para murid seusai perjamuan malam terakhir tetapi sebelum ia pergi bersama mereka ke taman Getsemani. Dalam pembicaraan Injil Minggu Paskah VI disinggung bahwa Yoh 15-17 memuat pokok-pokok yang terpenting dalam Injil Yohanes. Meskipun para murid belum dapat menanggung semua yang hendak disampaikan Yesus (Yoh 16:12), seperti dikatakan dalam ayat selanjutnya, Roh Kebenaran akan datang membimbing para murid ke dalam kebenaran.

ROH KEBENARAN

Roh Kebenaran akan membuat para murid mengerti siapakah Yesus yang telah mereka ikuti itu. Roh ini membuat orang menemukan Tuhan Yang Mahakuasa di tengah-tengah manusia. Dia itu ujud nyata bagaimana Yang Mahakuasa memperhatikan manusia. Yang tak terjangkau dan yang menggentarkan itu kini tampil sebagai yang dapat dikenali sehingga orang dapat mendekat. Para murid memang belum mampu menyadari hal ini. Akan datang daya ilahi sendiri membuat mereka menemukan kebenaran hal ini. Dan daya ilahi inilah yang dalam bacaan hari ini disebut Roh Kebenaran. Dengan perkataan lain Roh Kebenaran, Yesus, dan Bapanya ialah daya-daya ilahi yang berpadu membawa manusia agar mengalami Tuhan Yang Mahakuasa dengan cara yang pribadi. Bagaimana memahami misteri ini?

Dalam salah satu episode di hadapan Pilatus nanti Yesus berkata (Yoh 18:37) bahwa ia lahir dan datang ke dunia untuk bersaksi mengenai “kebenaran”. Kemudian ditambahkannya bahwa tiap orang yang berasal dari “kebenaran” mendengarkan suaranya. Reaksi Pilatus terungkap dalam ayat 38a: “Apakah “kebenaran” itu?” Pembicaraan ini menandaskan bahwa Yang Mahakuasa datang dan bersabda kepada manusia adalah kebenaran yang dipersaksikan Yesus dengan seluruh kehidupannya. Dikatakan juga, kesaksian ini baru dapat didengarkan bila yang bersangkutan berasal dari “kebenaran” sendiri. Maksudnya, Roh Kebenaran menerangi yang bersangkutan. Tanpa ini orang tak akan dapat sampai ke sana. Paling-paling seperti Pilatus, orang akan bertanya apa itu kebenaran tanpa menemukan jawaban. Orang sudah berada di hadapan dia yang bersaksi mengenai Yang Mahakuasa, namun ironinya, tanpa kekuatan yang datang dari atas sana, orang tidak akan dapat memahaminya.

KESATUAN DAYA-DAYA ILAHI

Misteri Tritunggal Mahakudus dapat dipahami sebagai kesatuan antara “pengasal” daya-daya ilahi, “penyampai”-nya, serta “penerus”-nya. Pengasal daya-daya itu dapat muncul dalam tiap pengalaman religius pada umumnya. Namun Yang Ilahi di sini akan tetap sulit dipahami walaupun orang takkan meragukannya. Dan memang dalam teologi sering disebut-sebut gagasan “deus absconditus”, Tuhan yang tersembunyi. Keberadaannya tidak tersangkal, bahkan dapat pula disimpulkan dari kekuatan-kekuatan yang ada di jagat ini. Beberapa sistem filsafat sampai pada penandasan adanya keilahian ini. Namun ia tetap tidak dapat dikenali. Meski terasa dekat tetapi tetap jauh. Pengalaman mistik dalam pelbagai agama banyak mengungkapkan kenyataan ini.

Dia yang tersembunyi ini dialami oleh Yesus sebagai Bapa. Dan memang seluruh kehidupannya ditujukan untuk memperkenalkan Tuhan Yang Mahakuasa sebagai Bapa. Yang tadinya jauh itu dialaminya sebagai yang dekat, yang dapat dikenali, bahkan yang dapat dipanggil dengan sebutan yang akrab itu. Baik ditekankan di sini “dialami oleh Yesus” dan bukan “oleh orang banyak”, “oleh kita” atau “oleh manusia” atau “oleh para murid” sekalipun. Di sinilah kekhasan Injil Yohanes. Yesus menegaskan tak ada orang yang pernah melihat Bapa. Hanya sang Putra sajalah yang melihatnya. Maka siapa saja yang melihat Putra akan melihat Bapa sendiri. Dan dalam kabar Injili, Putra itu ialah Yesus yang lahir di Nazaret, menyembuhkan banyak orang, mengajar mereka mengenai mengenai Bapanya, menderita, wafat dan bangkit dari kematian. Dan siapa saja yang menerima ini semua akan mengenali siapa Dia yang telah membangkitkannya. Dalam hubungan inilah Yang Ilahi tidak lagi melulu dialami sebagai yang tersembunyi melainkan yang telah terwahyukan dalam seluruh kehidupan Yesus tadi. “Deus absconditus” kini tampil sebagai “Deus revelatus”.

Dalam artian di atas, Yesus menyampaikan kehadiran atau daya-daya ilahi kepada manusia. Ia membuat orang dapat mengalami daya-daya itu secara nyata. Orang disembuhkan, pengaruh roh jahat disingkirkan, kuasa dosa dilepaskan, orang diampuni dosanya, penderitaan yang merendahkan kemanusiaan membuat orang sadar akan martabat manusia yang sesungguhnya. Injil menggambarkannya sebagai Sabda Tuhan sendiri.

Kemudian setelah Yesus tidak lagi berada di tengah-tengah manusia, datanglah penerus daya-daya ilahi, yakni Roh Kebenaran. Roh inilah yang terus mempersaksikan kehadiran Tuhan di tengah-tengah kemanusiaan. Roh inilah yang membuat kehadiran Yang Ilahi dapat dialami dalam macam-macam ujudnya di dunia kehidupan manusia: dalam perbuatan adil, dalam rekonsiliasi, dalam perbuatan baik, dalam kepedulian terhadap sesama. Roh inilah yang membuat orang dapat menemukan hubungan antara “Deus absconditus” dan “Deus revelatus” dan membuat orang sadar serta percaya bahwa Yang Ilahi yang jauh dan dahsyat itu sama dengan Dia yang memperhatikan manusia yang lemah. Dan bahwa dengan memperhatikan yang lemah, Yang Ilahi makin tampil sebagai Bapa yang penuh kerahiman.

SPIRITUALITAS KRISTIANI

Kemampuan untuk menyadari kehadiran Yang Ilahi dalam batin dapat dikembangkan. Inilah yang terjadi dalam pelbagai tradisi spiritualitas dalam macam-macam agama. Juga dalam tradisi kristiani. Spiritualitas kristiani sepanjang zaman tumbuh dari iman dan pengalaman akan misteri Tritunggal sebagai kesatuan daya-daya ilahi seperti diuraikan di atas tadi. Diakui dalam tradisi ini bahwa tak mungkin orang sampai kepada Yang Ilahi secara utuh kecuali lewat Putra dan dikuatkan oleh Roh. Dalam hubungan ini misteri Tritunggal bukanlah sebuah gagasan belaka melainkan pengalaman rohani. Juga tidak terbatas pada pengalaman akan kehadiran Yang Ilahi dalam pengalaman religius pada umumnya. Orang maju lebih jauh. Yang Ilahi ini dapat dikenal lebih lanjut lewat kata-kataNya dan kekuatanNya. Karena itu dapat dikatakan tradisi spiritualitas kristiani juga berpusat pada Kristus. Dialah yang membuat orang sampai pada pengalaman akan daya-daya ilahi yang membawa manusia ke dalam kesatuan dengan Yang Ilahi sendiri. Injil Yohanes, terutama Yoh 15-17, dapat memperdalam pengalaman ini.

Pembicaraan di atas perlu dipertajam. Dengan pengalaman religius dimaksud kepekaan yang ada dalam diri manusia untuk mencerap kehadiran yang keramat. Orang dapat menolak, menyangkal, atau tak ambil pusing, tetapi kepekaan ini tetap ada. Bahkan dapat dikatakan kepekaan ini bawaan dan alamiah sifatnya. Sudah termasuk konstitusi manusia seperti halnya kemampuan memakai bahasa. Analogi dengan kemampuan berbahasa dapat membantu lebih jauh. Dikatakan semua orang mampu berbahasa, tetapi tidak semua orang dapat mengarang atau menikmati karya seni sastra. Menghasilkan dan menikmati seni sastra mengandaikan kemampuan berbahasa tetapi tidak identik dengannya. Kepekaan religius, kemampuan mengalami kehadiran Yang Ilahi ada dalam diri semua orang, tetapi tidak semua orang begitu saja dapat mengembangkan spiritualitas atau kerohanian sejati. Perlu tuntunan dan pengarahan.

Uraian di atas menjelaskan mengapa spiritualitas kristiani tidak sama dengan pendalaman pengalaman religius belaka. Pada titik tertentu orang perlu melangkah mengikuti warta Injili. Ringkasnya begini. Dalam pengalaman religius orang mencapai kepuasan bila merasa menemukan hubungan dengan Yang Ilahi, baik yang mencengkam maupun yang mempesona. Di situ orang tidak merasa sendiri melainkan mendapati diri di hadapan Yang Ilahi. Namun di lain pihak inti kerohanian kristiani terletak dalam mengikuti Yesus Kristus yang makin membuat orang makin mengenal siapa Yang Ilahi tadi dan bukan berhenti pada pengalaman religius melulu. Dalam perspektif Injili, Yesus Kristus itu dia yang membuat orang mempercayai bahwa Yang Mahakuasa ialah dia yang memperhatikan manusia sebagai seorang bapa yang baik. Inilah yang menyempurnakan pengalaman religius menjadi kerohanian sejati. Hal ini pernah juga dibicarakan dalam hubungan dengan Mrk 10:17-30 menyangkut pertanyaan seorang pemuda bagaimana caranya mencapai hidup kekal. Lihat Dag-Dig-Dug...Byaar! (Yogyakarta: Kanisius 2004) hal. 15-22.

GEREJA DAN KEROHANIAN YANG UTUH

Belum cukup bila kehadiran Gereja di dunia dimengerti sebagai upaya menumbuhkan pengalaman religius. Gereja baru mulai berarti bila dapat menyempurnakannya menjadi kerohanian yang utuh. Bila ini terjadi, maka orang-orang yang menghayatinya akan dapat mengalami kehadiran Roh Kebenaran yang dibicarakan dalam Injil hari ini. Tugas Gereja bukan hanya membuat orang menerima kehadiran Yang Ilahi melainkan juga membawa orang kepada Kristus yang diwartakan Injil. Perjumpaan dengan dia-lah yang kemudian membuat orang menyadari dari mana sesungguhnya asal kekuatan-kekuatan ilahi itu. Oleh karena itu tak mengherankan bila dalam sejarahnya, Gereja butuh terus diperkaya oleh spiritualitas yang dikembangkan di dalam tarekat-tarekat religius. Sekaligus dapat pula dikatakan bahwa krisis dalam Gereja biasanya berawal pada kehidupan spiritual yang tidak lagi mampu menyapa orang-orang sezaman. Spiritualitas yang sejati – yang berpusat pada Kristus – akan berusaha agar tetap mampu menyapa orang dari zaman yang berbeda-beda. Dalam keadaan sekarang, sebut saja advokasi kaum terpojok, termasuk perempuan, pelayanan kaum pengungsi, pendampingan orang-orang yang berurusan dengan fenomen paranormal (!), menumbuhkan keadaban dalam masyarakat majemuk, perumusan gagasan-gagasan teologi yang segar, pencaharian hermeneutika yang cespleng dan tidak berhenti pada yang itu itu saja. Spiritualitas yang menutup diri dan membatasi diri pada pengalaman religius belaka akan mandul dan hanya akan membawa Gereja masuk ke dalam museum.

Salam hangat,

A. Gianto




Bagikan

Sabtu, 29 Mei 2010 Hari Biasa Pekan VIII

Sabtu, 29 Mei 2010
Hari Biasa Pekan VIII
Sta. Teodosia dr Konstantinopel; B. Yoseph Gerard
St. Maxi (minus); Sta. Maria Anna dr Paredes


"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu..." (Mrk 11:28)

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, Engkau berkenan menggembirakan semua orang yang membuka hatinya terhadap sabda-Mu. Kami mohon, semoga daya pembebasan-Mu menguasai diri kami serta menjadikan kami orang-orang yang berkenan di hati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Hidup peziarahan di dunia ini merupakan saat menantikan penggenapan rahmat hidup kekal pada akhir zaman. Maka, para murid hendaknya selalu hidup dalam kesucian, belas kasihan, dan rasa takut kepada Tuhan dan sesama manusia. Tuhan yang setia akan senantiasa menjaga hidup kita agar tidak tercemar dan ternoda.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Yudas (17.20b-25)


"Allah berkuasa menjaga kalian jangan sampai tersandung, dan membawa kalian penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya."

Saudara-saudaraku terkasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepadamu oleh rasul-rasul Tuhan kita Yesus Kristus. Maka bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, renggutlah mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai rasa takut kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. Allah berkuasa menjaga kalian supaya jangan sampai tersandung. Ia membawa kalian dengan tanpa noda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya. Bagi Dia, Allah yang esa, Juruselamat kita, dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah. (2/2)
Ayat. 2/4 (Mzm 63:2.3-4.5-6; R: 2b)
1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair.
2. Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihatan kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup, bibirku akan memegahkan Dikau.
3. Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak-sorai, mulutku memuji-muji.

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Semoga sabda Kristus tinggal dalam diri kalian secara melimpah. Bersyukurlah dengan perantaraan Kristus kepada Allah Bapa kita.

Kuasa Yesus berasal dari Allah. Namun Yesus tidak mau menjawab pertanyaan orang-orang Yahudi karena ketidakpercayaan mereka. Jawaban ‘tidak tahu’ menjadi senjata untuk membela diri dari kebenaran sabda dan tindakan Yesus. Mereka lupa bahwa Kebenaran (Yesus) adalah kuasa yang tertinggi.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:27-33)


"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?"

Beberapa waktu sesudah mengusir para pedagang dari halaman Bait Allah, Yesus dan murid-murid-Nya tiba kembali di Yerusalem. Ketika Yesus sedang berjalan-jalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua. Mereka bertanya kepada Yesus, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?” Yesus menjawab mereka, “Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian. Jawablah Aku, dan Aku akan mengatakan dengan kuasa mana Kulakukan hal-hal itu. Pembaptisan Yohanes itu dari surga atau dari manusia? Jawablah!” Mereka memperbincangkannya seraya berkata, “Jikalau kita katakan ‘Dari Allah’, Ia akan berkata, ‘Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepadanya? Tetapi, masakan kita katakan ‘Dari Manusia’.” Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Maka mereka menjawab kepada Yesus, “Kami tidak tahu.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Jikalau demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian, dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Ada aksi, ada reaksi. Tindakan mulia seseorang tidak selalu dapat diterima dengan baik oleh orang-orang lain, apalagi mereka yang merasa diri mempunyai kuasa dan kewenangan. Tindakan tegas Yesus yang membersihkan Bait Allah dari para pedagang, menimbulkan reaksi imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan kaum tua-tua. Mereka merasa mempunyai otoritas dalam pengaturan Bait Allah. Tindakan Yesus yang dianggap sepihak menyinggung otoritas mereka. Mereka seperti kebakaran jenggot. Lalu, mereka mempertanyakan otoritas Yesus dengan maksud untuk menjerat Dia, mempersalahkan Dia di hadapan publik, dan dengan demikian, mereka mempunyai alasan untuk menangkap Dia.

Pertanyaan pancingan dari mereka ditanggapi Yesus dengan pertanyaan lain tentang baptisan Yohanes untuk mengungkap motivasi mereka yang sebenarnya. Pertanyaan Yesus justru membuat mereka terjebak dalam posisi sulit dan rasa serba salah. Kalau mereka menjawab baptisan Yohanes dari surga, mereka akan dipersalahkan karena tidak percaya; kalau mereka menjawab dari manusia, mereka takut akan orang banyak yang mengakui kepopuleran Yohanes. Jalan yang mereka anggap paling baik adalah menjawab: ”Kami tidak tahu.” Yesus pun tidak meladeni pertanyaan mereka tentang otoritas-Nya.

Ada orang yang kadang kala memancing kita dengan pertanyaan—bukan untuk mencari kebenaran, tetapi untuk menjebak dalam kesalahan. Yesus mengajarkan kita untuk berani mencari kebenaran.

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk selalu mencari kebenaran-Mu; hindarkanlah aku dari upaya mencari kesalahan orang lain. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian & Ruah


Bagikan

Jumat, 28 Mei 2010 Hari Biasa Pekan VIII

Jumat, 28 Mei 2010
Hari Biasa Pekan VIII

"...jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Mrk 11:25)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, pada hari ini Engkau memanggil murid-murid-Mu dan mengutus mereka untuk mewartakan karya keselamatan-Mu melalui perkataan dan perbuatan. Bukalah hati kami agar dengan penuh kerinduan kami menantikan Kerajaan-Mu sendiri. Bantulah kami pula dengan rahmat-Mu supaya kami dapat mewartakan penyelamatan-Mu kepada sesama melalui perbuatan kami sehari-hari. Semoga Engkau sendirilah yang membimbing kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup, berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Tuhan seringkali mudah dirasakan kehadiran-Nya dalam suasana yang tenang dan hening. Tidak mengherankan bila Petrus menasihati jemaat agar mampu menguasai diri dan tenang sehingga dapat berdoa. Hasilnya, segala perkataan, tindakan dan pelayanan bersumber dari pengalaman akan Allah. Melalui cara hidup seperti ini, pasti nama Allah makin dimuliakan.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (4:7-13)

"Jadilah pembagi rahmat Allah yang beraneka ragam."

Saudara-saudara terkasih, kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kalian dapat berdoa. Tetapi yang terutama ialah kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Hendaknya saling memberikan tumpangan tanpa bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika seseorang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan sabda Allah; jika ada seseorang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Dialah yang memiliki kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Saudara-saudara terkasih, janganlah kalian heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atasmu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kalian dapat dalam penderitaan Kristus. Dengan demikian kalian juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan datang menghakimi bumi.
Ayat. (Mzm 96:10.11-12.13)
1. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biarlah gemuruh laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
3. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku telah memilih kalian dari dunia, agar kalian pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Iman memang menentukan segala sesuatu yang akan terjadi. Tanpa iman, segalanya tidak ada artinya sama sekali. Iman menentukan keselamatan. Yesus mengajak para murid agar tidak bimbang hati atau ragu-ragu. Dengan iman yang teguh, harapan yang kuat, dan cinta yang ikhlas, niscaya hidup akan berbuah banyak.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:11-26)

"Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa."

Pada waktu tiba di Yerusalem , Ia masuk ke Bait Allah dan meninjau semuanya. Tetapi karena hari sudah hampir malam, Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya. Keesokan harinya sesudah mereka meninggalkan Betania Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu tiba di situ Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka Yesus berkata kepada pohon itu, “Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!” Ucapan itu terdengar pula oleh para murid. Maka Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerusalem. Sesudah masuk ke Bait Allah, mulailah Yesus mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak mengizinkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, “Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kalian ini telah menjadikannya sarang penyamun!” Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu. Maka mereka berusaha untuk membinasakan Yesus. Tetapi mereka takut kepada-Nya, sebab mereka melihat orang banyak takjub akan pengajaran-Nya. Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota . Pagi-pagi Yesus dan murid-murid-Nya lewat, dan melihat bahwa pohon ara itu sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus, “Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering.” Yesus menjawab mereka, “Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung itu, ‘Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut’, maka hal itu akan terjadi, asal ia tidak bimbang hati, tetapi percaya bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi. Karena itu Aku berkata kepadamu, apa saja yang kalian minta dan kalian doakan, akan diberikan kepadamu, asal kalian percaya bahwa kalian akan menerimanya. Dan jika kalian berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di surga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” Tetapi jika kalian tidak mengampuni, maka Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus tidak menemukan apa yang diharapkan-Nya. Pohon ara itu tidak berbuah, bahkan berubah menjadi kering. Yesus memanfaatkan pohon ara tersebut untuk melambangkan ketidaktanggapan dan ketidakpercayaan orang Israel. Hati mereka kosong seperti pohon ara yang kering, sehingga tidak tanggap akan Sabda keselamatan. Para nabi pun memakai gambaran tentang pohon ara yang merana untuk melukiskan malapetaka umat Israel karena ketidaksetiaan mereka pada Allah (lih. Yl 1:7,12; Hab 3:17). Kutukan Yesus pada pohon ara merupakan tanda profetis melawan ketidakpercayaan dari mereka yang menolak pengajaran-Nya.

Setiap saat, tanpa kita ketahui, Yesus mengamat-amati kita. Adakah Ia selalu menemukan sesuatu yang diharapkan-Nya dalam diri Kita? Sekiranya demikian.

Tuhan, tambahkan imanku dan buatlah hidup dan pelayananku berbuah kebaikan bagi Kerajaan-Mu dan bagi orang-orang lain. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian & Ruah



Bagikan

Kamis, 27 Mei 2010 Hari Biasa Pekan VIII

Kamis, 27 Mei 2010
Hari Biasa Pekan VIII

Doa Renungan

Allah Bapa, Engkaulah sumber hidup dan penghiburan kami. Hari ini Engkau menunjukkan kemuliaan-Mu kepada si buta. Berkat imannya yang teguh ia memperoleh keselamatan. Bapa tambahkanlah juga iman kami agar kami pun boleh memperoleh keselamatan. Amin.

Petrus terus meneguhkan iman jemaat yang telah percaya kepada Kristus. Sebagai Israel yang baru, mereka menjadi bangsa terpilih, kaum imam yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah. Meterai surgawi ini adalah buah Paskah kebangkitan Tuhan. Konsekuensinya, jemaat mesti hidup secara baik dan benar untuk memuliakan Allah.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:2-5.9-12)

"Kalianlah bangsa terpilih, kaum imam yang rajawi, bangsa yang kudus, umat milik Allah sendiri. Kalian harus memaklumkan karya agung Tuhan. Sebab Ia telah memanggil kalian."

Saudara-saudara terkasih, seperti bayi yang baru lahir, hendaklah kalian selalu ingin akan air susu yang murni dan rohani. Berkat susu itu kalian akan bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika benar-benar kalian telah mengecap kebaikan Tuhan. Datanglah kepada Tuhan. Dialah batu yang hidup, yang dibuang oleh manusia, tetapi dihormati dan dipilih dari hadirat Allah. Biarlah kalian juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani, yang berkenan kepada Allah karena Yesus Kristus. Kalianlah bangsa yang terpilih, kaum imam yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. Maka kalian harus memaklumkan perbuatan agung Allah. Ia telah memanggil kalian keluar dari kegelapan masuk ke dalam cahaya-Nya yang menakjubkan. Kalian yang dahulu bukan umat Allah, kini telah menjadi umat-Nya. Kalian yang dahulu tidak dikasihani, kini telah memperoleh belas kasih. Saudara-saudara yang terkasih, aku menasihati kalian, supaya sebagai pendatang dan perantau, kalian menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. Hiduplah secara baik di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kalian sebagai orang-orang jahat, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawati mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 100:2.3.4.5)
1. Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai.
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita: kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya!
4. Sebab Tuhan baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun.

Bait Pengantar Injil PS 951
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Akulah cahaya dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi. (Yoh 8:12b)

Iman itu mempunyai kekuatan yang dahsyat. Berkat iman, Bartimeus si buta mmperoleh keselamatan Allah. Ia dapat melihat dan mengalami hidup yang serba baru. Dengan menanggalkan jubahnya, Bartimeus bertekad meninggalkan kehidupan yang lama dan mengenakan hidup yang baru dalam kasih Yesus yang diikutinya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:46-52)


"Rabuni, semoga aku melihat."

Pada suatu hari, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho. Ketika Yesus keluar lagi dari Yerikho, bersama murid-murid-Nya, dan orang banyak yang berbondong-bondong, duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus. Ketika didengarnya, bahwa yang lewat itu Yesus dari Nazaret, mulailah ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang menegurnya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru, “Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka Yesus berhenti dan berkata, “Panggillah dia!” Mereka memanggil si buta itu dan berkata kepadanya, “Kuatkanlah hatimu. Berdirilah , Ia memanggil engkau.” Orang buta itu lalu menanggalkan jubahnya. Ia segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus. Yesus bertanya kepadanya, “Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?” Orang buta itu menjawab, “Rabuni, semoga aku dapat melihat.” Yesus lalu berkata kepadanya, “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau.” Pada saat itu juga melihatlah ia! Lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Salah satu keutamaan dalam kehidupan adalah pengharapan. Setiap orang berharap mendapat dan mengalami hal-hal yang indah, menyenangkan, dan membahagiakan dalam hidupnya.

Apa yang menjadi harapan khusus dari Bartimeus yang buta ketika ia mendengar bahwa Yesus berada di kotanya, Yeriko? ”Supaya aku dapat melihat!” Suatu harapan realistis di hadapan Yesus. Walaupun harus berdesakan dengan orang banyak, dan Bartimeus dianggap hanya mengganggu pengajaran Yesus serta kenyamanan mereka karena teriakannya—”Yesus, anak Daud, kasihanilah aku”—ia tetap tegar ingin dijamah dan disembuhkan oleh Yesus. Yesus pun berpaling kepadanya. Yesus memberi perhatian khusus. Bartimeus disembuhkannya dengan sapaan: ”Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!”

Kejadian ini mengungkapkan sesuatu yang sangat penting tentang cara Allah berinteraksi dengan kita manusia. Orang kecil yang terabaikan mendapat perhatian Yesus dan sebaliknya orang seperti ini mempunyai iman yang besar akan Penyelenggaraan Ilahi. Yesus tidak hanya bersimpati dengan orang-orang kecil, tetapi mengambil tindakan nyata membebaskan mereka dari penderitaan. Yesus yang mempunyai hati yang mengasihi adalah batu penjuru yang menjadikan kita umatnya sebagai bangsa terpilih, imamat rajani, bangsa yang kudus, bangsa kepunyaan Allah sendiri, yakni bangsa yang punya pengharapan, bangsa yang dibebaskan dan diselamatkan.

Ya Tuhan, bangkitkanlah senantiasa pengharapanku bahwa di dalam Dikau segala kesusahan dapat diatasi. Kuatkanlah imanku akan kasih-Mu yang membebaskan. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Rabu, 26 Mei 2010 Pw. St. Filipus Neri

Rabu, 26 Mei 2010
Pw. St. Filipus Neri

"Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu..." (Mrk 10:43)

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahabaik, puji dan syukur kami panjatkan kepada-Mu atas kasih karunia yang kami rasakan hingga saat ini. Bapa, hari ini kami diingatkan untuk memiliki semangat sebagai hamba. Bapa anugerahkanlah kami rahmat kerendahan hati dan cinta kasih agar kami dapat menjadi pelayan-Mu yang setia. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:18-25)

"Kalian telah ditebus dengan darah yang berharga, darah anak domba tak bernoda, yaitu darah Kristus."

Saudara-saudara, kalian tahu bahwa kalian telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu. Kalian telah ditebus bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Kristus telah dipilih sebelum dunia dijadikan. Tetapi baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir karena kalian. Oleh Dialah kalian percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga iman dan pengharapanmu tertuju kepada Allah. Kalian telah menyucikan diri dengan mentaati kebenaran. Maka kalian sanggup mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Oleh sebab itu hendaklah kalian sungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hati. Sebab kalian telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang baka, yaitu oleh sabda Allah yang hidup dan kekal. Sebab ‘semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya laksana bunga rumput! Rumput menjadi kering dan bunga gugur. Tetapi sabda Tuhan tetap untuk selama-lamanya’. Inilah sabda yang disampaikan Injil kepada kalian.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, Pujilah Tuhan, hai umat Allah!
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi, dengan segera firman-Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel . Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil PS 957
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Putera Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:32-45)

"Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan."

Sekali peristiwa Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Yesus berjalan di depan. Para murid merasa cemas, dan orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang pun merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya. Yesus berkata, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Ia akan diolok-olok, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit.” Lalu Yakobus, dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus. Mereka berkata, “Guru, kami harap Engkau mengabulkan suatu permohonan kami.” Jawab Yesus, “Apakah yang kalian ingin Kuperbuat bagimu?” Mereka menjawab, “Perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, seorang di sebelah kanan, dan seorang di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Kalian tidak tahu apa yang kalian minta. Sanggupkah kalian meminum piala yang harus Kuminum? Dan dibaptis dengan pembaptisan yang harus Kuterima?” Mereka menjawab, “Kami sanggup.” Yesus lalu berkata kepada mereka, “Memang, kalian akan meminum piala yang harus Kuminum, dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan atau kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang yang baginya telah disediakan.” Mendengar itu, kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kalian tahu, bahwa orang-orang yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tetapi janganlah demikian di antara kalian! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kalian, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kalian, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Sebab Anak Manusia pun datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi orang banyak.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Banyak orang ingin mengejar status, kedudukan, dan kehormatan pribadi, walaupun harus mengorbankan atau menjatuhkan orang lain. Harga diri dan hidup-matinya seakan-akan ditentukan oleh semuanya itu.

Pengalaman manusiawi serupa melanda para murid Yesus. Bagi mereka, mengikuti Yesus—yang adalah Mesias dan Raja—sangat menjanjikan untuk kehormatan diri mereka. Mereka tidak memahami bahwa jalan Yesus adalah jalan pengorbanan dan salib. Padahal dalam perjalanan menuju Yerusalem, tiga kali Yesus memberitahukan kepada mereka bahwa. Ia akan diolok-olok, diludahi, disesah, dan dibunuh. Namun, pada hari ketiga Ia akan bangkit, yakni saat salib menjadi kemuliaan.

Nasib para murid-Nya—termasuk kita—tidak akan berbeda dengan nasib sang Guru, yang menebus kita dengan darah-Nya yang mahal. Kemuliaan kita para murid tidak ditentukan oleh kedudukan atau status, tetapi oleh pengorbanan diri yang total. Tidak ada kemuliaan dan kemenangan tanpa jalan salib; tidak ada kehormatan tanpa melayani orang lain dengan rendah hati. Tuhan mengundang kita untuk menjadi besar melalui jalan salib.

Tuhan, berikanlah kepadaku semangat berkorban dan bantulah aku agar tidak ragu-ragu memikul salib-Mu untuk mencapai kemuliaan abadi bersama-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

Selasa, 25 Mei 2010 Hari Biasa Pekan VIII

Selasa, 25 Mei 2010
Hari Biasa Pekan VIII

"Kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup sepenuhnya" -- St Ireneus
Di mana ada sesama yang hidupnya tidak manusiawi—seperti kaum miskin, terpinggirkan, terasingkan, dan terabaikan—kita dipanggil untuk mengembalikan kodrat mulia mereka sebagai citra Allah.

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahabaik, siapapun juga yang percaya kepada Yesus Putra-Mu, Kaucurahi Roh Kudus agar hati dan budinya menjadi suci dan murni, dibersihkan dari kuasa kegelapan dan dibebaskan dari kuasa jahat. Tinggallah di hati kami dan perbaharuilah hidup kami agar perbuatan baik dan luhurlah yang kami kerjakan, sehingga kami pun pantas abil bagian dalam memuliakan nama-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:10-16)

"Para nabi telah bernubuat tentang kasih karunia bagimu. Sebab itu waspadalah, dan taruhlah harapanmu sepenuhnya pada kasih karunia itu."

Saudara-saudara terkasih, para nabi telah menyelidiki dan meneliti keselamatan kalian. Mereka telah bernubuat tentang kasih karunia yang diperuntukkan bagimu. Mereka telah meneliti pula saat yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada dalam diri mereka. Roh itu sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudahnya. Kepada para nabi itu telah dinyatakan bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, melainkan melayani kalian dengan segala sesuatu yang sekarang diberitakan kepada kalian dengan perantaraan mereka yang diutus oleh Roh Kudus surgawi menyampaikan berita Injil kepada kalian. Dan pokok pewartaan itu ialah apa yang bahkan para malaikat pun ingin mengetahuinya. Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah, dan taruhlah harapanmu sepenuhnya pada kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat, dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kalian pada waktu kalian belum beriman. Hendaklah kalian menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang telah memanggil kalian itu kudus. Sebab ada tertulis: Hendaklah kalian kudus, seperti Aku kudus adanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3c-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib! Keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh tangan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel .
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:28-31)

"Sekalipun disertai penganiayaan, pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat dan di masa datang menerima hidup yang kekal."

Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah, berkatalah Petrus kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau.” Maka Yesus menjawab, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus berbicara tentang kemuliaan-Nya dan kemuliaan Bapa-Nya. Apakah kemuliaan-Nya? Itu tidak lain adalah salib, yang mewahyukan luasnya cinta bagi para pendosa dan kuasa penebusan yang membatalkan hutang dosa. Yesus memberikan kepada Bapa-Nya kehormatan dan kemuliaan tertinggi melalui ketaatan dan kerelaan-Nya untuk mengikuti jalan salib. Kehormatan diberikan kepada Kristus oleh Bapa-Nya karena pengorbanan-Nya yang luar biasa demi umat manusia.

Paulus, yang tercekam oleh Kristus, sanggup mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan kepada-Nya melalui pengorbanan yang besar. Untuk itu, ia pun telah mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari mereka yang mau membunuhnya. Walaupun demikian, ia tetap setia dan tidak melalaikan tugasnya, yakni memberitakan seluruh maksud Allah. Dengan demikian, ia memberikan kehormatan dan kemuliaan kepada Tuhan, yang mengutusnya. Ia pun mengantar banyak orang kepada kehidupan kekal bersama Allah.

Kita pun dipanggil dan diutus untuk menjadi orang-orang yang hidupnya menjadi kehormatan bagi Allah dan memancarkan kemuliaan-Nya. Seperti kata St. Ireneus: ”Kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup sepenuhnya (Gloria Dei homo vivens est).” Di mana ada sesama yang hidupnya tidak manusiawi—seperti kaum miskin, terpinggirkan, terasingkan, dan terabaikan—kita dipanggil untuk mengembalikan kodrat mulia mereka sebagai citra Allah.

Tuhan Yesus, jadikanlah hidupku menjadi pancaran kemuliaan-Mu dan kemuliaan Bapa di surga. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian



Bagikan

Senin, 24 Mei 2010 Hari Biasa Pekan VIII

Senin, 24 Mei 2010
Hari Biasa Pekan VIII

"Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah." (Mrk 10:27)

Doa Renungan

Ya Bapa yang mahakudus, terimakasih atas kasih karunia yang kami rasakan hingga saat ini. Sabda-Mu hari ini menyapa kami, agar kami memiliki semangat kemiskinan. Kami sadar hanya Engkaulah harta yang paling berharga bagi kami. Anugerahkanlah kami rahmat kekudusan agar dapat hidup dengan bijak dan sederhana, serta semakin mengandalkan Engkau. Demi Yesus Kristus Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:3-9)

"Sekalipun kalian tidak melihat Kristus, namun kamu mengasihi-Nya. Kalian percaya dan bergembira karena sukacita yang tak terkatakan."

Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus! Berkat rahmat-Nya yang besar kita telah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Kita lahir untuk hidup penuh harapan dan untuk memperoleh warisan yang tak dapat binasa, yang tak dapat cemar dan tak dapat layu yang tersimpan di surga bagi kalian. Kuasa Allah telah memelihara kalian karena iman sementara kalian menantikan keselamatan yang telah tersedia yang akan dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kalian harus berdukacita sejenak, oleh berbagai-bagai pencobaan. Semuanya itu dimaksudkan untuk membuktikan kemurnian iman kalian yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kalian memperoleh puji-pujian, kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kalian belum pernah melihat Dia, namun kalian mengasihi-Nya. Kalian percaya kepada Dia, sekalipun kalian sekarang tidak melihat-Nya. Kalian bergembira karena sukacita yang mulia dan tidak terkatakan, karena kalian telah mencapai tujuan iman, yaitu keselamatan jiwa kalian.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selama-lamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 111:1-2.5-6.9.10c)
1. Kita bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki, selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya. Kekuatan perbuatan-Nya Ia tunjukkan kepada umat-Nya, dengan memberikan kepada mereka milik pusaka para bangsa.
3. Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya. Kudus dan dahsyatlah nama-Nya! Ia akan disanjung sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Yesus Kristus telah menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya. (2Kor 8:9)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:17-27)

"Juallah apa yang kaumiliki, dan ikutlah Aku."

Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya. Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya, “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Yesus berkata kepadanya, “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain Allah! Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta dan jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” Kata orang itu kepada Yesus, “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya, “Hanya satu lagi kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin. Maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari, dan ikutilah Aku.” Mendengar perkataan Yesus, orang itu menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyaklah hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka, “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi, “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Para murid semakin gempar dan berkata seorang kepada yang lain, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Di manakah kita sesungguhnya menemukan kebahagiaan dan keamanan hidup? Banyak jawaban yang dapat kita berikan. Dalam Injil, seorang muda—yang memiliki segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh dunia—mendekati Yesus karena ia merasa masih ada sesuatu yang kurang. Ia menginginkan damai dan kebahagiaan yang tidak dapat dibeli dengan uang. Jawaban yang diterima dari Yesus di luar dugaannya, yakni pergi menjual segala harta miliknya lalu memberikan semuanya itu kepada orang-orang miskin supaya ia dapat beroleh harta di surga. Itulah syarat untuk mengikuti Dia. Harta yang ditawarkan Yesus tidak lapuk dan tidak akan dicuri orang lain. Dialah satu-satunya harta yang benar dan abadi.

Yesus menantang kita untuk tidak memiliki hati yang posesif. ”Di mana hartamu berada di situ juga hatimu.” Sekalipun miskin, tetapi hati dan kelakuan harus bersih. ”Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya daripada orang yang berliku-liku jalannya, sekalipun ia kaya” (Ams 28:6). Ia mengajarkan kepada kita paradoks kehidupan, yakni kita kehilangan apa yang kita simpan dan memperoleh apa yang kita berikan. Dengan memberi, kita mendapat secara berkelimpahan. Dengan demikian, kita diajak untuk hidup dalam pengharapan akan ”Menerima bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga” (1Ptr 1:4).

Tuhan Yesus Kristus, dalam kehidupan ini arahkanlah aku pada harta rohani yang tidak akan musnah, yaitu Engkau sendiri, pokok keselamatan abadi. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

Bagikan

Bacaan Harian 24 - 30 Mei 2010

Bacaan Harian 24 - 30 Mei 2010

Senin, 24 Mei 2010: Hari Biasa Pekan VIII (H).
1Ptr 1:3-9; Mzm 111:1-2.5-6.9.10c; Mrk 10:17-27.
Tuhan melimpahkan berkat-Nya kepada kita supaya kita bisa menjadi saluran berkat-Nya bagi orang-orang yang Ia kirim kepada kita. Tak boleh terjadi, kita begitu melekat dengan segala berkat yang kita dapatkan, sehingga menjadi penghalang hubungan kita dengan Tuhan.

Selasa, 25 Mei 2010: Hari Biasa Pekan VIII (H).
1Ptr 1:10-16; Mzm 98:1-4; Mrk 10:28-31.
Yesus berjanji kepada orang-orang yang mengikuti Dia secara total, yang rela 'dikecilkan' dan dikucilkan demi kemuliaan nama-Nya, akan memperoleh hidup dalam kelimpahan. Yesus tentu mempunyai cara-Nya sendiri untuk memenuhi janji-Nya itu.

Rabu, 26 Mei 2010: Peringatan Wajib St. Filipus Neri, Imam (P).
1Ptr 1:18-25; Mzm 147:12-15.19-20; Mrk 10:32-45.
Nilai sebagai manusia di mata Yesus bukan terletak pada kedudukan, kehormatan, harta dan kekuasaan, melainkan pada sikap seorang hamba yang melayani sesama.

Kamis, 27 Mei 2010: Hari Biasa Pekan VIII (H).
1Ptr 2:2-5.9-12; Mzm 100:2-5; Mrk 10:46-52.
Bartimeus, orang buta itu, begitu berharap akan belas kasih Yesus. Kendati mendapat halangan, ia tidak mundur. Ia malah berteriak lebih keras lagi. Jadi, kalau doa-doa kita masih menemui halangan, tekunlah berdoa, malah lebih keras lagi. Waktunya akan tiba, Yesus berujar: ”Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?”

Jumat, 28 Mei 2010: Hari Biasa Pekan VIII (H).
1Ptr 4:7-13; Mzm 96:10-13; Mrk 11:11-26.
Yesus mengajak kita untuk terlebih dahulu mengampuni sesama supaya relasi kita dengan Tuhan semakin mantap tanpa halangan. Dengan keterbukaan hati mengampuni sesama, hati kita pun akan lebih mudah menerima rahmat pengampunan dari Bapa.

Sabtu, 29 Mei 2010: Hari Biasa Pekan VIII (H).
Yud 17.20b-25; Mzm 63:2-6; Mrk 11:27-33.
Kuasa Yesus dipertanyakan oleh orang-orang yang bermaksud mencobai-Nya. Kita pun mungkin sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan sejenis untuk membenarkan pendapat atau pendirian kita. Padahal, kita tidak akan mampu memahami Allah secara utuh. Kita tak mungkin dapat memasukkan Allah ke dalam 'otak' kita yang serba terbatas.

Minggu, 30 Mei 2010: Hari Raya Tritunggal Mahakudus (P).
Ams 8:22-31; Mzm 8:4-9; Rm 5:1-5; Yoh 16:12-15.
Perayaan hari ini adalah perayaan kasih. Karena kasih-Nya, Allah Bapa mengutus Putera-Nya untuk datang dalam sejarah manusia, supaya manusia selamat. Dalam hidup-Nya yang berpokok pada kasih, Yesus dengan nyata mengungkapkan Bapa yang penuh kasih itu. Sedangkan Roh Kudus melanjutkan karya kasih untuk menyelamatkan manusia, dengan membantu manusia menyelami lebih penuh siapakah Yesus dan apa yang diungkapkan-Nya tentang Bapa.


Bagikan

Minggu, 23 Mei 2010 Hari Raya Pentakosta

Minggu, 23 Mei 2010
Hari Raya Pentakosta

"Kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

Karya Roh Kudus

Masa Paskah kini berakhir. Liturgi Gereja telah mewartakan kegembiraan Paskah dan mengajarkan perlunya menghidupkan suatu kehidupan yang penuh sukacita di dalam mewartakan kebangkitan Kristus yang merupakan pusat iman kita. Paulus menegaskan bahwa andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu (1 Kor. 15:14).

Perayaan Pentakosta mengingatkan kita pada dua peristiwa penting yang mempengaruhi satu sama lain, yakni karunia Roh Kudus dan permulaan hidup Gereja. Karunia Roh Kudus itu dibicarakan di sini dalam konteks kelanjutan misi Yesus dan misi para murid. Para murid diperintahkan untuk mengasihi Yesus dengan mengikuti perintah-perintah-Nya dan untuk bisa melaksanakan itu, mereka diberi pembimbing dan guru, yakni Roh Kudus.

Ditegaskan bahwa kepergian Yesus tidak menyebabkan suatu situasi kehilangan tetapi melahirkan suatu era baru yang dikaruniai dengan Roh Kudus, yang melanjutkan kehadiran Yesus ketika Dia tidak ada lagi secara fisik. Era baru itu ditandai oleh cinta, pemeliharaan perintah-perintah-Nya, dan janji pada masa yang akan datang bahwa Allah dan Anak akan tinggal bersama selama-lamanya dengan para murid.

Merayakan hari Pentakosta berarti memperingati pesta kelahiran Gereja. Oleh turunnya Roh Kudus umat Allah yang tercerai-berai dapat dipersatukan dan dikokohkan. Gereja dan misinya yang hadir di dunia modern ini membutuhkan kehadiran Roh Kudus. Roh yang memampukannya untuk hadir dan berjuang di tengah kekerasan, ketidakadilan dan ketakharmonisan hidup. Kita percaya bahwa Roh yang datang dari Allah itu jauh lebih berkuasa dari kejahatan, mampu menguasai kegelapan dan tak dapat dikendalikan oleh apa dan siapa pun. Oleh karena kekuatan Roh tersebut maka setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus, menerima Roh Kudus sebagai hadiah yang dikaruniakan Tuhan kepada Gereja dan secara istimewa kepada setiap orang. Tandanya orang memiliki Roh Kudus adalah kesiapannya berbuat baik dan menyenangkan orang lain !

www.reginacaeli.org

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahaagung dan kekal, berkat misteri Pentakosta Engkau menguduskan Gereja-Mu di antara bangsa dengan segala bahasa. Sebarluaskan anugerah Roh Kudus ke seluruh dunia. Ulangilah mukjizat Pentakosta: sentuhlah dengan Roh-Mu hati umat beriman seperti yang Kaulakukan pada awal pewartaan Injil. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (2:1-11)

"Mereka dipenuhi Roh Kudus dan mulai berbicara."

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 568
Ref. Utuslah Roh-Mu ya Tuhan dan jadi baru seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 104:1.24.29-30.31.34 R. 30)
1. Allahku nama-Mu hendak kupuji. Engkau amat agung berdandan sinar kebesaran.
2. Ya Tuhan berselubungkan cahaya. Bagai jubah raja langit Kaupasang bagai kemah.
3. Firman-Mu disampaikan oleh angin. Api yang berkobar tunduk pada-Mu bagai hamba.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:8-17)

"Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah Anak Allah."

Saudara-saudara, mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 964
Ref. Alleluya
Ayat. Datanglah, hai Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati mereka.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:15-16.23b-26)

"Allah telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah."

Pada perjamuan malam terakhir Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

DATANGNYA ROH KUDUS

Di kalangan umat Perjanjian Lama, Pentakosta (artinya "hari ke-50") dirayakan 7 minggu setelah panen gandum, seperti disebutkan dalam Im 23:15-21 dan Ul 16:9-12. Perayaan ini juga disebut dalam hubungan dengan perayaan lain, lihat Kel 23:14-17; 34:22; Bil 28:26-31 dan 2Taw 8:13. Dalam perkembangan selanjutnya, hari "ke-50" ini dihitung dari tanggal 14 Nisan, yaitu Paskah Yahudi. Hari itu kemudian juga dipakai untuk memperingati turunnya Taurat kepada Musa. Di kalangan umat Kristen, peringatan "hari ke-50" ini terjadi 7 minggu setelah kebangkitan Yesus dan dirayakan sebagai hari turunnya Roh Kudus kepada para murid seperti digambarkan dalam Kis 2:1-11. Jadi perayaan 7 minggu setelah panen dari dunia Perjanjian Lama itu diterapkan dalam Perjanjian Baru pada panenan rohani yang kini mulai melimpah.

Pembicaraan kali ini lebih berpusat pada bacaan pertama hari raya Pentakosta, yakni Kis 2:1-11. Injilnya, Yoh 14:15-16.23b-26, sudah dibicarakan sehubungan dengan Minggu Paskah VI tahun C tgl. 9 Mei 2010.

BERBICARA DALAM PELBAGAI BAHASA

GUS: Luc, kisah mengenai hari Pentakosta menarik, terdengar suara seperti angin taufan dari langit masuk ke ruangan para murid berkumpul, muncul lidah-lidah api menghinggapi mereka, dan mereka mulai berbicara dalam banyak bahasa. Betulkah begitu kejadiannya?

LUC: Jauh lebih menarik kalau dicari maknanya dan tidak segera ditanyakan apa dulu-dulunya memang ada kejadian menakjubkan itu. Aku sendiri tidak di sana. Begini maksudku. Saat itu murid-murid mengalami adanya kekuatan yang membuat hati mereka berkobar-kobar. Ini sudah sedikit kusinggung dalam cerita mengenai dua murid ke Emaus. Suatu ketika mereka saling berkata, "hati kita berkobar-kobar" (Luk 24:32), artinya pikiran (diungkapkan dengan "hati") mereka tidak lagi ciut memudar, melainkan hidup menyala-nyala. Dan sekarang kejadian ini dialami semua murid yang lain. Inilah pengalaman memahami Kitab Suci dari dalam, tidak berhenti di luar-luarnya saja.

GUS: Jadi bisa dikatakan orang melihat peristiwa-peristiwa yang tak kasat mata?

LUC: Ehm, bukan itu saja, tetapi memahaminya sampai bisa menyampaikannya kembali dengan cara yang dimengerti banyak orang.

GUS: Itukah yang kau maksud dengan berbicara pelbagai bahasa.

LUC: Nangkap kan akhirnya! Memang murid-murid bukannya tiba-tiba menjadi kaum poliglot yang lancar sekian bahasa sampai tak terhitung jari.

GUS: Tentunya kau tidak berpikir mengenai kejadian yang disebut Mark sebagai "bicara dalam bahasa-bahasa baru" (Mrk 16:17) atau yang disebut Paulus sebagai "bahasa lidah" (1Kor 14). Yang ini kan yang biasanya dilakukan orang dulu dengan bergumam.

LUC: Itu bukan yang terjadi pada hari Pentakosta. Kata-kata para murid hari itu memakai bahasa biasa yang mengungkapkan pemahaman batin. Dan ini terolah matang sampai bisa disampaikan kepada banyak orang. Aku juga tahu apa itu yang dinamai "bahasa lidah", lihat saja Kis 10:46 dan 19:6. Di situ orang mulai bergumam bukan dengan kata-kata bahasa. Tapi hal tidak bisa sebarangan ditiru atau dianggap cara menghayati Roh.

GUS: Paulus menjelaskan, gumaman bahasa lidah ini terarah kepada Tuhan, bukan kepada orang lain (1Kor 14:2), dan bukan untuk berkomunikasi dengan orang lain (1Kor 14:4), karenanya perlu ada orang yang mampu menjelaskan (1Kor 14:5-19 dan 27). Bahasa lidah itu menjadi tanda kehadiran roh di hadapan orang yang belum beriman (1Kor 14:22). Paulus membandingkannya dengan anugerah bernubuat yang bisa langsung dimengerti orang lain dan yang berperan menguatkan iman orang banyak.

LUC: Betul! Sampaikan kepada rekan-rekan agar mereka tidak menghubung-hubungkan yang terjadi pada hari Pentakosta dengan hal berbicara "bahasa lidah" tadi.

GUS: Baik, nanti pesanmu kukirim ke Internos. Tapi nanti kalau ada yang ingin konsultasi langsung sama kamu gimana?

LUC: [Sedikit angkat bahu, seolah-olah mau bilang ndak perlu, tapi terserah situ.] Semua kan sudah kuceritakan. Kalau butuh penjelasan lebih jauh, tanya sama ekseget saja. Atau tanya ekseget yang tinggal di dalam batin kalian - seperti para murid yang ke Emaus dan murid-murid lain pada hari Pentakosta! Oma Miryam sudah lama menjalankannya, ia "menyimpan dalam hati" (Luk 2:19 dan 51). Kan pernah kaubicarakan juga hal ini sehubungan dengan Injil Keluarga Kudus tahun lalu?

GUS: [Pura-pura heran.] Ikut baca juga? Ada hal lain nih. Pada hari Pentakosta itu juga khotbah Petrus membuat tiga ribu orang lagi menjadi percaya (Kis 2:41) dan mereka ini kemudian tumbuh menjadi umat yang pertama. Bagaimana bisa diaktualkan bagi zaman ini? Bisakah dikatakan Gereja perlu terus belajar menyampaikan kesaksiannya dengan cara berungkap yang bisa diterima banyak orang?

LUC: [Sorot matanya mulai berbinar-binar.] Nah, itulah tafsir yang sehat! Tidak membuat orang berpikir cupet ngutak-utik teks belaka tanpa membangun kaitan dengan kehidupan.

GUS: Orang zaman kini lain.

LUC: Emangnya masih ada yang ambil serius wacana besar-besar dan serba menyeluruh mengenai Gereja, umat, keselamatan, dst.? Mau lebih nyata. Lagipula, kalau yang ditawarkan itu gagasan basi yang diulang-ulang ya tentu tak tecerna, malah seret rasanya.

DUNIA GEREJA PERDANA

Kurang jelas apa Luc hendak mengutarakan pendapatnya mengenai pemahaman diri Gereja sekarang atau mengajak melihat eklesiologi dalam Kisah Para Rasul. Mungkin kedua-duanya. Tapi sore itu ia rada mengelak bila ditanya-tanya. Sahabat yang satu ini orangnya gampang-gampang sukar. Maklum, seniman.

Salah satu hal yang kami singgung menyangkut kehidupan umat perdana di tengah-tengah budaya waktu itu. Bukan terutama hal yang diutarakannya secara ideal seperti dalam Kis 2:42-47 (terlalu ideal!), melainkan segi-segi kehidupan nyata yang terselip di sana sini dalam Kisah Para Rasul. Misalnya mengenai praktek "kebatinan" yang waktu itu dianggap lumrah. Konteksnya begini. Di kalangan intelektual waktu itu ada keyakinan bahwa kehidupan ini terus-terusan terancam kekuatan jahat yang siap menerkam. Maka banyak yang berusaha menjinakkannya dengan pelbagai cara. Ilmu mengenali kekuatan-kekuatan tak terlihat itu berkembang di kalangan kaum terpelajar, semacam kebatinan tingkat tinggi. Mereka mendalaminya. Sekali lagi ini terjadi di antara kaum terdidik, kalangan atas, bukan di kalangan orang sederhana. Terlalu pelik dan mewah bagi kaum sederhana. Luc paham betul alam pikiran itu. Dan memang umat Kristen pertama kebanyakan berasal dari kalangan rada atas dengan warisan rohani seperti itu.

Alam pikiran kebatinan yang disebut-sebut di atas berbeda dengan dunia "perdukunan" yang intinya upaya mengendalikan kekuatan-kekuatan yang bisa diisikan ke badan atau dikeluarkan dari orang tertentu. Memang magi seperti itu juga ada, tetapi tidak berkembang subur di kalangan masyarakat terpelajar waktu itu. Jadi dunia dhemit, jimat, aji-aji, susuk, tenung, ilmu "namengi" santet tidak amat diminati kebanyakan dari mereka.

Luc menulis dua bukunya untuk mulai berdialog dengan orang-orang yang sebetulnya sudah enggan mempersoalkan lagi mengapa "yang jahat" selalu menyertai manusia. Mereka beranggapan yang jahat tak bisa dihalau. Yang mereka cari ialah kepintaran bagaimana bisa hidup terus dalam keadaan itu. Kekuatan-kekuatan jahat itu pergi datang, yang penting ialah tahu gelagat kapan mulai kuat, kapan sedang surut menghimpun tenaga dan tiba-tiba menghunjam lagi. Dalam Injilnya Luc sebetulnya juga menyinggung hal ini ketika mengatakan Iblis pergi dari Yesus menunggu saat yang baik untuk kembali (Luk 4:13). Dengan menceritakan kelakuan Iblis ini, Luc sebetulnya mau berbicara khusus kepada orang-orang yang hidup dalam alam pikiran tadi. Maklum banyak di antara mereka kini tertarik oleh figur Yesus dan ingin belajar bagaimana bisa menghadapi kekuatan gelap tadi. Orang-orang berminat memahami gerakan-gerakan yang bila tidak dikenali akan mengacaukan hidup mereka. Dan pribadi Yesus yang berwibawa atas kuasa yang jahat itu, terutama dengan kebangkitan dan kenaikannya ke surga, membuat banyak orang makin ingin mengenalnya.

Penjelasan Luc, khususnya dalam hubungan dengan peristiwa Pentakosta, seperti berikut. Orang-orang yang percaya kepada Yesus dan dibaptis dalam namanya itu kini hidup dalam lindungan kekuatan yang datang dari atas, dari tempat Yesus kini berada. Itulah Roh Kudus. Kekuatan ini memberi kebijaksanaan, membuat budi wening dan menuntun orang di jalan yang benar. Juga memberi kepekaan untuk bergaul dengan dunia yang tak terlihat. Roh Kudus ini jugalah yang memimpin para rasul ke seluruh penjuru dunia. Roh yang sama itulah yang kini ada di tengah-tengah orang-orang yang percaya. Orang tidak lagi perlu merasa terancam kekuatan-kekuatan gelap yang pergi datang begitu saja. Ada kekuatan baru yang tak terpikirkan sebelumnya. Ini membuat alam pikiran orang zaman itu berubah. Terbuka dunia baru. Dan ini akan terus berkembang sampai Yesus datang kembali. Inilah gagasan pokok yang disampaikan Luc dalam Kisah Para Rasul. Orang-orang yang demikian ini kemudian juga diajaknya peduli kepada orang-orang di sekitar, dibuatnya mengerti penderitaan orang, juga orang-orang dari kalangan lain, kalangan sederhana. Dan mereka mau. Mereka sudah merasa bebas dan bisa berbuat banyak. Gereja perdana itu jadi Gereja kaum yang peduli akan keadaan di masyarakat luas. Tidak melulu sibuk dengan urusan-urusan sendiri.

Rangkuman di atas saya ceritakan kepada Luc. Ia mendengarkan. "Ada tambahan, Luc?" Bibirnya berkerut menahan kata. Tiba-tiba ia menatap dengan sorot mata yang mbeling, tersenyum, lalu melambaikan tangan dan jalan terus entah ke mana. Bergegas saya pulang dan mencatat inti pembicaraan tadi.

Salam hangat,
A. Gianto





Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy