| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 09 Februari 2009

Senin, 09 Februari 2009
Hari Biasa Pekan V


Kej 1:1-19; Mrk 6:51-56

"Semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh"


"Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil. Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh" (Mrk 6:51-56) ,demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Dalam berbagai kegiatan novena dimana dirayakan Perayaan Ekaristi, misalnya di tempat-tempat ziarah kepada Bunda Maria, sering Imam berkeliling sambil menyampaikan berkat Sakramen Maha Kudus. Dalam kesempatan tersebut senantiasa ada orang-orang yang berusaha menjamah atau mencium kasula yang dikenakan Imam yang bersangkutan; mereka percaya jika dapat menjamah atau mencium kasula Imam maka mereka akan sehat dan damai sejahtera. Apa yang terjadi ini rasanya meneladan apa yang terjadi dalam Diri Yesus, dimana "semua orang yang menjamahNya menjadi sembuh". Sehat atau sakit, sembuh dari penyakit memang erat kaitannya dengan iman. Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan dengan demikian senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak atau perintah Tuhan. Perintah utama dan pertama dari Tuhan adalah saling mengasihi, maka jika kita mengakui diri sebagai orang beriman hendaknya kita senantiasa hidup dan bertindak saling mengasihi. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1Kor 13:4-7), demikian ajaran Paulus perihal kasih. Kiranya jika kita berani dan dapat menghayati keutamaan-keutamaan kasih tersebut maka kita senanitasa pasti dalam keadaan sehat, segar bugar dan damai sejahtera. Mariilah kita sapa, jamah, sentuh dan perlakukan semua orang dalam dan oleh kasih.

- "Allah melihat bahwa semuanya itu baik." (Kej 1:18b), demikian berita tentang karya Penciptaan Allah. Semua yang diciptakan Allah adalah baik, demikian juga semua yang kita kerjakan atau lakukan bersama dan bersatu dengan Allah pasti juga baik adanya. Hidup dan bertindak bersama dan bersatu dengan Allah antara lain berarti senantiasa setia dan taat pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan, yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita. Masing-masing dari kita ketika baru saja dilahirkan kiranya baik adanya, dan segala sesuatu yang mencederai diri kita yang baik kiranya berasal dari manusia yang kurang atau tidak beriman atau tidak setia dan taat pada janji-janji yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusannya. Jika kita jujur melihat dan mawas diri kiranya kita akan menemukan diri kita tidak sebaik seperti baru saja dilahirkan, melainkan telah terjadi aneka cacat dan cela yang melukai atau mecederai hidup kita. Dengan kata lain masing-masing dari kita dalam keadaan sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh/phisik. Maka marilah kita dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan berusaha untuk 'menjamahNya', agar kita sembuh dari berbagai macam penyakit yang sedang kita alami. Pertama-tama marilah 'penajamahan' tersebut kita hayati dengan melihat dan mencermati diri sendiri: bagian/anggota tubuh mana yang sedang sakit/tidak sehat, sifat atau watak macam apa yang tidak baik/tidak sehat, cara hidup dan cara bertindak mana yang tidak baik, dst.. Jika melihat bagian yang sakit hendaknya pertama-tama diakui dan dihayati dan kemudian mohon bantuan penyembuhan kepada Tuhan melalui sesama dan saudara-saudari kita yang kita percayai dapat membantu penyembuhan. Biarlah pada waktunya kita juga dapat berkata "Aku melihat bahwa semuanya baik' : tidak ada lagi cacat cela, luka, atau penyakit yang ada dalam diri kita sendiri maupun kebersamaan hidup dan kerja kita.


[Ignatius Sumarya, SJ]

"Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, yang berselimutkan terang seperti kain.. yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya. Dengan samudera raya Engkau telah menyelubunginya; air telah naik melampaui gunung-gunung" (Mzm 104:1-2a.5-6)





Photobucket

Bacaan Harian

Bacaan Harian
09 - 15 Februari 2009


09.Senin....,Hari Biasa Pekan V
...................Kej 1:1-19; Mzm 104;1-2a.5-6.10.12.35c; Mrk 6:53-56
10.Selasa..,Pw. S. Skolastika
..................Kej 1:20-2:4a; Mzm 8:4-5.6-7.8-9; Mrk 7:1-13
11.Rabu.....,Hari Orang Sakit Sedunia
..................Kej 2:4b-9.15-17; Mzm 104:1-2a.27-28.29bc; Mrk 7:14-23
12.Kamis...,Hari Biasa Pekan V
..................Kej 2:18-25; Mzm 128:1-2.3.4-5; Mrk 7:24-30
13.Jumat...,Hari Biasa Pekan V
..................Kej 3:1-8; Mzm 32:1-2.5.6.7; Mrk 7:31-37
14.Sabtu...,Pw. S. Sirilus dan Metodius
..................Kej 3:9-24; Mzm 90:.3-4.5-6.12-13; Mrk 8:1-10
15.Minggu..,HARI MINGGU BIASA VI
..................Im 13:1-2.5-46;Mzm 32:1-2.5.11;1 Kor 10:31-11:1;Mrk 1:40-45


Photobucket

Sabtu, 07 Februari 2009

Catatan: Renungan Minggu, 08 Februari 2009 berada di bawah post Sabtu, 07 Februari 2009. Mohon maaf atas tidak kenyamanannya.


Sabtu, 07 Februari 2009
Hari Biasa Pekan IV


Doa Renungan
Allah Bapa yang mahabaik, kami telah Kaupanggil untuk bersatu dengan Dikau dan dengan sesama kami satu sama lain. Itulah pula yang menjadi cita-cita kami. Teguhkanlah kami, agar kami tetap setia pada panggilan kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (13:15-17.20-21)

"Semoga Allah damai sejahtera melengkapi kamu dengan segala yang baik."

15 Saudara-saudara, marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. 16 Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. 17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. 18 Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin, bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik. 20 Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, 21 kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 646/ 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat
(23:1.3a.4b.5.6)
1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaanmu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4.Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)

"Mereka itu bagaikan domba-domba tak bergembala."

30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. 31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. 32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. 33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. 34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


- Cari pekerjaan atau cari uang? Berlomba merebut kedudukan dan jabatan untuk melayani atau menguasai? Hendak belajar atau cari nilai?, Dst.. Sikap mental materialistis dan bisnis yang menjiwai hampir di semua bidang kehidupan bersama masa kini rasanya telah menjungkir-balikkan banyak hal, antara lain: karya-karya sosial, keagamaan, pendidikan dst. berubah menjadi karya bisnis. Apa yang terjadi masa kini rasanya merupakan buah karya pendidikan dimana entah para pengelola sekolah, guru maupun peserta didik lebih mengusahakan dan mengutamakan keunggulan 'nilai/angka' alias kecerdasan intelektual daripada kecerdasan spiritual. "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari", demikian pesan atau sabda Yesus. Pesan atau sabda ini dapat kita laksanakan atau wujudkan dengan bekerja baik bukan hanya cari uang, melayani bukan menguasai, belajar bukan cari nilai, dst.. Maka kepada para pelajar atau mahasiwa kami ingatkan dan ajak untuk belajar sebaik mungkin, sehingga terampil dalam belajar, kepada pekerja hendaknya bekerja sebaik mungkin sehingga terampil bekerja, kepada para pejabat hendaknya melayani sebaik mungkin bukan menguasai, dst.. Semangat atau jiwa ramah dan lemah lembut serta gembira hendaknya dihayati oleh para dokter dan tenaga medis di rumah sakit dalam melaksanakan tugas pekerjaan dan pengutusannya. Para pengelola sekolah, guru maupun para peserta didik hendaknya lebih mengusahakan dan mengutamakan agar para peserta didik tumbuh berkembanng menjadi manusia yang baik, yang berbudi pekerti luhur. Tidak ketinggalan kami ingatkan para orangtua maupun penentu kebijakan hidup bersama hendaknya mengutamakan pendidikan dan pembinaan anak-anak atau generasi muda.

- "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah" (Ibr 13:15-16). "Janganlah lupa berbuat baik dan memberi bantuan", inilah yang harus kita hayati atau laksanakan dalam hidup dan tugas pekerjaan setiap hari. Jika kita jujur dan terbuka mawas diri rasanya kita semua telah menerima kabaikan dan bantuan melimpah ruah dari orang lain sebagai perwujudan kasih mereka kepada kita. Begitu banyak orang telah mempersembahkan diri/korban bagi hidup dan kebahagiaan kita, sehingga kita dapat hidup, tumbuh berkembang sebagaimana adanya saat ini. Maka selayaknya kita bersyukur dan berterima kasih atas semuanya itu dan mewujudkan syukur dan terima kasih dengan berbuat baik dan memberi bantuan kepada orang lain; dengan demikian hidup bersama akan ditandai atau diwarnai dengan saling berbuat baik dan saling membantu atau bergotong-royong. Maka baiklah sebagai warganegara Indonesia marilah dengan bergotong-royong kita wujudkan sila kelima dari Panca Sila ini: "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Sekali lagi kami ingatkan dan ajak para pengusaha dan penentu kebijakan hidup bernegara dan berbangsa untuk senantiasa berpihak pada dan bersama dengan rakyat, lebih-lebih mereka yang miskin dan berkekurangan; jauhkan aneka bentuk keserakahan dan hidup berfoya-foya atau memperkaya diri sendiri. Ingat bahwa kekayaan yang anda miliki dan kuasai saat ini adalah berasal dari rakyat, maka selayaknya dikembalikan kepada rakyat. Salah satu tanda kesuksesan atau keberhasilan pemerintahan antara lain kesejahteraan dan kebahagiaan semua warganegara.

"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mzm 23:1-4)
Photobucket

Minggu, 08 Februari 2009

Minggu, 08 Februari 2009
Hari Minggu Biasa V

.... aku mendengar suara Tuhan berkata, "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku, "Ini aku, utuslah aku!" --- Yes 6:8


Doa Renungan
Allah Bapa yang maha penyayang, Engkau tidak tampak, namun Engkau dekat sekali dengan kami dalam diri Yesus, Putra Manusia. Berilah kami kepercayaan mantap pada suara panggilan-Mu, agar kami dapat hidup rukun dan damai dengan sesama kam; putera dan puteri-Mu se Bapa. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ayub (7:1-4.6-7)


"Aku dicekam kegelisahan sampai dini hari."

1 Di dalam keprihatinannya Ayub berbicara kepada sahabatnya, "Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? 2 Seperti kepada seorang budak yang merindukan naungan, seperti kepada orang upahan yang menanti-nantikan upahnya, 3 demikianlah dibagikan kepadaku bulan-bulan yang sia-sia, dan ditentukan kepadaku malam-malam penuh kesusahan. 4 Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari. 5 Berenga dan abu menutupi tubuhku, kulitku menjadi keras, lalu pecah. 6 Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan. 7 Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat yang baik.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 817
Ref. Tuhan menyembuhkan orang yang patah hati.
Ayat (Mzm 147:1-2.3-4.5-6)
1. Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji Dia. Tuhan membangun Yerusalem, Ia menghimpun orang-orang Israel yang tercerai-berai.
2. Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka. Ia menentukan jumlah bintang-bintang, masing-masing dipanggil dengan menyebut namanya.
3. Besarlah Tuhan kita dan berlimpahlah kekuatan-Nya, kebijaksanaan-Nya tidak terhingga. Tuhan menegakkan kembali orang-orang yang tertindas tetapi orang-orang fasik direndahkan-Nya ke tanah.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:16-19.22-23)


"Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil."

Saudara-saudara, memberitakan Injil bukanlah suatu alasan bagiku untuk memegahkan diri. Sebab hal itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil. Andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang akau berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, maka pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sebab sekalipun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku dapat memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang lemah aku menjadi seperti orang lemah supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku menjadi segala-galanya, supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala-galanya itu aku lakukan demi Injil, agar aku mendapat bagian di dalamnya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya.
Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:29-39)

"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit."

29 Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.30 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. 31 Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. 32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.33 Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. 34 Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. 35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. 36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; 37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." 39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

BERITA YANG BIKIN LEGA
Mrk 1:29-39 mengisahkan kegiatan Yesus sehabis mengajar dan mengusir roh dari orang yang kerasukan pada pagi hari yang sama (Mrk 1:21-28). Sore hari itu, di rumah Simon dan Andreas, ia menyembuhkan ibu mertua Simon yang menderita demam. Petang harinya, ia sibuk menyembuhkan orang-orang lain dari penyakit dan kerasukan setan. Keesokan harinya, pagi-pagi buta, ia pergi berdoa di tempat terpencil. Ketika Simon dkk. menemukannya dan mengatakan bahwa banyak orang mencarinya, Yesus malah mengajak mereka pergi ke kota-kota di sekitarnya untuk "mewartakan Injil" - maksudnya membawakan berita yang bakal membuat orang merasa lega. Untuk itulah ia datang, kata Yesus sendiri.


Markus sengaja menaruh kegiatan Yesus dalam kerangka siang hari, sore, petang, dan pagi hari esoknya. (Kerangka ini diikuti dalam Luk 4:31-44; Matius tidak memakainya.) Irama kehidupan itu mengikuti irama alam, khususnya matahari. Dalam masyarakat dulu, kegiatan mencari nafkah selesai pada saat matahari terbenam. Setelah itu, di lingkungan orang Yahudi saleh, waktu petang dan malam dipakai untuk mendalami Taurat, membaca kehidupan lewat teks-teks sakral. Pada hari Sabat, pendalaman Taurat seperti ini dijalankan sepanjang hari. Kita catat, Markus menampilkan kegiatan Yesus kali ini pada hari Sabat: pagi mulai mengajar di sinagoga menerangkan Taurat. Dan terang Taurat yang dibawakannya itu menyingkirkan roh jahat yang merasuki orang yang waktu itu ada di sana (Mrk 1:21-28). Markus hendak menunjukkan bahwa penyembuhan yang dilakukan Yesus itu terjadi dalam rangka pendalaman Sabda bagi orang banyak. Yesus bukan orang yang mau melawan lembaga kekudusan Sabat. Ia malah membuat hari itu semakin luhur! Kita perhatikan bahwa Yesus juga tidak mengangkat bangun ibu mertua Simon. Ia memegang tangannya dan itu cukup untuk membuat demamnya lenyap.
RASANYA...GRENG!

TANYA: Bu, tolong ceritakan sendiri pengalaman sore itu.

JAWAB: Kan sudah ditulis oleh Mark, juga diceritakan kembali Matt dan Luc.

TANYA: Bagaimana keadaan ibu waktu itu?

JAWAB: Demam. Sudah beberapa hari terbaring. Siap mati. Eh, tahu-tahu ada orang yang memegang tangan saya!

TANYA: Menurut Mark (Mrk 1:31), sambil memegang tangan ibu, Yesus "membangunkan" ibu dan saat itu juga demam hilang. Apa beliau menyuruh bangun, atau malah mengangkat dan mendudukkan? Soalnya, Matt (Mat 8:15) dan Luc (Luk 4:39) tidak mengatakan Yesus membangunkan. Mereka bilang ibu "bangun", itu saja.

JAWAB: Kok aneh-aneh tanyanya! Sang Guru dari Nazaret yang didatangkan menantu saya itu hanya memegangi tangan saya. Wah, nak, rasanya... greng! Ada kekuatan yang masuk mengusir demam itu keluar. Luc tentunya juga tahu meski ia tidak ikut mengatakan Yesus memegangi tangan saya.

TANYA [rada geli]: Omong-omong, "greng" yang ibu sebut tadi apa sih?

JAWAB: Eh, nganggap nenek bikin-bikin! Ndak ingat cerita Mrk 5:30? Yesus merasa ada tenaga keluar dari dirinya - "greng" tadi - ketika ujung jubahnya dipegang oleh perempuan yang menderita pendarahan kronik 12 tahun? Lihat Luk 8:46 sekalian dah!

TANYA: Tanpa mengguncang-guncang badan ibu? Jadi yang disebut Matt dan Luc itu ya benar. Demam lantas pergi dan ibu bangun sendiri.
JAWAB: Benar!

TANYA [kepada seorang ahli tafsir]: Yesus tidak mengangkat ibu itu dari posisi tidur. Tapi kok Mark memakai ungkapan "membangunkan"? Matt dan Luc tidak menyebutnya. Perkara kata, tapi bikin penasaran nih.

AHLI: Dalam kisah-kisah penyembuhan waktu itu, ungkapan "membangunkan" memang biasa dipakai dengan arti menyembuhkan, tidak dalam arti harfiah mengangkat. Mark memakainya dalam arti luas ini.

TANYA [kepada ibu mertua Simon lagi]: Sesudah sembuh, ibu lalu "melayani mereka". Apa yang ibu lakukan?

JAWAB: Menyiapkan makan bagi Yesus dan murid-muridnya. Sudah menjelang petang, saat orang makan.

TANYA [kepada ahli tafsir]: Mark dan Luc menyebutkan ibu mertua Simon "melayani mereka", tapi Matt menulis "melayani dia", maksudnya Yesus. Apa perbedaan ini penting?

AHLI: Matt hendak memusatkan pandangan kepada Yesus, sedangkan Mark menceritakan kejadiannya secara umum. Begitu pula Luc.

TANYA: Masih ada satu soal. Luc mencatat, Yesus "membentak pergi" demam itu, begitu dalam teks Yunaninya. Mark dan Matt tidak sejelas itu. Bisa dikomentari perbedaan ini?

AHLI [tersenyum]: Itu cara Luc mengatakan Yesus kini bertindak dengan wibawa ilahi untuk mengeluarkan demam. Luc juga mau menunjuk pada hubungan penyakit dengan kekuatan jahat. Orang-orang waktu mungkin menduga ibu mertua Simon itu tentunya dikerjain orang, kena guna-guna. Dalam Injil, penyembuhan dan pengusiran kekuatan jahat kerap ditampilkan sebagai dua sisi dari satu mata uang. Ini kunci memahami kisah penyembuhan.

MEMBUNGKAM SETAN-SETAN
Setelah menyembuhkan ibu mertua Simon, Yesus dijamu di rumah itu bersama para muridnya. Sementara itu berdatanganlah penduduk ingin menemui Yesus. Petang itu ia menyembuhkan orang dari penyakit dan kerasukan setan. Dalam ay. 34 dikatakan bahwa Yesus tidak memperbolehkan setan-setan berbicara. Alasannya, mereka mengenal Dia.

Tulisan Markus ini seperti teka-teki. Setan-setan itu tahu betul siapa Yesus. Mereka dapat menyuarakan pengetahuan mereka, seperti halnya roh jahat yang merasuki orang yang pada pagi hari itu berada sinagoga.

Tapi di situ Yesus membentak diam roh tadi. Kini ia juga membungkam setan-setan.

Mengapa Yesus tidak membiarkan mereka memperdengarkan kata-kata mereka mengenai dia?

Kan yang dikatakan tidak salah. Di sinagoga pagi itu roh jahat mengatakan Yesus itu Yang Kudus dari Allah. Benar.

Kenapa tak boleh?

Di satu pihak kekuatan-kekuatan jahat memang tahu betul siapa Yesus itu. Di lain pihak mereka memakai pengetahuan itu bukan untuk meluruskan hidup orang, tapi untuk mengacaukan dan malah untuk menyesatkan. Mereka mulai dengan membisikkan pengetahuan yang benar, tapi pelan-pelan mereka membuat hati orang tertutup pada hal-hal baru yang dibawakan Yesus. Simon Petrus sendiri nanti akan terbawa ke sana dan ia dibentak diam oleh Yesus (Mrk 8:33 Mat 16:23). Yesus hanya akan dipandang sebagai penyembuh dari penyakit dan kerasukan, sebagai guru bijaksana, sebagai orang yang mempesona. Ia menjadi pusat perhatian. Lama kelamaan Injil yang dibawakannya akan dikaburkan oleh ketenarannya dirinya. Inilah yang dimaui oleh roh-roh jahat tadi. Mereka mau memisahkan Yesus dari warta yang dibawakannya. Bila terjadi, Yesus akan menjadi lemah kendati di mata orang ia tampak sukses. Kekuatannya bakal pudar karena ia tidak lagi membawakan Injilnya sendiri, tetapi jadi takabur dan membiarkan diri dipandang sebagai orang besar, tidak lagi menunjukkan kebesaran Kerajaan Bapanya!

BERDOA DI TEMPAT SUNYI
Orang-orang menunggu Yesus semalaman. Pada pagi hari berikutnya makin banyak orang lagi berkumpul dan mencari dia. Tetapi Yesus sudah lebih dahulu keluar pergi berdoa di sebuah tempat terpencil. Ia kiranya tahu betul betapa besar godaan yang kini mengiringi semua tindakan baiknya. Ia tahu tak akan dapat terus tanpa kekuatan dari atas sana. Begitulah ia menjauh dari orang banyak mencari tempat sunyi dan membiarkan diri dibimbing roh yang sejak baptisannya turun ke atasnya. Yesus mencari keheningan agar semakin mampu melihat kehadiran ilahi di dalam kehidupannya. Inilah yang membuatnya tahan menjalankan perutusannya. Inilah yang membuatnya ditakuti kekuatan-kekuatan jahat.

Apa arti pagi-pagi benar, ketika hari masih gelap? Mark itu pencerita ulung. Beberapa hal sengaja tak disebut jelas tetapi malah membuat pembaca menemukannya sendiri. Tentunya selama berdoa pagi-pagi benar itu Yesus memandangi fajar menyingsing, melihat matahari mulai menyingkirkan kegelapan. Mark mau mengajak pembaca sampai ke gagasan ini. Yesus saat itu membaca gerak alam, dan itulah doanya. Ia melihat Dia yang memberinya kekuatan bagaikan matahari yang mulai bersinar mengusir kekelaman, perlahan-lahan, tetapi pasti. Bagi Yesus, meluangkan diri mengikuti gerak gerik Yang Ilahi itu mutlak. Gerak gerik yang memberi kelegaan. Itu sumber kekuatannya. Dan kekuatan ini juga bisa diteruskannya kepada orang-orang yang membutuhkan. Di mana saja.

Kendala bagi pewarta kedatangan Yesus ialah mengajarkan tentang dia tanpa menerimanya dengan tulus. Akan seperti roh jahat yang menyuarakan pelbagai kebenaran mengenai siapa Yesus tapi tidak menghayatinya. Roh jahat tidak bisa menerima kehadirannya. Karena itu kata-kata mereka kosong. Tak ada bobotnya. Karena itu pewartaan yang tak disertai keakraban dengan yang diwartakan tidak akan memperkaya batin orang. Malah bisa membebani.

Ketika murid-muridnya mendapati dia dan memintanya menemui orang-orang yang sudah menunggu, Yesus malah mengajak para murid pergi ke tempat lain, agar di sana pun Injil diberitakan, agar di tempat-tempat itu pun orang boleh ikut merasa lega. Seperti matahari yang bersinar ke mana-mana, begitulah ia merasa perlu pergi ke tempat-tempat lain membawakan Kabar Gembira, dan mengusir setan, mulai pagi hari setelah Sabat. Seperti pagi hari kebangkitannya nanti!

DARI BACAAN KEDUA: 1Kor 9:16-19;22-23

Dalam 1Kor 9 Paulus berbicara mengenai "kebebasan"-nya. Ia tidak ingin dianggap "rasul" di sebuah komunitas yang menopang hidupnya dan dengan demikian terikat hanya pada lingkungan itu. Ia menegaskan ia ingin bebas mewartakan Injil tanpa terikat pesan sponsor, tanpa terarah kebutuhan tertentu. Pusat perhatiannya ialah pada kabar gembira yang telah dialaminya sendiri dan kini ia sampaikan ke pelbagai orang dengan cara yang berbeda-beda. Ia ingin berbagi pengalaman batin tadi dengan siapa saja, baik yang terbiasa dengan gagasan-gagasan agama Yahudi maupun dengan orang-orang yang berlatarbelakang lain. Inilah yang hendak disampaikannya.

Menarik dicamkan, yang mendorong Paulus untuk mewartakan Injil bukanlah keinginannya untuk mempertobatkan orang, melainkan untuk berbagi pengalaman batin. Pengalaman ini membuatnya tahu apa itu "selamat", yakni merasa disapa Tuhan, merasa enak berada di dekatNya. Menjadi lega. Inilah yang hendak dibawakannya kepada banyak orang. Kesaksiannya tidak diukurnya dengan upah yang diterima dari orang-orang yang mendengarkannya. Ukuran yang dipegangnya ialah kenyataan kabar gembira itu sendiri, artinya, bila ia baru puas bila memang berhasil membuat orang bisa ikut menikmati kelegaan batin, menemukan jalan penyelamatan.

Kesaksian Paulus mengajak orang berpikir lebih jauh.

Apa itu mewartakan Injil? Apa intinya?

Paulus menunjukkan bahwa mewartakan Injil ialah menginsyafi bagaimana Tuhan memang mau mendatangi manusia dan menjadikannya semakin utuh. Inilah yang membuat batin lega.


Salam hangat,
A. Gianto



Doa Renungan
Allah Bapa kami yang maha penyayang, kami bersyukur karena Engkau selalu menghidupi kami dengan sabda dan Roh-Mu. Jadikanlah kami semakin menyerupai Dia yang membebaskan kami, ialah Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.





Photobucket

Jumat, 06 Februari 2009

Jumat, 06 Februari 2009
Jumat Pertama Dalam Bulan
Pw. S. Paulus Miki, dkk, Imam Martir


7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. 10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. (1 Yohanes 4:7-10)

Doa Renungan
Allah Bapa sumber penghiburan sejati, terima kasih atas hari yang baru yang Engkau berikan kepada kami pada hari ini. Semoga pada hari ini kami dapat menabur benih kasih dan cinta-Mu kepada sesama kami. Doa ini kami sampaikan kepada-Mu, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (13:1-8)


"Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."


1 Saudara-saudara, peliharalah kasih persaudaraan! 2 Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat. 3 Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah orang-orang hukuman. Dan ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini. 4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. 5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." 6 Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" 7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka. 8 Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan terang dan keselamatanku.
Ayat.
(Mzm 27:1.3.5.8b-9abc)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; sekalipun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.
3. Sebab di kala ada bahaya, Tuhan melindungi aku dalam pondok-Nya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.
4. Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, maka janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku, janganlah membuang aku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:14-29)


"Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi."

14 Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia." 15 Yang lain mengatakan: "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu." 16 Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi." 17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. 18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" 19 Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, 20 sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. 21 Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarny perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. 22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", 23 lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" 24 Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" 25 Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" 26 Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. 27 Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. 28 Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. 29 Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan


Paulus Miki dan kawan-kawan adalah martir-martir yang menumpahkan darah demi iman. Kita bisa bertanya, apa yang membuat mereka berani, tabah dan bahkan gembira menghadapi penganiayaan yang begitu hebat?

Salah satu jawabnya dapat kita temukan dalam beberapa ayat Mazmur Tanggapan yang kita daraskan pada hari ini:


"Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar...? Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku" (Mzm 27:1.4)


Di basilika St. Bartolomeus Rasul, Roma, terpasang sebuah ikon ekumenis para martir dan saksi iman baru dalam abad XX. Ada sekian banyak martir, termasuk Rama Ignatius Dewanto, SJ seorang Yesuit muda yang berasal dari Magelang. Pada tanggal 6 September 1999 ia dibunuh oleh para militant sementara melindungi para pengungsi di gedung gereja paroki Suai, Timor Timur (pada waktu itu). Para martir ini telah memberikan hidup mereka dengan berjuang melawan kuasa kejahatan, kekerasan, kemiskinan, dan keterpecah-belahan. Senjata mereka adalah iman dan kasih. Ikon ini mengungkapkan keyakinan bahwa bukanlah kejahatan yang akhirnya akan menang, melainkan kasih yang menyiapkan masa depan penuh damai dan kesatuan seluruh umat manusia. Peziarah yang berdoa di depan ikon itu diharapkan menyerap semangat iman dan kasih yang terpancar dalam diri para martir itu dan menjadikannya milinya.

Semoga kegembiraan karena boleh ikut berkurban demi iman dan kasih dianugerahkan kepada kita juga.

Silakan mengucapkan doa ini berulang-ulang: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut" (Ibr 13:6; bdk. Mzm 118:6)


Dengan iman dan kasih berjuang melawan kuasa kejahatan, kekerasan, kemiskinan, dan keterpecah-belahan.



Doa Kepada Hati Kudus Yesus
Oleh: St. Yohanes Eudes


Bapa yang Maharahim, Allah segala penghiburan, Engkau memberikan kepada kami Hati Putra-Mu Sendiri yang penuh belas kasihan, oleh sebab kasih-Mu yang tak terbatas yang Kau limpahkan kepada kami, kasih yang tak satu lidah pun mampu mengungkapkannya dengan kata. Kiranya kami mempersembahkan kepada-Mu kasih yang sempurna dengan hati yang bersatu dengan hati-Nya. Kami mohon agar hati kami dihantar ke persatuan sempurna: tiap hati dengan yang lainnya dan semua hati dengan Hati Yesus Yang Mahakudus… dan semoga kerinduan hati kami beroleh kepuasannya dalam Dia: Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan bertahta bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah Tritunggal, sekarang dan sepanjang segala masa. Amin



Renungan: Inspirasi Batin 2009
Bacaan KS: LAI-Terjemahan Baru
Doa Hati Kudus Yesus: indocell.net/yesaya



Photobucket

Kamis, 05 Februari 2009

Kamis, 05 Februari 2009
Pw. St. Agata, Perawan Martir

"Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." --- Mat 22:37


Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (12:18-19.21-24)

"Kalian telah datang ke bukit Sion dan kota Allah yang hidup."


18 Saudara-saudara, sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai, 19 kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka,21 Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar."22 Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, 23 dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, 24 dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Dalam bait-Mu, ya Allah, kami mengenangkan kasih-Mu.
Ayat.
(Mzm 48:2-3ab.3cd-4.9.10-11)
1. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
2. Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.
3. Apa yang kita dengar, sungguh kita lihat, di kota Tuhan semesta alam, di kota Allah kita; Allah menegakkannya untuk selama-lamanya. 4.Dalam bait-Mu, ya Allah, kami renungkan kasih-setia-Mu. Nama-Mu, ya Allah, sampai ke ujung bumi; demikian pulalah kemasyhuran-Mu; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)


"Yesus mengutus murid-murid-Nya."

7 Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, 8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, 9 boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. 10 Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. 11 Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." 12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, 13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Agata, perawan dan martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- Dipanggil menjadi murid-murid Yesus, Kristen atau Katolik atau orang beriman berarti diberi tugas untuk "memberitakan bahwa orang harus bertobat". Tentu saja sebagai yang terpanggil senantiasa dalam keadaan 'bertobat' alias baik, suci, sebagaimana Agata, gadis cantik, yang setia kepada kemurnian atau keperawanannya serta tidak bersedia berbuat jahat, meskipun dengan itu ia harus menjalani siksaan berat sampai mati. Setia dan taat pada iman pasti akan menghadapi aneka penolakan, ejekan atau tantangan yang dapat melemahkan atau menghancurkan iman kita. "Keperawanan Kristen ialah hidup selibater yang dijalankan secara sukarela sebagai jawaban terhadap panggilan pribadi Allah" ( Xavier Leon ¡V Dufour: Ensiklopedi Perjanjian Baru, Kanisius ¡V Yogyakarta 1990, hal 436). Kiranya tidak semua dari kita atau mayoritas dari kita tidak hidup selibat, namun marilah kita tanggapi ajakan atau panggilan untuk "hidup suci atau baik secara sukarela sebagai jawaban terhadap panggilan pribadi Allah". Secara khusus saya ingatkan dan ajak rekan muda-mudi untuk setia kepada 'keperawanan'nya dengan tidak berhubungan seks sebelum perkawinan atau menjadi suami-isteri, sedangkan kepada para suami-isteri mapun mereka yang terpanggil sebagai imam, bruder atau suster hendaknya setia pada panggilannya alias tidak menyeleweng, lebih-lebih dalam hal kehidupan seksual. Pelanggaran atau penyelewengan seksual pertama kali atau selanjutnya mungkin sulit diketahui, tetapi rasanya ketika orang tidak tertib dalam hal harta benda atau uang dapat diduga yang bersangkutan telah hidup menyeleweng. Maka baiklah kita hayati nasihat St.Ignatius Loyola bahwa 'keutamaan atau kaul kemiskinan adalah ibu dan benteng hidup beriman atau membiara', jika orang setia pada pengelolaan atau pengurusan harta benda dan uang kiranya yang bersangkutan juga setia pada panggilan dan tugas pengutusannya, sebaliknya jika tidak setia pada pengelolaan harta benda atau uang maka dapat dipastikan bahwa yang bersangkutan telah melanggar janji-janji yang telah diikrarkan, entah keperawanan atau ketaatan.

- "Kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna," (Ibr 12:22-23). Kutipan ini layak menjadi permenungan dan refleksi kita bersama. Ketika kita dibaptis, mengikrarkan kaul atau janji perkawinan atau sumpah, dst.. berarti kita "sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah", malaikat-malaikat senantiasa menyertai dan mendampingi perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita. Penyertaan dan pendampingan para malaikat antara lain menjadi nyata dalam aneka nasihat, saran, petuah, kritik, ejekan dst..yang telah dan sering kita terima dari saudara-saudari kita atau orangtua dan para pendidik/guru kita. Maka marilah dengan rendah hati, jiwa besar dan hati rela berkorban melaksanakan atau menghayati aneka nasihat, saran, petuah, dst.. dalam hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita, jika kita mendambakan hidup damai sejahtera, bahagia lahir dan batin. Nama kita masing-masing telah terdaftar di sorga, maka hendaknya jangan dicemari dengan berbagai bentuk kejahatan atau dosa. Marilah saling mengingatkan dan menegor ketika ada di antara kita bertindak mencemarkan nama baik kita masing-masing, dan ketika kita diingatkan atau ditegorkan hendaknya ditanggapi dengan terima kasih dan rendah hati.

[Ignatius Sumarya, SJ]
st-andreas.or.id

Anda ingin mengirimkan renungan kepada RenunganPagi.blogspot.com secara khusus ataupun secara bacaan harian, silahkan kirimkan melalui comment atau email untuk dapat di post kan disini.


Photobucket

Rabu, 04 Februari 2009

Rabu, 04 Februari 2009
Hari Biasa Pekan IV

Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." (Markus 6:4)

Doa Renungan
Bapa sumber penghiburan, terimakasih atas anugerah yang boleh kami terima hari ini. Bantulah kami dalam menjalani kehidupan hari ini, dengan semangat menghargai orang lain. Sehingga dengan demikian kami dapat hidup berdampingan dengan mereka sesuai dengan kehendak-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Jangan meremehkan didikan Tuhan. Meskipun mungkin terasa keras dan tidak mengenakkan, namun besar sekali manfaatnya. Seperti seorang ayah mendidik anaknya, demikian Tuhan mendidik kita. Sebab Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (12:4-7.11-15)


"Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya."


Saudara-saudara, dalam pergumulanmu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. Janganlah kamu lupa akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak; "Hai anakku, janganlah meremehkan didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan oleh-Nya, karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu menerima hajaran, maka di situ Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah ada anak yang tidak dihajar oleh ayahnya! Memang tiap-tiap hajaran, pada waktu diberikan, tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Namun kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang dilatih olehnya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah. Dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh. Berusahalah hidup damai dengan semua orang, dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang yang takwa.
Ayat.
(Mzm 103:1-2.13-14.17-18)
1. Pujilah Tuhan, hai hatiku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa. Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat, Dia sadar bahwa kita ini debu.
3. Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya, sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya asal saja mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Yesus pulang ke rumah-Nya. Namun, justru di antara orang-orang yang mengenal-Nya itu, Ia dianggap remeh, diragukan, dan ditolak. Mungkin kita juga termasuk orang yang kecewa dan menolak Dia, karena merasa mengenal-Nya, namun tidak percaya kepada-Nya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Markus (6:1-6)


"Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri."

Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mukjizat-mukjizat yang demikian, bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak mengadakan satu mukjizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Memang sulit menjadi nabi bagi orang-orang yang kita kenal atau keluarga kita sendiri. Tapi apakah ini perlu membuat kita mundur? Tidak. Sebagaimana Yesus yang meski ditolak oleh kaum keluarga-Nya tetap berjalan dari desa ke desa sambil mengajar, demikian pula kita seharusnya. Maka hari ini aku akan:

Doa Renungan
Bapa sumber penghiburan, kami bersyukur atas orang-orang yang boleh kami jumpai hari ini. Bersama mereka, kami dapat merasakan bahwa Engkau selalu menyertai dan membimbing kami. Semoga Engkau memberkati mereka dan keluarga mereka. Doa ini kami mohon dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH



Photobucket

Selasa, 03 Februari 2009

Selasa, 03 Februari 2009
Hari Biasa Pekan IV

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang penuh kasih, tak henti-hentinya Engkau menganugerahi kami rahmat, rezeki, dan cinta. Dampingilah kami, agar dapat mewartakan pengalaman iman ini, sehingga semakin banyak orang mengenal dan merasakan kasih-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (12:1-4)


"Marilah kita berlari dengan tabah hati dalam perlombaan yang diwajibkan kepada kita."


1 Saudara-saudara, karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. 2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. 3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. 4 Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang mencari Engkau, ya Tuhan, akan memuji-muji Engkau.
Ayat.
(Mzm 21:2bb-27;8.30.31-32)
1. Nazarku akan kubayar di depan orang-orang yang takwa. Orang miskin akan makan sampai kenyang, orang yang mencari Tuhan akan memuji-muji Dia; biarlah hati mereka hidup untuk selamanya!
2. Segala ujung bumi akan menjadi sadar, lalu berbalik kepada Tuhan; segala rumpun bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah: Semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang telah kembali ke pangkuan pertiwi.
3. Dan aku akan hidup bagi Tuhan, anak cucuku akan beribadah kepada-Nya. Mereka akan menceritakan hal ikhwal Tuhan kepada angkatan yang akan datang, dan menuturkan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti. Semua itu telah dikerjakan oleh Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Yesus memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:21-43)


"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!

21 Sekali peristiwa, sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, 22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya 23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." 24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. 25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. 26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. 27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. 28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." 29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. 30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" 31 Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" 32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. 33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. 34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" 35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" 36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" 37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. 38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. 39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" 40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. 41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. 43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!




Renungan



Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:



- Sehat dan sakit erat kaitannya dengan beriman dan tidak/kurang beriman; mereka yang tidak atau kurang beriman pada umumnya sedang menderita sakit atau mudah jatuh sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh. Bagi mereka yang sedang menderita sakit kami ajak meneladan 'seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan' dengan penyerahan diri berkata :"Asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh". Memang kaum perempuan yang sedang menderita sakit, antara lain sakit hati dengan bentuk memusuhi saudara-saudarinya mudah terserang penyakit pendarahan atau 'blooding'. Asal kujamah jubahNya secara konkret dapat kita wujudkan dengan bersembah-sujud kepada mereka atau apa yang kita musuhi alias berani mengampuni dan mengasihi sebagai perwujudan beriman atau percaya kepadanya. Kutipan Warta Gembira hari ini mengajak dan memanggil kita semua untuk dengan semangat iman hidup bersama, berbangsa, bermasyarakat dan berbangsa; makan dan minum dengan iman, dst.. Aneka perbedaan memang dapat menimbulkan permusuhan yang tumbuh berkembang menjadi penyakit. Yang paling sederhana terkait dengan sehat atau sakit adalah hal makanan dan minuman; jika menghendaki sehat wal'afiat, segar bugar hendaknya menyantap dan menikmati makanan dan minuman yang sehat dan bergizi, bukan hanya yang enak sesuai dengan selera pribadi. Barangsiapa dalam hal makan dan minum hanya mengikuti selera pribadi akan mudah jatuh sakit. Makan dan minum dengan iman artinya jika orang lain makan dan minum apa yang ada tetap sehat dan segar bugar, maka ketika saya juga menikmati makanan dan minuman tersebut pasti akan sehat dan segar bugar, meskipun makanan dan minuman tersebut tidak sesuai dengan selera pribadi.


- "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah" (Ibr 12:2) "Carpe diem" = Nikmatilah hari ini, demikian kata pepatah bahasa Latin. Makna dari pepatah ini hemat saya suatu ajakan untuk dengan semangat iman menghadapi aneka situasi, pekerjaan, kondisi, tantangan dan hambatan, dst. , artinya dalam dan bersama dengan Tuhan kita menghadapi semuanya. Dengan kata lain kita diajak untuk 'menemukan Tuhan dalam segala sesuatu atau menghayati segala sesuatu dalam Tuhan'. Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada, tumbuh berkembang hanya karena dan oleh Penyelenggaraan Ilahi/Tuhan yang memang juga menjadi nyata melalui orang-orang beriman. Maka jika kita mendambakan 'kesempurnaan hidup' artinya nanti ketika dipanggil Tuhan/meninggal dunia berarti menjadi satu kembali dengan Tuhan di sorga, hidup mulia selama-lamanya, hendaknya senantiasa menghayati segala sesuatu dalam Tuhan, dengan iman. Marilah kita saling mempersembahkan diri serta membakatikan diri pada segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan dengan dan dalam kasih.


I. Sumarya, SJ

st-andreas.or.id


Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy