| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Surat Gembala Prapaskah Uskup Keuskupan Agung Jakarta

Dibacakan sebagai pengganti homili pada setiap Misa Sabtu & Minggu 21 & 22 Februari 2009

1) Saudara-saudari umat katolik Keuskupan Agung Jakarta yang terkasih. Hari Rabu Abu mendatang ini kita memasuki masa puasa, masa pertobatan untuk menyongsong Hari raya Paskah. Apa yang mau kita pilih sebagai tema pertobatan ? Di tanah air ada banyak perbuatan tak bertanggung jawab, seperti pembalakan hutan dengan “ illegal loging ”-nya, membangun villa di daerah pegungungan yang hutannya seharusnya dilindungi, sampai dengan semrawutnya cara mengendarai kendaraan di jalan raya yang sibuk. Susahnya orang mendapatkan gas elpiji untuk kebutuhan hidup sehari-hari pasti juga karena ada yang tak bertanggung jawab. Kiranya baik kalau kita memilih tema pertobatan kita : “ Mari bertanggung Jawab…!”, karena terasa mudah sekali orang karena suatu alasan tidak bertanggung jawab. Ajakan untuk bertanggungjawab ini berisi 2 ajakan.

Pertama : bertanggungjawab atas perilaku kita, agar selalu sesuai dengan kehendak Allah.

Kedua : bertanggungjawab atas perilaku kita yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kata lain bertanggungjawab atas dosa kita.



2) Meski perilaku kita sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang menarik dan menguntungkan secara inderawi dan jasmani, namun kitalah yang mengambil sikap dan berbuat berdasarkan hati nurani yang diterangi iman. Bertanggungjawab berarti kita yang memegang kendali, teguh membedakan mana yang baik dan buruk, benar atau sesat. Saat masyarakat mudah dipengaruhi oleh apa yang menarik dan menyenangkan secara inderawi saja, maka bertanggungjawab berarti mengendalikan diri atau menguasai diri, agar perilaku sesuai dengan kehendak Allah. St Paulus membuat perbandingan antara olahragawan yang melatih diri, mengatur dan menguasai diri untuk menggapai kemenangan , dengan kita umat beriman yang juga harus demikian dalam hal menggapai kemenangan surgawi (bdk 1 Kor 9:25 ). Salah satu buah Roh yang pantas dimohon jaman sekarang kecuali kasih adalah penguasaan diri ( bdk Gal 5:21-22 ).



3) Kalau kita berdosa, bertanggungjawab berarti melakukan dua ha;l berikut ini.

Pertama : Seperti telah biasa kita lakukan, kita menyesal, bertobat dan mohon ampun kepada Allah dan selanjutnya tidak mau berbuat dosa lagi. Ini dikukuhkan dalam sakramen pengampunan dosa.

Kedua : ini yang sering kurang disadari, yaitu karena dosa selalu membawa akibat buruk, maka kita juga bertanggung jawab atas akibat buruk dosa kita, dan memperbaikinya. Umpama persaudaraan kita kurang akrab dan ada perselisihan dengan beberapa orang. Maka kita bangun persaudaraan sejati, lewat pemberdayaan umat basis. Ada dosa yang merusak lingkungan hidup, maka kita gerakan penanaman pohon, membuat perespan air dan membuat sampah menjadi berkah.



4) Bertanggungjawab melaksanakan hidup pribadi dan bersama sesuai kehendak Allah adalah membangun dan menyempurnakan cara kita berelasi satu sama lain. Ada perilaku yang tertuju kepada Allah, kepada sesama dan lingkungan hidup. Perilaku yang tertuju kepada Allah, umpama doa pribadi, ibadat bersama umat basis, merayakan ekaristi dan merayakan sakramen lainnya, matiraga dan puasa. Kalau sudah kita dasari oleh semangat kasih, bakti, ketaatan dan kesetiaan, rasanya sudah baik, dan kita biasanya sudah merasa puas. Meski relasi kepada Allah rasanya sudah baik, namun masih harus dinilai dalam kaitannya dengan perilaku terhadap sesama. Allah berkenan dengan doa dan persembahan bakti kita kepada-Nya, kalau kita juga bertanggungjawab atas perilaku kita kepada sesama. Tuhan Yesus dalam injil Matius bersabda “ …jika engkau mempersembahkan persembahanmu diatas mesbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada di dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mesbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu” (Mat 5:23-24).Masih ada lagi sabda Yesus : “Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan… “ ( Mat 9:13). Bahkan nabi Amos sudah menyampaikan Sabda Allah yang senada. Allah tidak berkenan atas korban persembahan umat, karena Allah menginginkan umat bertindak benar dan adil (bdk Amos 5:21-24). Memang cinta kepada Allah dan kepada sesama , dua cinta yang tak dapat dipisah-pisahkan. Mencintai Allah tak dapat meninggalkan tanggungjawab terhadap keluarga, umat basis, lingkungan, tetangga, meluasnya kepada masyarakat nusa dan bangsa. Makin setia kepada Kristus, makin berbakti kepada nusa dan bangsa.



5) Mari kita lihat bagaimana kita berelasi dalam keluarga, umat basis, lingkungan dan di tengah masyarakat. Bertanggungjawab terhadap keluarga berarti: menyempurnakan kesatuan keluarga yang disatukan oleh cinta insani dengan cinta kristiani yang dasarnya dan puncaknya pada iman dan kesatuan dalam Kristus.Kesatuan macam ini memperkokoh kesatuan hidup insani yang terkadang menjadi lemah, lebih-lebih kalau sedang dalam kesulitanm hidup ekonomi dll. Yang bertanggungjawab atas terbentuknya kesatuan semacam itu tentu saja semua, tetapi lebih-lebih ayah dan Ibu. Kalau selama renungan dan merefleksikan peran anda dalam keluarga, anda menemukan kesalahan dan dosa, jangan lupa juga memberi silih dan memperbaiki situasinya.



6) Terbentuknya keluarga sebagai gerja kecil atau umat basis kecil, diharapkan membuat umat basis di paroki semakin kokoh dan persaudaraan di tengah masyarakat semakin subur sehingga kepedulian terhadap masalah nasional juga muncul. Kerusakan lingkungan hidup seperti gundulnya hutan, tanah longsor, banjir dan naiknya panas bumi, dll. Hanya dapat diatasi kalau kita semua bertanggungjawab. Maka gerakan ketenagakerjaan, penghijauan, peresapan air dan mengelola sampah supaya berguna memang gerakan sangat kecil. Namun itu mengingat akan tanggungjawab kita terhadap kehidupan sosial, politik yang lebih luas. Negara adalah milik kita. Kita bertanggungjawab atas kesejahteraan dan kedamaian hidup bersama serta lestarinya lingkungan hidup. Setiap usana agar terciptanya masyarakat yang damai sejahtera, merupakan tanggungjawab kita bersama. Semua yang duduk dalam posisi dapat mengambil keputusan yang berdampak nasional, sangat diharapkan agar mengambil keputusan secara bertanggungjawab, sehingga orang miskin disejahterakan. Yang merasa berdosa dalam relasinya dalam umat basis atau lingkungan serta perbuatan ditengah masyarakat, jangan berhenti pada mengaku dosa, tetapi juga membuat silih dan memperbaiki kerusakannya.



7) Memang kita bertanggungjawab atas perkara yang begitu banyak, luas tetapi mulia. Mulia , karena dengan begitu, sebenarnya kita menanggapi undangan Tuhan Yesus sendiri agar kita terlibat dalam tugas Yesus membarui cara hidup manusia di dunia., membarui dunia dan alam semesta menjadi bumi dan langit yang baru ( bdk Wahyu 21:1 ). Bacaan 1 tadi mengisahkan apa ? Meskipun dosa itu seluruhnya adalah tanggungjawab manusia sendiri yang melakukannya, namun Allah menanggung sendiri dosa kita. Meski Allah bersabda “ Kamu memberati aku dengn dosamu, engkau menyusahi aku dengan kesalahanmu “, namum Allah bersabda “ ..Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena aku sendiri dan aku tidak mengingat-ingat dosamu. “ ( bdk Yes 43:24-24 ).Allah berkenan bertanggungjawab atas dosa kita, Allah akan membuat silih bagi dosa kita dan memperbarui segala yang rusak akibat dosa. Pelaksanaan kehendak Allah ini diserahkan kepada Allah Putera yang menjelma menjadi manusia oleh kuasa Roh Kudus, dan wafat di kayu salib sebagai korban tebusan bagi dosa kita. St Paulus menulis dalam bacaan II tadi “ ..Allahlah yang telah meneguhkan kami bersama kamu dalam Kristus. Dia pulalah yang telah mengurapi kita serta memateraikan tanda milik-Nya atas kita. Dialah yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan atas semua yang telah disediakan untuk kita. “ ( 2 Kor 1:21-22 ).St Paulus bangga dan bersukacita dilibatkan sebagai rasul dalam karya penyelamatan Allah yang sekaligus memberi sarana untuk menjamin keselamatan itu.



8) Sebagai manusia Tuhan Yesus satu diantara kita, memikul dosa kita dan bertanggungjawab atas dosa kita, mewakili kita di hadapan Allah Bapa. Ketika menjadi korban penebusan, Tuhan Yesus mengikutsertakan kita. Lebih jauh gereja-Nya diikutsertakan dalam kurban penebusan ini ketika secara sakramental; Tuhan Yesus menghadirkan kurban-Nya disalib pada Jumat Agung itu menjadi Perjamuan Ekaristi perdana bersama para rasul. Peristiwa ini diwariskan untuk mengenang Dia sesuai dengan pesan-Nya. Kita yang berdosa, mari dalam Ekaristi menyatukan silih kita dengan korban Kristus sendiri. Dengan kekuatan Ekaristi mari kita memulihkan dan membarui segala yang rusak karena dosa. Demikianlah usulan bahan pertobatan selama masa APP. Bahan APP secara rinci telah disiapkan.



Semoga membantu renungan dan refleksi anda. Amin





Jakarta , Februari 2009



Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ

Uskup Agung Jakarta


Photobucket

Senin, 23 Februari 2009

Senin, 23 Februari 2009
Pw. St. Polikarpus, Uskup Martir


Doa Renungan Pagi

Ya Allah, Engkau menyelenggarakan kehidupan kami setiap hari dengan rahmat dan karunia yang berasal daripada-Mu. Tanamkanlah semangat dan rasa syukur dalam hati kami agar kami senantiasa dihibur dengan penghibur yang sejati, yakni Roh-Mu sendiri. Semoga Roh-Mu yang menyertai perjalanan kami selama hari ini, sehingga hidup kami berbuah dan berkembang seturut kehendak-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh (1:1-10)


"Kebijaksanaan diciptakan sebelum segala-galanya."

1 Segala kebijaksanaan dari Tuhan asalnya, dan ada pada-Nya selama-lamanya. 2 Pasir di laut dan tetes hujan, dan hari-hari kekekalan siapa gerangan dapat membilangnya?3 Tingginya langit, luasnya bumi, dan samudera raya dan kebijaksanaan, siapa dapat menduganya?4 Sebelum segala-galanya kebijaksanaan sudah diciptakan, dan pengertian yang arif sejak dahulu kala.8 Kepada siapakah pangkal kebijaksanaan telah disingkapkan, dan siapakah mengenal segala akalnya? Hanyalah Satu yang bijaksana, teramat menggetarkan, yaitu Yang bersemayam di atas singgasana-Nya.9 Tuhanlah yang menciptakan kebijaksanaan, yang melihat serta membilangnya, lalu mencurahkannya atas segala buatan-Nya. 10 Pada semua makhluk ia ada sekadar pemberian Tuhan, yang juga membagikannya kepada orang yang cinta kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan
Ayat.
(Mzm 93:1ab.1c-2.5)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah. Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Yesus Kristus, Penebus kita, telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:14-29)


"Aku percaya, ya Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!"

14 Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. 15 Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia.16 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?" 17 Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia.18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."19 Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" 20 Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. 21 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. 22 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." 23 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" 24 Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" 25 Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" 26 Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati." 27 Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri.28 Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" 29 Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Mengapa banyak orang tidak dapat mencapai tujuan hidupnya? Pertama karena mereka tidak berhasil merumuskan tujuan hidup itu sehingga tidak tahu apa untuk apa mereka hidup. Kedua, kendati sudah merumuskan tujuan hidup, orang tidak yakin sehingga tidak tahu strategi apa yang harus dibuat dan berusaha sepenuhnya untuk mencapainya. Para murid telah dipanggil oleh Yesus untuk mengusir roh-roh jahat, tetapi mereka tidak berdaya karena strateginya salah: mereka tidak melakukannya dengan doa!

Manusia yang sukses itu adalah manusia yang dengan ketajaman intelektualitasnya merumuskan dan mengetahui tujuan hidup dan mengupayakannya supaya tercapai. Sebagai orang Kristen yang bijaksana, salah satu strategi adalah melakukannya dengan mengandalkan kekuatan Ilahi dan itu terwujud dengan doa. Kita sudah sering diajari bahwa doa adalah senjata rahasia orang beriman. Doa adalah ritual yang membuat orang Kristen menjadi orang yang sukses dalam kehidupan sehari-hari. Seandainya doa sudah menjadi strategi mendasar hidup kita, yakinlah apa saja yang kita inginkan dalam hidup, apa yang menjadi tujuan hidup pasti akan tercapai. Pertanyaannya: apakah anda yakin?

[Renungan Mutiara Iman 2009]



Photobucket

Minggu, 22 Februari 2009

Minggu, 22 Februari 2009
Hari Minggu Biasa VII

Apabila kita rela mengosongkan diri demi Kristus, kita akan memperoleh kehidupan sejati yang melimpah.

Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, melalui nabi Yesaya, Engkau menumbuhkan harapan akan masa depan yang cerah, meninggalkan segala dosa di masa lalu, mengajak kami untuk membangun hidup baru bersama-Mu. Semoga dengan bimbingan Roh Kudus, kami dapat mewujudkan cara hidup baru, habitus baru yang leih menghargai martabat sesama, menunjukkan pembelaan pada mereka yang miskin dan tersingkir. Berkatilah niat kami, agar kami dapat menjalankan perutusan-Mu, yakni menjadi pelita bagi masyarakat. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya (43:18-19.21-22.24b-25)


"Aku tidak mengingat-ingat dosamu."

18 Beginilah firman Tuhan, "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! 19 Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.21 umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku." 22 "Sungguh, engkau tidak memanggil Aku, hai Yakub, dan engkau tidak bersusah-susah karena Aku, hai Israel.24b Engkau memberati Aku dengan dosamu, engkau menyusahi Aku dengan kesalahanmu.25 Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 818
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umatmu.
Ayat. (Mzm 41:2-3.3-4.13-14)
1. Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah,
Tuhan akan meluputkan dia pada waktu celaka.
Tuhan akan melindungi dia dan memelihara nyawanya,
sehingga ia disebut berbahagia di bumi:
Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya.
2. Tuhan membantu dia di ranjangnya waktu sakit,
Di tempat tidurnya Kau pulihkan dia sama sekali dari sakitnya.
Kalau aku, kataku, "Tuhan, kasihanilah aku, sembuhkanlah
aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa."
3. Engkau menopang aku karena ketulusanku,
Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya.
Terpujilah Tuhan, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:18-22)


"Pada Yesus bukanlah terdapat "ya" dan tidak, melainkan hanya ada "ya"."


18 Saudara-saudara, demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak". 19 Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan "tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya". 20 Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.21 Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, 22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 958
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Tuhan mengutus aku, menyampaikan kabar baik kepada orang miskin dan memberitakan pembebasan kepada orang tawanan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:1-12)



"Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"

1 Sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. 2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. 4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. 5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" 6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: 7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" 8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? 9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? 10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--: 11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" 12 Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

PENGAMPUNAN DAN KESEMBUHAN

Rekan-rekan yang budiman!

Petikan Injil kali ini (Mrk 2:1-12) mengisahkan Yesus kembali berada di Kapernaum. Orang-orang berjejal di rumah tempat ia menguraikan Alkitab. Pada kesempatan itu seorang lumpuh datang digotong empat orang. Tapi karena jalan masuk penuh orang, maka mereka membongkar atap dan menurunkan tikar tempat orang itu berbaring. Melihat iman mereka, Yesus berkata kepada si lumpuh, "Nak, dosa-dosamu sudah diampuni!" Beberapa ahli Taurat yang sedang duduk di situ merasa kurang enak. Siapa selain Allah dapat mengampuni dosa! Yesus mengetahui apa yang mereka pikirkan dan menanyai mereka, mana yang lebih mudah mengatakan dosa-dosamu diampuni atau bangun, angkat tikarmu dan berjalanlah?

KETEGANGAN

Petikan hari ini adalah yang pertama dari lima kisah mengenai ketegangan antara Yesus dengan para pemimpin dalam Mrk 2:1-3:6. Kisah-kisah ini dimaksud untuk menunjukkan bagaimana para pemimpin tidak bersedia menerima Yesus dan bahkan semakin memusuhinya. Sekaligus digambarkan bagaimana orang banyak semakin menyambutnya. Secara tidak langsung diungkapkan bagaimana para pemimpin semakin menjauh dari umat. Minggu lalu diutarakan bagaimana para imam tidak lagi biasa menjalankan wewenang untuk menyatakan orang kusta sembuh sehingga diterima kembali dalam masyarakat. Orang kusta itu malah minta agar Yesus pulalah yang menyatakannya sembuh. Jadi wewenang mereka kini dijalankan Yesus. Dalam kisah penyembuhan orang lumpuh kali ini ada hal yang mirip. Para ahli Taurat kurang senang mendengar Yesus mengeluarkan kata-kata mengampuni orang tadi. Mereka berpegang pada pendapat bahwa dosa hanya dapat diampuni oleh Allah. Tapi mereka tidak mau melihat jalan apa yang dipakai Allah untuk memberi pengampunan. Para ahli Taurat menutup pikiran mereka sendiri. Inilah keadaan yang digambarkan Markus pada tahap-tahap awal Yesus mulai dikenal orang sebagai yang membawakan kehadiran Allah dengan cara baru.

MEMBONGKAR ATAP

Marilah kita ikuti kisah Markus mengenai kejadian ini. Apa yang bakal terjadi bila orang membongkar atap seperti dikatakan di sini? Meski atap rumah di sana mudah dibongkar, pasti banyak kepingan tanah kering dan ranting yang berjatuhan. Orang-orang yang berjejal mengerumuni Yesus di dalam rumah pasti jadi ribut dan menyingkir. Tapi tak disebutkan demikian. Perhatian lebih dipusatkan pada usungan yang diturunkan. Orang-orang yang ikut menyaksikan ini juga mereka yang sebetulnya memenuhi jalan sehingga orang lumpuh tadi tak dapat masuk. Ada semacam ironi. Jalan ke arah Yesus terhalang olah orang-orang yang berhasil mendapat tempat walaupun mereka tidak mempunyai kebutuhan mendesak. Orang yang sungguh membutuhkan dia saat itu tidak dapat masuk! Apa ini semacam analisis mengenai keadaan umat waktu itu? Dalam hati kecil, pembaca zaman sekarang mungkin juga melihat kelembagaan di kalangan umat yang acap kali tidak memudahkan orang maju. Tetapi tak usah kita berhenti di situ dan marilah kita perhatikan kisah selanjutnya.

Ada orang-orang yang berusaha sebisanya, dengan cara yang tidak biasa: membongkar atap. Tidak kita ketahui siapa orang-orang itu. Tetapi Markus memberitahukan bahwa Yesus "melihat iman mereka" (ay. 5). Dari teks Injil, jelas kata "mereka" di sini merujuk kepada empat orang yang menggotong orang lumpuh dan membongkar atap tadi. Apakah Markus hendak mengatakan bahwa iman orang-orang yang membawa si lumpuh itulah yang mendatangkan kesembuhan bagi si lumpuh? Pokok ini dapat dijadikan bahan pendalaman bagi orang zaman ini juga. Lebih menarik lagi bila diamati bahwa dalam kisah ini sebenarnya Yesus-lah yang menghubungkan iman orang-orang tadi dan keadaan si lumpuh. Ia melihat iman empat orang ini, tetapi ia berbicara kepada si lumpuh yang dibawa ke hadapannya oleh orang-orang tadi.

SAPAAN YESUS

Orang lumpuh itu disapa dengan kata "Nak!". Tidak dikatakan Yesus "iba hati", atau "kesal", seperti dalam teks Minggu lalu ketika ia menghadapi orang kusta (Mrk 1:41). Kini Markus membiarkan pembaca membayangkan apa yang dirasakan Yesus. Dengan demikian pembaca akan belajar kenal dengannya sendiri. Bagaimanapun juga, sapaan "Nak!" tadi, baik dalam bahasa kita maupun dalam teks Markus, nadanya penuh pengertian. Yesus menyapa orang yang tak bisa berjalan, kemanusiaan yang tak utuh, ciptaan yang cacat. Keadaan orang lumpuh ini menjadi tantangan bagi orang yang percaya bahwa manusia diciptakan dalam "gambar dan rupa" Pencipta. Tapi untung masih ada orang-orang yang percaya bahwa bisa diusahakan sesuatu untuk memperbaikinya. Inilah iman yang dilihat Yesus. Inilah yang membuatnya berani mengatakan "Nak, dosa-dosamu sudah diampuni!" Apa yang dipikirkannya? Sebagai orang zaman itu, tentunya baginya kelumpuhan itu tampil sebagai pekerjaan kekuatan-kekuatan yang membuat manusia tidak sesuai dengan maksud Penciptanya. Itulah yang disebut dengan kata "dosa-dosa" di sini. Tidak selamanya akibat kelakuan yang bersangkutan, melainkan kenyataan yang jahat yang ada di muka bumi ini. Tapi yang jelas, kekuatan-kekuatan itu tidak membatalkan iman orang-orang yang membawa si lumpuh lewat atap tadi. Iman mereka membuat Yesus bisa mengatakan kepada si lumpuh bahwa kekuatan-kekuatan yang mengikat dan melumpuhkannya bisa disingkirkan! Oleh siapa? Tak usah tergesa-gesa kita katakan oleh Yesus. Kita boleh menegaskan bahwa iman orang-orang yang dilihat Yesus itulah yang mulai melepaskan ikatan-ikatan dosa tadi. Bila begini maka Injil hari ini berisi pengajaran bagi kehidupan dalam umat. Solidaritas iman menjauhkan kekuatan-kekuatan jahat. Tapi ceritanya belum selesai.

AHLI-AHLI TAURAT

Pandangan pembaca kini dialihkan kepada beberapa ahli Taurat yang dikatakan "sedang duduk di situ" dan membatinkan peristiwa tadi. Bila ahli Taurat disebut "sedang duduk", artinya lebih hanya sekedar duduk biasa, melainkan ditunjukkan juga wibawa pengajarannya sebagai ahli Taurat, sebagai ahli ilmu ketuhanan. Dalam hati kini mereka mempertanyakan wewenang Yesus mengampuni dosa. Ini sikap mereka. Keberatan mereka ialah keberatan dari segi agama, keberatan dari sisi teologi resmi. Bagi mereka, Yesus ini seakan-akan mau merebut wewenang Allah mengampuni dosa. Menghujat! Para ahli Taurat ini di satu pihak melindungi kepentingan Yang Maha Kuasa, tapi di lain pihak mereka malah membatasi ruang gerakNya.

Markus menjelaskan bahwa Yesus mengetahui yang dipikirkan para ahli Taurat tadi. Tak perlu kita kaitkan dengan pengetahuan luar biasa. Ini cara Markus menampilkan Yesus bagi pembaca yang sadar atau tak sadar boleh jadi ada di pihak ahli Taurat tadi. Untung diketahui sehingga bisa dibicarakan, dan kita bisa berubah pendapat, menjadi lebih terbuka. Pertanyaan Yesus, dalam rumusan bahasa sehari-hari, "Kenapa kalian berpikir ketat begitu. Mana yang lebih mudah dilakukan: berkata kepada orang lumpuh ini "dosa-dosamu sudah diampuni" atau "bangunlah, angkat tikarmu dan berjalanlah"? Ini mencerminkan pembicaraan di antara sesama ahli. Yesus juga tahu tentang Taurat, ia juga tahu cara-cara bertikai di kalangan mereka. Pertanyaan seperti itu dua ujungnya. Pertama, ditanyakan kalimat mana lebih mudah diucapkan. Kedua, ditanyakan mana kalimat yang isinya lebih mudah terjadi. Apa saja jawabannya, lawan bicara Yesus pasti tak berkutik. Bila mereka mengatakan lebih mudah mengucapkan kalimat tentang mengampuni dosa, mereka benar karena memang kalimat itu lebih pendek dan tentunya lebih mudah diucapkan. Tapi dengan demikian mereka menyatakan setuju dengan yang dikatakan Yesus yang mereka persoalkan tadi. Maka alternatifnya ialah mengatakan bahwa yang lebih mudah ialah yang lain, yang lebih panjang: menyuruh bangun, mengangkat tikar, dan menyuruh orang itu berjalan. Mereka harus memilih yang ini bila tidak mau dikatakan tak konsekuen. Dan itulah yang terjadi. Yesus kemudian betul-betul mengatakan demikian kepada si lumpuh tadi. Dan orang itu betul melakukan tiga hal yang diperintahkan: bangun, mengangkat tikar, dan pergi keluar. Para ahli Taurat terbungkam. Mereka tidak bisa menyangkal yang mereka lihat sendiri: orang lumpuh tadi berjalan kembali. Patut dicatat, mereka juga beranggapan bahwa kelumpuhan dan penyakit berat lain ialah akibat dosa dalam arti kekuatan jahat yang membelenggu tadi. Tapi kini orang itu betul-betul lepas. Mau tak mau para lawan Yesus mesti mengakui bahwa yang sedang mereka hadapi ini ialah "Anak Manusia" yang "berkuasa mengampuni dosa di bumi ini" (ay. 10).

TAKJUB

Orang-orang takjub dan mengucap seruan terpujilah Allah, seruan yang juga mengungkapkan rasa lega. Mereka juga mengalami kemerdekaan yang kini dinikmati orang yang tadi terbelenggu dan lumpuh itu. Markus masih menambah bahwa mereka belum pernah melihat yang begini (ay. 12), maksudnya, pengampunan (tindakan!) dan kesembuhan (hasil!). Kita diajak menengok kembali pengalaman kita dan menemukan manakah kenyataan "yang begini" itu.

DARI BACAAN KEDUA (2Kor 1:18-22)

Petikan ini ditulis Paulus untuk menanggapi ketidakpuasan di kalangan umat Korintus terhadap Paulus yang tidak jadi datang ke Korintus untuk kedua kalinya seperti dapat disimpulkan dari 2Kor 1: 15 "...aku pernah merencanakan untuk mengunjungi kamu dahulu (lihat 1Kor 16:5-9),supaya kamu boleh menerima anugerah kedua kalinya." Mereka kiranya menyesalkan sikap plin plan Paulus (ay. 17). Memang kenyataannya ia tak menepati janji.

Masalah yang dihadapi orang Korintus, lha bila rasul yang berbangga-bangga diri seperti itu ingkar janji, apa pewartaannya mengenai Kristus itu benar? Apa janji keselamatan, penebusan, kelepasan dengan mempercayai Kristus, Anak Allah yang diwartakan rasul seperti ini tetap bisa dipegang teguh? Kiranya Paulus menyadari masalah ini. Ditegaskannya, umat hendaknya berteguh pada kesetiaan ilahi - utusan ilahi yang resmi - Mesias, Kristus telah diwartakan di kalangan mereka. Ini kenyataan kesetiaan ilahi. Dan selama umat sendiri mengamininya, maksudnya teguh mempercayai Kristus, maka mereka mengalami kesetiaan ilahi sendiri (ay. 21). Bahkan Paulus menegaskan, bila umat betul percaya akan Kristus, maka Yang Mahakuasa sendiri sebenarnya mengurapi umat - memeteraikan - jadi menyatakan dengan resmi bahwa mereka adalah milikNya (ay. 21-22).

Dengan mengingatkan iman akan Kristus, Sang Terurapi, Paulus menandaskan bahwa iman orang Korintus sendiri adalah pengurapan ilahi bagi kehidupan mereka yang membuat mereka resmi termeterai sebagai milik Allah. Sebagai milikNya, mereka pasti akan dilindungiNya, diselamatkanNya, dilepaskanNya dari marabahaya - dan Roh Kuduslah jaminannya, seperti ditegaskan dalam ay. 22. Ini cara berpikir teologis Paulus yang menyangkutkan kehidupan umat ke dalam iman akan kesetiaan ilahi.


Salam hangat,
A. Gianto

www.mirifica.net


Photobucket

Sabtu, 21 Februari 2009

Sabtu, 21 Februari 2009
Hari Biasa Pekan VI


"Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia!"


Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, kasih setia-Mu lebih kuasa dari maut: yang telah Kauberikan kepada kami takkan dapat dicuri oleh orang lain. Kami mohon, lindungilah iman kami, bila rasa takut menghadapkan kami pada pilihan palsu. Dan bila hati kami menjadi bimbang oleh persoalan-persoalan hidup yang nyata, condongkanlah kami untuk bertahan dengan ulet dan mempercayakan diri kami kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (11:1-7)


"Berkat iman kita mengerti bahwa alam semesta diciptakan Allah."


Saudara-saudara, iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah kurban yang lebih baik daripada kurban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian tentang dirinya bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu; dan karena iman pula, ia masih berbicara, sesudah ia mati. Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah itu ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Karena iman, maka Nuh mengikuti petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan dan dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.
Demikianlah sabda Tuhan,
Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, aku hendak memuji nama-Mu selama-lamanya.
(Mzm 145:2-3.4-5.10-11)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau
dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.
Besarlah Tuhan dan sangat terpuji;
dan kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu,
dan akan memberitakan keperkasaan-Mu.
Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan,
dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
3. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu,
ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.
Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Langit terbuka dan terdengarlah suara Bapa. "Inilah Anak-Ku terkasih; dengarkanlah Dia"


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:2-13)

"Yesus berubah rupa di depan para rasul."

Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat. Tak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa yang sedang berbicara dengan Yesus. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di sini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari awan itu terdengar suara, "Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia!" Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling mereka tidak lagi melihat seorang pun di situ kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati." Lalu mereka bertanya kepada Yesus, "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?" Yesus menjawab, "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Tetapi bagaimanakah halnya dengan Anak Manusia? Bagaimana tertulis bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan? Tetapi Aku berkata kepadamu, memang Elia sudah datang, dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka sesuai dengan yang tertulis tentang dia."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Persatuan kita dengan Allah adalah kandungan dari iman sempurna yang didambakan oleh setiap orang beriman. Untuk itulah Allah telah memutuskan untuk menjadi manusia dan mengundang kita untuk memasuki hadiratNya, di dalam kemuliaanNya yang bisa menimbulkan rasa takut (tremendum) dan rasa rindu-senang (fascinosum) sekaligus. Iming-iming dari pihak Allah telah dilakukan oleh Yesus ketika Ia mengajak ketiga muridNya - Petrus, Yakobus dan Yohanes, merasakan kemuliaan Ilahi diatas gunung yang tinggi. “Pengalaman puncak” inilah yang senantiasa menjadikan mereka untuk tetap bertahan kuat sewaktu mengalami penganiyaan nantinya - karena kebahagiaan di surga tidak sebanding dengan penderitaan yang sedang kita alami di muka bumi ini. (1 Petrus 5:1)

Melalui meditasi, rekoleksi, retret didalam bahasa interfaith bisa disebut juga melalui ‘zikir’ (dalam Islam) atau ‘mantra’ (dalam Hindu), kita diundang untuk memasuki hadirat Ilahi, yang bisa membawa pada pengalaman tasawuf, yakni persatuan erat dengan Allah, tanpa harus merasa diri lebur didalamNya. Bagi kita umat Kristiani, dengan menerima Yesus, kita sampai kepada Allah Bapa. RohNya dicurahkan kepada kita sehingga terwujud menjadi satu realitas yang tidak terpisahkan seperti dalam pengertian pokok anggur dan ranting-rantingnya (Yohanes 15:1-8)

Tuhan Yesus, meskipun setiap kali aku telah menyambut tubuh dan darahMu, aku masih sering merasa jauh dariMu. Undanglah aku untuk boleh mengenyam kemulianMu sehingga aku boleh merasa bahagia tinggal bersamaMu. Amin




Photobucket

Surat Gembala Prapaskah 2009

SURAT GEMBALA PRAPASKA
SABTU DAN MINGGU, 21-22 FEBRUARI 2009

Para Ibu/Bapak/Suster/Bruder/
Kaum Muda/Anak-anak dan Remaja yang terkasih,

1. Beberapa hari lagi, kita akan memasuki masa Prapaska. Pada masa ini secara khusus kita diajak untuk menyadari bahwa kita adalah orang-orang berdosa. Keadaan kita sebagai orang berdosa diungkapkan oleh Nabi Yesaya ”…engkau memberati Aku dengan dosamu; engkau menyusahi Aku dengan kesalahanmu” (Yes 43:24). Keadaan yang sama disadari oleh pemazmur yang berseru, “…terhadap Engkau aku berdosa” (Mzm 41:5b). Kesadaran bahwa kita adalah orang berdosa dapat membuat kita kehilangan kepercayaan diri, tidak berdaya, lumpuh. Namun kesadaran yang sama dapat membuat kita menjadi semakin rendah hati: tidak mengandalkan kekuatan sendiri, melainkan menyandarkan diri pada kebaikan dan kerahiman Allah.

2. Selain menyadari diri sebagai orang berdosa, kita juga diajak mengalami masa Prapaska ini sebagai masa yang penuh rahmat dengan semakin menyadari bahwa Allah Mahabaik dan Maharahim terhadap kita. Sabda Tuhan yang diwartakan pada hari ini juga mengajak kita untuk percaya kepada Allah yang Mahabaik dan Maharahim, yang membaharui kehidupan: ”Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya?” (Yes 43:19). Hidup baru itu telah diperoleh bagi kita oleh Yesus, Anak Manusia yang berkuasa mengampuni dosa (Mrk 2:10). Nabi Yesaya menggambarkan hidup baru itu dengan sangat indah: ”Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara” (Yes 43:19). Hidup baru yang sama terwujud dalam diri orang lumpuh yang dibebaskan dari kelumpuhannya (Mrk 2:11-12). Pembaharuan hidup yang dikerjakan oleh Allah ini membuat orang-orang yang melihatnya takjub dan memuliakan Allah (Yes 43:21; Mrk 2:12).


Saudari-saudaraku yang terkasih,


3. Ada banyak beban hidup dan / atau dosa yang membuat seseorang dapat lumpuh dalam berbagai tataran arti: lumpuh semangatnya, lumpuh jiwanya, lumpuh hidup rohaninya. Salah satunya adalah hubungan-hubungan yang tidak baik dengan sesama. Ini dapat terjadi di antara kawan, keluarga, masyarakat dan bangsa. Surat Rasul Paulus yang kedua kepada jemaat di Korintus (Bacaan ke-2) menyadarkan kita akan hal itu. Rasul Paulus berkata, “Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak ‘ya’ dan ‘tidak’ “ (2 Kor 1:18). Rupanya jemaat di Korintus menganggap Rasul Paulus tidak dapat dipercaya karena ia tidak jadi datang ke Korintus. Dengan demikian hubungannya dengan jemaat menjadi tidak serasi lagi. Dalam keadaan seperti ini Rasul Paulus menulis, “Aku tidak (jadi) datang ke Korintus untuk menyayangkan kamu … kami mau turut bekerja untuk sukacitamu” (ay 23-24). Rasul Paulus, khususnya dalam hubungan dengan jemaat di Korintus “dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah … oleh kekuatan kasih karunia Allah” (ay 12). Dengan kata-kata itu, Rasul Paulus ingin membangun kembali hubungan yang tidak serasi atau rusak antara dirinya dengan jemaat di Korintus, karena salah paham dan berbagai macam alasan lain. Rasul Paulus menegaskan, bahwa dirinya tidak mempunyai maksud-maksud tersembunyi apapun. Ia hanya menghendaki yang baik bagi jemaat di Korintus. Dan ternyata berbagai usaha Rasul Paulus untuk memulihkan hubungan yang rusak dengan jemaat di Korintus berhasil. Setelah hubungan baik berhasil dipulihkan, Rasul Paulus dapat menggerakkan jemaat di Korintus untuk ikut terlibat dalam pelayanan kasih (bdk 2 Kor 8-9), mewujudkan semangat setiakawan dengan membantu saudara-saudara yang sedang menderita.


Saudari-saudaraku yang terkasih,


4. Tema Aksi Puasa Pembangunan tahun ini bertema, “Bersama Kaum Muda Memberdayakan Hubungan Antar Umat Beriman”. Jujur harus diakui, bahwa memberdayakan hubungan antara umat berbeda agama bukanlah hal yang mudah. Sejarah hubungan antar umat beragama bukanlah sejarah yang hanya baik dan mulus. Sejarah ini menyimpan berbagai macam konflik yang mengakibatkan luka-luka batin. Sejarah dan akibat-akibatnya ini perlu kita akui dan terima dengan hati yang tulus. Kita perlu menyembuhkan luka-luka sejarah itu. Kalau luka-luka itu dapat disembuhkan, hubungan-hubungan kita pun akan diperbaharui. Dan kalau hubungan-hubungan itu berhasil diperbaharui, bersama-sama dengan umat yang berbeda agama, kita dapat bekerjasama untuk membuat berbagai gerakan atau kegiatan: mengembangkan persahabatan antar umat yang berbeda agama, menolak segala macam bentuk kekerasan, bekerjasama untuk kebaikan bersama dan berbagai pelayanan kasih yang lain. Kegiatan-kegiatan yang lebih nyata tentunya perlu direncanakan bersama dan dengan belajar dari kawan-kawan atau komunitas lain yang sudah mempunyai pengalaman.


5. Akhirnya kepada para Ibu/Bapak/Suster/Bruder/Rama/ Kaum Muda/Anak-Anak dan Remaja, saya ucapkan selamat memasuki masa Prapaska. Semoga pembaharuan hidup yang dijanjikan oleh Allah melalui Nabi Yesaya sungguh-sungguh kita alami dalam hidup pribadi, keluarga dan komunitas kita. Semoga usaha kita untuk memulihkan hubungan-hubungan yang tidak serasi antar kita, dalam keluarga dan komunitas diteguhkan oleh rahmat Allah. Semoga pembaharuan yang dikerjakan oleh rahmat ini membuat kita mampu membangun hubungan yang tulus dengan saudara-saudara kita yang berbeda agama dan bersama-sama saudara-saudara kita itu bekerjasama untuk kebaikan bersama. Salam dan Berkat Tuhan bagi para Ibu / Bapak / Suster / Bruder / Rama / beserta seluruh keluarga dan komunitas. Semoga Tuhan meneguhkan niat-niat baik kita.




Semarang, 21 Februari 2009




† Ignatius Suharyo
Uskup Keuskupan Agung Semarang
http://kantorsekretariatkas.multiply.com/journal/item/3
www.kasemarang.org,
http://asia.groups.yahoo.com/group/Komunikasi_KAS/

Photobucket

Jumat, 20 Februari 2009

Jumat, 20 Februari 2009
Hari Biasa Pekan VI

1 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa." (Markus 9:1)


Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, betapa besarnya perhatian-Mu dalam hidupku. Semoga aku mampu menikmati kasih-Mu dan dengan rela memikul salib kami. Kami juga melihat secercah harapan yaitu kehidupan kekal dan kemuliaan yang daripada-Mu. Maka, berilah keteguhan kepada kami pada hari ini agar kami setia memanggul salib kami. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (11:1-9)

"Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan bahasa mereka."

1 Pada zaman dahulu di seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.2 Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. 3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat. 4 Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi." 5 Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, 6 dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.7 Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."8 Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. 9 Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat.
(Mzm 33:10-11.12-13.14-15)
1. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa. Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.
2. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.
3. Dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dialah yang membentuk hati mereka, dan memperhatikan segala pekerjaan mereka.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Kalian Kusebut sahabat-sahabat, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:34-9:1)

"Barangsiapa kehilangan nyawa demi Aku dan Injil akan menyelamatkan nyawanya."

34 Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. 35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. 36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus." 1 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Mengikuti Yesus berarti membiarkan diri kita semakin diubah menyerupai Dia. Memang kita tetap dibiarkan utuh-otentik dengan kepribadian kita-tetapi tawaran mendasar yang Dia berikan ialah menerima Dia seutuhnya sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia agar kita semakin menjadi Ilahi seperti Dia. Iman universal (inus=satu, versus=menuju) membawa kita pada kesatuan dengan Dia, yang adalah Allah. Oleh karena itu, kalau Yesus mengundang kita untuk menjadi sempurna sebagaimana Allah Bapa di surga sempurna adanya (Matius 5:48) tidak lain adalah sungguh-sungguh mau menjadi citraNya dengan Gen dan bahkan DNA Ilahi yang menentukan keberadaan kita. Mengikuti Dia dengan cara meninggalkan diri kita sendiri dan bahkan memikul salib kita, berarti 100% kita mau dikuasai oleh Dia, yaitu suatu penguasaan Ilahi yang membebaskan, karena pada Allah yang ada hanyalah pancaran cinta kasih. Pada Dia hanya ada kata “Aku adalah Aku” (Kejadian 3:14), seperti matahari yang ada bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk memancarkan cahaya yang adalah hakikatnya.

Apakah kita ini dicintai atu dibenci oleh para tetangga? JIka kita tetap di dalam kasih Allah, yakni kasih Tuhan Yesus Kristus, kita tetap tidak akan dikecewakan karena begitulah hakikat Kerajaan Allah: kita didalam Dia dan karena Dia, kitapun turut memancarkan kebaikanNya kepada siapapun, tanpa kecuali.

Oh Yesus, betapa sulit untuk mengikutiMu. Karena itu, hanya satu pintaku kepadaMu: curahkanlah semangatMu kepadaku, dan itu cukup. Amin.

[Ziarah Batin, Renungan dan Catatan Harian]




Photobucket

Kamis, 19 Februari 2009

Kamis, 19 Februari 2009
Hari Biasa Pekan VI

Tuhan Yesus, kasihani aku, orang hina dan berdosa ini,
'Ku percaya, tolonglah diriku yang bebal dan tak percaya ini.

Aku buta, tak melihat Dikau, Anak Daud, kasihani aku,
Syukur Tuhan, Kau pernah berkata" Imanmu telah menyelamatkan dikau" (PS 562)

Doa Renungan
Allah Bapa yang mahabaik, kami bersyukur atas karunia hidup ini. Bersama pagi-Mu sadarkanlah kami akan indahnya kemudaan kami ini. Engkau memberikan karunia tubuh dan pikiran yang segar, harapan yang hidup. Dampingilah kami sehari ini nanti. Kobarkanlah semangat dalam niat kami, tuntunlah ketika kami lemah, arahkan ketika jalan kami salah, dan teguhkan kehendak untuk berbuat kasih kepada sesama, keluarga, dan teman. Kami mohon semua ini dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Kejadian (9:1-13)


"Pelangi-Ku akan Kutempatkan di awan sebagai tanda perjanjian antara Aku dan bumi."

1 Sesudah air bah, Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi.2 Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan.3 Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau. 4 Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan. 5 Tetapi mengenai darah kamu, yakni nyawa kamu, Aku akan menuntut balasnya; dari segala binatang Aku akan menuntutnya, dan dari setiap manusia Aku akan menuntut nyawa sesama manusia.6 Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.7 Dan kamu, beranakcuculah dan bertambah banyak, sehingga tak terbilang jumlahmu di atas bumi, ya, bertambah banyaklah di atasnya." 8 Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia: 9 "Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu, 10 dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi. 11 Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi." 12 Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: 13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan memandang dari surga ke bumi
Ayat.
(Mzm 102:16-18.19-21.29)
1. Bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
2. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi, untuk mendengarkan keluhan orang tahanan, dan membebaskan orang-orang yang ditentukan harus mati.
3. Anak hamba-hamba-Mu akan diam dengan tenteram dan anak cucu mereka akan tetap ada di hadapan-Mu, supaya nama Tuhan diceritakan di Sion, dan Dia dipuji-puji di Yerusalem, apabila para bangsa berkumpul bersama-sama dan kerajaan-kerajaan berhimpun untuk beribadah kepada Tuhan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:27-33)


"Engkaulah Kristus.... Anak Manusia harus menderita banyak."

27 Pada suatu hari Yesus bersama murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?" 28 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi." 29 Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!" 30 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia. 31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. 32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. 33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

- "Jer basuki mowo beyo" = Untuk hidup mulia dan bahagia orang harus berjuang dan berkorban, demikian bunyi sebuah pepatah Jawa. Dalam kebiasaan hidup yang dijiwai oleh budaya instant masa kini kiranya banyak orang ingin hidup enak dan bahagia melalui atau dengan jalan pintas, entah dengan korupsi, judi atau cara-cara lain yang tidak halal. Orang hanya memilikirkan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya, cari enaknya dan tidak mau berjuang dan berkorban bagi sesamanya. Begitulah kiranya yang terjadi ketika Petrus mengakui Yesus sebagai Mesias dan kemudian Yesus menjelaskan bahwa Diri-Nya haru 'menanggung banyak pendertiaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari', Petrus menegor dan mengingatkanNya untuk tidak menjalani hal itu. Menanggapi tegoran Petrus Yesus bersabda "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia!". Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk memikirkan apa yang dipikirkan Allah, dan kiranya hal itu dapat kita usahakan dan laksanakan dengan mentaati ajaran agama sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci atau aneka aturan dan tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Cara hidup dan cara bertindak kita dipengaruhi oleh apa yang kita pikirkan, maka sebagai orang beriman selayaknya kita senantiasa memikirkan apa yang dipikirkan Allah. Secara umum apa yang dipikirkan Allah kiranya adalah keselamatan jiwa semua orang maupun dunia seisinya. Berpartisipasi dalam karya penyelamatan jiwa pada masa kini rasanya tak terlepas dari aneka macam bentuk pengorbanan dan perjuangan mengingat dan memperhatikan sikap mental materialistis dan egois begitu menjiwai cara hidup dan cara bertindak banyak orang.

- "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi." (Kej 9:1), demikian perintah Allah kepada Nuh dan anak-anaknya setelah mereka menerima berkat dari Allah. Perintah ini secara umum kiranya dapat diartikan sebagai perintah untuk senantiasa berbudaya kehidupan. Berbudaya kehidupan berarti cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun menggairahkan, memberdayakan dan menyelamatkan diri kita sendiri serta orang lain atau siapapun yang kena dampak cara hidup dan cara bertindak kita, dengan kata lain orang senantiasa hidup gembira dan bergairah serta dinamis. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak gembira dan bergairah karena kita telah diselamatkan dan menerima anugerah dan berkat Allah secara melimpah ruah melalui sesama dan saudara-saudari kita yang baik hati. Berbudaya kehidupan berarti juga hidup dan bertindak dijiwai oleh Roh, sehingga menghasilkan buah-buah Roh, yaitu: " kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23) . Kebalikan dari budaya kehidupan adalah budaya kematian yaitu "percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya" (Gal 5:19-21) .Marilah kita berantas dan tumpas sampai habis, akar-akarnya budaya kematian yang masih marak dalam kehidupan bersama pada saat ini, sebagai perwujudan bahwa kita sungguh memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah. Kami berharap sedini mungkin anak-anak di dalam keluarga dibiasakan dan dididik untuk berbudaya kehidupan.




[Ignatius Sumarya, SJ]

Tuhan Yesus Kristus, penuhilah aku dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Amin.


Photobucket

Rabu, 18 Februari 2009

Rabu, 18 Februari 2009
Hari Biasa Pekan VI

Kej 8:6-13.20-22; Mrk 8:22-26

"Sudahkah kaulihat sesuatu?"

"Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia. Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kaulihat sesuatu?" Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon." Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: "Jangan masuk ke kampung!" (Mrk 8:22-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

¡P Mata atau indera penglihatan merupakan salah satu indera yang penting dalam kehidupan kita. Orang buta kiranya mengalami keterbatasan untuk bergerak maupun menerima info dengan baik dan benar; memang karena kebutaan matanya pada umumnya telinga atau indera pendengaran akan lebih peka dan tajam. Buta mata phisik atau jasmani kiranya kurang begitu memprihatinkan dibandingkan dengan buta hati, spiritual atau rohani/suara hati. Maka ketika Gus Dur, yang notabene pads saat itu dinilai sebagai 'nabi' bangsa, terpilih menjadi presiden muncul rumor:"It is be better to follow the blind man than to follow the blind heart" (= Lebih baik mengikuti orang yang buta matanya daripada mengikuti orang yang buta hatinya). Orang yang buta hatinya, apalagai, berpengaruh atau berkuasa dalam kehidupan bersama, memang lebih membahayakan hidup bersama daripada orang yang buta matanya. Dalam kisah Warta Gembira hari ini kita baca adanya seorang buta mata yang dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan melalui sesamanya dihaturkan kepada Yesus untuk mohon penyembuhan, agar dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Mungkin kita tidak buta mata secara phisik, namun jiwa atau hati atau akal budi kita kabur atau buram sehingga kurang melihat karya atau penyelenggaraan Ilahi dalam hidup sehari-hari karena kita menutup diri atau tertutup. Marilah dengan rendah hati kita buka hati dan jiwa serta akal budi kita terhadap aneka masukan melalui teman-teman/sesama atau aneka peristiwa yang terjadi di lingkungan hidup dan kerja kita. Semoga kita dapat melihat sesama manusia sebagai gambar Allah serta aneka kebaikan yang terjadi di sekitar kita, dan dengan demikian kita juga akan bersembah sujud kepada Tuhan melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari.

¡P "Keluarlah dari bahtera itu, engkau bersama-sama dengan isterimu serta anak-anakmu dan isteri anak-anakmu" (Kej 8:16), demikian perintah Tuhan kepada Nuh. Kutipan ini kiranya dapat kita hayati dalam dan melalui keluarga atau komunitas hidup dan karya kita masing-masing. "Keluarlah dari bangunan rumahmu, dari lingkungan hidup berkeluarga, dari tempat kerja dst..". Hendaknya kita tidak mengurung diri di kamar atau tempat kerja atau di rumah. Pada masa kini ada kecenderungan orang untuk mengurung diri di kamar karena ada atau tersedia aneka macam sarana-prasarana yang dirasa cukup memenuhi kebutuhan hidupnya. Kita semua dipanggil untuk 'keluar', melihat dan memperhatikan lingkungan yang lebih luas; perluaslah pergaulan anda antara lain melalui dialog kehidupan, dialog karya, dialog agama maupun dialog iman. Anak-anak di dalam keluarga hendaknya sedini mungkin dibina dan dibiasakan dalam hal keterbukaan terhadap sesamanya, dan tentu saja lebih-lebih mereka yang berbeda atau yang miskin dan berkekurangan. Pergaulan atau percakapan dengan sesamanya secara lebih luas terus menerus akan memperkaya hidup serta mendewasakan diri pribadi seseorang. Dalam aneka macam bentuk pergaulan dan percakapan kita dapat saling belajar serta membangun dan memperdalam persaudaraan atau persahabatan sejati. Bebagai pengalaman dan pengamatan menunjukkan bahwa siapapun yang kurang terbuka terhadap sesamanya atau yang lain, entah secara pribadi atau kelompok, maka yang bersangkutan akan ketinggalan zaman dan tidak dapat mengikuti atau berpartisipasi dalam derap langkah kemajuan dan perkembangan yang sedang berlangsung dan akan berlangsung terus-menerus. Semoga kita tidak menjadi 'katak dalam tempurung', merasa diri hebat namun sebenarnya yang terjadi adalah penakut yang senantiasa menutup diri.

"Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN, akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya. Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya"(Mzm 116:12-15)



Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy