| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 19 Juni 2009, Pw. Hati Tersuci SP Maria

Sabtu, 19 Juni 2009
Pw Hati Tersuci SP Maria

Janganlah khawatir akan hal-hal duniawi. Tuhan telah memikirkannya bagi kita dan Ia akan menetapkan yang baik bagi kita. Yang perlu kita lakukan terlebih dahulu adalah mewartakan Kerajaan Allah.


Doa Renungan

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, kami bersyukur kepada-Mu atas Bunda Maria, Bunda Yesus Putra-Mu yang telah mengajari kami untuk melaksanakan kehendak-Mu dengan lembuh dan rendah hati. Semoga keteguhan hatinya dalam memegang prinsip menguatkan kami dan kelembutan hatinya menyinari hati kami untuk dapat melayani kebutuhan sesama dengan murah hati, sehingga semakin banyak orang merasa gembira karena dihargai dan disapa sebagai pribadi. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami untuk selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Umat di Korintus (12:1-10)


"Aku suka bermegah atas kelemahanku."


Saudara-saudara, aku harus bermegah, sekalipun hal ini memang tidak ada faedahnya. Namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. Aku tahu tentang seorang Kristen, empat belas tahun yang lalu, entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allahlah yang tahu orang itu tiba-tiba diangkat ke surga, ke tingkat yang ketiga. Aku juga tahu tentang orang itu ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menilai aku lebih daripada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku. Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, agar aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat.
(Mzm 34:8-9.10-11.12-13)
1. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangnya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan Kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)


"Jangan khawatir akan hari esok."


Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kalian makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kalian pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kalian yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapakah kalian kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di lading, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal. Namun Aku berkata kepadamu, Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di lading, yang hari ini ada dan esok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan lebih lagi mendandani kalian, hai orang yang kurang percaya? Maka janganlah kalian kuatir dan berkata, ‘Apakah yang akan kami makn? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kalian memerlukan semuanya itu. Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kalian kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta Hati Tersuci SP Maria hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Untuk apa orang bekerja? Untuk memeperoleh uang sebanyak-banyaknya atau agar termapil bekerja? Untuk apa para peserta didik atau mahasiswa belajar? Untuk memperoleh nilai setinggi-tingginya atau agar terampil belajar?”. Jawaban yang baik dan benar adalah bekerja agar terampil bekerja, belajar agar terampil belajar, berdoa agar terampil berdoa, dst… Jika kita terampil bekerja, belajar atau berdoa, dst.., percayalah bahwa kita akan hidup damai sejahtera dan bahagia, tanpa ada kekuatiran sedikitpun. “Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh lebih penting dari pada pakaian?”, demikian sabda Yesus.
Maka marilah kita mengusahakan seoptimal mungkin kesehatan dan kebugaran tubuh kita serta kesucian hidup kita dalam dan melalui aneka kesibukan, tugas, pekerjaan kita sehari-hari dimanapun dan kapanpun. Jika tubuh kita sehat dan segar bugar serta hidup kita baik, suci, tak bercacat, maka kita akan mampu hidup dan bekerja dimanapun dan kapanpun dan dengan demikian kita senantiasa dalam keadaan bahagia, damai sejahtera.
Mengusahakan kesehatan dan kebugaran tubuh serta kesucian hidup merupakan bentuk atau perwujudan “mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya”. Kami berharap hendaknya anak-anak sedini mungkin dibina dan dibiasakan dalam mengutamakan hidup daripada makanan, tubuh daripada pakaian, dan tentu saja dengan keteladanan orangtua atau orang dewasa. Marilah kita meneladan Bunda Maria yang menanggapi panggilan Tuhan :”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38).

· “Jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku”(2Kor 12:9), demikian kesaksian iman Paulus kepada umat di Korintus, kepada kita semua orang beriman. Kesaksian ini kiranya mengingatkan dan mengajak kita semua untuk menyadari dan menghayati bahwa hidup serta segala sesuatu yang menyertai hidup kita, yang kita miliki atau kuasai saat ini adalah anugerah Allah yang kita terima melalui kebaikan orang lain atau sesama kita,. Kesehatan, kebugaran, keterampilan, kecantikan, ketampanan, harta benda dst.. adalah anugerah atau kasih karunia Allah kepada kita yang lemah, rapuh dan berdosa. Maka hendaknya kita senantiasa hidup dalam kerendahan hati dan tidak menjadi sombong dalam bentuk apapun.
Beriman berarti dengan rendah hati mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita dijiwai atau dirajai oleh Allah, kuasa Allah turun menaungi aku. Aneka keutamaan seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23) adalah anugerah atau kasih karunia Allah.
Marilah kita saling berbagi anugerah atau kasih karunia Allah dalam hidup kita sehari-hari: saling mengasihi, saling sabar, saling bermurah hati, saling berbuat baik, dst… sebagai tanda atau perwujudan bahwa kita bersama-sama “mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya”.



“Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia”

(Mzm 34:8-10)



Jakarta, 20 Juni 2009
Ignatius Sumarya, SJ

Renungan Pagi

Jumat, 19 Juni 2009; HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS

Jumat, 19 Juni 2009
HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS

Datanglah kepada Yesus dan bebanmu diringankan!


Doa Renungan Pagi
Ya Allah, Engkau telah mencurahkan sinar mentari dan hawa sejuk segar pagi hari ini. Maka kami mengangkat pujian kepada-Mu seraya memohon agar Engkau mendampingi perjalanan hidup kami selama satu hari ini. Anugerahilah kami semangat pengorbanan seperti Yesus Kristus yang telah merelakan hidup-Nya bagi kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tuhan tidak pernah berhenti atau patah arang dalam mengasihi umat-Nya. Meskipun seringkali mereka tidak mau insaf dengan kesalahannya, Allah tetap menolong dan menyembuhkan mereka. Hati Allah sungguh berbeda dengan hati kita, sebab Dialah yang Mahakudus.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Nubuat Hosea (11:1.3-4.8c-9)


"Hati-Ku berbalik dari segala murka."

Beginilah firman Tuhan, “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia dan dari Mesir anak-Ku itu Kupanggil. Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Akulah yang menyembuhkan mereka. Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengambil kekang dari rahang mereka, yang membungkuk di hadapan mereka untuk memberi makan. Hati-Ku berbalik dari segala murka. Belaskasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim lagi. Sebab Aku ini Allah, dan bukan manusia. Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.”
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 864
Ref. Tuhan Dikaulah sumber air hidup!
Ayat.
MT. Yes 11:2-3.4bcd.5-6
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. Pada waktu itu kami akan berkata, “Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!”
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!”

Rasul Paulus memahami panggilan utamanya adalah mewartakan harta keselamatan Kristus terutama kepada orang-orang bukan Yahudi. Dengan demikian semua orang akhirnya menyadari betapa lebar, panjang, dan tingginya kasih Kristus. Dengan mengenal kasih itu terbukalah jalan menuju Bapa untuk siapa saja.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Efesus (3:8-12.14-19)


"Supaya kamu dapat memahami betapa tinggi dan dalamnya kasih Kristus."

Saudara-saudara terkasih, aku ini yang paling hina di antara segala orang kudus. Tetapi kepadaku telah dianugerahkan kasih karunia untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus yang tidak terduga itu. Aku diutus menyatakan apa isi rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, pencipta segala sesuatu. Maksudnya supaya sekarang ini pelbagai ragam hikmat Allah diberitahukan oleh jemaat kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di surga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan Allah dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan menghadap kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya. Itulah sebabnya, aku bersujud di hadapan Bapa, pokok segala keturunan di surga dan di bumi. Aku berdoa supaya seturut kekayaan kemuliaan-Nya, Ia menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya yang tinggal di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu, Kristus diam di dalam hatimu, dan kamu berakar serta beralas dalam kasih. Aku berdoa supaya kamu bersama dengan semua orang kudus dapat memahami betapa lebar dan panjangnya, dan betapa tinggi dan dalamnya kasih Kristus; juga supaya kamu dapat mengenal kasih Kristus itu, sekalipun melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Allah telah mengasihi kita, dan telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Ketika lambung Yesus ditikam dengan tombak, mengalirlah darah serta air. Dari tradisi kita mengenal bahwa darah serta air itu melambangkan sakramen-sakramen Gereja. Sakramen-sakramen tersebut disatukan dengan hidup, kematian, dan kebangkitan Kristus. Melalui hati-Nya yang terlukai kita memperoleh keselamatan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (19:31-37)


"Lambung Yesus terbuka, dan mengalirlah darah serta air keluar."


Hari Yesus wafat adalah hari persiapan Paskah. Supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib, - sebab Sabat itu adalah hari yang besar – maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang yang disalibkan itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit, lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus, dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Tetapi salah seorang dari prajurit itu menikam lambung Yesus dengan tombak, dan segera mengalirlah darah serta air keluar. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberi kesaksian ini, dan kesaksiannya benar! Dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci, “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan” dan nas lain yang mengatakan, “Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan:
Seorang dari prajurit yang menjaga tempat penyaliban, menikam lambung Yesus dengan tombak secara tiba-tiba. Segera mengalirlah darah serta air. Itu sebagai lambang Gereja. Gereja kita adalah Gereja yang terbuka, yang menyapa semua orang. Sudahkah kita meneladan-Nya?

Doa Renungan Malam
Ya Hati Yesus yang Mahakudus, pada hari ini kami merenungkan saat-saat kematian-Mu di kayu salib. Hati-Mu ditembusi tombak dan pada saat itu keluarlah darah dan air kehidupan bagi kami manusia berdosa. Semoga kami mengarahkan hati kami masing-masing menuju persatuan dengan hati-Mu yang Mahakudus, agar terdapat semangat rela berkorban dalam hidup kami. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami. Amin.



R U A H

Renungan Pagi

Kamis, 18 Juni 2009

Kamis, 18 Juni 2009
Hari Biasa Pekan XI

“Doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah”


Doa Renungan


Tuhan, kami semakin menyadari, betapa iman akan kebangkitan memang tidak cukup dihayati dalam ketenangan doa pribadi. Kami rasakan sungguh perlu mengejawantahkan iman ini dalam tindakan dan dalam kebersamaan. Tuhan, mampukan kami pandai berbicara dan terpercaya dalam bertindak sebagai murid-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (11:1-11)

"Aku mewartakan Injil kepadamu dengan cuma-cuma."

Saudara-saudara, alangkah baiknya, jika kalian sabar terhadap kebodohanku yang tidak seberapa. Dan memang kalian sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepadamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kalian kepada satu pria untuk membawa kalian sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiranmu disesatkan dari kesetiaanmu yang sejati kepada Kristus, sebagaimana Hawa diperdaya oleh ular dengan kelicikannya. Sebab kalian sabar saja, jika ada seseorang datang mewartakan Yesus yang lain daripada yang telah kami wartakan, atau memberikan kepadamu roh yang lain daripada yang kalian terima, atau Injil yang lain daripada yang telah kalian terima. Padahal menurut pendapatku sedikit pun aku tidak kurang dibanding rasul-rasul yang tiada taranya itu. Andaikata aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan. Sebab kami telah menyatakannya kepadamu pada segala waktu dan di dalam segala hal. Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kalian, karena aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma? Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, agar aku dapat melayani kalian. Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengahmu, aku tidak menyusahkan seorang pun. Sebab apa yang kurang padaku, dicukupi oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagimu. Dan aku akan tetap berbuat demikian. Demi kebenaran Kristus dalam diriku, aku menegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapa pun di daerah-daerah Akhaya. Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak mengasihi kalian? Allah mengetahuinya!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Adil dan benarlah karya tangan-Mu ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 111:1-2.3-4.7-8; R:7a)

1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Agung dan semaraklah pekerjaan-Nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.
3. Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; Perintah-Nya kokoh lestari untuk selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, "Abba, ya Bapa." Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)

"Berdoalah kalian demikian."

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, "Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya dikabulkan karena banyak kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah kalian demikian: Bapa kami, yang ada di surga, Dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Karena, jikalau kalian mengampuni dosa orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!



Renungan


· Ada orang tertentu jika berdoa begitu bertele-tele dengan kalimat panjang serta berteriak-teriak atau disertai penampilan diri penuh haru, namun begitu selesai berdoa orang yang bersangkutan langsung marah-marah kepada saudaranya. Doa sejati bukan banyaknya kata-kata maupun gerak tubuh melainkan pengarahan hati sepenuhnya kepada Tuhan, Yang Ilahi. Sekiranya dengan kata-kata pun hendaknya yang sederhana dan singkat apa adanya sebagaimana diajarkan oleh Yesus.

Dalam doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus, yang kiranya kita semua hafal dan setiap hari mendoakannya, isinya begitu sederhana, antara lain “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni orang yang besalah kepada kami”.

Marilah doa ini kita hayati di dalam hidup kita sehari-hari. Makanan secukupnya berarti sederhana serta tidak berfoya-foya atau berlebihan, demi kesehatan dan kebugaran tubuh. Kita juga diharapkan tidak menumpuk makanan sehingga orang lain tidak menerima bagian, apalagi menumpuk kekayaan untuk tujuh turunan. Saling mengampuni juga merupakan panggilan atau cirikhas murid atau pengikut Yesus. Masing-masing dari kita kiranya telah menerima kasih pengampunan melimpah ruah dari Allah melalui orangtua, sesama dan saudara-saudari kita, maka panggilan untuk mengampuni mereka yang bersalah kepada kita kiranya merupakan tugas yang mudah, yaitu tinggal menyalurkan atau meneruskan apa yang telah kita miliki secara melimpah ruah. Memang untuk itu kita harus murah hati alias tidak pelit dalam menyalurkan pengampunan kepada atau mengampuni orang lain.

· “Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.” (2Kor 11:1-2). Sapaan Paulus kepada umat di Korintus ini kiranya layak dan baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Kita telah ‘diperunangkan sebagai perawan suci kepada Kristus’, artinya kita menjadi sahabat-sahabat atau saudara-saudari Yesus Kristus dan dengan demikian juga menjadi ‘anak-anak Allah’ dan kita satu sama lain adalah saudara atau sahabat. Bukankah kita sama-sama telah mengatakan ‘Bapa Kami’ sebagai awal dari doa Bapa Kami? Maka marilah kita bangun, perdalam dan perkuat persaudaraan atau persahabatan antar kita tanpa pandang bulu, SARA, pangkat, kedudukan, jabatan, usia, dst..

Untuk itu marilah kita hayati secara mendalam apa yang sama di antara kita, antara lain sama-sama manusia ciptaan Allah dan sama-sama mendambakan kebahagiaan sejati alias keselamatan jiwa. Hendaknya apa yang berbeda di antara kita menjadi taya tarik dan daya pikat untuk saling mengenal, mendekat, bersaudara dan bersahabat. Ingat dan hayati bahwa laki-laki dan perempuan, yang berbeda satu sama lain, saling menarik dan memikat; dengan kata lain apa yang berbeda sungguh menjadi daya tarik atau daya pikat. Ingat dan hayati bahwa aneka macam jenis bahan makanan diolah menjadi satu sehingga enak dan sedap!. Berjuta-juta manusia di dunia ini tidak ada yang sama atau identik, itulah ciptaan atau kehendak Allah. Sebagai saudara atau sahabat hendaknya kita juga berbagi aneka macam anugerah yang telah kita terima dari Allah melalui saudara-saudari kita, entah itu pengalaman, kecerdasan, harta benda/uang, keterampilan dst..




Ignatius Sumarya, SJ


Renungan Pagi

Rabu, 17 Juni 2009

Rabu, 17 Juni 2009
Hari Biasa Pekan XI

"Kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami." (2Kor 9:11)

Doa Renungan

Kristus Putra Allah yang hidup, Engkau mengecam orang-orang Farisi yang melakukan tindakan-tindakan rohani di depan umum. Engkau mengecam mereka karena mengetahui bahwa mereka melakukan itu supaya mendapat perhatian dan pujian. Kristus, kami sebagai manusia juga sering dikuasai oleh keinginan untuk dipuji dan diperhatikan. Maka kami mohon supaya kami dapat pelan-pelan menyangkal diri dan hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:6-11)


"Allah mengasihi orang yang memberi sukacita."

6 Saudara-saudara, camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya." 10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; 11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.
Ayat.
(Mzm 112:1-2.5-6.7-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)


"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."

Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang supaya dilihat. Sebab jika demikian, kalian takkan memperoleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang-orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kalian berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan di tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jikalau engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kalian berpuasa, janganlah muram mukamu, seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


· Ketika terjadi musibah atau bencana alam seperti banjir bandang atau gempa bumi yang mengibatkan cukup banyak korban, ada pribadi atau organisasi dalam menyampaikan sumbangan atau bantuan dengan cara provokatif atau demi keuntungan sendiri, misalnya memasang atribut organisasi secara mencolok. Bahkan ada organisasi memanfaatkan kesemapatan tersebut untuk berkampanye. Perbuatan baik atau social menjadi komersial itulah yang terjadi. Bacaan Injil hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk dengan tulus dan rendah hati dalam berbuat baik atau membantu orang lain. Yang utama dan penting adalah mereka yang harus dibantu atau ditolong memperoleh bantuan atau pertolongan.

Marilah kita menyadari dan menghayati bahwa masing-masing dari kita dapat menjadi baik, damai dan sejahtera sebagaimana adanya pada saat ini tidak lain karena perbuatan baik orang lain, antara lain orangtua kita, para pendidik/guru atau pendamping kita maupun sesama , yang secara diam-diam atau tersembunyi telah berbuat baik kepada kita. Maka selayaknya jika kita berbuat baik kepada orang lain, yang penting orang lain tersebut menjadi baik dan kita tidak perlu ‘pasang bendera’ atau menyombongkan diri bahwa telah dapat berbuat baik. Hal yang sama juga berlaku pada diri kita sendiri ketika saya tumbuh berkembang menjadi baik karena matiraga hendaknya juga tidak menyombongkan diri, biarlah aneka perbuatan baik kita menjadi saksi bahwa kita adalah orang baik.

· “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (2Kor 9:6-7). Apa yang dikatakan oleh Paulus kepada umat di Korintus ini kiranya baik menjadi permenungan dan pedoman atau acuan cara hidup maupun cara bertindak kita. Kita dipanggil untuk menaburkan kebaikan atau apa yang baik sebanyak mungkin sesuai dengan kemungkinan atau kesemapatan yang ada dengan rela hati, bukan karena paksaan.

Marilah kita lihat dan perhatikan sesama atau saudara-saudari dalam lingkungan hidup maupun kerja kita, apakah ada orang atau pribadi yang membutuhkan kebaikan demi keselamatan atau kesejahteraan mereka. “Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita”, demikian peringatan Paulus. Memberi dengan sukacita akan memperteguh dan memperdalam sukacita yang telah ada, sebaliknya memberi dengan terpaksa yang berarti dengan sedih hati maka yang bersangkutan juga akan menjadi semakin sedih hati. Diri kita dan segala sesuatu yang menyertai kita atau yang kita miliki dan kuasai sampai ini adalah anugerah Allah yang kita terima melalui orang lain dengan sukacita dan rela hati, maka selayakn kita hidup penuh syukur dan terima kasih dengan menyalurkan atau meneruskan aneka anugerah tersebut kepada sesama kita dengan sukacita dan rela hati. Rela hati juga berarti murah hati, artinya hatinya dijual murah kepada siapapun atau memberi perhatian kepada siapapun, lebih-lebih atau terutama mereka yang sungguh membutuhkan perhatian kita.

Kami berharap para orangtua atau orang dewasa, para pemimpin atau atasan dapat menjadi teladan atau saksi dalam menaburkan kebaikan dengan rela hati dan sukacita kepada siapapun juga.



Ignatius Sumarya, SJ


Renungan Pagi

Selasa, 16 Juni 2009, Hari Biasa Pekan XI

Selasa, 16 Juni 2009
Hari Biasa Pekan XI

“Haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna.”


Doa Renungan

Ya Yesus sumber kebijaksanaan, Engkau mencintai kami manusia tanpa pandang bulu. Orang jahat-orang baik, orang miskin-orang kaya, orang sakit-orang sehat, tua-muda, semua Engkau cintai dengan kasih yang sama. Cinta-Mu sungguh laksana matahari yang terbit untuk semua orang. Maka bantulah kami hari ini membagikan cinta untuk semua orang, sehingga kami layak disebut sebagai murid-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (8:1-9)


"Kristus telah menjadi miskin karena kalian."

Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kalian kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap, dan meskipun sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Atas kehendaknya sendiri mereka minta dengan mendesak kami, agar mereka pun diperkenankan ikut memberi pelayanan kepada orang-orang kudus. Dan mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. Sebab itu kami mendesak Titus, supaya ia mengunjungi kalian, dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. Maka sekarang hendaknya kalian kaya dalam pelayanan kasih ini, sebagaimana kalian kaya dalam segala sesuatu: dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami. Aku mengatakan hal ini bukan sebagai perintah! Tetapi dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasihmu, karena kalian telah mengenal kasih karunia Tuhan kita, Yesus Kristus: Sekali pun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kalian, supaya karena kemiskinan-Nya kalian menjadi kaya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
Ayat.
(Mzm 146:2.5-6.7.8-9a)
1. Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
2. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
3. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
4. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk. Tuhan mengasihi orang-orang benar, Tuhan menjaga orang-orang asing.

Bait Pengantar Injil PS 953
Ref. Alleluya, Alleluya
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)


"Kasihilah musuh-musuhmu."


Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, 'Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu.' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.' Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang-orang jahat, dan juga bagi orang-orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Kita semua kiranya memiliki ‘musuh’, dan kalau mengatakan tidak memiliki ‘musuh’ hemat saya berarti bohong atau menipu diri. Apa yang saya maksudkan ‘musuh’ disini adalah segala sesuatu yang tidak berkenan di hati kita, tidak sesuai dengan selera pribadi kita, entah itu manusia, binatang, tanaman atau harta benda., makanan atau minuman. “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menaganiaya kamu”, demikian sabda atau ajaran Yesus.. Maka marilah kita hadirkan atau kenangkan apa atau siapa saja yang menjadi ‘musuh’ kita dan kemudian kita kasihi. Ingatlah dan hayatilah bahwa semuanya diadakan atau diciptakan dalam dan oleh kasih serta dapat tumbuh berkembang karena dan dalam kasih, maka dekatilah, perlakukan dan nikmati semuanya dalam kasih atau oleh kasih. Sebagai contoh adalah makanan dan manusia: (1). Dalam hal makanan hendaknya berpedoman pada sehat dan tidak sehat bukan enak dan tidak enak, artinya apa yang sehat meskipun tidak enak hendaknya dinikmati atau dimakan. Enak dan tidak enak hanya terasa sesaat di lidah saja, maka jika tidak enak langsung ditelan saja, percayalah Tuhan telah menganugerahi ‘alat penggiling/pengolah’ makanan maka langsung telan saja pasti sehat. (2) Manusia diciptakan dalam dan oleh kasih, manusia adalah ‘buah kasih atau yang terkasih’, maka dekati, sapa dan perlakukan dalam kasih pasti akan menjadi mendekat dan menjadi sahabat. Binatang buas pun ketika didekati atau diperlakukan dalam dan oleh kasih dapat menjadi sahabat, apalagi manusia sebagai ciptaan terluhur, termulia dan yang diciptakan sebagai gambar atau citra Allah. Secara khusus terhadap rekan sesama manusia jika merasa enggan atau berat mendekati, mulailah dengan mendoakannnya; demikian juga jika tidak ada kemungkinan untuk bertemu atau bertatap muka “berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”, doa merupakan salah satu cirikhas hidup beriman atau beragama.

· “Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, -- dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami -- demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini” (2Kor 8:7). “Hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih”, inilah kiranya nasehat yang harus kita laksanakan di dalam hidup sehari-hari. Pelayanan kasih dapat kita wujudkan dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahun atau dalam kesungguhan untuk membantu. Dalam iman kita dapat bertukar pengalaman atau bercurhat dalam iman, pengalaman penyerahan diri kita seutuhnya kepada Tuhan dalam dan melalui hidup sehari-hari. Sharing iman ini kiranya dapat kita wujudkan melalui atau dengan tindakan maupun perkataan. Dalam pengetahuan berarti kita dipanggil untuk saling membagikan pengetahuan yang kita miliki kepada sesama atau saudara-saudari kita, serta dapat kita laksanakan dalam atau selama belajar maupun bekerja. Sedangkan ‘dalam kesungguhan untuk membantu’ kiranya dapat kita wujudkan dimana saja dan kapan saja, terutama bagi mereka yang sungguh memerlukan bantuan. Iman, perkataan, pengetahuan maupun kesungguhan untuk membantu semakin diberikan kepada orang lain tidak akan berkurang atau habis, melainkan sebaliknya akan semakin diperkaya dan diperkuat atau diperdalam. “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya” (2Kor 8:9), demikian sharing pengalaman iman Paulus. Marilah kita saling memperkaya, memperdalam dan memperkuat iman, pengetahuan maupun kesungguhan untuk membantu dengan saling memberi maupun menerima. Hendaknya tidak menjadi ‘katak dalam tempurung’, merasa damai dan tenteram tetapi sebenarnya takut dan merasa terancam.

Ignatius Sumarya, SJ
Renungan Pagi

Senin, 15 Juni 2009

Senin, 15 Juni 2009
Hari Biasa Pekan XI

Kekuatan seseorang seringkali dinampakkan dengan keberanian untuk membalas. Kekuasaan sering ditunjukkan dengan kemenangan. Namun, tidak demikian dalam cara pandang Kristiani. Kekuatan jiwa atau rohani jauh lebih penting bagi Yesus. Ia mengajarkan kekuatan jiwa yang bisa menguasai diri dan mengampuni, bisa berhati lemah lembut meskipun diserang dengan kekerasan. (Ruah)

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (6:1-10)

"Dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami ini pelayan Allah."

Saudara-saudara, sebagai teman-teman sekerja, kami nasihati kalian, janganlah sia-siakan kasih karunia yang telah kalian peroleh dari Allah. Sebab Allah bersabda, "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan dikau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Camkanlah, sekarang inilah saat perkenanan itu! Hari inilah keselamatan itu! Dalam segala hal kami tidak memberi alasan seorang pun tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami ini pelayan Allah, yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran segala penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berpayah-payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam mewartakan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan baik untuk menyerang ataupun untuk bertahan; ketika dihormati atau dihina; ketika diumpat atau dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun terpercaya; sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, namun tetap hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang yang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, padahal kami memiliki segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ayat.
(Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang aj aib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)

"Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."


38 Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, "Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. 39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. 40 Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. 41 Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. 42 Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Dalam perjalanan sambil nyopir saya mendengarkan kotbah melalui radio yang disampaikan oleh seorang haji. Dalam kotbah tersebut antara lain dikatakan :”Ada ajaran yang mengatakan ‘siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu’. Enak saja, kalau saya ditampar pipi kanan saya, maka saya tendang atau jotos orang tersebut, jika ada orang mencubit saya maka saya pukul orang tersebut…dst..”. Balas dendam yang lebih berat itulah yang sering terjadi dalam kehidupan bersama pada masa kini, antara lain terjadi suami membunuh isteri karena dituduh menyeleweng, para pejabat membunuh wartawan yang memberitakan kekurangan atau pelanggaran jabatan mereka dst.. “Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu”, demikian sabda atau perintah Yesus . Sebagai murid atau pengikut Yesus marilah kita hayati atau laksanakan sabda ini. Yesus sendiri telah menghayati apa yang Ia sabdakan, antara lain Ia mendoakan mereka yang telah menyalibkan-Nya: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk 23:34). Kita sering merasa orang lain berbuat jahat kepada kita atau menyakiti kita, tetapi hendaknya disadari dan dihayati bahwa kebanyakan dari mereka tidak bermaksud berbuat jahat kepada kita, melainkan tidak tahu atas apa yang mereka lakukan atau perbuat. Dengan kata lain hemat saya pada umumnya kebanyakan orang berkehendak baik dan ingin berbuat baik, namun karena keterbatasan dan kelemahannya mereka tidak tahu bahwa apa yang mereka lakukan atau perbuat menjadikan yang lain sakit atau menderita. Orang yang tidak tahu berarti tidak salah, dan sekiranya salahpun sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita dipanggil untuk mengampuni dan mendoakannya.

Marilah kita hayati aneka perlakuan atau perbuatan orang lain kepada kita sebagai perwujudan kasihnya, dan kemudian kita tanggapi dengan berkata “terima kasih”.


· “Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.” (2Kor 6:1), demikian nasihat Paulus. Paulus sendiri telah menghayati nasihat tersebut sebagaimana ia sharingkan :”Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,”(2Kor 6:3-4). Setia pada panggilan dan tugas pengutusan memang tidak akan pernah terlepas dari aneka macam bentuk penderitaan, kesesakan dan kesukaran. “Jer basuki mowo beyo” = untuk hidup mulia, damai sejahtera, orang harus berani berjuang dan berkorban, demikian kata pepatah Jawa. Sebagai pelajar atau pekerja yang baik, setia dalam belajar atau bekerja pasti akan menghadapi aneka penderitaan, kesesakan atau kesukaran.

Marilah kita hayati atau hadapi aneka penderitaan, kesesakan dan kesukaran dengan penuh kesabaran. “Sabar adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam mengendalikan gejolak diri dan tetap bertahan seperti keadaan semula dalam menghadapi berbagai rangsangan atau masalah” (Prof Dr. Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka –Jakarta 1997, hal 24). Kita hayati aneka penderitaan, kesesakan dan kesukaran yang tidak lain merupakan konsekuensi dari kesetiaan kita sebagai kasih karunia Allah, maka kita hayati dan hadapi dengan penuh kesabaran.serta ceria, gembira ria. Bukankah ketika kita menerima kasih karunia dari sesama kita maka kita ceria dan gembira ria. Dalam kesabaran, keceriaan dan kegembiraan kita akan mampu mengatasi aneka penderitaan, kesesakan maupun kesukaran.

Ignatius Sumarya, S

Renungan Pagi

Menghayati Doa Syukur Agung (menyambut Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus)

Menghayati Doa Syukur Agung

oleh: P. Thomas Richstatter, O.F.M., S.T.D. *


Menurut saya, sepakbola jauh lebih menarik daripada cricket - terutama sebab saya tidak pernah dapat memahami permainan cricket! Hal-hal yang kita pahami selalu lebih menarik daripada hal-hal yang membingungkan kita.

Saya yakin bahwa Doa Syukur Agung (doa inti Misa) akan jauh lebih menarik dan membawa kita masuk dalam doa jika kita memahami apa yang terjadi sepanjang doa itu.

Pada dasarnya, Doa Syukur Agung mempunyai bentuk yang terdiri dari tiga bagian: 1). kita menyapa dan memuliakan Tuhan; 2). dengan penuh syukur kita mengenangkan segala yang telah Tuhan lakukan bagi kita; dan 3). kita memanjatkan permohonan.

“Bentuk” atau “susunan” tiga bagian ini ini amat serupa dengan “bentuk doa” yang dipergunakan seorang remaja ketika berbicara kepada ayahnya pada suatu Sabtu sore: “Pap, Papa adalah ayah terbaik yang pernah dapat dimiliki seorang. Papa bekerja keras bagi kami sepanjang pekan agar segala kebutuhan kami tercukupi. Pastilah Papa lelah dan ingin beristirahat di rumah sore ini dan menonton televisi. Bisakah aku pinjam kunci mobilnya, Pap?” Menyapa, mengenangkan, dan memohon.

Doa Syukur Agung diawali dengan dialog, “Tuhan bersamamu…. Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan ….” Kita menyapa dan memuliakan Tuhan, “Sungguh kuduslah Engkau, ya Bapa, sumber segala kekudusan….” Kemudian kita dengan penuh syukur mengenangkan karya keselamatan Allah. Kita mengenangkan Perjamuan Malam Terakhir, bagaimana Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya. Kita mengenangkan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Lalu, kita memanjatkan permohonan. Kita mohon pada Tuhan untuk mengutus Roh Kudus atas roti dan anggur agar menjadi tubuh dan darah Yesus Kristus dan kita mohon pada Tuhan untuk mengutus Roh Kudus atas kita agar kita menjadi Tubuh Kristus.

Dalam Doa Syukur Agung kita yang sekarang, kedua permohonan ini dipisahkan. Permohonan pertama (memohon Roh Kudus untuk mengubah roti dan anggur) ditempatkan sebelum kita mengenangkan peristiwa-peristiwa Perjamuan Malam Terakhir. Sedangkan permohonan kedua (memohon Roh Kudus untuk mengubah kita) ditempatkan sesudah kenangan.

Selanjutnya, kita mempersatukan permohonan-permohonan kita dengan doa-doa Santa Perawan Maria dan para kudus, memohon bagi yang hidup dan yang mati. Doa Syukur Agung diakhiri dengan imam mengunjukkan Roti dan Anggur dan mempersembahkan sulang kepada Tuhan, “Segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa.” Kata “Amin” yang menutup Doa Syukur Agung menyatakan persetujuan dan partisipasi kita.


LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI


DI RUMAH


Setelah membaca artikel pendek ini, berilah perhatian khusus pada ketiga bagian Doa Syukur Agung pada hari Minggu mendatang ketika kalian pergi ke gereja. Bagaimanakah kita menyapa Tuhan? Peristiwa-peristiwa apakah dari sejarah keselamatan kita yang dikenangkan? Apakah yang kita mohon dalam doa? Kemudian diskusikan dengan anak-anak: Bagaimanakah kalian menyapa Tuhan ketika kalian berbicara kepada-Nya dalam doa? Peristiwa-peristiwa apakah dalam hidup kalian sendiri yang kalian kenangkan dengan syukur dan pujian? Apa sajakah permohonan-permohonan kalian dalam Misa? Bagaimanakah permohonan-permohonan kalian itu berhubungan dengan doa yang dipanjatkan imam atas nama kita?


DI KELAS

Ketika saya menyampaikan materi ini, pertama-tama saya menjelaskan struktur Doa Syukur Agung. Kemudian saya membagikan fotokopi Doa Syukur Agung III kepada para siswa (dapat kita gunakan lembar misalet yang sudah tidak terpakai lagi). Mintalah para siswa mengambil pensil dan menandai fotokopi doa mereka dengan melingkari tempat-tempat di mana kita menyapa Tuhan. Sebutan-sebutan apakah yang kita pergunakan? Di manakah sepanjang doa itu kita “mengenangkan”? Peristiwa-peristiwa apa sajakah yang kita kenangkan? Di manakah kita mendapati kedua permohonan kepada Roh Kudus (permohonan untuk mengubah roti dan anggur, dan permohonan untuk mengubah kita, Gereja)?

Setelah saya membimbing mereka dalam Doa Syukur Agung III, saya membagi mereka dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga siswa dan meminta mereka untuk melakukan yang sama dengan Doa Syukur Agung II. Saya meminta mereka menemukan bagaimana kita menyapa Tuhan, mengenangkan, dan memohon. Dan akhirnya, kami membahas Doa Syukur Agung II bersama-sama dalam kelompok yang lebih besar.

Selama beberapa minggu setelah latihan ini, banyak dari antara para siswa (anak-anak, remaja dan orang dewasa) mengatakan kepada saya, “Misa mempunyai arti yang sama sekali baru bagi saya sekarang! Saya berdoa dengan cara yang sama sekali baru sepanjang Doa Syukur Agung.”


* Fr. Thomas Richstatter, O.F.M., has a doctorate in liturgy and sacramental theology from the Institute Catholique de Paris. A popular writer and lecturer, Father Richstatter teaches courses on the sacraments at St. Meinrad (Indiana) School of Theology.

sumber : “Praying the Eucharistic Prayer by Thomas Richstatter, O.F.M., S.T.D.”; Copyright St. Anthony Messenger Press; www.americancatholic.org

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”


Renungan Pagi

Minggu, 14 Juni 2009, Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus/Th B

Minggu, 14 Juni 2009
HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS/ Tahun B


"Ambillah, inilah tubuh-Ku."

“Yang akan menerima Ekaristi mahakudus, hendaknya berpantang dari segala macam makanan dan minuman selama waktu sekurang-kurangnya satu jam sebelum komuni, terkecuali air semata-mata dan obat-obatan” (KHK kan 919.1).
Maksud dari hukum atau aturan ini kiranya adalah bahwa setiap kali akan berpartisipasi di dalam Perayaan Ekaristi serta menyambut Tubuh Kristus atau menerima komuni kudus hendaknya diadakan persiapan yang memadai. Jika dicermarti kebanyakan umat di kota-kota besar nampak kurang ada persiapan dalam rangka berpartisipasi dalam Perayaaan Ekaristi, bahkan cukup banyak yang datang terlambat; sebaliknya di pedesaan cukup banyak umat datang lebih awal dan kemudian berdoa didalam gereja, antara lain berdosa rosario . Maka dalam rangka merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus hari ini saya mengajak anda sekalian untuk berrefleksi atau mawas diri perihal keterlibatan kita dalam Perayaan Ekaristi serta menyambut komuni kudus.

"Ambillah, inilah tubuh-Ku…Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.”

“Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri dan Gereja; di dalamnya Kristus Tuhan, melalui pelayanan imam, mempersembahkan diri-Nya kepada Allah Bapa dengan kehadiranNya secara substansial dalam rupa roti dan anggur, serta memberikan diriNya sebagai santapan rohani kepada umat beriman yang menggabungkan diri dalam persembahan-Nya” (KHK kan 899.1).

Tata Perayaan Ekaristi terdiri dari atau meliputi: (1) Ritus Pembuka, (2) Liturgi Sabda, (3) Liturgi Ekaristi dan (4) Ritus Penutup, maka baiklah saya sampaikan secara sederhana arti, makna atau maksud dari setiap bagian tersebut:

(1) Ritus Pembuka. Di dalam pembukaan kita diajak untuk menyadari dan menghayati kelemahan, kerapuhan dan dosa-dosa kita yaitu dengan doa Tobat. Maka baiklah dalam bagian pembukaan ini kita mengenangkan aneka macam janji yang telah kita ikrarkan: sejauh mana kita setia dan taat pada janji-janji tersebut. Sebagai contoh adalah janji baptis, dimana kita pernah berjanji ‘hanya mau mengabdi Tuhan Allah saja dan menolak semua godaan setan’. Marilah kita memeriksa batin atau hati kita masing-masing: apakah semakin cenderung mengabdi Tuhan Allah atau mengikuti godaan setan. Jika ada kesalahan dan dosa-dosa dalam diri kita marilah bertobat atau memperbaharui diri dengan bantuan kasih pengampunan Tuhan. Salah satu usaha untuk bertobat atau memperbaharui diri antara lain kita dapat mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan yang akan dibacakan maupun dikotbahkan dalam Liturgi Sabda.

(2) Liturgi Sabda. Dalam bagian ini kepada kita dibacakan sabda Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, yang ditulis dalam dan oleh ilham Roh. “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2Tim 3:16 ). Di dalam bagian ini kiranya apa yang diharapkan dari kita semua adalah ‘mendengarkan’ (bukan mendengar). Agar kita dapat mendengarkan sabda Tuhan dengan baik, hendaknya bersikap rendah hati, membuka hati, jiwa, pikiran dan tubuh terhadap apa yang disabdakan oleh Tuhan. Jika kita sungguh dapat dengan rendah hati mendengarkan sabda Tuhan, maka kita akan tergerak untuk mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, yang dalam Perayaan Ekaristi ini diberi kesempatan untuk mewujudkannya dalam bentuk persembahan harta benda/uang maupun doa-doa; kita siap untuk memasuki Liturgi Ekaristi.

(3) Liturgi Ekaristi. Liturgi Ekaristi terdiri dari tiga bagian: Persiapan Persembahan, Doa Syukur Agung dan Komuni. Di dalam persembahan kita persembahkan bersama uang/kolekte, hasil jerih payah kita atau hasil bumi (bunga atau buah), doa-doa permohonan serta roti dan anggur. Dalam memberi persembahan uang atau kolekte hendaknya kita meneladan janda miskin yang memberi persembahan dari kekurangannya bukan kelebihannya. Di dalam doa permohonan selain yang telah disiapkan oleh Panitia Luturgi sebagaimana tertulis dalam buku Liturgi juga dapat ditambahkan ujud atau intensi umat. Persembahan roti dan anggur akan menjadi bahan untuk mengenangkan perjamuan malam dimana Yesus memberikan diri-Nya/tubuh dan darah-Nya dalam rupa roti dan anggur. Roti dan anggur dikonsekrasikan dalam Doa Syukur Agung oleh imam menjadi tubuh dan darah Kristus. Dalam upacara Komuni “setiap orang yang telah dibaptis dan tidak dilarang oleh hukum, dapat dan harus diizinkan untuk menerima komuni suci” (KHK kan 912). Dengan menerima komuni suci berarti kita disatukan dengan Yesus Kristus, dan dengan demikian kita juga diutus untuk mewartakan Kabar Baik di dalam hidup sehari-hari kita. Tugas pengutusan ini kita ikuti didalam Ritus Penutup. .

(4) Ritus Penutup. Didalam Ritus Penutup ini antara lain kita menerima berkat Tuhan serta tugas pengutusan. “Marilah pergi! Kita diutus”, demikian ajakan imam, pemimpin ibadat dan kita jawab “Amin”, yang berarti kita dengan positif menyutui ajakan tersebut serta akan melaksanakan tugas pengutusan dalam hidup sehari-hari. Tema atau bahan tugas pengutusan kiranya dapat diambil dari bacaan Sabda Tuhan/Kitab Suci atau bahan renungan/kotbah pengkotbah, yang telah disampaikan dalam Perayaan Ekaristi yang kita ikuti.


“Jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup” (Ibr 9:13-14)

Dengan menerima komuni suci kita dipanggil untuk “menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia” dalam dan melalui aneka kesibukan, pelayanan, pekerjaan kita sehari-hari dimanapun dan kapanpun, “beribadah kepada Allah yang hidup”. Mayoritas waktu dan tenaga kita setiap hati untuk mendunia, berpartisipasi dalam aneka macam seluk-beluk duniawi. Hendaknya kita tidak melakukan apa-apa atau segala sesuatu yang sia-sia, yang semakin menjauhkan diri kita dari Tuhan, Marilah kita senantiasa melakukan apa yang baik dalam hidup mendunia, karena dengan dan melalui perbuatan baik hati naruni kita juga semakin disucikan, dijernihkan serta dicerdaskan, sehingga kita semakin cerdas secara spiritual.

“Beribadah kepada Allah yang hidup” dalam hidup sehari-hari itulah panggilan kita, yang berarti entah belajar atau bekerja kita hayati bagaikan beribadah, belajar dan bekerja adalah ibadah kepada Allah. Jika belajar atau bekerja sebagai ibadah kepada Allah berarti rekan kerja atau belajar adalah rekan beribadah, sarana-prasarana belajar atau bekerja adalah sarana-prasarana ibadah, suasana adalah suasana ibadah. Sikap hormat, sopan, hening, serius dan bersama-sama itulah yang terjadi selama beribadah, maka sikap yang sama hendaknya juga terjadi baik dalam belajar maupun bekerja. Karena kita telah makan ‘roti yang satu dan sama’ yaitu tubuh Kristus, maka kita semua disatukan dalam Kristus, sehingga kita hidup dalam persaudaraan atau persahabatan sejati, saling menghormati, memuji, memuliakan dan melayani.




Ignatius Sumarya, SJ

Minggu, 14 Juni 2009

Minggu, 14 Juni 2009
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yoh 6:51)


Doa Renungan
Tuhan Yesus Kristus, dalam sakramen ekaristi yang luhur ini Engkau telah mempersatukan kami sebagai gereja. Dengan mengambil bagian di dalamnya dan dengan komuni, kami menerima sakramen cinta-Mu yang memberi kami kekuatan untuk menjalankan tugas perutusan-Mu dan keyakinan penyertaan-Mu. Semoga kami selalu mengagungkan misteri kudus tubuh dan darah-Mu, sehingga pantas menikmati hasil penebusan-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami, yang hidup dan bertahta bersama Bapa dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Keluaran (24:3-8)

"Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kalian."


3 Ketika Musa turun dari Gunung Sinai dan memberitahukan kepada bangsa itu segala firman TUHAN dan segala peraturan itu, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak: "Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan." 4 Lalu Musa menuliskan segala firman TUHAN itu. Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel.5 Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel, maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai korban keselamatan kepada TUHAN. 6 Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu, sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu. 7 Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan." 8 Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu, Inilah darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat.
(Mzm 116:12-13.15-16.17-18)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan, segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan, kematian semua orang yang dikasihi-Nya, Ya Tuhan, aku hamba-Mu, aku hamba-Mu, anak sahaya-Mu, Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (9:11-15)

"Darah Kristus akan menyucikan hati nurani kita."


11 Saudara-saudara terkasih, Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -- 12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. 13 Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, 14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. 15 Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggara yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil PS 953
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Akulah roti hidup yang turun dari surga, siapa yang makan roti ini akan hidup selama-lamanya. (Yoh 6:51a)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (14:12-16.22-26)

"Inilah tubuh-Ku, inilah darah-Ku."


12 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid Yesus berkata kepada-Nya: "Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" 13 Lalu Ia menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kota; di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia 14 dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? 15 Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!"16 Maka berangkatlah kedua murid itu dan setibanya di kota, didapati mereka semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. 22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku." 23 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. 24 Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. 25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah." 26 Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

DALAM KESATUAN BATIN

Rekan-rekan yang baik!
Peristiwa yang dikisahkan dalam Injil hari ini, yakni perjamuan malam Yesus bersama para muridnya, dikaitkan Markus dengan Perjamuan Paskah Yahudi (Mrk 14:12-16). Begitu pula dalam Injil Matius dan Lukas (Mat 26:2. 17-19; Luk 22:7-14) yang memang ditulis atas dasar bahan Markus. Yohanes lain. Baginya, peristiwa itu bukan Perjamuan Paskah, melainkan perjamuan perpisahan Yesus dengan murid-muridnya. Pada hari Paskah Yahudi sendiri, menurut Yohanes, Yesus sudah meninggal (bdk. Yoh 18:28; 19:14) dan justru wafatnya diartikannya sebagai korban domba Paskah.

KAPAN TERJADI?

Di kalangan Yahudi zaman itu, hari dihitung mulai dari terbenamnya matahari hingga magrib berikutnya. Jadi satu hari terdiri dari sore dan malam hari serta siang hari berikutnya. Menjelang Paskah Yahudi, masih pada hari keenam (Jumat) domba kurban disembelih, tetapi baru dipersembahkan dalam upacara pada sore harinya yang sudah terhitung hari berikutnya, yakni malam Paskah Yahudi. Injil Yohanes mengartikan wafat Yesus di kayu salib sebagai penyembelihan domba yang terjadi pada hari Jumat, sedangkan sore harinya, yakni malam Paskah orang Yahudi, Yesus dikuburkan dan tinggal di sana sampai bangkit pada hari pertama minggu berikutnya. Injil-Injil Sinoptik (yakni Markus, Matius, dan Lukas) menampilkan penyaliban Yesus setelah Paskah Yahudi yang dirayakan Yesus bersama para muridnya.
Baik Injil Sinoptik maupun Injil Yohanes sama-sama menampilkan Yesus sebagai kurban Paskah. Tetapi kapan peristiwa ini terjadi, dan dalam bentuk mana, ada perbedaan. Injil Yohanes memakai cara penggambaran yang "mengurungkan" perjalanan waktu, seolah-olah semuanya kembali ke keadaan sebelum penciptaan. Bagi Yohanes, Paskah Yahudi dibarengi dengan kegelapan dalam kubur, dalam kematian. Ini keadaan sebelum sang Pencipta menyabdakan terang. Paskah Yahudi tampil sebagai yang tak berbentuk, keadaan kalang kabut (bdk. Kej 1:2). Perlu ada pengaturan dan terang. Dan Yang Maha Kuasa sendiri memberikannya, yakni Paskah yang baru, yaitu kebangkitan Yesus. Dia itu terang yang disabdakan bagi jagat. Dan terang itu kini berada bersama Yang Maha Kuasa, yang disebutnya Bapa. Dari sana ia akan mengirim Rohnya kepada para muridnya. Ini juga telah diutarakannya dalam pesan-pesan terakhirnya pada perjamuan malam sebelum ia ditangkap.
Injil Sinoptik memakai cara penggambaran yang mengarah ke depan dan mengantisipasi peristiwa wafat Yesus di salib dengan Perjamuan Paskah. Di sini Yesus menegaskan pemberian dirinya - tubuh dan darahnya - sebagai jaminan Perjanjian keselamatan yang baru. Barangsiapa bersatu dengannya akan terikut di dalam keselamatan. Roti yang disambut dan anggur yang diminum menandai kesatuan dengan tubuh dan darah Yesus - dengan dirinya sepenuh-penuhnya. Injil Sinoptik juga memakai Perjamuan Paskah, yakni peringatan pembebasan umat Perjanjian Lama dari perbudakan di Mesir, untuk mengartikan kurban diri Yesus di salib nanti. Dia itu kurban yang membebaskan kemanusiaan dari perbudakan dosa. Dengan demikian, Injil Sinoptik juga menampilkan perjamuan bersama para murid tadi sebagai perayaan penebusan.

BERSAMA ORANG BANYAK

Meskipun agak rumit, uraian di atas menunjukkan dinamika pemahaman para murid tentang Yesus sang Mesias yang telah mereka ikuti dari tempat ke tempat dan kini tetap menyertai mereka walaupun dengan cara yang berbeda. Dan perjamuan "berakah" yang menjadi ibadat mereka sebagai orang Yahudi menjadi perayaan bersama untuk semakin menyadari kenyataan batin ini. Seperti halnya perjamuan "berakah" untuk memperingati dan menghadirkan kembali peristiwa keluaran dari Mesir, perjamuan ekaristi dijalankan untuk mengenang kembali kebersamaan batin dengan Yesus yang mengurbankan diri bagi keselamatan orang banyak. Patut dicatat, gagasan "eukharistia" ialah padanan dalam bahasa Yunani bagi "berakah" Ibrani. Dengan latar pemahaman di atas marilah kita petik warta Injil hari ini.
Bayangan kita mengenai perjamuan terakhir boleh jadi amat dipengaruhi lukisan gaya Leonardo da Vinci: di sebuah ruang khusus Yesus memimpin perjamuan yang dihadiri hanya oleh murid-murid paling dekat. Dan kita akan mengamati siapa-siapa dan bagaimana sikap mereka dan bagaimana sikap Yesus. Tafsiran artistik ini memang mengungkapkan kekhususan kesempatan itu. Saat itulah lahir kelompok kecil yang akan menjadi komunitas penerus karya dan kehadiran Yesus di dunia ini. Mereka akan berbagi ingatan akan siapa Yesus yang mereka kenal dari dekat, yang mereka kagumi, yang mereka ikuti. Walaupun demikian, gambaran itu tidak amat cocok dengan yang kiranya terjadi dulu. Ruang tempat Yesus dan murid-muridnya makan pasti dipenuhi orang-orang lain juga. Yesus ialah tokoh yang telah menggemparkan seluruh wilayah utara - Galilea - dan tempat-tempat di sepanjang perjalanannya ke Yerusalem. Ia disambut dengan sorak sorai ketika memasuki kota itu, bagaikan seorang raja. Yerusalem waktu itu juga ramai banyak didatangi para peziarah yang akan beribadat tahunan di kota suci itu. Ia bahkan disangka akan menggerakkan masa membangun kerajaan baru. Itulah yang dituduhkan oleh para pemimpin Yahudi sendiri di hadapan penguasa Romawi.

Pemilihan tempat perjamuan juga dikisahkan dalam Mrk 14:12-16 dengan cara yang unik. Seakan-akan semuanya sudah diatur. Dua orang murid disuruhnya memasuki kota dan di sana mereka akan berjumpa dengan seorang laki-laki yang membawa kendi air. Mereka disuruh mengikutinya. Dan orang itu akan menunjukkan ruang besar yang sudah diperlengkapi dan siap pakai. Pembaca zaman dulu tahu bahwa seorang lelaki yang membawa kendi air bukan pemandangan yang biasa, bahkan aneh. Biasanya air dibawa dengan kerbat dari kulit. Ini cara Markus menarik perhatian pembacanya. Juga untuk menunjukkan bahwa tempat perjamuan yang direncanakan ini mudah diketahui orang, bukan hal yang diam-diam dipilih bagi kelompok sendiri. Siapa saja akan bisa melihat orang yang membawa kendi air - sebuah pemandangan yang mencolok - dan mengetahui tempat yang ditunjukkan orang itu kepada kedua murid tadi.

ROTI DAN ANGGUR

Yesus sudah jadi tokoh tenar waktu itu. Ke mana saja ia pergi, ia selalu diiringi orang banyak. Juga tempat ia berjamu dengan para muridnya pasti didatangi orang banyak pula. Mereka ingin melihat tokoh ini bersama kelompok murid yang kondang itu. Boleh kita hubung-hubungkan keadaan ini dengan peristiwa Yesus memberi makan orang banyak yang diceritakan sampai enam kali dalam Injil-Injil. Ia berbagi rezeki yang diperoleh dari Bapanya dengan orang banyak yang mengikutinya dan menaruh kepercayaan serta harapan kepadanya. Ia berusaha memurnikan harapan serta angan-angan mereka. Ia datang bukan sebagai Mesias yang akan membangun kembali kejayaan dulu atau menumbangkan lembaga penindas. Ia datang untuk memperkenalkan Allah yang bisa didekati. Juga kali ini, di Yerusalem, di kota-Nya yang suci itu, Yesus memperkenalkanNya sebagai Allah yang bisa dijangkau orang banyak. Bukan lewat kurban dan upacara, tetapi lewat diri Yesus, lewat dia yang berani dengan tulus memanggil-Nya sebagai "Bapa". Tentu peristiwa ini mengagetkan. Dan ini terjadi bukan di Bait Allah, melainkan di sebuah ruang tempat ia mengadakan perjamuan dengan para muridnya.

Pada kesempatan itulah Yesus membuat roti dan anggur perjamuan menjadi tanda pemberian diri seutuhnya kepada mereka yang ikut makan dan minum. Kata-kata "inilah tubuhku" (Mrk 14:22) dan "inilah darahku" (24) menjadi ajakan bagi mereka yang ikut serta dalam perjamuan itu untuk menyadari bahwa sebenarnya mereka bersatu dengan dia yang kini menjadi tanda keselamatan bagi orang banyak. Injil merumuskannya sebagai darah perjanjian, yakni yang dulu secara ritual diadakan dalam upacara kurban sembelihan untuk meresmikan Perjanjian.

Bagaimana kita memahami perayaan yang dikisahkan Injil itu bagi orang sekarang? Yang terjadi pada kesempatan itu erat hubungannya dengan inti perayaan ekaristi seperti kita kenal kini. Dalam peristiwa itu kumpulan orang di sekitar Yesus menyadari adanya dua kenyataan. Pertama, kurban Yesus, dan yang kedua ialah kemungkinan berbagi kehidupan dengannya. Kepercayaan inilah yang kemudian berkembang dalam ujud perayaan ibadat ekaristi mengenang kurban tadi. Dan ingatan ini diteruskan turun temurun hingga zaman ini. Tak ada satu hari pun lewat tanpa kenangan tadi. Dalam hal inilah peristiwa perjamuan terakhir tadi masih terus berlangsung. Juga kesatuan dengan dia yang mengorbankan diri demi orang banyak menjadi semakin nyata.

DARI BACAAN KEDUA (Ibr 9:11-15)

Dalam petikan surat kepada orang Ibrani kali ini Kristus digambarkan sebagai Imam Agung surgawi yang memperoleh kelepasan hukuman bagi umat dengan mengurbankan dirinya sendiri (ay. 11-14) . Ia juga menjadi pengantara yang membangun kembali ikatan baik kemanusiaan dengan Allah yang hidup (ay. 15). Bagi pembaca dulu yang berasal dari kalangan Yahudi, dua gambaran ini amat menggarisbawahi betapa kini manusia boleh merasa disatukan dan dihubungkan kembali dengan asalnya. Di tempat lain, di zaman lain kekuatan gambaran ini masih dapat ditonjolkan, tentu saja dengan menunjukkan apa yang hendak disampaikan: peran Kristus dalam membawa kemanusiaan dekat kembali dengan kehadiran Yang Ilahi dengan kehidupannya. Orang diajak mendalami pengalaman bahwa Kristus kini hidup dan berada di tengah-tengah umat dan bersama-sama umat ia menghadap Allah, dan dengan demikian membarui wajah kemanusiaan. Orang boleh menyadari kenyataan ini di tengah-tengah keadaan apapun, termasuk pelbagai macam kekaburan di dalam kehidupan ini.



Salam hangat,
A. Gianto

Renungan Pagi

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy