| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 06 Juli 2009

Senin, 06 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIV

"Asal kujamah saja jubah-Nya aku akan sembuh."


Pembacaan dari Kitab Kejadian (28:10-22a)


"Yakub melihat sebuah tangga, melihat malaikat Allah turun naik, dan melihat Allah yang bersabda."


10 Pada waktu itu Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. 11 Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. 12 Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. 13 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. 14 Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. 15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu." 16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya." 17 Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga." 18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya. 19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus. 20 Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, 21 sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. 22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allahku, pada-Mulah aku percaya
Ayat.
(Mzm 91:1-2.3-4.14-15ab)
1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, "Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."
2. Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat perangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya adalah perisai dan pagar tembok.
3. Sungguh hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, "Aku akan menyertai dia dalam kesesakan."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:18-26)


"Anakku baru saja meninggal; tetapi datanglah, maka ia akan hidup."

18 Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat. Ia menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." 19 Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. 20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. 21 Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." 22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. 23 Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, 24 berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia. 25 Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. 26 Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan” (Rm 14:8), demikian kesaksian iman Paulus. Bercermin dari iman Paulus ini maka kita akan sungguh hidup sehat, segar bugar jika kita sungguh beriman kepada Tuhan, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dalam hidup sehari-hari. Jika dalam kenyataan kita mengalami sakit, lemah, lesu dan frustrasi berarti kita kurang atau tidak beriman, dan jika menghendaki untuk sembuh, bergairah dan hidup segar bugar, sehat wa’afiat hendaknya bertobat dengan meneladan kepala rumah ibadat maupun seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan, yaitu menghadap Tuhan untuk mohon penyembuhan atau kehidupan. Jika kita sedang menderita sakit atau lesu, lemah, frustrasi dan tak bergairah kami harapkan untuk berani dengan rendah hati membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh kepada Tuhan dan sesama demi penyembuhan, yang berarti tidak malu mengakui kelemahan dan kekurangan serta siap sedia untuk dilukai atau disakiti dalam rangka proses penyembuhan.

Sebagaimana tumbuh berkembang sebagai pribadi butuh perjuangan dan pengorbanan, demikian juga untuk sembuh dari aneka macam penyakit juga harus rela berkorban dan menderita untuk sementara. Berapa besar korban atau derita yang harus dialami tergantung dari berapa besar atau parah sakit anda. “Imanmu telah menyelamatkan engkau”, demikian sabda Yesus kepada perempuan yang sakit pendarahan dan berhasil menjamah jubah Yesus. Jika kita mendambakan terus menerus selamat, damai sejahtera dan bahagia, marilah kita hayati iman kita dalam hidup sehari-hari dimana saja dan kapan saja.

· “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.” (Kej 28:15), demikian sabda Tuhan kepada Yakub, yang sedang di dalam perjalanan menuju ‘tanah terjanji’. Tuhan juga tidak pernah meninggalkan kita sendirian, Ia senantiasa menyertai dan mendampingi perjalanan hidup dan panggilan kita masing-masing. Penyertaan dan pendampingan Tuhan kepada kita antara lain terwujud atau menjadi nyata dalam penyertaan dan pendampingan sesama dan saudara-saudari kita: orangtua, kakak-adik, guru, Pembina, rekan kerja/bergaul, dst…

Janji Tuhan kepada kita masing-masing agar kita hidup bahagia, damai sejahtera akan menjadi nyata jika kita juga berani mengimani aneka bentuk penyertaan dan pendampingan sesama dan saudara-saudari kita. Bukankah saudara-saudari atau sesama kita telah memberi aneka saran, nasihat, kritik, pujian, petuah, teladan dst..kepada kita? Imani, percaya dan laksanakan semuanya itu jika anda mendambakan hidup bahagia, damai sejahtera! Sebagai anak ingat akan berbagai nasihat, saran dan teladan orangua; sebagai pelajar atau mahasiswa ingat akan berbagai pengajaran, nasihat dan saran dari guru atau dosen; sebagai anggota paguyuban hidup bersama ingat visi dan misi hidup bersama, dst.. Di setiap tempat dimana kita berada hendaknya juga berani berkata seperti Yakub: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."(Kej 28:17). Penyertaan dan pendampingan Tuhan juga menjadi nyata di dalam lingkungan hidup dimana kita ada, hidup dan bekerja, maka hayatilah ‘tempat hidup atau bekerja atau bertugas’ bagaikan tempat beribadah kepada Tuhan, dan tentu saja rekan hidup dan bekerja juga bagaikan rekan beribadah kepada Tuhan.



Ignatius Sumarya, SJ
Renungan Pagi

Minggu, 05 Juli 2009; Hari Minggu Biasa XVI

Minggu, 05 Juli 2009
Hari Minggu Biasa XIV/ Tahun B

"Orang Nazaret gagal mengenal jalan keselamatan yang dipakai Tuhan, maka mereka tidak mengenal Yesus yang sesungguhnya."


Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, melalui Yesus Putra-Mu, kami telah Kauberi tahu, bahwa pelayanan sejati bersumberkan pengabdian kepada-Mu. Kami mohon, bukalah hati kami, agar dapat menerima sabda-Nya, dan sesama kami serta membagi rezeki dengan mereka. Maka Engkau akan membuka pintu-Mu bagi kami serta menerima kami dalam kediaman-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yehezkiel (2:2-5)


"Mereka adalah kaum pemberontak! Tetapi mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka."

2 Sekali peristiwa, kembalilah rohku ke dalam aku dan ditegakkannyalah aku. Kemudian aku mendengar Dia yang berbicara dengan aku. 3 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga. 4 Kepada keturunan inilah, yang keras kepala dan tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH. 5 Dan baik mereka mendengarkan atau tidak--sebab mereka adalah kaum pemberontak--mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 818
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat.
(Mzm 123:1-2a.2bcd.3-4)
1. Kepada-Mu akau melayangkan mataku, Engkau yang bersemayam di surga, seperti mata para hamba laki-laki, memandang kepada tangan tuannya.
2. Seperti mata hamba perempuan, memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
3. Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan; sudah cukup kenyang jiwa kami dengan olok-olok orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:7-10)


"Aku lebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku."

7 Saudara-saudara, supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. 8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. 9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Roh Tuhan ada padaku, Ia mengutus aku, menyampaikan kabar baik kepada orang miskin.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:1-6)


"Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri."


1 Sekali peristiwa, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedangkan murid-murid-Nya mengikuti Dia. 2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? 3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. 4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." 5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. 6 Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri,”



Dalam perjalanan dari luar negeri (Paris-Perancis) secara kebetulan di pesawat saya duduk berdampingan dengan orang Indonesia . Kami saling berkenalan dan akhirnya memang sedikit curhat perihal tugas pekerjaan kami. Rekan saya tersebut adalah seorang ibu yang bergelar doktor dan berprofessi sebagai peneliti. Ibu tersebut berceritera kepada kami bahwa ia baru saja menyelesaikan sebuah penelitian di bidang pertanian dan kelauatan serta memberi laporan kepada sponsor di Paris yang membeayai penelitian tersebut. Sang ibu antara lain mengeluh: “Ya, saya sudah mengajukan permohonan dana penelitian kepada Departemen terkait di Indonesia, tetapi ditolak, katanya tidak ada dana penelitian”. Mendengarkan sharing ibu ini dalam hati saya bertanya-tanya::”Kalau pemerintah sendiri tidak menghargai karya warganegranya, suatu penelitian yang penting demi kemajuan bangsa dan Negara, maka dapat dipahami jika Negara kita ketinggalan dalam derap langkah pembangunan tehnologi”. Yang menikmati dan kiranya langung memanfaatkan hasil penelitian sang ibu tersebut jelas pihak sponsor alias orang asing, bukan bangsa sendiri. Rasanya hal-hal macam itu cukup banyak terjadi dimana kepakaran dan keahlian warganegara sendiri kurang dihargai dan lebih menghargai orang asing. Maka benarlah apa yang disabdakan oleh Yesus :”Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.”



"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” (Mrk 6:4)



Anak-anak sekolah, para siswa-siswi, pada umumnya lebih menghormati dan mentaati para bapak-ibu guru di sekolah daripada orangtuanya di rumah. Gejala ini hemat saya menunjukkan bahwa para orangtua kurang atau salah dalam mengasihi anak-anaknya, sehingga anak-anak merasa kurang dikasihi oleh para orangtuanya. Orangtua mereka mungkin menjadi pejabat tinggi di perusahaan atau kantor pemerintahan, dan dengan demikian sangat dihormati oleh rekan kerja atau bawahan mereka, tetapi di rumah mereka kurang atau tidak dihormati oleh anak-anaknya. Orangtua kurang menghargai aneka kemajuan dan perkembangan yang terjadi dalam diri anak-anaknya. Maka marilah kita biasakan sedini mungkin untuk saling menghargai dan menghormati mereka yang hidup dan bekerjasama setiap hari bersama kita maupun karya-karyanya.



Saling menghargai sedini mungkin hendaknya dibiasakan di dalam keluarga, misalnya dalam hal makanan dan minuman yang disediakan setiap hari di dalam keluarga, tentu saja bukan yang dibeli dari warung makan atau restaurant tetapi yang dimasak sendiri entah oleh ibu rumah tangga maupun pembamtu rumah tangga. Jika anak-anak di dalam keluarga sedini mungkin terbiasa menghargai dan menikmati makanan yang tersedia di rumah tersebut, maka kami percaya bahwa kelak kemudian hari mereka akan dengan mudah menghargai hasil karya rekan-rekan yang dekat dengan mereka, entah selama dalam proses pembelajaran di sekolah maupun di tempat kerja atau masyarakat.



Kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk menghargai dan menikmati aneka macam produk dalam negeri, hasil karya bangsa sendiri, entah pakaian, makanan, minuman atau aneka macam jenis kebutuhan hidup sehari-hari. Jika kita semua berani melakukan hal ini kiranya kehidupan ekonomi rakyat atau bangsa kita akan lebih baik dari yang terjadi sekarang ini. Masa kini rasanya cukup banyak orang lebih menjadi konsumen produk asing daripada produk dalam negeri atau lebih menjadi konsumen daripada produsen; dan hal ini kiranya karena pengaruh ‘neo liberalism’ dimana kehidupan bersama lebih dipengaruhi oleh mental pasar atau bisnis. Marilah kita imani dan hayati aneka macam bentuk pembaharuan yang telah dilakukan oleh rekan-rekan sendiri, anggota keluarga/masyarakat atau bangsa sendiri. Marilah kita saling mempercayai satu sama lain dengan saudara-saudari yang setiap hari hidup maupun bekerja bersama dengan kita.



“Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (2Kor 12:10 ).


Dengan bangga dan gembira Paulus mensharingkan pengalaman akan kelemahan dan kerapuhan dirinya sekaligus kekuatan Allah yang berkarya dalam dirinya yang lemah dan rapuh. Apa yang dikatakan oleh Paulus kepada umat di Korintus di atas kiranya dapat menjadi bahan mawas diri para imam tertahbis maupun imamat umum kaum beriman pada awal Tahun Imam ini:

1). Pertama-tama perkenankan saya mensharingkan usaha penghayatan imamat saya. Fungsi imam pada umumnya kentara di dalam ibadat, dimana imam memimpin ibadat, yang di dalamnya antara lain menyalurkan berkat Allah kepada umat dan doa-doa umat kepada Allah. Dengan kata lain fungsi imam adalah sebagai ‘penyalur’dalam kehidupan bersama. Anggota tubuh kita yang kelihatan yang berfungsi sebagai penyalur adalah ‘leher’, melalui mana aneka makanan, minuman dan udara masuk ke dalam tubuh. Leher tidak dapat menikmati betapa enaknya atau segarnya makanan, minuman atau udara, ia hanya dilewati; leher berfungsi terus menerus meskipun anggota tubuh lain istirahat, yaitu ketika kita sedang tidur (leher sebagai jalan udara). Menghayati imamat sebagai ‘leher’ kiranya berpartisipasi dalam Salib Yesus, Salib yang berada di tempat tertinggi di bukit, menghubungkan sorga dan dunia, langit dan bumi. Leher juga tidak pernah mengkorupsi apa yang lewat, ia siap menderita demi kebahagiaan atau keselamatan seluruh tubuh, leher juga tidak pernah menyakiti yang lain. Bukankah leher boleh dikatakan sebagai anggota tubuh yang oleh Paulus dikatakan sebagai yang ‘di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiyaan dan kesesakan’ dan dalam keadaan demikian tetap senang dan gembira karena kekuatan Kristus yang berkarya?. Menjadi imam tertahbis memang harus siap sedia dan rela berkorban dengan jiwa besar untuk menderita demi kebahagiaan dan keselamatan yang lain, tidak pernah mengeluh atau menggerutu dalam pelayanan dan tugas pengutusan apapun dan dimanapun.

2). Sebagai umat yang beriman kepada Yesus Kristus kita semua dipanggil untuk menghayati imamat umum kaum beriman. Kita semua dipanggil.untuk menjadi rahmat atau berkat bagi sesama kita kapanpun dan dimanapun. Kehadiran dan sepak terjang kita senantiasa diharapkan menjadi warta gembira bagi orang lain; kita semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Hidup dan segala sesuatu yang menyertai kita, yang kita kuasai atau nikmati sampai saat ini adalah rahmat atau berkat Tuhan, maka hendaknya semuanya itu difungsikan demi keselamatan atau kebahagiaan sesamanya antara lain dengan meneruskan atau mempersembahkan semuanya itu bagi kebahagiaan atau keselamatan bersama. Kita semua dipanggil untuk menjadi ‘man or woman for/with others’ , bersikap mental sosial dan tidak egois. Kita semua juga dipanggil menghayati kenabian iman kita antara lain dengan meneladan panggilan Yeheskiel yang dipanggil untuk menjadi nabi di tengah umatNya. Dengan kata lain masing-masing dari kita adalah nabi, orang yang meneruskan atau menyampaikan kehendak dan perintah Tuhan kepada sesama. Kita juga dipanggil untuk menyampaikan kehendak Tuhan di tengah-tengah orang yang kurang atau tidak beriman alias ‘para pemberontak atau penjahat’.





Renungan Pagi

Sabtu, 04 Juli 2009

Sabtu, 04 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIII

Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, sudah cukup lama kami mengikuti-Mu. Namun kerapkali kami masih bersikap, bertindak, dan berpikir tidak sesuai dengan kehendak-Mu. Kami masih menempatkan-Mu di dalam hati kami yang lama. Ampunilah kami yang kurang setia ini. Berilah kami rahmat kesetiaan untuk menempatkan anggur-Mu yang baru itu dalam hati kami yang baru pula. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Ini adalah sebuah kisah penipuan yang menyebabkan Yakub menerima berkat yang seharusnya untuk Esau. Yang ditakutkan Yakub, kalau penipuannya diketahui. Ketegangan semakin memuncak oleh pertanyaan-pertanyaan Ishak, "Siapakah engkau?", "Lekas juga engkau mendapatkannya, anakku!" Baru setelah Ishak akhirnya mencium bau anaknya, ia sadar akan tipuan itu. Tetapi pemberian berkat telah dilangsungkan dan tidak bisa dibatalkan lagi.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (27:1-5.15-29)

"Yakub menipu saudaranya dan merampas berkat anak sulung."

1 Ketika Ishak sudah tua, dan matanya telah kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi, dipanggilnyalah Esau, anak sulungnya, serta berkata kepadanya: "Anakku." Sahut Esau: "Ya, bapa." 2 Berkatalah Ishak: "Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu bila hari kematianku. 3 Maka sekarang, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang; 4 olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari, sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati." 5 Tetapi Ribka mendengarkannya, ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya. Setelah Esau pergi ke padang memburu seekor binatang untuk dibawanya kepada ayahnya. 15 Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya. 16 Dan kulit anak kambing itu dipalutkannya pada kedua tangan Yakub dan pada lehernya yang licin itu. 17 Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya itu kepada Yakub, anaknya. 18 Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata: "Bapa!" Sahut ayahnya: "Ya, anakku; siapakah engkau?" 19 Kata Yakub kepada ayahnya: "Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan, seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini, agar bapa memberkati aku." 20 Lalu Ishak berkata kepada anaknya itu: "Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!" Jawabnya: "Karena TUHAN, Allahmu, membuat aku mencapai tujuanku." 21 Lalu kata Ishak kepada Yakub: "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan." 22 Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: "Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau." 23 Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia, 24 tetapi ia masih bertanya: "Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya: "Ya!" 25 Lalu berkatalah Ishak: "Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau." Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum. 26 Berkatalah Ishak, ayahnya, kepadanya: "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku." 27 Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. 28 Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. 29 Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, sebab Ia baik.
Ayat.
(Mzm 135:1b-2.3-4.5-6)
1. Pujilah nama Tuhan, pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, hai orang-orang yang datang melayani di rumah Tuhan, di pelataran rumah Allah kita.
2. Pujilah Tuhan, sebab Tuhan itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama-Nya itu indah. Sebab Tuhan telah memilih Yakub bagi-Nya, ia memilih Israel menjadi milik kesayangan-Nya.
3. Sesungguhnya aku tahu, bahwa Tuhan itu mahabesar, bahwa Tuhan kita itu melebihi segala dewata. Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya.

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Para murid Yohanes Pembaptis menganggap praktik matiraga begitu penting, sehingga mereka mempertanyakan sikap para murid Yesus yang tidak berpuasa. Jawaban yang diberikan adalah bahwa pada zaman Yesus, pengantin laki-laki, bukanlah waktu yang tepat untuk berpuasa. Keradikalan sikap Yesus dan ketidaksesuaian antara ajaran-Nya dengan bentuk kesalehan lama dikemukakan melalui gambaran kain baru dan anggur lama.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-17)

"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai bersama mereka?"

14 Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" 15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. 16 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. 17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan


Segala sesuatu di dunia ini ada saat dan tempatnya. Ada saat untuk berpuasa dan ada saat tidak berpuasa. Ada hal-hal yang bisa digabung dan dipadukan tapi ada pula yang tidak. Agar tepat dan benar, segala sesuatu harus dilakukan pada saat dan tempat yang tepat. Sebagai orang Kristen apakah aku sudah melakukan hal-hal yang tepat?

Doa Renungan Malam
Tuhan Yesus Gembala kami, kami bersyukur atas berbagai peristiwa yang boleh kami alami sepanjang hari ini. Kami mohon semoga dengan kuasa rahmat-Mu, kami semakin diteguhkan dan iman kami diperbaharui lewat segala peristiwa hidup kami. Sebab Engkaulah Tuhan yang senantiasa mengasihi kami. Amin.

R U A H


Renungan Pagi

Jumat, 03 Juli 2009

Jumat, 03 Juli 2009
Jumat Pertama
Pesta Santo Tomas, Rasul

"Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."


Doa Renungan
Allah Bapa yang kuasa dan kekal, ajarilah kami mengimani Yesus Putra-Mu yang belum pernah kami lihat dengan mata kami ataupun kami jamah dengan tangan kami. Semoga sabda-Nya menghimpun kami menjadi Gereja-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (2:19-22)

"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."

19 Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, 20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. 21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat.
(Mzm 117:1.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil PS 955
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Yesus bersabda, "Hai Tomas, karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:24-29)

"Ya Tuhan dan Allahku."

24 Pada hari Minggu Paskah, ketika Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. 25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." 26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" 27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." 28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" 29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan, di antara para rasul, setelah kebangkitan Yesus, Tomas mungkin dinilai sebagai orang yang keras serta memperkeruh kebersamaan, ketika ia diberitahu oleh para rasul bahwa Yesus telah bangkit dari mati dan ia kurang percaya serta berkata : ”Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya”. Namun ketika tiba-tiba Yesus menampakkan Diri kepada Tomas, maka Tomas dengan rendah hati berkata : ”Ya Tuhanku dan Allahku”, suatu pengakuan iman yang mendalam terjadi setelah orang melihat sendiri. Menanggapi hal itu Yesus bersabda : ”Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”. Sabda Yesus ini kiranya layak menjadi permenungan atau refleksi kita bersama: tidak melihat namun percaya. Rasanya keutamaan ini telah kita hayati cukup lama, dan mungkin kita kurang atau tidak menyadarinya. Bukankah orangtua/bapak-ibu maupun para pendidik/guru kita telah memberitahukan atau mengajarkan banyak hal, di rumah atau di sekolah, kita percaya sepenuhnya dengan pemberitahuan atau ajaran tersebut meskipun kita belum melihat sama sekali?

Kiranya pengalaman ini merupakan modal besar dan kuat untuk percaya kepada sesama maupun Tuhan. Kita belum pernah melihat Tuhan, tetapi kita dapat menjadi percaya kepada-Nya dengan menyaksikan atau mendengarkan saudara-saudari kita yang hidup dengan penuh gairah, gembira, tidak pernah mengeluh/marah meskipun menghadapi kesulitan dst.. atau saling mengasihi baik dalam untung maupun malang.

Tuhan hadir dan berkarya dalam semua ciptaan-Nya: manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang terus menerus tumbuh berkembang, hidup penuh gairah dan dinamis, penuh keindahan dan keelokan luar biasa. Marilah kita akui, hayati dan nikmati kehadiran dan karya Tuhan dalam semua ciptaanNya itu, sehingga dengan mudah juga kita percaya kepada Tuhan yang telah menciptakan dan menyelamatkan kita.

“Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (Ef 2:21-22) , demikian peringatan Paulus kepada umat Efesus. Baiklah peringatan ini kita jadikan pegangan atau pedoman hidup iman kita. Sebagai orang beriman berarti kita ‘menjadi bait Allah yang kudus atau tempat kediaman Allah’. Bukankah terhadap bait Allah/tempat ibadat kita senantiasa menaruh rasa hormat serta merawatnya dengan baik, misalnya dijaga kebersihannya, diberi hiasan seperlunya sehingga menarik? Demikianlah halnya yang harus kita lakukan terhadap tubuh kita sendiri masing-masing maupun tubuh sesama atau saudara-saudari kita, karena tubuh/kita menjadi bait Allah.

Maka baiklah kita menaruh hormat kepada setiap (tubuh) manusia, tidak melecehkan atau menginjak-injaknya apalagi diperjual-belikan seperti pelacur. Memberi hormat kepada setiap manusia berarti juga harus merawatnya. Merawat kiranya bukan perkara mudah, maklum saja banyak orang dapat membeli atau mengadakan barang/bangunan dst.. tetapi lemah dalam perawatan. Jika merawat barang atau bangunan yang diam/mati dan kelihatan saja tidak bisa apalagi merawat manusia yang hidup, dinamis dan tumbuh berkembang terus menerus. Merawat, sebagaimana dilakukan oleh para perawat RS yang baik, perlu dijiwai oleh cintakasih dan kebebasan Injili. Tanpa cintakasih dan kebebasan perawatan tubuh/ manusia akan menjadi pelecehan atau penindasan.


Salam dan kasih Tuhan,


Ignatius Sumarya, SJ


Doa Renungan
Allah Bapa yang murah hati, saudara-saudari kami saat ini masih ada yang meraba-raba dalam mencari iman, semoga mereka seperti Tomas, bertemu dengan Yesus, Tuhan, bila menyaksikan iman komunitas-komunitas kami. Kami mohon, ajarilah kami memberi kesaksian atas iman kami ini kepada siapa saja yang bertemu dengan kami sepanjang hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.




Renungan Pagi

Kamis, 02 Juli 2009

Kamis, 02 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIII

Yesus menunjukkan bahwa Ia berkuasa mengampuni dosa. Bagi-Nya kata 'Dosamu sudah diampuni' atau 'Bangunlah dan berjalanlah' sama artinya. Bagi kita yang penting adalah dosa ita diampuni karena hal itu membawa kesembuhan kekal. Sudahkah kita sungguh beriman akan Yesus?


Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, seringkali kami juga bersikap sama dengan para ahli Farisi, yang sombong, suka meremehkan dan menghina orang berdosa. Kami seringkali merasa diri lebih besar dari orang lain. Jauhkanlah kami dari kesombongan rohani. Ajarilah kami untuk bersikap rendah hati terhadap sesama kami. Sebab Engkau sendiri tidak pernah memandang hina setiap orang berdosa yang datang kepada-Mu. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (22:1-19)


"Korban Abraham leluhur kita."

Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Ia bersabda kepada Abraham, "Abraham." Abraham menyahut, "Ya Tuhan." Sabda Tuhan, "Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Abraham. Ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya. Ia membelah juga kayu untuk kurban bakaran itu. Lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangannya dan melihat tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya, "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini. Aku beserta anakku akan pergi ke sana. Kami akan sembahyang. Sesudah itu kami kembali kepadamu." Lalu Abraham mengambil kayu untuk kurban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya. Sedangkan ia sendiri membawa api dan pisau di tangannya. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada abraham, ayahnya, "Bapa!" Sahut Abraham, "Ya, anakku." Bertanyalah Ishak, "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk kurban bakaran itu?" Sahut Abraham, "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk kurban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama, dan sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mendirikan mezbah di situ dan menyusun kayu. Kemudian Ishak, anaknya, diikat dan diletakkannya di atas mezbah di atas kayu api itu. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, "Abraham, Abraham!" Sahut Abraham, "Ya Tuhan." Lalu Tuhan bersabda, "Jangan kaubunuh anak itu, dan jangan kau apa-apakan dia, sebab kini Aku tahu, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Abraham lalu menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu 'Tuhan menyediakan'. Sebab itu sampai sekarang dikatakan orang, 'Di atas gunung Tuhan menyediakan.' Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya, "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri - demikianlah sabda Tuhan - Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Dan keturunanmu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah semua bangsa di bumi mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku." Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba. Dan Abraham tinggal di Bersyeba.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat.
(Mzm 115:1-2.3-4.5-6.8-9)
1. Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suara dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya.
2. Tali-tali maut telah melilit aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku; aku mengalami kesesakan dan kedukaan. Tetapi aku menyerukan nama Tuhan. "Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!"
3. Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita maha penyayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya.
4. Tuhan, Engkau telah meluputkan aku dari maut; Engkau telah meluputkan mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:1-8)


"Mereka memuliakan Allah karena telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia."

Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawalah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh, "Percayalah, anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Maka berkatalah beberapa ahli Taurat dalam hatinya, "Ia menghujat Allah!" Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, "Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan, 'Dosamu sudah diampuni' atau mengatakan, 'Bangunlah dan berjalanlah'? Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa," lalu berkatalah Ia kepada si lumpuh, "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itu pun bangun, lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah, karena Ia telah memberi kuasa demikian besar kepada manusia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Ingat heboh dukun cilik Ponari pada awal tahun 2009 di Jombang, Jawa Timur? Ribuan orang rela antre untuk diobati Ponari. Pasien dari berbagai latar belakang penyakit datang berbondong-bondong mengharapkan penyembuhan dari batu petir di tangan Ponari itu. Para pengamat menyebut bahwa heboh Ponari menggambarkan keadaan masyarakat kita yang sedang putus asa dan bingung.

Pada Injil hari ini pun orang-orang datang berbondong-bondong untuk disembuhkan Yesus. Lalu apakah Yesus sama dengan Ponari? Naluri alamiah dari orang-orang yang sakit dan mencari penyembuhan kiranya sama antara zaman Yesus, kemarin, hari ini, maupun besok. Tetapi, Yesus datang tidak pertama-tama untuk menyembuhkan, tetapi untuk mewartakan Kerajaan Allah. Yesus lain sama sekali dengan Ponari. Sebelum menyembuhkan fisik, Yesus lebih dahulu menyembuhkan batin orang, yakni mengampuni dosa. Penyembuhan fisik hanyalah buah dari penyembuhan batin melalui pengampunan dosa yang dianugerahkan Tuhan.

Kita sering mudah tergoda untuk ikut berbondong-bondong apabila ada Misa penyembuhan. Begitulah, Misa-misa penyembuhan begitu laris. Tapi sayangnya, yang penting bagi banyak orang adalah penyembuhannya, bisa gratis lagi, sedangkan Misanya hanya untuk lengkap-lengkap saja. Padahal dalam setiap Misa, apa pun macamnya, selalu menghadirkan Tuhan yang mengampuni dosa kita. Dan bila dosa kita diampuni, bukankah kita telah disembuhkan dari penyakit paling mendasar?


E. Martasudjita, Pr
IB2009

Renungan Pagi

Rabu, 01 Juli 2009

Rabu, 01 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIII

Tuhan tetap peduli, mengasihi dan memelihara setiap orang, juga apabila orang-orang itu tidak masuk hitungan orang terpilih.

Doa Renungan Pagi

Tuhan Yesus, Engkau berkuasa membebaskan setiap orang dari kuasa setan. Bebaskanlah kami ya Bapa, dari setiap kecenderungan yang jahat dan kuatkanlah iman kami. Sebab Engkaulah Tuhan kami, yang berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Hagar dan Ismael diusir, pertama-tama bukan karena kesombongan Hagar, melainkan kecemburuan Sara. Ia takut warisan masa depan Ishak terancam oleh kehadiran Ismael. Abraham baru memenuhi permintaan Sara, isterinya untuk mengusir keduanya, setelah Tuhan sendiri memerintahkan dia untuk berbuat demikian. Dan lagi, Tuhan sendiri memberi jaminan bahwa Ismael akan menjadi ayah dari sebuah bangsa yang besar.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (21:5.8-20)


"Ismael tak mungkin menjadi ahli waris bersama anakku Ishak."


Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya lahir baginya. Ketika Ishak bertambah besar, pada hari ia disapih, Abraham mengadakan perjamuan besar. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa Ismael, anak yang dilahirkan Hagar, wanita Mesir itu, bagi Abraham sedang main dengan Ishak, anak kandungnya. Berkatalah Sara kepada Abraham, "Usirlah hamba wanita itu beserta anaknya, sebab anaknya itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak." Hal ini sangat menyebalkan hati Abraham oleh karena anaknya itu. Tetapi Allah bersabda kepada Abraham, "Janganlah sebal hatimu karena anak dan budakmu itu. Segala yang dikatakan Sara itu haruslah engkau dengarkan, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hambamu itu pun akan Kujadikan suatu bangsa, karena ia pun anakmu." Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan semua itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, dan menyuruhnya pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba. Ketika air di kirbat itu habis, dibuangnyalah anaknya ke bawah semak-semak, dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, katanya, "Aku tidak tahan melihat anakku mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah anaknya dengan suara nyaring. Allah mendengar suara anak itu, lalu malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, katanya, "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anakmu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, angkatlah anakmu itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan menjadikan dia bangsa yang besar." Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur. Ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, dan anaknya ia beri minum. Allah menyertai Ismael, sehingga ia bertambah besar. Ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang tertindas itu berseru, dan Tuhan mendengarkannya.
Ayat.
(Mzm 34:7-8.10-11.12-13)
1. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka.
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangnya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia tak berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Atas kehendak-Nya sendiri Allah telah menciptakan kita dengan kebenaran, agar kita menjadi yang pertama dari ciptaan-Nya.

Dalam perikop ini, kisah dua orang yang kerasukan menghilang dan pusat perhatian dialihkan kepada roh jahat yang menyebut Yesus sebagai Anak Allah dan mengeluh bahwa seharusnya mereka tidak diganggu sampai saatnya tiba. Titik perhatian adalah dialog antara Yesus dan roh jahat. Yesus sendiri mengabulkan permohonan mereka supaya mengirim mereka kepada kawanan babi (binatang najis orang Yahudi).

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:28-34)


"Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"

Pada suatu hari Yesus menyeberang danau Genesaret dan tiba di daerah orang Gadara. Maka datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan, menemui Dia. Mereka itu sangat berbahaya, sehingga tak seorang pun berani melalui jalan itu. Dan mereka itu pun berteriak, katanya, "Apakah urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau datang kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" Tidak jauh dari mereka itu ada sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu minta kepada Yesus, katanya, "Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu." Maka Yesus berkata kepada mereka, "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau, dan mati di dalam air. Para penjaga babi lari, dan setibanya di kota mereka menceritakan segala sesuatu, juga tentang dua orang yang kerasukan itu. Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah berjumpa dengan Dia, mereka mendesak supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Berbuat baik belum tentu mendatangkan pujian. Itulah yang dialami oleh Yesus. Ia berhasil mengusir setan namun justru dimusuhi oleh seluruh penduduk kota yang menganggap bahwa babi-babi lebih berharga daripada jiwa seseorang. Hendaknya hal ini tidak membuat kita putus asa untuk berbuat baik.

Doa Renungan Malam
Tuhan Yesus kami bersyukur atas perlindungan-Mu sepanjang hari ini dan atas setiap peristiwa yang boleh kami alami. Ajarilah kami untuk memaknai hari-hari kami dan menjauhkan diri dari kecenderungan sifat-sifat kami yang jahat, sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.



R U A H




Renungan Pagi

Selasa, 30 Juni 2009, Hari Biasa Pekan XIII

Selasa, 30 Juni 2009
Hari Biasa Pekan XIII

Doa Renungan Pagi

Allah Bapa yang kekal, hari ini Engkau menegur murid-Mu yang takut dan tidak percaya akan kuasa-Mu. Kami pun sering bersikap seperti murid-murid-Mu, kami lebih percaya akan kuasa kegelapan daripada kuasa-Mu sendiri. Tambahkanlah iman kami ya Bapa untuk selalu setia dan percaya kepada-Mu. Beri juga kami perlindungan-Mu hari ini di kala topan dan badai pencobaan melanda keluarga kami. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Kejadian (19:15-29)


"Tuhan menurunkan hujan belerang dan api ke atas Sodom dan Gomora."



15 Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini." 16 Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. 17 Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap." 18 Kata Lot kepada mereka: "Janganlah kiranya demikian, tuanku. 19 Sungguhlah hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku, tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku. 20 Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk lari ke sana; kota itu kecil; izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara." 21 Sahut malaikat itu kepadanya: "Baiklah, dalam hal inipun permintaanmu akan kuterima dengan baik; yakni kota yang telah kau sebut itu tidak akan kutunggangbalikkan. 22 Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana." Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar. 23 Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar. 24 Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; 25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah. 26 Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam. 27 Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu, 28 dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan. 29 Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, mataku tertuju kepada kasih setia-Mu.
Ayat.
(Mzm 26:2-3.9-10.11-12)
1. Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
2. Janganlah mencabut nyawaku bersama-sama orang berdosa, atau memotong hidupku bersama-sama penumpah darah, yang pada tangannya melekat perbuatan mesum, dan tangan kanannya menerima suapan.
3. Tetapi aku ini hidup dalam ketulusan; bebaskanlah aku dan kasihanilah aku. Kakiku berdiri di tanah yang rata; aku mau memuji Tuhan dalam jemaat

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku mengharapkan sabda-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:23-27)


"Yesus bangun, menghardik angin dan danau, maka danau menjadi teduh sekali."

23 Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. 24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. 25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." 26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. 27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dalam pemusnahan atas Sodom dan Gomora karena dosa-dosa yang mereka perbuat, Tuhan berusaha menyelamatkan Lot dan keluarganya. Sayang dalam kisah ini, istri Lot ternyata masih kurang percaya dengan cara Tuhan dalam menyelamatkan mereka. Istri Lot yang berubah menjadi tiang garam karena menoleh ke belakang, menjadi peringatan betapa Tuhan tidak pernah main-main dengan janji-Nya.

Tuhan senantiasa hadir untuk mendatangkan keselamatan, meskipun nampaknya Ia tidur. Karena itu orang yang percaya kepada-Nya tidak akan takut, Tuhan selalu menyertainya.

Angin dan danau pun tunduk perintah Yesus. Yesus memang menguasai segalanya, termasuk alam ini. Di dunia ini tidak ada yang tidak berada di bawah kekuasaan-Nya. Dialah Raja Semesta Alam. Sudahkah kita menempatkan Dia sebagai Raja?


Doa Renungan Malam
Allah Bapa Mahapengasih, berkat kuasa-Mu Engkau meredakan angin ribut di danau. Hari ini kami mengalami ketakutan karena beban hidup kami yang amat berat. Bantulah kami Bapa, kuatkan kami agar sanggup mengatasi beban hidup kami. Kami percaya Engkau selalu beserta kami. Tunjukkanlah jalan hidup kami hanya kepada-Mu, kini dan selama-lamanya. Amin.



R U A H

Renungan Pagi

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy