| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 08 Juni 2010 Hari Biasa Pekan X

Selasa, 08 Juni 2010
Hari Biasa Pekan X
Pw SP Maria, Takhta Kebijaksanaan
St. William; B. Maria Drozte; B. Nikolaus Gresturi

Iman selalu memiliki daya kesaksian. Menghayati iman adalah hidup dalam kebenaran Kristus. Hidup dalam kebenaran Kristus selalu memancar keluar dan membawa terang, sebagaimana Kristus senantiasa menampakkan kemuliaan Bapa-Nya.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, kasih-Mu menjadi rahmat yang luar biasa bagi hidup kami. Saat ini kami ingin menyerahkan segala yang telah terjadi dan akan terjadi sebagai persembahan bagi-Mu. Kami ingin berjalan bersama-Mu dan melakukan segalanya bersama-Mu, terpujilah Engkau untuk selama-lamanya. Amin.

Kita ingin menimbun, menyimpan, dan memberikan jaminan yang aman atas hidup kita sendiri. Adapun Tuhan yang menguasai segala, menghendaki kita untuk ikut memikirkan kebutuhan orang di sekitar kita yang paling mendesak. Kita dapat mengimani kebenaran bahwa Tuhan sungguh berkuasa menentukan rahmat-Nya untuk kita. Dan rahmat-Nya selalu cukup untuk kita.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:7-16)

"Tempat tepungnya tak pernah kosong sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan Nabi Elia."

Pada waktu itu Sungai Kerit menjadi kering, sebab hujan tiada turun-turun di negeri itu. Maka datanglah sabda Tuhan kepada Elia, "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." Maka Elia pun bersiap-siap, lalu pergi ke Sarfat. Ketika ia tiba di dekat gerbang kota, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Elia berseru kepada perempuan itu, "Cobalah ambil daku sedikit air dalam kendi untuk kuminum." Ketika wanita itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi, "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti." Wanita itu menjawab: "Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tiada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, sebentar lagi aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati." Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil daripadanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah sabda Tuhan Allah Israel, Tepung dalam tempayan itu takkan habis dan minyak dalam buli-buli itupun takkan berkurang sampai tiba waktunya Tuhan menurunkan hujan ke atas muka bumi." Maka pergilah perempuan itu, berbuat seperti yang dikatakan Elia. Maka Elia, wanita itu dan anaknya mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti sabda Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.7-8)
1. Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah yang membenarkan daku. Engkau memberi kelegaan kepadaku di saat kesesakan; kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku! Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?
2. Ketahuilah, Tuhan telah memilih bagi-Nya seorang yang Ia kasihi; apabila aku berseru kepada-Nya, Ia mendengarkan. Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hati di tempat tidurmu, tetapi tetaplah tenang.
3. Banyak orang berkata, Siapa akan memperlihatkan yang baik kepada kita? Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak daripada yang mereka berikan di saat mereka kelimpahan gandum dan anggur.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapa-Mu di surga.

Orang beriman diajak untuk memperhatikan pentingnya menempatkan rahmat yang diterimanya dari Tuhan. Hendaknya karunia yang kita terima itu membawa kebahagiaan kita karena kita berani membagikan semuanya itu agar bermanfaat bagi sesama.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)

"Kamu adalah garam dunia."

Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda, "Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Garam diperlukan agar masakan tidak hambar. Garam menyedapkan masakan. Garam juga mengawetkan dan menghindarkan kebusukan. Garam juga berguna untuk mengusir ular, maka waktu kita camping dan mendirikan tenda, di sekitar tenda kita taburi garam agar ular tidak mendekat apalagi masuk ke dalam tenda. Garam juga menjadi tanda kesuburan.

Itulah ternyata identitas kita di mata Yesus. ”Kamu adalah garam!” Jadi, kita ini sudah garam. Yesus tidak mengatakan ”jadilah garam”, melainkan ”kamu adalah garam dunia”. Itu berarti, di mata Yesus, sesungguhnya kita ini memiliki kualitas-kualitas positif yang berguna untuk mengembangkan kehidupan ini menjadi lebih sedap, tidak hambar, mengawetkan, bukan membusukkan; memberi rasa aman dan melindungi, bukan menghancurkan dan mendatangkan kecemasan dan ancaman.

Sudahkan kualitas-kualitas hidup ini berkembang dalam diri kita sebagaimana dinyatakan Yesus kepada kita? Awas, bila kita tidak menghayatinya, bersiaplah untuk dibuang, dan diinjak-injak orang, karena ternyata sebagai garam, kita ini hambar dan tidak berguna karena kita sendiri tidak menyadarinya! Inilah saat yang tepat untuk kembali sadar akan identitas dan jati diri kita yang bercitra positif di mata Yesus!

Ya Yesus, terima kasih atas penyadaran rohani bahwa diriku ternyata memiliki kualitas-kualitas positif yang berguna bagi kehidupan bersama. Semoga aku mampu menghayatinya sehingga diriku pun hadir sebagai tanda rahmat-Mu, melalui perbuatan-perbuatan baikku, kini dan selamanya. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian & Ruah



Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy