| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 11 Mei 2011 Hari Biasa Pekan III Paskah

Rabu, 11 Mei 2011
Hari Biasa Pekan III Paskah

Saya tidak mampu melakukan hal-hal besar, tetapi saya mau melakukan segala sesuatu, bahkan hal-hal remeh, demi kemuliaan Tuhan. (St. Dominikus Savio)


Antifon Pembuka

Semoga lidahku bernyanyi memuji Engkau. Semoga bibirku bersorak bermadah kepada-Mu (Mzm 71:8.23). Alleluya.

Doa Renungan


Tuhan Yesus, sumber sukacita kami, berilah kami sukacita besar hari ini, karena Engkau selalu memelihara dan menjaga hidup kami. Segala keperluan hidup kami telah Kausediakan. Semoga semua ini membuka mata kami dan menggugah hati kami untuk selalu bersyukur kepada-Mu, sumber segala berkat. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Penganiayaan terhadap umat Kristiani awali tidak dapat menghentikan laju pertumbuhan umat dan pewartaan sabda. Filipus, salah satu dari tujuh diakon tersebut justru mewartakan sabda di Samaria. Ia menarik banyak orang dengan pewartaannya dan dengan tanda-tanda, terutama penyembuhan orang yang kerasukan roh jahat dan orang lumpuh.


Pembacaan dari Kisah Para Rasul
(8:1b-8)


"Mereka menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil."

Setelah Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 822
Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; R:1)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.


Yesus memberikan tekanan, bukan lagi pada roti yang diberikan, melainkan Dia sendirilah roti itu. Itulah sebabnya, Yesus mengundang orang banyak untuk datang dan percaya kepada-Nya. Upahnya jelas, barangsiapa datang kepada-Nya, ia tidak akan lapar lagi; dan barangsiapa percaya, ia tidak akan haus lagi.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:35-40)

"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Melihat dan percaya itu dua hal yang saling berhubungan. Seringkali orang mampu percaya dengan sepenuh hati setelah melihatnya dengan mata kepala sendiri. Kepercayaan dan keyakinan menyeruak dari penglihatan inderawi. Orang yang telah melihat Yesus, ia telah melihat Bapa. Namun, kita patut bangga dan bersyukur bila tetap yakin dan percaya kepada Yesus kendati belum pernah melihat-Nya secara fisik. Itulah perwujudan iman sejati di tengah tantangan arus zaman ini.

Doa Malam

Yesus kami percaya bahwa Engkaulah sumber kehidupan kami. Karena itu, hanya kepada-Mulah kami percaya. Engkaulah andalan kami sepanjang hidup kami. Maka ampunilah kami, bila kami tidak selalu datang kepada-Mu. Malam ini kami hendak menyerahkan seluruh hidup kami ke dalam tangan-Mu. Amin.

RUAH

Selasa, 10 Mei 2011 Hari Biasa Pekan III Paskah

Selasa, 10 Mei 2011
Hari Biasa Pekan III Paskah

Kata Yesus kepada mereka: "Akulah Roti Hidup; barangsiapa datang kepada-Ku ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi." (Yoh 6:35)

Doa Renungan

Tuhan Yesus, Engkau menjadikan diri-Mu sebagai roti kehidupanku sepanjang masa. Semoga aku selalu datang kepada-Mu karena percaya akan hidup kekal yang Engkau berikan dalam rupa tubuh dan darah-Mu yang akan aku sambut melalui Ekaristi. Amin.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)

"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat, "Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya." Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus. Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan nyawaku.
Ayat. (Mzm 31:3-4.6.7.8)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntut dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak-sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
3. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:35)
Akulah roti hidup yang turun dari surga, sabda Tuhan; Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:30-35)

"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."

Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus, "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga." Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia." Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Penyerahan hidup adalah sebuah pengorbanan yang total kepada suatu ideologi yang dihayatinya dan kepada orang yang dilayani-dicintainya. Di dalam penyerahan hidup itu, tidak jarang orang mengalami rasa sakit, penderitaan, dan terluka. Oleh karena itu, tidak semua orang bisa melakukan hal ini. Seorang tukang becak yang setia mengayuh becak tanpa kenal lelah mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya adalah sebuah pengorbanan, sebuah penyerahan hidup untuk keluarga. Penyerahan hidup dan pengorbanan menjadi dua hal yang dituntut ada dalam diri umat kristiani jika kita benar-benar bertanggung jawab atas panggilan kita sehari-hari. Inspirasi Sabda Tuhan hari ini meneguhkan iman kita.

Semangat penyerahan hidup seperti itulah yang diperagakan oleh Stefanus dalam bacaan pertama. Stefanus berserah diri ketika menghadapi putusan para anggota Mahkamah Agama dengan berkata, "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Stefanus dipenuhi dengan Roh Kudus dan berani berkorban demi kebenaran iman kepada Yesus. Hal itu ditegaskan dalam Injil Yohanes. Dikisahkan bahwa Yesus menegaskan diri-Nya sebagai Roti Hidup yang turun dari surga. "Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi." Roti hidup itu adalah diri-Nya sendiri yang dikorbankan bagi kita, Roti yang membawa keselamatan bagi manusia. Namun, sayangnya banyak orang bertanya-tanya tentang Dia dan kebenaran yang diucapkan-Nya. Banyak orang tidak mengerti apa yang disampaikan oleh Yesus. Padahal penyerahan hidup Yesus adalah sebuah tindakan totalitas kepada Allah Bapa, seperti diserukan para pemazmur, "Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan nyawaku."

Dari sabda Tuhan hari ini, kita mau belajar seperti Stefanus dan Yesus yang berani menyerahkan hidup sebagai persembahan diri kepada Tuhan. Kerap kali kita kurang berani dan tidak bersemangat dalam melakukan pengorbanan demi suatu panggilan, ideologi ataupun cita-cita yang kita jalani. Lalu kita seperti yang dilakukan para pendengar Yesus dalam Injil hari ini: sikap tidak percaya dan meminta tanda. "Tanda apakah yang Engkau perbuat supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu?" Umat Yahudi meminta tanda pada Yesus, dan semakin tidak percaya kepada-Nya. Kepercayaan adalah dasar untuk beriman dan berinteraksi dengan Tuhan dan sesama. Mari kita bangun kepercayaan di dalam hati kita.

Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. Inspirasi Batin 2011, Renungan Sepanjang Tahun

Senin, 09 Mei 2011 Hari Biasa Pekan III Paskah

Senin, 09 Mei 2011
Hari Biasa Pekan III Paskah


Jadikanlah aku, ya Yesusku, seorang rekan serta, jika tidak dalam seluruh sengsara-Mu, setidaknya dalam sebagian saja (St. Rita Cascia)

Antifon Pembuka


Telah bangkit Gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.


Doa Renungan

Ya Bapa yang maha pengampun, ampunilah kami ya Tuhan, bila dalam kehidupan ini kami sering berdusta, mengungkapkan ketidak-benaran, demi kepentingan diri sendiri. Semoga Roh Kudus-Mu membimbing hidup kami hari ini, sehingga kehidupan kami ditandai dengan buah-buah Roh. Doa ini kami panjatkan dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pelayan baru, diakon Stefanus mengalami pertentangan dengan orang Yahudi yang berbahasa Yunani yang tidak percaya kepada Yesus. Namun mereka tidak sanggup melawan Stefanus yang penuh dengan kuasa dan karunia. Lalu mereka menuduh Stefanus telah menghujat Musa dan Allah.


Pembacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)

"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."

Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:23-24.26-27.29-30)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.


Orang banyak yang telah dikenyangkan oleh roti terus mencari Yesus. Yesus lalu mengingatkan mereka untuk memiliki alasan mendalam untuk mencari Dia. Mereka harus bekerja untuk mendapatkan makanan yang tidak dapat binasa, yang akan diberikan Yesus sendiri. Mereka ditantang untuk percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:22-29)

"Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."

Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Kita adalah para pengikut Kristus. Kita menjadi murid-murid Kristus berkat pewartaan sabda-Nya. Juga berkat suri teladan sesama umat beriman yang menampakkan kehadiran Kristus di dalam dirinya. Motivasi kita sebagai pengikut Kristus ini perlu terus dimurnikan. Kadang kita terlalu menuntut memperoleh karunia Tuhan. Padahal, menjadi pengikut Kristus itu penuh risiko yang bisa mengancam kedudukan, pangkat, bahkan nyawa. Sanggupkah kita setia menghayati semua ini?

Doa Malam


Tuhan Yesus, Engkau telah diutus Allah untuk menjadi santapan surgawi. Semoga dalam kehidupan ini kami tidak melulu mencari makanan jasmani yang membinasakan tetapi lebih mencari makanan yang membawa kepada kehidupan yang kekal. Amin.



R U A H

Minggu, 08 Mei 2011 Hari Minggu Paskah III

Minggu, 08 Mei 2011
Hari Minggu Paskah III

MENGANGKAT BEBAN HIDUP

Antifon Pembuka

Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, bermazmurlah bagi nama-Nya yang mulia, dan gemakanlah pujian-Nya.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami di surga, Engkau selalu membangkitkan daya hidup baru pada umat-Mu. Engkau telah memulihkan martabat kami dan mengangkat kami menjadi putera-puteri-Mu. Semoga kami senantiasa memuji Dikau karenanya, dan semoga kami mendambakan kebangkitan kami dan terlaksananya segala harapan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (2:14.22-33)

"Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi."

Pada hari Pentakosta, bangkitlah Petrus berdiri bersama kesebelas rasul. Dengan suara nyaring ia berkata kepada orang banyak, "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan, mukjizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh dengan tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan-Nya dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan. Karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram. Sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburnya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi, dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu Daud telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 16:1.2a-5.7-8.9-10.11; Ul: 11a)
1. Jagalah aku, ya Allah,
sebab pada-Mu aku berlindung.
Aku berkata kepada Tuhan,
"Engkaulah bagian warisan dan pialaku,
Engkau sendirilah yang meneguhkan
bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberikan nasihat kepadaku,
pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku.
Aku senantiasa memandang kepada Tuhan
karena Ia berdiri di sebelah kananku,
aku tidak akan goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai,
dan tubuhku akan diam dengan tentram;
sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati
dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
4. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Tuhan,
jalan kehidupan;
di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah,
di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:17-21)

"Kamu telah ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda."

Saudara-saudara terkasih, Allah menghakimi semua orang menurut perbuatannya, tanpa pandang muka. Dan Dia itu kamu sebut "Bapa". Maka hendaklah kamu hidup dengan bertakwa selama kamu menumpang di dunia idi. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dan cara hidupmu yang sia-sia, warisan nenek moyangmu Kamu telah ditebus bukan dengan harta yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang amat mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba, yang tak bernoda dan tak bercacat. Kristus telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir ihi, demi kamu. Oleh Dia, kamu percaya kepada Allah. Allah telah membangkitkan Dia dar antara orang mati. Allah pun telah memuliakan Dia. Maka seluruh iman dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 24:32)
Terangkanlah Kitab Suci kepada kami, ya Tuhan Yesus, agar hati kami berkobar-kobar mendengar sabda-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:13-35)

"Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti."

Pada hari Minggu Paskah, dua orang murid Yesus sedang pergi ke sebuah desa bernarna Emaus, yang terletak kira-kira sepuluh kilometer jauhnya dari Yerusalem. Mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak mengenali Dia. Yesus berkata kepada mereka, “Apa yang kamu percakapkan sementara berjalan?’ Maka berhentilah mereka dengan muka heran. Seorang dari mereka, yang bernama Kleopas, balik bertanva, "Adakah Engkau satu-satunya orang pendatang di Yerusalem yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” Bertanyalah Yesus, “Kejadian apa?” Jawab mereka, “Segala yang terjadi dengan Yesus dan Nazaret! Dia itu seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh rakyat. Tetapi para imam kepala dan para pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan Dia. Padahal tadinya kami mengharapkan bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sekarang sudah lewat tiga har sejak semuanya itu terjadi. Beberapa wanita dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, tetapi tidak menemukan jenazah Yesus. Lalu mereka kembali dengan berita bahwa mereka telah melihat malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Lalu beberapa teman kami pergi ke kubur itu dan mendapati bahwa memang benar apa yang dikatakan wanita-wanita itu; tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat.” Lalu berkatalah Yesus kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh! Betapa lamban hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dinubuatkan oleb para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dar Kitab-Kitab Musa sampai dengan Kitab para nabi. Sementara itu mereka mendekati desa yang mereka tuju. Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi kedua murid itu mendesak, katanya, “Tinggallah bersarna dengan kami, sebab hari sudah mulai malain, dan matahari hamnpir terbenam. Maka masuklah Ia untuk tinggal bersama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka, dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus hilang dan pandangan mereka. Maka kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan, dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?’ Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, “Sungguh Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon!” Lalu kedua murid itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagalmana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


ANTARA YERUSALEM DAN EMAUS

Rekan-rekan yang baik!

Injil Hari Minggu Paskah III/A ini (Luk 24:13-35) mengisahkan perjalanan dua orang murid ke Emaus meninggalkan kota Yerusalem tempat angan-angan mereka tentang Yesus pudar. Namun selama perjalanan itu juga mereka memperoleh penjernihan dari orang yang tak dikenal yang tiba-tiba saja menyertai mereka. Baru pada akhir perjalanan itu mereka mengenali siapa sesungguhnya dia. Tetapi saat itu juga ia lenyap dari pandangan mereka. Pengalaman berjumpa dengan dia telah memperkaya mereka. Dan mereka pun bergegas kembali ke Yerusalem mengabarkan pengalaman mereka kepada para murid yang masih berkumpul di sana.

PENTINGKAH LOKASI EMAUS?


Emaus disebut sebagai "dusun" yang letaknya kira-kira 11 km dari Yerusalem. Kerap lokasinya disamakan dengan Emaus yang disebut-sebut dalam 1 Mak 3:40-57; 4:3; 9:50. Di situ pada tahun 166 seb. Masehi terjadi kemenangan perlawanan Yudas Makabe terhadap kekuasaan asing. Peristiwa ini makin menyuburkan perkembangan harapan akan seorang Mesias yang akan membangun kembali kejayaan di masa lampau, semacam gagasan mesianisme politik. Harapan ini bahkan makin tebal ketika gerakan keluarga Makabe dan penerusnya mulai mundur dan tertumpas. Angan-angan seperti itu masih tetap subur pada zaman Yesus. Banyak orang mengira Yesus itu Mesias dalam artian itu. Bahkan banyak di antara murid-murid yang paling terdekat berpendapat demikian. Memang Yesus resminya dihukum mati sebagai pemimpin gerakan politik.

Akan tetapi Emaus yang dibicarakan dalam Kitab Makabe itu letaknya sekitar 30 km sebelah barat laut Yerusalem. Terlalu jauh bagi perjalanan pulang balik dalam satu sore dan malam. Lukas juga menyebut tempat itu jaraknya hanya sekitar 11 km dari Yerusalem. Jadi jelas yang dimaksud bukan Emaus tempat kemenangan gerakan Yudas Makabe dua abad sebelumnya itu. Beberapa tempat lain pernah diduga sebagai Emaus-nya kedua murid tadi. Tetapi tak satu pun bisa dipastikan. Lukas kiranya memang tidak hendak berbicara mengenai lokasi geografis. Boleh diperkirakan ia memakai nama Emaus guna memunculkan asosiasi antara tempat mulai suburnya mesianisme politik dan kenyataan sekarang bahwa tumpuan harapan itu tidak ada lagi karena sudah dihukum mati dan disalibkan (ay. 19-21). Ketimpangan informasi mengenai jarak Yerusalem - Emaus dalam kisah ini (sekitar 11 km) dengan jarak antara Yerusalem - Emaus zaman Makabe dulu (sekitar 30 km) rupa-rupanya sengaja ditampilkan agar pembaca memahami tempat itu bukan dalam artian geografis. Dengan demikian pembaca bisa memahami perjalanan ke Emaus sebagai perjalanan batin menyadari pelbagai distorsi dalam benak masing-masing mengenai siapa Yesus itu. Yesus yang telah bangkit itu menjumpai murid-muridnya dan meluruskan gagasan mereka mengenai dirinya Angan-angan keliru tentangnya hanya membuat hidup suram.

DUA ORANG MURID


Hanya satu dari kedua orang murid disebutkan namanya, yakni Kleopas (Luk 24:18). Mengapa? Ini cara Lukas untuk membuat pembaca ikut serta di dalam kisahnya. Pembaca seakan-akan diajak menjadi murid yang tak disebut namanya itu. Dengan demikian pembaca bisa merasa ikut disapa oleh musafir yang tiba-tiba menyertai perjalanan mereka ke Emaus (ay. 17), "Apa yang sedang kalian percakapkan?" Ditanya demikian, kedua murid itu terhenyak dan menyadari bahwa hingga kini mereka berjalan menuju "cita-cita yang berakhir dengan kekecewaan" itu. Dan muka mereka pun menjadi muram. Kleopas balik bertanya (ay. 18) apa orang itu satu-satunya peziarah di Yerusalem yang tak tahu apa yang terjadi hari-hari itu. Pembaca yang mengidentifikasikan diri dengan murid yang lain yang tak disebut namanya itu dapat ikut serta di dalam pembicaraan tadi. Mungkin reaksinya tak sama dengan yang dikatakan Kleopas. Boleh jadi juga akan hanya diam dan menggagas siapa gerangan orang ini. Dan musafir itu malah bertanya lebih lanjut mengenai apa yang terjadi. Maka mereka pun mulai bercerita mengenai Yesus orang Nazaret. Dengan cara ini Lukas makin mengikutsertakan kesadaran pembacanya dalam pembicaraan mengenai siapa Yesus dari Nazaret itu. Injilnya mempertemukan pembaca dengan sang musafir itu sendiri. Ada baiknya pembaca zaman sekarang juga mengikuti perjalanan itu hingga akhir dan tidak tergesa-gesa memoralisir peristiwa ini. Sebuah kesempatan langka orang dapat mengikuti peristiwa ini dari dalam. Sayang bila segera digantikan dengan pesan-pesan seluhur apapun, dengan maksud saleh manapun.

Bagaimana penerapannya? Kita masing-masing diajak untuk menceritakan pengalaman kita hingga kini mengenai Yesus kepadanya sendiri. Ia menyertai perjalanan kita. Juga perjalanan dalam macam-macam kekecewaan batin yang sebenarnya berasal dari gambaran keliru kita mengenai apa dan siapa tumpuan harapan hidup kita. Juga sikap kurang percaya kita akan didengarkannya seperti ketika ia mendengarkan kecurigaan dua murid itu terhadap kesaksian para perempuan mengenai Yesus (ay. 22-24).

DISERTAI YANG TELAH BANGKIT

Musafir itu menanggapi kisah kedua murid itu dengan berkata (Luk 24:25), "Hai kamu orang bodoh dan lamban pikiran!" Dalam bahasa kita kata-kata ini terasa sebagai celaan. Tapi dalam cara berdiskusi para cendekia di zaman itu, kata-kata seperti itu dimaksud sebagai ajakan untuk bersama-sama memikirkan kembali perkaranya guna menemukan penjelasan yang lebih memuaskan. Pemikiran mana yang hendak ditampilkan di sini?

Dengan merujuk pada nubuat mengenai penderitaan Mesias sebagai jalan ke kemuliaannya Injil hendak mengingatkan pembaca pada pemberitaan sengsara yang pernah sampai tiga kali disampaikan Yesus sendiri kepada para murid (Luk 9:22, 9:33-45; 18:31-34), yakni bahwa ia bakal dimusuhi, menderita dan dibunuh, tetapi akan dibangkitkan pada hari ketiga. Memang tiap kali para murid tak bisa memahami. Tak tecerna oleh mereka mengapa sang Mesias sampai perlu menderita dan bahkan dibunuh, agar mencapai kemuliaannya. Perjalanan dari Yerusalem ke Emaus ditampilkan sebagai penjernihan gagasan para murid - gagasan kita masing-masing - mengenai Yesus. Caranya sederhana. Kedua murid itu diminta mengingat-ingat kembali semua yang sudah pernah didengar tentangnya. Tapi kali ini mereka diajak membaca kembali pengalaman itu dengan pikiran yang merdeka yang tidak dikuasai agenda tersembunyi yang ini atau yang itu. Mereka dihadapkan kepada sumber-sumber kepercayaan yang sejati (ay. 27: "mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi"). Seperti mereka, kita juga diajak agar bersedia berdialog dengan sabda Tuhan sendiri dan membiarkan diri diperkaya olehNya.

Seperti disebutkan nanti dalam ay. 32, mereka berkata satu sama lain "hati kita berkobar-kobar". Yang "berkobar-kobar" biasanya api yang menerangi dan memiliki daya memurnikan logam campuran. Jadi pikiran ("hati") mereka yang tadinya gelap kini terang menyala-nyala dan yang tadinya bercampur baur kini dimurnikan. Murid-murid "terbuka matanya" (Luk 24:31) dan mengerti bahwa Yesus menyertai mereka. Mereka segera berangkat kembali dan membagikan pengalaman mereka kepada murid-murid lain di sana yang belum ikut mengalami kebangkitan Yesus.

MENGENALINYA


Di Emaus "ketika Ia memecah-mecah roti" barulah kedua murid itu mengenali siapa sesungguhnya orang yang menyertai mereka tadi. Baru pada saat itulah mereka menyadari sepenuhnya bahwa orang itu sama dengan dia yang dalam Perjamuan Malam (Luk 22:16 dan 18) mengatakan tidak akan makan dan minum lagi sampai Kerajaan Allah betul-betul datang. Mereka berdua mengalami bahwa kini Yang Ilahi bisa benar-benar hadir di tengah-tengah manusia. Artinya, mereka yang percaya bahwa Yesus telah bangkit juga akan mempercayai kehadirannya di dalam kehidupan mereka. Dan kehadirannya inilah yang memberi harapan yang baru dan wajah yang baru bagi kemanusiaan. Yang diminta dari kita ialah membiarkan kehadirannya makin tampak dan makin biasa dirasakan orang banyak, makin memberi harapan.

Pada saat kedua murid tadi menyadari siapa orang yang mereka ajak datang ke rumah mereka di Emaus - ke dalam kehidupan mereka - saat itu juga Yesus lenyap. Kehadirannya tak dapat mereka kukuhi bagi mereka sendiri. Namun demikian, ada yang tinggal, yakni kebijaksanaan serta kekuatan baru untuk meniti jalan kembali ke Yerusalem dalam terang kobaran "hati" (= pikiran) mereka dan membawakan kabar gembira kepada rekan-rekan mereka yang sedang berkumpul di tempat yang butuh kesadaran baru. Perjumpaan dengan dia yang bangkit bukanlah pengalaman yang menggumpal ke dalam dan tinggal diam. Perjumpaan ini sumber kekuatan yang merebak ke luar dan menyentuh banyak orang.

Bacaan pertama dari Kis 2:14.22-33 menyampaikan kotbah Petrus pada hari Pentakosta kepada semua orang Yahudi dan siapa saja yang berada di Yerusalem. Pada intinya Petrus menegaskan bahwa Yang Mahakuasa telah membangkitkan Yesus orang Nazaret dan dengan demikian ia menjadi Kristus. Maut tidak berkuasa mencengkeramnya. Petrus menandaskan pula bahwa hal ini sudah disadari oleh Daud jauh-jauh hari sebelumnya. Begitulah maka kebangkitan Kristus bukan gagasan para murid Yesus belaka. Kristus kini berbagi daya hidup ilahi - Roh Kudus - dengan mereka yang mengikutinya. Inilah sumber kekuatan mereka. Apa relevansi peristiwa ini bagi orang sekarang? Kebangkitan Kristus telah mengubah hidup umat manusia dari yang dikuasai maut hingga menjadi kehidupan yang dimerdekakan. Dalam keadaan ini besarlah peran orang-orang yang percaya dan mempersaksikan kenyataan iman ini dengan pelbagai cara. Ada yang mewartakannya dengan kata-kata yang menguatkan. Ada yang mempersaksikan dengan perbuatan mengangkat kemanusiaan. Inilah daya Roh Kudus.

Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 07 Mei 2011 Hari Biasa Pekan II Paskah


Sabtu, 07 Mei 2011
Hari Biasa Pekan II Paskah

"Sesungguhnya, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya." (Mzm 33:18)

Doa Renungan

Allah Bapa yang penuh kasih, semoga Putra-Mu yang bangkit hidup di tengah-tengah kami dalam kata-kata dan perbuatan kami. Jadikanlah kami saksi-saksi atas Engkau, yang selalu hendak menganugerahkan hidup. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (6:1-7)

"Mereka memilih tujuh orang yang penuh Roh Kudus."

Di kalangan jemaat di Yerusalem, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia: Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U.Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm 33:1-2.4-5.18-19; R: 22)
1. Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar!
Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur.
Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi,
bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali.
2. Sebab firman Tuhan itu benar,
segala sesuatu yang dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
Ia senang pada keadilan dan hukum;
bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa,
kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya;

Ia hendak melepaskah jiwa mereka dari maut
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.


Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:6)
Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:16-21)

"Para murid melihat Yesus berjalan di atas air."

Setelah mempergandakan roti dan memberi makan lima ribu orang. Yesus mengundurkan diri ke gunung. Ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!" Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tuju.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kehidupan di dunia ini seperti samudra luas dan kita dengan sampan kecil berusaha mengarunginya menuju pelabuhan terakhir hidup ini. Angin kencang persoalan dan ombak ganas tantangan yang menerpa tidak jarang menjadikan sampan hidup kita oleng, bahkan nyaris karam dalam keputusasaan. Dalam situasi itu, kita sering bertanya, ”Di mana Tuhan?”

Tuhan yang penuh kasih tidak pernah meninggalkan kita berjuang sendirian. Dia selalu menghampiri kita dan ingin naik ke dalam sampan hidup kita untuk menyertai kita. Namun, kita justru takut dan ragu untuk membiarkan Yesus masuk dalam sampan hidup kita. Di dalam seluruh situasi hidup kita, biarkan Yesus masuk dalam sampan kehidupan kita dan menguasai hidup kita. Dia akan mengantar kita dengan selamat menuju pelabuhan terakhir hidup kita.

Ya Tuhan, aku begitu angkuh dan sombong sehingga tidak melihat kehadiran-Mu dalam kehidupanku. Masuklah Tuhan dalam sampan hidupku dan antarkan aku ke pelabuhan terakhir hidupku. Bersama-Mu, aku tidak takut. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 06 Mei 2011 Jumat Pertama Dalam Bulan -- Hari Biasa Pekan II Paskah

Jumat, 06 Mei 2011
Jumat Pertama Dalam Bulan -- Hari Biasa Pekan II Paskah


"Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ demikian juga dibuat-Nya, dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki." (Yoh 6:11)


Salib telah diukirkan dalam hidup manusia. Hendak menyingkirkannya, sama dengan mengingkari realitas hidup manusia (Yoh. Paulus II)


Antifon Pembuka

Tuhan, Engkau telah menebus kami dengan darah-Mu dari tiap suku, bahasa, rakyat, dan bangsa, dan Engkau telah menjadikan kami raja dan imam bagi Allah Bapa (Why 5:9-10). Alleluya.

Doa Renungan


Allah Bapa yang Maharahim, semoga kebijaksanaan-Mu mampu menjadi teladan bagi hidup kami. Berkatilah agar kami bijaksana dalam bertindak, bersikap dan mengambil keputusan, sehingga segala sikap hidup kami berlandaskan kasih dan berpegang pada Injil Putera-Mu, Tuhan dan Penyelamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.


Pertimbangan bijaksana diberikan oleh Gamaliel. Dari banyak pengalaman, akhirnya karya manusia hancur. Manusia tidak bisa menghalangi karya Allah, bahkan kalau berani melawannya, orang tersebut melawan Allah. Para rasul sungguh bergembira karena dianggap layak menderita karena nama Yesus.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (5:34-42)


"Para rasul bergembira karena mereka dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus."

Pada waktu itu para rasul sedang diperiksa oleh Mahkamah Agama Yahudi. Maka seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta supaya para rasul itu disuruh keluar sebentar. Sesudah itu ia berkata kepada sidang, "Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul Si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa, dan ia mempunyai kira-kira empat ratus pengikut; tetapi ia dibunuh, lalu cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah Si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap; tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah." Nasihat itu diterima. Sesudah itu para rasul dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus. Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah umat dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14; Ul:1a)

1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b, 2/4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Mukjizat penggandaan roti ini dianggap sebagai pralambang Ekaristi. Tindakan dan kata-kata Yesus dilanjutkan oleh para imam dalam perayaan Ekaristi. Yesus mengambil roti, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada para murid-Nya. Bahasa Yunani untuk “mengucap syukur” adalah “eucharisteo”, yang menjadi akar Ekaristi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes
(6:1-15)


"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak yang duduk di situ, sebanyak mereka kehendaki."

Pada waktu itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paska, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, sehingga mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya, "Di sini ada seorang anak, yang membawa lima roti jelai dan mempunyai dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Ada pun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia!" Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Sikap empati, peduli, dan berbagi itu akan meringankan beban hidup bersama. Masing-masing orang merasa saling membutuhkan satu sama lain. Memang, tidak ada orang yang mampu hidup sendiri tanpa peranan orang lain. Justru, jika mampu meringankan beban sesama, seseorang akan menemukan wujud jati dirinya dengan sempurna. Itulah ungkapan persaudaraan dalam peziarahan hidup di dunia ini. Betapa indahnya hidup bersama sebagai saudara.

Doa Malam


Allah, Bapa yang Mahabaik, kasih-Mu senantiasa melimpah dan membahagiakan kami, bagaikan sungai yang mengalir tiada henti. Ampunilah kami yang kurang bersyukur dan berterima kasih, karena kami hanya mengikuti dan mencari kepuasan diri. Curahkanlah rahmat pertobatan dan anugerah belas kasih-Mu memenuhi hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


R U A H

Renungan

Masih segar dalam ingatan Thomas ketika dia mengalami kesulitan dana untuk menyelesaikan skripsinya. Saat itu Thomas benar-benar kehabisan akal bagaimana mengatasi kesulitan yang benar-benar menyesakkan dada itu. Ayahnya baru saja meninggal dunia. Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Dua orang adiknya sedang menyelesaikan studi mereka di SMP dan SMA. Pada suatu kesempatan, Thomas menceritakan kesulitannya kepada teman kuliahnya, Joni. Thomas berkata, "Mau gak mau aku harus berhenti kuliah untuk sementara waktu dan harus kerja."

Joni kemudian menyampaikan kesulitan Thomas kepada orang tuanya. Kemudian orang tua Joni tergerak hatinya untuk menolong Thomas. Thomas benar-benar bersyukur atas bantuan yang diterimanya dari orang tua Joni.

Setelah lulus, Thomas bekerja di sebuah perusahaan swasta. Setiap bulan, Thomas menyisihkan sedikit dari gajinya untuk meringankan biaya sekolah anak-anak yang dikelola oleh Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi Paroki. "Dengan memberi aku tidak akan kekurangan. Dengan memberi aku bersyukur atas semua yang Tuhan berikan padaku. Dengan memberi aku benar-benar mengalami berkat Tuhan," itulah keyakinan yang tertanam kuat dalam diri Thomas.

Kita sering berpikir bahwa memberi berarti menunggu ada sisa. Namun, berbeda dengan sikap Yesus yang memberi sesamanya dari rasa syukur. Yesus memberi makan lima ribu orang karena Dia mengucap syukur atas apa yang ada, yaitu lima roti jelai dan dua ikan. Dan mukjizat pergandaan roti pun terjadi.

Kita biasanya lebih mudah mengeluh dan merasa bahwa diri kita sendiri belum cukup bagaimana mungkin kita bisa berbagi kepada orang lain. Padahal dalam iman, kita mesti percaya bahwa Tuhan terus-menerus melakukan karya agung-Nya. Mukjizat selalu terjadi asal kita bersyukur. Semoga kita semakin bertumbuh dalam rasa syukur karena percaya bahwa Tuhan terus-menerus melakukan karya-karya agung-Nya kepada kita setiap saat.

Ya Tuhan, aku percaya Engkau terus melakukan karya agung-Mu di dalam hidupku. Ajarilah aku untuk bersyukur atas semua yang telah Engkau lakukan bagiku sehingga aku mau berbagi hidup kepada sesamaku. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Haria

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy