| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 18 November 2013 Hari Biasa Pekan XXXIII

Senin, 18 November 2013
Hari Biasa Pekan XXXIII
 
“Tujuan kehidupan yang berkebajikan ialah menjadi serupa dengan Allah” (St. Gregorius dari Nisa)
 
Antifon Pembuka (bdk. Yoh 8:12)
 
Akulah cahaya dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, sering kami menangis-nangis mencari-cari kebahagiaan, tujuan hidup kami yang tak dapat kami lihat. Perkenankanlah kami bertemu dengan orang-orang yang bersedia mengantar kami kepada-Mu. Kasihanilah kami dan semoga kami dengan gembira dapat mengakui, bahwa Engkaulah pembawa keselamatan dan penghiburan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Makabe (1:10-15.41-43.54-57.62-64)
 
"Kemurkaan hebat menimpa umat."

Pada masa itu tampillah di Israel seorang raja yang berdosa, yaitu Antiokhus Epifanes, putera Raja Antiokhus. Ia pernah menjadi sandera di Roma. Antiokhus Epifanes itu menjadi raja dalam tahun seratus tigapuluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani. Pada masa itu tampillah dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata, “Marilah kita mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa sekeliling kita. Sebab sejak kita menyendiri, maka kita ditimpa banyak malapetaka.” Usul itu diterima baik. Mereka diberi hak oleh raja untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain. Kemudian mereka itu membangun sebuah gelanggang olah raga di Yerusalem menurut adat istiadat bangsa-bangsa lain. Mereka pun memulihkan kulup mereka dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus. Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat. Beberapa waktu kemudian Raja Antiokhus Epifanes menulis sepucuk surat perintah untuk seluruh kerajaan, bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa. Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri. Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu. Juga dari Israel ada banyak orang yang menyetujui pemujaan raja. Dipersembahkanlah oleh mereka kurban kepada berhala dan hari Sabat dicemarkan. Pada tanggal limabelas bulan Kislew dalam tahun 145 raja menegakkan patung berhala keji di atas mezbah kurban bakaran di bait Allah. Dan di semua kota di seluruh Yehuda mereka dirikan pula mezbah pemujaan berhala. Pada pintu-pintu rumah dan di lapangan-lapangan dibakar kurban. Kitab-kitab Taurat yang diketemukan disobek-sobek dan dibakar habis. Jika pada salah seorang terdapat Kitab Perjanjian atau jika seseorang berpaut pada hukum Taurat, ia dihukum mati oleh pengadilan raja. Namun demikian ada banyak orang Israel yang tetap teguh hatinya dan bertekad untuk tidak makan sesuatu yang haram. Mereka lebih suka mati daripada menodai diri dengan makanan semacam itu dan dengan demikian mencemarkan perjanjian kudus. Dan mereka mati juga. Kemurkaan yang hebat sekali menimpa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hidupkanlah aku, ya Tuhan, supaya aku berpegang pada perintah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:53.61.134.150.155.158)
1. Aku menjadi gusar terhadap orang-orang fasik, yang meninggalkan Taurat-Mu. Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.
2. Bebaskanlah aku dari pemerasan manusia, supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu.
3. Orang-orang yang mengejar aku dengan maksud jahat sudah mendekat, mereka menjauh dari hukum-Mu.
4. Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik, sebab mereka tidak mencari ketetapan-ketetapan-Mu!
5. Melihat para pengkhianat aku merasa muak, karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia akan mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:35-43)
 
"Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu? Tuhan, semoga aku melihat."
 
Ketika Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta duduk di pinggir jalan dan mengemis. Karena mendengar orang banyak lewat, ia bertanya, “Ada apa itu?” Kata orang kepadanya, “Yesus, orang Nazaret, sedang lewat.” Maka si buta itu berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Orang-orang yang berjalan di depan menyuruh dia diam. Tetapi semakin kuat ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka Yesus pun berhenti dan menyuruh orang mengantar dia kepada-Nya. Ketika si buta itu sudah dekat, Yesus bertanya kepadanya, “Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu?” Jawab orang itu, “Tuhan, semoga aku melihat!” Maka saat itu juga ia melihat, lalu mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat menyaksikan peristiwa itu dan memuji-muji Allah.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Fenomena tentang mukjizat berlangsung terus hingga saat ini dalam kehidupan beriman kita. Ada begitu banyak orang yang sedang mengalami penderitaan dan sakit, di samping mereka melakukan upaya pengobatan medis, juga dengan penuh berharap mencari keajaiban-keajaiban yang terjadi melalui tokoh-tokoh tertentu yang dianggap memiliki karunia penyembuhan. Hal ini sangatlah manusiawi, namun secara teologis kita bisa berefleksi serius tentang hal ini.

”Imanmu telah menyelamatkan”, itulah kata Yesus kepada orang buta yang berseru-seru ”Yesus Anak Daud, kasihanilah aku!” Mukjizat terjadi pertama-tama bukan saja tergantung dari si pembuat mukjizat, dalam hal ini adalah Yesus, namun juga dari pihak si pemohon. Dibutuhkan iman yang penuh ketika kita memohon kepada Allah.

Mukjizat bukanlah pertama-tama suatu perbuatan ajaib dan spektakuler. Mukjizat adalah suatu tanda kasih Allah kepada kita. Yesus melakukan begitu banyak tanda-tanda ajaib untuk meneguhkan iman orang agar orang mau percaya kepada Allah dan mencintai-Nya. Kalau orang hanya berhenti pada pelepasan atas penderitaannya, tentu saja bukan itu tujuan utama Yesus melakukan mukjizat. Tujuan utama kita memohon mukjizat terjadi adalah supaya kehendak Allah terlaksana dalam diri kita dan kasih-Nya dinyatakan kepada manusia. Mukjizat masih terus terjadi hingga saat ini, karena Allah mencintai kita terus tanpa henti. Mohonlah dengan penuh iman.

Tuhan, aku rindu menantikan mukjizat-Mu terjadi sebagai tanda cinta-Mu yang terus-menerus hingga saat ini kepadaku. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy