| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 29 Juli 2013 Peringatan Wajib Sta. Marta, Maria, dan Lazarus, Sahabat Tuhan

Senin, 29 Juli 2013
Peringatan Wajib Sta. Marta, Maria, dan Lazarus, Sahabat Tuhan
 
Marta dan Maria adalah dua bersaudara, bukan hanya di dalam daging tetapi juga bersaudara di dalam kesucian -- St. Agustinus
        
Antifon Pembuka (Luk 10:38)

Yesus memasuki sebuah dusun dan seorang wanita bernama Marta menyambut-Nya ke dalam rumahnya.

Doa Pagi

Bapa, dengan perantaraan Musa Engkau mendidik Israel untuk setia kepada-Mu. Ajarilah aku untuk selalu percaya dan setia kepada-Mu terutama di saat-saat yang sulit dalam hidupku. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (32:15-24.30-34)
  
"Bangsa itu telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas."
  
Waktu itu Musa dan Yosua turun dari Gunung Sinai. Musa membawa di kedua tangannya kedua loh hukum Allah. Loh-loh itu bertulis pada kedua sisinya sebelah-menyebelah. Kedua loh itu telah dibuat oleh Allah dan tulisannya adalah tulisan Allah, digurat pada loh-loh itu. Ketika Yosua mendengar sorak-sorai bangsa Israel, berkatalah ia kepada Musa, "Kedengaran bunyi sorak peperangan di perkemahan!" Jawab Musa, "Bukan nyanyian kemenangan, bukan pula nyanyian kekalahan, melainkan nyanyian berbalas-balasan, itulah yang kudengar." Ketika sudah dekat perkemahan dan melihat anak lembu serta orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa. Dibantingnya kedua loh itu dan dihancurkannya pada kaki gunung. Kemudian diambilnya patung anak lembu buatan mereka itu, lalu dibakarnya dalam api, digilingnya sampai halus dan ditaburkannya ke atas air, dan orang Israel disuruh meminumnya. Lalu berkatalah Musa kepada Harun, "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa sebesar itu kepada mereka?" Jawab Harun, "Janganlah Tuanku marah. Engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata. Mereka berkata kepadaku, 'Buatlah allah bagi kami, yang akan berjalan di depan kami, sebab mengenai Musa, yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir, kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dia.' Lalu aku berkata kepada mereka, 'Barangsiapa mempunyai emas, hendaklah menanggalkannya.' Semua emas itu mereka berikan kepadaku; aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini." Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu, "Kalian telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap Tuhan, mungkin aku dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu." Lalu kembalilah Musa menghadap Tuhan dan berkata, "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu. Dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." Maka Tuhan bersabda kepada Musa, "Barangsiapa berdosa terhadap-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku. Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu. Di depanmu akan berjalan malaikat-Ku. Tetapi pada hari pembalasan-Ku, Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 106:19–20.21–22.23; R:1a)
1. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan, mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
2. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
3. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Lewat perumpamaan tentang biji sesawi, Yesus mengajarkan bahwa hal-hal besar dan luar biasa mungkin datang dari permulaan yang kecil dan sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)
 
"Biji sesawi itu menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya."

Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dalam Injil hari ini, Yesus menyampaikan perumpamaan tentang Kerajaan Allah. Dalam perumpamaan ini, Kerajaan Allah dimengerti sebagai realitas atau suasana yang membuat nyaman, damai dan tenteram. Suasana tersebut membuat orang merasa enak betah berada di dalamnya. Seperti burung yang terlindung dengan nyaman dalam cabang-cabang pohon sesawi yang bertumbuh besar dan seperti ragi yang meresap dalam tepung terigu sehingga akan menjadi roti yang enak dinikmati. Suasana yang damai dan nyaman sangat penting untuk diciptakan. Semua orang perlu dan membutuhkan suasana tersebut karena dalam suasana tersebut orang bisa berkembang dan menikmati kebaikan Allah.

Mewartakan dan mewujudkan Kerajaan Allah di tengah-tengah masyarakat adalah tugas dan panggilan kita semua sebagai pengikut Kristus. Sesuai dengan keberadaan dan kemampuan masing-masing, kita dipanggil untuk membangun suasana damai. Kedamaian dalam lingkup yang besar seperti masyarakat dan negara akan tercapai kalau dari masing-masing pribadi yang menjadi bagiannya mengupayakan perdamaian. Damai mulai dari diri kita sendiri kemudian berkembang dalam masyarakat dan negara. Marilah kita, memantapkan kemauan dan secara kreatif mengupayakan perdamaian dalam kehidupan sehari-hari.

Ya Allah, mampukan aku untuk ambil bagian dalam menghadirkan Kerajaan-Mu di tengah kehidupan masyarakat. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kobus: Biarlah Terjadi




silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 28 Juli 2013 Hari Minggu Biasa XVII

Minggu, 28 Juli 2013
Hari Minggu Biasa XVII

"Doa Tuhan adalah kesimpulan seluruh Injil" (Tertulianus, or. 1). "Ketika Tuhan mewariskan kepada kita rumusan doa ini, Ia menambahkan pula: "Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Luk 11:9). Jadi setiap orang dapat menyampaikan pelbagai macam doa ke surga seturut kebutuhannya; tetapi ia harus selalu mulai dengan doa Tuhan, yang merupakan doa utama" (Tertulianus, or. 10). --- Katekismus Gereja Katolik, 2761

Antifon Pembuka (Mzm 67:6.7.36)

Allah bersemayam di tempat-Nya yang kudus. Dialah yang menghimpun umat-Nya dalam rumah-Nya. Dia sendirilah yang memberi kekuatan dan keberanian kepada umat-Nya.

Doa Pagi

Allah Bapa kami di surga, kami berdoa, namun iman kami terlalu kecil, perhitungan kami lebih besar daripada harapan kami. Letakkanlah sabda Yesus pada lisan kami. Ajarilah kami berdoa seperti para murid-Nya. Maka nama-Mu akan kami puji dan kerajaan-Mu akan datang. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (18:20-33)
 
"Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata."
 
Sekali peristiwa bersabdalah Tuhan kepada Abraham, “Sesungguhnya, banyaklah keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora, dan sesungguhnya sangat beratlah dosanya. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya.” Lalu berpalinglah orang-orang itu dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan Tuhan. Abraham datang mendekat dan berkata, “Apakah Engkau akan membinasakan orang benar bersama dengan orang fasik? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan membinasakan tempat itu? Tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” Tuhan berfirman, “Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu demi mereka.” Abraham menyahut, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu. Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?” Tuhan bersabda, “Aku takkan memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana.” Lagi Abraham melanjutkan perkataannya, “Sekiranya empat puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian demi yang empat puluh itu.” Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian jika Kudapati tiga puluh di sana.” Kata Abraham lagi, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku tidak akan memusnahkannya demi yang dua puluh itu.” Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?” Jawab Tuhan, “Aku takkan memusnahkannya demi yang sepuluh itu.” Lalu pergilah Tuhan, setelah selesai bersabda kepada Abraham. Dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2bc-3.6-7ab.7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-mu dengan segenap hati, sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu, aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tuhan itu tinggi, namun Ia memperhatikan orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh. Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku, terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu.
4. Tangan kanan-Mu menyelesaikan segalanya bagiku. Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (2:12-14)
 
"Kamu telah dihidupkan Allah bersama dengan Kristus, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran."
 
Saudara-saudara, bersama Kristus kamu telah dikuburkan dalam pembaptisan, dan bersama Dia kamu juga turut dibangkitkan oleh kepercayaanmu akan karya kuasa Allah, yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati. Dahulu kamu mati karena pelanggaranmu dan karena tidak disunat secara lahiriah. Tetapi kini Allah menghidupkan kamu bersama Kristus sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita. Surat hutang yang oleh ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita, telah dihapuskan-Nya dan ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mzm 8:15)
Kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, "Abba, ya Bapa."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:1-13)
 
"Mintalah, maka kamu akan diberi."
 
Pada waktu itu Yesus sdang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-muridnya.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami, sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” Lalu kata-Nya kepada mereka, “Jika di antara kamu ada yang tengah malam pergi ke rumah seorang sahabat dan berkata kepadanya, ‘Saudara, pinjami aku tiga buah roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku, dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya’, masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab, ‘Jangan mengganggu aku; pintu sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur. Aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepadamu’. Aku berkata kepadamu: Sekalipun dia tidak mau bangun dan tidak mau memberikan sesuatu meskipun ia itu sahabatnya, namun karena sikap sahabatnya yang tidak malu-malu itu, pasti ia akan bangun dan memberikan apa yang dia perlukan. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk akan dibukakan pintu. Bapa manakah di antara kamu, yang memberi anaknya sebuah batu kalau anak itu minta roti? Atau seekor ulat, kalau anaknya minta ikan? Atau kalajengking, kalau yang diminta telur? Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

 
Renungan

Suatu berita baik, murid-murid meminta Yesus untuk mengajari berdoa. Mereka ingin berdoa secara baik dan benar. Mengapa itu disebut kabar baik? Pertama, karena para murid meminta pengajaran pada orang yang tepat. Yesus adalah orangnya. Yesus adalah Guru doa. Yesus mengerti benar apa itu doa dan bagaimana harus berdoa secara baik dan benar. Karena Dia adalah seorang Pendoa. Bagi Yesus doa adalah napas kehidupan-Nya. Tidak berdoa berarti kehilangan napas alias mati. Oleh karenanya doa bagi-Nya bukan sambilan, mengisi waktu kosong atau kalau sempat. Bukan! Doa merupakan dasar untuk menghayati kehidupan.

Tidak mengherankan, bila Yesus berdoa sampai semalam-malaman. Ini tentu mengherankan. Karena terkadang kita tidak betah berdoa agak lama. Mengapa Yesus bisa sampai seperti itu? Karena Yesus menghayati doa sebagai saat teduh; saat untuk berkomunikasi, berelasi dan bersekutu dari hati ke hati dengan Allah Bapa-Nya. Saat cinta seperti itu lamanya waktu tidak menjadi perhitungan lagi. Coba perhatikan saja, relasi orang yang tengah saling mencintai, semua akan berjalan dengan mudah nan indah.
Kedua, belajar rendah hati. Manusia pada dasarnya tidak bisa berdoa, bila tidak ditolong oleh Allah sendiri dalam Roh-Nya. Ini harus kita akui. Berdoa memang sebuah tindakan manusiawi tetapi sekaligus ilahi. Dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan diri sendiri manusia tidak sampai pada Allah. Oleh karena itu,"Kerendahan hati adalah dasar doa, karena 'kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa' (Roma 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati" (Katekismus Gereja Katolik, 2559).

Kita tahu pula bahwa berdoa itu bukan mendikte atau memaksa Tuhan agar kemauan atau kehendak kitalah yang terlaksana. Doa yang baik adalah doa yang penuh kepasrahan, biarlah kehendak Tuhan yang terjadi. Sta. Teresia dari Lisieux pernah memberi teladan dalam doanya demikian, "O, Allahku, aku ingin melaksanakan kehendak-Mu sepenuhnya dan mencapai kemuliaan yang sudah Kausiapkan bagiku kerajaan-Mu. Singkatnya, aku mau menjadi kudus, namun aku merasa ketidaksempurnaanku dan aku mohon kepada-Mu, O, Allahku agar Engkau sendiri sudi menjadi kekudusanku."

Betapa indah doa dengan kerendahan hati itu. Bukan hanya indah untuk didengarkan tetapi untuk diteladani. Selain itu, doa dengan penuh kerendahan hati, memudahkan Allah untuk berkarya dan melaksanakan kehendak-Nya. Maka, dari ini kita dapat bercermin, jangan-jangan doaku tidak diberkati karena selama ini aku berdoa masih diselipi kesombongan. Karena itu, menyangkal diri merupakan tindakan askese yang tidak pernah boleh berhenti bagi seorang pendoa.

Ketiga, doakanlah doa Bapa Kami. Kita tidak diminta oleh Yesus untuk membaca atau menghafal doa Bapa Kami, tetapi diminta untuk mendoakannya. Ada godaan atau kecenderungan orang melafalkan doa Bapa Kami dengan cepat, mekanis dan tanpa sadar menghambur keluar begitu saja dari mulut. Ketika ditanya, kenapa begitu? Oh, saya sudah hafal di luar kepala. Bahkan, bisa jadi juga di luar hati. Lalu apakah itu masih dapat disebut sebagai doa? Saya kira, bukan!

Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus memang singkat. Karena Allah tidak senang orang berdoa dengan bertele-tele. Kita perlu mengerti, bukan banyaknya kata-kata yang perlu dalam doa, tetapi banyaknya cinta yang dikurbankan dalam doa. Dengan cinta orang dapat memuji kekudusan Tuhan. Selain itu, dengan cinta manusia tahu apa yang dibutuhkannya. Kerajaan cinta, kebutuhan makanan yang secukupnya dan pengampunan merupakan kehendak-Nya.

Itulah yang harus menjadi kesadaran ketika kita berdoa kepada Tuhan. Doa yang demikian akan menjadi efektif dan revolutif. Artinya, doa itu akan mendorong dan menggerakkan orang untuk bekerja sama dengan Tuhan di dalam membangun kerajaan-Nya tanpa henti. Betapa kita masih terus belajar untuk berdoa.

Maka, betapa penting setiap saat akan berdoa kita menyebut dan memohon, "Tuhan, ajarilah kami berdoa sesuai dengan yang Engkau kehendaki!"
 
RP. Andreas Yudhi Wiyadi, O.Carm

Sabtu, 27 Juli 2013 Hari Biasa Pekan XVI

Sabtu, 27 Juli 2013
Hari Biasa Pekan XVI

“Teguran diberikan tidak dengan membatasi diri, itulah pertanda bahwa orang sungguh mencintai” (St. Yohanes Krisostomus)

Antifon Pembuka (Mzm 50:15)

Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan engkau dan engkau akan memuliakan Daku.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang mahaluhur, kebaikan, kebijaksanaan, dan kesabaran-Mu melintasi segala pengertian kami. Kami mohon, bebaskanlah kami dari kepicikan; berilah kami kesabaran terhadap diri kami serta sesama, karena kami percaya bahwa Engkau selalu mengarahkan segala sesuatu kepada kebaikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Lewat kurban persembahan umat Israel berjanji menaati perintah Allah dengan sungguh. Mereka mau melaksanakan sabda Allah dalam hidup mereka.

Bacaan dari Kitab Keluaran (24:3-8)
 
"Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kalian."
 
Ketika Musa turun dari Gunung Sinai dan memberitahukan kepada umat segala sabda dan peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak, “Segala sabda yang telah diucapkan Tuhan itu akan kami laksanakan.” Musa lalu menuliskan segala sabda Tuhan itu. Keesokan harinya, pagi-pagi, didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. Kemudian disuruhnyalah beberapa pemuda Israel mempersembahkan kurban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan. Sesudah itu Musa mengambil darahnya sebagian. Lalu ditaruhnya ke dalam pasu; sebagian lagi darah itu dituangkannya di atas mezbah. Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya, dan bangsa itu mendengarkan. Lalu mereka berkata, “Segala sabda Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati.” Kemudian Musa mengambil darah itu dan memercikkannya kepada umat seraya berkata, “Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kalian berdasarkan segala sabda ini.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Persembahkanlah kurban pujian kepada Allah.
Ayat. (Mzm 50:1-2.5-6.14-15)
1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.
2. ”Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!” Maka langit memberitakan keadilan-Nya: Allah sendirilah Hakim!
3. Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi. Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Daku.”

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (bdk. Yoh 6:63)
Sabda-Mu, Tuhan, adalah Roh dan hidup. Pada-Mulah sabda kehidupan abadi.

Dalam hidup ini Tuhan memberi kesempatan kepada kita untuk menjadi benih yang baik. Bertumbuh dn berbuahlah dengan baik, karena panen akan tiba.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:24-30)
 
"Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba."

Pada suatu hari Yesus membentangkan suatu perumpamaan kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya, menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu dan berkata kepadanya, ‘Tuan, bukankah benih baik yang Tuan taburkan di ladang Tuan? Dari manakah lalang itu?’ Jawab tuan itu, ‘Seorang musuh yang melakukannya!’ Lalu berkatalah para hamba itu, ‘Maukah Tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?’ Tetapi ia menjawab, ‘Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kalian mencabut lalangnya. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba. Pada waktu itu aku kan berkata kepada para penuai, ‘Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Tuhan begitu sabar dengan kita, manusia. Ia memberi kesempatan kepada kita untuk bertumbuh dan menghasilkan buah yang baik. Tuhan bagaikan tuan kebun yang memberi kesempatan benih lalang dan benih gandum tumbuh bersama. Tetapi akhirnya semua itu akan dipertanggungjawabkan pada hari akhirat.

Doa Malam

Ya Yesus, asal segala kebaikan, melalui sabda-Mu Engkau menghendaki agar aku bertumbuh dalam kebaikan dan kebenaran serta mau belajar berbuat baik terhadap sesamaku, namun aku juga mudah jatuh dalam godaan. Ampunilah aku, dan bantulah aku untuk bangkit kembali. Amin.


RUAH

Jumat, 26 Juli 2013 Peringatan Wajib St. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria

Jumat, 26 Juli 2013
Peringatan Wajib St. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria

Roh Kudus mengajar kita, supaya merayakan liturgi dalam penantian akan kedatangan Kristus kembali; dengan demikian ia mendidik kita berdoa dalam harapan. Doa Gereja dan doa pribadi memperkuat harapan di dalam kita. Terutama mazmur-mazmur dengan bahasanya yang konkret dan kaya-raya mengajar kepada kita, supaya menaruh harapan kita kepada Allah: "Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong" (Mzm 40:2). "Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan" (Rm 15:13). ---- Katekismus Gereja Katolik, 2657

Antifon Pembuka

Marilah kita menghormati Santo Yoakim dan Santa Anna pada peringatan kelahiran mereka. Mereka telah menerima berkat dari Allah bagi segala bangsa.

Doa Pagi

Bapa yang Mahabaik, aku bersyukur kepada-Mu atas kedua orang tuaku. Melalui mereka aku ada. Melalui mereka Engkau senantiasa mendidik dan membimbingku. Aku mohon segala rahmat dan belas kasihan bagi kedua orang tuaku. St. Yoakim dan Sta. Anna, doakanlah kedua orang tuaku dan segenap anggota keluarga. Amin.

Bacaan dari Kitab Sirakh (44:1.10-15)
 
"Nama mereka hidup terus turun-menurun."

Kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para nenek moyang kita menurut urut-urutannya. Tetapi yang berikut ini adalah orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa; semuanya tetap tinggal pada keturunannya sebagai warisan baik yang berasal dari mereka. Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya. Keturunan mereka akan tetap tinggal untuk selama-lamanya, dan kemuliaannya tidak akan dihapus. Dengan tenteram jenazah mereka ditanamkan, dan nama mereka hidup terus turun-temurun. Bangsa-bangsa bercerita tentang kebijaksanaannya, dan pujian mereka diwartakan jemaah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam.
Ayat. (Mzm 132:11.13-14.17-18; R: Luk. 1:32a)
1. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya: "Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu;
2. Sebab Tuhan telah memilih Sion, mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya: "Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.
3. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, Aku akan menyediakan sebuah pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kukenakan pakaian penuh malu, tetapi di atas kepalanya akan bersemarak mahkotanya."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:16-17)
 
"Banyak nabi dan orang saleh telah rindu melihat yang kamu lihat."
 
Akan tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Hari ini Gereja memperingati St. Yoakim dan Anna, orangtua Santa Perawam Maria. Secara singkat, merasa dapat digambarkan sebagai orangtua yang sederhana tetapi setia dan taat kepada Tuhan. Dari keluarga yang sederhana ini, lahir dan berkembang Bunda Maria yang dipilih Allah untuk menjadi Bunda Yesus. Allah melakukan perbuatan-Nya yang besar lewat orang-orang yang hidupnya sederhana. Dalam kesederhanaan, seseorang bisa lebih mudah untuk melihat perbuatan-perbuatan baik Allah. Dalam kesederhanaan, seseorang justru semakin kuat dalam iman, harapan dan kasih kepada Tuhan.

Melalui Injil hari ini, Yesus menyampaikan adanya orang-orang yang sulit untuk mendengar, mengerti dan memahami Dirinya serta perbuatan-perbuatan besar Allah yang telah dibuat-Nya. Mereka mendengar tetapi tidak mengerti dan melihat tetapi tidak menanggap. Oleh karena itu, Yesus perlu esktra keras dan penuh kesabaran untuk mengajar mereka. Banyak cara digunakan-Nya termasuk dengan penggunaan perumpamaan. Semoga kita tidak menjadi kelompok orang-orang yang sulit untuk mendengarkan dan merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, dibutuhkan suatu kesederhanaan dan kerendahan hati di hadapan Allah supaya kita mampu mendengarkan dan senantiasa merasakan kehadiran-Nya.

Ya Allah, aku mohon ampun jika aku kurang peka terhadap kehadiran-Mu. Semoga Engkau berkenan membuka mata dan hatiku selalu sehingga aku menerima dan merasakan kehadiran-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 25 Juli 2013 Pesta Santo Yakobus, Rasul

Kamis, 25 Juli 2013
Pesta Santo Yakobus, Rasul
   
Dalam jangka waktu berabad-abad iman Israel dapat mengembangkan kekayaan, yang terungkap dalam wahyu nama Allah, dan dapat menyelaminya. Allah itu Esa; di samping Dia tidak ada Allah lain Bdk. Yes 44:6.. Ia agung melebihi dunia dan sejarah. Ia menciptakan langit dan bumi: "Semuanya akan musnah, tetapi Engkau tetap sama, hidup-Mu tak akan berakhir" (Mzm 102:27-28). Padanya "tidak ada perubahan dan tidak ada kegelapan" (Yak 1:17). Dialah "YANG ADA" dari dahulu dan untuk selama-lamanya dan dengan demikian Ia tetap setia kepada Diri sendiri dan kepada perjanjian-Nya. --- Katekismus Gereja Katolik, 212

Antifon Pembuka (Mat 4:18.21)

Ketika Yesus berjalan di pantai Danau Galilea, Ia melihat Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya. Mereka sedang memperbaiki jala dan Yesus memanggil mereka.

Doa Pagi


Ya Allah, telah nyata yang kami alami seperti yang dikatakan Rasul Paulus bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari pada-Mu. Semoga keyakinan ini memberi cahaya terang dan keadilan juga bagi semua orang yang menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan berumah tangga, berkomunitas, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan kekuatan Roh-Mu sendiri. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Kekuatan pelayanan berasal dari Allah. Sebagai pelayan kita harus siap mengalami kematian di dalam Kristus dan hidup di dalam Dia. Semuanya ini menghantar kita kepada ucapan syukur demi kemuliaan Allah.


Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (4:7-15)
 
"Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami."
 
Saudara-saudara, harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami yang masih hidup ini terus-menerus diserahkan kepada maut demi Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami yang fana ini. Demikianlah maut giat di dalam diri kami, sedangkan hidup giat di dalam kamu. Namun kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis, “Aku percaya, sebab itu aku berbicara.” Karena kami pun percaya, maka kami juga berbicara. Karena kami tahu, bahwa Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur semakin melimpah bagi kemuliaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.7; Ul: lh.3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Yesus menegaskan bahwa Ia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Inilah dasar kepemimpinan Kristiani. Janganlah ambisius. Jadilah murid yang mengabdi, melayani tanpa pamrih.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:20-28)
 
"Cawan-Ku akan kamu minum"
 
Sekali peristiwa, menjelang kepergian Yesus ke Yerusalem, datanglah Ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu. Kata Yesus, “Apa yang kaukehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta! Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada dua bersaudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Sebagaimana Kristus datang untuk melayani, bukan untuk dilayani, demikian juga hidup seorang murid Yesus. Pelayanan itu terungkap dalam memberikan diri untuk orang lain. Pelayanan itu terbukti dalam pengorbanan hidup demi keselamatan sesama. Ambisi dan gila hormat seringkali menjadi penghalang bagi manusia untuk menjadi pelayan. Rasul Yakobus menjadi contoh bagi kita. Dia telah mengorbankan segalanya, termasuk hidupnya untuk menjadi seperti Yesus.

Doa Malam

Tuhan Yesus, persaingan dalam pekerjaan, hubungan sosial maupun hubungan antar pribadi terjadi di mana-mana. Semoga sabda-Mu hari ini memberi kekuatan untuk berbuat kasih seperti teladan St. Yakobus, Rasul. Amin.


RUAH

Kristus, Sang Kepala Gereja

 
Sebagai Tuhan, Kristus adalah juga Kepala Gereja, yang adalah Tubuh-Nya.
Walaupun Ia telah diangkat dan dimuliakan di dalam surga, karena Ia telah menyelesaikan perutusan-Nya secara penuh, namun Ia tinggal di dunia dalam Gereja-Nya.
Penebusan adalah sumber otoritas yang Kristus jalankan dalam Gereja-Nya berkat Roh Kudus.
Gereja, atau Kerajaan Kristus yang sudah hadir dalam misteri adalah benih dan awal Kerajaan-Nya di dunia ini (KGK, 669)


Sebagai umat Katolik kita bergembira, karena baru saja kita mendapatkan seorang Paus yang baru. Beliau adalah sosok yang amat sederhana dan baru pertama kalinya berasal dari Amerika Latin dan setelah berabad-abad tidak ada Paus yang dipilih, yang berasal dari luar Benua Eropa. Roh Kudus menghembuskan kesegaran baru dalam Gereja. Dipilih-Nya seorang hamba yang sederhana dan bersahaja (Luk 1:46-48) untuk memimpin umat-Nya. Paus Fransiskus bahkan memilih moto kepausannya yang berbunyi, “Miserando atque eligendo”, yang berarti: “yang rendah namun dipilih”.

Namun, mungkin di sana-sini kita masih melihat, membaca atau mendengar kasak-kusuk tentang kepausan itu sendiri. Ada selebaran yang menuduh Gereja Katolik menyembah Paus dan Pausnya sendiri adalah pemimpin yang sesat. Lalu mulailah selebaran itu membuat fantasi yang aneh tentang Paus. Digambarkan mitra yang dipakainya berbentuk seperti mulut ikan menganga dan itu adalah pakaian para penyihir atau penenung berabad-abad silam. Belum lagi obeliks atau tugu lurus berbentu pensil yang tertampang megah di lapangan Basilika St. Petrus di Vatikan yang dianggap berasal dari dunia sihir. Semua tuduhan ini isinya amat sensasional dan tidak mempunyai dasar apa pun. Mereka yang membuatnya sama sekali tidak mengetahui apa-apa tentang Gereja Katolik dan seluk beluknya. Bahkan boleh dikatakan bahwa tuduhan itu sebenarnya hanya omong kosong belaka. Sayangnya, banyak umat yang termakan oleh penjelasan tak bernilai tersebut.

Gereja Katolik tidak pernah menyembah Paus. Para Paus sendiri pun sadar akan hal ini. Mereka semua menunjuk pada Kristus sebagai Sang Kepala. Nama diri Paus itu berasal dari bahasa Latin papa, yang artinya adalah bapa. Mungkin kita pernah mendengar tentang gelar Pontifex Maximus yang pernah dikenakan pada Paus. Kedengarannya memang gagah, tapi artinya amat bersahaja. Pontifex berasal dari dua kata Latin: pons (jembatan) dan facere (membuat); jadi, artinya pembangun jembatan. Jembatan apa? Jembatan dari manusia ke Allah dan dari Allah ke manusia. Maximus artinya yang terbesar.

Jadi, pada dasarnya Paus menganggap diri hanya sebagai penghubung, bukan pusat kuasa. Dan gelar yang lain yang lebih banyak disukai dan dipakai oleh Paus adalah servus servorum Dei, yang berarti: hamba dari para hamba Allah. Singkatnya: hamba umat Allah. Di sini yang ditekankan adalah tugas pelayanannya, bukan sebagai dia yang berkuasa, tapi dia yang melayani. Bukankah Kristus pernah berpesan, “Tidakkah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mat 20:26). Pesan inilah yang dijalankan dengan serius oleh para Paus.

Akan tetapi, bukankah kepemimpinan dalam Gereja itu dianugerahi dengan kuasa? Memang benar, kuasa atau otoritas diberikan, tapi dalam hal apa? Paus Fransiskus memberikan jawaban yang indah, “Dalam hal mencintai.” Kuasa yang sesungguhnya hanya ada pada Yesus Kristus! Gereja melalui Katekismus mengajar, “Sebagai Tuhan, Kristus adalah juga Kepala Gereja, yang adalah Tubuh-Nya” (KGK, 669). Pernyataan ini dengan jelas mengajar bahwa hanya Kristuslah pusat kekuasaan, hanya Dialah yang patut disembah, tidak pernah boleh ada sesuatu atau seseorang yang lain yang boleh kita sembah. Kita semua adalah umat-Nya. Bersama dengan pemimpin umat, yakni Paus, kita semua sujud menyembah Kristus.

Hendaknya ajaran Gereja ini sungguh jelas bagi kita, sehingga kita dapat menjawab sanggahan-sanggahan yang dilontarkan melawan iman kita.

Sumber: Katekismus Gereja Katolik, 668-674
RP. Benny Phang, O.Carm / CAFE ROHANI

Pesan Bapa Suci Benediktus XVI kepada Orang Muda Sedunia 2013

PESAN BAPA SUCI PAUS BENEDIKTUS XVI KEPADA ORANG MUDA SEDUNIA PADA KESEMPATAN PERSIAPAN “WORLD YOUTH DAY” (WYD)  KE- 28, JULI TAHUN 2013
   
“Pergilah, dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku!” ( Mat 28:19)

Dengan sukacita dan kasih sayang yang besar, saya menyapa kalian. Saya yakin bahwa banyak dari antara kalian yang pulang dari WYD di Madrid dengan lebih  “bertumbuh dan dibangun dalam Yesus Kristus, berteguh dalam iman” (bdk. Kol 2:7). Tahun ini, di keuskupan- keuskupan, kita merayakan sukacita karena menjadi Kristen, dengan mengambil tema; “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan” (Flp 4:4).  Dan sekarang kita bersiap diri untuk WYD berikutnya, yang akan mengambil tempat di Rio de Janeiro, Brazil, pada bulan Juli 2013.
Sebelum merenungkan hal-hal lain, saya mengundang kalian sekali lagi untuk mengambil bagian dalam peristiwa yang penting ini. Patung  Kristus Sang Penebus yang terpuji, yang memandang dari kota Brazil yang indah itu, akan menjadi lambang yang penuh perasaan bagi kita.  Lengan-lengan Kristus  yang terentang merupakan tanda dari hasrat untuk memeluk semua orang yang datang kepadaNya, dan hatiNya mengungkapkan cinta kasih yang tak terukur untuk setiap orang dan untuk setiap kalian. Biarkanlah dirimu ditarik menuju Kristus! Alamilah perjumpaan dengan semua orang muda  yang akan berduyun-duyun ke Rio untuk WYD mendatang! Terimalah cinta kasih Kristus dan kalian akan menjadi  saksi yang sangat diperlukan oleh dunia kita.
Saya mengundang kalian untuk bersiap ke WYD di Rio De Janeiro, dengan merenungkan mulai sekarang, tema “Pergilan, dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku!” (Mat 28:19). Inilah perintah perutusan yang agung yang diberikan Kristus kepada Gereja seluruhnya, dan kini, dua ribu tahun kemudian, perintah ini tetap sebagaimana adanya.  Mandat perutusan ini seharusnyalah bergaung secara kuat dalam hati kalian. Tahun persiapan perjumpaan di Rio bersamaan dengan “Tahun Iman”, yang diawali oleh Sinode para Uskup yang dipersembahkan bagi “Evangelisasi Baru bagi  Penyebarluasan  Iman  Kristen”. Saya gembira bahwa kalian juga, orang muda terkasih, dilibatkan dalam keluasan jangkauan perutusan ini sebagai bagian dari keseluruhan Gereja.  Membuat Kristus dikenal merupakan hadiah paling berharga yang bisa kalian sampaikan pada orang lain.

1. Panggilan yang Mendesak

Sejarah memperlihatkan bagaimana banyak orang muda, dengan pemberian diri mereka yang murah hati, memberikan andil  bagi Kerajaan Allah dan bagi pembangunan dunia ini dengan mewartakan Injil. Dipenuhi dengan antusiasme, mereka membawakan Kabar Gembira dari kasih Allah terwujud dalam Kristus; mereka menggunakan aneka sarana dan berbagai kemungkinan  yang lebih sedikit daripada yang tersedia  dan kita miliki saat ini. Seorang teladan yang saya ingat ialah beato Jose de Anchieta. Dia  seorang Jesuit muda dari Spanyol yang dikirim sebagai misionaris ke Brazil sebelum ia berusia dua puluh tahun dan menjadi seorang rasul yang hebat di Dunia Baru itu. Namun saya juga mengingat banyak di antara kalian sendiri yang secara murah hati mempersembahkan diri pada perutusan Gereja. Saya menjumpai kesaksian yang indah mengenai hal ini pada saat World Youth Day di Madrid, khususnya pada saat pertemuan saya dengan para relawan panitia.
Banyak orang muda pada masa kini secara sungguh-sungguh bertanya apakah kehidupan ini merupakan sesuatu yang baik, dan mereka mengalami kesukaran dalam menemukan jalan hidup.  Lebih  umum lagi, orang muda menghadapi aneka kesukaran dari dunia kita, dan bertanya diri: apakah ada sesuatu yang bisa kuperbuat? Sang Cahaya Iman menerangi kegelapan ini. Dia menolong kita untuk memahami bahwa setiap kehidupan manusia  berharga karena setiap orang dari kita adalah buah dari cinta Allah. Allah mengasihi setiap orang, bahkan mereka yang telah menjauhi  Dia atau menghina Dia. Allah menanti dengan sabar. Bahkan, Allah memberikan putera-Nya untuk wafat dan bangkit kembali untuk membebaskan kita secara radikal dari yang jahat. Kristus mengutus para muridNya untuk membawa pesan suka cita keselamatan dan hidup baru ini kepada semua orang di mana-mana.
Gereja, dalam meneruskan perutusan evangelisasi, juga memperhitungkan kalian. Orang muda terkasih, Anda ialah para misionaris pertama di tengah zamanmu!  Pada akhir Konsili Vatikan kedua – yang peringatannya ke 50 tahun kita rayakan tahun ini –Hamba Allah Paus Paulus VI  mengirimkan pesan bagi orang muda se-dunia. Pesan ini diawali dengan: “Kepada kalianlah, lelaki dan perempuan muda dunia, Konsili ingin menyampaikan pesan terakhir. Karena  kalianlah  yang menerima obor dari tangan para pendahulumu dan hidup di dunia pada periode yang paling penuh perubahan yang pernah terjadi dalam sejarahnya. Kalianlah, yang mengambil teladan dan pengajaran terbaik dari orangtua dan guru kalian, yang akan membentuk masyarakat masa depan. Kalian akan diselamatkan atau hancur bersamanya”.  Pesan ini ditutup dengan kata-kata: “Bangunlah, dengan antusias, sebuah dunia yang lebih baik daripada yang sekarang kita miliki!” (Pesan kepada Orang Muda, 8 Desember 1965).
Para sahabat terkasih, undangan  itu tetap berlaku kini.  Kita sedang melalui sebuah periode sejarah yang sangat khusus. Kemajuan teknologi telah memberi kita  kemungkinan-kemungkinan yang belum pernah dikenal sebelumnya, terhadap interaksi antara manusia dan bangsa-bangsa . Namun globalisasi relasi-relasi ini akan menjadi positif dan membantu dunia untuk bertumbuh dalam kemanusiaan, hanya jika lebih didasarkan atas cinta kasih daripada atas materialisme.  Cinta kasih adalah satu-satunya hal yang dapat mengisi hati orang dan menyadarkan masyarakat secara bersama. Allah adalah kasih. Jika kita melupakan Allah, kita kehilangan pengharapan dan menjadi tak mampu mengasihi orang lain. Inilah alasan mengapa sangat perlu bersaksi akan kehadiran Allah agar orang lain bisa mengalaminya. Keselamatan kemanusiaan tergantung pada hal ini, seperti halnya keselamatan setiap kita juga. Setiap orang yang memahami hal ini hanya dapat berseru bersama Santo Paulus: “Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil!” (1 Kor 9:16).

2. Menjadi Murid-murid Kristus

Panggilan misioner ini sampai pada kalian dengan satu alasan lain pula, dan alasan ini adalah bahwa panggilam missioner  perlu bagi perjalanan pribadi kita sendiri  dalam iman.  Beato Yohanes paulus II menuliskan bahwa “iman dikuatkan ketika ia disampaikan kepada orang lain!” (Redemptoris missio, 2).  Ketika kalian memberitakan Injil, kalian sendiri bertumbuh sebagaimana kalian menjadi makin secara dalam berakar pada Kristus dan dewasa sebagai orang-orang Kristen.  Komitmen missioner merupakan suatu dimensi yang esensial dari iman. Kita tidak dapat menjadi orang beriman sejati jika kita tidak melakukan evangelisasi. Pewartaan Injil hanya dapat merupakan hasil dari kegembiraan yang berasal dari  perjumpaan Kristus dan menemukan padaNya, batu karang di mana di atasnya hidup kalian bisa dibangun.  Ketika kalian bekerja membantu sesama dan mewartakan Injil pada mereka, maka hidup kalian sendiri yang begitu sering terpecah-belah karena kegiatanmu yang banyak, akan menemukan kesatuan dalam Tuhan.  Kalian akan juga membangun hidup kalian sendiri dan kalian akan bertumbuh serta  matang dalam kemanusiaan.
Apa artinya menjadi seorang misionaris atau utusan? Pertama-tama menjadi misionaris berarti menjadi murid Kristus. Menjadi murid Kristus  berarti  mendengarkan lagi  dan lagi pada undangan untuk mengikuti-Nya dan memandang kepadaNya: “Belajarlah dari-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati” (Mat 11:29). Seorang murid ialah seorang pribadi yang penuh perhatian pada sabda Yesus (bdk. Luk 10:39)., seorang yang  mengakui bahwa Yesus ialah Guru yang sangat mengasihi kita, bahwa Ia memberikan hidup-Nya bagi kita. Setiap orang dari kalian, kemudian, mesti membirkan diri dibentuk oleh sabda Tuhan setiap hari. Dibentuk oleh sabda tuhan setiap hari akan menjadikan kalian para sahabat Tuhan Yesus  dan memampukan kalian untuk membimbing orang muda lainnya menuju persahabatan dengan Dia.
Saya mendorong kalian untuk memikirkan anugerah-anugerah yang telah kalian terima dari Tuhan sedemikian rupa sehingga  pada gilirannya kalian bisa menyumbangkannya pada orang lain. Belajarlah untuk membaca kembali sejarah pribadi kalian. Sadarlah akan warisan yang mengagumkan yang diteruskan kepada kalian dari keturunan-keturunan sebelum kalian.  Begitu banyak orang yang penuh iman telah dengan berani meneruskan iman di hadapan berbagai pencobaan dan  ketidakmengertian orang lain. Marilah kita jangan lupa bahwa kita ini merupakan keterhubungan dari mata rantai besar dari banyak sekali perempuan dan laki-laki yang telah meneruskan kebenaran iman dan yang menggantungkan diri pada kita untuk melanjutkan iman ini kepada orang lain. Menjadi seorang misionaris  mengandaikan pengetahuan atas warisan ini, yang mana ialah iman Gereja.  Perlulah mengetahui apa yang kalian imani, sehingga kalian dapat mewartakannya. Seperti telah saya tulis dalam pengantar buku YouCat,  katekismus untuk orang muda, yang saya berikan kepada kalian pada saat WYD di Madrid, “Kamu perlu mengenal imanmu persis seperti  seorang spesialis IT mengenal cara kerja internal suatu computer. Kami perlu memahaminya seperti seorang pemusik yang baik, yang memahami sebuah gubahan lagu yang ia mainkan. Ya, kamu perlu lebih dalam berakar dalam iman daripada generasi orangtuamu sehingga kamu dapat menanggung segala tantangan dan godaan zaman ini dengan kekuatan dan kepastian” (Kata Pengantar).

3. Pergilah!

Yesus mengutus para murid-Nya pergi melaksanakan misi dengan perintah ini: “Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada semua makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan” (Mrk 26:15-16). Melakukan evangelisasi berarti membawakan Kabar Gembira keselamatan  kepada orang lain dan membuat mereka mengetahui bahwa Kabar Gembira ini ialah seorang pribadi: Yesus Kristus. Ketika aku menjumpai-Nya, ketika aku mengetahui betapa  aku sangat dikasihi oleh Tuhan dan diselamatkan oleh-Nya, aku  mulai merasakan tidak hanya keinginan, namun juga kebutuhan untuk membuat Tuhan dikenal oleh orang lain. Pada permulaan Injil Yohanes kita melihat, bagaimana  Andreas, dengan segera setelah  ia menjumpai Yesus, berlari untuk menjemput saudaranya, Simon (bdk. 1:40-42). Evangelisasi selalu mulai dari perjumpaan dengan Tuhan Yesus.  Siapa yang datang pada Yesus dan telah mengalami kasih-Nya, dengan segera ingin membagikan keindahan perjumpaan itu dan suka cita yang lahir dari persahabatan-Nya. Makin dalam kita mengenal Kristus, makin kita ingin membicarakan Dia. Makin sering kita bercakap-cakap dengan Kristus, makin sering kita ingin mempercakapkan Dia.  Makin kita dimenangkan oleh Kristus, makin kita ingin menarik orang lain kepada-Nya.
Melalui sakramen baptis, yang memberi  kita hidup baru, Roh Kudus mendiami serta menyalakan pikiran dan hati kita. Roh itu menunjukkan kepada kita bagaimana  mengenal Allah dan bagaimana berjumpa dengan Kristus. Inilah Roh Kudus yang mendorong kita untuk melakukan yang baik, untuk melayani orang lain dan untuk berserah diri. Melalui sakramen penguatan, kita diteguhkan oleh anugerah-anugerah Roh Kudus sehingga kita dapat member kesaksian akan Injil dalam kedewasaan yang makin bertumbuh.  Inilah Roh cinta kasih yang menjadi daya dorong di belakang perutusan kita. Roh ini mendorong kita agar keluar dari diri sendiri  untuk “pergi”  demi mewartakan Injil. Para orang muda terkasih, izinkanlah diri kalian dipimpin oleh kuasa kasih Allah. Biarkanlah cinta kasih itu mengatasi kecenderungan kalian untuk tinggal tertutup  dalam dunia kalian sendiri dengan masalah-masalahmu sendiri dan kebiasaan-kebiasaanmu sendiri.   Bersemangatlah untuk “keluar” dari diri kalian sendiri supaya “pergi “ menuju orang-orang lain dan memperlihatkan kepada mereka jalan ke perjumpaan dengan Allah.

4. Kumpulkanlah semua bangsa

Kristus yang bangkit mengutus para murid-Nya pergi untuk menjadi saksi atas kehadiran-Nya yang menyelamatkan di hadapan segala bangsa, karena Allah dengan cinta kasihnya yang berkelimpahan menghendaki setiap orang diselamatkan dan seorangpun jangan sampai hilang. Dengan pengorbanan-Nya yang penuh kasih di kayu salib, Yesus membuka jalan bagi setiap pria dan perempuan untuk datang mengenal Tuhan dan memasuki sebuah komunitas cinta kasih bersama-Nya. Dia membentuk sebuah komunitas para murid untuk membawa pesan keselamatan  Injil sampai ke ujung-ujung  bumi serta untuk mencapai  para lelaki dan perempuan di setiap zaman dan tempat. Marilah menjadikan hasrat Tuhan sebagai hasrat kita sendiri.
Para sahabat terkasih, bukalah mata kalian dan lihatlah ke sekitar kalian. Begitu banyak orang muda tidak lagi menjumpai makna dalam hidup mereka. Pergilah! Kristus membutuhkan kalian juga. Biarkan diri kalian sendiri ditangkap dan didorong oleh cinta kasih-Nya. Beradalah dalam pelayanan  kasih-Nya yang besar, sehingga  sehingga pelayanan ini dapat menggapai setiap orang, khususnya mereka yang “jauh”. Beberapa orang jauh secara geografis namun yang lain jauh karena cara hidup mereka tidak  memiliki  tempat bagi Tuhan. Beberapa orang belum mempunyai  penerimaan pribadi akan Injil, sementara beberapa yang lain telah pernah diberi Injil, tetapi hidup sedemikian rupa  seolah-olah Tuhan tidak ada. Marilah kita membuka hati bagi setiap orang.  Marilah kita masuk dalam percakapan yang sederhana dan hormat. Jika percakapan kita dilakukan dalam persaudaraan sejati, maka pasti akan berbuah. “Bangsa-bangsa”  yang kepada mereka kita dipanggil untuk menggapainya, bukanlah hanya Negara-negara lain di dunia.  Mereka adalah juga wilayah-wilayah yang berbeda dari hidup kita, seperti keluarga-keluarga kita, komunitas-komunitas kita, tempat-tempat belajar dan bekerja, kelompok-kelompok teman dan tempat-tempat di mana kita menghabiskan waktu luang kita. Pewartaan Injil yang suka cita dimaksudkan bagi semua wilayah hidup kita, tanpa kecuali.
Saya akan menekankan dua wilayah di mana paling memerlukan komitmen missioner  kalian. Kaum Muda terkasih, yang pertama ialah lapangan komunikasi-komunikasi sosial, khususnya dunia internet. Seperti pernah saya katakan kepada kalian pada kesempatan lain: “Saya meminta kepada anda sekalian untuk memperkenalkan nilai-nilai yang melandasi hidup anda ke dalam lingkungan budaya baru yakni budaya teknologi komunikasi dan informasi […]Kepada anda sekalian, orang-orang muda, yang hampir memiliki  hubungan spontan terhadap sarana baru komunikasi, hendaknya bertanggungjawab terhadap evangelisasi ‘benua digital’ ini” (Pesan untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-43, 24 Mei 2009). Pelajarilah  bagaimana menggunakan media internet ini secara bijaksana.  Sadarlah akan bahaya-bahaya tersembunyi  yang dikandung oleh media-media itu, khususnya risiko atas ketagihan, atas kerancuan  dunia nyata dengan dunia virtual serta atas penggusuran pertemuan pribadi dan dialog oleh kontak-kontak internet.
Wilayah kedua adalah perjalanan dan migrasi. Dewasa ini, makin banyak orang muda melakukan perjalanan, kadang-kadang untuk keperluan studi atau  pekerjaan, dan di kala lain untuk bersenang-senang. Saya juga sedang berpikir mengenai pergerakan migrasi yang melibatkan berjuta-juta orang, yang sangat sering orang muda, yang berpindah ke wilayah-wilayah atau negara-negara lain karena aneka alasan finansial maupun sosial. Di sini juga  kita dapat menemukan  peluang-peluang atas penyelenggaraan Tuhan, untuk membagikan warta  Injil. Orang muda terkasih, jangan takut untuk bersaksi akan imanmu dalam keadaan yang demikian itu. Kenyataan  itu merupakan merupakan sebuah anugerah bagi mereka yang kalian temui ketika kalian mengkomunikasikan kegembiraan dari perjumpaan kalian dengan Kristus.

5. Jadikanlah murid-murid!

Saya membayangkan bahwa kalian sekali waktu mengalami kesukaran dalam mengajak teman sebaya agar mengalami iman.  Kalian pernah menemui betapa banyak orang muda, khususnya pada titik-titik tertentu dalam perjalanan hidup mereka, berhasrat untuk mengenal Kristus dan ingin menghayati nilai-nilai injil, namun juga merasa tidak cakap dan tidak mampu. Apa yang bisa kita lakukan? Pertama, keakraban  dan kesaksian kalian, akan menjadikan dua hal itu sendiri menjadi jalan di mana Tuhan dapat menyentuh hati mereka.  Mewartakan Injil tidak melulu berupa kata-kata, namun juga sesuatu yang melibatkan keseluruhan hidup seseorang  dan menerjemahkan Injil itu  dalam tanda-tanda cinta kasih.  Inilah cinta kasih  yang telah dicurahkan Kristus ke dalam hati kita yang membuat kita menjadi para penginjil.   Akibatnya, cinta kasih kita  harus makin menjadi seperti cinta Kristus sendiri. Kita harus selalu bersiap, seperti seorang Samaria yang baik hati itu, untuk menjadi penuh perhatian kepada siapapun yang kita temui, untuk mendengarkan, untuk memahami, dan untuk menolong.  Dengan cara ini kita dapat menolong mereka yang sedang mencari kebenaran dan makna  hidup dalam rumah Tuhan, Gereja, di mana harapan dan kasih berada (bdk. Luk 10:29-37). Para sahabat terkasih, jangan lupa bahwa tindakan kasih yang pertama yang bisa yang bisa kalian lakukan bagi orang lain adalah membagikan sang sumber harapan kita. Jika kita tidak memberi mereka Tuhan, maka kita member terlalu sedikit kepada mereka! Yesus memerintahkan para rasul-Nya: “Pergilah, dan jadikanlah semua bangsa murid-ku, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Aku perintahkan kepadamu” (Mat 28:19-20). Jalan utama yang kita miliki untuk “menjadikan murid-murid” ialah melalui sakramen pembaptisan dan katekese. Hal ini berarti membimbing orang yang sedang kita beri  evangelisasi ke perjumpaan dengan Kristus yang hidup, dalam sabda-Nya dan dalam sakramen-sakramen. Dengan cara ini, mereka bisa beriman kepadaNya, mereka bisa datang untuk mengenal Tuhan dan untuk tinggal dalam rahmat-Nya. Saya ingin kalian masing-masing bertanya pada diri kalian sendiri: apakah aku pernah mengajak seseorang agar ikut dalam perjalanan penemuan iman Kristen?      Para sahabat terkasih, jangan takut untuk menasehatkan perjumpaan dengan Kristus kepada orang-orang dari zaman-mu sendiri. Mohonlah Roh Kudus untuk menolong. Roh Kudus itu akan menunjukkan kepada kalian jalan untuk mengenal dan mengasihi Kristus bahkan dengan cara yang lebih penuh, dan untuk menjadi kreatif dalam pewartaan  Injil.

6. Berteguh-lah dalam Iman

Ketika menghadapi aneka kesukaran dalam perutusan evangelisasi, mungkin kalian akan dicobai untuk berkata seperti nabi Yeremia: “Ah, Tuhan, aku tidak pandai bicara karena aku ini masih muda”. Tetapi Tuhan akan berkata kepada kalian juga: “Jangan katakan ‘aku ini masih muda’; tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, engkau harus pergi” (Yer 1:6-7). Kapan saja kalian merasa tidak cakap, tidak mampu dan rapuh dalam mewartakan dan memberi kesaksian iman, jangan takut. Evangelisasi bukanlah prakarsa kita. Dan evangelisasi tidak bergantung pada bakat-bakat kita. Evangelisasi adalah sebuah tanggapan yang setia dan taat pada panggilan Tuhan, dan karena itu bukan tergantung pada kekuatan kita melainkan pada kekuatan Tuhan.  Santo Paulus mengetahui hal ini dari pengalaman: “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah bukan dari diri kami” (2Kor 4:7).
Untuk alas an ini, saya menyemangati kalian untuk membuat doa dan sakramen-sakramen sebagai pondasi kalian. Evangelisasi yang asli lahir dari doa dan dilanjutkan dengan doa. Kita pertama-tama harus bercakap-cakap  dengan Tuhan agar mampu bercakap-cakap tentang Tuhan.   Dalam doa, kita mempercayakan pada Tuhan, orang-orang, yang kepada mereka kita telah diutus, memohon Dia agar menjamah hati mereka. Kita mohon Roh Kudus untuk menjadikan kita alat-alat untuk keselamatan mereka. Kita mohon Kristus untuk menaruh kata-kata-Nya di bibir kita dan untuk menjadikan kita tanda-tanda cinta kasih-nya. Secara lebih umum, kita berdoa bagi missi seluruh Gereja, seperti telah dengan jelas   diperintahkan Yesus: “Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mat 9:38). Temukanlah dalam Perayaan Ekaristi, mata air kehidupan iman dan kesaksian Kristen, dengan secara berkala menghadiri perayaan ekaristi setiap minggu dan kapan saja  kalian bisa hadir dalam sepekan. Datanglah ke Sakramen Tobat secara berkala.  Hal ini merupakan perjumpaan yang istimewa dengan belas kasih Allah saat Dia menyambut kita, mengampuni kita, memperbarui hati kita dalam cinta kasih. Berupayalah menerima Sakramen Penguatan atau Krisma, jika kalian belum menerimanya, dan persiapkanlah dengan penuh perhatian dan komitmen.    Sakramen Penguatan, seperti Sakramen Ekaristi, ialah sakramen perutusan, karena memberikan kepada kita kekuatan dan cinta kasih dari Roh Kudus untuk mengakui iman kita tanpa takut. Saya juga mendorong kalian untuk melaksanakan Adorasi Ekaristi. Menggunakan waktu untuk mendengarkan dan bercakap-cakap dengan  Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus menjadi  sumber semangat perutusan yang baru.
Jika kalian mengikuti jalan ini, Kristus sendiri akan memberikan pada kalian kemampuan untuk setia penuh terhadap sabda-Nya dan menjadi saksi yang  setia  dan bersemangat atas Dia. Kadang-kadang kalian akan dipanggil untuk memberikan bukti dari ketekunanmu, khususnya ketika Sabda Allah menemui penolakan atau tentangan. Di wilayah-wilayah dunia tertentu, sebagian dari kalian menderita oleh fakta bahwa kalian tidak dapat menjalankan kesaksian publik atas iman kalian akan Kristus berhubung dengan kurangnya kebebasan agama. Beberapa teman  telah membayar harga dari kenyataan bahwa mereka telah menjadi kepunyaan Gereja  dengan nyawa mereka. Saya meminta kalian untuk tetap berteguh dalam iman, percaya bahwa Kristus ada di sisi kalian pada setiap pencobaan.  Kepada kalian pula Ia berkata: “Berbahagialah kamu, jika karena Akukamu diceladan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah,karena upahmu besar di sorga” (Mat 5:11-12).

7. Bersama Seluruh Gereja

Orang muda terkasih, jika kalian tetap berteguh dalam pengakuan iman Kristen di mana pun kalian diutus, maka kalian memerlukan Gereja. Tak seorang pun bisa menjadi saksi Injil sendirian saja. Yesus mengutus para murid-murid-Nya menjalankan misi secara bersama-sama.  Dia berkata kepada mereka dalam dengan bentuk kata kerja  majemuk ketika mengucapkan: “Jadikanlah murid-murid”.  Kesaksian kita biasa disampaikan sebagai  anggota Komunitas Kristen, dan misi kita dijadikan berbuah oleh komunitas yang hidup dalam Gereja.  Oleh kesatuan dan kasih kita satu sama lain bahwa orang lain akan mengenali kita sebagai murid Kristus (bdk. Yoh 13:35). Saya bersyukur pada Allah karena karya evangelisasi yang menakjubkan yang diemban oleh komunitas-komunitas Kristen, paroki-paroki kita, dan gerakan-gerakan Gerejawi kita.  Buah-buah dari evangelisasi ini menjadi milik seluruh Gereja. Hal ini seperti sabda Yesus: “Yang seorang menabur, yang lain menuai” (Yoh 4:37).
Di sini saya tidak bisa urung mengungkapkan terimakasih saya akan rahmat yang besar atas para misionaris, yang mempersembahkan diri mereka secara penuh untuk mewartakan Injil sampai ke ujung bumi. Saya juga bersyukur pada Tuhan atas para imam dan pribadi-pribadi yang berkaul yang menyerahkan diri mereka secara utuh sedemikian rupa sehingga Yesus Kristus diwartakan dan dikasihi.  Pada kesempatan ini saya ingin menyemangati orang muda yang di diundang oleh Allah untuk mempersembahkan diri mereka sendiri dengan antusias pada panggilan ini.: “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima” (Kis 20:35). Bagi mereka yang meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Dia, Yesus menjanjikan seratus kali lipat dan hidup abadi di sampingNya (bdk. Mat 19:29).
Saya juga menyampaikan terima kasih kepada para awam lelaki dan perempuan yang melakukan yang terbaik dengan menghayati hidup harian mereka sebagai misi atau perutusan di manapun mereka berada, baik di rumah maupun di tempat kerja, sehingga Kristus dikasihi dan dilayani, serta Kerajaan Allah bertumbuh. Saya memikirkan secara khusus mereka yang bekerja di bidang-bidang  pendidikan, kesehatan, bisnis, politik, dan keuangan, serta berbagai bidang yang luas dalam kerasulan awam. Kristus membutuhkan komitmen dan kesaksian kalian. Jangan biarkan – apakah itu berbagai kesukaran maupun kurangnya kesepahaman – menyurutkan semangat kalian dalam membawakan Injil Kristus di manapun kalian berada. Masing-masing dari kalian adalah bagian yang berharga dalam mosaik besar evangelisasi!

8. “Inilah aku, Tuhan!”

Akhirnya, para orang muda terkasih, saya meminta kalian semua untuk mendengarkan, dalam kedalaman hati kalian, panggilan Yesus untuk mewartakan Injil-Nya. Sebagaimana patung Yesus Sang Penebus yang sangat besar di kota Rio de Janeiro, Ia memperlihatkan hati-Nya  terbuka dengan cinta kasih bagi setiap orang, dan kedua lengan-Nya merentang lebar-lebar  untuk menggapai setiap orang. Jadikanlah diri kalian hati dan lengan-lengan Yesus! Pergilah dan bersaksilah bagi kasih-Nya! Jadilah generasi baru misionaris yang didorong oleh kasih dan keterbukaan bagi semua orang! Ikutilah teladan para misionaris besar Gereja seperti Santo Fransiskus Xaverius dan banyak yang lain.
Pada penutupan World youth Day di Madrid, saya memberkati sejumlah orang muda dari benua-benua yang berbeda yang akan pergi melaksanakan perutusan. Mereka mewakili semua orang muda  yang, menggemakan kata-kata Nabi Yesaya kepada Tuhan: “Inilah aku. Utuslah aku!” (Yes 6:8). Gereja memiliki kepercayaan pada kalian dan dia berterimakasih karena kegembiraan dan energi yang kalian sumbangkan. Dengan murah hati, gunakanlah talenta-talenta kalian untuk pelayanan pemberitaan Injil! Kita tahu bahwa Roh Kudus dicurahkan kepada mereka yang membuka hati terhadap pewartaan Injil ini. Dan janganlah gentar: Yesus, Sang Penyelamat dunia, bersama kita setiap hari sampai akhir zaman (bdk. Mat 28:20).
Panggilan ini, yang saya serukan kepada orang muda di seluruh dunia, bergema secara khusus bagi kalian orang muda Amerika Latin! Selama Sidang Umum ke-lima  Para Uskup Amerika Latin di Aparecida pada tahun 2007, para uskup menerbitkan sebuah “perutusan benua”. Orang muda membentuk  bagian terbesar dari jumlah penduduk di Amerika Selatan dan merupakan sumber daya yang penting dan berharga bagi Gereja dan masyarakat. Jadilah barisan pertama para misionaris! Kini, bahwa Hari Orang Muda Sedunia, World Youth Day, kembali di Amerika Latin, saya minta kalian, orang muda di benua ini, untuk menyebarkan semangat iman kalian kepada sahabat sebaya kalian dari seluruh dunia!
Semoga, Bunda Maria, Bunda Evangelisasi Baru, yang kepadanya kita memohon di bawah gelar Bunda Maria dari Aparecida dan Bunda Maria dari Guadalupe, menemani masing-masing kalian dalam perutusan kalian sebagai saksi cinta kasih Allah. Kepada kalian semua dengan  kasih sayang istimewa, saya  memberikan Berkat Apstolik saya.
Dari Vatikan, 18 Oktober 2012
Paus Benediktus XVI
[Diterjemahkan oleh RD. Yohanes Dwi Harsanto, Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI]

sumber: www.katolisitas.org 

Rabu, 24 Juli 2013 Hari Biasa Pekan XVI

Rabu, 24 Juli 2013
Hari Biasa Pekan XVI
     
Orang muda terkasih, jika kalian tetap berteguh dalam pengakuan iman Kristen di mana pun kalian diutus, maka kalian memerlukan Gereja. Tak seorang pun bisa menjadi saksi Injil sendirian saja. Yesus mengutus para murid-murid-Nya menjalankan misi secara bersama-sama.  Dia berkata kepada mereka dalam dengan bentuk kata kerja  majemuk ketika mengucapkan: “Jadikanlah murid-murid”.  Kesaksian kita biasa disampaikan sebagai  anggota Komunitas Kristen, dan misi kita dijadikan berbuah oleh komunitas yang hidup dalam Gereja.  Oleh kesatuan dan kasih kita satu sama lain bahwa orang lain akan mengenali kita sebagai murid Kristus (bdk. Yoh 13:35).  --- Seruan Paus Benediktus XVI kepada Orang Muda Sedunia 2013
   

Antifon Pembuka
(Mzm 78:24-25)

Tuhan menghujankan manna untuk dimakan, dan memberi mereka gandum dari langit.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang penuh belas kasih, yang kecil dan tak berarti Kauperkembangkan sepenuhnya. Pandanglah kami yang kecil dan papa ini dan pekenankanlah kami tumbuh subur menyerupai wajah Kristus, Putra-Mu terkasih, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


Allah menguji ketaatan umat Israel. Ia memberi roti manna dan daging burung puyuh atas sungut-sungut mereka karena kelaparan. Jangan mudah mengingkari Allah hanya karena kelaparan atau kekurangan ini dan itu.

Bacaan dari Kitab Keluaran (16:1-5.9-15)
 
"Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit!"

Segenap jemaah Israel berangkat dari Elim, lalu tiba di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan Gunung Sinai. Mereka tiba di sana pada hari yang kelima belas bulan yang kedua sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel terhadap Musa dan Harun. Mereka berkata, “Ah, andaikata tadinya kami mati di tanah Mesir oleh tangan Tuhan, tatkala kami duduk menghadap kuali penuh daging dan memakan roti sepuas hati! Sebab kalian membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan!” Lalu bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit bagimu. Maka bangsa ini akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari. Dengan cara itu Aku hendak menguji apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam apabila mereka memasak yang mereka bawa pulang, maka yang dibawa itu akan menjadi dua kali lipat banyaknya daripada yang mereka pungut setiap hari.” Lalu Musa berkata kepada Harun, “Katakanlah kepada seluruh jemaat Israel, ‘Marilah dekat ke hadapan Tuhan, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu’.” Dan ketika Harun sedang berbicara kepada seluruh jemaat Israel, mereka mengarahkan pandangan ke arah padang gurun, maka tampaklah kemuliaan Tuhan dalam awan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Aku telah mendengar orang Israel bersungut-sungut. Katakanlah kepada mereka, ‘Pada waktu senja kalian akan makan daging dan waktu pagi kalian akan makan roti sampai kenyang. Maka kalian akan tahu, bahwa Akulah Tuhan Allahmu’.” Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung-burung puyuh menutupi perkemahan mereka. Dan pagi harinya terhamparlah embun sekeliling perkemahan. Setelah embun menguap nampaklah pada permukaan gurun sesuatu yang halus mirip sisik, halus seperti embun yang membeku di atas tanah. Melihat itu umat Israel saling bertanya-tanya, ‘Apakah ini?’ Sebab mereka tidak tahu, apa itu. Lalu berkatalah Musa, “Inilah roti yang diberikan Tuhan menjadi makananmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan memberi mereka gandum dari langit.
Ayat. (Mzm 78:18-19.23-28)
1. Dalam hati, mereka mencobai Allah dengan menuntut makanan untuk menuruti nafsu mereka. Mereka berbincang-bincang menyangsikan Allah, “Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?”
2. Maka Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit; Ia menghujankan manna untuk dimakan, dan memberi mereka gandum dari langit.
3. Roti para malaikat menjadi santapan insan, bekal berlimpah disediakan oleh Allah. Ia menghembuskan angin timur dari langit dan menggiring angin selatan dengan kekuatan-Nya.
4. Ia menghujankan daging seperti debu banyaknya, dan burung-burung bersayap dihamburkan-Nya laksana pasir di laut; Semua itu dihujankan-Nya di tengah perkemahan mereka, di sekeliling tempat kediaman mereka.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selama-lamanya.

Banyak orang datang kepada Yesus untuk mendengar pengajaran-Nya. Mereka sangat antusias mendengar pengajaran tentang benih. Setiap orang harus mendengarkan dengan sungguh agar firman-Nya berbuah dalam hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:1-9)
 
"Benih yang jatuh di tanah yang baik menghasilkan buah seratus ganda."

Pada suatu hari Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dengan memakai perumpamaan-perumpamaan. Ia berkata, “Ada seorang penabur keluar menaburkan benih. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu burung-burung datang memakannya. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya; lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tumbuhan itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh ganda, ada yang tiga puluh ganda. Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan!”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Yesus, Sang Penabur menaburkan benih sabda ke dalam hati manusia. Yesus juga sangat mengharapkan bahwa benih itu bisa bertumbuh, berkembang dan menghasilkan buah. Hanya orang yang terbuka hatinya dan mau mendengarkan sabda Tuhan bisa menghasilkan buah berlipat ganda dalam hidup dan karyanya.

Doa Malam

Tuhan, Engkau begitu sabar dalam mendidik dan mengolah hidupku dengan aneka peristiwa yang sangat berguna bagi pertumbuhan imanku hingga hari ini. Semoga aku selalu setia berbakti kepada-Mu untuk selama-lamanya. Amin.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy