| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 15 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Sabtu, 15 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
  
“Misa Ritual adalah Misa yang dirayakan dalam kaitan dengan sakramen dan sakramentali, Misa ritual dilarang pada hari-hari Minggu selama Masa Adven, Prapaskah, dan Paskah, pada hari-hari raya, pada hari-hari dalam oktaf Paskah, pada Peringatan Arwah Semua Orang Beriman, pada Rabu Abu, dan selama Pekan Suci. Disamping itu hendaknya diindahkan kaidah-kaidah khusus yang diberikan dalam buku-buku rituale atau dalam rumus Misa yang bersangkutan.” (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 372)
 

Antifon Pembuka (Mzm 19:8)
  
Sempurnalah hukum Tuhan dan menyegarkan jiwa. Benarlah kesaksian Tuhan, hikmat bagi orang sederhana.
  
Doa Pagi
    

Ya Allah, Engkau berjanji akan mengangkat manusia, umat-Mu, untuk menjadi kudus dan segala berkat akan Kaulimpahkan atasnya. Janganlah tinggalkan kami agar segala usaha, sikap dan tingkah laku kami aman terjaga dan tidak menyimpang dari jalan-Mu. Dengan demikian kelak dapat mencapai kekudusan seperti yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Jika umat Israel melakukan hukum Tuhan Allah dengan setia, sepenuh hati dan jiwa, maka Tuhan Allah akan memenuhi janji-Nya, yakni menjadikan mereka terpuji, ternama, dan terhormat. Mereka menjadi umat yang kudus, bahkan anak kesayangan Allah.

Bacaan dari Kitab Ulangan (26:16-19)
 
 
"Engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu."
 
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berbicara kepada bangsanya, “Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. Pada hari ini engkau telah menerima janji dari Tuhan: Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya dan mendengarkan suara-Nya. Dan pada hari ini pula Tuhan telah menerima janji dari padamu bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya. Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa seperti telah dijanjikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
3. Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil. Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Waktu ini adalah waktu perkenanan. Hari ini adalah hari penyelamatan.

Hukum kasih adalah kunci kesempurnaan hidup. Kasih itu melampaui rasa benci. Kasih justru teruji pada saat seseorang melakukan yang sebaliknya terhadap kita. Kasihlah spiritualitas hidup keagamaan yang sesungguhnya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
 
"Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."
 
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang-orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula, hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
 
Hukum cinta Kristiani tidaklah sulit untuk dipraktikkan bila tidak ada persoalan dalam kehidupan bersama. Akan tetapi, mencintai musuh adalah sesuatu yang tidak gampang untuk dihayati. Namun, itulah perintah Yesus untuk mencintai musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. Inilah jalannya, apabila kita mau menjadi sempurna. Dan itulah juga hidup Allah. Ia mencintai kita manusia tanpa memandang muka.

Doa Malam

Yesus, terima kasih atas ajaran kerendahan hati yang Engkau berikan kepada kami. Sabda-Mu hari ini sungguh menantang kami untuk mengalahkan diri sendiri dan bersikap berbelas kasih kepada musuh-musuh kami. Bantulah kami dengan rahmat-Mu untuk melaksanakannya sehari demi sehari, hingga sepanjang masa. Amin.


RUAH

Jumat, 14 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah -- Hari Pantang

Jumat, 14 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah -- Hari Pantang

“Bentuk cinta yang tertinggi yaitu cinta kepada musuh-musuh kita” (St. Aelredus)


Antifon Pembuka (Mzm 25:17-18)
 
Tuhan, lepaskanlah aku dari deritaku. Indahkanlah kehinaan dan kesusahanku dan hapuskanlah segala dosaku.

Doa Pagi


Ya Allah, Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu untuk memperbarui hidup kami melalui Sabda dan ajaran-ajaran-Nya. Kami mohon, bukalah hati kami untuk selalu mendengarkan Dia sehingga kami dimampukan untuk menerima hikmat dari-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (18:21-28) 
     
"Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan supaya ia hidup?"
   
Beginilah Tuhan Allah berfirman, "Jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya, dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi, ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya. Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? firman Tuhan Allah. Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan, supaya ia hidup? Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan orang fasik, apa ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukan tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berubah setia, dan karena dosa yang dilakukannya. Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel! Apakah tindakan-Ku yang itdak tepat, ataukah tindakanmu yang itdak tepat. Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya. Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya, dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insyaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7-8; R:lh.7)

1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian, kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang bertakwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 18:31)
Buanglah daripada-Mu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku, sabda Tuhan, dan perbaharuilah hati serta rohmu.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)
 
"Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu."
  
Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
P. Bagaimanakah para imam dalam Gereja menggunakan kuasanya dalam mengampuni dosa?
J. Para imam dalam Gereja menggunakan kuasanya dalam mengampuni dosa dengan mendengarkan pengakuan dosa dan memberikan pengampunan kepada mereka sebagai pelayan Allah dan dalam nama-Nya. (Katekismus Baltimore, 190)
   
Renungan
 
Di dalam dunia kartun anak "Angry Bird", dikisahkan ada burung yang bisa marah bila telur-telurnya diganggu babi. Ternyata bukan hanya dalam 'dunia' burung, melainkan dunia manusia pun kadang mengalami situasi emosional berupa kemarahan. Marah yang terkendali serta beralasan dapat membangun kedua pihak, baik yang marah maupun dimarahi, sehingga menjadi dua pribadi yang jujur dan benar.

Sebaliknya, suasana menjadi berbahaya bila marah menjadi bagian hidupnya, sedikit-sedikit marah, lepas kendali, tanpa arah, tanpa dasar serta tujuan. Apalagi disertai tindakan dan kata-kata yang keras dan pedas. Fakta ini dapat mengarah sebagai titik awal pada pembunuhan fisik sekaligus pembunuhan karakter. Amat disesalkan, kemarahan jenis ini telah memakan korban, bernama Kodiyah Maisyah Azzhra, anak balita berusia 1,5 tahun. Ia tewas setelah dilempar oleh LL (23 tahun), ayah kandungnya. Semasa hidupnya, Azzhra sering menjadi bulan-bulanan kemarahan LL, lantaran badannya kurang sehat. Badannya kurus dan sering sakit-sakitan. LL berprasangka bahwa anak ini membawa kesialan bagi dia. (Kompas, 4/12/13, hal 25).

Yesus hari ini membahas hukum Taurat tentang pembunuhan (Mat 5:21-26). Yesus tidak berhenti pada apa yang tersurat, tetapi pada yang tersirat, yakni semangat dasar hukum tersebut. Dalam Injil hari ini Yesus bersabda, "Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum" (ay. 21-22). Yesus berharap, agar kita tidak menjadi seorang pemarah, apalagi menaruh dendam terhadap sesama. "Segeralah berdamai dengan lawanmu." (ay. 25), kata Yesus. Mengapa? Kemarahan dan dendam dapat membunuh karakter seseorang, dan menghambat perkembangannya sebagai manusia utuh. Kemarahan dan dendam tidak menyelesaikan masalah, bahkan membuat hubungan antar manusia menjadi rusak.

Masa tobat agung ini dapatlah digunakan untuk meneliti seluruh kehidupan kita masing-masing. Adakah sesuatu yang tidak nyaman dalam hati saudaramu terhadap engkau? (ay. 23). Maka, janganlah pergi tidur sebelum padam amarahmu!

Hanya dilihat dari segi manusiawi pun, pengakuan atau penyampaian dosa membebaskan kita dan merintis perdamaian kita dengan orang lain. Melalui pengakuan itu orang melihat dengan jujur dosa-dosanya, bahwa ia orang berdosa; ia menerima tanggung jawab atas dosa-dosanya itu, dengan demikian membuka diri kembali untuk Allah dan untuk persekutuan Gereja, sehingga dimungkinkanlah satu masa depan yang baru. (Katekismus Gereja Katolik, 1455)
Renungan: Cafe Rohani

Kamis, 13 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Kamis, 13 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
 
“"Pusaka Suci" Bdk. 1 Tim 6:20; 2 Tim 1:12-14. iman [depositum fidei] yang tercantum di dalam Tradisi Suci dan di dalam Kitab Suci dipercayakan oleh para Rasul kepada seluruh Gereja. "Dengan berpegang teguh padanya seluruh Umat Suci bersatu dengan para Gembala mereka dan tetap bertekun dalam ajaran para Rasul dan persekutuan, dalam pemecahan roti dan doa-doa (lih. Kis 2:42 Yn). Dengan demikian dalam mempertahankan, melaksanakan, dan mengakui iman yang diturunkan itu timbullah kerukunan yang khas antara para Uskup dan kaum beriman" (DV 10).” (Katekismus Gereja Katolik, 84)
 

Antifon Pembuka (Mzm 5:2-3)
 
Tuhan, Rajaku dan Allahku, kabulkanlah doaku, indahkanlah keluh-kesahku, dengarkanlah suara permohonanku.
 
Doa Pagi
   

Allah Bapa yang mahabaik, kami bersyukur atas segala yang baik yang Engkau berikan kepada kami. Kami juga bersyukur atas hukum emas yang diajarkan Putra-Mu kepada kami. Semoga dengan hukum emas ini kami semakin mampu menciptakan kedamaian di antara kami. Hanya kepada-Mulah, ya Tuhan, kami berlindung dan berpaling. Dengan penuh iman kami berani berserah dan memasrahkan segala kesesakan hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ratu Ester menjadikan Tuhan, miliknya semata. Dia berlindung kepada Tuhan, Sang Penolong. Iman para leluhurnya yang mengajarkan Ester bersikap seperti itu. Justru di situlah tampak kebijaksanaan dan kekuatan pemerintahan Ratu Ester.

Bacaan dari Kitab Ester (4:10a.10c-12.17-19)
 
 
 "Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, ya Tuhan."
  
Di kala bahaya maut menyerang, Ratu Ester pun berlindung pada Tuhan. Ia mohon kepada Tuhan, Allah Israel, katanya, “Ya Tuhan, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini. Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, sebab bahaya maut mendekati diriku. Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku bahwa Engkau, ya Tuhan, telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu; dan telah Kaulaksanakan bagi mereka apa yang telah Kaujanjikan. Ingatlah, ya Tuhan, dan sudilah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami. Berikanlah kepadaku keberanian, ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa! Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu, dan ubahlah hatinya sehingga menjadi benci kepada orang-orang yang memerangi kami, supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya menemui ajalnya. Tetapi selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu, dan tolonglah aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorang pun selain Engkau, ya Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pada hari aku berseru, Engkau menjawab aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8; R:3a)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama-Mu, dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tuhan, tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, Engkau akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.

Allah yang baik tahu memberi kepada yang meminta, mencari, dan mengetuk pintu. Namun syaratnya adalah jika orang tersebut memperlakukan sesama seperti dirinya sendiri. Itulah hukum cinta kasih, yang menjadi isi seluruh Perjanjian Lama.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:7-12)
 
"Setiap orang yang meminta akan menerima."
 
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Yesus menasihatkan supaya kita perlu menyadari betapa besar kuasa Tuhan dan kebaikan-Nya, khususnya dalam doa. Doa adalah bahasa iman kita, ungkapan kepercayaan dan penyerahan diri kita. Doa lalu menjadi sebuah harapan yang kuat Allah yang menyelamatkan. Allah akan menjawab mereka yang berseru kepada-Nya. Apakah kita mau datang kepada Yesus dan memohon kerahiman-Nya yang melimpah?

Doa Malam

Yesus, anugerahilah aku hati yang sederhana dalam menyikapi situasi dan kondisi yang ada di sekitarku. Bantulah aku untuk bersikap toleransi dan tidak menuntut sesama dalam bersikap dan berbuat baik. Berkatilah aku ya Yesus, agar aku dapat menjadi saksi akan kasih dan kebaikan-Mu. Amin.


RUAH

Surat Gembala Prapaskah 2014 untuk Keuskupan Agung Makassar

"BELAJAR SEPANJANG HIDUP"


Kepada para Pastor, Biarawan-Biarawati dan segenap Umat beriman Katolik Keuskupan Agung Makassar: Salam sejahtera dalam Kristus Yesus,

Firman yang “telah menjadi manusia” (Yoh. 1:14) dan yang “telah belajar menjadi taat” (Ibr. 5:8).

Hari Rabu Abu, sebagai awal Masa Prapaskah, tahun ini jatuh pada tanggal 5 Maret 2014 yang akan datang. Lingkaran 5-tahunan APP Nasional (2012-2016), dengan tema pokok ”Mewujudkan Hidup Sejahtera”, tahun ini telah memasuki tahun ke-3. Sub-tema tahun lalu ialah “Menghargai Kerja”. Panggilan sebagai mitra kerja Allah (manusia adalah citra Allah) dengan demikian menempatkan daya kreativitas dan inovasi tepat-arah sebagai prasyarat untuk proses dan hasil kerja yang semakin berdampak, berdaya guna dan sekaligus memberdayakan bagi orang lain. Oleh karena itu, manusia tertuntut untuk terus-menerus belajar sepanjang hidup. Sedemikian itu, maka fokus pastoral Gerakan APP tahun 2014 ini adalah “BELAJAR SEPANJANG HIDUP”.
  
Sebagaimana terjadi setiap tahun, Komisi PSE-KWI menyediakan bahan pembelajaran menyangkut tema yang bersangkutan; demikian juga Komisi PSE/APP-KAMS menyiapkan kerangka bahan animasi untuk tema yang sama. Surat Gembala Prapaskah Uskup tidak dimaksudkan sebagai pengganti kedua bahan tersebut. Surat Gembala justru dimaksudkan menunjang keduanya, misalnya dengan lebih mengembangkan salah satu aspek berkaitan dengan tema tersebut atau mengangkat aspek-aspek lain yang belum disinggung dalam kedua bahan itu.

Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia diciptakan “menurut gambar Allah”. Dengan demikian manusia mampu mengenal dan mengasihi Penciptanya; ia ditetapkan Allah sebagai tuan atas segala makhluk di dunia ini (Kej. 1:26; Keb. 2:23); “kepadanya dikenakan kekuatan yang serupa dengan kekuatan Tuhan sendiri” untuk menguasai dan menggunakan segala makhluk itu sambil meluhurkan Allah (Sir. 17:3-10; lih. juga Mzm. 8:5-7). Jadi sebagai “gambar Allah” manusia itu co-creator, mitra kerja Allah; karenanya, dari kodratnya, manusia mempunyai sifat kreatif. Tetapi Allah tidak menciptakan manusia seorang diri: sebab sejak awalmula “Ia menciptakan mereka pria dan wanita” (Kej. 1:27). Rukun hidup mereka merupakan bentuk pertama persekutuan antar pribadi. Sebab dari kodratnya yang terdalam manusia bersifat sosial; dan tanpa berhubungan dengan sesama, ia tidak dapat hidup atau mengembangkan bakat-pembawaannya (GS,12). Maka, seperti kita baca pula dalam Kitab Suci, Allah melihat “segala sesuatu yang telah dibuat-Nya, dan itu semua amat baiklah adanya” (Kej. 1:31).

Akan tetapi manusia, yang diciptakan oleh Allah dalam kebenaran, sejak awalmula sejarah, atas bujukan si Jahat, telah menyalahgunakan kebebasannya. Ia memberontak melawan Allah, dan ingin mencapai tujuannya di luar Allah. Meskipun orang-orang mengenal Allah, mereka tidak memuliakan-Nya sebagai Allah; melainkan hati mereka diliputi kegelapan, dan mereka memilih mengabdi makhluk daripada Sang Pencipta (Rom. 1:21-25). Apa yang kita ketahui berkat Pewahyuan itu memang cocok dengan pengalaman sendiri. Sebab bila memeriksa batinnya sendiri manusia memang menemukan juga, bahwa ia cenderung untuk berbuat jahat, dan tenggelam dalam banyak hal-hal buruk, yang tidak mungkin berasal dari Penciptanya yang baik. Sering ia menolak mengakui Allah sebagai dasar hidupnya. Dengan demikian ia merusak keterarahannya yang sejati kepada tujuannya terakhir, begitu pula seluruh hubungannya yang sesungguhnya dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan segenap ciptaan. Oleh karena itu dalam batinnya manusia mengalami perpecahan. Itulah sebabnya, mengapa seluruh hidup manusia, ditinjau sebagai perorangan maupun secara kolektif, nampak sebagai perjuangan, itu pun perjuangan yang dramatis, antara kebaikan dan kejahatan, antara terang dan kegelapan. Bahkan manusia mendapatkan dirinya tidak mampu untuk atas kekuatannya sendiri memerangi serangan-serangan kejahatan secara efektif, sehingga setiap orang merasa diri ibarat terbelenggu dengan rantai. Dosa memang merongrong manusia sendiri dengan menghalang-halanginya untuk mencapai kepenuhannya. (GS,13).

Akan tetapi datanglah Tuhan sendiri untuk membebaskan dan meneguhkan manusia, dengan membaharuinya dari dalam, dan dengan melemparkan ke luar penguasa dunia ini (Yoh. 12:31), yang menahan manusia dalam perbudakan dosa (Yoh. 8:34). Dialah Yesus Kristus, “gambar Allah yang tidak kelihatan” (Kol. 1:15; 2 Kor. 4:4). “Dia pulalah manusia sempurna, yang mengembalikan kepada anak-anak Adam citra ilahi, yang telah ternodai sejak dosa pertama. Karena dalam Dia kodrat manusia disambut, bukannya dienyahkan (Konsili Konstantinopel II dan III), maka dalam diri kita pun kodrat itu diangkat mencapai martabat yang amat luhur. Sebab Dia, Putera Allah, dalam penjelmaannya dengan cara tertentu telah menyatukan diri dengan setiap orang. Ia telah bekerja memakai tangan manusiawi, Ia berpikir memakai akalbudi manusiawi, Ia bertindak atas kehendak manusiawi (Konsili Konstantinopel III), Ia mengasihi dengan hati manusiawi. Ia telah lahir dari Perawan Maria, sungguh menjadi salah seorang di antara kita, dalam segalanya sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa (Ibr. 4:15)” (GS,22).

Setelah Ia lahir, Ia bertumbuh, “bertambah besar dan menjadi kuat” (Luk. 2:40). Keluarga-Nya menjadi bagi-Nya sekolah pertama dalam pendidikan nilai-nilai kemanusiaan dan religius. Orang tua-Nya sejak dini menanamkan tradisi keagamaan Yahudi pada-Nya, termasuk kebiasaan berziarah ke Yerusalem tiap-tiap tahun pada hari raya Paskah (Luk. 2:41). Terjadilah pada usia 12 tahun Yesus tertinggal di Bait Allah di Yerusalem, dan baru sesudah tiga hari orang tua-Nya menemukan Dia kembali. Yesus mengatakan kepada orang tua-Nya: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Luk. 2:49). Tetapi Kitab Suci mencatat, bahwa orang tua-Nya tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Yang jelas Maria dan Yusuf memperlakukan Yesus sebagaimana umumnya orang tua memperlakukan anak mereka. Dan memang selanjutnya ditegaskan: “Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka” (Luk. 2:51). Dan Yesus tentu belajar bertukang pada Yusuf, ayah piara-Nya, demi menghidupi keluarga mereka. Maka setelah ditempa dalam keluarga dan di tengah lingkungan masyarakat-Nya selama kurang-lebih 30 tahun, Yesus akhirnya dapat tampil dan berkarya di depan umum sebagai seorang yang utuh dan matang. Ciri serba biasa hidup tersembunyi Yesus, sebagaimana halnya setiap anak manusia lainnya, dengan sangat kuat terasa dalam kata-kata penolakan orang-orang sekampung-Nya di Nazaret, ketika Ia sudah mulai tampil di depan umum: “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudaranya yang perempuan ada bersama kita?” (Mrk. 6:3). Sejak Ia mulai berkarya di depan umum mewartakan Kerajaan Allah, Yesus juga terus belajar sampai akhir hidup-Nya. Kitab Suci menegaskan: “Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya” (Ibr. 5:8).

Kita baca dalam Injil, di tengah kesibukan-Nya yang luar biasa dalam mewartakan Kerajaan Allah, pada malam hari atau pagi-pagi buta, Yesus mengundurkan diri ke tempat sunyi di puncak bukit atau di bawah rerindang pohon-pohon Zaitun. Untuk apa? Untuk berdoa, berkomunikasi dengan Allah, Bapa-Nya, mencari dan merenungkan kehendak-Nya. Ia sendiri menegaskan: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh. 4:34). Di taman Getsemani, menjelang Dia ditangkap, Ia mengungkapkan kepasrahan total kepada kehendak Bapa dalam bentuk doa: “Bapa, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini daripada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Luk. 22:42).

Tolok ukur satu-satunya dalam hidup dan karya Yesus ialah KEHENDAK Allah. Dan inilah yang membawa Dia berani bertindak kreatif dan inovatif. Ia membawa pembaharuan atas peraturan Hukum Taurat yang melarang orang bekerja pada hari Sabat. Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat. Ia menegaskan: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yoh. 5:17). Ia menerobos tradisi “sok saleh” kaum beragama pada zaman-Nya. Ia bergaul dan makan bersama dengan orang-orang yang dicap pendosa. Ia berkata: “Anak Manusia datang (diutus) untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk. 19:10). Ia merombak pelbagai adat istiadat Yahudi yang bertentangan dengan perintah Allah. Ia menegaskan kepada orang Farisi dan ahli Taurat: “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri” (Mrk. 7:9). Bahkan Dia memperbaharui dan menyempurnakan Hukum Taurat: “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat. 5:43-44).

Tetapi Yesus tidak hanya mengajarkan sesuatu. Ia sendiri melaksanakan apa yang diajarkan-Nya. Ketika Ia digantung oleh orang-orang sebangsa-Nya di atas salib, Ia berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34). Kematian Yesus di salib, di samping merupakan ungkapan ketaatan total kepada kehendak Bapa, sekaligus juga merupakan ungkapan kasih tanpa batas kepada manusia. Ia sendiri telah mengatakan: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:13). Di tempat lain Ia menegaskan: “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh. 12:24).

Senyatanya, penyerahan diri secara total kepada Bapa dan kasih tanpa batas kepada manusia menuntut pengorbanan dan pengingkaran diri. Itulah makna salib dalam hidup dan karya Yesus. Ia sungguh telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya. Oleh sebab itu, “Yesus dapat disebut Guru dalam arti yang sepenuh-penuhnya justru karena Dia tidak berpegang teguh pada hak-hak istimewa-Nya; akan tetapi menjadi salah satu dari antara manusia yang harus belajar. Hidup-Nya menjelaskan kepada kita bahwa kita tidak memerlukan senjata, bahwa kita tidak perlu menyembunyikan diri kita, atau saling menantang untuk bersaing. Hanya orang yang tidak takut untuk memperlihatkan kelemahannya dan membiarkan dirinya disentuh oleh tangan halus Sang Guru dapat menjadi murid yang sejati” (Henri J.M. Nouwen).

Menjelang akhir hidup dan karya-Nya di depan umum, pada Perjamuan Malam Terakhir, Yesus menegaskan kepada para rasul-Nya: “Aku telah memberi teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepada kamu” (Yoh. 13:15). Tentu teladan yang dimaksudkan-Nya tidak hanya terbatas pada apa yang Dia perbuat pada malam itu: membasuh kaki murid-murid-Nya. Teladan yang dimaksudkan-Nya menyangkut seluruh hidup dan karya-Nya, yang masih akan memuncak pada Jumat Agung di atas salib. Sesungguhnya pada pemberitahuan pertama tentang penderitaan-Nya, Ia berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga”. Dan segera saja Dia menyambung: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Aku” (Luk. 9:22-23).

Kembalilah kita sekarang ke tema: “Belajar Sepanjang Hidup”. Citra Allah, yang dirusak oleh dosa, ditebus dan dipulihkan dalam Yesus Kristus. Yesus Kristuslah Adam Baru, Manusia Baru, Citra Allah yang sempurna. Pada Dialah kita harus berguru sepanjang hidup. Dialah dasar dan sekaligus model (contoh) bagi kita dalam menjalani kehidupan dan berkarya di dunia ini. Kita harus meneladani hidup dan karya-Nya tidak hanya selama hidup di depan umum, melainkan seluruh hidup-Nya, mulai dari penjelmaan-Nya (Natal) sampai pemuliaan-Nya (misteri Paskah: sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya). Khusus untuk hidup keduniaan, kita perlu mencontoh hidup-Nya yang tersembunyi dalam keluarga dan di tengah lingkungan masyarakat-Nya. Konsili Vatikan II menegaskan: Hendaklah umat Kristiani bergembira, bahwa mereka mengikuti teladan Kristus yang hidup bertukang, dan dapat menjalankan segala kegiatan duniawi, sambil memperpadukan semua usaha manusiawi, kerumah-tanggaan, kejuruan, usaha di bidang ilmu pengetahuan maupun teknik dalam suatu sintesa yang hidup-hidup dengan nilai-nilai keagamaan, yang menjadi norma tertinggi untuk mengarahkan segala sesuatu kepada kemuliaan Allah” (GS,43).

Dalam pernyataan itu Konsili dengan jelas mendorong orang Kristiani meneladan Yesus Kristus yang bekerja demi kesejahteraan hidup duniawi. Untuk itu tidak ada kegiatan duniawi yang baik yang dikecualikan. Orang Kristiani diajak terlibat dalam semua usaha manusiawi demi membangun hidup duniawi yang lebih sejahtera: kerumah-tanggaan, kejuruan, usaha di bidang ilmu pengetahuan maupun teknik. Tetapi semua itu harus diukur dengan norma tertinggi, berupa nilai-nilai keagamaan. Karena itu setiap usaha yang berlawanan dengan nilai-nilai keagamaan jelas terlarang, seperti memproduksi dan memperjual-belikan narkoba, korupsi, perdagangan manusia dan pelacuran, perjudian, hiburan yang tidak sehat. Adapun arah segala usaha membangun hidup duniawi yang lebih baik dan sejahtera itu, ialah “demi kemuliaan Allah, untuk mempermalukan setan dan demi kebahagiaan manusia” (AG,9; LG,17). Demikianlah, usaha Kristiani membangun hidup duniawi yang lebih baik dan sejahtera berlawanan dengan usaha membangun Menara Babel atau “surga dunia” ala Komunisme Ateistis. Orang Kristiani harus selalu awas terhadap godaan nyata ini.

Mari kita terus belajar seumur hidup pada Sang Guru sejati kita, Yesus Kristus, Manusia Baru, Citra Allah yang sempurna. Selamat menjalani Masa Praspaskah!


Makassar, Medio Februari 2014



+ John Liku-Ada’

Uskup Agung Makassar

Rabu, 12 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Rabu, 12 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
 
Sangat dianjurkan, agar orang mempersiapkan diri untuk penerimaan Sakramen Pengampunan, melalui pemeriksaan batin dalam terang Sabda Allah. Teks-teks yang paling cocok untuk itu terdapat di dalam nasihat-nasihat moral dari Injil-Injil dan surat-surat para Rasul: dalam khotbah di bukit dan nasihat para Rasul Bdk. misalnya Rm 12-15; 1 Kor 12-13; Gal 5; Ef 4-6.. (Katekismus Gereja Katolik, 1454)
 
Antifon Pembuka (Mzm 25:6.3.22)
 
Ya Tuhan, ingatlah akan kerahiman dan kerelaan-Mu yang abadi. Janganlah musuh bergembira atas kami. Ya Allah, bebaskanlah kami dari segala penindasan
 
Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa, dengan penuh kasih Kauampuni orang-orang Niniwe yang bertobat. Kami mohon, perhatikanlah kami, umat-Mu, yang menyerahkan diri untuk bertobat, agar kelak kami beroleh pengampunan dan kebahagiaan kekal bersama Putra-Mu, Tuhan kami, Yesus Kristus, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
     
Bacaan dari Nubuat Yunus (3:1-10)
   
"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat."
 
Tuhan berfirman kepada Yunus, "Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Setelah kabar sampai pada raja kota Niniwe, turunlah raja dari singgasananya; ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.12-13.18-19; R:19b)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk-redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yl 2:12)
Sekarang juga, demikian firman Allah, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)
 
"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."
    
Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan akan menghukum mereka: Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!"
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Masa Tobat Prapaskah mempunyai ciri tobat. Dalam katekese hendaknya ditegaskan kepada kaum beriman beserta akibat-akibat sosial dosa, hakikat dosa, yang menyangkal dosa sejauh merupakan penghinaan terhadap Allah. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 14)

Renungan

 
Suatu petang, seorang pemuda, sebut saja Didi, datang kepada seorang imam hendak mengaku dosa sekaligus meminta doa untuk penyembuhan sakit beri-berinya (kekurangan vitamin B1). Ia sudah menderita selama 3 tahun, seluruh tubuhnya tampak membengkak dan tidak bisa bekerja apa-apa. Imam tersebut melayani pengakuan dosanya, memberi penitensi lalu mendoakan Didi dengan penumpangan tangan, memberi ampun atas dosa-dosanya sekaligus memohon penyembuhan bagi penyakitnya. Seminggu kemudian Didi sembuh dan dapat bekerja kembali. Dia sungguh bersyukur atas rahmat pengampunan dan penyembuhan itu, dan iapun semakin percaya bahwa Tuhan Maharahim dan Mahabaik.

Pertobatan melalui pengakuan dosa adalah suatu keharusan iman sebagai anak-anak Allah. Setiap orang yang sadar akan buruknya hukuman atas dosa harus mengaku dosa, agar mendapat pengampunan dan hidup pantas di hadapan Allah. Orang-orang Niniwe berlaku amat rendah hati. Ketika mereka mendengar seruan pertobatan yang disampaikan Nabi Yunus, semua penduduk kota itu tanpa kecuali melakukan puasa, doa dan tapa. Tuhan mengampuni dosa mereka.

Pada masa puasa ini, bukannya tanda dari langit yang dicari melainkan sikap rendah hati untuk berdoa dan bertobat dari dosa-dosa. Kita membutuhkan rahmat pengampunan dan pendamaian.

Tuhan, ampuni dan bebaskanlah aku semua dari hukuman dosa. Amin.

Kalau kita merenungkan Injil, kita akan belajar seperti dalam cermin, bagaimana menjadi sabar dan baik hati --- St. Asterius dari Amasea
   
P. Bagaimanakan kamu mengetahui bahwa imam memiliki kuasa mengampuni dosa yang dilakukan setelah pembaptisan?
J. Aku mengetahui bahwa imam memiliki kuasa mengampuni dosa yang dilakukan setelah pembaptisan karena Yesus Kristus telah memberikan kuasa kepada para imam dalam Gereja-Nya ketika Ia berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh 20:22b-23) [Katekismus Baltimore, 189]

Renungan: Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 11 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Selasa, 11 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
  
Iman Gereja mendahului iman perorangan, yang diajak supaya menyetujuinya. Kalau Gereja merayakan Sakramen-sakramen, ia mengakui iman yang diterima dari para Rasul. Oleh karena itu berlakulah prinsip tua: "lex orandi, lex credendi" (atau sebagaimana Prosper dari Aquitania dalam abad ke-5 mengatakan: "legem credendi lex statuat supplicandi") "Peraturan doa harus menentukan peraturan iman": auct. ep.8.. Cara doa adalah cara iman; Gereja percaya, seperti yang ia doakan. Liturgi adalah unsur dasar tradisi yang suci dan hidup Bdk. DV 8. ---- Katekismus Gereja Katolik, 1124
 

Antifon Pembuka (Mzm 90:1-2)
 
Tuhan, Engkaulah pelindung kami turun-menurun. Dari awal mula sampai akhirat, Engkau mendampingi kami.
 
Doa Pagi

 
Allah Bapa kami di surga, kami berdoa, namun iman kami terlalu kecil, perhitungan kami lebih besar daripada harapan kami. Letakkanlah sabda Yesus pada lisan kami. Ajarilah kami berdoa seperti pada murid-Nya. Maka nama-Mu akan kami puji dan kerajaan-Mu akan datang. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Firman Tuhan itu hidup, maka selalu berbuah, tak pernah kembali dengan sia-sia. Firman itu menjadi benih kehidupan yang baik, benih Kerajaan Allah.

Bacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)
 
  
"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."
     
Beginilah firman Tuhan, “Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka yang minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
  
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Doa bukan sekadar urusan kata-kata, melainkan urusan hati, yakni hati pengampun. Doa Bapa Kami menjadi satu-satunya doa yang diajarkan oleh Yesus. Di dalamnya, terkandung intensitas hubungan akrab dengan Allah sebagai Bapa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)
 
"Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa."
  
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta pada-Nya. Karena itu berdoalah begini, “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Amin.” Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Yesus memberikan nasihat tentang doa. Dia sungguh sangat menekankan ketulusan dan cinta. Dia lalu memberikan sebuah contoh bagaimana seharusnya berdoa. Allah mengampuni mereka yang mengampuni kesalahan sesamanya. Doa harus berbuah dalam kehidupan sehari-hari. Dan hal itu terungkap dalam pengampunan. Apakah saya atau kita mudah untuk memaafkan dan mengampuni?

Doa Malam

Terima kasih ya Yesus, atas doa Bapa Kami yang Engkau ajarkan kepada kami. Bantulah kami untuk menghayati doa tersebut dalam hidup harian kami, terlebih dalam mengampuni sesama. Engkaulah Tuhan dan Juruselamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

“Dia yang memberi kita hidup, juga mengajar kita berdoa” (St. Siprianus)

RUAH

Senin, 10 Maret 2014 Hari Biasa Pekan I Prapaskah

Senin, 10 Maret 2014
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
  
Sementara orang lain menderita kekurangan, janganlah kita bekerja untuk menimbun dan menumpuk harta benda (uang) --- Paus Gregorius dari Nazianze
 
Antifon Pembuka (Mzm 123:2-3)
 
Sebagaimana mata seorang hamba tertuju kepada tuannya, demikian pula mata kita terarah kepada Allah, agar Ia mengasihi kita. Sayangilah kami, ya Tuhan, sayangilah kami.
 
Doa Pagi

Tuhan, Penyelamat orang berdosa, pandanglah kami umat-Mu. Semoga dalam menjalani masa tobat, hati dan sikap hidup kami tetap bergembira dan terbuka terhadap ajaran-Mu dengan senantiasa mengindahkan hukum cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)

"Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran."

 
Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada segenap jemaat Israel, dan katakan kepada mereka: Kuduskanlah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus. Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah berdusta seorang kepada sesamanya. Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia, dan janganlah merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Janganlah kaukutuki orang tuli, dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan; engkau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah membela orang kecil secara tidak wajar, dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran.Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah Tuhan. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15; R: Yoh. 6:64b)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati, perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan penebusku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Waktu ini adalah waktu perkenanan, hari ini adalah hari penyelamatan!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:31-46)
 
"Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
  
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat datang bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

“Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40)

Menurut iman Kristiani pengadilan pada hari terakhir itu pasti terjadi. Di mata Sang Hakim Agung semua cara hidup tersingkap. Ukurannya apa? “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, kamu lakukan untuk Aku” (Mat 25:40). Itulah yang disebut dengan pelayanan kasih di dalam nama Kristus: memberi makan yang lapar, memberi pakaian yang telanjang, berkunjung pada para tahanan, dan masih banyak tindak pelayanan kasih. Kesemuanya itu didorong berkat imannya akan Kristus. Tanpa iman dan tanpa di dalam Kristus, semua pelayanan kasih semata-mata hanya humanisme belaka.

Pelayanan kasih di dalam Kristus itulah yang menjadi jantung Gereja, menjadi identitas Gereja Katolik. Ajaran-ajaran Sosial Gereja yang dimulai dengan ensiklik Rerum Novarum (1891) oleh Paus Leo XIII merupakan tonggak sejarah Magisterium Gereja. Ketika dunia industri makin menggurita, ketika masyarakat kelas atas menindas kaum buruh, dan ketika masyarakat membisu atas peristiwa itu, Gereja lalu bersuara lantang.

Ajaran Sosial Gereja yang dikeluarkan oleh pimpinan Gereja Katolik dimaksudkan untuk meneguhkan nurani. Urusan-urusan duniawi – entah politik, ekonomi, sains, seni, pekerjaan, atau hubungan internasional – tidak pernah berdiri sendiri, melainkan terkait erat dengan dimensi etis-moral dan hukum ilahi. Dalam bahasa Paus Fransiskus, perkenalkanlah dan hadirkanlah Tuhan, supaya selanjutnya Tuhan dicintai oleh semua orang. Begitulah Paus Fransiskus. Ia memeluk dan mencium orang yang sakit kanker kulit. Ia mau membangun tata kelola Bank Vatikan yang sehat. Ia meminta doa perdamaian bagi Suriah dengan mengajak umat Katolik seluruh dunia berdoa Rosario.

Lantas, kita pun seharusnya berpelayanan kasih. Tak perlu besar, tetapi yang kecil pun akan dihargai oleh Tuhan. Kuncinya terletak pada bertindak di dalam nama Kristus dan didorong oleh semangat iman akan Kristus. Lakukanlah dengan cinta yang besar.

Pertanyaan reflektif:

Sejauh mana pelayanan kasih kita berdasarkan di dalam Kristus dan didorong iman akan Kristus?

Doa:

Ya Yesus, mampukan aku untuk melihat sesama di dalam Engkau. Jadikanlah aku seperti wajah-Mu, penuh belas kasih dan bela rasa, dan semoga kehadiranku membuat Engkau dicintai oleh semua orang. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.

(RD. B. Hardijantan Dermawan / www.mirifica.net)

Menerima abu di luar Rabu Abu?


Minggu, 09 Maret 2014 Hari Minggu Prapaskah I

Minggu, 09 Maret 2014
Hari Minggu Prapaskah I
   
Masa Prapaskah tahunan adalah masa rahmat, karena kita mendaki Gunung Suci hari raya Paskah. "Masa Prapaskah mempunyai tugas ganda, mempersiapkan para katekumen dan kaum beriman untuk perayaan misteri Paskah. Para calon diantar oleh perayaan pendaftaran, oleh perayaan tobat dan pengajaran untuk menghayati Sakramen-sakramen Inisiasi; kaum beriman harus lebih rajin mendengarkan Sabda Allah dan berdoa dan mempersiapkan diri dengan tobat atas pembaruan janji baptis." (Caeremoniale Episcoporum) [Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 6]

   
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 91:15-16)
    
Ia akan memanggil-Ku dan Aku akan mendengarkan dia. Aku akan meluputkan dan memuliakannya. Dengan umur panjang akan Kupenuhi dia.
    
Invocabit me, et ego exaudiam eum: eripiam eum, et glorificabo eum: longitudine dierum adimplebo eum.

       
Doa Pagi

       
Allah Bapa yang Mahakuasa, dengan menjalani masa prapaskah ini kami berusaha semakin mendalami misteri Kristus. Semoga masa yang menguntungkan itu dapat kami gunakan sebaik-baiknya, sehingga rahmat-Mu tidak kami sia-siakan, tetapi membuat kami layak hidup bersama Dia kelak. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (2:7-9.3:1-7)
    
"Ciptaan pertama dan dosa asal."
      
Ketika Tuhan Allah menjadikan langit dan bumi, Ia membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; di tengah-tengah taman itu Ia menumbuhkan pohon kehidupan, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan Allah ular adalah binatang yang paling cerdik. Ular itu berkata kepada perempuan yang telah diciptakan Tuhan, “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Sahut perempuan itu kepada ular, “Buah pohon-pohon dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan atau pun kamu raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Maka ia mengambil dari buahnya, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14-17; Ul: 3a)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari pada-Ku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (5:12-19)
   
"Di mana pelanggaran bertambah banyak, di sana karunia menjadi berlimpah-limpah."
     
Saudara-saudara, dosa telah masuk ke dalam dunia lantaran satu orang, dan karena dosa itu, masuklah juga maut. Demikianlah maut telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, di dunia ini telah ada dosa. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa maut telah berkuasa juga atas mereka yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran dari Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang itu semua orang telah jatuh dalam kuasa maut, jauh lebih besarlah kasih karunia dan anugerah Allah, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang lantaran satu orang, yaitu Yesus Kristus. Kasih karunia Allah jauh lebih besar daripada dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, sedangkan pemberian kasih karunia atas banyak pelanggaran telah mengakibatkan pembenaran. Jadi, jika oleh dosa satu orang maut telah berkuasa, lebih benarlah yang terjadi atas mereka yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran; mereka akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (4:1-11)
    
"Yesus berpuasa selama empat puluh hari, dan dicobai Iblis."
     
Sekali peristiwa Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun supaya dicobai Iblis. Setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu itu menjadi roti.” Tetapi Yesus menjawab, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Kemudian Iblis membawa Yesus ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah. Lalu Iblis berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk pada batu.” Yesus berkata kepadanya, “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Lalu Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya. Iblis berkata kepada-Nya, “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau harus berbakti!” Lalu Iblis meninggalkan Yesus, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Smackdown! Kata itu saya dengar dari mulut seorang anak kecil yang sedang bermain dengan temannya. Sambil bercanda dan bermain riang, anak-anak ini berusaha untuk menjatuhkan temannya. Dan akhirnya, berhasil. Kemudian ia berkata: smackdown! Ia bangga dan tertawa, sementara temannya meringis kesakitan.

Smackdown adalah sebuah program hiburan gulat dari WWE (world wrestling entertainment). Tontonan ini keras, menarik sekaligus mengerikan. Meskipun keras permainannya, tetap banyak yang tertarik melihatnya. Meski diingatkan agar tidak mencoba hal ini di rumah (Don’t try this at home), tetap saja ada yang mencobanya.

Apa yang baik dan menarik untuk dinikmati belum tentu baik untuk kelangsungan hidup kita (bdk. Kej 3:6). Tetapi, apa yang benar dan apa pun yang kita lakukan dengan berpegang firman Tuhan serta takut akan Allah, semua itu akan menuntun hidup kita pada keselamatan. Yang terakhir ini harus dicoba dalam kehidupan, tetapi smackdown jangan dicoba. Mengapa yang benar dan firman Tuhan itu harus diterapkan dalam kehidupan dengan setia? Karena inilah pengetahuan yang benar akibat dari kejatuhan Adam (manusia) ke dalam dosa dan kedatangan Yesus sebagai Penyelamat, “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.” (Roma 5:19)

Dalam sejarah pemikiran, pengalaman dan sejarah kehidupan manusia; ketika ia mulai berdialog dengan iblis, kemudian mengadakan tawar-menawar dengan baik dan berguna bagi dirinya, maka ia akan selalu jatuh ke dalam dosa. Ini berarti, kita harus cepat dan tegas mengatakan tidak kepada iblis. Kalau tidak, maka kita akan jatuh dan jatuh lagi (lihat kisah Adam dan Hawa). Sebab, di hadapannya kita ini adalah mangsanya.

Masa ini adalah Masa Prapaskah, masa di mana kita mengadakan latihan rohani, jasmani, pikiran dan perasaan. (Masa) ini bukan masa untuk menguji kemampuan rohani, jasmani, pikiran dan perasaan kita. Sebab, si pencoba akan datang tanpa diundang. Injil yang menyajikan pencoaan Yesus di padang gurun adalah pedoman bagi kita; bahwa pencobaan akan datang dari berbagai sudut dan kesempatan untuk menggoncang kehidupan rohani, jasmani, pikiran dan perasaan kita; namun Dia tetap menang. Yesus menang terhadap semua pencobaan itu bukan karena Ia menghindar, bukan juga karena melawan. Yesus menang karena Ia sadar dan bersikap tegas terhadap si penggoda. Yesus selalu berkata tidak terhadap godaan dan setia kepada Allah. Akhirnya, Ia menang dan iblis pergi tanpa diusir.

Saya pribadi yakin bahwa iblis itu sangat pintar dan picik. Namun, cara menghadapinya bukanlah dengan berusaha menjadi lebih pintar dan lebih licik dari dia. Jika itu kita lakukan, kita kalah dan sudah masuk dalam perangkapnya. Yang kita lakukan adalah selalu waspada dalam doa dan sabda. Auman singa, auman si iblis tidak akan menakutkan (1Ptr 4:8-9), ketika hidup dikuatkan oleh doa dan sabda. Yang ini, harus dicoba!

Minggu Prapaskah I adalah permulaan Masa Suci terhormat 40 hari. Dalam Perayaan Ekaristi minggu ini, hal ini dapat diungkapkan: misalnya dengan prosesi masuk yang diiringi nyanyian Litani para Kudus. Uskup harus mengadakan perayaan pendaftaran para pelamar dalam gereja Katedral atau juga dalam gereja lain, sesuai dengan kebutuhan pastoral. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 23)

"Yesus dapat menghindari setan, tetapi kalau tidak pernah digoda, Ia tidak pernah memberi ajaran kepadamu, bagaimana dapat menang kalau digoda." (St. Agustinus)
RUAH

Kobus: Tiga kelemahan manusia


terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy