| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 23 Maret 2014 Hari Minggu Prapaskah III

Minggu, 23 Maret 2014
Hari Minggu Prapaskah III
  
Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus
      

Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 25:15-16)
  
Mataku tetap terarah kepada Tuhan, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jerat. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab sebatang kara dan celakalah aku.
  
Oculi mei semper ad Dominum, quia ipse evellet de laqueo pedes meos: respice in me, et miserere mei, quoniam unicus et pauper sum ego.

   
Doa Pagi

    
Ya Allah Yang Maharahim dan sumber segala kebaikan, Engkau telah menyatakan bahwa dosa dapat diampuni dengan puasa, doa dan amal kasih. Sudilah memandang kami, ciptaan-Mu yang rapuh. Semoga belas kasih-Mu senantiasa mengangkat kami kembali ketika kami tertunduk karena menyadari kesalahan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

(Madah Kemuliaan ditiadakan pada Misa Minggu ini, hari ini ada Syahadat)

(Bacaan Pertama)

Bacaan dari Kitab Keluaran (17:3-7)
       
"Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum."
       
Sekali peristiwa, setelah bangsa Israel melewati padang gurun Sin, dan berkemah di Rafidim, kehausanlah mereka di sana. Maka bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata, “Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir untuk membunuh kami, anak-anak dan ternak kami dengan kehausan?” Lalu berseru-serulah Musa kepada Tuhan, katanya, “Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!” Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Berjalanlah di depan bangsa itu, dan bawalah serta beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga tongkatmu yang kaupakai memukul Sungai Nil, dan pergilah. Maka Aku akan berdiri di depanmu di atas gunung batu di Horeb; pukullah gunung batu itu, dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum. Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel. Maka dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar, dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan mengatakan, “Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 4/4, PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2,6-7,8-9)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
     
(Bacaan Kedua)
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (5:1-2.5-8)
  
"Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."
  
Saudara-saudara, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk ke dalam kasih karunia Allah. Di dalam kasih karunia itu kita berdiri dan bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 4:42.15)
Tuhan, Engkau benar-benar Juruselamat dunia. Berilah aku air hidup, supaya aku tidak haus lagi.

(Bacaan Injil)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (4:5-42) (Singkat: 4:5-15,19b-26,39a,40-42)
 
"Mata air yang memancar sampai ke hidup yang kekal."
  
Sekali peristiwa sampailah Yesus ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar, dekat tanah yang dahulu diberikan Yakub kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya, “Berilah Aku minum!” Sebab murid-murid Yesus telah pergi membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya, “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” Maklumlah orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria. Jawab Yesus kepadanya, “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapa Dia yang berkata kepadamu ‘Berilah Aku minum’, niscaya engkau telah meminta kepada-Nya, dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Kata perempuan itu kepada-Nya, “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar daripada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan ia sendiri telah minum dari dalamnya, ia beserta anak-anak dan ternaknya?” Jawab Yesus kepadanya, “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi!” Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai ke hidup yang kekal.” Kata perempuan itu kepada-Nya, “Tuhan, berilah aku air itu, supaya aku tidak haus, dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, panggillah suamimu dan datanglah ke sini.” Kata perempuan itu, “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya, “Tepat katamu bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami, dan yang sekarang ada padamu pun bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” Kata perempuan itu kepada Yesus, “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” Kata Yesus kepadanya, “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, tetapi kami menyembah yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang, dan sudah tiba sekarang, bahwa para penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian. Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran.” Jawab perempuan itu, “Aku tahu, bahwa Mesias yang disebut juga Kristus akan datang; apabila datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” Kata Yesus kepadanya, “Akulah Dia, yang sedang bercakap-cakap dengan engkau!” Pada waktu itu datanglah murid-murid Yesus, dan mereka heran bahwa Yesus sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorang pun berkata, “Apa yang Engkau kehendaki?” Atau: “Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?” Sementara itu perempuan tadi meninggalkan tempayannya di situ, lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ. Mari lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia itu Kristus?” Maka mereka pun meninggalkan kota, lalu datang kepada Yesus. Sementara itu murid-murid mengajak Yesus, katanya, “Rabi, makanlah!” Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.” Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain, “Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?” Kata Yesus kepada mereka, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan “Empat bulan lagi tibalah musim menuai?” Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu, dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya, dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa ‘Yang seorang menabur dan yang lain menuai’. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan. Orang-orang lain berusaha, dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.” Banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada Yesus karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi, “Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.” Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Yesus tinggal pada mereka, dan Yesus pun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan Yesus, dan mereka berkata kepada perempuan itu, “Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dia benar-benar Juruselamat dunia.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Tuhan memanggil kita untuk menjadi orang-orang yang peduli. Seperti dalam Injil hari ini Yesus menyatakan rasa peduli terhadap seorang wanita Samria. Ia tahu bahwa wanita ini dijauhi banyak orang, terutama oleh orang-orang yang tinggal sekampung dengannya. Apakah buktinya bahwa dia adalah orang yang dijauhi oleh sesamanya?

Pertama-tama, wanita ini mengambil air pada waktu tengah hari. Padahal, dalam budaya mereka, setiap orang mengambil air pada waktu pagi hari. Alasannya, tidak panas dan banyak kesempatan untuk bisa berinteraksi dengan orang lain. Wanita ini tidak melakukan hal demikian. Ia justru menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Mengapa? Karena dia dianggap sebagai wanita sundal. Apakah buktinya? Ia tinggal satu rumah dengan seorang laki-laki yang bukan suaminya. Bukti tersebut menyatakan bahwa wanita ini bukanlah wanita baik-baik.

Yesus melihat bahwa hidup wanita ini sungguh perih dan pahit. Oleh karena itu, Yesus pun berusaha untuk menolong dia. Namun, apakah cara yang dipakai Yesus itu harus halus dan lembut? Tidak. Sebaliknya, Yesus justru menggunakan shock teraphy untuk menyadarkan wanita tersebut. Yesus pertama-tama membuka aib yang dilakukan oleh wanita tersebut, terutama mengenai hidup perkawinannya yang tidak beres. Setelah itu, Yesus juga membuka kerinduan wanita tersebut akan belaian dan kasih sayang. Yesus dengan terus terang membuka hal-hal tersebut secara langsung di depan wanita itu, tentu saja hal itu menyakitkan. Siapakah orang yang tidak malu dan marah jika aib yang ditutup-tutupinya diketahui, bahkan dibeberkan oleh orang yang baru saja dikenalnya? Namun, Yesus tanpa ragu dan malu melakukan itu semua karena Ia sangat peduli pada kehidupan wanita tersebut. Rasa peduli yang Yesus tunjukkan kepadanya jauh dari kesan halus, sebaliknya kasar dan terkesan menelanjangi. Tetapi, tindakan Yesus ini ternyata justru dapat menyadarkan wanita tersebut. Ia menjadi sadar bahwa tindakan Yesus yang kasar dan tidak elegan tersebut menyelamatkan dia.

Melalui tindakan Yesus yang kita dengar dan kita saksikan hari ini kita sekalian dapat belajar bahwa rasa peduli dan rasa belas kasih memang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Namun, kita pun mesti ingat bahwa peduli tidak selalu identik dengan kelemahlembutan. Mari kita mohon rahmat agar Tuhan selalu memampukan kita untuk dapat bertumbuh dalam kasih-Nya.

RUAH

Sabtu, 22 Maret 2014 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Sabtu, 22 Maret 2014
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
  
“Kita harus pergi bagaikan rusa lari menuju sumber air. Sumber air itu ialah Allah.” (St. Ambrosius)
 

Antifon Pembuka (Mzm 145:8-9)   
   
Tuhan pengasih dan penyayang, sabar dan lembut hati. Tuhan pemurah bagi semua orang, penuh kasih sayang akan ciptaan-Nya.
       
Doa Pagi
            
Ya Tuhan, tak ada Allah lain seperti Engkau yang mengampuni dosa-dosa dan memaafkan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh umat-Mu, Israel. Maka tunjukkanlah juga kerahiman-Mu bagi kami yang sering melakukan dosa, namun ingin bertobat dan setia kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Mikha memohonkan ampun para umat yang sedang berada dalam kesengsaraan; sekaligus memohon Tuhan sendiri menjadi gembala mereka. Mikha yakin bahwa Tuhan itu pengampun dan penuh kasih setia sejak zaman Abraham.
Bacaan dari Nubuat Mikha (7:14-15.18-20) 
  
"Semoga Tuhan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."
    
Nabi berkata, “Ya Tuhan, dengan tongkat-Mu gembalakanlah umat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri. Mereka terpencil, mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka merumput di Basyan dan Gilead seperti pada zaman dahulu kala. Perlihatkanlah kepada kami tindakan-tindakan ajaib seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir. Adakah Allah lain seperti Engkau, yang mengampuni dosa-dosa dan memaafkan pelanggaran yang dilakukan oleh sisa-sisa milik-Nya sendiri? Yang tidak murka untuk selama-lamanya, melainkan berkenan pada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham sebagaimana telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Luk 15:18)
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa".

Kejahatan si anak hilang sungguh sudah di luar batas. Namun kesabaran dan sikap baik hati ayahnya juga di luar batas. Itulah gambaran hubungan antara kita dan Allah. Kejahatan kita akan mendapatkan pengampunan, jika kita bertobat; sebab kesabaran dan belas kasih Allah sungguh tak terbatas.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)
  
"Saudaramu telah mati dan kini hidup kembali."
   
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka. Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku’. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskan harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa; aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’ Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, dan pakaikanlah kepadanya; kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali’. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan selamat’. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, ‘Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia’. Kata ayahnya kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Kisah mengenai anak yang hilang ini adalah kisah yang indah tentang pertobatan. Dia bosan hidup bersama dalam keluarga dan disiplin. Ia menuntut hak-haknya sebelum waktunya. Dia lalu menemukan jalan keluar dalam kebebasan total menurut pikirannya sendiri. Akan tetapi kemudian dia tidak mendapatkan apa-apa, selain kemalangan dan penderitaan. Dia pada akhirnya bertobat dan kembali kepada ayahnya. Ayah yang baik itu menerima kembali anaknya dan mengampuninya. Inilah juga sikap Allah Bapa kita yang penuh kasih. Kita yang berdosa bila kembali kepada-Nya akan mendapatkan belas kasih dan pengampunan-Nya yang melimpah.

Doa Malam

Bapa yang Maharahim, terima kasih karena hari ini kami mendengar perumpamaan anak yang hilang. Engkau bersukacita dan bergembira karena anak yang mati menjadi hidup kembali dan yang telah hilang didapat kembali. Ampunilah diri kami yang kurang percaya akan kemurahan dan kasih sayang-Mu selama ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

Jumat, 21 Maret 2014 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Jumat, 21 Maret 2014
Hari Biasa Pekan II Prapaskah (Hari Pantang)
   
“Selama masa prapaskah ini, mari kita memperbaiki semangat doa dan rekoleksi. Mari kita membebaskan pikiran kita dari semua hal yang bukan tentang Yesus. Jika anda sulit berdoa, mintalah kepada-Nya lagi dan lagi, “Yesus, datanglah ke hatiku, berdoalah denganku, berdoalah didalamku – agar aku bisa belajar dari-Mu cara untuk berdoa.” - Beata Teresa dari Kalkuta


Antifon Pembuka (Mzm 31:2.5)

Ya Tuhan, kepada-Mu aku berharap dan aku takkan dikecewakan. Luputkanlah aku dari jerat musuhku karena Engkaulah pelindungku.

Doa Pagi


Ya Tuhan, bimbinglah kami yang ingin bertobat dan meninggalkan perbuatan jahat selama ini serta ingin berbalik kepada-Mu. Runtuhkanlah benteng kesombongan kami, agar dengan rendah hati menyadari kedosaan kami. Berkat pengampunan-Mu, kami beroleh hati yang baru, yang lembut dan taat kepada-Mu. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (37:3-4.12.13a.17b-28)
 
"Lihat, tukang mimpi datang, marilah kita bunuh dia."
   
Israel lebih mengasihi Yusuf daripada semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itu anak yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya bahwa ayah mereka lebih mengasihi Yusuf daripada semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepada Yusuf, dan tidak mau menyapanya dengan ramah. Pada suatu hari pergilah saudara-saudara Yusuf menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem. Lalu Israel berkata kepada Yusuf, “Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka.” Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu, dan didapatinyalah mereka di Dotan. Dari jauh Yusuf telah kelihatan kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. Kata mereka seorang kepada yang lain, “Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang,marilah kita bunuh dia, dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya dengan mimpinya itu!” Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka. Sebab itu kata Ruben: “Janganlah kita bunuh dia!” Lagi kata Ruben kepada mereka, “Janganlah tumpahkan darah! Lemparkan saja dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia.” Maksud Ruben: ia hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya. Baru saja Yusuf sampai pada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu. Lalu mereka membawa dia dan melemparkannya ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair. Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael yang datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladam. Mereka sedang dalam perjalanan mengangkut barang-barang itu ke Mesir. Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu, “Apakah untungnya kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita.” Dan saudara-saudaranya pun mendengarkan perkataan itu. Ketika saudagar-saudagar Midian itu lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:16-17.18-19.20-21)
1. Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi, sampai terpenuhilah nubuatnya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Raja menyuruh melepaskan dia, penguasa para bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta kepunyaannya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:33-43.45-46)
 
"Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia."
  
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi, “Dengarkanlah perumpamaan ini, seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi para penggarap menangkap hamba-hamba itu: yang seorang mereka pukul, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak daripada yang semula. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, ‘Anakku pasti mereka segani.’ Tetapi ketika para penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus, “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu, dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya.” Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” Mendengar perumpamaan Yesus itu, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Maka mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Perumpamaan yang ditampilkan di dalam perikop Injil Matius ini adalah sebuah allegoria yakni setiap unsur dalam cerita ini mempunyai makna sendiri-sendiri. Maka allegoria ini merupakan sindiran Yesus terhadap orang-orang Yahudi, khususnya kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi (Matius 21:23). Tuan tanah dan pemilik kebun anggur adalah Allah. Kebun anggur adalah bangsa Israel sebagai bangsa terpilih. Utusan-utusan adalah para nabi. Anak adalah Yesus, Putra Allah. Perumpamaan ini menjadi jelas: orang-orang Israel menolak para nabi sebagai utusan Allah dan akhirnya menolak Yesus, Putra Allah. Mereka bahkan membunuh Putera pemilik kebun anggur.

Yesus menyindir orang Israel bahwa mereka menolak Diri-Nya. Sindiran itu juga memperlihatkan bagaimana Yesus akan mati. Ia ditolak dan kemudian dibunuh karena orang-orang Israel tidak menerima Yesus sebagai Mesias utusan Allah. Sindiran Yesus itu malah semakin menjadikan mereka bernafsu untuk membunuh Yesus (ayat 46).

Dalam kehidupan kita sehari-hari, pewartaan tentang kebaikan kadang-kadang selalu ditolak. Orang tidak mau menerima karena kedengkian atau kedegilan hati. Ada banyak contoh di sekitar kita di mana orang membunuh sesama yang memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Mengikut Yesus berarti siap untuk menderita demi pewartaan keadilan dan kebenaran.

Contemplatio: Bayangkanlah Saudara sedang berada di Bait Allah dan Yesus menyampaikan perumpamaan ini. Apa reaksi Saudara? Apakah Saudara seperti orang Israel akan menolak Tuhan Yesus atau kah Saudara mau setia kepada Yesus untuk menjadi batu penjuru pewarta kebaikan dan kebenaran?

Oratio:
Ya Tuhan Yesus, sembuhkanlah aku agar aku setia kepada-Mu dan menjadi pewarta-Mu di tengah masyarakat. Amin.

Missio:
Aku mau bekerja hari ini dengan tidak bersungut-sungut. Aku tidak mau malas. Aku harus rajin. Aku mau bergembira dalam menjalankan tugas-tugasku hari ini.

Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Kamis, 20 Maret 2014 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Kamis, 20 Maret 2014
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
  
DOSA KELALAIAN
   
“Takut akan Tuhan itu seluruhnya bergerak atas dasar cinta” (St. Hilarius)

Antifon Pembuka (Mzm 139:23-24)

Ya Tuhan, ujilah dan selidiki jalanku. Periksalah batinku dan bimbinglah aku di jalan menuju hidup abadi.

Doa Pagi

Allah yang Maharahim, ingatkanlah kami selalu agar sepanjang hari ini kami tidak mengandalkan kekuatan diri sendiri dan menjauh dari-Mu. Namun kami hanya mengandalkan Engkau dan menaruh harapan pada-Mu saja, sebab tanpa campur tangan-Mu kami tidak dapat berbuat apa-apa. Doa ini kami unjukkan kepada-Mu, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Hati yang licik mengandalkan daya tipuannya; tetapi hati yang baik mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada-Nya. Walau sulit untuk membedakan keduanya, tetapi orang tidak perlu meragukan kejelian Tuhan menyelidiki hati manusia, dan memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan kualitas hatinya.
 
Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)

"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."


Beginilah firman Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan! Ia seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun, di padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil perbuatannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Berbahagialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Sikap acuh tak acuh terhadap sesama yang menderita adalah dosa kelalaian. Hukumannya sangat mengerikan sebagaimana dialami oleh orang kaya berikut ini. Bukan hanya dirinya, bahkan permohonannya yang baik juga ditolak Abraham!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)
 
"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini!’ Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberangi! Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan itu’. Tetapi kata Abraham,’Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.’ Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat’. Kata Abraham kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Dalam kisah tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin, Yesus mengarahkannya kepada orang-orang Farisi yang terbelenggu oleh uang. Mereka yang tidak menggunakan dengan baik kekayaan dunia akan dihukum dalam api kekal. Sementara mereka yang mengikuti nasihat-nasihat Yesus dengan menjadi miskin dan mengandalkan kekuatan Tuhan akan mendapatkan ganjaran hidup abadi. Kita diundang untuk menjadi miskin di hadapan Allah. Kita hendaknya selalu menyerahkan diri dan hidup kita dalam kuasa tangan-Nya.

Doa Malam

Ke dalam tangan-Mu kami serahkan hidup kami, ya Tuhan. Engkaulah yang menyelidiki hati dan menguji batin kami serta menyatakan belas kasih-Mu atas perbuatan kami yang tak berkenan kepada-Mu. Ampunilah kami ya Tuhan, sebab Engkaulah Tuhan dan sumber keselamatan hidup kami. Amin.

Dari asalnya, dosa dapat dibagi dua: yaitu dosa asal dan dosa aktual. Dosa asal adalah dosa yang diwariskan oleh Adam sebagai perwakilan seluruh umat manusia, yang telah gagal dalam menaati dan melaksanakan kehendak Allah. Dosa aktual adalah dosa yang dilakukan oleh setiap individu berdasarkan atas kehendak bebas masing-masing. Dosa aktual ini terdiri dari dua jenis, yaitu dosa tentang pelanggaran (sin of commission) dan dosa kelalaian (sin of omission). Dosa tentang pelanggaran adalah dosa yang merupakan kegagalan untuk menghindari larangan dari Tuhan; sedangkan dosa kelalaian adalah dosa yang berhubungan dengan kelalaian untuk melakukan sesuatu yang baik. (Stefanus Tay / Ingrid Tay http://katolisitas.org/10174/aku-per...ngampunan-dosa )

RUAH

Paus Fransiskus/Audiensi Umum 19 Maret, Hari Raya St. Yosef.

Pada perayaan Pesta St. Yosef, contoh seorang pendidik, hari ini Bapa Suci Fransiskus melayangkan ucapan selamat kepada seluruh ayah dan Imam di seluruh dunia.

Sekitar 80ribu orang hadir di Alun-alun Santo Petrus untuk mengikuti Audiensi Umum dan merayakan Pesta St. Yosef dan memperingati setahun masa kepausan Sri Paus.

Bapa Suci membaktikan katekesi kepada Santo Yosef, Suami Maria dan Pelindung Gereja Universal dan berkata: "Santo Yosef layak menerima penghormatan kita atas kebijaksanaannya dalam menjaga Santa Perawan Maria dan Kanak Yesus. Menjadi penjaga adalah karakter dari Yosef: menjadi penjaga adalah misinya yang besar." Sri Paus melihat peranan Santo Yosef ini menurut prospek yang khusus, yaitu prospek mendidik. "Mari kita memandang Yosef sebagai contoh pendidik, yang menjaga dan mendampingi Yesus di dalam langkah pertumbuhanNya «dalam pengetahuan, usia dan karunia»”, seperti yang ditulis dalam Injil Lukas (2:52).

"Yosef bukan ayah Yesus - kata Paus - ayah Yesus adalah Allah Bapa, namun Yosef menjalani peranannya sebagai seorang ayah pengasuh Yesus supaya tumbuh berkembang. Dan bagaimana ia melakukan itu? Di dalam pengetahuan, usia dan rahmat. Kita mulai dari usia, yang merupakan sebuah ukuran lebih alami, pertumbuhan fisik dan psikologis. Yosef, bersama Maria, membaktikan diri mengasuh Yesus terutama dari titik pandangan ini, yaitu, melatih Yesus, menjaga agar Yesus tidak kekurangan apa yang diperlukan untuk pertumbuhan yang baik. Jangan kita lupakan bahwa penjagaan hidup Sang Anak juga termasuk pengungsian ke Mesir, sebuah pengalaman hidup yang berat sebagai pengungsi. Yosef pernah menjadi pengungsi bersama Maria dan Yesus untuk menghidari ancaman Herodes. Lalu, saat kembali ke Nazareth dan tinggal di sana, ada seluruh perjalanan hidup Yesus dalam keluargaNya. Pada masa itu, Yosef mengajari Yesus pekerjaannya dan Yesus belajar mengolah kayu dengan ayah asuhnya, Yosef. Dengan demikian Yosef melatih Yesus."

Lalu Sri Paus beralih kepada ukuran kedua dari hal mendidik, yaitu «pengetahuan»:
"Yosef menjadi bagi Yesus contoh dan guru dari pengetahuan ini, yang diperkaya dengan Sabda Allah. Kita bisa berpikir bagaimana Yosef mendidik Kanak Yesus untuk mendengarkan Kitab Suci, terutama mendampingi Yesus pergi ke Bait Allah di Nazareth. Dan Yosef mendampingi agar Yesus mendengarkan Firman Allah di dalam Bait Allah."

Paus Fransiskus kemudian berbicara tentang ukuran «karunia»: "Santo Lukas selalu mengarah kepada Yesus: «Ia penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya» (2:40). Di sini tentu saja bagian yang dikhususkan kepada Santo Yosef lebih terbatas dibandingkan kepada lingkup usia dan pengetahuan. Namun, bisa menjadi suatu kesalahan yang besar untuk berpikir bahwa seorang ayah dan seorang ibu tidak dapat melakukan apapun untuk mengajarkan anak-anak bertumbuh di dalam karunia Allah. Bertumbuh di dalam usia, pengetahuan dan karunia, bertumbuh di dalam karunia: ini adalah pekerjaan yang dilakukan Yosef bersama Yesus, membuat-Nya tumbuh di dalam tiga ukuran ini, membantu-Nya untuk tumbuh".

Sri Paus melanjutkan: "Saudara-saudari terkasih, misi Santo Yosef tentu saja unik dan tak terulang, karena yang sungguh unik adalah Yesus. Namun demikian, di dalam menjaga Yesus, mendidik-Nya untuk tumbuh di dalam usia, pengetahuan dan karunia, Yosef menjadi contoh bagi setiap pendidik, khususnya bagi setiap ayah. Santo Yosef adalah contoh seorang pendidik dan seorang ayah, seorang bapa. Maka, saya percayakan kepada perlindungan Santo Yosef, semua orangtua, semua Imam - yang adalah bapa! - dan semua yang memiliki tugas dalam bidang pendidikan di dalam Gereja dan di dalam masyarakat".
Paus pun menutup katekesi-nya dengan mengucapkan: "Selamat kepada semua orang tua, semua ayah pada hari ayah ini. Coba lihat: adakah para ayah di alun-alun ini? Para ayan, angkatlah tangan! Betapa banyak ayah di sini! Selamat, selamat hari Anda sekalian!"

Veni Sancte Spiritus, Veni per Mariam.

(Oleh: Shirley Hadisandjaja/Sumber: Radio Vatikan)

Rabu, 19 Maret 2014 Hari Raya St Yusuf, Suami SP. Maria

Rabu, 19 Maret 2014
Hari Raya St Yusuf, Suami SP. Maria

“Tuhan, dengan memberikan Yusuf kepada Santa Perawan, tidak memberikannya kepada Maria hanya sekedar sebagai pendamping hidupnya, saksi keperawanannya dan pelindung kehormatannya; Ia juga memberikan Yusuf kepada Maria agar ia, melalui ikatan perkawinan, dapat ikut ambil bagian dalam martabat Maria yang agung luhur.” ----- Paus Leo XIII

Antifon Pembuka

Dialah pengurus rumah yang setia dan bijaksana, yang diangkat Tuhan menjadi kepala atas semua hamba-hamba-Nya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau telah menyerahkan awal misteri keselamatan kepada Santo Yusuf untuk dijaganya dengan setia. Kami mohon, semoga berkat doanya Gereja-Mu selalu membantu mewujudkan karya penyelamatan-Mu itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-5a.12-14a.16)
 
  
"Tuhan Allah akan memberikan Dia takhta Daud bapa-Nya."
   
Pada suatu malam datanglah fiman Tuhan kepada Natan, “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Apabila umurmu sudah genap, dan engkau telah mendapat istirahat bersama nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul: 37)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku; Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku". Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh".

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (4:13.16-18.22)
 
"Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya."
  
Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat, Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran atas dasar iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka. Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua, seperti ada tertulis, “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa.” Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan firman-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah berfirman kepadanya, “Begitu banyaklah nanti keturunanmu.” Dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mzm 84:5)
Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (1:16.18-21.24a)
 
"Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan."
  
Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

atau

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:41-51a)
 
"Yesus ditemukan orang tua-Nya di tengah para ahli kitab."
   
Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Seusai hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan. Karena tidak menemukan Dia, kembalilah orangtua Yesus ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari, mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya. Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka. Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Bagaimana mendapatkan pria Katolik yang bertanggung jawab secara fisik, mental dan rohani? Apakah iman Katolik bisa menjamin kepribadian pria Katolik yang dewasa dan bertanggung jawab? Jawabannya adalah melihat sosok kepribadian Yusuf. Meskipun sangat minim data dalam Injil namun ia bisa membantu kita baik sebagai pria maupun wanita untuk meningkatkan kualitas hidup sebagai orang Katolik dan menghindarkan diri dari sosok pria yang kurang bertanggung jawab.

Sebelum menjadi suami Maria, Yusuf pertama-tama adalah sosok pria yang baik. Ia adalah pria normal tidak menderita gangguan jiwa. Meskipun ia keturunan Daud dan disebut oleh malaikat sebagai “anak Daud” (lih. 2Sam 7:12), kesalehan Yusuf yang sederhana melebihi Daud sang raja legendaris Israel, karena ia “seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum” (Mat 1:19). Ada baiknya kita memeriksa sifat, tabiat, kebiasaan dan kepribadian diri atau calon pasangan hidup kita secara terbuka sebelum hidup resmi dalam ikatan nikah.

Memang tidak ada manusia yang sempurna, juga tidak ada pria yang sempurna. Yusuf pun sempat bermaksud menceraikan Maria dengan diam-diam sebab ternyata Maria “mengandung dari Roh Kudus sebelum mereka hidup sebagai suami isteri” (ayat 18). Namun, di sinilah teruji sosok Yusuf sebagai pria yang dekat dengan Tuhan. Kesederhanaan dan kesalehan hidupnya diuji, Yusuf tidak hilang kendali emosi negatif kelelakiannya. Ia tidak marah atau menyalahkan Maria tanpa dasar. Ia mempertimbangkan maksud baiknya sebagai pria yang sungguh beriman kepada Tuhan. Yusuf bukan tipe pria yang tampak luar saja baik tapi mental dan rohaninya juga dewasa. Alhasil, kedekatannya pada Tuhan membuatnya beroleh jawaban dari Tuhan sendiri. Ya, “Malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi” (ayat 20).

Kata-kata Malaikat Tuhan meneguhkan dirinya, mengembalikan kepercayaan dirinya, memulihkan kasihnya kepada Maria dan melenyapkan segala gelisah, gusar dan takutnya. “Janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu,” kata malaikat. Memilih jalur hidup sebagai suami isteri mesti selalu dikuatkan oleh doa agar terhindar dari dosa. Doa membuat kita hidup di jalan Tuhan dan bukan di jalan nafsu insani yang kadang tak terkendali. Dekat dengan Tuhan akan berbuah pada tutur kata, sikap hidup dan perilaku yang baik terhadap orang lain, khususnya terhadap pasangan hidup. Dekat dengan Tuhan akan membantu kita memilih dan memutuskan yang terbaik bagi suami atau isteri yang sah yang disayangi bahkan di saat-saat tersulit hidup kita.

Yusuf bukanlah lulusan universitas terkenal di luar negeri dengan gelar prestisius akademis teoritis. Namun, ia adalah pria pelaksana sabda Tuhan yang penuh tanggung jawab karena ia “berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya” (ayat 24). Ia menerima Sabda Tuhan yang akan dinamainya, Yesus “yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (ayat 21). Peran Yusuf menyempurnakan peran Abraham, bapa bangsa Israel, yang dibenarkan berdasarkan iman (Roma 4:16). Kini kebenaran hadir dalam Sabda yang menjadi Bayi Yesus. Tidaklah salah umat Katolik menghormati Yusuf sebagai pria kudus, teladan dan pelindung setiap pria Katolik yang mau terus membenahi diri dalam iman, moral dan tanggung jawab Katolik. Yusuf pun menjadi pelindung kesatuan kasih suami isteri, kesucian ikatan nikah yang monogami dan tidak terceraikan serta kesejatian peran ayah Katolik yang bertanggung jawab.

Semoga kasih perkawinan, atmosfer keluarga dan bahtera rumah tangga Anda kokoh untuk selama-lamanya di hadapan Tuhan dan Kerajaan Allah bertakhta di dalamnya. 
    
(1) Ada 10 Hari Raya yang disamakan dengan Hari Minggu. Hukum Gereja pasal 1246 § 1 mengatakan “Harus dipertahankan sebagai hari raya wajib (holy days of obligation, dies festis de praecepto) yaitu: Hari Raya Santa Maria Bunda Allah (1/1), Penampakan Tuhan (6/1), Santo Yusuf (19/3), Kenaikan Tuhan (40 hari setelah Paska), Tubuh dan Darah Kristus (Kamis ssdh Hari Minggu Tritunggal Mahakudus), Santo Petrus dan Paulus (29/6), Maria dikandung tanpa noda (8/12) Maria diangkat ke surga (15/8), Semua Orang Kudus (1/11), dan Kelahiran Tuhan Yesus (25/12).

(2) Pasal 1247 menyebutkan “Pada hari Minggu dan hari raya wajib lain, umat beriman wajib mengikuti Misa. Selain itu hendaknya tidak melakukan kegiatan yang merintangi persembahan kepada Allah, kegembiraan hari Tuhan serta istirahat yang dibutuhkan bagi jiwa & raga”. Kalau pada hari raya agama lain, mereka berdoa, kita tidur. Maka pada hari raya agama katolik, mereka tidur, kita berdoa.
 
(3) Pasal 1246 § 2 menyebutkan “Dengan persetujuan Paus, KWI dapat menghapus beberapa hari raya wajib tsb. atau memindahkannya ke hari Minggu. Lalu pasal 1244 § 2 Uskup dapat kasus demi kasus menetapkan hari raya yang khusus bagi keuskupan.
 
(4) Di luar 10 Hari Raya tsb. ada beberapa Hari Raya yang tidak termasuk holy days of obligation tapi Misa tetap solemn (meriah) pakai dupa. Misalnya: Kabar Sukacita (25/3), Hati Yesus Yang Mahakudus (Jumat ssdh Minggu Kedua ssdh Pentakosta), Kelahiran Yohanes Pembaptis (24/6), 17 Agustus.
   
 (Gregorius Maria Jeffrey Wibiksono, O.Carm / RUAH)

Selasa, 18 Maret 2014 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Selasa, 18 Maret 2014
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
“Roh Kudus itu satu dan kodrat-Nya adalah satu dan tak terbagi, tetapi Ia memberikan rahmat-Nya kepada setiap orang menurut kehendak-Nya” (St. Sirilus dari Yerusalem)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 12:4-5)
  
Terangilah mataku, agar aku jangan tertidur dalam maut; jangan sampai musuhku berkata: Dia telah kukalahkan!
    
Doa Pagi


Ya Allah, kami memuji dan memuliakan nama-Mu, karena kasih karunia yang kami peroleh dari-Mu. Hari ini Engkau menghendaki kami saling melayani dan merendahkan diri. Nyatakanlah sabda-Mu ini dalam perbuatan kami ya Bapa, agar orang yang memandangnya memuliakan nama-Mu dan merasakan kehadiran-Mu. Buatlah kami agar tidak membanggakan diri, sebab hanya Engkaulah yang patut kami banggakan, kini dan selama-lamanya. Amin.

Yesaya menyerukan, “Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik!” Itulah pertobatan yang membawa pengampunan dosa. Bukankah itu merupakan inti dari seluruh ajaran moral?

Bacaan dari Kitab Yesaya (1:10.16-20)
 
 
"Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan."
   
Dengarlah firman Tuhan, hai para pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! Lalu kemarilah, dan baiklah kita beperkara! – firman Tuhan – Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil yang baik dari negeri ini. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.” Sungguh, Tuhan sendirilah yang mengucapkan ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu, atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itulah yang engkau lakukan, apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan engkau? Aku menggugat engkau dan ingin beperkara denganmu.
4. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan dari Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Buanglah daripadamu segala durhaka yang kamu buat terhadap-Ku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.
Yesus menunjukkan kesalahan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yakni mengajarkan yang baik, tanpa mereka sendiri melakukannya. Hidup mereka dalam level konsep, bukan praktik! Memang tujuan mereka untuk jabatan, bukan kehidupan rohani. Yesus mengingatkan bahwa jabatan akan turun pada waktunya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)
 
"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."
    
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah suka disebut rabi; karena hanya satulah Rabimu, dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satulah Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapapun yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Yesus mengungkapkan kekakuan penafsiran hukum Tuhan. Tapi itulah kemunafikan orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat. Mereka hanya mengajarkan itu kepada orang lain, tetapi tidak mempraktikkan itu dalam kehidupan mereka. Yesus lalu mengundang kita untuk menjadi orang yang rendah hati. Kerendahan hati itu antara lain kita ungkapkan dalam pelayanan kita terhadap sesama.

Doa Malam

Terima kasih ya Allah, hari ini Engkau memberikan kesempatan bagi kami untuk bertobat. Engkau tidak memerhatikan kesalahan dan dosa kami. Namun semuanya Engkau berikan agar kami memperoleh hidup kekal. Maka bantulah kami untuk terus menerus bertekun melakukan pertobatan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.


RUAH

Belas kasih Tuhan pada orang sakit

Sakramen Pengurapan Orang Sakit adalah salah satu dari tujuh Sakramen yang diberikan Gereja kepada orang yang berada dalam keadaan bahaya kematian atau dalam kondisi sakit parah. Tetapi, kepada orang-orang tua yang sudah sangat lemah dapat juga diterimakan Sakramen ini, meskipun tidak timbul keadaan sakit yang gawat. Sakramen yang dihadirkan oleh Gereja ini bagi kita merupakan ungkapan tindakan Yesus yang penuh belas kasih terhadap orang-orang sakit.

Seperti semua Sakramen, Urapan Suci ditetapkan oleh Yesus Kristus selama pelayanan-Nya di dunia. Katekismus menjelaskan hal tersebut demikian, “Urupan Orang Sakit yang kudus ini ditetapkan oleh Kristus Tuhan kita sebagai Sakramen Perjanjian Baru yang sebenarnya dan sesungguhnya” (KGK, 1511). Dasar alkitabiah Sakramen Pengurapan Orang Sakit dapat kita temukan dalam Injil, khususnya Injil Lukas. Di situ ditampilkan perhatian Yesus yang sangat besar terhadap orang sakit. Bagi Yesus orang-orang sakit harus didekati, dirangkul, diteguhkan, dan disembuhkan. Itulah panggilan dan tugas perutusan-Nya. Dalam konteks ini kita memahami kata-kata Yesus, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib tetapi orang sakit” (Luk 5:31).

Orang-orang yang sakit baik sakit secara fisik maupun secara rohani adalah orang-orang yang membutuhkan sentuhan kasih. Maka, di dalam hidup-Nya, Yesus selalu menunjukkan kehadiran-Nya yang penuh kasih bagi orang sakit. Kapan pun juga belas kasih-Nya bagi orang sakit tak pernah terbendung, bahkan pada hari Sabat yang telah menimbulkan skandal bagi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Sebab bagi mereka menyembuhkan pada hari Sabat dianggap melanggar perintah Tuhan (Luk 6:6-11). Penyembuhan fisik yang dilakukan Yesus kadang-kadang dihubungkan dengan pengampunan dosa yang kemudian berlangsung dalam kebiasaan Gereja para rasul (Luk 5:17-26; bdk. Yak 5:14-15).

Kedekatan Yesus dengan orang-orang sakit dan menderita begitu mendalam sehingga Ia menyamakan diri-Nya dengan mereka, “Ketika Aku sakit kamu melawat Aku” (Mat 25:36; KGK 1503). Tindakan Yesus yang demikian diajarkan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengajak mereka untuk mengambil bagian di dalam pelayanan belas kasih dan keselamatan-Nya. Dan ketika Kristus mengutus murid-murid-Nya untuk mewartakan kabar gembira keselamatan, orang-orang yang sakit diolesi dengan minyak dan disembuhkan (Mrk 6:13).

Dengan latar belakang pewartaan Injil yang dilakukan oleh Yesus dan murid-murid-Nya itulah kita dapat memahami Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Melalui Sakramen ini Tuhan ingin hadir dekat dengan penderita sakit melalui perantaraan pelayan Gereja, yaitu imam. Tanda lahiriah dengan penumpangan tangan dan pengurapan dengan minyak mendatangkan rahmat Roh Kudus yang membarui kepercayaan orang sakit dan imannya akan Allah.

Pada saat menerima Sakramen tersebut orang sakit yang sedang tak berdaya diteguhkan untuk melawan perasaan cemas dan putus asa saat menghadapi kematian (bdk. KGK, 1501). Dalam situasi yang paling sulit ini rahmat Sakramen Pengurapan Orang Sakit memberi hiburan, rasa damai dan keberanian untuk menghadapi saat-saat akhir kehidupan menuju keabadian di surga, sehingga dia bisa berjumpa dengan Allah dengan penuh pengharapan. Orang yang sakit akan dituntun untuk tidak putus asa dan tidak merasa hidupnya sia-sia tetapi menyadari bahwa ia memperoleh kekuatan dan harapannya hanya di dalam penyerahan kepada Allah. Jadi, dengan menerima Sakramen ini orang sakit mendapat peneguhan bahwa Allah hadir dan mendampingi serta membantunya dalam menanggung beban (bdk. Mat 8:17). Dengan demikian, Sakramen Pengurapan Orang Sakit menghindarkan orang beriman dari kehilangan harapan kristiani akan keselamatan.

Dengan mengurapi orang sakit dan melalui doa para imam, Gereja telah mengambil bagian di dalam peran Yesus sebagai tabib yang merawat jiwa dan raga, menguatkan dan menyertai orang sakit di dalam doa-doa serta menyerahkan kepada Tuhan yang telah lebih dahulu mengalami derita. Di lain pihak, orang yang menerima pengurapan diundang untuk menggabungkan penderitaannya dengan penderitaan Yesus, sehingga jalan salib yang ditempuhnya menjadi jalan menuju Paskah. Oleh karena itu, pelayanan Sakramen Pengurapan Orang Sakit mengungkapkan communio (persekutuan) anggota Gereja yang berbela rasa dengan orang-orang yang menderita dans ekaligus mewujudkan persekutuan yang senasib sepenanggungan sebagai anggota tubuh mistik Kristus. (Sumber: KGK, 1420-1421; 1499-1513; Oleh Dionisius Kosasih, O.Carm / RUAH)

Senin, 17 Maret 2014 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Senin, 17 Maret 2014
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
  
“Dalam diri Kristus Roh yang lembut dan penuh cinta itu erat bersatu, Roh yang merupakan satu hakikat dengan Dia” (St. Yohanes Krisostomus)
 

Antifon Pembuka
(Mzm 26:11-12)
 
Selamatkanlah aku, ya Tuhan, dan kasihanilah aku. Aku menempuh jalan yang lurus dan memuji Tuhan dalam himpunan umat
 
Doa Pagi
 

Ya Allah, pada-Mu ada kasih sayang dan pengampunan. Bantulah kami melepaskan diri dari segala dosa agar kami dapat menunaikan tugas dan berbakti kepada-Mu dengan sungguh-sungguh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (9:4b-10)
 
 
"Kami telah berbuat dosa dan salah."
 
Ah, Tuhan, Allah yang Mahabesar dan dahsyat, yang memegang perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu, kami telah berbuat dosa dan salah; kami telah berlaku fasik dan telah memberontak; kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu. Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar! Patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem, dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri ke mana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad kepada Engkau. Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan, walaupun telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.
Ayat. (Mzm 79:8.9.11.13; Ul: 103:10a)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
2. Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.
4. Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:36-38)
 
"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaknya kamu murah hati, sebagaimana Bapa-Mu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah, dan kamu akan diampuni. Berilah, dan kamu akan diberi; suatu takaran yang baik dan dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Pertanyaan: Mengenai menghakimi. Seperti tertulis di dalam Matius 7:1-5 Yesus mengajarkan agar kita tidak menghakimi sesama kita. Namun di lain sisi, kita bisa menemukan Rasul Paulus justru berkali-kali menghakimi di beberapa suratnya. Lalu bagaimana kita harus bersikap? Mengikuti Paulus atau mengikuti Yesus? Mohon pencerahannya. -Novenna-

Jawaban:

Shalom Novenna, Terima kasih atas pertanyaannya tentang bolehkah kita menghakimi. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mengerti definisi dari menghakimi dan kondisi untuk menghakimi. Kita melihat bahwa di Mat 7:1-2

“1 Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Mat 7:1-2)
Namun, di sisi yang lain, ada begitu banyak ayat yang memperlihatkan bahwa para Rasul menghakimi, seperti yang dilakukan oleh rasul Petrus kepada Ananias dan Safira, dan juga rasul Paulus kepada umat di Korintus, dll. Jadi bagaimana, perintah Yesus untuk tidak menghakimi sesama, seperti yang dituliskan di Mat 7:1-2; Luk 6:37 dapat diterapkan?
  
1) Mat 7:1-2 dipakai oleh St. Thomas Aquinas dalam Summa Theologi, II-II, q.60, a.2. dimana St. Thomas memberikan pertanyaan (keberatan) bahwa adalah tidak seharusnya seseorang menghakimi. Dan kemudian, keberatan ini dijawab dengan mengambil ayat “Hakim-hakim dan petugas-petugas haruslah kauangkat di segala tempat yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu, menurut suku-sukumu; mereka harus menghakimi bangsa itu dengan pengadilan yang adil.” (Ul 16:18). Dengan demikian, St. Thomas memberikan bukti, bahwa Allah tidaklah melarang bahwa seseorang menghakimi orang lain. Dan hal ini juga dibuktikan oleh begitu banyak hakim-hakim, nabi-nabi di Perjanjian Lama yang menghakimi, kita juga melihat bahwa para rasul yang menghakimi orang lain. Dengan demikian, ayat di Mat 7:1-2 bukanlah mengatakan bahwa penghakiman tidak boleh dilakukan sama sekali, namun justru bagaimana seharusnya penghakiman dilakukan dengan baik. St. Thomas kemudian memberikan beberapa persyaratan agar penghakiman ini dapat dilakukan:

a) Penghakiman dapat dilakukan sejauh tindakan tersebut adalah merupakan suatu tindakan keadilan.

b) Suatu tindakan keadilan harus mempunyai tiga aspek, yaitu: (1) Harus bersumber pada dorongan keadilan, (2) dilakukan oleh orang yang mempunyai otoritas, (3) dipertimbangkan dan dinyatakan secara bijaksana.

St. Thomas menegaskan bahwa kalau tiga hal tersebut tidak dipenuhi, maka tindakan tersebut tidak dapat disebut adil. Kalau syarat pertama tidak dipenuhi – yaitu bersumber pada dorongan keadilan – maka hal itu disebut tindakan yang tidak adil. Pemerintah yang melarang warga negara untuk mempunyai kebebasan berbicara, karena alasan takut digulingkan pemerintahannya, tidak dapat disebut adil, karena hal tersebut bersumber pada ketakutan bukan pada keadilan. Guru yang melarang muridnya mencontek pada saat ujian adalah adil, karena memang bersumber pada dorongan keadilan – yaitu memberi nilai sesuai dengan kemampuan siswa yang bersangkutan.

Sedangkan kalau yang kedua tidak terpenuhi – yaitu dilakukan oleh orang yang mempunyai otoritas – maka disebut perebutan atau perampasan kekuasaan (usurpation). Kalau beberapa orang menghakimi seseorang dan kemudian memukulnya beramai-ramai, itu adalah tindakan yang tidak adil, karena beberapa orang tersebut bukanlah orang yang mempunyai otoritas untuk menghakimi.

Kalau yang ketiga tidak terpenuhi, karena keputusan tidak dilakukan dengan pertimbangan yang matang, maka tindakan tersebut bukanlah tindakan keadilan, namun keputusan yang terburu-buru. Dalam hal ini, kebijaksanaan (prudence) memegang peranan yang sangat penting.

c) Dari sini kita melihat, bahwa Yesus tidak melarang suatu pengadilan atau penghakiman kalau memang dilakukan dengan prinsip-prinsip di atas, yang merupakan suatu tindakan keadilan yang dimotifasi oleh suatu keadilan dan dilakukan oleh orang yang berwenang dan dengan dipertimbangkan secara matang. Kalau Yesus melarang penghakiman secara keseluruhan, maka seluruh negara dan seluruh tantanan keadilan di semua negara adalah salah.

2) Yang harus kita perhatikan adalah kita tidak boleh menghakimi berdasarkan suatu kecurigaan dan harus memenuhi persayaratan di atas. Tentu saja kalau kita tidak dalam posisi menghakimi, maka kita tidak perlu menghakimi. Kita dapat menilai suatu pendapat atau tindakan seseorang dan dapat memberikan argumentasi. Namun, kita tidak dapat menghakimi motivasi orang tersebut, karena kita tidak tahu secara persis apa motivasi atau intensi yang mendasari tulisan orang tersebut. Kita dapat menilai bahwa suatu berbuatan adalah tidak dapat dipertanggungjawabkan secara moral, karena memang perbuatan tersebut adalah tidak baik, namun kita tidak dapat menilai secara persis apa yang mendasari perbuatan tersebut. Sebagai contoh, seorang ayah yang mencuri. Perbuatan mencuri tersebut adalah salah, namun kita tidak dapat menghakimi intensi ayah tersebut, karena mungkin saja tindakannya dilakukan karena keluarganya tidak makan selama seminggu, sehingga mereka hampir mati kelaparan.

Akhirnya, kita juga harus menerapkan ayat ini pada diri kita masing-masing. Kalau kita menerima bahwa Gereja Katolik adalah didirikan oleh Kristus, yang diberikan kuasa untuk mengantar umat Allah kepada Kerajaan Sorga, maka kita harus menerima seluruh pengajaran dan keadilan yang diberikan oleh Gereja Katolik. Kita mengingat apa yang dikatakan di kitab Wahyu “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” (Why 3:19). Mari, kita merelakan hati kita ditegor dan dihakimi oleh Kristus yang memberikan kuasa-Nya kepada Gereja-Nya, dimana Dia mengatakan “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh 20-:23).

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy