| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"

Rabu, 27 Agustus 2014
Peringatan Wajib Sta. Monika
       

2Tes. 3:6-10,16-18; Mzm. 128:1-2,4-5; Luk. 7:11-17,
   
"Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
  
Konon katanya, seorang anak bertanya kepada ibunya, "Ibu, mengapa ibu menangis?" Ibunya menjawab, "Sebab ibu adalah perempuan, nak." Jawaban sang ibu ini tidak membuat anaknya mengerti. Lalu, ia bertanya pada ayahnya dan mendapat jawaban yang tidak memuaskan juga. Maka, ia pun bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, mengapa perempuan lebih banyak menangis?" Tuhan pun menjawab, "Memang, Kuberikan wanita banyak air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus pada wanita, agar dapat dia gunakan kapan pun dia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, karena sebenarnya air mata ini adalah "air mata kehidupan." Saya rasa betul. Air mata ibu, bukanlah kelemahan tetapi air mata kehidupan. Air mata ibu itu keluar sembari menahan rasa sakit bersalin ketika anak yang dikandungnya hendak memulai kehidupannya di dunia ini. Dalam diri janda Nain, air mata itu keluar sembari mengantar jenazah anak lelaki satu-satunya, tumpuan dan harapan seluruh hidupnya. Air mata itu menggerakkan belas kasih Tuhan yang kemudian menghidupkan kembali sang anak yang sudah mati. Dalam diri St. Monika, air mata itu juga bercucuran sembari berdoa sekaligus menahan rasa sedih dan perih di hati, karena Agustinus, anaknya yang "digadhang-gadhang" ternyata hidupnya tidak karuhan. Dan, berkat cucuran air matanya itu, Agustinus bertobat dan mengalami kehidupan baru bahkan menjadi seorang santo.

Doa: Tuhan, berkatilah ibu (simbok, biyung, mama, mamak) kami yang dengan air matanya telah melahirkan kami di dunia ini serta menghidupi kami sampai saat ini dengan kasih yang tanpa batas. (Bagi ibu kami yang sudah Kaupanggil, anugerahuilah beliau kehidupan abadi yang bahagia di surga). Amin. -agawpr-

(Kalau ada waktu, silakan menonton Film: Air Mata Ibu, klik: https://www.youtube.com/watch?v=KXTMbosXvho)

Rabu, 27 Agustus 2014 Peringatan Wajib Sta. Monika

Rabu, 27 Agustus 2014
Peringatan Wajib Sta. Monika
   
Kuburkan badanku ini dimana kau kehendaki; janganlah merpeotkan kamu. Hanya inilah yang kuminta, agar kamu, dimana kau berada mendoakan aku di Altar Tuhan (Conf. I. 9. c. II, 27. ML 32, 775) (Pesan Sta. Monika kepada St. Agustinus)
     

Antifon Pembuka (lih. Ams 31:30.28)
  
Wanita yang takwa kepada Tuhan sungguh pantas mendapat pujian. Ia disebut bahagia oleh anak-anaknya, dan suaminya pun memuji dia.
 
Tobat 3 (bds. Luk 7:11-17) 

 
Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah menghidupkan kembali pemuda di Nain, sebagai lambang kehendak-Mu untuk menghidupkan kembali manusia dari dosa. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau telah menderita dan wafat, namun bangkit jaya untuk mengalahkan dosa dan maut. Kristus, kasihanilah kami.

Engkau telah membangkitkan kami berkat Sakramen Baptis dan menghidupkan kami kembali berkat sakramen pengampunan. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati. Semoga, kami memandang-Nya dengan penuh syukur sehingga iman dan pengharapan kami akan karya penyelamatan-Mu semakin dikuatkan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.    
               
Bacaan pertama dan Mazmur Tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Para Kudus, misalnya: Sir 26:1-4.16-21; Mzm 131:1.2.3; Ref. Tuhan, peliharalah damai-Mu dalam batinku.
  
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (3:6-10.16-18)
    
"Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."
     
Saudara-saudara, demi nama Tuhan Yesus Kristus kami berpesan kepadamu, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian. Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam setiap surat: beginilah tulisanku. Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu sekalian!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan Sabda Kristus.
       
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:11-17)
   
"Hai pemuda, bangkitlah!"
      
Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah mengunjungi umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah sekitarnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

     
  Betapa bahagianya kita bila diperhatikan oleh orang lain. Namun, hidup kita akan lebih bahagia lagi bila kita bisa memperhatikan orang lain. Sebab Tuhan yang kita imani adalah Allah yang penuh perhatian; Allah yang peduli dalam setiap persoalan kita. 
   
 Dalam Injil hari ini dikisahkan kepada kita bahwa Tuhan Yesus peduli terhadap hidup seorang janda di Nain (7:11-17). Perempuan tersebut ditinggal mati anak tunggalnya. Kehilangan anak bagi seorang janda merupakan pukulan terberat dalam hidupnya. Dia tidak hanya kehilangan anaknya, melainkan juga harapan hidupnya. Sebab bagi seorang janda, anak adalah masa depan hidupnya. Melihat peristiwa itu, Yesus tergerak hati-Nya (ay. 13). Yesus tidak bertanya tentang apa penyebab kematian anak muda itu, tetapi langsung menaruh belas kasihan kepada janda itu. Selanjutnya, Dia menghiburnya dengan berkata, “Jangan menangis!” Lalu dengan jamahan kuasa-Nya anak muda itu bangkit dan hidup kembali. Dengan tindakan Yesus tersebut, banyak orang menjadi kagum dan memuliakan Allah. 
   
 Kepedulian Yesus yang luar biasa ini menunjukkan kepedulian-Nya kepada semua orang yang berada dalam kesusahan; dan siapa yang percaya akan melihat kemuliaan Allah dalam diri-Nya. Melihat penderitaan manusia, Yesus tidak hanya melihat dan mendengarkan melainkan berbuat sesuatu untuk ikut serta meringankan penderitaannya. Yesus adalah bukti kasih Tuhan yang paling besar dan paling nyata dalam hidup manusia.
 Tidak ada yang lebih indah di dunia ini selain daripada mengenal dengan baik kasih Tuhan. Kita dapat menjalani kehidupan dengan penuh sukacita, karena kita menyadari dan mengimani bahwa Tuhan senantiasa menyertai dan memelihara hidup kita. Namun, hidup kita akan lebih bersukacita lagi bila kita bersedia melakukan apa yang telah dilakukan Tuhan Yesus pada hari ini. 
  
 Terinspirasi oleh sikap tindakan Yesus hari ini, mari kita arahkan kepedulian kita kepada sesama kita, terutama yang hidup berkeluarga dengan pasangan yang tidak seiman. Banyak orang Katolik yang kawin campur dan rupanya tidak sedikit pula persoalan yang mereka hadapi. Kita tidak hanya merasa prihatin, tetapi mau peduli dengan mereka. Paling tidak, kita menjadi teman yang baik bagi mereka. (Suwaji/Cafe Rohani)

“Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis." (2 Tes 2:15)

Selasa, 26 Agustus: Hari Biasa Pekan XXI (H).
2Tes. 2:1-3a,13b-17; Mzm. 96:10,11-12a,12b-13; Mat. 23:23-26.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa Wahyu Ilahi tidak saja disampaikan kepada kita dengan cara tertulis sebagai pembicaraan Allah (speech of God) dalam Kitab Suci, tetapi juga dalam bentuk Sabda Allah yang disampaikan secara lisan dari Kristus dan Roh Kudus kepada para rasul. (lih. KGK no. 81, DV 9) Pengajaran yang bersumber dari ajaran lisan ini disebut sebagai Tradisi Suci, kemudian juga dituliskan dan diturunkan kepada para penerus Rasul. Maka karena sumbernya sama, maka keduanya berhubungan erat sekali, terpadu, tidak mungkin bertentangan, karena mengalir dari sumber yang sama dan mengarah ke tujuan yang sama yaitu Tuhan sendiri.(lih. KGK no 80-81, DV 9). Memang perkataan eksplisit Tradisi Suci tidak ada dalam Alkitab, tetapi itu tidak mengubah kenyataan bahwa pengertian tersebut ada dan diajarkan dalam Kitab Suci.

“Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis." (2 Tes 2:15)

Sebagai orang Katolik hendaknya kita tidak mengambil dan memilih mana ajaran-ajaran Gereja Katolik yang ingin kita percayai dan mana yang tidak. Karena Gereja Katolik bukanlah seperti warung/rumah makan di mana kita dapat memilih mana yang kita suka dan mana yang tidak. Dalam Gereja Katolik, kita tidak dapat memutuskan mana ajaran resmi Gereja yang benar dan mana yang tidak berdasarkan penafsiran kita pribadi atas Kitab Suci dan Tradisi Suci. St. Ignatius dari Loyola mengatakan, 'kita harus “berpikir bersama dengan Gereja, sentire cum Ecclesia”, mengikuti pikiran Gereja.'

"Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan"


Selasa, 26 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XXI


2Tes. 2:1-3a,13b-17; Mzm. 96:10,11-12a,12b-13; Mat. 23:23-26.

"Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan"
  
Bagaimana pun juga, lebih-lebih bagi masyarakat Jawa, penampilan luar atau fisik itu tetap penting diperhatikan. "Ajining diri gumantung ing lathi, ajining sarira gumantung ing busana". Artinya, kesopanan dalam bertutur kata, kerapian dalam berpakaian termasuk potongan rambut, kebersihan tubuh termasuk tubuh yang tidak berbau, itu penting dan harus kita perhatikan. Paling tidak, dalam hidup saya sebagai imam, saya merasakan bahwa seringkali ada umat yang terganggu kalau penampilan saya asal-asalan, misalnya tidak potong rambut, membiarkan kumis dan jenggot tidak rapi, baju tidak disetrika, dll. Namun, meski penampilan fisik itu penting dan harus diperhatikan, kita tidak boleh hanya berhenti di sini. "Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan", kata Yesus. Maka, selain memperhatikan penampilan fisik kita, kita juga harus memperhatikan, dan ini yang lebih penting, kualitas hidup kita. Kesopanan dalam bertutur kata dan kerapian dalan berpakaian harus diimbangai dengan kebersihan, kesucian, kelembutan dan kabaikan hati serta kejernihan budi. Dengan kata lain, kita harus menjadi orang baik lahir batin. 
 
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk mampu hidup secara seimbang dengan memperhatikan baik kehidupan lahir maupun batin kami. Amin. -agawpr-

Selasa, 26 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XXI

Selasa, 26 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XXI
  
“Sebagai Katolik yang baik, kalian hanya perlu melakukan satu hal; cukuplah menjadi taat kepada semua ketetapan uskup kalian.” (St. Yohanes Bosco)
   
   
Antifon Pembuka (Mzm 96:13)
  
Tuhan datang menghakimi dunia. Ia akan menghakimi dunia dengan adil dan para bangsa dengan tepat.
   
Doa Pagi

Allah Bapa kami, sumber segala cahaya, Engkau menyinari setiap orang yang datang di dunia ini. Kami mohon, terangilah kiranya hati dan budi kami dengan cahaya rahmat-Mu, agar kami sanggup memikirkan yang layak dan berkenan di hati-Mu, serta mencintai Engkau dengan tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Janji akan keselamatan dalam Roh yang menguduskan didengungkan di antara jemaat Tesalonika. Tujuannya, agar mereka tidak gegabah dalam membaca gerakan roh di tengah-tengah mereka. Mereka diharapkan tetap teguh dalam menjalankan amanat pengajaran para rasul sambil tetap bertekun dalam janji tersebut.
    
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (2:1-3a.13b-17)
    
Saudara-saudara, tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan berkumpulnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu, jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh kabar atau surat yang dikatakan berasal dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Hendaknya kalian jangan sampai disesatkan orang dengan cara bagaimana pun juga. Allah dari mulanya telah memilih kalian untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kalian dalam kebenaran yang kalian percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kalian lewat Injil yang kami wartakan, sehingga kalian dapat memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab itu berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kalian terima dari kami baik secara lisan, maupun secara tertulis. Semoga Tuhan kita Yesus Kristus dan Allah, Bapa kita, menghibur dan memperkuat hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Sebab Allah mengasihi kita, Ia memberi kita hiburan abadi dan harapan baik karena kasih karunia-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil.
Ayat. (Mzm 96:10-13)
1. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak sorai.
3. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati. Alleluya.
      
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dikecam karena menerapkan tata aturan secara berlebihan demi mengejar keuntungan. Penerapan aturan semacam ini menyebabkan mereka lupa akan rasa keadilan, belas kasih dan kesetiaan iman. Yesus menghendaki mereka menyadarinya dan memurnikan kembali motivasi mereka dalam menjalankan tata aturan tersebut.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26)
     
Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan   

     
Injil hari ini masih mengisahkan tentang kecaman dan kekecewaan Yesus terhadap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka berkali-kali disebut: “celaka” oleh Yesus, sebab keadilan, belas kasih dan kesetiaan mereka abaikan dalam tugas dan pelayanan. Tanpa ketiga hal tersebut tentu urusan-urusan keagamaan akan lebih bersifat birokratis dan tanpa ‘roh’. Akibatnya orang tidak lagi melihat nilai yang baik dan spiritual dari pelayanan dan tugas-tugas tersebut. Apakah selama ini aku mengabaikan keadilan, belas kasih dan kesetiaan dalam kehidupanku?
 
Doa Malam
 
Ya Tuhan, Sabda-Mu hari ini mengingatkan aku untuk mau bersikap adil dan berbelas kasih kepada sesama. Namun ampunilah aku yang terkadang kurang sabar dan menuntut orang lain supaya mengikuti kemauanku sendiri. Tuhan, kasihanilah aku orang berdosa ini. Amin.
 
 
RUAH

"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik"

Senin, 25 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XXI

2Tes. 1:1-5,11b-12; Mzm. 96:1-2a,2b-3,4-5; Mat. 23:13-22.

"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik"

Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang munafik. Kecaman Yesus terhadap kemunafikan mereka ini lebih keras daripada kecaman-Nya terhadap sikap dan tindakan mereka yang menolak-Nya, mencobai-Nya dan ingin membunuh-Nya. Mengapa? Sebab, kemunafikan itu sungguh berbahaya. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan "munafik" sebagai sikap "berpura-pura percaya atau setia dsb kpd agama dsb, tetapi sebenarnya dlm hatinya tidak; suka (selalu) mengatakan sesuatu yg tidak sesuai dng perbuatannya; bermuka dua". Jadi, dalam kemunafikan selalu ada kepura-puraan, tipu muslihat dan kelicikan. Dengan demikian, sikap munafik itu menghambat dan menghalangi orang lain untuk melihat dan menemukan kebenaran. Orang munafik mempunyai penampakan luar yang selalu baik: rajin berdoa dan beribadah, pandai mengutip ayat Kitab Suci, pandai berkata-kata bijak, dll, tetapi hatinya penuh perasaan, niat dan rencana-rencana jahat. Dalam kaitannya dengan hidup keagamaan, orang-orang yang munafik menghayati aktifitas keagamaannya hanya sebatas sebagai kewajiban saja. Apa yang dirayakannya hanya berhenti sebagai ritual, tidak menjadi daya rohani yang mentransformasi sikap dan tindakan. Doa-doa mereka hanya sebatas di bibir saja dan paling pol sampai pada tataran kognitif, tetapi tidak sampai di hati apalagi dihayati dalam perilaku sehari-hari. Sikap seperti ini sangat mungkin menjadi penghalang bagi orang lain untuk datang kepada Tuhan dan memasuki Kerajaan Sorga (Mat 23:13). Sebab, orang akan mudah tergoda untuk berpikir: buat apa saya berdoa, ke gereja dan membaca Kitab Suci, wong mereka yang rajin berdoa, rajin ke Gereja dan pandai menguraikan Kitab Suci saja, hidupnya tidak baik, suka membicarakan dan menjelek-jelekkan orang lain, berlaku tidak adil, korupsi, dll. Untuk itu, marilah kita menghindari sikap munafik ini, menggantinya dengan sikap yang tulus dan rendah hati.
   
Doa: Tuhan, bantulah kami dengan rahmat-Mu untuk menghindari dan menjauhi sikap munafik. Amin. -agawpr-

Senin, 25 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XXI

Senin, 25 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XXI
     
Bermurah-hatilah terhadap mereka yang miskin, kurang beruntung dan menderita. Berikan kepada mereka bantuan serta penghiburan sebanyak yang kamu mampu. (St. Ludovikus)
      
 
Antifon Pembuka (Mzm 96:1-2)
    
Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan! Bernyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Bernyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
     
Doa Pagi
    
   
Allah Bapa yang Mahamurah, kami bersyukur dan berterima kasih atas segala penyelenggaraan-Mu atas kurnia hidup dan atas rahmat yang berlimpah setiap saat dan atas perlindungan-Mu sampai saat ini. Sadarkanlah kami untuk selalu bersyukur dan berani mempersatukan suka-duka dengan derita-Mu dan mempersembahkan sebagai korban silih bagi sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:1-5.11b-12)
   
     
"Nama Tuhan kita dimuliakan dalam kamu dan kamu dalam Dia."
          
Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus Kristus Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu, sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita: suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu. Semoga Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
atau Wartakanlah karya Tuhan yang ajaib di antara segala bangsa.
Ayat. (96:1-2a.2b-3.4-5; R: 3)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Sebab Mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:13-22)
  
"Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!"
      
Pada suatu hari Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kalian sendiri tidak masuk dan kalian merintangi mereka yang berusaha masuk. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian menelan rumah janda-janda sementara mengelabui indra orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kalian sendiri. Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata, ‘Bila bersumpah demi bait suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas bait suci, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang bodoh dan orang-orang buta, manakah yang lebih penting, emas atau bait suci yang menguduskan emas itu? Dan kalian berkata, ‘Bila bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci, ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan

 

Injil hari ini sebenarnya mengajarkan satu hal yang amat penting bagi kehidupan kita, yaitu: jangan munafik. Yesus mengatakan celakalah kepada mereka yang berkelakuan munafik sebanyak tiga kali (Mat 23:23-15). Apa maksudnya? Yesus mengajarkan kita untuk menjadi diri sendiri dan apa adanya. Kita ingat akan pepatah yang sudah tidak lagi asing bagi kita “mulutmu, harimaumu”. Kita sering menasihati dan menegur orang lain. Tak pelak, ketika emosi mendominasi pikiran, dapat saja kita langsung asal tembak menegur orang lain dengan kerasnya.
   
  Yesus mengajarkan kepada kita, apa yang kita nasihatkan kepada orang lain, sebenarnya juga nasihat bagi diri kita sendiri. Kita mengatakan kepada orang lain dengan kebijaksanaan  “jangan mencuri, Karena mencuri itu…” dan tidak tanggung – tanggung, menggunakan ayat – ayat Kitab Suci, tetapi kita sendiri mencuri, ini sungguh tidak berarti. Orang yang demikian, dosanya jauh lebih berat, oleh Yesus  dikatakan “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat” (Mat 23:14).seringkalipun, kita bermain dengan sumpah ; bahkan kita bersumpah atas nama Tuhan, Yesus mengatakan “Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya” (Mat 23:22). Nasihat kita kepada orang lain, hendaknya tidak ditujukan bagi orang lain saja. Tetapi juga harus berbalik kepada diri kita sendiri. Menasihati orang lain benar – benar baik, dan akan menjadi semakin sempurna apabila nasihat itu menjadi nasihat bagi diri kita sendiri dan melaksanakannya dengan penuh kasih.
    
  
Deus Providebit

Salah Tulis dan Salah Ucap


Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga.

Minggu, 24 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XXI

Yes. 22:19-23; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,6,8bc; Rm. 11:33-36; Mat. 16:13-20.

"Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga."

Selama musim panas ini, saya tinggal di sebuah paroki di Moncalieri, Keuspunan Agung Torino. Saya tinggal sendirian di Pastoran. Tidak ada seorangpun teman atau karyawan. Sebelum pergi, Pastor Paroki menyerahkan 5 kunci, yakni kunci kamar, salah satu pintu pastoran, pintu gerbang, pintu gereja dan pintu sakristi. Masih banyak pintu-pintu lain tetapi saya tidak mempunyai kuncinya, termasuk kunci sekretariat. Suatu saat, saya ingin ngeprint di sekretariat dan karena saya melihat pintunya sedikit terbuka, maka saya masuk. Namun, baru 2-3 langkah, tiba-tiba sirine keamanan berbunyi dengan sangat keras. Saya bingung karena tidak tahu cara mematikan sirine itu. Padahal kalau tidak segera dimatikan, akan segera datang polisi atau petugas pemadam kebakaran, karena sirine itu merupakan tanda bahaya, misalnya kebakaran atau ada pencuri masuk. Untung, saya bisa segera telpon pastor paroki. Saya diberi tahu bahwa saya harus segera keluar dan menutup pintu tersebut. Artinya, saya tidak bisa masuk ke dalam sekretariat itu sama sekali, karena saya tidak mempunyai kunci yang aman untuk membuka pintu tanpa sirine berbunyi.

Nah, begitulah kunci yang tidak hanya amat penting untuk membuka dan menutup pintu sehingga orang bisa masuk dan keluar dengan aman, tetapi juga menunjukkan bahwa memegang kunci berarti memegang kekuasaan atas ruangan tertentu. Maka, kalau Petrus diserahi kunci Kerajaan Sorga oleh Yesus, itu berarti ia diberi kuasa atas Kerajaan Sorga, yakni untuk memasuki, memimpin dan mengaturnya. Nah, karena "Gereja merupakan benih dan awal mula Kerajaan itu di dunia" (Lumen Gentium no.5), maka itu berarti Petrus diserahi kuasa oleh Yesus untuk mengatur dan memimpin Gereja yang didirikan oleh-Nya. Sampai sekarang dan untuk selama-lamanya, kuasa itu ada pada para penerus St. Petrus, yakni para Paus, sebab Yesus sendiri menjamin bahwa Gereja tidak akan dikuasai alam maut sampai selama-lamanya (Mat 16:18). Oleh karena itu, para Paus mempunyai kuasa mengajar Gereja, baik sendiri maupun bersama kolegialitas para uskup. Dan, ajaran para Paus tersebut meliputi ajaran iman, ajaran moral dan ajaran sosial, yang kesemuanya didasarkan pada Kitab Suci dan Tradisi Gereja. Semua ajaran tersebut merupakan sarana bagi kita untuk memasuki kerajaan surga yang definitif nantinya. Dengan demikian, Gereja merupakan tanda dan sarana keselamatan bagi kita (bdk. LG 1, KGK 775), karena melalui ajaran-ajarannya di bidang iman, moral dan sosial, Gereja menyediakan kunci kepada kita untuk memasuki Kerajaan Sorga. Maka, kalau kita dengan setia memegang ajaran-ajaran Gereja tersebut, kita pun memiliki akses untuk memasuki Kerajaan Sorga. Sebab, ajaran-ajaran Gereja tersebut, dipercayakan Kristus kepada Gereja melalui para rasul dan oleh para penggantinya disampaikan kepada kita, demi keselamatan kita.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu memegang teguh ajaran-ajaran Gereja-Mu, karena di situlah Engkau memberikan kepada kami kunci keselamatan, yakni kunci untuk memasuki Kerajaan Sorga. Amin. -agawpr-

Minggu, 24 Agustus 2014 Hari Minggu Biasa XXI

Minggu, 24 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XXI
         
Yesus mempercayakan kepada Petrus wewenang yang khusus: "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan surga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga" (Mat 16:19). "Kuasa kunci-kunci" berarti wewenang untuk memimpin rumah Allah, ialah Gereja. Yesus "gembala yang baik" (Yoh 10:11), menegaskan tugas ini sesudah kebangkitan-Nya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku" (Yoh 21:15-17). Wewenang untuk "mengikat" dan "melepaskan" menyatakan wewenang di dalam Gereja untuk membebaskan dari dosa, mengambil keputusan menyangkut ajaran dan memberikan keputusan-keputusan disipliner. Kristus mempercayakan otoritas ini kepada Gereja melalui pelayanan para Rasul Bdk. Mat 18:18. dan terutama melalui Petrus, kepada siapa Ia secara khusus menyerahkan kunci-kunci Kerajaan-Nya. (Katekismus Gereja Katolik, 553)

Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 86:1-3)

Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan dengarkanlah aku. Selamatkanlah hamba-Mu, yang berharap kepada-Mu. Kasihanilah aku, ya Tuhan, kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.
 
Turn your ear, O Lord, and answer me; save the servant who trusts in you, my God. Have mercy on me, O Lord, for I cry to you all the day long.
     
Inclina, Domine, aurem tuam ad me, et exaudi me: salvum fac servum tuum, Deus meus, sperantem in te: miserere mihi, Domine, quoniam ad te clamavi tota die.
  
Tobat 3 (bds. Mat 16:13-20)

Tuhan Yesus Kristus, Engkau menghendaki agar karya penyelamatan-Mu dilanjutkan oleh para pengikut-Mu. Tuhan, kasihanilah kami

Engkau telah memilih Petrus sebagai wadas, tempat Gereja-Mu Kaudirikan dengan memberikan kunci Kerajaan Surga kepada-Nya. Kristus, kasihanilah kami

Engkaulah Putra Allah yang hidup, yang menyerahkan kekuasaan mengampuni kepada orang-orang pilihan-Mu. Tuhan, kasihanilah kami
 
Doa Pagi 
  
Ya Allah, Engkau menyatukan hati umat beriman dalam mengejar tujuan yang sama. Bantulah kami mencintai yang Engkau perintahkan dan merindukan yang Engkau janjikan agar di tengah hal-ihwal dunia ini hati kami terarah kepada-Mu, sumber sukacita yang sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Yesaya (22:19-23)
   
"Aku akan menaruh kunci rumah Daud di atas bahunya."
     
Beginilah firman Tuhan kepada Sebna yang mengurus istana raja, “Aku akan melemparkan engkau dari jabatanmu, dan dari pangkatmu engkau akan dijatuhkan. Maka, pada waktu itu, Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia. Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya; ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya. Maka ia akan menjadi bapa bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda. Aku akan menaruh kunci rumah Daud di atas bahunya. Apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka. Aku akan memberi dia kedudukan yang teguh seperti gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tembok yang kokoh; maka ia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum keluarganya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.  
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2bc-3.6.8bc; Ul: 8bc)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu, aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tuhan itu tinggi, namun Ia memperhatikan orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong jauh. Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!
 
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (11:33-36)
    
"Segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah dan menuju Allah."
     
Saudara-saudara, alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-Nya, sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada Allah, sehingga Allah wajib menggantinya? Sebab segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah dan menuju kepada Allah. Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
   
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:27)
Engkau adalah Petrus, dan di atas wadas ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam menguasainya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-20)
  
"Engkaulah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga."
      
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau, Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkaulah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa saja yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitakan kepada siapa pun bahwa Dialah Mesias.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan
  
Injil hari Minggu ini menyoal identitas Yesus. Pertanyaan tentang identitas Yesus dapat dikatakan ujian bagi para murid. Jawaban mereka mengenai siapakah Yesus sangat menentukan masa depan kelanjutan karya keselamatan Allah. Ada rupa-rupa jawaban yang dilontarkan oleh banyak orang. Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis, ada yang mengatakan Elia, ada yang mengatakan Yeremia atau salah seorang dari para nabi. Yesus mendengarkannya tapi Dia tak begitu peduli dengan aneka pandangan tentang Diri-Nya karena fokus Dia lebih pada jawaban para murid-Nya yang akan menjadi ujung tombak karya keselamatan yang telah Dia mulai.

 Simon Petrus maju dan menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” Jawaban Simon Petrus terkesan sangat resmi. Tapi, Yesus sendiri setuju dengan jawaban ini, sebab jawaban ini bukan berasal dari manusia tapi dari Bapa-Nya di surga. Ini berarti Bapa-Nya sendiri memberi kesaksian bahwa Dia adalah Anak Allah, Mesias yang dijanjikan. Simon Petrus layak disebut “bahagia” oleh Yesus, sebab Allah berkenan mewahyukan kepadanya siapakah Yesus itu. Dengan gagah berani, tulus dan jujur, Simon Petrus mewakili rekan-rekannya, mengakui Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah.

  Kini tiba saatnya bagi Yesus untuk menyerahkan tongkat estafet kepada Simon Petrus dan rekan-rekannya. “Tu es Petrus, et super hanc petram aedificabo Ecclesiam meam” --- “Engkaulah Petrus dan di atas wadas ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku.” Alam maut tak akan menguasaimu. Kunci kerajaan sorga akan Kuserahkan kepadamu supaya apa yang kau ikat di dunia akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia akan dilepaskan pula di sorga (bdk. Mat 16:18-19).

 Tentu saja segalanya rahmat Allah, tapi jerih payah mereka mengikuti Dia tidak sia-sia. Kualitas pengenalan mereka terhadap Yesus terus meningkat hari demi hari, yang pada saatnya akan disempurnakan oleh Allah sendiri. Ketidaksempurnaan pemahaman dilengkapi oleh ketulusan, kejujuran dan kerendahan hati mereka di dalam mengikuti Yesus. Motivasi mengikuti Yesus juga makin lama makin jernih dengan bantuan Allah sendiri. Selanjutnya hidup mereka membuktikan bahwa mereka tetap setia sampai akhir mengikuti Sang Guru.

 Buat kita sekarang ini, jawaban atas pertanyaan siapakah Yesus rasanya tidak menjadi masalah sebab kita terus dijejali pengetahuan tentang Yesus. Tapi mungkin saja di tatanan pengetahuan. Tidak mustahil bahwa kita perlu merevisi jawaban kita agar pengenalan kita akan Yesus sungguh menjadi milik pribadi. Pengetahuan tentang Yesus harus jatuh menukik di hati sanubari melalui pengalaman hidup sehari-hari bersama Dia dalam suka dan duka.

 Yesus berarti bagi kita bukan hanya kalau kita dihujani dengan banyak rezeki, ,tapi juga bila kita ditimpa malapetaka. Dari sini kita dapat mengukur kedewasaan iman kita. Sejauh mana relasi pribadi kita dengan Dia dipupuk dan dipelihara. Akan tiba saatnya, di dalam Roh-Nya, kita berani mengakui bahwa Yesus adalah segala-galanya bagi kita. (RUAH)

Kobus: Minggu, 24 Agustus 2014 Hari Minggu Biasa XXI


"Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu."

Sabtu, 23 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX

Yeh. 43:1-7a; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Mat. 23:1-12.

"Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu."

Pada keluarga atau jenis usaha tertentu yang sudah terbiasa mempunyai pelayan, tentu keberadaan pelayan itu sangat penting. Betapa repotnya para majikan jika para pelayan mereka tidak ada atau tidak masuk kerja, entah karena sakit, mudik lebaran atau urusan yang lain. Hal ini kadang saya baca secara tidak sengaja dalam status-status facebook pada waktu lebaran. Maka tidak salah kalau para peyalan itu sesungguhnya orang yang besar. Kalau para tuan/majikan bisa tampil dengan pakaian yang rapi, itu tidak lepas dari jasa pelayan yang mencuci dan menyetrika. Demikian juga makanan enak dan sehat yang mereka nikmati setiap hari, merupakan jasa para pelayan yang memasak. Kalau mereka bisa menikmati rumah yang bersih dan nyaman, itu juga karena para pelayan yang rajin bersih-bersih, mewarat taman dan merapikan rumah. Bahkan, kalau anak-anak mereka tumbuh dan berkembang dengan baik, tidak jarang juga karena jasa para pelayan yang mengasuh anak-anak. Namun, keberadaan mereka seringkali dikesampingkan, bahkan diperlakukan tidak baik. Mereka tidur di belakang, makan belakangan, kalau salah dimarahi, bahkan dengan kekerasan. Upah yang mereka terima pun juga tidak besar. Nah, apakah kita siap dan mau menghayati hidup sebagai pelayan? Saya rasa, contoh paling dekat dalam menghayati semangat pelayanan dalam hidup sehari-hari adalah ibu rumah tangga. Mereka melakukan semua pekerjaan rumah tangga, mulai dari memasak, mencuci, bersih-bersih rumah, mengurus anak sampai mengelola keuangan rumah tangga. Mereka tidak digaji dan juga tidak ada waktu pensiun. Mereka, kadang juga makan belakangan setelah anak-anaknya kenyang. Maka, betapa indahnya sebuah keluarga yang anggotanya satu sama lain bisa saling melayani. Tidak semua pekerjaan rumah tangga hanya dikerjakan oleh pelayan atau oleh ibu tetapi oleh semua anggota keluarga. Melatih dan membiasakan anak untuk melayani, mulai dari melayani diri sendiri kemudian saling melayani dalam keluarga, tentu merupakan bekal yang sangat baik bagi masa depan mereka.

Doa: Tuhan, Engkau menghendaki agar kami saling melayani satu sama lain. Jadikanlah keluarga dan komunitas kami sebagai tempat untuk menumbuhkembangkan semangat saling melayani satu sama lain. Amin. -agawpr-

Sabtu, 23 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XX

Sabtu, 23 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX
       
“Tidak ada satu tangga lain untuk naik ke surga, selain salib” (St. Rosa dari Lima)
     
Antifon Pembuka (Yeh 43:7a)
       
Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku, dan inilah tempat tapak kaki-Ku. Di sinilah Aku diam di tengah-tengah umat untuk selamanya.
   
Tobat 3 (bds. Mat 23:1-12)


Tuhan Yesus Kristus, Engkau mengajar kami bahwa Bapa kami hanya satu ialah Bapa di surga, Yang Mahakuasa dan Mahaadil, penuh cinta dan belas kasih. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau mengajar kami bahwa pemimpin kami hanya satu, ialah Dikau sendiri. Kristus, kasihanilah kami.

Engkau mengajar kami bahwa tugas kami hanya satu, ialah mengabdi Allah dan melayani sesama dengan rendah hati. Tuhan, kasihanilah kami.
  
Doa Pagi
 
Ya Allah, Engkau menghendaki kerendahan hati dan kesetiaan. Semoga, dengan bantuan rahmat-Mu kami mampu memahami kehendak-Mu dan melaksanakannya dalam hidup kami sehari-hari serta mewartakannya kepada sesama, tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan nyata. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Allah mewahyukan diri dalam kemuliaan yang memenuhi bait-Nya. Kemuliaan yang memenuhi bait Allah inilah yang dijadikan tanda kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya. Bagi mereka yang merasakan kehadiran kemuliaan Allah itu, tak ada sikap selain sujud menyembah. Allah yang demikian luhur dan mulia selayaknya mendapatkan pujian dan penyembahan.
  
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (43:1-7a)
     
Sekali peristiwa aku dibawa malaikat Tuhan ke pintu gerbang Bait Suci yang menghadap ke timur. Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari timur, dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu, dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya. Apa yang nampak olehku itu mirip dengan apa yang dahulu kulihat, ketika Tuhan datang untuk memusnahkan Kota Yerusalem, dan mirip juga dengan apa yang kulihat di tepi Sungai Kebar. Maka aku bersujud menyembah. Sewaktu kemuliaan Tuhan masuk ke dalam Bait Suci melalui pintu gerbang timur, aku diangkat oleh Roh dan dibawa ke pelataran dalam. Sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan Tuhan. Lalu, sedang orang yang mengukur bait suci berdiri di sampingku, aku mendengar Tuhan bersabda kepadaku dari dalam Bait Suci. Beginilah firman-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku. Di sinilah Aku akan tinggal di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan                                  
Ref. Kemuliaan Tuhan tinggal di bumi kita.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. Bapamu hanya satu, ialah yang ada di surga. Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus.  
 
Yesus mengajarkan untuk tetap menghormati dan mendengarkan pengajar-pengajar Israel yang membawa ajaran dan Taurat Musa. Namun Yesus juga menegaskan kepada para pendengar-Nya untuk tidak mengikuti perilaku mereka yang menyimpang dari hukum Taurat. Yesus menegaskan akan kehadiran Allah sebagai Guru, Bapa dan Pemimpin bagi mereka.
 
Iniah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)
 
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kalian turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kalian, janganlah kalian suka disebut ‘Rabi’; karena hanya satulah Rabimu, dan kalian semua adalah saudara. Dan janganlah kalian menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kalian disebut pemimpin, karena hanya satu pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapa pun yang terbesar di antaramu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan
 
Kemunafikan dan kesombongan adalah dua dosa kakak beradik. Di mana ada kesombongan di situ ada kemunafikan, dan di mana ada kemunafikan di situ pasti ada kesombongan. Inilah yang dikecam Yesus dalam diri pemimpin-pemimpin agama Yahudi. Sebagai pemimpin mereka seharusnya menjadi pelayan tetapi yang terjadi justru sebaliknya; merekalah yang meletakkan beban-beban berat di pundak orang lain. Sebagai pemimpin, bagaimanakah sikapku? Apakah aku lebih suka menaruh beban pada orang lain daripada memikulnya sendiri?
 
Doa Malam
 
Tuhan, Guru dan Penyelamat kami, dengan rendah hati kami berserah diri kepada-Mu. Ampunilah dosa kami dan jadikanlah kami abdi-Mu yang setia dan menjadi anggota Gereja yang baik sehingga mampu membawa sesama kepada persekutuan Gereja-Mu yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Amin.
 
 
RUAH

Perhatian! Berkaitan dengan siaran Misa melalui media komunikasi (TV/Radio/Internet)

Tayangan streaming misa, baik live maupun rekaman diadakan sebagai tawaran bagi mereka yang karena satu dan lain hal (misalnya karena sakit, sedang terjadi bencana alam, contohnya banjir, akses ke gereja sulit/hujan abu) sehingga tidak dapat menghadiri Misa Kudus, agar mereka tetap dapat berpartisipasi dengan cara tertentu dalam perayaan Ekaristi yang diadakan dalam komunitas.

Mengikuti acara Misa yang ditayangkan di TV atau mendengarkan siaran misa di Radio bukan merupakan pengganti bagi mengikuti Misa di gereja dan dengan demikian, tidak memenuhi kewajiban untuk ketentuan menguduskan Hari Tuhan pada hari Minggu maupun pada Hari Raya Wajib Gereja.
  
Dalam perayaan tersebut, yang terjadi adalah Spiritual Communion (Komuni batin/ rohani) dan hal ini tidak dapat menggantikan kesempurnaan penerimaan Komuni secara nyata yaitu dengan menyambut Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan Kristus dalam Ekaristi. Kehadiran Yesus secara nyata dalam rupa roti dan anggur juga mensyaratkan tanggapan nyata dari Gereja-Nya dengan menyambutnya juga secara nyata, tentu bagi yang tidak terhalang untuk melakukannya (yang tidak dalam keadaan berdosa berat). Komuni kudus ini tidak dapat digantikan, ataupun direduksi menjadi Komuni spiritual melalui siaran Misa di TV atau Radio. Oleh karena itu, tidak mungkin suatu hari Gereja menjadi churchless dengan hanya mengadakan tayangan Misa secara virtual di TV, sebab perayaan Misteri Paskah Kristus dalam sakramen Ekaristi, justru merupakan tanda yang nyata kehadiran Kristus yang terus menyertai Gereja-Nya dan yang memberikan hidup ilahi-Nya kepada kita anggota-anggota-Nya sebagai penggenapan dari Yoh 6:51-58. Perayaan Ekaristi tidak dapat direduksi menjadi sekedar menayangkan bacaan Kitab Suci, homili dan perkataan konsekrasi. Tetapi kita juga diundang untuk menerima Ekaristi itu, yaitu Kristus yang hadir secara nyata dalam rupa Hosti Kudus itu. Hal ini yang tidak dapat digantikan dengan tayangan Misa secara virtual. Dalam hal lain, umat yang telah mengikuti Misa Kudus pada hari Minggu/Hari Raya di gereja masing-masing, atau sudah memiliki komitmen "Saya akan mengikuti misa jam .... di gereja....." tidak masalah menonton siaran tersebut, entah satu, dua kali atau lebih. Semoga dapat dipahami.



Diolah dari www.katolisitas.org dengan edit penyesuaian.

Prakata Bulan Kitab Suci Nasional 2014

 Bulan Kitab Suci Nasional 2014 ini merupakan tahun II dari tema umum gerakan Kitab Suci Nasional “Sabda Allah dalam Keluarga” (2013-2016). Adapun visi dari tema umum ini adalah “keluarga kristiani yang mendengarkan dan melaksanakan Sabda Allah dan meneruskan iman kristiani kepada anak-anak.” Tema tahun ini adalah “Keluarga Beribadah dalam Sabda.” Untuk mendalami tema ini, disiapkan tulisan yang memuat empat bahan pendalaman Kitab Suci untuk kategori dewasa: 
I. Keluarga sebagai tempat kehadiran Allah (Kej 18:1-15),
II. Ibadah keluarga sebagai sekolah iman (Ul 6:20-25),
III. Ibadah dan kehidupan (Am 5:20-27)
IV. Keluarga yang beribadah dalam Roh dan Kebenaran (Yoh 4:19-26).
Keluarga yang beribadah bersama mewujudkan terbangunnya Gereja Rumah Tangga (LG 11), di mana mereka tidak hanya ber-kumpul untuk semakin mengasihi, tetapi juga untuk berdoa bersama, mendengarkan firman, dan memohon kepada Tuhan. Indah sekali janji Tuhan, “Jika dua orang daripadamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga” (Mat 18:19). Hal ini terjadi karena Tuhan sendiri berkenan hadir dalam keluarga yang mau berkumpul dalam nama-Nya (bdk. Mat 18:20). Materi ini disusun dengan metode Lectio Divina, yakni pembacaan Kitab Suci yang direnungkan dengan tujuan untuk berdoa dari Kitab Suci dan hidup dari Sabda Allah. Bagian “Tujuan” dan “Gagasan Pokok” akan membantu pemandu dan peserta untuk melihat arah pendalaman teks. Bagian “penjelasan” tidak dimaksudkan untuk dibacakan semuanya, melainkan keterangan tambahan untuk memahami teks dengan lebih baik. Diharapkan pertanyaan informatif atas teks yang diajukan peserta dibicarakan bersama. Materi ini masih terbuka untuk disesuaikan dengan situasi-kondisi setempat. Akhirnya, saya ucapkan selamat merenungkan Firman bersama selama bulan kitab suci 2014 ini.

Seminari Tinggi Beato Giovanni Malang, 5 Februari 2014

Rm. F.X. Didik Bagiyowinadi Pr

Pertemuan I: Keluarga sebagai Tempat Kehadiran Allah

BULAN KITAB SUCI NASIONAL 2014
KELUARGA BERIBADAH DALAM SABDA
oleh Rm. F.X. Didik Bagiyowinadi Pr
LEMBAGA BIBLIKA INDONESIA 2014

Pertemuan I: Keluarga sebagai Tempat Kehadiran Allah

TUJUAN:
1. Peserta mengimani kehadiran dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan berkeluarga, juga dalam aneka kesulitan konkret keluarga.
2. Peserta berusaha membangun Altar Rumah Tangga dalam kesempatan ibadah keluarga bersama.
3. Peserta menyadari dan menanggapi kehadiran Tuhan dalam diri sesama yang membutuhkan perhatian dan pertolongan kita.

GAGASAN POKOK:
 
Tuhan hadir dan menyertai perjalanan umat-Nya (bdk. Mat 28:20b). Dia tidak hanya hadir di tempat ibadah, tetapi juga di dalam keluarga Kristiani. Terlebih bila keluarga Kristiani sungguh berkumpul dalam nama-Nya, Tuhan berkenan hadir di tengahnya (Mat 18:20). Secara konkret hal ini nyata ketika anggota keluarga berkumpul, berdoa, dan mendengarkan Kitab Suci bersama. “Sebab dalam kitab-kitab suci Bapa yang ada di surga penuh cinta kasih menjumpai para putra-Nya, dan berwawancara kepada mereka, ” demikian penegasan para Bapa Konsili Vatikan II (DV 21). Dalam kesempatan ibadah keluarga, Tuhan sungguh hadir dan berfirman melalui sabda-Nya. Tuhan yang hadir dan menyertai perjalanan keluarga kita juga mengetahui setiap pergumulan dan masalah yang kita hadapi. Dia berkenan pula menanggapi harapan dan permohonan keluarga kita.
 
Demikian pula yang dialami oleh keluarga Abraham. Abraham telah percaya akan janji Tuhan bahwa dia akan dianugerahi banyak keturunan, melalui Sara, istrinya (Kej 15:4-5; Kej 17:6.16.19). Namun, janji itu tidak kunjung terpenuhi. Dalam perikop yang kita renungkan ini (Kej 18:1-15) Tuhan sendiri berkenan datang dan bertamu ke kemah Abraham untuk membawa kabar sukacita bahwa istrinya tahun depan akan melahirkan anak laki-laki. Suatu berita yang membuat Sara yang mandul itu tertawa dalam hati. Namun, bagi Allah tiada hal yang mustahil. Demikian pula, tiada yang mustahil bagi Allah untuk menyelesaikan setiap pergumulan keluarga kita. 
    
Hal yang menarik adalah Abraham tidak menyadari bahwa salah satu dari tamunya adalah Tuhan sendiri. Dengan antusias dia menyambut para tamunya yang membutuhkan pertolongan dan menyajikan hidangan berlimpah kepada mereka. Pelayanan yang murah hati ini berbuah dengan berita sukacita bagi keluarga Abraham. Maka penulis surat kepada orang Ibrani mengingatkan, “Jangan lupa kamu memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat” (Ibr 13:2). Kemurahhatian Abraham kepada para tamunya menggarisbawahi penegasan Tuhan Yesus pada saat pengadilan terakhir kelak, “Ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan” (Mat 25:35).

PENGANTAR

Bapak-ibu, selamat berjumpa kembali dalam pertemuan bulan kitab suci 2014. Tema BKSN kali ini adalah Keluarga beribadah dalam Sabda. Tentu sejak tahun lalu keluarga kita telah mengupayakan ibadah keluarga seminggu sekali. Dan sekarang kita akan mengikuti pertemuan BKSN selama empat kami, kiranya Firman Tuhan yang akan kita pelajari dan renungkan bersama akan membantu kita memahami lebih baik bagaimanakah ibadah yang dikehendaki Tuhan.

Pada pertemuan pertama ini kita akan merenungkan kehadiran Tuhan di dalam keluarga. Jadi, Tuhan tidak hanya bertakhta di surga, hadir dalam perayaan Ekaristi di gereja, tetapi juga berkenan hadir dalam keluarga kita masing-masing. Kita akan merenungkan pengalaman keluarga Abraham dalam Kej. 18:1-15, dimana Tuhan sendiri berkenan datang bertamu dan memberikan berkat-Nya. Mari sekarang kita menyiapkan hati.

DOA PEMBUKA

Pemandu mengajak umat untuk berdoa memohon agar Roh Kudus mem-bangkitkan iman seluruh peserta, mengarahkan seluruh diri kepada Sabda Allah, dan membuka hati seluruh peserta agar dapat menerima kehendak Allah. Pemandu dapat menyusun sendiri doa kepada Roh Kudus. Doa itu juga dapat disampaikan dalam nyanyian (MB 448, PS 565-567). 
         
Tuhan Yesus, Sang Imanuel, saat ini Engkau hadir di tengah kami karena kami berkumpul dalam nama-Mu. Bimbinglah kami dengan terang Roh Kudus-Mu agar dapat memahami kebenaran Firman-Mu. Engkau yang berkenan hadir dan menyertai perjalanan Gereja, kiranya juga berkenan menyertai perjalanan dan pergumulan keluarga kami masing-masing. Bantulah kami semakin menyadari dan mengalami Engkau yang hadir dalam setiap pergumulan keluarga kami. Sebab Engkaulah, Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

LECTIO

1. Membaca Teks (Kejadian 18:1-15)
Pembacaan teks bisa dilakukan dengan pemeranan: Narator (ay.1-2,7-8,10b-12a, dan pengantar beberapa dialog), Abraham (ay. 3-5a, 9b), ketiga tamu (ay. 5b, 9a), yang salah satunya adalah Tuhan (ay. 10, 13b-14, 15b), dan Sara (ay. 12, 15a). Lalu masing-masing peserta diberi kesempatan menyimak teks lagi untuk lebih memahami kisah ini.

2. Penjelasan
Para peserta diajak untuk mendalami teks Kitab Suci yang baru saja dibacakan. Dalam pendalaman ini pemandu dapat menggunakan salah satu dari dua cara berikut:
1. Peserta diminta menyampaikan pertanyaan informatif seputar teks untuk dibicarakan. Gagasan Pokok dan penjelasan berikut ini dapat membantu pemandu dan peserta agar diskusi informatif dan tematis berjalan lancar. Jadi, dibahas sejauh diperlukan dalam proses pendalaman teks Kitab Suci.
2. Pemandu memberikan penjelasan tentang isi perikop berdasarkan Gagasan Pokok dan Penjelasan Teks. 

Tamu Abraham (ay. 1-8). Peristiwa ini berlangsung di kemah Abraham, dekat pohon tarbantin di Mamre. Pohon tarbantin bukanlah jenis pohon tertentu, melainkan pohon besar yang di daerah kering, yang kerap dianggap sebagai pohon suci. Mamre berada dekat Hebron. Di sini Abraham telah mendirikan mezbah bagi Tuhan (Kej. 13:8). Di Hebron pula kelak Daud memerintah selama tujuh tahun enam bulan sebelum memerintah atas seluruh Israel (2Sam. 2:11).

Waktu itu siang hari, suasana panas terik sehingga Abraham duduk beristirahat di kemahnya. Mereka yang dalam perjalanan pun akan berteduh pada rerantingan pohon. Maka demi melihat ketiga orang di hadapan kemahnya, Abraham pun berlari menyongsong mereka. Dengan hormat ia menyapa mereka “tuanku” (3), “tuan-tuan” (4) dan menyebut
diri “hambamu” (5). Dia sujud sampai ke tanah sebagai ungkapan hormat menerima tamu agung. Namun, dia sama sekali tidak mengenal mereka, apalagi untuk menyadari bahwa salah satunya adalah Tuhan.

 Kepada ketiga orang itu dia menawarkan bantuan, bagi mereka akan diambilkan air untuk membasuh kaki dari debu (lih. Luk. 7:44-46), dipersilakan duduk istirahat di bawah pohon, dan menikmati roti agar kembali segar untuk melanjutkan perjalanan. Abraham mengecilkan tawarannya, padahal dia merencanakan suatu jamuan besar bagi mereka. Di antara bangsa pengembara merupakan suatu kehormatan besar bila bisa menerima dan menjamu orang asing di kemahnya. Ketiganya pun menerima tawaran Abraham.

 Antusiasme Abraham dalam menjamu tamu tampak dari 3 kali kata “segera” digunakan: ia segera ke kemah (ay. 6), meminta istrinya segera membuat roti (ay. 6) dan bagaimana bujangnya segera mengolah anak lembu empuk yang telah dipilihnya (ay. 7). Hidangan harus segera disiapkan. Para tamu tidak boleh terlalu lama menunggu.

 Kemurahan hati Abraham tampak dari jamuan mewah yang disiapkan. Roti bundar pipih berdiameter 45-an cm dari bahan tiga sukat (3 X 12 liter) tepung terbaik. Suatu jumlah yang banyak untuk tiga orang tamu. Demikian pula dipilihkan daging anak lembu yang empuk. Lalu Abraham sendiri bertindak sebagai pelayan meja. Sebagai sajian pembuka, dihidangkan
dadih dan susu. Dadih adalah air susu sapi/kambing yang telah dikentalkan, yang diperoleh bila susu ditumbuk dalam kulit kambing dengan sisa dadih yang lama (Ams. 30:33). Para pengembara biasanya tidak minum air anggur, tetapi minum air, maka bila kepada mereka dihidangkan susu cair (dari lembu, unta, atau kambing) berarti bagi mereka diadakan pesta. Baru kemudian disajikan hidangan pokok. Sedang mereka makan, Abraham berdiri dekat mereka dan siap melayani.

Pembaharuan Janji (ay. 9-15).
Bagian berikutnya menunjukkan siapa sebenarnya tamu Abraham itu. Sebab ketiganya mengenal nama istri Abraham (ay. 9). Salah satunya berkata bahwa tahun depan Sara akan mempunyai anak laki-laki (ay. 10). Tamu ini mengenal kerinduan keluarga ini dan bagaimana mereka menantikan janji Tuhan. Tamu itu juga mengetahui bahwa Sara yang berada di balik kemah tertawa dalam hati atas berita itu (ay. 12). Agaknya baru di sini Abraham menyadari bahwa Tuhan sendiri yang berkunjung ke kemahnya dan membawa kabar gembira. Tahun depan dia akan memiliki anak laki-laki dari Sara. Janji Tuhan dalam Kej 15:4-5; Kej 17:6.16.19 segera tergenapi. Memang Sara itu mandul (Kej 11:30) dan Abraham sendiri telah lanjut usia, sehingga Sara tertawa dalam hati atas pernyataan tamu mereka. Tetapi bagi Allah tiada hal yang mustahil. Tiada yang mustahil pula bagi Allah untuk menjadikan perawan Maria sebagai Bunda Penebus (Luk 1:37). Ketika Tuhan menanyakan ketidakpercayaan Sara yang tertawa dalam hati, Sara menyangkalnya. Tetapi Tuhan menegaskan bahwa Sara memang tertawa (ay. 15). Dari sinilah anak mereka kelak diberi nama “Ishak” (lih. Kej 21:6).

MEDITATIO

Pemandu mengajak peserta masuk dalam keheningan dengan mata terpejam, lalu membayangkan adegan yang telah dibaca bersama. Selanjutnya dalam hati mereka merenungkan beberapa pertanyaan berikut ini:
a. Apa saja yang bisa Anda teladan dari sikap Abraham?
b. Mengapa Sara tidak percaya? Bagaimana bila Anda menjadi Sara?
c. Apa yang harus dilakukan agar seluruh anggota keluarga selalu ingat akan kehadiran Tuhan di dalam rumah masing-masing.
d. Sejauh mana sikap murah hati pada sesama berhubungan dengan kehadiran Tuhan dalam keluarga? Lalu para peserta diminta untuk membuka mata dan menuliskan secara singkat hasil permenungannya. Lalu beberapa orang dipersilakan membagikan dengan membaca apa yang telah dituliskan. Kemudian pemandu memberikan beberapa penegasan dengan memperhatikan gagasan pokok di atas.

ORATIO

Allah telah menyatakan kehendak-Nya dalam Meditatio, sekarang seluruh peserta akan menanggapi Sabda itu dengan doa. Pemandu mengajak peserta untuk mempersiapkan doa secara tertulis, tanggapan atas Sabda yang baru didengarkan; bisa berupa pujian, syukur, permohonan, niat, dan sebagainya. Kemudian satu demi satu peserta diminta untuk membacakan doa yang telah dituliskan. Rangkaian doa ditutup dengan “Bapa Kami.”

DOA PENUTUP

Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon kekuatan dan kasih Allah agar sanggup melaksanakan kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan. Kami bersyukur Tuhan bahwa Engkau sungguh berkenan hadir melalui Kitab Suci yang kami baca dan renungkan bersama. Engkau hadir pula di tengah keluarga kami dan mengerti segala persoalan dan pergumulan keluarga kami masing-masing. Kami serahkan segala kesulitan dan masalah keluarga kami ke dalam tangan-Mu dan kami percaya bagi-Mu tiada hal yang mustahil untuk menyelesaikannya. Bantu kami pula Tuhan, untuk menolong Engkau dalam diri mereka yang membutuhkan pertolongan kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

"Hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri".

Jumat, 22 Agustus 2014
Peringatan Wajib SP Maria, Ratu

Yeh. 37:1-14; Mzm. 107:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 22:34-40;

"Hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri".

Ada dua hukum utama dan keduanya ada pada satu kata: kasih. Yang pertama adalah kasih kepada Tuhan dan yang kedua adalah kasih kepada sesama. Hukum yang kedua sama dengan yang pertama. Sebab, "tidak mungkin mencintai Allah yang tidak kelihatan tanpa mencintai sesama yang kelihatan" (1 Yoh 4:20). Dengan kata lain, mengasihi sesama yang kelihatan adalah cara dan sarana yang paling utama bagi kita untuk mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan. Nah, siapakah sesama yang kelihatan itu? Ya siapapun yang kita lihat setiap hari, baik langsung maupun tidak. Yang dilihat secara langsung adalah siapa pun yang kita jumpai secara fisik, yang hidup bersama kita, yang bekerja bersama kita. Sedangkan yang dilihat secara tidak langsung adalah siapa pun yang hadir dan mengisi hidup kita, meski kita tidak berjumpa dan melihatnya secara fisik. Misalnya, saat ini saya jauh dari orangtua dan keluarga, namun saya marasakan kehadiran mereka dalam hidup saya meski saya tidak melihatnya secara fisik. Nah, sekarang bagaimana kita mengasihi mereka? Seperti kita mengasihi diri kita sendiri, kata Yesus. Kita pasti menginginkan, merencanakan, melakukan dan memberikan yang terbaik untuk diri kita sendiri, bukan? Maka, demikian pula: kita inginkan, kita rencanakan, kita lakukan dan kita berikan yang terbaik buat sesama kita. Dengan demikian, kita mengasihi sesama seperti diri kita sendiri.

Doa: Tuhan, bimbinglah kami untuk mengasihi sesama kami seperti diri kami sendiri, yakni dengan hanya menginginkan, merencanakan, melakukan dan memberikan yang terbaik pada sesama kami. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy