Rabu, 15 Oktober 2014
Peringatan Wajib Sta. Theresia dari Avila, Perawan dan Pujangga Gereja
Tidak ada kegelapan yang lebih pekat daripada jiwa yang berada dalam keadaan dosa berat. (Sta. Theresia dari Avila)
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 42 (41):2-3; PS 425)
Bagai rusa merindukan air, demikianlah hatiku pada-Mu, ya Tuhan. Hatiku haus akan Allah, Allah yang hidup.
Like the deer that yearns for running streams, so my soul is yearning
for you, my God; my soul is thirsting for God, the living God.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahapengasih, Engkaulah tumpuan harapan kami. Kami
mohon, teguhkanlah iman kami agar pengharapan kami semakin kuat dan
cinta kasih kami semakin terwujud secara nyata dalam hidup kami
sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama
Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (5:18-25)
"Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya."
Saudara-saudara, kalau kalian membiarkan diri dibimbing oleh Roh, kalian
tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata yaitu:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, pemujaan berhala, sihir, percekcokan,
iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah
dan kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Mengenai semuanya
itu kalian kuperingatkan, seperti yang telah kulakukan dahulu bahwa
barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat
bagian dalam kerajaan Allah. Sebaliknya hasil Roh ialah: kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
sikap lemah lembut dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang
hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan
daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jika kita hidup oleh
Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau. Yang mengikuti Engkau, ya Tuhan, hidup dalam cahaya
Ayat. (Mzm 1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam
kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan
siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang
diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup
angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik
menuju kebinasaan.
Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27) 2/4
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:42-46)
"Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi! Celakalah kamu, hai ahli-ahli kitab."
Sekali peristiwa Yesus bersabda, "Celakalah kalian, hai orang-orang
Farisi! Sebab kalian membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan
sejenis sayuran, tetapi kalian mengabaikan keadilan dan kasih Allah.
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah
kalian, hai orang-orang Farisi, sebab kalian suka duduk di tempat
terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar.
Celakalah kalian, sebab kalian seperti kubur yang tidak memakai tanda;
orang-orang yang berjalan di atasnya tidak mengetahuinya. Seorang ahli
Taurat menjawab, "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami
juga." Tetapi Yesus berkata lagi, "Celakalah kalain juga, hai ahli-ahli
Taurat, sebab kalian meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang
tetapi kalian sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Injil pada hari ini memberikan kepada kita sebuah teguran yang amat
keras. Sebagai seorang Katolik, tidaklah cukup hanya berkata – kata
tentang kebaikan dan kasih Allah, tetapi sendirinya jauh dari apa yang
diucapkan. Tidakkah hal yang demikian membawa kita kepada kemunafikan?
Luk 11 : 42 mengajak kita untuk tidak hanya melakukan kebaikan secara
fisik saja (misalnya : memberi sumbangan) tetapi juga hal itu harus
didasarkan pada kasih Allah. Artinya, kita melakukannya semata – mata
karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita dan berbuat adil kepada
kita, bukan karena supaya dilhat orang banyak. Banyak dari kejadian di
kehidupan kita, orang – orang yang mengejar dengan nafsu manusiawi yang
menggebu gebu posisi terdepan, kekuasaan. Mengejar kekuasaan semata
dengan tujuan yang tidak baik, hanya karena ingin memenuhi kebutuhan
pribadi adalah kerakusan dan jauh dari hukum Allah yang mengajarkan kita
untuk dengan bijaksana mengelola apa yang kita punyai tidak hanya untuk
diri sendiri, tetapi juga bagi sesama.
Hari ini, Gereja Katolik meperingati Santa Theresia dari Avila. Wanita
kudus ini pada akhirnya memutuskan untuk membaktikan hidupnya kepada
Tuhan sepenuhnya. Disaat banyak Biara dapat dimasuki oleh tamu, Sta.
Theresia lebih melihat hal tersebut sebagai pemborosan waktu. Suster Sta.
Theresia memutuskan untuk membaharui Biara, dan mendirikan Biara yang
kecil, sederhana dan dengan disiplin doa yang ketat. Kita dapat belajar
dari beliau, bagaimana wanita kudus ini berbuat kebaikan demi tujuan
kepada kasih Allah sendiri dan menghilangkan kelekatan duniawinya.
Antifon Komuni (Mzm 89 (88):2)
Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun.
I will sing for ever of your mercies, O Lord; through all ages my mouth will proclaim your fidelity.
Deus Providebit