Selasa, 21 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXIX
“Hidup bahagia harus kita cari dan kita minta dari Tuhan.” (St. Agustinus)
Antifon Pembuka (Ef 2:20)
Kalian dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Doa Pagi
Allah Bapa Pencipta alam semesta, Engkau berkenan membangun Kerajaan-Mu
di tengah-tengah kami. Kami mohon, jadikanlah kami hamba-hamba yang
setia untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab kami, baik dalam
keluarga, Gereja, maupun masyarakat. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (2:12-22)
"Kristuslah damai sejahtera kita yang mempersatukan kedua belah pihak."
Saudara-saudara, ingatlah bahwa kalian dahulu tanpa Kristus. Waktu itu
kalian tidak termasuk warga umat Allah dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan. Waktu itu kalian tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dunia. Tetapi sekarang dalam Kristus Yesus, kalian
yang dahulu jauh, sudah menjadi dekat oleh darah Kristus. Dialah damai
sejahtera kita, yang mempersatukan kedua belah pihak, dan yang telah
merobohkan tembok pemisah, yaitu permusuhan. Sebab dengan wafat-Nya
sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah
dan ketentuannya untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru
dalam diri-Nya. Dengan demikian Ia mengadakan damai sejahtera. Dalam
satu tubuh Ia memperdamaikan keduanya dengan Allah oleh salib dan
mengakhiri permusuhan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai
sejahtera kepada kalian yang jauh dan kepada mereka yang dekat. Sebab
oleh Dia kita, kedua pihak, beroleh jalan masuk kepada Bapa dalam satu
Roh. Demikianlah kalian bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan
sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kalian dibangun
atas dasar para rasul dan para nabi dengan Kristus Yesus sebagai batu
penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan yang rapih tersusun
menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kalian turut
dibangun menjadi kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia
hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang
yang dikasihi-Nya? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada
orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan
berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk
dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan
memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan
menyusul di belakang-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, agar kalian tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:35-38)
"Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga."
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaklah pinggangmu tetap
berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kalian seperti orang yang
menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah, supaya jika tuannya
datang dan mengetuk pintu, segera dapat dibukakan pintu. Berbahagialah
hamba, yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang. Aku
berkata kepadamu, Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan
mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati
mereka berlaku demikian, maka berbahagialah para hamba itu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Beberapa waktu yang lalu seorang teman berkeluh kesah kepada saya soal
peristiwa yang dia alami. Ia bertengkar dengan kekasihnya gara-gara ia
tidak ada di stasiun kereta ketika kekasihnya tiba. Waktu itu kereta
terlambat datang dan ia memutuskan untuk pergi ke tempat lain biar tidak
bosan. Akibatnya, ketika sang kekasih datang dia tidak ada di tempat,
ia juga tak membawa HP karena terburu-buru. Sang pacar pulang dengan
naik taksi dan pertengkaran terjadi ketika dia datang ke rumah snag
kekasih. Teman saya ternyata kurang sabar dalam menanti.
Kisah di atas mungkin juga pernah kita alami. Kita kurang sabar dan
tidak siap sedia sehingga beberapa hal di dalam hidup kita terlewatkan.
Banyak hal yang seharusnya menggembirakan, lenyap begitu saja. Menanti
memang tidak mudah untuk kita, manusia modern. Menanti sepertinya
membuang waktu dan kurang produktif. Kita berpikir bahwa lebih baik
melakukan aktivitas lain, padahal yang menjadi prioritas adalah soal
menanti. Menanti memang tidak mudah.
Dalam Injil Luk 12:35-38, Yesus mengajak kita untuk merenungkan soal
siap sedia dan sabar dalam menanti. Menanti sesuatu sungguh tidak mudah,
apalagi menanti sesuatu yang tidak pasti. Kadang menanti juga membuat
kita cepat bosan dan putus asa. Maka, ciri orang yang mampu menanti
adalah menjadi seperti hamba dalam Injil hari ini (Luk 12:35-38). Ia
siap sedia dengan pinggang tetap terikat dan pelitanya tetap menyala
(ay. 35). Tetapi, menjaga sikap semacam ini tidak mudah. Kita sering
terlena dan lupa pada tujuan kita, cepat bosan, dan akhirnya tidak
setia. Kuncinya ada pada pelita kita yang tetap bernyala. Itulah yang
disebut harapan. Harapan akan mengusir segala hal yang menghambat kita
untuk setia dan juga siap menjadi sumber kekuatan tatkala yang kita
nanti tak kunjung tiba.
Hidup kita selalu dihadapkan pada banyak penantian akan datangnya
Kerajaan Allah sendiri dan juga rahmat-rahmat-Nya. Itu semua membutuhkan
harapan yang menjaga kita agar tetap siaga. Yakinlah ketika kita
menanti dengan luapan harapan, maka kita tak akan pernah kecewa atau
putus asa. Akhirnya kita pun boleh menerima rahmat Allah dengan sukacita
di dalam hidup kita. Orang yang setia menanti tidak akan dikecewakan
Allah. (Cafe Rohani)