Selasa, 06 Oktober 2015
Hari Biasa Pekan XXVII
Penggunaan
Misa 1962 sebagai Forma extraordinaria dari Liturgi Misa, aku ingin
menarik perhatian kepada fakta bahwa Misa ini tidak pernah dibatalkan
secara yuridis dan, konsekuensinya, selalu diizinkan. (Paus Benediktus
XVI, 7 Juli 2007)
Antifon Pembuka (Mzm 130:1-2)
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan. Tuhan,
dengarkanlah suaraku. Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara
permohonanku.
Doa Pagi
Allah Bapa kami Yang Maharahim, Engkau menawari kami hidup dan
keselamatan dan memanggil kami kembali bila tersesat. Bangunlah kembali
hati dan semangat kami, bukalah mata kami terhadap kebutuhan zaman
sekarang, singkirkanlah kejahatan dan penuhilah kami dengan kekuatan
Roh-Mu yang membawa kebebasan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yunus (3:1-10)
"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan Tuhan menaruh belas kasih."
Untuk kedua kalinya Tuhan bersabda kepada Yunus, “Bangunlah dan
berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan
yang Kusabdakan kepadamu.” Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe,
sesuai dengan sabda Tuhan. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan
besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam
kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, “Empat puluh hari lagi
maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” Orang Niniwe percaya kepada
Allah, lalu mereka mengumumkan puasa; baik dewasa maupun anak-anak
mengenakan kain kabung. Setelah kabar itu sampai kepada raja kota
Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya;
diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas
perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di
Niniwe demikian, “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak
boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum
air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan
berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik
dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya.
Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling
dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.”
Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka
berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas
malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak
jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.7-8; Ul: 3)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan,
dengarkanlah seruanku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara
permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat
tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel! Sebab pada Tuhan ada kasih
setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan
membebaskan Israel dari segala kesalahannya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)
"Marta menerima Yesus di rumahnya, ia telah memilih bagian yang paling baik."
Dalam perjalanan ke Yerusalem Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah
kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita
itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk di
dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan sabda-Nya. Tetapi Marta sangat
sibuk melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan
peduli, bahwa saudariku membiarkan daku melayani seorang diri? Suruhlah
dia membantu aku.” Tetapi Yesus menjawabnya, “Marta, Marta, engkau
kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu
saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak
akan diambil dari padanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Dalam urusan belanja, umumnya ibu-ibu lebih pintar mencari barang yang
berkualitas lebih baik tapi bisa didapat dengan harga lebih murah.
Begitulah manusia, punya kecenderuangan untuk memilih dan mengupayakan
apa yang terbaik baginya. Akan tetapi, manakah dan apakah yang terbaik
bagi kita?
Yesus, dalam perjumpaan dengan Marta dan Maria, memperlihatkan bahwa
Maria telah memilih hal yang terbaik, yakni duduk dan mendengarkan
Sabda-Nya. Mendengarkan Yesus lebih penting bagi Maria, dan karena itu
ia memberi prioritas pada hal itu.
Percaya akan pewartaan Yunus, orang-orang Niniwe sadar akan dosa dan
pelanggaran mereka di hadapan Tuhan seraya berharap agar Tuhan mengubah
keputusan-Nya. Mereka pun memaklumkan puasa dan tobat bagi seluruh
penduduk negeri sebagai tanda pertobatan. Melihat keseriusan pertobatan
orang Niniwe, Tuhan menyesal atas apa yang telah direncanakan-Nya dan Ia
membatalkan rencana itu. Demikian, orang Niniwe terhindar dari
malapetaka yang mengancam kehidupan mereka karena mereka mendengarkan
suara Yunus, nabi yang diutus Tuhan. Apakah yang terbaik dalam hidup
kita saat ini? Semoga pilihan kita adalah juga kehendak Allah.
Tuhan, ada begitu banyak hal yang terasa penting dan mendesak untuk
dibuat; berilah aku hati yang siap mendengarkan apa yang terbaik menurut
Engkau dan mampukanlah aku untuk menghidupinya. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)