| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 09 Februari 2016 Hari Biasa Pekan V

Selasa, 09 Februari 2016
Hari Biasa Pekan V 

Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik. -- Mzm 84:11

Antifon Pembuka (Mzm 84:5)

Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, ya Tuhan, yang memuji-muji Engkau tanpa henti!

Doa Pagi


Allah Bapa Mahamulia, semoga kami Kaupenuhi kebijaksanaan, bila mendengarkan sabda Yesus Putra-Mu. Semoga kata dan karya kami memancarkan kedamaian yang membahagiakan dunia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (8:22-23.27-30)
   
  
"Engkau telah bersabda, "Nama-Ku akan tinggal di sana." Dengarkanlah permohonan umat-Mu Israel."
   
Pada hari pentahbisan rumah Allah, Raja Salomo berdiri di depan mezbah Tuhan di hadapan segenap jemaah Israel. Ia menadahkan tangannya ke langit, lalu berkata, “Ya Tuhan, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas, dan di bumi di bawah. Engkau memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap hatinya hidup di hadapan-Mu. Benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sedangkan langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau, apalagi rumah yang kudirikan ini! Karena itu berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya Tuhan Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini! Kiranya siang malam mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, terhadap tempat yang tentangnya Kaukatakan: ‘Nama-Ku akan tinggal di sana’. Dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel, yang mereka panjatkan di tempat ini; dengarkanlah dari tempat kediaman-Mu di surga; dan apabila Engkau mendengarnya maka Engkau akan mengampuni.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
Ayat. (Mzm 84:3.4.5.10.11)

1. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung laying-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Lihatlah kami, ya Allah, perisai kami, pandanglah wajah orang yang Kauurapi.
4. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 119:36a.29b)
Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:1-13)
     
"Kamu akan mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
    
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya – tidak makan tanpa membasuh tangan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat-istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat-istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?” Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat manusia.” Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Dan: ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah’, maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya. Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 
Dalam hidup bersama dimana pun senantiasa ada tata tertib atau aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh mereka yang tergabung dalam hidup bersama tersebut, entah itu di tingkat RT, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten dst.. dan juga di lingkungan hidup beragama. Di masing-masing suku dan bangsa sering juga masih hidup dengan kuat tradisi sebagai peninggalan nenek moyang atau leluhur, yang pada umumnya juga sangat berpengaruh dalam buku atau bangsa tersebut. Sebagai contoh misalnya dalam hal penentuan hari dan jam pernikahan. Namun juga dalam hal kebiasaan hidup yang lain juga masih marak, misalnya di beberapa suku masih berlaku aturan `hutang nyawa harus membayar ganti rugi dengan nyawa', antara lain di Indonesia hal ini kiranya masih berlaku di lingkungan suku-suku di pedalamanan Papua. Sabda hari ini mengingatkan kita semua, umat beriman, agar dalam cara hidup dan cara bertindak dimana pun senantiasa lebih mengutamakan kehendak dan perintah Allah daripada adat-istiadat manusia. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua: hendaknya dalam dan dengan semangat iman kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus kami harapkan kita lebih setia terhadap sabda dan ajaran-Nya daripada aneka nasihat, saran dan petunjuk manusia. Secara umum kami ingatkan; hendaknya dalam dan semangat cinta kasih kita melaksanakan aneka tatanan dan aturan, karena hemat saya tatatan dan aturan dibuat berdasarkan cintakasih demi cintakasih.

"Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya TUHAN Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini! Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan: nama-Ku akan tinggal di sana; dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini” (1Raj 8:28-29). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua, umat beragama atau beriman untuk senantiasa “berpaling kepada Tuhan” dalam cara hidup dan cara bertindak dimana pun dan kapan pun. Ingatlah dan sadari serta hayati bahwa Tuhan telah menciptakan kita serta senantiasa menyertai perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Penyertaan-Nya antara lain dapat kita temukan dalam aneka perhatian, sapaan dan sentuhan saudara-saudari kita sebagai perwujudan kasih mereka kepada kita. Maka hendaknya senantiasa memiliki sikap terbuka terhadap saudara-saudari kita; dengan rendah hati menerima perhatian, sapaan dan sentuhan mereka, serta kemudian kita tanggapi dengan penuh syukur dan terima kasih. Kita juga diharapkan tidak pernah melupakan doa-doa harian seraya menghaturkan pujian, syukur dan terima kasih maupun permohonan-permohonan kepada Tuhan. “Dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini”. Dimana pun dan kapan pun kita dapat berdoa sesuai dengan kesempatan dan kemungkinan serta kebutuhan kita masing-masing, tidak hanya berdoa di tempat-tempat doa saja. Secara khusus kami berharap kepada mereka yang akan dan sedang melakukan perjalanan atau bepergian, hendaknya tidak lupa berdoa mohon perlindungan dan pendampingan Tuhan dalam perjalanan sehingga selamat sampai di tujuan. Dengan berdoa sebelum bepergian berarti anda sekaligus akan dimotivasi untuk berhati-hati selama di perjalanan. Berjalan dan bepergianlah dalam dan bersama Tuhan agar anda selamat sampai tujuan atau sasaran. (arsip renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ)

Antifon Komuni (Mzm 84:11)

Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy